1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

People sosiologi komunikasi massa

Discussion in 'Education Free Talk and Trivia' started by ichreza, Apr 22, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. ichreza M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 8, 2009
    Messages:
    838
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +8,787 / -0
    Sosiologi Komunikasi Massa


    Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa

    Setiap masyarakat membutuhkan sarana dan tata cara dalam berkomunikasi. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi massa.

    Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikais sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikais satu sama lain.
    Proses dan Model Komunikasi Massa

    Yang diartikan sebagai komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.

    Komunikasi massa mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya. Ciri-ciri itu terlihat pada pelaku komunikaisnya, pengalaman komunikasi yang dirasakan oleh para pelaku yang dimaksud, serta isi informasi yang disebarluaskan melalui poses komunikasi tersebut.


    TELAAH SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNIKASI MASSA
    Kajian Sosiologis mengenai Komunikasi Massa

    Telaah sosiologis terhadap fenomena komunikasi massa belum sepenuhnya berkembang seperti yang diharapkan. Penyebab yang terpenting antara lain karena luasnya masalah itu sendiri, di samping adanya beberapa orientasi atau tema yang mendominasi studi mengenai masalah ini pada masa yang lalu. Tema yang dominan itu adalah tentang efek-efek langsung media massa kepada individu dan publik, dan mengenai apa yang disebut sebagai masyarakat dan kebudayaan massa.
    Beberapa Pendekatan dalam Kajian Sosiologi Komunikasi Massa

    Seharusnya sosiologi komunikais massa mengkaji secara mendalam masalah-masalah pokok yang begitu luas, mengenai interaksi media massa dengan masyarakat media massa dengan institusi sosial yang lain, dan sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem sosial lainnya. Selain dengan tatanan masyarakat secara keseuruhan.

    Riset yang memetakan secara ditail pola yang menyeluruh dari perilaku komunikasi baik bagi seperangkat individu maupun lokasi tertentu.

    Riset yang berkenaan dengan hubungan (relationshp) antara model komunikasi.

    Riset yang berkenaan dengan distribusi kebutuhan komunikasi

    Riset yang lebih memperhatikan masalah bahasa komunikasi selain lisan dan tulisan

    Riset yang secara sistematik menggali dan memonitor sistem pengawasan dan pengendalian serta pemilikan faislitas-fasilitas komunikasi.


    FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
    Fungsi Surveillance dan Fungsi Korelasi

    Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara:

    Objektif
    Analisis isi dirumuskan dengan persis agar siapa saja yang menggunakan akan memperoleh hasil yang sama.

    sistematik
    Isi media massa yang akan dianalisis dipilih dengan cara yang telah ditetapkan

    sosiologis
    masalah yang akan dianalisis mempunyai relevansi dengan kehidupa kemasyarakatan.

    Analisis ini dapat menghaislkan pemahaman tentang pengiriman atau sumber pesan, kecerdasan, kepribadian, sikap, motif, nilai dan tujuan serta pengaruh dari kelompok. Namun perlu diperhatikan bahwa analisis isi tidak memberikan bukti yang langsung tentang sifat komunikator, khalayak ataupun efeknya.

    Sedangkan pendekatan analisis fungsional perhatiannya pada fungsi dan disfungsi komunikasi massa bagi kehidupan anggota masyarakat.


    Fungsi Pewarisan Budaya dan Fungsi Penghiburan

    Pendekatan institusional berpandangan bahwa kelembagaan yang mewadahi aktivitas komunikasi massa, ditentukan oleh sistem komunikasi yang berlaku pada masyarakat tertentu. Misalnya lembaga komunikasi massa di negara dengan sistem demokrasi, berbeda dengan yang berlaku di negara komunis.

    Salah satu cara menjadikan komunikasi sosial melembaga adalah komunikasi massa. Hal ini terjadi berkat adanya tata cara, prosedur serta aturan-aturan yang mengikat. Dengan demikian komunikasi sosial yang ada di tegah masyarakat terbentuk oleh berbagai ketentun tersebut di atas. Sehingga analisis mengeai bentuk-bentuk kelembagaan komunikasi massa adalah menyangkut masalah deteksi, deskripsi dan analisis tentang ekspektasi sosial.


    KOMUNIKASI SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL

    Pengertian Sistem Sosial

    Melalui fungsi surveillence, media massa memberikan informasi kepada masyarakat. Segala peristiwa dan kejadian, di mana saja di sekitar kita baik dekat maupun jauh hampir tidak pernah luput dari pemberitaan media massa. Contoh: pada waktu meletusnya Perang Teluk, masyarakat di seluruh dunia dapat mengikuti perkembangan dari detik ke detik selama 24 jam melalui media massa.

    Fungsi surveillance sendiri bagi individu dapat berfungsi sebagai :

    peringatan (warning)

    menambah pretise

    Instrumental


    . Pemberi status

    Bagi masyarakat

    peringatan (awaning)

    instrumental

    membuat masyarakat menjadi etis


    Interaksi Sistem Komunikasi Massa dengan Sistem Sosial Lainnya

    Melalui fungsi pewarisan budaya, media massa melakukan pendidikan kepada masyarakat, karena melalui informasi, maka masyarakat akan merasa lebih padu dengan lainnya. Sehingga dengan demikian dapat dicapai suatu dasar berpikir yang sama. Sebab melalui media massa semua informasi dapat menyebar dengan cepat melebihi saluran yang lain.

    Disfungsi dari pewarisan budaya bagi individu adalah proses sosialisasi yang sama bagi setiap individu karena adanya pengaruh komunikasi massa yang memberitakan hal-hal yang sama

    Fungsi hiburan bagi individu merupakan pelepas lelah, sedangkan bagi masyarakat adalah pelepas bagi kelompok-kelompok massa. Adapun disfungsinya bagi individu adalah meningkatkan kepastian menurunnya selera sedangkan bagi masyarakat merupakan suatu pelarian.


    MEDIA MASSA SEBAGAI SUATU PRANATA SOSIAL
    Komunikasi Massa sebagai Suatu Pranata Sosial

    Semua aktivitas sosial pada hakikatnya merupakan suatu sistem. Hal ini dikarenakan pada umumnya semua kegiatan sosial terdiri dari sejumlah komponen, yang satu sama lain terangkai dalam fungsi-fungsi tertentu dan saling mempengaruhi satu sama lain.

    Menurut Almond keterkaitan antara elemen terebut di atas memiliki ciri-ciri tertentu yaitu:

    kekomprehensifan

    interdependensi

    adanya batas

    Menurut Reading, sistem sosial merupakan suatu sistem dari elemen-elemen sosial. Mihel berpendapat bahwa suatu sistem sosial pada dasarnya terdiri dari dua orang individu yang melakukan interaksi secara langsung dan tidak langsung dalam suatu situasi kebersamaan. Yang menjadi perhatian khusus dari sosiologi adalah oreientasi para individu yang menjadi nsur sistem tersebut.


    Media Massa dan Social Control

    Apabila kita membaca surta kabar/majalah maka berita yang kita baca merupakan hasil interaksi antara sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem sosial hasilnya seperti misalnya sistem politik dan sistem ekonomi.

    Sistem komunikasi massa dapat mempengaruhi sistem pendidikan misalnya sistem komunikasi massa yang terlalu berorientasi untuk mencapai keuntungan, sehingga segala sesuatunya diarahkan untuk mendapatkan uang. Bagi pendidikan hal ini dapat menimbulkan dampak yang negatif.

    KOMUNIKASI MASSA DAN MASYARAKAT MASSA

    Media Massa dan Masyarakat Massa

    Dalam modul ini kita menempatkan media massa sebagai suatu pranata sosial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi. Kelembagaan media massa kita sejajarkan dengan berbagai pranata sosial lain seperti pranata pendidikan, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.

    Setiap pranata tumbuh untuk memfungsikan dirinya di tengah masyarakat. Dalam perkembangannya telah terjadi perluasan fungsi media massa baik itu dengan mengambil alih sebagian fungsi yang tadinya diemban oleh pranata sosial lain, atupun berbagi secara bersama-sama menjalankan fungsi tersebut.

    Transfer fungsi di antara pranata-pranata sosial memang sesuatu yang wajar terjadi seiring dengan berkembangnya kehidupan masyaakat. Ada panata yang tadinya berfungsi tunggal sekarang jadi berfungsi ganda. Sebaiknya ada yang tadinya berfungsi ganda tapi karena satu per satu fungsi tadi ditransfer ke pranata lain, maka ia sendiri berubah menjadi panata berfungsi tunggal.

    Namun tampaknya transfer atau pengalihan fungsi tersebut tidak sampai mengubah total fungsi semula dari pranata yang bersangkutan, namun berpengaruh bagi penampilannya di tengah masyarakat luas.

    Komunikasi Massa dan Budaya Massa

    Sebagai pranata sosial media massa berfungsi melakukan pengendalian sosial (social control) di tengah kehidupan masyarakat. Efektif atau tidaknya social control yang dilakukan oleh media massa, akan tergantung pada integritas media massa itu sendiri serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media massa yang bersangkutan.

    Media massa sendiri menjadi objek pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat. Untuk keperluan itu bahkan diadakan sejumlah pranata lain seperti badan sensor, dewan kehormatan pers dan sebagainya. Jadi pengawasan sosial yang berlangsung sifatnya dalah timbal balik antara media massa dengan menyasarakat itu sendiri.


    EFEK SOSIAL KOMUNIKASI MASSA

    Efek Sosial Komunikasi Massa

    Pertumbuhan media massa sebagai perangkat kehidupan baik bagi individu maupun untuk bermasyarakat, turut mengubah masyarakat yang tadinya bersifat agraris menjadi masyarakat kota. Pada saat yang sama, pertumbuhan menuju masyarakat yang bersifat urban itu memang membutuhkan sarana dan aktivitas komunikais yang bersifat modern, yakni komunikasi massa.

    Teori yang Menjelaskan Peniruan dari Media Massa

    Aktivitas dan isi dari komunikasi massa turut membentuk masyarakat massa. Hal ini karena sebagian dari isi yang dikandung dan disebarluaskan oleh media massa adalah apa yang dikenal sebagai budaya massa.

    Budaya massa pada saat ini lebih banyak menghasilkan seni yang ringan dan hal-hal yang tak mungkin. Akibatnya orang cenderung menyukai karya yang ringan-ringan. Hal ini berakibat timbul penggolongan budaya tinggi dan budaya rendah. Peran media massa dalam hal ini sangat besar, ditunjang pula dengan adanya publisitas, iklan dan reportase.


    MEDIA MASSA DAN PROSES SOSIALISASI

    Media Massa dan Proses Sosialisasi

    Tanpa mengikari fungsi dan maafaat media massa dalam kehidupan masyarakat, disadari adanya sejumlah efek sosial negatif yang ditimbulkan oleh media massa. Karena itu media massa dianggap ikut bertanggung jawab atas terjadinya pergeseran nilai-nilai dan perilaku di tengah masyarakat seperti menurunnya tingkat selera budaya, meningkatnya kejahatan, rusaknya moral dan menurunnya kreativitas yang bermutu.

    Efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa terutama dalam hal delinkuensi dan kejahatan bersumber dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari media massa. Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa, kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Bersamaan dengan itu memang terbentang pula harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan media massa.

    Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita dan pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, perkosaan dan bentuk-bentuk yang lain. Akibat logis dari keadaan tersebut bahwa segala sesuatu yang digambarkan serta disajikan kepada masyarakat luas dapat membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka.

    Pemberian masalah kejahatan melalui media massa mempunyai aspek positif dan negatif. Pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya, padahal justru menyangkut masyarakat secara keseluruhan.

    Hasil dari berbagai penelitian menyatakan bahwa efek langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang.

    Media Massa sebagai Agen Sosialisasi

    Kemungkinan dan proses bagaimana terjadinya peniruan terhadap apa yang disaksikan atau diperoleh dari isi media massa dapat dipahami melalui beberapa teori. Yang pertama adalah teori peniruan atau imitasi. Kemudian teori berikutnya tentang proses mengidentifikasi diri dengan seseorang juga menjelaskan hal yang sama. Sedangkan teori social learning mengungkapkan faktor-faktor yang mendorong khalayak untuk belajar dan mampu berbuat sesuatu yang diperolehnya dari interaksi sosial di tengah masyarakat.

    Memang teori-teori tadi belum tuntas sepenuhnya dalam memaparkan perihal peniruan terhadap isi media massa. Namun konsep-konsep pokok yang diajukan oleh masing-maisng teori itu kurang lebih dapat membantu kita untuk memahami terjadinya peniruan yang dimaksud dalam hubungan bahasan kita di sini yang merupakan faktor penting dari efek sosial yang ditimbulkan oleh media massa.

    Studi pertama tentang efek TV yang dilakukan dengan lengkap adalah yang disebut Payne Fund Studies Film and their Effect on Children, yang berlangsung selama empat tahun 1929-1932. Hasil studi ini sebanyak dua belas jilid telah diterbitkan oleh Macmillan di antara tahun 1933-1935.

    Pada tahun 1961, UNESCO menerbitkan sebuah bibliografi beranotasi The Influence of the Cinema on Children and Adolescent yang berisikan 491 buku, artikel dan jurnal.

    Charters (1934) mengemukakan bahwa pada tahun 1930, tiga tema besar film yang dipertunjukkan adalah: cinta (29,6%), kejahatan (27,4 %) dan s*ks (15,0%). Ke dalam kategori kejahatan yang 27,4% itu, terutama isinya adalah mengenai: pemerasan, extortion, penganiayaan, dendam dan pembalasan.


    MEDIA MASSA DAN WANITA
    Media Massa dan Persepsi tentang Gender

    Proses sosialisasi yang dilalui oleh setiap anggota masyarakat ada yang berlangsung secara formal, yaitu melalui sekolah dan pendidikan lainnya. Tapi adapula yang berbentuk informal yaitu yang diperoleh melalui keluarga, kerabat, dan pergaulan dengan teman sebaya.

    Media massa dapat berperan dalam proses sosialisasi itu baik yang informal, yaitu ketika media dikonsumsi dalam situasi dan untuk keperluan di rumah. Namun media dapat pula berperan dalam sosialisasi formal, yakni ketika mengikuti pendidikan melalui media atau apa yang disebut sebagai pendidikan jarak jauh
    Stereotip Wanita dalam Media Massa

    Media massa memberikan banyak hal yang dapat diserap oleh setiap anggota masyarakat antara lain ikut membentuk perilaku anggota masyarakat tersebut. Proses ini sebenarnya sudah dimulai pada permulaan kehidupan seseorang adalah keluarga, sekolah tempat kerja lingkungan sosial dan media massa. Keluarga adalah sumber pertama, karena dari keluargalah, seseorang mendapatkan nilai-nilai dan norma-norma dalam hidupnya.

    Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Individu
    Selasa, Juli 22nd, 2008 in Teori Komunikasi by [kuliah-omith]

    <!--[if !mso]&gt; v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} &lt;![endif]-->

    <!--[if gte mso 9]&gt; Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 &lt;![endif]--><!--[if gte mso 9]&gt; &lt;![endif]--><!--[if gte mso 10]&gt; /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} &lt;![endif]-->Pada umumnya studi mengenai komunikasi massa berkaitan dengan persoalan efek komunikasi massa. Efek atau pengaruh ini telah menjadi pusat perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat yang melalui pesan-pesa yang hendak disampaikan berusaha untuk menjangkau khalayak yang diinginkan. Oleh karenanya mereka berusaha untuk menemukan saluran yang paling efektif untuk dapat mempengaruhi audience. Dalam konteks inilah pembahasan bagian ini akan ditujukan pada tiga teori, yaitu stimulus respon, two step flow dan difusi inovasi.


    Stimulus-Respon (S-R).

    Prinsip stimulus respon pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, di mana efek merupakan suatu reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah :

    a) Pesan (stimulus),

    b) Penerima/receiver (organisme), dan

    c) Efek (respon).

    Prinsip S-R ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Dalam teori ini isi media dipandang sebagai obat yang disuntikan ke dalam pembuluh darah audience, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan. Di balik konsepsi ini sesungguhnya terdapat dua pemikiran yang mendasarinya:

    1. gambaran suatu masyarakat modern yang merupakan agregasi dari individu-individu yang relatif terisolasi yang bertindak berdasarkan kepentingan pribadinya, yang tidak terlalu terpengaruh oleh kendala dan ikatan sosial.

    2. suatu pandangan yang dominan mengenai media massa yang seolah-olah sedang melakukan kampanye untuk memobilisasi perilaku sesuai dengan tujuan dari berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat (biro iklan, pemerintah, parpol, dsb).


    Dar pemikiran tersebut, dikenal apa yang disebut masyarakat massa, di mana prinsip stimulus respon mengasumsikan bahwa pesan disiapkan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat tersedia bagi sejumlah besar individu, dan bukannya ditujukan pada orang perorang. Pengunaan teknologi untuk reproduksi dan distribusi diharapkan dapat memaksimalkan jumlah penerimaan dan respon khalayak. Dalam hal ini tidak diperhitungkan adanya intervensi dari struktur sosial atau kelompok dan seolah-olah tedapat kontak langsung antara media dan individu. Konsekuensinya seluruh inidividu yag menerima pesan dianggap sama/seimbang. Jadi hanya agregasi jumlah yang dikenal seperti konsumen, suporter, dsb. Selain itu diasumsikan juga bahwa pesan-pesan media dalam tingkat tertentu akan menghasilkan efek. Jadi kontak dengan media cenderung diartikan adanya pengaruh tertentu dari media, sedangkan individu yang tidak terjangkau oleh terpaan media tidak akan terpengaruh.

    Pada tahun 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhadap teori stimulus respon dengan teorinya yang dikenal sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa (individual differences). Di sini diasumsikan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari para anggota khalayak. Teori DeFleur ini secara eksplisit telah mengakui adanya intervensi variabel-variabel psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam menghasilkan efek.

    Berangkat dari teori perbedaan individu dan stimulus respon ini, DeFleu mengembangkan model psiko-dinamik yang didasarkan pada keyakinan bahwa kunci dari persuasi yang efektif terletak modifikasi struktur psikologis internal dari individu. Melalui modifikasi inilah respon tertentu yang diharapkan muncul dalam perilaku individu akan tercapai. Esensi dari model ini adalah fokus pada variabel-variabel yang berhubungan dengan individu sebagai penerima pesan, suatu kelanjutan dari asumsi sebab akibat dan mendasarkan pada perubahan sikap sebagai ukuran bagi perubahan perilaku.


    Two Step Flow dan Pengaruh Antarpribadi

    Teori ini berawal dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld et.al., mengenai efek media massa dalam suatu kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 1940. studi tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus respon bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah, dan asumsi S-R tidak cukup menggambarkan realitas khalayak media massa dalam penyebaran arus informasi dan pembentukan pendapat umum.

    Dalam analisisnya terhadap penelitian tersebut, Lazarsfeld kemudian mengajukan gagasan mengenai ‘komunikasi dua tahap’ (two step flow) dan konsep pemuka pendapat (opinion leader). Temuan mereka mengenai kegagalan media massa dibandingkan dengan pengaruh kontak antarpribadi telah membawa gagasan bahwa seringkali informasi mengalir dari radio dan suratkabar kepada para pemuka pendapat, dan dari mereka kepada orang-orang lain yang kurang aktif dalam masyarakat.

    Teori dan penelitian-penelitian two step flow memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut:

    1. individu tidak terisolasi dari kehidupan social, tetapi merupakan anggota dari kelompok-kelompok social dalam berinteraksi dengan orang lain.

    2. respond an reaksi terhadap pesan dari media tidak akan terjadi secara langsung dan segera, tetapi melalui perantaraan dan dipengaruhi oleh hubungan-hubungan social tersebut.

    3. ada dua proses yang berlangsung;

    a. mengenai penerimaan dan perhatian,

    b. berkaitan dengan respon dalam bentuk persetujuan atau penolakan terhadap upaya mempengaruhi atau penyampaian informasi.

    4. individu tidak bersikap sama terhadap pesan/kampanye media, melainkan memiliki berbagai pesan yang berbeda dalam proses komunikasi, dan khususnya, dapat dibagi atas mereka yang secara aktif menerima dan meneruskan/menyebarkan gagasan dari media, dan semata-mata mereka hanya mengandalkan hubungan personal dengan orang lain sebagai panutannya.

    a. individu-individu yang berperan lebih aktif (pemuka pendapat) ditandai dengan -penggunaan media massa lebih besar, tingkat pergaulan yang lebih tinggi, aggapan bahwa dirinya berpengaruh terhadap orang-orang lain, dan memiliki pesan sebagai sumber informasi dan panutan.

    Secara umum menurut teori ini media massa tidak bekerja dalam suatu situasi kevakuman social, tetapi memiliki suatu akses ke dalam jaringan hubungan social yang sangat kompleks dan bersaing dengan sumber-sumber gagasan, pengetahuan, dan kekuasaan.


    Difusi Inovasi

    Salah satu aplikasi komunikasi massa terpenting adalah berkaitan dengan proses adopsi inovasi. Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun masyarakat maju, Karen terdapat kebutuhan terus menerus dalam perubahan social dan teknologi untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru. Teori ini berkaitan dengan komunikasi massa karen adalam berbagai situasi di mana efektivitas potensi perubahan yang berawal dari penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh masyarakat yang pada dasarnya berada di luar jangkauan langsung pusat-pusat inovasi atau kebijakan publik. Dalam pelaksanaannya, sasaran dari upaya difusi inovasi umumnya petani dan anggota masyarakat pedesaan. Praktik awal difusi inovasi dilakukan di AS pada tahun 1930-an dan sekarang banyak digunakan untuk program-program pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang.

    Teori ini pada prinsipnya adalah komunikasi dua tahap. Jadi di dalamnya juga dikenal pula adanya pemuka pendapat atau yang disebut juga dengan instilah agen perubahan (agent of change). Oleh karena itu teori ini sangat menekankan pada sumber-sumber non media (sumber personal, misalnya tetangga, teman, ahli dsb) mengenai gagasan-gagasan baru yang dikampanyekan untuk mengubah perilaku melalui penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivai dan sikap. Everett M. Rogers dan Floyd G. Shoemaker (1973) merumuskan teori ini dengan memberikan asumsi bahwa sedikitnya ada empat tahap dalam suatu proses difusi inovasi, yaitu:

    1. Pengetahuan. Kesadarn individu akan adanya inovasi dan adanya pemahaman tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi.

    2. persuasi. Individu memiliki/membentuk sikap yang menyetujui atau tidak menyetujui inovasi tersebut.

    3. keputusan. Individu terlibat dalam aktivitas yan membawa pada suatu pilihan atau mengadopsi atau menolak inovasi.

    4. konformasi. Individu akan mencari pendapat yang menguatkan keputusan yang telah diambilnya, namun dia dapat berubah dari keputusan sebelumnya jika pesan-pesan mengenai inovasi yang diterimanya berlawanan satu dengan yang lainnya.


    Teori ini mencakup sejumlah gagasan mengenai proses difusi inovasi sebagai berikut:

    1. teori ini membedadakan tiga tahapan utama dari keseluruhan proses ke dalam tahapan anteseden, proses dan konsekuensi.

    a. Tahapan anteseden mengacu pada situasi atau karakteristik dari orang yang terllibat yang memungkinkannya untuk diterpa informasi tetntang suatu inovasi dan relevansi informasi tersebut terhadap kebutuhan-kebutuhannya. Misalnya adopsi inovasi biasanya lebih mudah terjadi pada mereka yang terbuka terhadap perubahan, menghargai kebutuhan akan informasi dan selalu menari informasi baru.

    b. Tahap proses berkaitan dengan proses mempelajari, perubahan sikap dan keputusan. Disini nilai inovatif yang dirasakan akan memainkan peran penting, demikian pula dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam sistem sosialnya. Jadi kadangkala peralatan yang secara teknis dapat bermanfaat, tidak diterima oleh suatu masyarakat hanya karena alasan moral atau kultural atau dianggap membahayakan struktur hubungan sosial yang telah ada.

    c. Tahapan konsekuensi terutama mengacu pada keadaan selanjutnya jika terjadi difusi inovasi. Keadaan tersebut dapat berupa terus menerima dan menggunakan inovasi, atau kemudian berhenti menggunakannya lagi.

    2. perlu dipisahkannya fungsi-fungsi yang berbeda dari pengetahuan, keputusan, dan konfirmasi, yang terjadinya dalam tahapan proses, meskipun tahapan tersebut tidak harus selesai sepenuhnya/lengkap. Dalam hal ini, proses komunikasi lainnya dapat juga diterapkan. Misalnya beberapa karakteristik yang berhubungan dengan tingkat persuasi. Orang yang tahu lebih awal tidak harus pemuka pendapat. Beberapa penelitian menunjukan bahwa ‘tahu lebih awal’ atau ‘tahu belakangan’ berkaitan dengan tingkat isolasi-isolasi tertentu. Jadi, kurangnya integrasi sosial seseoranng dapat dihubungkan dengan ‘kemajuannya’ atau ketertinggalanya delam masyarakat.

    3. difusi inivasi biasanya melibatkan sumber komunikasi yang berbeda (media masa, peiklanan, penyuluhan atau kontak-kontak sosial yang informal), dan efektivitas sumber-sumber tersebut akan berbeda pada tiap tahap, serta untuk fungsi yang berbeda pula. Jadi media massa dan periklanan dapat berperan dalam menciptakan kesadaran dan pengetahuan, penyuluhan berguna untuk mempersuasi, pengaruh antarpribadi bagi keputusan untuk menerima atau menolak inovasi, dan pengalaman dalam menggunakan inovasi dapat menjadi sumber konfirmasi untuk terus menerapkan inovasi atau sebaliknya.

    4. teori ini melihat adanya variabel-variabel penerima yang berfungsi pada tahapan pertama (pengetahuan), karena diperolehnya pengetahuan akan dipengaruhi oleh kepribadian atau karakteristik sosial. Meskipun demikian, setidaknya sejumlah variabel penerima akan berpengaruh pula pada tahap-tahap berikutnya dalam proses difusi inovasi. Ini terjadi juga dengan variabel-variabel sistem sosial yang berperan utama pada tahap awal (pengetahuan) dan tahap-tahap berikutnya.

    Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Masyarakat dan Budaya.

    Dipelopori oleh DeFleur yang selalu mengembangkan teori tentang efek. Pengembangan awal yang dilakukan oleh DeFleur adalah memperhitungkan variabel psikologis dalam proses efek, maka selanjutnya dia mengembangkan teorinya dengan memasukan variabel norma budaya dalam efek media massa. Teori yang disebut ‘Cultural Norms’ ini beranggapan bahwa media tidak hanya memiliki efek langsung terhadap individu, tetapi juga mempengaruhi kultur, pengetahuan kolektif dan norma serta nilai-nilai dari suatu masyarakat. Media massa telah menghadirkan seperangkat citra (images), gagasan dan evaluasi dari mana khalayak dapat memilih dan menjadikan acuan bagi perilakunya. Misalnya dalam hal perilaku seskual, media massa memberikan suatu pandangan komulatif mengani apa yang dianggap normal dan apa yang disetujui dan tidak.

    Pergeseran pemikiran yang ditandai oleh perbedaan antara model psikodinamik dan teori norma budaya ini terlihat ari karakteristik efek pada kedua pemikiran tersebut. Pada model psikodinamik efek adalah sesuatu yang diinginkan oleh pengirim pesan; berlangsung secara singkat (segera dan sementara); berkaitan dengan perubahan sikap, informasi dan perilaku pada individu; dan relatif terjadi tanpa melalui media. Secara umum efek-efek itu relevan dengan gagasan kampanye, suatu usaha secara sadar direncanakan dengan menggunakan publisitas untuk kepentingan memberi informasi dan memotivasi.

    Karakteristik efek dalam pandangan ini berbeda dengan sebelumnya, yaitu efek yang berlangsung dalam waktu yang lama, umumnya tidak terencana, lebih bersifat tidak langsung dan kolektif. Sebagai tambahan, fokus perhatian dalam pendekatan ini tidak pada pesan yang terpisah atau berdiri sendiri, melainkan pada keseluruhan sistem pesan yang serupa. Dengan demikian kita akan mengacu pada hal-hal seperti sosialisasi, transmisi dan dukungan terhadap nilai-nilai sosial, kecenderungan media untuk menyiratkan ideologi tertentu, pembentukan situasi bagi pendapat umum; perbedaan distribusi pengetahuan dalam masyarakat, perubahan ajangka panjang dalam hal budaya, kelembagaan atau bahkan struktur masyarakat. Adapun teori besar yang masuk dalam pendekatan ini adalah teori agenda Setting, teori Dependensi, spiral of silence, dan Information Gaps.

    Teori agenda Setting

    Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa jika media massa memberikan perhatian pada issue tertentu dan mengabaikan isu lainnya, maka akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Orang akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan media massa dan menerima susunan prioritas yang diberikan media massa terhadap issu-issu yang berbeda.

    Teori ini dikembangkan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw. Menurut mereka khalayak tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan pada topik tersebut. Misalnya dalam merefleksikan apa yang dikatakan oleh para kandidat dalam suatu kampanye pemilu, media massa menentukan mana topik yang penting. Dengan demikian media masa menetapkan “agenda” kampanye tersebut. Kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif individu ini merupakan aspek terpenting dari kekuatan media massa.

    Asumsi agenda setting ini memiliki kelebihan karena mudah dipahami dan relatif mudah diuji. Dasar pemikirannya adalah di antara berbagai topik yang dimuat di media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu. Sebaliknya, bagi topik yang kurang mendapat perhatian media.

    Teori Dependensi Efek

    Dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. DeFleur (1976), memfokuskan perhatian pada kondisi sruktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat pada gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern (masyarakat massa), di mana media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial.

    <!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]&gt; SHAPE \* MERGEFORMAT &lt;![endif]-->

    SISTEM SOSIAL (tingkat stabilitas structural yang bervariasi)

    SISTEM MEDIA

    (jumlah dan sentralitas fungsi informasi yang bervariasi)

    KHALAYAK

    Tingkat ketergantungan pada informasi media yang bervariasi

    EFEK

    Kognitif, afektif, behavioral


    <!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]&gt; &lt;![endif]-->

    Pemikiran terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarakat modern,khalayak menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan tentang, dan orientasi kepada, dan apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Jenis dan tingkat ketergantungan akan dipengaruhi oleh sejumlah kondisi struktural, meskipun kondisi terpenting terutama berkaitan dengan tingkat perubahan, konflik atau tidak stabilnya masyarakat tersebut.

    Spiral Of Silence

    Dikembangkan oleh seorang sosiolog Jerman. Teori ini berangkat dari pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa jawaban terhadap pertanyaan tersebut terletak pada suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antarpribadi, dan pesepsi individu atas pendapatnya sendiri dalam hubungannya dengan pendapat orang lain dalam masyarakat.

    Teori ini berdasarkan pada pemikiran sosial-psikologis yang menyatakan bahwa pendapat pribadi sangat tergantung pada apa yang dipikirkan atau diharapkan oleh orang lain, atau atas apa yang orang rsakan/anggap sebagai pendapat dari orang lain. Berangkat dari asumsi tersebut spiral of silence selanjutnya menjelaskan bahwa individu pada umumnya berusaha untuk menghindari isolasi, dalam arti sendirian mempertahankan sikap atau keyakinan tertentu. Oleh karena itu orang akan mengamati ligkungannya untuk mempelajari pandangan-pandangan mana yang bertahan dan mendapatkan dukungan dan mana yang tidak dominan atau populer. Jika merasakan bahwa pandangannya termasuk di antara yang tidak dominan/tidak populer maka ia cenderung kurang berani mengekspresikannya, karena adanya ketakutan akan isolasi tersebut. Demikian sebaliknya.

    Referensi :

    Drs. A. Mulyana, Teori Komunikasi-modul 13,2008






    KOMUNIKASI MASSA
    : proses komunikasi dengan menggunakan media massa.
    Media MASSA:
    1. Cetak -> ?surat kabar, majalah, etc.
    2. Non Cetak -> radio, TV, internet, film
    “Yang terpenting adalah bukan jenis media massanya tetapi yang
    diperlukan adalah pemahaman lebih luas dari konsep-konsep
    tersebut, apakah semua media beroperasi sama.”

    Joseph R. Dominick:
    Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi
    yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin
    memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang
    besar, heterogen, dan tersebar.

    Jalaluddin Rakhmat merangkum:
    Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada
    sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui
    media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat
    diterima secara serentak dan sesaat.

    Proses komunikasi massa ala AG. Eka Wenats Wuryanta adalah proses masyarakat menanggapi perspektif sejarah masyarakat itu sendiri.
    Dalam arti bahwa komunikasi masuk didalam suatu proses sejarah manusia. Orang membangun peradaban atau budaya dalam perspektif sejarah yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Oleh karena itu komunikasi penting didalam seluruh proses pembudayaan tadi.

    definisi komunikasi massa yaitu sebagai suatu proses yang secara simultan diperuntukkan untuk penduduk yang besar dan dalam skala yang sangat besar melalui media massa.

    Komunikasi dengan masyarakat secara luas (komunikasi Massa) Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara :Komunikasi massa Yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, dsbnya.Langsung atau tanpa melalui media massa Misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.

    Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
    Komunikasi masa yang baik harus :
    Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele
    Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
    Bentuk gambar yang baik
    Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)

    komunikasi massa menurut Elizabeth – Noelle Neuman yang membedakannya dengan komunikasi interpersonal, yaitu pertama, bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis. Kedua, bersifat satu arah (one flow communication), artinya tidak ada interaksi antarpeserta komunikasi. Ketiga, bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim. Keempat, memiliki unsur publik yang secara geografis tersebar (Rakhmat, 1999 : 189).

    Georg Gerbner memberi pengertian komunikasi massa dengan sebuah definisi singkat yaitu sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling luas dipunyai orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 1999 : 188).



    Sosiologi komunikasi massa
    Cetakan ke-1, Juli 2005 ; ISBN: 979-3727-78-0
    Publication from JIPTUNMERPP / 2008-01-09 09:42:34
    Oleh : Heru Puji Winarso, Department_of_Communication_-_Merdeka_University_M
    Dibuat : 2005-05-01, dengan 0 file

    Keyword : Sosiologi, komunikasi massa

    Relasi-relasi sosial kini tidak bisa memisahkan diri dari terpaan media massa yang kian gencar dan tidak terhindarkan. Televisi, radio, surat kabar, film, buku memproduksi pesan tiap menit yang membentuk pola kita dalam berinteraksi dengan orang lain. Faktor komunikasi massa mempengaruhi kehidupan kita, tetapi hal itu sering tidak kita sadari. Akibatnya beberapa perilaku kita mencerminkan apa yang diagendakan media. Masalahnya adalah ketika media mengagendakan pesan bukan semata-mata untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat atau memberikan bekal hidup bermasyarakat yang berkualitas. Karena media yang sekarang banyak beredar sering hanya sekedar komoditas ekonomi yang nilai-nilai isinya ditentukan permintaan pasar yang berarti perolehan laba dalam bentuk uang.Sayangnya media yang mempunyai karakter seperti ini kurang menyadari bahwa memenuhi "permintaan pasar" tidak selalu sejalan dengan peningkatan kualitas hidup. Ini banyak tergantung dari kondisi masyarakat itu sendiri. Disinilah sebetulnya media memainkan peran sebagai agen sosialisasi nilai-nilai masyarakat yang berkualitas.

    Deskripsi Alternatif :

    Relasi-relasi sosial kini tidak bisa memisahkan diri dari terpaan media massa yang kian gencar dan tidak terhindarkan. Televisi, radio, surat kabar, film, buku memproduksi pesan tiap menit yang membentuk pola kita dalam berinteraksi dengan orang lain. Faktor komunikasi massa mempengaruhi kehidupan kita, tetapi hal itu sering tidak kita sadari. Akibatnya beberapa perilaku kita mencerminkan apa yang diagendakan media. Masalahnya adalah ketika media mengagendakan pesan bukan semata-mata untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat atau memberikan bekal hidup bermasyarakat yang berkualitas. Karena media yang sekarang banyak beredar sering hanya sekedar komoditas ekonomi yang nilai-nilai isinya ditentukan permintaan pasar yang berarti perolehan laba dalam bentuk uang.Sayangnya media yang mempunyai karakter seperti ini kurang menyadari bahwa memenuhi "permintaan pasar" tidak selalu sejalan dengan peningkatan kualitas hidup. Ini banyak tergantung dari kondisi masyarakat itu sendiri. Disinilah sebetulnya media memainkan peran sebagai agen sosialisasi nilai-nilai masyarakat yang berkualitas.



    Deskripsi Singkat
    Modul ini dimaksudkan sebagai pengantar untuk memahami tinjauan sosiologis terhadap komukasi Rl massa baik sebagai suatu aktivitas sosial maupun sebagAi institusi yang merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat modern. Dalam modul ini dibahas antara lain tentang komunikasi massa sebagai proses, sarana, sistem, dan institusi sosial. Selain itu juga dikupas mengenai hubungan komunikasi massa dengan masyarakat massa, kebudayaan massa, dan proses sosialisasi anggota masyarakat. Pada bagian akhir dibicarakan tentang efek sosial media massa bagi kehidupan masyarakat.

    Kegunaan Mata Kuliah
    Pada masyarakat modern, komunikasi massa merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang penting kedudukannya. Hampir di setiap aspek kegiatan orang baik secara pribadi ataupun bersama-sama, mempunyai titik hubungan dengan aktivitas komunikasi massa. Karena itu fenomena ini mau tidak mau mestilah dipahami dengan sebaik-baiknya.

    Dalam kehidupan kemasyarakatan selama ini sering terjadi kesalahpahaman yang menyangkut tentang keberadaan komunikasi massa di tengah masyarakat. Misalnya saja, banyak pihak yang karena tidak sepenuhnya mengerti fungsi komunikasi massa, merasa hal itu merupakan sesuatu yang mengganggu ketenteraman atau kenyamanan hidup. Ada yang beranggapan komunikasi massa merupakan sumber terjadinya berbagai kerawanan sosial seperti tindak kejahatan atau kekerasan. Adapula yang menuding komunikasi massa sebagai biang keladi berkembangnya kecabulan atau pornografi. Atau bahkan ada yang berkeinginan menyalahgunakan komunikasi massa sebagai sarana untuk mencapai tujuan keuntungan pribadi. Apakah berbagai anggapan tadi benar? Jawabannya memang tidak sederhana. Kita perlu menelusuri berbagai komponen yang menentukan dalam berlangsungnya proses komunikasi massa. Sebagian dari kekuatiran itu dapat dihindari bila masingmasing pihak paham tentang peran dan tanggung jawab masing-masing. Masalahnya akan berbeda jika komunikasi massa sebagai suatu fenomena sosial dipahami secara tepat.

    Dengan memahami aspek-aspek sosiologis dari proses komunikasi massa manfaat yang diharapkan antara lain adalah: mengerti tentang berlangsungnya proses dimaksud, fungsi-fungsi yang diperankan, efek sosial yang ditimbulkan, manfaat yang dapat diharapkan, dan lain sebagainya.

    Pemahaman terhadap aspek-aspek sosiologis komunikasi massa juga membantu untuk memanfaatkan potensi yang dipunyai dan mengurangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya.

    Tujuan Pembelajaran Umum
    Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan Anda mampu:

    menjelaskan tinjauan sosiologis terhadap komunikais massa baik sebagai suatu aktivitas mau pun institusi sosial
    menguraikan pendekatan analisis sosiologis terhadap komunikasi masa
    menjelaskan fungsi-fungsi sosial komunikasi massa, serta perannya sebagai suatu sistem dan institusi sosial
    memaparkan hubungan komunikasi massa dengan masyarakat dan kebudayaan massa.
    menjelaskan efek sosial komunikasi massa
    Susunan judul-judul modul
    Buku materi pokok ini terdiri dari 9 modul berikut ini:

    Komunikasi Massa dan masyarakat
    Telaah Sosiologis tentang Komunikasi Massa
    Pendekatan Analisis Sosiologi Komunikasi Massa
    Fungsi-fungsi Komunikasi Massa dalam Kehidupan Masyarakat
    Komunikasi Massa sebagai Suatu Sistem Sosial
    Media Massa sebagai Suatu pranata Sosial
    Komunikasi Massa dan masyarakat Massa
    Efek Sosial Komunikasi Massa
    Media Massa dan Proses Sosialisasi
    Petunjuk cara mempelajari seluruh modul
    Sesaui dengan judulnya, modul ini merupakan kajian sosiologis terhadap komunikasi massa. Dengan demikian penting sekali bagi Anda untuk lebih dahulu memahami berbagai konsep kunci sosiologi yang digunakan di sini. Konsep-konsep yang dimaksud umumnya telah dibahas dalam Mata Kuliah Pengantar Sosiologi. Anda sudah mengikutinya bukan? Namun begitu, akan besar manfaatnya jika Anda selalu merujuk kepada berbagai bacaan mengenai pengantar sosiologi, di antaranya seperti:

    Sosiologi: Sebuah Pengantar oleh Prof. Dr. Soerjono Soekamto, S.H., M.A., (Jakarta: Rajawali Pers), Pengantar Sosiologi (Buku Materi Pokok) oleh Rd. Robert MZ. Lawang (Jakarta: Universitas Terbuka).

    Guna membuka jalan untuk arti singkat peristilahan sosiologi baik pula Anda manfaatkan Kamus Sosiologi oleh (Jakarta: rajawali Pers, 19). Dengan mengetahui arti peristilahan tersebut akan membantu Anda untuk mengerti konsep-konsep kunci sosiologi yang memiliki arti spesifik. Karena itu pahamilah konsep-konsep dimaksud dengan sebaik-baiknya agar pengertian Anda terhadap keseluruhan pokok bahasan modul ini menjadi jelas. Di antara konsep sosiologi yang terpenting dalam kaitan ini adalah tentang proses, sosial, sistem sosial, pranata sosial, sosial control dan sosialisasi.

    Agar Anda akrab dengan peristilahan komunikasi, bacalah Kamus Komunikasi oleh Prof. Onong Uchyna Effendi (Bandung: Remaja Karya). Bersamaan dengan itu, pahami pula konsep-konsep komusukasi massa. Terutama yang menyangkut keadaan nyata di tanah air kita. Hal-hal seperti itu akan dapat Anda temukan dengan membaca antara lain buku-buku berikut ini:

    -Sejarah Pers Nasional dan Pembangunan Pers Pancasila oleh Tri buana Said (Jakarta: CV Haji Masagung, 1988) dan Pers SIUPR dan Wartawan oleh Dr. JCT Simorangkir, S.H. (Jakarta: PT Gunung Agung, 1986).

    Kepustakaan sosiologi komunikasi massa yang dapat menolong Anda dalam memahami bidang ini lebih lanjut, antara lain adalah:

    McQuail, D., (1975), Comnunication. (Series of Asped of Modern Sociology: Social Pro cesses). London: Longman Ltd.
    Schramm, W., (1982), Men, Women, Messages, and Media. New York:Harper and Row.
    Wright, C.R., (1975), Mass Communication: A Sociological Perspective. New York: Random House, Inc. Tejemahannya: Sosiologi Komunikasi Massa, (diterjemahkan oleh Lilawati Trimo dan Jalaluddin Rakhmat). Bandung: CV. Remaja Karya, 1985.
    McQuail,D. (1969), Towards A Sociology of Mass Communication. London: Callier MacMillan.
    Sevenrin, W.J., dan Tankard, Jr., J.W., (1979), Communication Theories: Origins, Methods, Uses. New York: Hasting House Ltd. Bab XV: "Mass media in modern society", hlm. 212-230.
    McQuail, D., (1972) Sociology of Mass Communication. London: Penguin Books, Ltd.




    Maret 19, 2008 at 7:48 am | In RUANG GURU |

    Fungsi Surveillance dan Fungsi Korelasi

    Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara:

    <!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Objektif
    Analisis isi dirumuskan dengan persis agar siapa saja yang menggunakan akan memperoleh hasil yang sama.

    <!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->sistematik
    Isi media massa yang akan dianalisis dipilih dengan cara yang telah ditetapkan

    <!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->sosiologis
    masalah yang akan dianalisis mempunyai relevansi dengan kehidupa kemasyarakatan.

    Analisis ini dapat menghaislkan pemahaman tentang pengiriman atau sumber pesan, kecerdasan, kepribadian, sikap, motif, nilai dan tujuan serta pengaruh dari kelompok. Namun perlu diperhatikan bahwa analisis isi tidak memberikan bukti yang langsung tentang sifat komunikator, khalayak ataupun efeknya.

    Sedangkan pendekatan analisis fungsional perhatiannya pada fungsi dan disfungsi komunikasi massa bagi kehidupan anggota masyarakat.


    Fungsi Pewarisan Budaya dan Fungsi Penghiburan

    Pendekatan institusional berpandangan bahwa kelembagaan yang mewadahi aktivitas komunikasi massa, ditentukan oleh sistem komunikasi yang berlaku pada masyarakat tertentu. Misalnya lembaga komunikasi massa di negara dengan sistem demokrasi, berbeda dengan yang berlaku di negara komunis.

    Salah satu cara menjadikan komunikasi sosial melembaga adalah komunikasi massa. Hal ini terjadi berkat adanya tata cara, prosedur serta aturan-aturan yang mengikat. Dengan demikian komunikasi sosial yang ada di tegah masyarakat terbentuk oleh berbagai ketentun tersebut di atas. Sehingga analisis mengeai bentuk-bentuk kelembagaan komunikasi massa adalah menyangkut masalah deteksi, deskripsi dan analisis tentang ekspektasi sosial.


    KOMUNIKASI SEBAGAI SUATU SISTEM SOSIAL

    Pengertian Sistem Sosial

    Melalui fungsi surveillence, media massa memberikan informasi kepada masyarakat. Segala peristiwa dan kejadian, di mana saja di sekitar kita baik dekat maupun jauh hampir tidak pernah luput dari pemberitaan media massa. Contoh: pada waktu meletusnya Perang Teluk, masyarakat di seluruh dunia dapat mengikuti perkembangan dari detik ke detik selama 24 jam melalui media massa.

    Fungsi surveillance sendiri bagi individu dapat berfungsi sebagai :

    <!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->peringatan (warning)

    <!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->menambah pretise

    <!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Instrumental


    . Pemberi status

    Bagi masyarakat
    <!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->peringatan (awaning)

    <!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->instrumental

    <!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->membuat masyarakat menjadi etis


    Interaksi Sistem Komunikasi Massa dengan Sistem Sosial Lainnya

    Melalui fungsi pewarisan budaya, media massa melakukan pendidikan kepada masyarakat, karena melalui informasi, maka masyarakat akan merasa lebih padu dengan lainnya. Sehingga dengan demikian dapat dicapai suatu dasar berpikir yang sama. Sebab melalui media massa semua informasi dapat menyebar dengan cepat melebihi saluran yang lain.

    Disfungsi dari pewarisan budaya bagi individu adalah proses sosialisasi yang sama bagi setiap individu karena adanya pengaruh komunikasi massa yang memberitakan hal-hal yang sama

    Fungsi hiburan bagi individu merupakan pelepas lelah, sedangkan bagi masyarakat adalah pelepas bagi kelompok-kelompok massa. Adapun disfungsinya bagi individu adalah meningkatkan kepastian menurunnya selera sedangkan bagi masyarakat merupakan suatu pelarian.
     
    • Thanks Thanks x 1
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.