1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Legend/Myth Two Great Chinese Legend - Facts and Fiction

Discussion in 'History and Culture' started by Kurenai86, Mar 30, 2010.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Kurenai86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 26, 2010
    Messages:
    548
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +5,213 / -0
    iya, dong...
    kan di depan udah ditulis, mereka pake diceburin ke sungai segala dalam perjalanan pulang sampai KITABNYA BASAH SEMUA.
    coba baca aja ebooknya yang bahasa inggris, sudah ada threadnya di bagian ebook, judulnya 'Journey to the West'

    buat yang post di bawah...
    kalo liat di peta, West (Barat)-nya China kan India, bro...kalo ngga salah, lewat jalur sutra juga, lho (Gurun Taklamakan - tempat Deok Man kecil dalam cerita The Great Queen Seon Deok tumbuh besar selama 15 tahun), pas episode yang di gurun pasir (cerita Putri Kipas kalo ngga salah).
    Terus episode2 belakang (versi 1986 dan 2009) liat aja kostum penduduk lokalnya... model2 Arab dan India, kan?
    he3...
     
    Last edited: Apr 5, 2010
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. nurend M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Dec 10, 2009
    Messages:
    6,979
    Trophy Points:
    226
    Ratings:
    +65,733 / -1
    emang ada yg beranggapan 2 agama itu bermusuhan ya?
    gw malah ga tau
    gw emang demen ntn kera sakti (meski ga pernah ampe beres), tapi baru tau sekarang maksudnya west tuh ternyata india

    BTW nice info
    :top:

    komen editan untuk post editan di atas gw:
    seperti gw bilang, gw lum pernah ntn ampe beres, makanya gw ga tau kl west yg dimaksud adalah india

    BTW: cendol udah melayang
     
    Last edited: Apr 5, 2010
  4. ich4n M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 25, 2009
    Messages:
    1,702
    Trophy Points:
    131
    Ratings:
    +816 / -0
    Di pelemnya pas awal" bukannya disebutin kan kalo baratnya itu daerah india walo sebenernya india itu g tepat berada di daerah baratnya cina tapi mungkin karena arah perjalannya menuju barat makany dkasih nama begitu. Lagipula sidharta itu kan keturunan bangsawan india bukan :???: Kadang kalo nonton pelemnya suka kesel sendiri :aghh: g sampe-sampe soalnya cina india kalo dilihat pake teknologi sekarang cuman itungan jam pake ilmu terbangnya si wu kong jg :lol: tapi kadang suka takjub juga kalo mikirin cina-india pake jalan kaki :hot::glek::dead: yah biarpun begitu emang g seru kali yah kalo langsung sampe jg tapi biarpun lama selesainya begitu ceritanya g terlalu ngebosenin IMHO :hmm:
     
  5. Kurenai86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 26, 2010
    Messages:
    548
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +5,213 / -0
    ^
    ^

    YA, Siddharta itu Pangeran di salah satu kerajaan di India (saat itu India terdiri dari banyak kerajaan kecil, belum gabung kayak sekarang)
    tujuan akhirnya India, sih, tapi masih bingung sama jalurnya di film...
    soalnya kalo nurut kostum aja, ada yang kayak daerah Mongolia/Nepal (hujan langka, pake baju rompi bulu2) pas cerita memanggil hujan lawan 3 siluman. Ada juga yang gaya Thailand (Pilgrimage 2009, di negeri wanita)...
    jadi jalurnya lewat Utara apa selatan, ya...apa zig-zag gitu?
    Terus si Niu Mo Wang (Raja Iblis Kerbau) disebut-sebut dari Da Li (negaranya Duan Yu di Demi God Semi Devil). jangan2 marganya ternyata juga 'Duan' tuh:tkp1:
    hemmm... namanya juga film, ya, suka2 sutradara ajalah. maksudnya buat nunjukin kalo settingnya ngga cuman China aja, kali

    eniwei, FSB-nya dilanjutin ya
    Bab 3: Da Ji datang ke Istana
    -----------------------------

    Chong Houhu menderita kekalahan yang sangat besar. Di kemahnya, ia sangat sedih melihat sisa-sisa kekuatannya yang dihancurkan pasukan Jizhou. Salah satu jendralnya yang bernama Huang Yuanji mengusulkan agar tuannya segera meminta bantuan pasukan kepada Ji Chang. Namun Chong Houhu tatap menolak usulan itu; malahan mengatakan bahwa Ji Chang akan menerima hukuman dari raja karena tidak mengirimkan bantuan yang dijanjikannya.

    Lalu di kemah pasukan Shang beredar kabar bahwa sejumlah pasukan datang dengan kekuatan besar. Namun akhirnya diketahui bahwa yang datang adalah tidak lain adik kandung Chong Houhu - Chong Heihu; yang dijuluki si harimau hitam (Heihu = harimau hitam*) - beserta 23.000 pasukannya. Chong Heihu adalah bangsawan (marquis) Caozhou. Ia terkenal dengan kesaktiannya menggunakan sihir. Kali ini, Chong Heihu datang untuk membantu kakaknya dalam peperangan dengan Jizhou. Setelah menggabungkan kekuatan, akhirnya pasukan besar berangkat ke Jizhou yang dipimpin sendiri oleh Chong Heihu.

    Berita mengenai kedatangan pasukan si harimau hitam akhirnya sampai ke telinga pasukan Jizhou. Su Hu yang telah mengetahui reputasi si harimau hitam seketika menjadi lemas dan ketakutan. Tidak seperti ayahnya, Su Quanzhong tidak menunjukan ketakutan terhadap si harimau hitam. Segera ia mempersiapkan pasukan dan pergi ke luar tembok kota untuk menantang duel Chong Heihu.

    Sebenarnya kedatangan Chong Heihu kali ini bertujuan untuk berdialog mengenai situasi sekarang dengan Su Hu; karena Chong Heihu dan Su Hu adalah teman lama. Namun kedatangan Chong Heihu disambut Su Quanzhong yang langsung menyerang dengan kapak naganya. Akhirnya keduanya berduel dengan sengit. Chong Heihu mempunyai sebuah botol/kendi* (botol yang berbentuk seperti kacang - dalam bahasa Indonesia disebut labu kali, ya) yang selalu dibawa di punggungnya. Su Quanzhong mengetahui hal ini dan menduga bahwa kendi tersebut mungkin salah satu benda sakti. Benar saja, seketika Chong Heihu membuka kendinya dan keluarlah asap hitam mengelilingi medan duel; segera elang-elang gaib yang tak terhitung jumlahnya turun dari langit dan segera mematuki tubuh Su Quanzhong. Maka tertangkaplah Su Quanzhong oleh si harimau hitam.

    Mendengar kekalahan puteranya, hancurlah harapan Su Hu dan ia diliputi kegalauan luar biasa. Sampai akhirnya ia memutuskan bahwa satu-satunya jalan adalah dengan membunuh dirinya sendiri dengan sebelumnya juga membunuh istri dan dan anak gadisnya. Su Hu berpikir bahwa ini adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kehormatannya. Karena meskipun mereka menyerah kepada pasukan Shang, toh pada akhirnya mereka akan dihukum mati karena pemberontakan. Dengan niat itu, Su Hu segera pergi menumpulkan istri dan putrinya. Ia telah memegang sebilah pedang dan bersiap untuk menghabisi nyawa istri dan putrinya ketika seorang bawahannya melaporkan bahwa Chong Heihu kembali datang ke gerbang kota dengan membawa pasukannya.

    Su Hu akhirnya menunda niatnya dan segera memerintahkan pasukannya untuk mempersiapkan barisan pertahanan. Chong Heihu yang memang datang dengan misi damai menolak untuk terlibat duel fisik; akhirnya ia pun mundur ke kemahnya dengan kecewa. Di kemahnya ia memerintahkan agar pasukannya memotong jalur persediaan pasukan Jizhou. Dengan cara ini, diharapkan pasukan Jizhou akan kelaparan sehingga moralnya melemah dan akhirnya menyerah kepada Shang tanpa perlu ada perang fisik.

    Pada saat-saat ini, ketika Jizhou di ambang kehancuran, tiba-tiba muncul bantuan tak terduga; ibarat datang dari langit...

    Zheng Lun datang ke Jizhou dan menawarkan bantuan kepada Su Hu. Zheng Lun adalah seorang pendekar sakti yang berguru di pegunungan Kunlun. Salah satu kesaktiannya adalah memimpin ribuan pasukan burung gagak hitam. Senjatanya adalah sepasang gada emas yang diberi nama gada pemusnah iblis.

    Dengan memimpin 3000 pasukan burung gagak hitamnya, Zheng Lun segera berangkat ke medan perang untuk menantang Chong Heihu. Chong Heihu melihat Zheng Lun yang berwajah ungu seperti buah plum; dan berambut ibarat jarum-jarum emas. Pertarungan sengit antara kedua pendekar sakti itu pun dimulai. Kapak emas Chong Heihu beradu kekuatan dengan gada emas Zheng Lun. Segera, Zheng Lun menyadari keberadaan kendi merah di punggung Chong Heihu. Sadar bahwa ini adalah sumber kesaktiannya, Zheng Lun mengeluarkan ilmu sihirnya; yaitu semburan pencuri nyawa yang keluar dari kedua lubang hidungnya. Chong Heihu yang tidak bisa menahan sihir ini akhirnya jatuh tak sadarkan diri. Zheng Lun yang keluar sebagai pemenang tidak membunuh musuhnya. Chong Heihu ia serahkan kepada Su Hu sebagi tawanan. Setelah menyerahkan Chong Heihu kepada Su Hu, Zheng Lun pun pamit untuk kembali ke pegunungan Kunlun.

    Sebagai tawanan, Chong Heihu diperlakukan amat baik oleh Su Hu. Hal ini membuat Chong Heihu bersimpati kepada Su Hu. Kabar ini pun sampai ke telinga saudaranya, Chong Houhu. San Yisheng, seorang mentri bawahan Ji Chang datang kepada Chong Houhu dan mengusulkan agar sebuah surat pengampunan dikirim kepada Su Hu. Di mana surat itu berisi pesan bahwa Su Hu harus menyerahkan putrinya dengan segera; namun Su Hu akan tetap diberikan gelar bangsawan (marquis) Jizhou - sebagai hadiah dari Chong Houhu atas kebaikannya terhadap Chong Heihu.

    Maka pergilah San Yisheng ke Jizhou untuk secara pribadi menyerahkan surat itu. Ketika membacanya, Su Hu menjadi sangat senang dan merasa dirinya telah lolos dari bahaya. Maka ia pun mengadakan perjamuan untuk tamunya itu dan menghadiahinya dengan emas dan sutra. Keesoka harinya, Su Hu segera mempersiapkan segala sesuatunya; sebab ia sendiri yang akan mengantarkan anak gadisnya ke istana.

    Bersambung...
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 7, 2010
  6. Wu_Que Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 6, 2010
    Messages:
    71
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +29 / -0
    dua dua nya uda di-manga-kan. Feng Seng Bang di-manga-kan dgn judul Hoshin Engi, dan Xi You JI dgn judul SAiyuki dan Saiyuki Reload... Eh, kalo tidak salah baca, 2 kisah ini melengkapi empat epik paling terkenal di China, duanya lagi yaitu San Gua Shi Dai ( romance of three kingdom) dan Shui Hu Zhuan ( legenda 108 pendekar Liang Shang dong)..
    Oh ya, guru ane juga pernah cerita, empat tokoh Xi YU JI mewakili satu orang manusia dalam Buddhisme, Bhiksu TOng mewakili kata Tathagatagarbha ( dalam diri seorang manusia terdapat benih ke_Buddhaan), Go Kong mewakili kata nakal dan liar, Ba jIe mewakili kata buaya darat dan cinta, sementara Sha Jie mewakili kata setia dan kebodohan....CMIIWW
     
  7. yau_chang Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 20, 2008
    Messages:
    96
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +10 / -0
    nih setau gw ya
    sungokong dkk tuh tidak ada
    sedangkan biksu yg ngambil kitab suci ke india tuh emang ada
    terus kenapa ada muncul sungokong dkk tuh hanya mewakili sifat sang biksu yg pergi mengambil kitab
    sang biksu masih punya sifat pemarah kaya sungokong, nafsu kaya patkai gitu ketika menganil kitab suci
    ke 3 muridnya tuh hanya fiksi dari sifat sang biksu
    sry kalo salah, nih juga gw dengar dari orang juga
     
  8. Kurenai86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 26, 2010
    Messages:
    548
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +5,213 / -0
    @ Wu Que dan Yau Chang
    ya, di depan sudah dijelaskan, Biksu Tang memang ada, tapi SWK dan lainnya ngga ada.
    mereka (ini tafsiran saya, lho ya...) mewakili apa yang ada dalam diri manusia
    - Sun Wu Kong mewakili pikiran yang selalu berubah (72 ilmu perubahan), lincah, cepat (awan jungkir balik), cenderung egois, lancang, pemarah dan sombong. posisi sebagai pembuka jalan menunjukkan kalau dalam diri manusia semua selalu diawali oleh pikiran. (hayo... ada yang suka ngomong atau bertindak tanpa dipikir dulu, ngga?) ---> kayaknya di novel juga SWK disebut2 juga sebagai "Mind Ape", jadi tafsiran ini kayaknya benar, deh.
    - Ba Jie mewakili naluri (karena berlebihan dalam diri Ba Jie jadi sering dianggap nafsu, sih) dasar manusia untuk hidup, yaitu makan, istirahat, nafsu seksual, dll. posisi sebagai penuntun kuda menunjukkan naluri menuntun tubuh agar bisa terus hidup. Yang ini di novel juga ada, disebut sebagai "Nature Pig".
    - Sa Sheng mewakili logika dan nurani yang sopan, jujur, polos, penurut, dan setia. Ini menurut saya, tapi yang namanya logika bukannya baru diperoleh dari pelajaran? orang mana tahu kalau gula itu manis kalau belum pernah makan gula. Jadi karena itu terkadang dianggap seperti orang bodoh (tanpa inisiatif, kebanyakan yang diucapkan Sa Sheng selalu diawali : 'kata guru,...').
    Logika juga mudah tenggelam kalau orang sudah dikuasai dengan pikiran atau naluri (mis: orang yang marah sering melakukan hal yang disesalinya begitu kemarahannya reda ---> logikanya ngga jalan, sih). orang yang kelaparan kalau kepepet akan melakukan perbuatan jahat (mis: mencuri demi makan ----> ngga berpikir kalau nantinya akan dipenjara dan sebagainya karena logika sudah tenggelam).

    he3... ini cuma sharing pendapat, kalau ada yang berpendapat lain silahkan saja.
    di sini ngga ada yang paling benar atau salah, kan setiap orang boleh punya pendapat masing-masing.
    Saya malah senang banget kalau ada yang kasi pendapat kayak bro berdua, itu berarti thread saya ada yang perhatiin.

    Oya, jangan nge-junk yah...
    entar dilempar bata (khe...khe...khe...)
     
    Last edited: Apr 7, 2010
  9. VinBaik M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Sep 27, 2008
    Messages:
    234
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +263 / -0
    Kalo yang aku tahu ada 3 'akar kejahatan' di dalam diri manusia,
    dan biasanya salah satu sifat lebih menonjol dibanding yang lain
    Dalam film Journey to the West, masing-2 sifat digambarkan oleh murid-2 Bhiksu Tong sbb :
    - Kebencian --> disimbolkan sebagai Sun Go Kong
    - Keserakahan --> Ba Jie/Ti Pat Kai
    - Kebodohan Batin --> Sa Sheng

    :piss:
     
    Last edited: Apr 7, 2010
  10. Kurenai86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 26, 2010
    Messages:
    548
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +5,213 / -0
    Mungkin juga, ya...(Dosa, Lobha, dan Moha...)
    terus Irsia (iri hati dan dengki)-nya di mana?
    apa kudanya, ya?
    he3... biar lengkap jadi Catur Mara deh
     
  11. VinBaik M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Sep 27, 2008
    Messages:
    234
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +263 / -0
    Hehe, bener Lobha Dosa Moha
    Kalo di aku cuma ada 3 aja,
    Irsia mungkin termasuk ke dalam Lobha (sepertinya cocok deh ma Ti Pat Kai yang sering iri ma Wu Kong)
    Kalo Kudanya.... hehe gak tau juga deh :hehe:
     
    Last edited: Apr 7, 2010
  12. Wu_Que Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 6, 2010
    Messages:
    71
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +29 / -0
    @kurenai... IMO, irsia memang juga salah satu 4 catur mara... namun, dalam literatur lainnya, lebih sering disebutkan 3 akar kejahatan seperti yang dibilang bro Vin.. yaitu Dosa Lobha dan Moha...CMIIWW
     
  13. Kurenai86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 26, 2010
    Messages:
    548
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +5,213 / -0
    itu yang ada gambarnya, terus di tengah dilambangin ular (kebencian), ayam jago (keserakahan), sama babi (kebodohan), ya?
    tapi menurutku sih SWK ngga melulu kebencian sih, soalnya kalo aq liat justru SWK model yang over optimis, ke-pede-an, dan selalu menggampangkan masalah. cenderung sombong dan licik juga. Kebenciannya baru muncul kalo dia disebut2 Ba Jie sebagai Bi Ma Wen... he3... itu kata2 tabu buat dia...

    Yang paling berkesan dan memperlihatkan kalo dia model yang suka menggampangkan masalah, yaitu saat diperingati sama 'Duty God of the Day' (bingung terjemahan indonesianya apa, ya) kalau di gunung ada banyak siluman pemakan manusia. Jawabannya apa, coba?
    dia malah nanya balik, siluman itu kalo makan orang dari kepala dulu apa dari kaki dulu? :hahai::hahai::hahai:
    soalnya kalo dari kepala dulu langsung mati dan ngga merasa sakit lagi, jadi badannya mau diapain juga udah ngga kerasa. Nah kalo dari kaki dulu bukannya bakal menderita kesakitan berkepanjangan dulu...:panda:

    Feng Shen Bang dilanjutkan, ya
    Bab 4: Siluman Rubah membunuh Da Ji
    -------------------------------------

    Chong Heihu berjanji akan segera mengembalikan putra Su Hu setelah dirinya sampai ke kemah Shang. Dengan saling memberi hormat, Mereka berdua berjanji untuk tidak saling mencampuri urusan masing-masing. Ini dilakukan sebagai penanda bahwa perseteruan di antara mereka telah berakhir.

    Setelah Chong Heihu tiba di kemah Shang, ia menjelaskan perjanjian yang telah ia buat dengan Su Hu kepada saudaranya (Chong Houhu). Si harimau hitam juga mengecam tindakan gegabah kakaknya; dan ia akhirnya bersumpah untuk tidak akan menemui kakaknya lagi. Segera setelah itu, Chong Heihu pergi meninggalkan kemah Shang untuk kembali ke Caozhou. Di kemah Shang, Choung Houhu merasa sangat malu dan menyesali tindakannya. Maka ia berencana untuk meletakkan jabatan dan gelarnya segera setelah membuat laporan kepada raja Zhou.

    Sesuai dengan janji Chong Heihu, putra Su Hu, Su Quanzhong akhirnya dikembalikan ke Jizhou. Su Hu menyambut kepulangan putranya dengan gembira serta menceritakan tentang perjanjian yang telah ia sepakati dengan kerajaan. Su Hu juga menyerahkan kepemimpinan Jizhou kepada putranya selama ia pergi ke ibukota. Su Hu lalu masuk ke kediamannya untuk berdiskusi dengan istrinya. Keesokan paginya, Su Hu beserta putrinya keluar dari kediaman untuk segera berangkat ke ibukota. Daji naik ke atas tandunya dengan berlinang airmata. Setelah semua siap; berangkatlah Su Hu dan rombongan itu meninggalkan Jizhou. Iring-iringan itu dikawal 3000 tentara dan 500 pegawai sipil; dan akan menempuh perjalanan berhari-hari sebelum tiba di ibukota.

    Setelah beberapa hari perjalanan, rombongan itu tiba di sebuah daerah bernama Enzhou. Di sini, mereka akan beristirahat untuk beberapa malam dan mengisi ulang persediaan. Dalam beberapa tahun terakhir, di Enzhou ada rumor tentang seekor siluman rubah yang cukup berbahaya bergentayangan di daerah itu. Su Hu yang mendengar rumor ini menjadi khawatir dengan keselamatan putrinya. Maka ia pun selalu berjaga sepanjang malam sambil membaca buku-buku strategi militer. Tiba-tiba pada malam ke-2, seluruh lilin di kediaman itu berkedip seperti ditiup angin; seperti ada sesuatu hawa yang melewati kediaman itu. Dan terdengar teriakan orang yang mengaku melihat seperti hantu terbang masuk ke kediaman mereka.

    Su Hu yang sedang terjaga segera mengambil lentera dan tombak besinya; dan segera berlari menuju kamar Daji yang terletak di belakang kediaman itu. Namun di tengah perjalanan, lentera yang dibawanya padam sehingga ia terpaksa meminta pengawalnya agar diambilkan lentera lain. Setelah mendapatkan lentera baru; Su Hu bergegas menuju kamar Daji. Ketika ia memasuki kamar putrinya, Su Hu mendapati bahwa putrinya baik-baik saja; dan baru saja terbangun karean kegaduhan yang ditimbulkan ayahnya. Setelah memastikan putrinya aman, Su Hu pun kembali ke ruangannya dengan perasaan tenang. Namun tanpa sepengtahuan Su Hu, sesungguhnya siluman rubah berumur 1000 tahun telah berhasil merasuki raga Daji ketika Su Hu sedang sibuk mengganti lenteranya yang padam.

    Beberapa hari kemudian, rombongan tersebut meninggalkan Enzhou dan melanjutkan perjalanan ke ibukota. Di ibukota, rombongan Su Hu disambut oleh pangeran Huang Feihu (Harimau terbang kuning). Su Hu bersama putrinya dibawa ke aula respsi emas; dan pasukan pengiringnya berkemah di luar tembok ibukota. Di tempat ini hadir pula Fei Zhong dan You Hun; di mana mereka kesal karena Su Hu tidak memberikan mereka hadiah (sogokan). Maka mereka pun berencana menghasut raja Zhou agar Su Hu dihukum mati keesokan harinya.

    Keesokan harinya, Su Hu dan putrinya pergi menghadap raja Zhou. Su Hu pergi menghadap dengan mengenakan pakaian terhukum sebagai bentuk penyesalan atas kesalahannya di masa lalu; ia juga berkata bahwa dirinya pantas dihukum mati. Namun perdana mentri Shang Rong segera memberikan pembelaan bagi Su Hu. Berkat pembelaan Shang Rong, Fei Zhong, yang juga hadir di situ, berkata bahwa Daji harus diserahkan kepada raja sebagai tebusan kesalahan Su Hu. Fei Zhong mengakui bahwa putri Su Hu sungguh cantik. Namun jika ternyata Daji tidak memberikan yang terbaik bagi raja, maka kepala keduanya (Su Hu dan Daji) akan dipajang di gerbang ibukota. Daji lalu membungkuk dan memberi hormat kepada raja Zhou. Dalam hatinya, raja Zhou tidak dapat menahan pesona kecantikan dan keanggunan Daji yang luar biasa. Raja Zhou pun dengan segera mengampuni kesalahan Su Hu dan mengembalikan semua gelarnya. Raja Zhou lalu menggandeng tangan Daji dan mereka berdua pergi ke istana panjang umur untuk menikmati malam pertamanya.

    Setelah hari ini, raja Zhou tidak lagi mengurusi urusan-urusan pemerintahan. Segala urusan sipil dan militer diserahkan kepada mentri-mentrinya. Dari waktu ke waktu raja Zhou hanya menikmati kesenangan duniawi bersama selir barunya. Inilah awal kejatuhan dinasti Shang.

    Bersambung...
     
    Last edited: Apr 8, 2010
  14. Karel M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 13, 2009
    Messages:
    2,520
    Trophy Points:
    176
    Ratings:
    +1,244 / -0
    waaah,ada thread hebat di sini:sembah:

    Orang awam mau tanya:piss:
    Kalo biksu tang nya sendiri ada kelemahan manusiawinya gak(emosi):???:
    Soalnya dari beberapa cerita JTTW,keliatannya tang san tzang malah "takut" ama peraturan dan gak percayaan yaaaa:???:

    Makasih....
     
  15. Kurenai86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 26, 2010
    Messages:
    548
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +5,213 / -0
    gyaaaa... hebat apaan, sih???
    ya ada, lah...namanya juga manusia, kan, belum jadi Buddha
    justru kalo baca novelnya (ada ebooknya bahasa inggris di thread ebook) Tang San Cang-nya digambarin kayak Nobita..........cengeng, pesimis, lemah, dll

    he3...pernah nonton Pilgrimage to the West 2009? yang tayang di Indosiar itu...di thread TV seri sudah ada (sayang blm ada terjemahannya). di situ Tang San Cang-nya jauh lebih baik penggambarannya dari versi sebelum2-nya...tonton sendiri dan buktikan bedanya!
     
  16. Karel M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 13, 2009
    Messages:
    2,520
    Trophy Points:
    176
    Ratings:
    +1,244 / -0
    Yang di indosiar siiih saya tonton tiap hari:top::haha:
    Penggambarannya emang lebih bagus yang di indosiar,lebih bijaksana:sembah:

    Naaaah,kalo di cerita yang dulu,pas ada batu 7 emosi kalo gak salah,yang cobaan terakhir...
    Kok gak mempan yaaaa:???:
     
  17. Kurenai86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 26, 2010
    Messages:
    548
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +5,213 / -0
    ^
    ^
    ceritanya gimana, ya?
    itu versi apa? kayaknya pernah denger tapi udah lupa yang mana, ngga berkesan sih...saking banyaknya versi
    soalnya yang aq tahu d novel ngga ada batu 7 emosi. Terus yang aku ikutin ceritanya versi 1986 sama 2009 (udah DL komplit). Habis yang versi lain suka ngaco ceritanya, menyimpang banget dari buku, jadi abis nonton ngga berapa lama udah lupa...

    aku paling suka Biksu Tang versi yang Pilgrimage dibanding yang versi lain, soalnya:
    1. ngga se-pengecut dan se-Nobita versi novel (yang versi '86 niru novel)
    2. Tapi juga lebih manusiawi dan lebih ekspresif dari versi Hongkongnya Dicky Cheung. Di situ gurunya kayak patung (gitu kok dibilang cool??? :swt:). bisanya cuman berdoa dan bilang 'isi adalah kosong dan kosong adalah isi...'. (maaf buat penggemar versi Dicky..)
    3. Yang versi Pilgrimage paling pas sama bayanganku tentang Tang San Zang yang (aslinya) tanpa SWK sanggup menempuh perjalanan dari China ke India cuma pake kuda. Perhatiin aja, siluman2 yang nangkep dia bisa diceramahin sampai gelagapan (Hung Hai Er malah sampai nangis!).

    yang lebih lucu lagi, aku pernah baca di forum lain, ada yang bilang Sang Buddha versi Pilgrimage ngga kelihatan bijaksana... kenapa coba alasannya?
    Terlalu 'Kurus'! ha3... emang ada umat Buddha yang nyebutin kalo Buddha 'Gemuk'? Emang bijaksana enggaknya dilihat dari ukuran tubuh? ya ampunnnnn, terlalu terpengaruh sama film2 sebelumnya tuh! rupang2 buddha di sini (mis: di Borobudur) bukannya ukuran tubuhnya standar, ya? apalagi, coba kalau lihat rupangnya Sang Buddha setelah menyiksa diri. Nih:
    [​IMG]
    he3...jadi, jangan lihat orang cuma dari penampilan, ya

    Tambahan: kuis!! Hayo, siapa yang tahu arti nama dari Sun Wu Kong dkk??
    yang pertama bisa jawab dikasih ijo2!!!
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 9, 2010
  18. Karel M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 13, 2009
    Messages:
    2,520
    Trophy Points:
    176
    Ratings:
    +1,244 / -0
    Kalo gak salah yang versi taun 96-98 an....
    Rintangan terakhir....

    Ternyata banyak yang ditambahin yaaaa:???:
    Yang paling persis ama novelnya yang mana yaaa:???:
    Kayaknya perlu belajar lebih banyak saya:doa:

    Sun - Monyet
    Wukong - Kekosongan:hahai:

    Di rate 5 ahhhhh:lalala::top:
     
  19. Kurenai86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 26, 2010
    Messages:
    548
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +5,213 / -0
    Yang paling taat versi 1986 (25 episode), terus ditambah tahun 2000 (16 episode) ---> versi 2000 menambah versi 1986 biar lengkap pas sesuai bukunya. oya, yang buat CCTV

    Yang lain??? masa Sun wukong doang? mana Zhu Bajie, Sha Wujing, dll
    emmm belum lengkap kayaknya, soalnya kata 'Wu'-nya sendiri ada artinya

    Feng Shen Bang-nya dilanjutin dulu, deh
    Bab 5: Usaha sia-sia Guru Awan
    --------------------------------

    Di pegunungan Zhong Nan, hiduplah seorang petapa taoist yang kesaktiannya mendekati dewa. Dia dikenal dengan nama si Guru Awan. Suatu hari Guru Awan pergi mengendarai awannya (awan kinton) ke tebing harimau untuk mengumpulkan berbagai tanaman obat. Dari tebing itu, ia melihat ke arah Zhaoge (ibukota) dan ia menyesalkan ulah siluman rubah jahat di kota itu. Maka ia berniat melakukan sesuatu untuk menolong dinasti dari kehancuran. Guru awan menginstruksikan seorang muridnya agar memotong cabang sebuah pohon PINE. Dari cabang pohon itu, dibuatlah sebilah pedang kayu yang lalu diberi mantra oleh guru awan. Dan pada waktu yang sudah ditentukan, ia berangkat ke ibukota.

    Kira-kira 10 bulan telah berlalu sejak kedatangan Daji ke istana. Dan sudah selama itu pula raja Zhou tidak pernah tampil di depan publik. Segala urusan kerajaan dilimpahkan kepada mentri-mentrinya. Setiap hari, raja Zhou hanya bersenang-senang dengan selir mudanya.

    Suatu hari, pejabat tinggi Mei Bo pergi menemui perdana mentri Shang Rong dan wakil perdana mentri Bi Gan. Mereka mendiskusikan keadaan yang semakin parah dan bagaimana langkah selanjutnya. Lalu diputuskan raja Zhou akan diundang dalam rapat kepengurusan negara. Karena diundang secara resmi, mau tak mau raja Zhou ikut hadir dalam pertemuan itu. Raja zhou merasa tidak senang dikelilingi oleh para pejabat istana yang masing-masing membawa tumpukan laporan yang harus dibaca raja. Tidak berapa lama, raja Zhou memutuskan untuk meninggalkan ruang pertemuan sehingga ia bisa kembali bersenang-senang dengan Daji. Namun semua pejabat istana yang hadir memohon agar raja Zhou melupakan sejenak kesenangannya dan serius menangani masalah pemerintahan. Raja Zhou segera menghardik para bawahannya itu; dan berkata bahwa masalah yang sedang terjadi pada negara ini ibarat sekedar penyakit kulit yang akan hilang dengan sendirinya seiring waktu; dan masalah kehadirannya dalam urusan pemerintahan tidak akan berpengaruh terhadap nasib dinasti. Raja Zhou juga mengharapkan agar para bawahannya lebih giat dalam bekerja mengatur pemerintahan. Para bawahannya pun diam dan tidak berani membantah. Tiba-tiba datang seorang utusan masuk ke ruang pertemuan itu dan berkata bahwa seorang pendeta Tao telah datang dan berharap untuk menghadap raja Zhou. Raja Zhou menyetujuinya dan mempersilakan pendeta Tao itu untuk menghadap.

    Pendeta Tao ini tak lain adalah si guru awan. Di hadapan raja Zhou, guru awan membuka pembicaraan dengan memuji raja Zhou; bahwa raja adalah seorang yang mempunyai hati sebebas awan dan pikiran sejernih air yang mengalir. Senang dengan perkataan tersebut, raja Zhou mempersilakan pendeta tersebut untuk duduk di sampingnya. Lalu obrolan mereka berlanjut; si pendeta Tao menjelaskan panjang lebar mengenai ajaran dan jalan Taoisme. Akhirnya si pendeta Tao lalu berkata bahwa ada siluman jahat bernaung di istana ini. Ia juga berkata apabila siluman ini tidak segera dimusnahkan, dinasti Shang akan tertimpa bencana dan kematian. Setelah berkata demikian, akhirnya pendeta Tao itu mengeluarkan sebilah pedang kayu seraya membuka identitas aslinya sebagai Guru awan. Pedang itu lalu diserahkan kepada raja Zhou dengan berpesan bahwa pedang tersebut harus digantung di pilar utama istana. Dengan cara ini, siluman rubah tersebut akan musnah dalam waktu 3 hari. Raja Zhou segera memerintahkan bawahannya agar pedang kayu tersebut segera digantung di pilar utama istana.

    Raja Zhou sangat berterima kasih kepada guru awan atas perhatiannya terhadap nasib dinasti. Raja Zhou juga menawarkan kedudukan di istana dan jaminan kesejahteraan bagi keluarga dan keturunannya. Namun guru awan dengan halus menolak semua tawaran itu. Guru awan berkata bahwa ia sudah bahagia dengan kesederhanaan hidupnya; dan tidak ingin terlibat dalam urusan keduniawian lagi. Raja Zhou memakluminya. Segera setelah itu, guru awan memberi hormat dan pamit dari hadapan raja Zhou untuk kembali ke pegunungan Zhong Nan.

    Suatu ketidakberuntungan bagi para pejabat istana, ternyata pertemuan dengan guru awan membuat raja Zhou letih. Sehingga raja Zhou harus kembali ke kediamannya untuk beristirahat. Di kediamannya raja Zhou mendapati Daji sedang duduk di ranjangnya; Daji menderita sakit yang tidak biasa. Hal ini membuat raja Zhou sangat cemas. Kepada raja Zhou, Daji berkata bahwa badannya akan terasa seperti terbakar dan shock tiap kali ia memandang pedang kayu yang digantung di pilar utama. Mendengar ini, raja Zhou segera menduga bahwa pendeta Tao tadi sengaja ingin mencelakakan Daji; bukan mengusir siluman jahat seperti yang dikatakannya. Maka, raja Zhou segera memerintahkan bawahannya agar pedang kayu tersebut diturunkan dan segera dibakar.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  20. saaya Members

    Offline

    Joined:
    Mar 7, 2010
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +3 / -0
    Ikutan, bos!
    gw tahu bedanya versi novel dan versi 1996, yaitu omongannya gokong waktu memperkenalkan diri

    versi novel, 1986, 2009 : Aku adalah Qitian Tashen yang 500 tahun lalu mengacau kayangan, Sun Gokong!

    versi Dicky Cheung 1996 dan Benny Chan 1998 : Aku adalah Raja Kera Tampan dari gunung Huaguo gua Suilian, Sun Gokong!

    :semangat: :listen: :semangat:
     
  21. Kurenai86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 26, 2010
    Messages:
    548
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +5,213 / -0
    Kok ngga ada yang kasi komen tentang Feng Shen Bang?
    ngga ada yang minat, ya?

    lanjutannya dulu, deh
    Bab 6: Siksaan Pilar Api
    -------------------------

    Akhirnya pedang kayu tersebut habis terbakar menjadi abu. Segera setelah itu, kondisi Daji membaik dengan cepat.

    Tanpa diketahui orang, sebenarnya guru awan masih berada di ibukota untuk melihat perkembangan selanjutnya. Namun, akhirnya ia mengetahui bahwa usahanya sia-sia. Dinasti Shang tidak dapat diselamatkan dari kehancuran. Dengan sedih, iapun memutuskan untuk pulang ke pegunungan Zhong Nan. Sebelum meninggalkan ibukota, guru awan menulis sebuah puisi pendek pada dinding menara pengawas dekat pasar. Puisi ini sengaja diletakan di dekat pasar agar banyak orang bisa membacanya; sehingga yang membaca akan mengetahui nasib yang akan menimpa mereka (dinasti Shang).

    Segera banyak orang membaca puisi tersebut dan mencoba mengartikannya. Namun tidak ada yang berhasil mengartikan puisi tersebut. Lalu datanglah seorang terpelajar; dia adalah guru besar Du Yuanxian. Ia membaca puisi itu, namun hanya mengerti setengah dari artinya. Berdasarkan apa yang ia tangkap dari puisi tersebut, guru besar Du Yuanxian kembali ke kediaman pribadinya dan menulis laporan tentang ramalan masa depan dinasti Shang apabila siluman jahat di istana tidak segera dilenyapkan. Laporan tersebut kemudian ia serahkan kepada perdana mentri Shang Rong supaya bisa disampaikan langsung kepada raja Zhou. Shang Rong pun segera pergi menghadap raja Zhou.

    Raja Zhou membaca laporan itu dengan seksama, dan iapun menanggapi serius bahwa laporan itu benar adanya. Namun raja Zhou memutuskan untuk meminta pendapat selir kesayangannya mengenai laporan itu. Daji mengatakan kepada raja Zhou bahwa si pendeta Tao itu sesungguhnya adalah penyihir jahat yang ingin membuat kacau dinasti dengan cara menyebarkan ketakutan di kalangan rakyat. Daji juga mengatakan bahwa Du Yuanxian bersekongkol dengan penyihir dalam menebar ketakutan di masyarakat. Maka dari itu Du Yuanxian harus dihukum mati.

    Mendengar usulan ini, perdana mentri Shang Rong segera membela Du Yuanxian dengan berkata; bahwa apabila Du Yuanxian dihukum, tindakan ini merupakan suatu pelecehan terhadap kesetian Du Yuanxian; terlebih, seluruh mentri akan bangkit membela orang tak bersalah ini. Namun raja Zhou yang sudah terhasut oleh selirnya, mengatakan bahawa eksekusi Du Yuanxian harus dilakukan untuk mencegah ketakutan lebih lanjut di masyarakat. Tanpa menunggu jawaban perdana mentri, raja Zhou segera memerintahkan prajurit untuk menangkap Du Yuanxian di kediamannya dan mengikatnya dengan tali dan rantai. Du Yuanxian lalu diseret ke gerbang istana untuk dieksekusi.

    Di situ, rombongan prajurit yang membawa Du Yuanxian distop oleh mentri agung Mei Bo. Mei Bo langsung meminta penjelasan kepada perdana mentri Shang Rong. Setelah mendengar penjelasan dari Shang Rong, Mei Bo seketika naik darah dan memaki Shang Rong atas sikapnya yang pengecut dan tidak berani menjunjung keadilan demi kelangsungan dinasti. Dengan emosi, Mei Bo menarik lengan Shang Rong dan keduanya pergi ke istana keabadian untuk menghadap raja Zhou. Di hadapan raja Zhou, Mei Bo tetap tidak dapat mengontrol amarahnya. Mei Bo memaki dan memprotes keputusan yang telah diambil raja Zhou. Tindakan ini jelas adalah lancang, sehingga raja segera memerintahkan agar Mei Bo ditangkap dan dihukum mati ditempat. Namun tepat sebelum pedang algojo menebas leher Mei Bo, Daji meminta raja Zhou agar Mei Bo ditahan di penjara. Karena Daji akan membuat suatu alat hukuman mati untuk eksekusi ini. Alat itu akan diberi nama 'pilar api'.

    Melihat situasi yang memburuk dan tindakan raja Zhou yang diluar batas kewajaran, Shang Rong menjadi tidak berkutik. Akhirnya Shang Rong mohon untuk pensiun dari jabatannya sebagai perdana mentri; dengan alasan ia takut di usianya yang sudah tua malah akan sering berbuat kesalahan yang merugikan dinasti. Permohonannya dikabulkan. Sore harinya, seluruh pejabat istana berkumpul di paviliun Chang Ting untuk mengucapkan perpisahan kepada seniornya yang akan segera meninggalkan istana. Shang Rong membuat sebuah puisi terakhir yang menggambarkan kesedihannya terhadap nasib dinasti Shang kelak; sebelum akhirnya ia pergi dengan meneteskan air mata.

    Beberapa hari berlalu, raja Zhou menerima laporan bahwa pembuatan pilar api telah selesai. Daji lalu pergi untuk memeriksa sendiri konstruksi pilar api yang dirancangnya. Puas dengan konstruksi pilar api, Daji tersenyum dan meminta raja Zhou agar pelaksanaan eksekusi Mei Bo segera dilakukan pada esok hari. Keesokan harinya di aula utama, Huang Feihu (Harimau kuning terbang) menatap heran kepada lebih dari 20 pilar yang dicat dengan warna merah darah. Ia bertanya-tanya mengapa benda seperti itu diletakkan di aula utama.

    Lalu datanglah beberapa prajurit yang membawa Mei Bo ke aula. Raja Zhou menyaksikan hal ini dari kursinya sambil tertawa dan membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Pakaian Mei Bo segera dilucuti dan tubuhnya diikat rantai ke sebuah pilar api. Dengan sebuah perintah, api disulut ke pilar tersebut. Teriakan Mei Bo bergema ke seluruh penjuru ruangan. Membuat semua orang normal yang mendengar merasa ngeri dan merinding. Namun raja Zhou dan Daji tertawa menikmati pemandangan tersebut. Sampai akhirnya jasad Mei Bo habis dimakan api.

    Melihat pemandangan yang mengerikan ini, Huang Feihu pergi meninggalkan tempat tersebut bersama berapa orang lainnya. Ia bertekad untuk melakukan apapun untuk menyelamatkan dinasti Shang dari kehancuran yang telah diramalkan.

    Seusai eksekusi keji tersebut, raja Zhou dan Daji kembali ke kediaman mereka lalu mengadakan pesta diiringi musik dan tari-tarian. Kegaduhan ini sampai ke telinga permaisuri Jiang. Sebenarnya permaisuri Jiang memendam kebencian terhadap selir Daji; terlebih dengan dibuatnya pilar-pilar api di aula utama atas usulan Daji. Maka, permaisuri Jiang memerintahkan pengawalnya untuk menyiapkan tandu. Ia hendak pergi menemui raja Zhou.

    Bersambung...
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.