1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Res est solliciti plena timoris amor

Discussion in 'Dear Diary' started by Suci_Ristyasari, Jul 17, 2014.

  1. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Pada tahun lalu,_aku terpaksa_tidak bisa_berpuasa Ramadhan karena
    sedang hamil si kembar. Tahun ini
    ,_bisa jadi,_aku pun takkan mampu
    beribadah_puasa_karena_mesti_menyusui_kedua_bayi_kami_itu._Belum
    lagi
    , mereka kuat banget menyusunya._Si Mas bilang, sebaiknya,_aku
    tidak usah ikut berpuasa
    , cukup membayar fidyah saja._Kelak, ketika
    aku sudah sanggup meng-
    qadha puasa,_bolehlah aku meng-qadha-nya.

    Selama masih memungkinkan bagiku untuk meng-
    qadha puasa,_maka
    seyogyanya
    ,_aku_tetap_berusaha_meng-qadha_puasa_Ramadhan_yang
    pernah_terpaksa_aku_tinggalkan_karena_kondisi_hamil_dan_menyusui.



    Lha,_'kan_sudah_membayar_fidyah,_kenapa_masih_juga_mesti_meng-
    qadha puasa lagi? Bapaké bocah-bocah (hahaha...) menjelaskan padaku,
    membayar fidyah,(memberi makan kaum dhuafa pada bulan Ramadhan)
    dilakukan supaya aku (yang terpaksa tidak berpuasa),,Insya Allah, akan
    bisa tetap mendapatkan pahala ibadah Ramadhan,_kendati tidak ikut
    berpuasa. Tapi, pada hakikatnya,_fidyah_ditujukan_bagi mereka yang
    secara permanen sudah tidak akan mungkin sanggup untuk berpuasa.

    Nah
    ,_kalau aku,_kondisi tak kuat berpuasanya,_'kan hanya temporer
    saja?_Nanti
    ,_begitu_keadaanku_sudah_"kembali normal",_Insya Allah,
    aku akan bisa berpuasa._Tersebab itu,_meski sudah membayar fidyah,
    sebaiknya_aku_juga_berusaha_meng-qadha puasa Ramadhan._Kecuali,
    kalau tahun depan, (mungkin) suamiku kembali menghamiliku._Andai
    situasinya memang kelak ditakdirkan-Nya seperti itu
    , ya boleh bagiku
    mengambil
    rukhsah (keringanan dalam ketentuan beribadah)_untuk tidak
    perlulah lagi_meng-
    qadha puasa Ramadhan_setelah_membayar fidyah.



    Ada seorang staf di kantor
    ,_yang baru-baru ini, mengunggah foto-foto
    masa silam di akun IG-nya. Ehm,_di antara foto-foto yang dia unggah,
    terdapat beberapa_foto saat dia berpose bersama aku dan rekan-rekan
    kerja lainnya pada_beberapa_tahun lalu
    , sewaktu_aku belum menikah,
    "masih perawan kinyis-kinyis",,dan sama sekali belum berhijab. Sebagai
    atasannya
    ,,bagaimanapun bisa saja aku menyuruh yang bersangkutan
    untuk_menghapus_foto-foto_yang_menyertakan_diriku_kala aku belum
    merasa_terpanggil_untuk_menutup_aurat_tersebut
    ,_ya?_Sungguhpun,
    secara lahiriah,_"tiada cela apa pun_pada penampilanku di foto-foto itu".
    (Bahkan, jujur ya, si Mas bergairah melihat foto-fotoku tersebut... hahaha.)

    Untungnya
    , Rani ("tangan kananku" di kantor) segera tanggap. Dia mau
    mewakiliku_
    (karena hingga saat ini, aku masih menjalani cuti melahirkan)
    untuk_memberi_pengertian_kepada_stafku_tersebut, supaya_foto-foto
    "masa silamku" itu tidak lagi terpajang di akun IG-nya._Alhamdulillah,
    si_stafku_tersebut_menyadari_kekeliruannya_dan_langsung_menghapus
    foto-foto yang diunggahnya pada beberapa hari lalu._Tak hanya itu
    , ia
    sampai mengkhususkan diri meminta maaf padaku. Karena aku yakin
    kekeliruan_tersebut_memang_atas_dasar_ketidaktahuannya
    ,_ya sudah,
    case closed_(meski_sebelumnya,_aku pun tak_menganggap_hal_itu_sebagai
    kesalahan besar dari seorang staf)
    ._Dia_mungkin_sekadar_kurang_peka.



    Peristiwa yang nyaris serupa juga pernah diakui
    "si Geulis"._Ada foto-
    foto di akun IG-nya
    (foto-foto momen masa silam), yang kebetulan juga
    beberapa_di antaranya_menyertakan_aku
    ,_sewaktu kami_ikut_berpose
    bersama_dalam_sejumlah_peristiwa_yang_berbeda._Foto-foto_tersebut
    pun menampilkan
    "sosok diriku ketika masih terbuka nggak karuan". Eh,
    setelah_aku_menikah_dan_memutuskan_untuk_berhijab,_agaknya_dia
    lupa menyortir
    "foto-foto masa jahiliyyah"-ku tersebut._Untungnya sih,
    belakangan,_atas kesadarannya sendiri,_dia berusaha sebisa mungkin
    "membersihkan akun_IG-nya dari_foto-foto_jejak kebandelan masa laluku".

    Sebagian_besar_orang_yang_berada di lingkaran pertemananku,_pada
    umumnya
    , juga_secara_sukarela_telah_berkenan_untuk_meniadakan
    "foto-foto masa jahiliyyah"-ku._Tak sedikit pula sih, yang entah kenapa,
    masih saja_membiarkan_foto-foto_tersebut_di akun IG-mereka,_meski
    akun mereka telah dibuat
    private._Pada dasarnya,_aku lebih suka jika
    mereka_menghapus
    "foto-foto masa laluku",_ya atas_kesadaran_sendiri.

    Sebagaimana aku
    (dulu,_sebelum menikah, waktu masih punya akun IG),
    pernah menghapus sejumlah foto reuni masa SMA._Alasannya,_dalam
    foto-foto tersebut
    ,_posisi si X dan si Y (teman-teman_di SMA-ku)_selalu
    berdekatan._Pada_tahun-tahun_ketika_kami_di_SMA
    ,_kedua_insan_itu
    terang-terangan_menunjukkan_bahwa_mereka_memang_
    "berpacaran".

    Beberapa tahun kemudian
    , eh, ternyata, mereka berdua tak berjodoh.
    Si X_beristrikan_wanita_lain
    ,_si Y_bersuamikan_pria_lain._Menyikapi
    fakta tersebut
    ,_akhirnya aku memutuskan untuk menghapus foto-foto
    kenangan reuni SMA itu
    , "demi kemaslahatan bersama". Agar pasangan
    mereka masing-masing
    ,_"bisa terhindar dari melihat kemesraan masa lalu
    antara si X dan si Y saat masih di SMA dulu". "Ya, tapi 'kan, biarpun udah
    kamu hapus,_bisa aja,_foto-foto itu tetap ada di akun-akun IG teman-teman
    yang lain."
    Iya juga, sih._Toh, setidaknya, aku sudah berlepas diri dari
    kemungkinan_merusak_rumah_tangga orang lain._Setelah foto-foto
    itu

    (yang_menunjukkan_kemesraan_antara si X_dan si Y pada_masa_silam) aku
    hapus_seluruhnya
    ,_tiada_lagi_jejak_kemesraan_mereka_di_akun_IG-ku.



    Cerita lainnya._Sedikit banyak,_aku terinspirasi juga dengan kisah "si
    Geulis
    "_yang_pada_beberapa_waktu_lalu,_pernah_melakukan_test ride
    motor_retro_bersama_si_Stevie_dan_juga_teman-teman_kami_yang_lain.

    Kendati_sebenarnya
    ,_aku_sudah_pula mahir_mengendarai "motor laki"
    (setelah dulu diajari si Mas)
    ,,rasanya tidak memungkinkan jika kini aku
    nekat_berkendara_di_jalan_raya_menggunakan_salah_satu_dari_motor
    retro milik saudara sepupu suamiku itu. Namun
    ,,si Mas membolehkan
    aku melakukan
    _test ride_motor retro tersebut asalkan hanya berputar-
    putar di lapangan pribadi halaman belakang rumah Stevie. Kebetulan
    sang_empunya_rumah_itu_sedang_berada_di_rumah_Tantenya._Karena

    griya kami memang bertetangga dengan rumah si Stevie
    ,_kami pun ia
    izinkan_untuk_naik_motor_
    muter-muter_di_lapangan_pribadi_belakang
    rumahnya. Yo wis, akhirnya, sambil menjemur diri di bawah naungan
    sinar_mentari_pagi,_aku_pun_memilih_sebuah_motor_gede_untuk_aku
    naiki. HD Sportster Forty-Eight. Aku pun muter-muter_hingga beberapa
    kali_dan_si_Mas_yang_memvideokan._Sebagai_bukti_untuk_si_kembar,
    bahwasanya bukan cuma_Papa_mereka_yang_bisa mengendarai motor
    gede,_tapi aku pun,_sang Ibunda mereka, yo prigel numpak motor HD.


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Mar 27, 2020
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Pada bulan ini,_mestinya aku akan kembali menjalani rutinitas 9 to 5.

    Kamis kemarin,_aku juga_sudah menghadiri_rapat pertama semenjak

    cuti panjang persalinanku._Toh,_akhirnya diputuskan,_sebagian dari
    kami (termasuk aku) mau tak mau harus bekerja dari rumah._Bahkan,
    dalam_kondisi_tertentu,_para_stafku_mesti_datang_ke_griya_yang_aku
    dan si Mas tempati. Terus terang saja, tidak semua hal bisa dilakukan
    secara online. Biar bagaimanapun,,prinsip data confidentiality tidaklah

    bisa ditawar-tawar._Terkait hal tersebut,_"rapat super penting"_takkan
    mungkin_pula_sepenuhnya_dilakukan_secara_online._Tersebab_itulah,
    nanti,_sewaktu-waktu,_aku mesti siap menghadiri rapat yang sifatnya
    konvensional._Bukan tak mungkin,_bisa pula diadakan di griya kami.



    Sehubungan_dengan_hal_tersebut_dan_setelah_aku_berdiskusi_dengan

    Bapaké bocah-bocah,_kami_pun_memutuskan_merombak_teras_depan
    rumah_kami_untuk_difungsikan_sebagai_"ruang rapat temporer"._Teras
    depan cukup luas,_Insya Allah,_di situ bisa diletakkan kursi untuk 10
    orang._Sungguhpun,_yang hadir dalam rapat nanti,_akan diatur serta
    dibatasi maksimal 5-6 orang saja,_supaya takkan menyalahi prosedur
    kesehatan_dan keselamatan dalam masa-masa krusial_seperti saat ini.

    Sebagai_konsekuensinya,_sejumlah_tanaman_hias_di_teras_pun_mesti

    kami ungsikan untuk sementara waktu. Si Mas membelikan aku meja
    rapat_berukuran_sedang_dan_juga_kursi-kursinya._Insya Allah,_aku

    bisa menerima_para stafku di situ._Tak ada gangguan nyamuk,_lalat,
    tidak akan pula mengalami gangguan kebisingan, dan setiap saat bisa
    menikmati kehijauan_halaman depan rumah yang meneduhkan mata.




    Tadi sore,_Stevie datang dari private ranch milik orangtua si Mas._Dia

    membawakan beberapa batang bambu segar (untuk membuat lemang),
    beberapa ikat_kayu bakar_beserta_sejumlah_karkas ayam_dan bebek.


    Karena,_qadarullah,_siang tadi,_si Stevie bisa berkunjung ke private

    ranch_tersebut,_Mama Mertuaku_meminta_tolong_kepadanya_untuk
    mengambil sejumlah_pesanan Beliau._Sebentar lagi 'kan, Ramadhan.

    Mama Mertuaku mau membuat lemang bambu di dapur semi outdoor
    griya kami._Karena aku_dan si Mas_sedang tak bisa menemani Beliau

    ke private ranch,_ya sudah,_mumpung 'Cah Mbeling itu memang akan
    berkunjung ke sana,_sekalian saja deh,_minta bantuannya._Eh, dasar
    memang 'Cah Mbeling,_ketika dia tiba di kediaman kami,_saat sedang
    menurunkan barang_bawaan_dari_mobilnya,_sempat-sempatnya pula
    berkomentar, mengapa teras depan griya kami,_kok ya, sekarang ini,
    tiba-tiba berubah menjadi pos provost? Mau tidak mau, komentarnya
    tersebut_menjadi_bahan_pertimbanganku_dan_si_Mas._Ada benarnya
    juga, sih (huhuhu...)._Akhirnya,_supaya "ruang rapat temporer" di teras
    depan griya kami itu tak terkesan seperti pos penjagaan militer, kami
    pun_terpaksalah_mengadakan_beberapa_perubahan_dan_penyesuaian.



     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 4, 2020
  4. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Tadi,_aku belum berani menulis soal kemungkinan rezeki tak terduga
    yang selama_beberapa_hari_ini_sedang tekun_diusahakan_oleh Bapaké
    bocah-bocah._Jadi,_aku lebih_memilih untuk menulis kenangan ihwal
    Marjolein, temanku semasa di SMA dulu._Namun,_sore ini,_suamiku
    mengisyaratkan bahwa, Insya Allah, usaha giatnya itu takkan sia-sia.

    Cerita lengkapnya baru akan kutuliskan, Insya Allah,,setelah seluruh

    proses yang diusahakan si Mas (dari A-Z)_bisa rampung sepenuhnya.

    (Tersebab itu,_post tentang si Marjolein, kupindahkan ke bawah saja, ya.)
     
    Last edited: Apr 10, 2020
  5. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Edit post: Ruang di atas, aku sediakan untuk mengisahkan soal perjuangan
    suami kinasihku,_Bapaké bocah-bocah,_dalam mengusahakan rezeki tidak
    terduga bagi aku dan dua putra kembar kami._Kapan-kapan, aku kisahkan.



    Semalam,_Hafiza mengabarkan bahwasanya si Marjolein (teman kami

    semasa di SMA dahulu)_tengah terbaring sakit,_terjangkit hepatitis A.

    (Untuk dijadikan pelajaran,_hepatitis A yang_diidap Marjolien_disebabkan

    oleh kebiasaan buruknya yang sering jajan makanan di sembarang tempat.)

    Berhubung_situasinya_memang_tak_memungkinkan untuk membesuk

    ke rumah sakit,_ya sudah, mohon doanya saja._Tentu, aku tidak akan
    menolak_mendoakan_kesembuhan_bagi_Marjolein._Syafakillah syifaan
    ajilan, syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman. Insya Allah, lekas pulih, ya.



    Kalau bicara perihal si Marjolein itu,_ada banyak_kenangan_di dalam

    benakku._Semasa kami di SMA,_ia sebetulnya lebih punya "kedekatan
    ideologis" dengan geng si Uti dan Myria yang (pada waktu itu) terkenal
    "badung dan sangat liberal". Terus terang saja,_saat itu,_sejatinya,_aku

    pun_bukanlah_termasuk_"anak alim yang bisa 100% berperilaku manis".

    Dari segi berbusana,,aku nyaris sama liberalnya dengan geng mereka.


    Namun,_secara_batiniah,_aku_merasa_lebih_sreg_untuk_berkelompok,

    sebarisan dengan Hafiza,_Arni,_Sisca,_Ninien,_dan teman-teman lain,
    "yang Islami dan_cenderung_lebih_memancarkan_energi positif_kepadaku".

    Betapa pun kami tidak sampai memusuhi geng si Uti,_toh,_kami juga

    merasa enggan jikalau harus bergaul erat dengan mereka._Alasannya
    (tanpa bermaksud mengungkit masa lalu, ya),_pada waktu itu,_perilaku
    Uti and her notorious gang_tergolong_sangat_liberal_dan_bertentangan
    dengan norma-norma yang kuyakini._Nakalnya Uti cs,_"mengerikan".



    Anehnya,_dari belasan anggota geng si Uti,_hanya si Marjolein itulah

    yang_senantiasa_semanak_(bersikap ramah)_kepada_aku_dan_Hafiza_cs.

    Sungguhpun_teman-temanku_yang lain agak_sedikit khawatir dengan

    keramahan Marjolein itu (Tuluskah keramahannya? Atau adakah "motif
    terselubung" di balik sikapnya?), toh, aku dan Hafiza berusaha berbaik
    sangka padanya. Keramahannya kami balas dengan keramahan pula.

    Kendati_tak_memupus_kewaspadaan_kami._Karena_pada_hakikatnya,

    dia masih saja setia_galang-gulung_dengan Uti and her notorious gang.



    Alhamdulillah,_Allah_masih_sangat_sayang_kepada_Uti_dan_beberapa

    teman satu gengnya tersebut (tidak semua)._Siapa sangka, mereka bisa
    memperoleh hidayah dari-Nya untuk memperbaiki diri._Bahkan,_Uti
    itulah yang pada kenyataannya lebih dulu sanggup konsisten berhijab
    syar'i dan "lebih dulu meng-upgrade kualitas hidupnya"_ketimbang aku.


    Marjolein belum berhijab, tapi pada saat ini, perilakunya sudah lebih

    baik_ketimbang_tindak-tanduknya_semasa_di_SMA_dulu._Insya Allah.


    Fakta tersebut menyadarkanku_bahwasanya kita tak boleh memvonis

    orang lain_yang "terlihat sebagai pendosa",_seolah dia sudah dipastikan
    akan menjadi_"pendosa permanen" hingga akhir hayatnya._Di sisi lain,
    kita yang saat ini merasa sudah menjalani jalan kehidupan nan lurus,
    tidak layak merasa jemawa dan takabur,_menganggap diri lebih baik

    daripada mereka yang masih berusaha menjemput hidayah dari-Nya.



    Kembali lagi perihal Marjolein._Kalau si Mas_dan keluarga besarnya

    (termasuk pula si kembar) memiliki kultur untuk menggunakan nama-
    nama yang keminggris (keinggris-inggrisan,_ya wajarlah,_leluhur mereka

    itu 'kan,,memang berasal dari Negeri Kanjeng Ratu Elizabeth II) lain hal-
    nya_dengan_keluarga_temanku_Marjolein_yang_kerap_menggunakan
    nama-nama yang kemlondo (kebelanda-belandaan)._Sayangnya,_teman
    SMA-ku tersebut sering dipanggil dengan tak semestinya. Terkadang,
    ada saja_yang_seenaknya_memanggil dia "Maryo" alih-alih "Maryolin".


    Pernah suatu ketika,_ada pula guru kami yang memanggilnya dengan

    dengan_sebutan "Merlin"._Padahal,_menurut_Marjolein,_"Merlin" itu
    itu adalah nama untuk anak laki-laki._Marahlah dia_ketika dipanggil
    dengan_nama_tersebut._Untunglah,_guru kami_bukan tipe_guru yang
    otoriter._Begitu menyadari kekeliruannya, beliau mau meminta maaf.



    Suatu_hari,_si Marjolein_pernah_juga "terlibat konflik" dengan_guru
    yang lain._Yang njelehi (menyebalkan), lha, kok ya, dalam perseteruan
    tersebut, dia membawa-bawa namaku._Pada awalnya,_guru kami itu
    membahas perihal_karakteristik/ciri-ciri fisik_beragam ras dan etnik.

    Entah mengapa,_guru kami_tersebut_menyatakan_bahwa_orang Jawa

    adalah etnis yang memiliki ciri-ciri berkulit sawo matang atau kuning
    langsat._Sesaat kemudian,_Marjolein menginterupsi pernyataan guru

    kami. "Lha, Suci itu orang Jawa asli tapi dia kulitnya putih, Pak?_Artinya
    statement Bapak tadi kurang pas._Mestinya, ditambahin dengan 'rata-rata',
    atau 'sebagian', biar kesannya nggak menggeneralisir (menggeneralisasi)."

    Betapa pun sanggahan_dari si Marjolien secara esensial adalah benar,

    toh,_guru kami agaknya tak menyukai sikap frontal dari temanku itu.

    Yah,_memang kenyataannya,_tidak semua guru mampu berbesar hati

    menerima koreksi dari murid. Akhirnya, berdebatlah mereka berdua
    secara cukup sengit (hahaha)._Namun,_"sialnya",_kok ya,_diriku yang

    dijadikan bahan untuk_mendukung_dan_menyerang argumen mereka
    masing-masing._Yang_lucu_bagiku,_sewaktu si Marjolein_berani ber-
    argumen, "Excuse me, Sir._Do you think you know Suci better than me?"

    (Pernyataan asli Marjolein saat itu bukan dalam bahasa Inggris,,ya. Tetapi,

    kalimat keminggris di atas,_kira-kira adalah padanan kalimat si Marjolein.)

    Namanya juga "perdebatan",_takkan mungkin ada titik temu._Apalagi,

    guru_kami_tersebut_bukan_tipe_guru_yang_akan_sudi_mengalah_pada
    muridnya. Toh, ada sisi positif dari guru kami itu._Beliau tidak lantas
    semena-mena menindas Marjolein,_pascainsiden perdebatan tersebut.



    Terkait warna kulitku,_dulu,_ketika aku baru memasuki dunia kerja,

    Bu Noviati (atasanku)_sering iseng_berkomentar_bahwa_warna kulitku
    kok ya,_persis_warna_kulit perempuan Jepun._Kalau menurut beliau,
    andaipun_perempuan_Jawa berkulit_cerah,_lazimnya "hanya" berupa
    kuning_langsat,_jarang_ada_yang_putih_bersih_seperti_kulit_tubuhku.

    Eh,,setelah aku menikah,,Mama Mertuaku juga menyatakan hal yang

    senada._Putih, mirip kulit perempuan Jepun._Padahal, dalam silsilah
    keluargaku_(baik dari jalur Mama ataupun jalur Papa)_sama sekali tiada
    bukti_maupun_indikasi_bahwa_keluarga_kami_"berdarah_campuran".

    Silsilah_keluarga_besarku_masih_bisa_ditelusuri_hingga_lima_generasi

    sebelum Eyang Buyutku. Kenyataannya, hampir tak ada yang pernah
    menikah_dengan "orang dari seberang"._Baru_aku_saja_yang_mungkin

    "bandel" karena_(qadarullah) menikah_dengan "produk setengah impor".

    Sejujurnya,_putih_tubuhku_acap kali_menjadi_"penghangat suasana".

    Kalau pas lagi kumat isengnya,_dia sering membelikanku underwear
    serba hitam (yang tentu saja sangat kontras dengan warna kulitku)._Eh,
    begitu aku_memakainya,_ia malah jadi deg-degan sendiri. Piye, tho?



    Anehnya,
    kulit si Mas justru tidaklah seputih kulitku._Sungguhpun,

    dalam 'ngganteng-nya_raut wajah Bapaké bocah-bocah itu,_terlihatlah
    jelas bahwa ia_adalah_keturunan ras kulit putih._Berarti, warna kulit
    takkan_selalu_dipengaruhi_oleh faktor genetik saja._Mama Mertuaku
    bilang,_semula,_si Mas itu juga putih banget._Lha,_begitu menetap di
    Indonesia,_langsung deh,_mulai agak luntur (hahaha...)_karena sering
    diajak_melakukan_ragam_aktivitas maskulin oleh_si 'Cah Mbeling_dan
    para_saudara_sepupu_pria_beserta_rekan-rekan_slagorde_yang_lain.



    Meski demikian, ternyata,_tak semua orang yang berkulit putih akan

    dengan serta-merta_menjadi agak gelap warna kulitnya jikalau sering
    menjalani aktivitas di luar ruangan._Contohnya, "si Geulis"._Biarpun
    dia berprofesi_sebagai_insinyur konstruksi yang kerap kali mesti ber-
    panas-panasan ria di berbagai proyek,,toh,,hingga saat ini,,ia sanggup
    mengondisikan diri agar kulitnya senantiasa terlihat putih dan bersih.



    Nah, itulah esensinya. Sebagai perempuan, di dalam kondisi apa pun,

    mesti_rajin_merawat_kulit tubuh_dan_kebersihan diri._Sesungguhnya,

    warna kulit bukanlah tolok ukur cantik tidaknya seorang perempuan.

    Yang terpenting_adalah_kita_bisa memiliki_kulit nan bersih dan sehat.



     
  6. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Kala_pertama_kali_aku_mengetahui_bahwa_orangtua_si Mas_memiliki
    private ranch yang_sangat luas_(aku diajak ke sana pada awal Mei 2016),
    aku sempat "sedikit merasa aneh",_mengapa di lahan seluas itu "hanya"
    dimanfaatkan_sebagai tempat_pembudidayaan beberapa_jenis unggas
    (ayam kampung, bebek, menthok, angsa)_dan ikan-ikan konsumsi saja?

    Dalam pikiran sederhanaku, bukankah di tempat itu masih sangatlah

    memungkinkan_jika_digunakan_untuk_memelihara_jenis-jenis_hewan

    ruminansia (hewan-hewan yang memamah biak) semisal sapi, kambing,
    domba, atau bahkan, kerbau? Toh, si Mas bilang,_private ranch milik

    kedua orangtuanya itu 'kan,_bersifat non-komersial._Berarti, tak ada
    salahnya andai tempat itu juga digunakan untuk memelihara hewan-
    hewan ruminansia_tersebut._Kalau dalam skala kecil saja 'kan,_bisa?




    Lha,_jebulane,_ada alasan yang sangat logis perihal tak dipeliharanya

    hewan_ruminansia_spesies_apa_pun_di_private ranch_tersebut_(Hingga
    saat itu, ya._Keherananku 'kan, terjadi pada Mei 2016._Kalau saat ini, sih,
    di_private ranch_tersebut terdapat 2 pasang hewan ruminansia_berupa rusa
    tutul._Rusa tersebut_adalah_jenis_rusa yang berasal dari India,_bukan rusa
    asli Indonesia yang dilindungi karena terancam punah._Meski begitu,_toh,
    Pak Malik selaku perwakilan private ranch tetaplah melakukan koordinasi
    dengan "otoritas berwenang", terkait penangkaran 2 pasang rusa tutul itu.).


    Si Mas mengatakan padaku, kedua orangtuanya memang sengaja tak

    membudidayakan hewan-hewan ruminansia apa pun di private ranch,
    karena_keluarga_besar_Ibunda_Mbak Rachel_dan_si_kembar_Stevie

    sudah sejak tahun 1970-an memiliki peternakan kambing dan domba
    serta usaha penggemukan sapi._Untuk menghindari kesan "menyaingi

    bidang usaha saudara sendiri", maka di private ranch tersebut pun tidak
    ikut-ikutan_memelihara kambing, domba, atau sapi._Sebagai bentuk
    terima kasih_atas_sikap_tenggang rasa_itu,_keluarga_saudara_sepupu
    suamiku senantiasa memberikan_diskon hingga 60% (!) saat membeli
    daging kambing,_domba,_atau sapi dari peternakan mereka tersebut.

    Bagi kita,_generasi masa kini,_yang namanya "memiliki private ranch

    atau mempunyai livestock farming",_mungkin,_akan terdengar sebagai
    suatu_bentuk_kemewahan,_ya?_Namun,_bagi_mereka_yang_pernah
    mengalami dekade 1970-an hingga awal dekade 1990-an,_hal tersebut
    tidaklah mengherankan._Ada masanya,_harga sebidang tanah justru
    jauh lebih murah ketimbang_harga radio_atau harga TV hitam putih.



    Dulu,_dalam rangka pernikahan aku dan si Mas, mulai dari lamaran

    hingga acara resepsi,_keluarga besar sepupunya itu menyumbangkan
    daging sapi, kambing, dan juga domba dalam jumlah yang luar biasa
    banyaknya._Gratis._Orang-orang masa silam_bilang,_"Zonder bayar."


    Ketika baru menjadi sigaraning nyawa si Mas,_acap kali,_aku dibuat

    tertegun._Aku memesan 3 kilogram daging sapi (via telepon)._Lha, wis
    regane murah biyangettt,_masih ada bonusnya pula._Yang dikirimkan
    ke griya kami berdua,,tak cuma berupa 3 kilo daging sapi pesananku,
    eh,_ditambahkan pula..._2 kilo kikil sapi segar_(100% bebas formalin),
    3 kilo sandung lamur (+ tetelan),_serta balungan (tulang sapi untuk sop).

    Saat itu,_si Mas pun menjelaskan, berhubung aku "sudah resmi masuk

    ke dalam struktur keluarga besarnya" maka privilese (hak istimewa) dari
    segenap anggota keluarganya menjadi keniscayaan bagiku._Aku 'kan,

    adalah "sigaraning nyawa ingkang kinasih" bagi si Mas, dengan begitu,
    sangat lumrah_bagi_keluarga besarnya_untuk bermurah hati_padaku.




    Sayangnya,,sejak masih kecil, aku sudah terkondisikan untuk merasa

    sungkan bilamana diberikan sesuatu dalam jumlah banyak._Alih-alih
    merasa senang jika aku mendapat pemberian yang berlimpah,_justru
    aku sering_kali_merasa "tidak enak ati"_menyikapi hal tersebut._Kalau
    sudah_begitu,_suamiku_pun_akan_"marah"_kepadaku._Segala_bentuk
    pemberian yang jelas-jelas tulus,_tanpa pamrih,_ya tak usah kusikapi
    dengan rasa sungkan. Supaya yang memberi pun ikut merasa senang.

    Pernyataan Bapaké bocah-bocah itu memang tak salah. Dari waktu ke
    waktu,_aku_senantiasa_menyaksikan_sendiri_bukti-bukti_nyata_nan

    kasatmata_bahwasanya_ikatan_kekerabatan_dan_tali_persaudaraan
    di keluarga besar si Mas_sangatlah kuat,_tulus, tanpa kepura-puraan.

    Persaudaraan_mereka_itu_adalah_persaudaraan_sejati_par excellence.



    Sabtu pagi,_Mama_Mertuaku memesan sejumlah_daging sapi_beserta

    daging_domba_untuk_stok_bahan_makanan_kami_sekeluarga._Selama
    masa_menyusui_si kembar tercinta,_lha,_kok ya,_aku terus-menerus
    dihinggapi_"sindrom cepat merasa lapar"._Kedua bayi mungil_tersebut
    sangat kuat menyusu padaku._Wuah... jiyan persis banget karo Bapaké.
    (Hahaha... maksudku,_wajah mereka yang mirip sekali dengan Papa-nya.)


    Menyusui_bayi_kembar_tentulah_mengeluarkan_banyak_sekali_kalori.

    Sebagai_konsekuensinya,_rasa lapar pun_selalu_datang_silih_berganti.



    Pada awalnya sih,_suamiku yang akan pergi ke livestock farming milik

    saudara_sepupunya_tersebut_untuk_mengambil_pesanan_Mama-nya.

    Saat bersiap-siap,_eh,_tak dinyana,_si 'Cah Mbeling sudah berangkat

    duluan ke tempat itu selepas shubuh. Karena mendapat info tersebut,
    ya akhirnya,_si Mas pun meminta_bantuan yang bersangkutan untuk

    membawakan_pesanan_keluarga_kami._Menjelang_adzan_Dzuhur,_si
    'Cah Mbeling itu pun tiba di griya kami. Dia tidak sendirian,_bersama
    "Pak Mbarep"_(yang diamanahkan untuk mengelola livestock farming itu)
    beserta Yozita,_putri_bungsu_Beliau._Sebetulnya,_si Stevie menyebut
    Om-nya itu (adik bungsu dari sang Ibunda) dengan nama lain._Namun,
    berhubung si Mas_memanggil_Beliau dengan panggilan "Pak Mbarep",
    tentu aku wajib seiya-sekata dengan suami kinasihku, 'kan? Tersebab
    itulah, aku_pun ikut suamiku,_membahasakan_Beliau: "Pak Mbarep".

    Kendati panggilan tersebut terasa aneh._Lha, Beliau itu 'kan, bungsu.

    Seperti biasanya,_betapa pun hanya memesan daging,_pastilah selalu

    diiringi bonus lainnya._Ada tetelan,_lidah sapi,_limpa,_hati kambing,
    gajih kambing, tahu Sumedang mentah (yang siap goreng),_kelapa tua
    untuk santan, dan yang teramat sangat mengejutkan..._seekor kucing
    betina (domestic shorthair) berwarna putih mulus._Tentu bukan untuk
    dikonsumsi,_melainkan untuk klangenan (dipelihara/disayang-sayang)._

    Kata Stevie,_si_kucing_putih betina itu lahir di_livestock farming_milik

    keluarga_besar Ibundanya._Kucing tersebut_adalah_anak dari kucing
    peliharaan_keluarga "Pak Mbarep"._Karena kucing di_rumah_mereka
    sudah_nyaris overpopulasi,_maka_si kucing putih_itu pun ditawarkan
    kepada kami, dalam bentuk hibah._Nah,_keikutsertaan "Pak Mbarep"
    dan Yozita ke griya_kami adalah_untuk_memastikan_bahwa_si kucing
    putih tersebut_bisa mendapatkan_"rumah barunya nan layak"_dan juga
    sang pemelihara yang bertanggung jawab._Setelah berunding dengan
    aku,_akhirnya_si Mas_menyatakan_kesediaannya_untuk_menampung
    si anakan_kucing putih tersebut._Alhamdulillah,_"Pak Mbarep" dan si
    Yozita kelihatan sangat lega karena kucing tersebut tak akan telantar.



    Yang sangat_mengejutkan bagiku dan si Mas,_kata Mama Mertuaku,

    pada Ahad paginya,_ketika si kembar sedang berjemur,_putra kedua
    kami, Leiv,_tiba-tiba saja... tertawa (!) karena melihat si kucing putih
    tersebut._Sayangnya,_baik_aku_maupun_si Mas,_tidak_menyaksikan
    momen bersejarah_sewaktu salah_satu_dari_si kembar untuk pertama
    kalinya mulai belajar tertawa._Yah, sayang banget. Ini sih, si Bapaké
    bocah-bocah.._ia kebelet mengajakku melepas rindu tidur di paviliun.


     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 14, 2020
  7. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Pada awal April ini,,pernikahan kami berdua memasuki usia 3 tahun.
    Seperti pada tahun-tahun sebelumnya,_aku dan si Mas memang telah
    bersepakat_untuk_tidak_memperingati ulang tahun pernikahan_kami.

    Lha,_mengapa begitu?_Ya,_karena yang menikahiku itu adalah sosok

    laki-laki_yang_"memiliki kecenderungan untuk melawan arus"._Namun,
    justru di situlah letak keseruan dari "petualanganku bersama dirinya".



    Secara normatif,_hakikat dari pernikahan kami berdua adalah untuk

    mendapat_Ridha-Nya,_serta diamanahkan_sejumlah_keturunan yang
    Insya Allah, shalih (jika laki-laki, seperti si kembar) atau yang shalihah
    (andai kelak,_kami diamanahkan-Nya pula anak/anak-anak perempuan).


    Anak-anak_kandung,_darah_daging_kami_berdua,_yang_Insya Allah,

    sehat secara jasmani_dan rohani,_senantiasa berbakti pada orangtua.

    Yang_tidak_lemah_dan tidak pula berkekurangan dalam berbagai hal.

    Tidak bodoh,_tidak mudah dibodohi,_dan tak akan sudi membodohi.

    Anak-anak_kami_yang laki-laki,_Insya Allah,_akan_bisa_berperilaku

    sebagaimana_layaknya laki-laki sejati._Bilamana_kami_diamanahkan
    anak/anak-anak perempuan,_Insya Allah,_dia (atau mungkin mereka)
    tidak_akan_berperilaku_yang_melenceng_dari_kodrat_kewanitaannya.


    Secara garis besar,_apa yang aku dan_Bapaké bocah-bocah_harapkan,

    rasanya takkan jauh berbeda dengan harapan para orangtua lainnya.



    Akan tetapi, jujur ya,_ihwal kehidupan suami istri dalam pernikahan
    sebaiknya tidak melulu dijalani_secara normatif ataupun secara klise.

    Jangan sampai kehidupan pernikahan menjadi terasa "kering", datar,

    monoton, tiada geregetnya lagi,_dan ujung-ujungnya,_menjenuhkan.


    Alhamdulillah,_semenjak awal,_si Mas mengajakku untuk memaknai

    pernikahan kami berdua ini bukan sekadar sebagai "pernikahan biasa"
    (yang lazimnya akan terasa klise dan mudah diprediksi),_melainkan juga

    dimaknai_sebagai_"suatu bentuk petualangan nan seru sekaligus elegan".



    Untungnya,_suamiku punya bakat alamiah untuk bisa menghadirkan

    kehidupan pernikahan yang sama sekali tidak klise._Nah, supaya bisa
    mewujudkan_hal_tersebut_secara_optimal,_tentu sajalah,_kami mesti
    "berani melepaskan diri_dari_berbagai_tradisi rumah tangga_yang mungkin
    sudah terasa terlalu konvensional"._Contohnya,_ya_perihal_merayakan
    ulang_tahun_pernikahan._Semula,_aku_sempat_menentang_idealisme

    suamiku yang enggan merayakan ulang tahun pernikahan kami. Toh,
    kalau hanya_diperingati_secara_privat saja,_'kan tidak ada_salahnya?


    Namun,_sang laki-laki kinasihku_tersebut berargumen,_jika_sekadar

    dimaksudkan untuk "memperingati kebersamaan kami berdua",_kenapa
    cuma diperingati setahun sekali saja? Padahal, kebersamaan aku dan
    dia, Insya Allah,_senantiasa berlangsung setiap saat._Suamiku lebih

    memilih_"mengenang segala_bentuk_suka duka dalam kebersamaan kami"
    dengan_cara-cara unik_(dan terkadang, "aneh banget", hahaha...)_yang
    selalu tidak pernah mampu aku prediksi. Justru hal-hal seperti itulah
    yang menggairahkan. Belakangan,_aku ikut terpengaruh dengannya.

    Aku_seakan_mulai_merasa_tertantang_untuk_sanggup_menghadirkan

    beragam kejutan (dalam pengertian positif,,ya!) yang sungguh-sungguh
    mengejutkannya._Ibarat kata,_jika dia "buas",_aku bisa pula "ganas".

    Ternyata,_si Mas senang banget dengan kemampuanku mengimbangi

    perilaku anti-mainstream-nya itu._Terhindarlah kami dari kejenuhan.



    Toh, setiap hari,_aku tetap berupaya menjalankan peran sebagai istri

    yang Islami dan njawani._Perempuan Jawa_yang_terdidik_dan_paham
    unggah-ungguh_(tata krama),_lazimnya,_akan_berusaha_memosisikan
    suami_tercinta sebagai_sosok_yang_wajib_dihormati._Hingga detik ini,
    sampai 3 tahun usia pernikahan kami,_bi-idznillah,_aku masih selalu
    mati-matian "jaga image" setiap kali aku berdekatan dengannya. Bagi
    sebagian orang, hal tersebut mungkin terasa tidak wajar. "Kalau udah
    menikah,_buat apa lagi sih,_pake sok-sokan_jaga image_di depan suami?


    Suami yang 'cintanya benar-benar tulus',_pasti takkan mempermasalahkan

    jika si istri 'berperilaku apa adanya'_atau berperilaku jorok sekalipun,_saat
    sedang di berada rumah!"_Yah,_kalau ada yang berpendapat demikian,
    aku_tidak_punya_hak_menyalahkannya._Namun, secara pribadi, aku
    lebih memilih untuk tak akan_pernah_menunjukkan "perilaku tak elok
    dalam bentuk apa pun (terutama perilaku jorok yang berpotensi mereduksi
    nilai keanggunanku di matanya)" jika si Mas sedang berada di dekatku.


    Hal_itu_adalah_salah_satu_perwujudan_rasa_hormatku_kepadanya.


    Pada bulan-bulan awal_pernikahan kami,_ia juga sempat_tidak habis

    pikir dengan sikapku tersebut._Eh,_lambat laun,_suamiku pun mulai
    tergerak_untuk_mengikuti_prinsip "jaga image"-ku. Betapa pun,_aku
    sama sekali tidaklah_pernah mewajibkannya untuk ikut "jaga image".

    Tentu sajalah, prinsip "jaga image" tersebut tak kami terapkan secara

    irasional._Tak diterapkan di semua situasi._Pada saat-saat intim kami

    berdua,_ah,_manalah_bisa_doktrin_"jaga_image"_itu_terselenggara?


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 20, 2020
  8. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Kemarin_siang,_kedua_orangtuaku_menyambangi_griya_kami._Sejak
    persalinanku,_Mama-Papa beserta kedua orangtua si Mas (khususnya
    Mama Mertua-ku)_telah_menyatakan_keinginan_para_Beliau_tersebut
    untuk ikut mengasuh si kembar Ridge dan Leiv._Alhamdulillah, alih-
    alih merasa terganggu dengan_kehadiran para Beliau di rumah kami,
    aku_dan_si_Bapaké bocah-bocah_justru merasa_amat_sangat_terbantu.
    Secara bergantian, para orangtua tercinta itu datang ke rumah kami.

    Terus terang saja, mengurus bayi kembar tidaklah ringan._Yang satu

    terbangun dan menangis, eh, yang lainnya pun ikut-ikutan menangis.

    Sering juga terjadi,,sewaktu aku sedang memasak atau ketika sedang

    melakukan_suatu_pekerjaan,_salah_satu_dari_mereka_ingin_menyusu
    padaku._Tak lama kemudian,_yang lain pun tiba-tiba terbangun dan
    ingin segera pula kususui_(Yang kumaksudkan,_tentu sajalah putra kami
    yang lainnya, ya! Bukan Papa-nya). Aku pun mesti menyusui sekaligus.

    Bagi pasutri seperti aku dan si Mas,_yang sama-sama bekerja, hal itu

    tentulah harus_kami_sikapi_dengan "kesabaran tingkat tinggi"._Namun,
    aku dan suamiku tak_selamanya bisa siaga 24 jam dalam mengurus si
    kembar._Nah, pada saat-saat seperti itulah,_keberadaan dan bantuan
    dari para_orangtua_kami tercinta,_terasa besar sekali artinya._Tanpa
    peran serta_nan tulus_dari_para Beliau tersebut,_mungkin kami akan
    kewalahan juga mengurus putra kembar kami. #JazakamallahKhairan



    Semalam, Papa berkisah ihwal suatu kejadian sewaktu Beliau sedang

    mengantarkan Mama berbelanja_sejumlah_stok kebutuhan_keluarga.


    Di_tempat_perbelanjaan_itu_sempat_terjadi_"suatu insiden memalukan

    dan_sekaligus_memilukan"._Ada_seorang_istri_yang_tega_merendahkan
    harga diri suaminya. Dalam norma masyarakat,,sangat tak layak jika
    urusan pertengkaran rumah tangga yang_semestinya hanya terjadi di
    ruang privat,_eh,_malah diekspos di ruang publik,_semisal di tempat
    perbelanjaan_tersebut._Berdasarkan_cerita Papa,_saat itu,_awalnya,
    si oknum istri "cuma" mengomeli suaminya._Kebetulan,_Mama-Papa
    tepat_berada_di_belakang_kedua_pasutri_tersebut._Entah bagaimana,
    tiba-tiba saja,_emosi si oknum_istri mulai_tak terkendali_dan dia pun
    memaki-maki sang suami dengan nada tinggi. Tak usah aku sebutkan
    rangkaian_kata_makian_yang_diberondongkan_si_oknum_istri_itu, ya.




    Pada intinya,_yang bersangkutan_meluapkan kejengkelannya_karena

    suaminya itu adalah seorang pengangguran. Konsekuensinya, istrilah
    yang selama ini harus menjadi tulang punggung keluarga._Andaikata

    hal_tersebut_hanya_dia_ungkapkan_di_rumah_sendiri,_ya_terserahlah.

    Akan_tetapi,_si_oknum_istri_itu_mengungkapkannya_sambil_setengah

    berteriak (dengan nada marah) di ruang publik._Tentulah, hal tersebut
    membuat_para_pengunjung_tempat_perbelanjaan_itu_menjadi_merasa
    tak nyaman._Sang suami hanya bisa termenung. Entah merasa sangat
    malu_karena_dia_dicaci maki dengan_teramat_kasar oleh sang istri di
    tempat umum,_atau bisa pula ia merasa harga dirinya tercabik-cabik
    lantaran status dirinya saat ini sebagai "suami pengangguran",_seolah-
    olah_"diumumkan ke publik"_justru_oleh_istrinya_sendiri._Akhirnya,
    agar eskalasi konflik di antara_pasutri tersebut tak makin membesar,
    sejumlah pihak berwenang pun_menggiring_mereka_ke suatu tempat.



    Kita_semua_tentulah_sama-sama_mafhum,_kondisi_perekonomian

    dalam beberapa tahun terakhir ini,_kian lama kian membuat banyak
    orang frustrasi._Bahkan, sebelum terjadi pagebluk (wabah) pun,_kita
    kerap kali mendengar keluhan banyak orang ihwal betapa makin tak
    menentunya kondisi perekonomian. Kendati bekerja, berpenghasilan

    tiap bulannya,_toh,_banyak orang yang merasa tidak berkecukupan.


    Bersyukur sih bersyukur, masih berpenghasilan._Namun, faktanya...

    amat banyak orang yang ibaratnya, "menjalani hidup dari gaji ke gaji".

    Beberapa_waktu_silam_(sebelum_terjadi pagebluk seperti_saat_ini)_aku

    pernah (sok-sokan...) mengingatkan beberapa_stafku agar mereka itu
    rutin menyisihkan_penghasilan bulanan mereka_untuk_ditabung atau
    diinvestasikan_di sejumlah_instrumen investasi._Tentu_yang_rasional.

    Eh, banyak di antara mereka yang mengeluh,_"Boro-boro bisa nabung

    atau berinvestasi..Nggak gali lobang tutup lobang aja udah bagus banget."



    Terkait cerita Papa perihal_kejadian_seorang oknum istri yang sangat

    tega memaki-maki suaminya sendiri di tempat umum,_ah,_aku tidak
    berada dalam_posisi mencela atau membela yang bersangkutan._Aku
    'kan,_sama sekali_tidaklah_mengetahui_situasi rumah_tangga mereka
    yang sebenarnya._Hanya saja, cerita Papa tersebut,_ya mau tak mau,
    mengingatkanku kembali pada kejadian masa lampau, sewaktu Papa
    sempat menjadi pengangguran setelah terkena PHK, November 1997.

    Ketika itu,,Papa pernah tak bekerja_selama setahun lebih (!), sebagai

    dampak krisis multidimensi._Papa memang masih punya income dari
    usaha kos-kosan Beliau,_tetapi, sejujurnya ya (tanpa bermaksud untuk
    merendahkan Beliau),_uang_kos-kosan_itu_nilainya_1:6_dibandingkan
    penghasilan bulanan Mama (yang bi-idznillah,,masih bekerja,,tidak ikut
    terkena hantaman badai krisis saat itu)._Dengan kata lain,_Mama itulah
    yang_kemudian_berperan_sebagai breadwinner atau_tulang_punggung
    keluarga_kami._Toh,_betapa_pun_menyedihkannya_situasi_kala_itu,
    kadar kesetiaan,_ketulusan,_dan penghormatan Mama kepada Papa,
    tak berkurang sedikit pun
    ,_tetap 24 karat._Alih-alih "mengumumkan"
    kepada_khalayak_bahwasanya, "Saya_ini_tulang_punggung_keluarga!"
    Mama_justru_menjaga_harga_diri_Papa_dengan_merahasiakan_status

    Papa yang sedang menganggur._Uang hasil usaha kos-kosan yang di-
    berikan_Papa_jelas_tak_seberapa, tapi_Mama_sangat_menghargainya.



    Sungguhpun saat itu, aku masih kecil,_aku masih selalu ingat momen
    rutin,_tiap kali_Papa_memberikan_amplop_yang_berisikan_uang_hasil
    dari usaha kos-kosan,,Mama pun akan menerimanya sambil berujar,
    "Matur sembah nuwun, Pa." seraya pula mencium tangan kanan Papa.

    Kendatipun_uang_yang_Papa_berikan_itu_jumlahnya_jauh_lebih_kecil
    dibandingkan_penghasilan_bulanan Mama
    ,_rasa hormat_pada suami
    tetaplah ada, sama sekali tak berkurang._Aku juga masih ingat,_tiap
    diajak Mama untuk_berbelanja_beras_beserta bahan pangan lainnya.

    Yang mengharukan
    ,_rupa-rupanya,_Mama menggunakan_uang dari
    hasil usaha kos-kosan pemberian Papa itu untuk membeli stok bahan
    pangan_pokok_bagi_kami_sekeluarga._Secara filosofis,_hal itu adalah
    simbol_bahwa_"yang_memberi_makan_kami_sekeluarga_tetaplah_Papa".


    Sedangkan
    , penghasilan Mama digunakan untuk biaya-biaya lainnya
    (biaya listrik
    , LPG, etc.) yang tidak terkait dengan kebutuhan pangan.


    Ada
    _lagi_hal_cerdik_yang_dilakukan_Mama_demi_menjaga_harga_diri
    Papa
    , pada masa-masa sekitar November 1997-Mei 2002._Setiap kali
    aku_dan_adik-adikku_butuh_uang_untuk_keperluan_sekolah_ataupun
    untuk membeli beragam keperluan
    ,_eh,_Mama "mengharuskan" kami
    memintanya kepada Papa._Alhamdulillah
    ,_Papa selalu memberikan.



    Belakangan,_setelah aku dan adik-adikku beranjak dewasa (dan Papa
    pun
    ,,bi-idznillah,kembali bisa mendapatkan pekerjaan/karier yang bagus),
    Papa membuka rahasia_bahwa_sebenarnya,_uang yang Papa berikan
    setiap kali_kami_meminta_uang pada "masa paceklik itu",_sepenuhnya
    berasal dari penghasilan Mama. Jadi, bilamana aku dan adik-adikku
    membutuhkan uang,_kami "diharuskan" meminta kepada Papa._Nah,
    Papa (tanpa kami ketahui) menyampaikan_hal tersebut kepada Mama,
    karena Mama_adalah Menteri Keuangan Rumah Tangga. Setelah itu,
    Mama akan mengambil uang dari penghasilan bulanan Mama._Lalu,
    uang itu diberikan kepada Papa dan Papa memberikan kepada kami.

    (
    Pada saat itu,_aku dan adik-adikku berpikir,_uang itu adalah uang Papa.)

    Mengapa prosesnya mesti sampai njelimet banget gitu, sih?_Ternyata,
    ada_makna-makna luhur_dan_mulia di_balik_itu semua._Mama ingin
    memosisikan Papa sebagai sang kepala keluarga yang senantiasa bisa
    memenuhi kebutuhan putri-putrinya.
    _Betapa pun
    ,_pada hakikatnya,
    (waktu itu)_Papa tengah terpuruk dalam_hal_karier_dan penghasilan.

    Di dunia ini
    ,_ada banyak anak yang tidak menghormati orangtuanya
    hanya karena orangtuanya dianggap kurang pintar
    ,_kurang mampu,
    ataupun kondisi_berkekurangan_lainnya._Agar aku dan_adik-adikku
    tidak sampai terjerumus seperti itu, Mama pun mengondisikan kami
    sejak dini untuk senantiasa menghormati orangtua, khususnya Papa,
    sebagai_kepala_keluarga._Diharapkan,_jika sejak kecil,_kami sudah
    terkondisikan_untuk_menghormati_Papa
    , maka_ke_depannya,_kami
    pun_secara_naluriah_akan_menghormati_suami_kami_masing-masing.




    Mama tercintaku_adalah_contoh nyata dari istri yang njawani._Sosok
    sigaraning nyawa yang di dalam_kondisi_apa_pun selalu setia dan juga

    berupaya menjaga harga diri dan kehormatan suami._Bukan berarti
    kesetiaan,_bakti,_kepatuhan,_dan pengabdian Beliau terhadap Papa
    diimplementasikan secara ngawur
    ,,sama sekali tidak. Yang jelas, aku
    selalu_melihat_sosok_istri_nan_berkualitas_tinggi_dalam_diri_Mama.


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 24, 2020
  9. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Pada dasarnya,_suamiku itu adalah tipe pria dominan._Sejak awal
    pernikahan kami,_jelas terasa bahwa_dia itulah yang mendominasi
    diriku._Namun,_Alhamdulillah,_aku_justru_sangat_bersyukur_atas
    hal tersebut. Lha, mengapa demikian? Ya karena,_aku ini sejatinya
    adalah "tipe perempuan yang punya kemandirian tingkat tinggi"..Sejak
    masa gadisku,_aku senantiasa_berusaha_untuk_takkan_bergantung

    pada bantuan orang lain._Sisi positifnya, aku pun tumbuh menjadi
    perempuan_yang_cekatan,_tak_klemar-klemer,_dan_tidak_cengeng.

    Akan tetapi,_terdapat_pula sisi_negatifnya._Secara_jujur_aku akui,
    karena_telah_terkondisikan_menjadi_seorang_perempuan_mandiri,
    akhirnya,_bersemayam_pula sifat ndableg dalam diriku._Ditambah
    lagi,_sedari_masih SMP,_aku menyadari,_banyak nian lawan jenis
    yang secara_implisit_ataupun terangan-terangan,_menyatakan diri
    kesengsem padaku._Sebagaimana lazimnya kaum perempuan,_bila
    merasa memiliki keunggulan,_maka benih-benih_ketakaburan pun
    mulai_bersemi_dan_tumbuh_di_hati._Untunglah,_tidak_destruktif.



    Berdasarkan fakta-fakta di atas, tentu,_sosok_yang pantas menjadi

    pasangan/teman hidupku_haruslah sosok_yang jauh lebih_dominan
    dibandingkan diriku. Alhamdulillah, si Mas memenuhi kriteria itu.

    Aku yang ndableg-nya luar biasa,_bisa tunduk dalam dominasinya.


    Ia senantiasa sanggup_memosisikan dirinya sebagai sang pemegang

    kuasa, dan sang nakhoda,_pengendali bahtera rumah tangga kami.
    Meski_dalam waktu-waktu tertentu,_aku sering_tak tahan juga sih,
    untuk mengambil alih kendali permainan. "Wis, manuto aku, Mas..."
    Alih-alih marah,,dia justru senang banget dengan agresivitasku itu.




    Hingga 3 tahun usia pernikahan kami ini,_sudah tak terhitung,_dia

    menyuruhku membuatkan beragam masakan yang disukainya. Eh,
    entah kenapa, tumben-tumbenan,,pada Kamis malam,_setelah shalat

    Tarawih perdana,_si Mas terlihat_agak_sungkan_memintaku untuk
    memasakkan suatu hidangan. Mungkin karena orangtuaku sedang
    berada di griya kami. Usut punya usut,,dari hasil perbincangannya

    dengan_Mama-Papa setelah_shalat_Tarawih,_kelihatannya,_si Mas
    lagi_kepingin bacem kepala kambing._Karena Mama bilang, materi
    percakapan_mereka_adalah_perihal_hidangan_tersebut._Menyikapi
    hal_itu,_aku_bergegas_mengajak_si_Mas_ke_paviliun._Mama_cuma
    terdiam sambil_agak gimana-gimana gitu. Mungkin Beliau mengira,
    di paviliun 2 lantai itu,_aku dan si Mas akan segera memadu kasih.

    Padahal_sih,_aku_berniat_mengajak_suamiku_beradu_argumentasi.




    Setelah kami berada di rooftop paviliun,_langsung kukatakan,_jika

    dia_memang_mengidam-idamkan_bacem kepala kambing,_kenapa
    mesti sungkan untuk meminta aku memasakkannya?_Buat apa dia
    punya istri kalau nggak bisa menyenangkannya?_Si Mas beralasan,
    rasa_sungkannya_itu_bukan_padaku_melainkan_pada_Mama-Papa.

    Bacem kepala kambing itu 'kan,,hidangan yang termasuk hardcore.


    Nah,_benar saja_perkiraanku._Mungkin ada_sedikit rasa jengah di

    dalam hatinya,,jika membayangkan Mama-Papa sampai melihatku
    sedang memasak bacem kepala kambing yang dia inginkan._Meski
    begitu,_aku terharu juga dengan keterusterangannya. Adanya rasa

    sungkan,_berarti mengindikasikan bahwa si Mas tetap mempunyai
    rasa hormat kepada Mama-Papa..Seperti pada kedua orangtuanya.



    Ihwal bacem kepala kambing,_apa yang si Mas nyatakan,_memang

    tidaklah keliru. Sajian tersebut bisa dibilang hardcore._Aku sendiri
    tak akan_berani mengolahnya jika kepala kambingnya masih utuh.

    Untunglah,_di livestock farming milik_keluarga_besar Ibunda Mbak

    Rachel_dan_si_kembar Stevie,_kami bisa_memesan kepala kambing
    yang_telah_dibersihkan (dibelah-belah pula menjadi beberapa bagian),
    sehingga "terlihat lebih beradab"_dan memudahkanku_mengolahnya.

    Belakangan,_suamiku mengatakan,_sebenarnya,_pada Kamis sore,

    si 'Cah Mbeling telah_menginformasikan kepadanya, jika berminat,
    ada sejumlah kepala kambing dan kaki kambing_yang_bisa dikirim
    ke griya kami. Sehubungan dengan bulan Ramadhan,_ada pesanan
    kambing (untuk kambing guling) di livestock farming mereka._Tentu,
    yang namanya kambing guling_takkan_menyertakan bagian kepala
    dan kaki-kaki kambingnya. Tersebab itu, dia tawarkan pada kami.

    Daripada menjadi "limbah yang tak terpakai",,mubazir banget,,'kan?




    Ya_sudah,_karena_aku_menyanggupi_untuk_memasakkan_bacem

    kepala kambing untuk suami kinasihku,,akhirnya,,tawaran itu pun
    tidak kami abaikan._Pada Jumat pagi,_dikirim_ke kediaman kami.

    Lha,
    _ternyata... jumlahnya buanyak banget_(Nggak perlu heran, sih).


    "Terpaksalah"
    dalam beberapa hari ke depan,,aku pun (dan mungkin

    juga bergantian dengan Mama serta Mama Mertuaku)_mesti_memasak
    kepala kambing dan kaki kambing._Untuk kami konsumsi sendiri?

    Enggak lah,_ya!_Sebagian dibagikan kepada saudara-saudari kami.

    (Termasuk pula para satpam kompleks yang acap kali makan seadanya.)



    Namun,,perihal bacem kepala kambingnya, cuma kumasak khusus

    dan eksklusif untuk Bapaké bocah-bocah saja. Kalau soal kolesterol,
    Insya Allah,_aku tak khawatir._Dia akan_mengimbanginya dengan

    rutinitas_olahraga,_termasuk weight training._Tak akan sudilah dia
    membiarkan tubuh indahnya itu menjadi penuh lemak di sana sini.
    Suamiku pun merupakan "pemakan dedaunan yang aktif" (hahaha...),

    serta "spesies ganas pemangsa buah-buahan segar" (buah betulan, ya!).


    Yang_aku_khawatirkan_hanyalah_jika_setelah_makan_bacem_kepala

    kambing masakanku,_insting maskulinnya_menjadi menyala-nyala
    "pada saat-saat yang tak semestinya". Apalagi,_kini, aku sedang tidak
    berpuasa (karena mesti menyusui si kembar). #SemogaTetapTerkendali

    (Omong-omong,
    _terus terang,_tak bisanya aku berpuasa pada Ramadhan

    tahun lalu dan tahun ini,_membuatku malu dan seolah tidak enak._Betapa
    pun,_memang_ada dispensasi dari-Nya,_untuk ibu hamil dan menyusui.)


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 25, 2020
  10. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Selama beberapa bulan terakhir,_aku punya kesenangan baru yakni
    "mendokumentasikan kisah-kisah inspiratif dari si Bapaké bocah-bocah".

    Pokoknya,_tiap kali ada waktu yang luang (di sela-sela rutinitas 9 to 5

    + rutinitas_harian_mengurus rumah tangga + mengurus suami serta kedua
    putra kembar kami_dan_juga mengurus keempat ekor kucing kami) maka
    aku pun akan berusaha menuliskan kisah-kisah masa silam tersebut.


    Berhubung di antara kisah-kisah si Mas itu ada yang aku klasifikasi-
    kan sebagai confidential,_ya mau tak mau,_terpaksalah,,banyak yang

    takkan mungkin aku publikasikan._Hingga saat ini, kumpulan kisah
    itu masih bersemayam di dalam laptop/PC._Namun, pada waktunya
    nanti,_kedua putra kembar kami haruslah membaca kisah-kisah itu
    supaya,,Insya Allah,,mereka mampu pula menjadi seperti Papa-nya.



    Toh, ada sebuah kisah inspiratif yang menurutku cukup layak untuk

    kutampilkan di thread ini. (Tentu, setelah melalui persetujuan suamiku.)

    Pada tahun 2005 silam,_keluarga_si_Mas membeli_dua_properti_yang

    strategis, prospektif,,dan menguntungkan di wilayah Kemang Dalam
    serta di wilayah Sentul. Jika ada yang dibeli,,tentu sajalah,,sebaiknya
    ada_pula_yang dijual,_ya?_Demi terciptanya keseimbangan finansial.

    Akhirnya,_diputuskan untuk menjual sebidang tanah yang berlokasi

    di wilayah Kebayoran Lama, milik orangtua si Mas. Kala itu, si Mas
    yang turun tangan langsung untuk menjualkannya._Konsekuensinya,
    dia pun mesti rela mondar-mandir Jakarta-Bandung, karena si calon
    pembeli potensial yang berminat untuk membeli tanah tersebut,_ber-
    domisili (pada waktu itu,_ya) di sekitar jalan Van Deventer,_Bandung.

    Menjelang akhir tahun, tanah itu pun laku terjual._Sesuai konsensus

    (permufakatan)_di keluarga mereka,_si Mas memperoleh bagian yang
    terbesar dari hasil penjualan tanah tersebut. Ya, karena memang dia
    itulah yang menjadi "eksekutor tunggal" terkait segalanya._Mulai dari
    proses negosiasi harga,,urusan di notaris, hingga balik nama di BPN,

    seluruhnya_ditangani_dan_diselesaikan_sampai_tuntas_oleh_si_Mas.



    Nah,,yang sangat inspiratif bagiku adalah perihal sikap dan perilaku

    sang laki-laki kinasih dalam memanfaatkan uang yang ia peroleh itu.

    Dulu,_sebelum menikah_denganku,_si Mas_sejatinya_tergolong_pria

    yang... yah, bisa dibilang, kurang peduli ihwal pencatatan keuangan.
    Untungnya, dia sangat tertib jika_terkait urusan penyimpanan arsip.

    Betapa pun dia tidak seperti aku yang senantiasa teliti mencatat arus
    keluar-masuknya uang secara amat sangat terperinci, toh, dia masih

    menyimpan arsip-arsip masa lalu,_termasuk yang ada hubungannya
    dengan_proses_penjualan_tanah_di_Kebayoran_Lama_tersebut.



    Mula-mula, rezeki yang si Mas dapatkan itu, ia sisihkan untuk zakat

    (sesuai dengan QS 51:19, ya)._Setelah didapatkan keuntungan bersih,
    si Mas_mengonversikan_yang_25%_ke_dalam_bentuk emas batangan
    (tentu saja yang terjamin keasliannya dan yang bersertifikat resmi). Pada

    tahun itu,,harga per gram emas masih sekitar Rp150.000,00. Lantas,
    yang 10% lainnya, dia konversikan ke dalam bentuk tabungan USD,
    ketika_USD1 masih_setara_Rp9.800,00._#SewaktuPerekonomianMasihWaras

    Selanjutnya,,sebanyak 20%,,dialokasikan untuk pembelian sejumlah

    "bunga di tepi jalan" (meminjam metafora yang sering digunakan Stevie).
    Maksudnya,_membeli benda-benda yang sebetulnya masih memiliki

    nilai guna,_tapi entah mengapa ya,_malah tersia-siakan,_terabaikan.

    Setelah diprovokasi dijembatani_oleh_Stevie-Fritz-Aidan,_akhirnya,

    si Mas membeli_beberapa_unit truk lawas (!) mulai_dari truk ZIL 164
    hingga REO M35._Banyak di antara_kita_yang cukup familiar dengan
    lagu-lagu jadul dari_band_REO Speedwagon_semisal "Can't Fight This
    Feeling Anymore", "Keep on Loving You", atau "Take It on the Run", ya?


    Kata_si Mas,_nama_band_itu diambil_dari_nama_sebuah varian truk

    REO_yang_diproduksi_oleh_pabrikan_mobil_REO Motor Car Company.



    Sisa dana pembelian truk-truk tersebut, ia gunakan untuk "menebus"

    20 unit dual cassette deck boombox dari berbagai merek (stok lama tapi
    baru ya, belum terpakai)_yang_eksistensinya_mulai_tergerus_zaman.


    Sewaktu si Mas memutuskan membeli truk-truk lawas tersebut,_ada

    truk yang kondisinya sudah nyaris menjadi bangkai kendaraan. Toh,
    masih_sangat_layak_serta_memungkinkan_untuk_direstorasi._Setelah
    direstorasi_oleh_Pak Hamim dan_para_kru beliau,_truk-truk itu pun

    menjadi_seperti_"terlahir_kembali"_untuk_selanjutnya_diberdayakan
    sebagai kendaraan penunjang_di private ranch milik orangtua si Mas.

    Beberapa tahun kemudian,_salah satu truk REO M35_(sudah berpelat

    nomor hitam, ya)_berpindah kepemilikan,_dibeli oleh si 'Cah Mbeling.



    Sesudah itu,_sebanyak 42,5% uang_yang si Mas_dapatkan dari hasil

    penjualan tanah di Kebayoran Lama,,ia investasikan di pasar modal.

    Atas dasar sejumlah advis logis dari kedua orangtua tercintanya,_dia

    pun membeli saham sebuah emiten,,saat harga saham per lembarnya
    sekitar Rp700,00._Si Mas mau mengikuti saran Mama dan Papa-nya
    karena kedua Beliau_memang_punya_rekam jejak_yang sudah sangat
    teruji. Sejak bertahun-tahun,,senantiasa mampu mendapatkan profit

    dari berinvestasi saham._Aku tegaskan,_"berinvestasi saham",_lho ya!

    Bukannya_"main saham_dalam_bentuk short selling atau margin trading"

    nan_spekulatif_dan_tak_dibenarkan menurut ketentuan agama Islam.



    Akhirnya,_dana yang tersisa sebesar Rp23.750.000,00 (2,5% dari hasil

    penjualan tanah itu),_digunakan si Mas untuk memborong buuaanyyak
    sekali_bibit_pohon buah-buahan_yang_"aneh-aneh",_mulai_dari pohon
    kemang,_pohon mundu,_pohon kelengkeng,_pohon belimbing darah,
    pohon buni,_pohon jamblang,_pohon langsat (buahnya seperti duku),
    pohon asam manis (sweet tamarind), pohon namnam, pohon lobi-lobi,
    pohon kepel,_pohon menteng,_hingga pohon matoa._Termasuk juga,
    bibit_pohon_mangga_kweni_dan_pohon_bacang_(pakel)_yang_kelak,
    ditanam di "hutan tropis" halaman_belakang griya yang kami tempati.

    Tak_terlupa,_si Mas_membeli_pula_sejumlah_varietas_pohon_kelapa,

    yang di kemudian hari,_bunganya acap kali dipanen untuk kumasak
    menjadi_gudeg manggar nan gurih_lezat_kesukaan Mama Mertuaku.

    Selain_itu,_si_Mas_juga_berbelanja_benih-benih_lobster_air_tawar,

    belut,_dan ikan mahseer untuk_dibudidayakan di private ranch milik
    orangtuanya._Nama_lain_ikan mahseer adalah_ikan kelah,_ada pula
    yang menyebutnya "ikan dewa",_atau di kampung halamanku,_lazim
    disebut sebagai ikan tambra. Masih sekerabat dengan ikan mas,,tapi
    postur tubuhnya lebih memanjang_dan rasanya pun jauh lebih enak.



    Yang membuatku sangat terkesan, ternyata si Mas sama sekali tidak

    menggunakan_sepeser jua uang hasil_penjualan tanah di Kebayoran
    Lama itu_untuk_berfoya-foya dalam_bentuk apa pun._Lha, mengapa

    demikian?_Kata si Mas,_sungguhpun uang hasil penjualan tanah itu
    adalah halal dan legal, toh, pada hakikatnya, uang itu 'kan, tidak ia
    dapatkan dari hasil kerja kerasnya._Dia cuma berperan menjualkan
    tanah kepunyaan orangtuanya,_yang kemudian sebagian besar hasil

    penjualan itu diberikan padanya. Mendapat uang, semata-mata dari
    proses menjual tanah milik orangtua, di mana letak perjuangannya?

    Dengan kata lain, uang itu adalah "uang panas". Kendatipun sifatnya

    halal dan legal,,"masih harus didinginkan dulu" supaya tidak berujung
    menjadi easy come, easy go._Mudah didapat,_mudah pula hilangnya.



    Alhamdulillah,_bi-idznillah,_setelah_beberapa_titimangsa_berlalu,

    pertengahan 2008,_ia "merasakan panen raya dari investasi sahamnya".

    Pada_waktu_itu,_harga_jual_per_lembar_saham_di_emiten_tempat_dia

    menanamkan_investasinya,_melambung_hingga_Rp8.500,00-an._Ia
    pun melepas kepemilikan saham tersebut._Jadi, modal awalnya bisa
    kembali_secara_utuh,_mendapatkan_profit_yang_sangat_besar_pula.

    Seperti biasa,_tak semua_keuntungan itu_bisa dinikmati seluruhnya,

    "wajib dibersihkan terlebih dulu"_melalui zakat,_infaq,_dan shadaqah.

    Barulah si Mas mendapatkan_keuntungan_yang benar-benar bersih.




    Selanjutnya, sebanyak 30% keuntungan dari investasi saham itu, ia

    "kembalikan" kepada keluarganya._Kalau dihitung-hitung_(tentunya
    juga memperhatikan tingkat inflasi,,ya),_jumlahnya_sebanding_dengan

    uang yang dihibahkan orangtua si Mas kepadanya (pada tahun 2005)
    setelah_penjualan_tanah_mereka_di_Kebayoran_Lama_tersebut.


    Betapa pun Mama dan Papa-nya sama sekali_tak_meminta uang itu

    "dikembalikan",_toh,_si Mas_bersikeras_dan_ikhlas_memberikannya
    kepada_kedua_Beliau_tersebut._Memang_sudah_sepantasnya,_'kan?



    Tak seberapa_lama setelah itu,_sisa 50% dari_total_laba_bersih_yang
    ia dapatkan, kembali dialokasikan untuk_investasi_saham_di emiten
    lain,_saat harga per lembar sahamnya masih sekitar Rp7.000,00-an.

    Arkian,_dana tersisa sebesar 20%,_ia konversikan ke dalam bentuk

    tabungan emas (saat harganya telah mencapai Rp270.000,00 per gram).



    Beberapa_bulan_kemudian,_si Mas_pergi_meninggalkan_Tanah Air,

    dalam rangka "mikuli uyah..." (hahaha...),_maksudku,_dalam rangka
    melanjutkan perkuliahan pascasarjana..Diselingi jalan-jalan + LDR.
    (Sialnya, bukan denganku... ya 'kan,,saat itu, aku belum dipertemukan

    dengannya. Tapi, nggak apa-apa juga, sih. Yang penting, 'nikahnya 'kan
    sama aku. Aku pula yang_mengandung dan melahirkan_kedua_putranya.)

    Dua_tahun_berselang,_kedua_orangtuanya_(atas persetujuan si Mas)

    menjual kepemilikan saham itu,_ketika harga per lembar sahamnya
    mencapai_Rp60.000,00-an_(sebelum_terjadi_pemberlakuan_stock split).

    Pada awal 2011,_dia_kembali_ke Tanah Air._Membawa gelar master

    of ceremony..Untungnya,,tak sekalian membawa bini atau calon bini.

    Ada hal yang terasa agak lucu bagiku._Dalam suatu momen, Mama

    Mertuaku_pernah_mengatakan_padaku_bahwasanya_si Mas_sempat
    juga_tergoda_untuk "menjalani pola hidup santai" setelah_merasakan
    gurih-manis-legitnya profit yang_berlipat ganda_dan_bertubi-tubi

    dari_berinvestasi_saham_(menggunakan_metode_buy and hold_secara
    terukur dan rasional)._Kalaupun menjadi orang kantoran,_tadinya sih,

    si Mas "hanya" akan bekerja di anak perusahaan milik orangtuanya.
    Ya,,cuma digunakan sebagai status saja,,biar masih dibilang sebagai

    orang kantoran,_supaya dia tak sampai dicap sebagai pengangguran.

    Aktivitas_making money utamanya,_ya dari_berinvestasi saham saja.




    Namun,_belakangan,_beberapa bulan kemudian,_si Mas mengubah

    pendiriannya tersebut. Ahad siang, 7 Agustus 2011, yang bertepatan
    dengan 7 Ramadhan 1432 H, untuk pertama kali, dia dipertemukan
    denganku_(seorang perempuan dari strata sosial yang semenjana jikalau
    dibandingkan dirinya)_di rumah_Ivonne,_dalam_rangka_acara_ifthar.


    Setelah momen perjumpaan dua anak manusia tersebut,_aku dan si

    Mas, mulai sering bertukar cerita ngalor-ngidul-ngetan-ngulon._Eh,
    rupa-rupanya (menurut pengakuan jujurnya kepadaku,,ya), ada materi
    percakapan kami pada masa-masa itu,_yang entah bagaimana, tiba-
    tiba saja,_mengubah perspektifnya_dalam_menjalani kehidupan ini.


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Aug 2, 2020
  11. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Pernah suatu ketika,_kedua orangtuaku mengungkapkan keinginan
    mereka (atau mungkin lebih tepatnya, "cita-cita") untuk bisa memiliki
    integrated farming._Sebuah pertanian beserta peternakan yang saling
    terintegrasi._Terinspirasi_dari_
    private ranch_milik_keluarga_si_Mas?

    Jujur saja
    , bisa dibilang begitu (hahaha). Namun, ada pertimbangan
    logis_lainnya._Sejak_kami_menikah
    ,_kedua_orangtuaku_dan_adik-
    adikku_ikut_mendapatkan_salah_satu_
    privilege_yaitu_pasokan_rutin
    daging unggas
    ,,ikan konsumsi (ikan air tawar),,buah-buahan,,beserta
    sayur mayur_yang berasal dari_
    private ranch_milik kedua mertuaku.

    Berapa pun jumlah yang kami kehendaki
    ,_akan dengan senang hati
    dipenuhi oleh pihak private ranch. Gratis, zonder bayar. Sungguhpun
    demikian,_tetap sajalah_ada rasa_sungkan di_keluargaku menyikapi

    kebaikan tersebut._Lha, 'kan, kedua orangtuaku dan adikku-adikku
    sama_sekali_"tidak pernah berkeringat sedikit pun"_di_private ranch itu.

    Tidak pernah ikut dalam penyertaan modal,_tidak ikut memelihara.

    Tidaklah elok jikalau dari hari ke hari,_terus-terusan "tinggal minta

    begitu saja". Situasinya berbeda dengan diriku. Tersebab aku adalah
    sigaraning nyawa ingkang kinasih bagi_si Mas,_maka privilege terkait

    "menerima_hasil_dari_private_ranch_itu"_akan_terasa_sangat_lumrah.



    Perihal rasa sungkan tersebut,_pernah aku utarakan pada suamiku.

    (Tanpa_membahas_niat_keluargaku_untuk_memiliki_integrated farming.)

    Dia merespons dengan_mengingatkanku ihwal_komitmen awal kami

    saat akan menikah._Insya Allah,_dia tak hanya_akan menikahi aku,
    tetapi_juga_sekaligus_"menikahi keluargaku"_(dalam_tanda_petik,_ya).

    Begitu pula sebaliknya,_aku_tidak akan cuma menerima dia sebagai

    suami kinasihku,_tetapi aku pun sekaligus_akan_bersedia menerima
    keluarga besarnya._Penyatuan dua anak manusia_di Jalan-Nya dan
    serta-merta_diiringi_juga_dengan_terintegrasinya_dua_keluarga.



    Konsep di atas,_mungkin_belum tentu_sesuai_untuk_pasutri lainnya.


    Kalau aku dan suamiku sih,_sama-sama menyukai konsep keluarga

    besar_yang_rukun,_punya rasa keterikatan,_tanpa kepura-puraan.
    Meski_kami_berdua_berasal_dari_dua_kultur_yang_sangat_berbeda.

    Dalam_batas-batas tertentu,_kedua_orangtuaku_pun_akan "menjadi

    kedua orangtuanya"._Adik-adikku,_akan ikut pula "menjadi saudari-
    saudarinya"._And vice versa._Pastinya_dengan_tidak_mengabaikan
    batasan_mahram_dan_aurat_berdasarkan_ketentuan_agama_kami.

    Karena_keluargaku_telah_menjadi_bagian_integral_dari_diri_si Mas,

    seharusnya,_tidak_usah_ada_lagi_rasa sungkan_terkait_privilege itu.



    Toh,_keluargaku_tetap_berkeinginan_untuk (pada saatnya nanti)_bisa

    mempunyai_lahan_yang_akan_difungsikan_sebagai_family farming.

    Sama sekali_tanpa_bermaksud_untuk_menyaingi_private ranch_milik

    mertuaku._Pertimbangan_lain,_ketika_Mama-Papa_kelak_pensiun
    dan tidak lagi berstatus sebagai orang kantoran,_ada aktivitas positif
    yang_bisa_mereka_tekuni._Bisa_menghasilkan_income_pula,_'kan?

    Atau paling tidak,_untuk_mendukung_ketersediaan_bahan_pangan.




    Ternyata,_menemukan lahan yang_tepat_tidaklah mudah._Ada saja
    orang_yang_menawarkan_lahan-lahan_untuk_kami_beli._Namun,
    tiada_satu_pun_lahan_yang_berstatus_SHM._Awal Juli lalu,_Mama
    sempat_(diam-diam)_meminta_info_kepada_Stevie_"The Landlord"
    perihal_adakah_lahan_berstatus_SHM_yang_bisa_dibeli_keluargaku?

    Saat ini,_di_keluarga_besar_si_Mas,_ya si_kembar_Stevie_itulah_yang

    memiliki "koleksi_lahan yang pating telecek" (berada di banyak tempat).

    Belakangan,_tidak hanya lahan pertanian saja._Akhir tahun lalu, si

    Stevie_(sang_kakak)_mulai_melakukan_diversifikasi._Dia _membeli
    tambak udang._Sang adik pun_tak mau ketinggalan,_punya tambak
    rajungan._(Aku baru tahu,_ternyata_kini_rajungan_bisa_dibudidayakan.)

    Wah, menarik, ya? Walakin, hingga kini, lahan perkebunan sajalah
    (yang_akan_dikombinasikan_dengan_peternakan)_yang_kami_inginkan.



    Sayangnya
    ,,lahan-lahan yang si kembar Stevie tawarkan itu terletak
    teramat_jauh_dari_domisili_keluargaku._Misalnya_saja
    ,_lahan_yang
    ada di Pujon
    , Malang. Walau sangat luas,_cocok untuk perkebunan,
    telah berstatus SHM,_toh,_karena lokasinya tak_sesuai dengan yang
    diinginkan_keluargaku
    ,_tawaran_itu_pun_tidak_kami_tindaklanjuti.

    Kalau_bisa,_lahan_yang_lokasinya_seperti_di_private ranch_mertuaku
    (ataupun berlokasi seperti di livestock farming milik orangtua mereka).



    Pada Sabtu sore
    ,_1 Agustus lalu,_tiba-tiba saja,_si Stevie (sang adik)
    datang_ke_griya_kami,_tatkala_aku_dan_Mama_sedang_mengasuh
    Ridge dan Leiv._Ketika itu
    ,_si Mas_belum_pulang dari membelikan
    buah_salak_gading_untukku.
    _Telat_ngidam._Sewaktu_kehamilanku,
    aku justru_sama sekali_nggak_ngidam_ingin_makan_buah_apa_pun.

    Kedatangan_si Stevie adalah untuk menginformasikan kepada kami
    ,
    ada_tanah_di_sebelah_timur livestock farming milik Mama-Papa-nya,
    yang akan dilego._Spesifikasinya sesuai dengan yang kami inginkan.

    Tanah orang lain
    ,,luasnya 6.000-an m2,,telah berstatus SHM,,terdiri
    dari 3 sertifikat._Disebutkan pula harga per m2
    -nya._Tawaran yang
    menarik
    ,_tetapi_kemudian_malah_membuatku_dan_Mama_kecewa
    karena_si_pemilik_menghendaki_tanah_tersebut_dijual_seluruhnya.


    Lha
    , kalau harus membeli seluruhnya,_kami tak punya cukup uang.



    Jika duitnya_
    nggak_ada,_tentu mesti berpijak pada realitas,_'kan?
    It would seem ridiculous if we told Stevie,_"Tenang aja, duitnya ada kok,
    tapi..._gimana ya..._yang ada itu... duit orang lain... kudu nyilih dhisik...."

    Dengan_mengacu_kepada_harga_per m2_yang_ditetapkan,_secara
    realistis
    , ya paling-paling keluargaku_hanya_akan sanggup membeli
    lahan_tersebut_seluas 1.000 m2
    ._Atau,_ya_maksimal_1.500 m2_saja.

    Bagi para calon pembeli,_itulah satu-satunya "sisi buruk" dari tanah
    yang_berstatus_SHM._Harga_jualnya_pasti_akan_jauh_lebih_mahal
    jika dibandingkan dengan tanah yang sekadar_masih berstatus AJB.



    Di_tengah-tengah_perbincangan_kami,_eh,_datanglah_si Mas_yang

    sudah_berhasil_mendapatkan_buah salak gading pesananku._Ia pun
    melibatkan_diri di_dalam percakapan kami._Aku dan Mama sempat
    memberi kode kepada_Stevie agar dia tak_usah_lagi_membicarakan
    perihal_tanah_tersebut._Biarlah _menjadi_urusan_keluargaku_saja.


    Lha,_wis diwenehi kode supaya dia_ jangan bilang-bilang_pada si Mas,
    malah ora mudheng blas..._Mungkin karena posisi si Stevie ketika itu
    cukup berjauhan denganku dan Mama (sesuai protokol kesehatan,,ya)

    sehingga ia tak menangkap dan memahami kode yang kami berikan.

    Pada_akhirnya,_si Mas pun jadi_mengetahui_keinginan_keluargaku
    yang_berminat_mencari_lahan_kosong_untuk_integrated farming.

    Karena pada Sabtu sore itu,_aku dan Mama, masing-masing sedang

    menggendong_Ridge_dan_Leiv,_si Mas_sengaja_menahan_diri_untuk
    tak memarahiku._Kedua putra kembar kami tersebut,_tak ubahnya
    "perisai-perisaiku"._Andai si Mas_coba-coba_memarahiku_di_depan
    mereka,_ya_mereka_pun_akan_"membelaku"_dengan_cara_menangis.



    Barulah,_begitu_ada_momen_aku_dan_si_Mas_bisa_berdua_saja,

    dia bergegas "mencumbuku" secara buas-ganas-beringas. (hahaha....)
    (Maksudku,_dia_"mencumbuku"_dengan_"amarahnya_yang_bergelora".)

    Manakala_aku_dan_keluargaku_memang_berniat_membeli_lahan
    yang nantinya akan dijadikan_integrated farming,_kenapa pula tidak

    melibatkan_dirinya?_Alasanku_sederhana_saja._Yang_berkeinginan
    itu 'kan, Mama-Papa dan adik-adikku (di-backup aku). Ya, tentunya
    "akan terasa sangat tidak elegan"_andai kami mesti melibatkan si Mas.

    Bila_keluargaku_sampai_mengikutsertakan_si_Mas_dalam_rencana

    tersebut, maka hampir bisa dipastikan, eh,_maksudku, Insya Allah,

    dia itulah yang akan menanggung sebagian besar pembiayaan..(Atau
    bahkan,,tak tertutup kemungkinan,,seluruhnya!!Seperti yang udah-udah.)



    Atas dasar apakah, aku sampai bisa berasumsi seperti itu? Ya, 'kan,

    sedikit_banyak,_aku_mulai_memahami_karakter_yang_melekat_di
    dalam diri_suamiku._Pernikahan_kami_sudah_memasuki usia ke-3.

    Tak_terhitung_banyaknya_jalinan_kisah_suka-duka-bahagia_yang

    yang_kami_jalani_selama_hidup_serumah-seranjang-seperaduan.

    Tak hanya saling memahami_(dan menikmati...)_setiap jengkal tubuh
    masing-masing,_kami_pun_secara_berkesinambungan_senantiasa

    saling berusaha untuk_mempelajari_dan_memahami karakter kami
    satu_sama_lain._Mulai_dari_yang_baik_hingga_yang_kontroversial.

    Dalam banyak momen, dia selalu memosisikan dirinya sebagai "sang

    penyedia dana segar"._Kultur yang_berlaku_di keluarga besarnya,_ya
    seperti itu._Nah,_supaya tidak merepotkan si Mas,_keluargaku pun_
    memilih_untuk_melakukan_"operasi klandestin"._Secara_diam-diam._

    Lha, kok ya, malah dibikin buyar oleh si Stevie. #InadvertentlyRevealed




    Alhamdulillahi Rabbil
    'Alamin, pertengkaran suami istri antara aku
    dan suamiku pada saat itu
    , justru menghasilkan solusi. Kata si Mas,
    tanah yang ditawarkan tersebut membawa kami pada satu konklusi.
    "Rasa-rasanya,_akan lebih nyesel jika nggak dibeli ketimbang nyesel jika
    dibeli."
    Dengan kata lain,,"adalah sebuah kerugian jika menyia-nyiakan
    peluang membeli tanah tersebut.",Yo wis,,aku ikut kata komandan saja.


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Aug 23, 2020
  12. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Adakalanya,_aku tidak kuasa menghindar,_terpaksa terlibat dalam
    percakapan dengan teman-teman atau para kolega yang sama-sama
    telah_berstatus_"nine-to-five woman"_sekaligus_"ibu_rumah_tangga".


    Sepanjang memang tak dimaksudkan untuk melakukan ghibah,_ya,

    bolehlah, nggak masalah. Aku juga senantiasa berusaha keras untuk
    memegang_kode etik_yang_takkan_menyebutkan_detail_pendapatan

    bulanan aku (dan terutama, penghasilan suamiku). Betapa pun, secara
    manusiawi,_"naluri keperempuanan di dalam diriku", ingin juga sekali

    waktu,_membincangkan hal tersebut (hahaha...)._Jangankan teman-
    teman atau_para kolegaku,_kedua orangtuaku dan adik-adikku pun
    tak pernah_kuberi tahu perihal detail pendapatan bulanan suamiku.

    Kalau_ada_yang bertanya,_"Di mana suamimu bekerja?_Sebagai apa?"
    atau, "Mbak Suci, sekarang ini bekerja di mana?_Jabatannya apa?",_ya,
    aku akan menyebutkan_tanpa ada yang ditutup-tutupi._Tetapi, jika
    muncul pertanyaan berikutnya
    ,_"Wah,_gede dong,_gajinya? Berapa?"
    lebih baik tidak_aku jawab secara terus terang._Biasanya,_kujawab
    secara_diplomatis_saja
    ,_"Alhamdulillah,_Allah Yang Maha Memberi."



    Di_sisi_lain
    ,_aku_tak menutup-nutupi,_si Mas (sejak masih bujangan)
    memiliki sumber-sumber pendapatan selain gaji bulanan,_yang jika
    diakumulasikan
    ,_Alhamdulillah,_nilainya_justru_puluhan_kali_lipat
    lebih_besar_ketimbang_penghasilannya sebagai_
    a nine-to-five man.

    Sebentar
    , apa pula sih, urgensinya,_sehingga aku mesti menyatakan
    bahwa suamiku
    (bi-idznillah)_berada dalam_kondisi "having multiple
    streams of income"
    ? Ya,_karena_kalau tak secara jujur aku sebutkan,
    akan_ada_prasangka_buruk_dari_pihak_lain._"Mencurigakan..._Kok,
    cuma menjadi orang kantoran,_bisa punya ini dan itu?_Jangan-jangan.."

    Nah
    , 'kan._Njelehi_banget_jika sudah_muncul_perkataan_seperti_itu.



    Yah, kecurigaan macam itu_sebetulnya bisa dipahami sih, esensinya.


    Realistis_sajalah,_nyaris_mustahil_untuk_mampu_mencapai_kondisi

    "having a great deal of money, resources, and assets"_manakala_hanya
    berstatus_sebagai_
    orang_kantoran_yang_mengandalkan_gaji_bulanan.

    (Betapa pun,_konon,_ada saja segelintir manusia yang bisa hidup sangat
    mapan,_kendati_mereka_"cuma menjalani kehidupan sebagai pegawai".)

    Tersebab itulah
    ,_kadang kala,_saat aku_mesti terlibat_dalam "forum
    diskusi ibu-ibu rumah tangga",
    ,aku pun "terpaksa bercerita apa adanya".
    Yang_penting
    ,_multiple streams of income-nya_halal,_legal,_rasional.

    Walaupun demikian
    ,_aku berusaha menahan diri,_tak akan pernah
    menyebutkan_jumlahnya._Demi_
    "menghindari_kejaran_pajak"?_Lha,
    bukan! Kalau memang ada pajak yang mesti dibayar,,mau tak mau,
    akan dibayar oleh suamiku. "Ngemplang pajak" bisa menghancurkan
    reputasi. Bahkan
    , pada kondisi tertentu, ada sanksi pidananya pula.



    Dulu
    ,,aku pernah secara polos, menyebutkan jumlah pendapatanku
    dan pendapatan suamiku
    ,_sewaktu aku berbincang dengan seorang
    teman SMP-ku. Ujung-ujungnya
    , temanku tersebut malah ngrasani
    (menggunjingkan;_biasanya dalam konotasi negatif)
    _suaminya_sendiri.
    Si_temanku_itu_menjelekkan_suaminya_yang_berpenghasilan_kecil.

    Sejujurnya
    ,_aku tak menyukai_sikap temanku itu._Kalau dia masih
    berkomitmen untuk_melanjutkan_rumah_tangganya
    , dia_semestinya
    janganlah_mengungkapkan_kekurangan_suaminya_pada_siapa_pun.

    Papa tercinta
    ,_dulu pernah merasakan yang namanya terkena PHK
    dan bahkan
    , sampai menganggur selama setahun lebih._Toh, Mama
    justru_merahasiakan_hal_itu
    ,_tidak_pernah_sekali_jua_menceritakan
    apalagi_tega_menggunjingkan_suami_sendiri_di_hadapan orang_lain.

    Sungguhpun
    , pada akhirnya, malah Papa yang keceplosan bercerita
    (hahaha...) kepada kerabat kami bahwa Beliau terkena PHK._Tetapi,
    meski ketika itu,_aku masih sangat kecil,_aku melihat Papa sanggup
    bangkit dari keterpurukan,_salah satunya karena_dukungan Mama.



    Pernah juga ada yang bertanya soal sistem pengalokasian dana yang
    diterapkan_di rumah tanggaku_dan si Mas_selama ini._Pada intinya,

    tak_banyak_berbeda dengan_yang_diterapkan_oleh para pasutri lain.

    Pertama,_dialokasikan untuk dana operasional sehari-hari._Kedua,

    disisihkan untuk infaq,_shadaqah,_dan dana darurat._Ketiga, yang
    persentasenya_paling besar,_untuk "bekal masa depan keluarga kami"
    khususnya_untuk_biaya_anak-anak_kami_kelak._Biasa saja,_'kan?



    Akan tetapi,_memang ada hal-hal yang mungkin menjadi pembeda.


    Ihwal_mengoptimalkan_dan_memaksimalkan_sumber-sumber rezeki

    serta "urusan mengembangbiakkan uang",_si Mas yang ambil peranan.

    Hal-hal tersebut terasa lumrah,_tersebab dia itu 'kan,_berasal dari
    a well-to-do family,_melek finansial,_dan punya entrepreneurial skills.
    Habitat si Mas,,bagaikan bumi dan langit_jika dibandingkan diriku.


    Si Bapaké bocah-bocah itu_adalah_tipe_suami_yang_sangat old school.
    Tipe "sang_komandan",_breadwinner,_yang secara sadar,_senantiasa

    merasa_wajib_menyejahterakan_seluruh_anggota_keluarganya.



    "Sisi jeleknya",_ia sama sekali tidak akan sudi "menikmati" gaji istri,

    takkan pernah mengutak-atik_penghasilan dan fixed assets yang aku
    miliki. Bagi dirinya,_penghasilanku dan asetku sepenuhnya menjadi
    hakku. Pada bulan-bulan awal pernikahan kami, idealisme suamiku
    itu,_tak jarang,_menjadi sumber pertengkaran antara kami berdua.

    Ya, memang,_takkan aku ingkari,_idealisme old school suamiku itu
    menjadikan pendapatan bulananku selalu utuh,,tak pernah terpakai

    sehingga_semenjak_bulan pertama_pernikahan kami,_aku tetap bisa
    memiliki_tabungan_pribadi,_terpisah_dari_"tabungan bersama"_kami.

    Bagaimanapun,_bukankah sebaiknya,_aku juga_ikut serta di dalam

    pembiayaan_rumah tangga kami?_Supaya_aku_tak sekadar_menjadi
    "sosok istri yang dari hari ke hari menadahkan tangannya kepada suami".


    Apalagi,,dulu,,sewaktu si Mas menetapkan hati untuk meninggalkan

    "gadis-gadisnya_tercinta"_(dan_kemudian_memutuskan_menikahiku),
    pernah ada sejumlah hinaan dan cercaan dari para perempuan yang
    terluka._Jikalau_aku_sekadar_dicibir_sebagai_"perempuan inlander",

    yo ora masalah. Namun,_saat aku mengetahui ada seorang rival yang
    meremehkanku dengan berkata, "Dia itu 'kan (maksudnya, aku) cuma
    modal body,,modal tampang,,'en modal spreading her legs aja." barulah
    harga diriku sedikit terusik. Seakan-akan, kedua orangtuaku hanya
    membesarkanku_menjadi_seorang_perempuan_yang_berotak_kosong.

    Padahal, aku sampai bela-belain menunda kehamilan (kami menikah

    pada bulan April 2017, lalu secara sengaja,_memutuskan untuk menunda
    kehamilan selama 2 tahun,_barulah aku melahirkan si kembar pada akhir
    November 2019),_agar_aku_bisa_meningkatkan_karierku_di_kantor.



    Lha, jika suamiku sangat berkecukupan, untuk apa, aku masih juga

    harus bersusah payah bekerja 9 to 5?_Ya, untuk meminimalkan gap
    atau kesenjangan kemakmuran antara aku dan dirinya._Supaya tak
    terlalu njomplang. Selain itu, belajar dari pengalaman sewaktu Papa

    mengalami PHK. Dalam kehidupan rumah tangga,_ada dua pencari
    nafkah,_Insya Allah,_akan lebih baik_daripada_hanya_seorang saja.



    Terkait_dengan_post-ku_sebelumnya_perihal_pembelian_lahan_yang
    diniatkan_sebagai_
    integrated_farming,_Alhamdulillah,_lahan_seluas
    6.000 m2 tersebut
    , pada akhirnya,_berhasil berpindah kepemilikan.

    Betapa_pun_mesti_diwarnai_
    "sejumlah pertengkaran yang sengit tetapi
    mesra"
    antara aku dan sang laki-laki kinasihku. Kalau diingat-ingat,
    lucu juga sih, sebenarnya._Pada malam itu,_selepas shalat Isya, aku
    menggulung_rambutku_dengan_sejumlah_
    hair rollers._Daster_yang
    kukenakan_adalah_daster rakyat_jelata
    "yang minimalis"._Harganya
    pun sangat murah. Tetapi
    ,,si Mas senang banget_tiap_kali melihatku
    mengenakan_daster_yang_seperti_itu._Bentuk_tubuhku_jadi
    "tercetak
    jelas"
    dan menghadirkan visualisasi yang sangat dia nikmati..Setelah
    makan malam
    , si Mas mengatakan,_pada keesokan harinya, ia akan
    meninjau_lahan_6.000 m2_yang_terletak_di_sebelah_timur_
    livestock
    farming
    _kepunyaan orangtua Mbak Rachel dan si kembar Stevie itu.



    Yang_empunya_lahan_tersebut_memang_orang_lain
    ,_tetapi_Om_dan
    Tante_dari_si Mas_
    (alias orangtua para sepupunya itu)_mengenal_baik
    yang_bersangkutan._Sungguh_mengejutkanku
    ,_si Mas memutuskan
    untuk_mengakuisisi_lahan_tersebut
    ,_100% dengan_uangnya_sendiri.

    Sama sekali_tanpa_melibatkan_aku dan keluargaku._Dia_beralasan
    ,
    nanti, Mama-Papa dan adik-adikku yang akan diamanahkan untuk
    mengelola sepenuhnya
    integrated farming tersebut._Ya, aku langsung
    bereaksi
    , "Objection, Your Honor!" (hahaha...) Yang jelas, aku merasa
    keberatan jika_keluargaku_sama sekali_tidak punya_andil dalam hal

    pembelian lahan tersebut._Keluargaku sudah menyanggupi dan siap
    menyediakan_dana_untuk pembelian_lahas seluas 1.500 m2._Sisanya
    yang 4.500 m2
    ,_bolehlah dibeli si Mas untuk "bekal anak-anak kami".

    Mengapa_dia_jadi_seakan_tak_enak_hati_untuk_
    "menagih" uang_itu?



    Untuk beberapa saat
    ,_kami pun saling beradu kata-kata. Eh,_entah
    bagaimana prosesnya
    , tahu-tahu_aku sudah duduk di pangkuannya.

    Ajaibnya
    ,_kondisi tersebut tidak_menghentikan pertengkaran kami.

    Ia memangku aku
    , karena saking gemes-nya melihat penampilanku.
    Rambutku_digulung_di sana sini_dengan
    hair rollers._Berdaster nan
    bersahaja._Penampilan_proletariat-ku
    ,_menggugah_kelelakiannya.

    Jadi
    , kendatipun terjadi_perkelahian kata-kata_antara aku dan dia,
    dia tetap tak mau melepaskan tubuhku_dari pangkuannya. Segmen-
    segmen selanjutnya
    , tak pantas jika aku ceritakan di sini,,ya. Tetapi,
    aku_sangat bersyukur_karena pada_akhirnya,_lahan tersebut sudah
    berhasil kami beli._Tinggal menunggu balik nama di BPN rampung.



    Yang juga aku_syukuri
    ,_pembelian lahan tersebut,_Insya Allah,_bisa
    menjadi pintu rezeki bagi_orang-orang yang akan kami pekerjakan.



     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Aug 26, 2020
  13. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Masih terkait dengan dua posts-ku di atas._Ada banyak hal menarik
    dari_lahan_yang_baru_dibeli,_hasil_kolaborasi_antara_suamiku_dan
    Mama-Papa beserta_adik-adikku._Selama dua hari_berturut-turut,
    Sabtu_dan_Ahad_lalu,_keluargaku_menyambangi_lahan_tersebut.



    Sedari awal
    ,_sudah diinformasikan oleh si Stevie_bahwasanya_lahan
    6.000 m2_yang_terletak_di_sebelah_timur_sekaligus bersebelahan de-

    ngan_
    livestock farming_milik_orangtuanya,_bukanlah_lahan_kosong.

    Di_atas_lahan_tersebut_sudah_terdapat_beraneka_jenis_pohon_yang

    jumlahnya puluhan
    (atau mungkin, ratusan)._Belakangan, kala si Mas
    beserta_Papa_dan_dua_adikku_meninjau_lahan_itu_sebelum_dibeli
    ,
    dia mengetahui bahwa tak hanya pepohonan_(terutama_pohon-pohon
    besar yang_berkambium),_tetapi_terdapat_pula_sejumlah_kolam_ikan
    yang_sekaligus_dimaksudkan_sebagai_kolam_penampung_air_hujan.



    Saat negosiasi pembelian
    ,_kami pun menyoal fakta-fakta itu kepada
    yang empunya lahan._Apakah lahan_tersebut akan dijual seutuhnya

    (termasuk_pepohonan,_kolam-kolam,_dan_"segala pernak-pernik"_yang
    ada di lahan itu),_atau hanya_dijual dalam bentuk_lahan kosong saja?

    Si penjual menyatakan,_lahan tersebut akan dijualnya utuh, dengan

    menyertakan_seluruh_tetumbuhan,_pepohonan,_kolam-kolam,_etc.

    Pokoknya
    ,_berikut segala hal yang berada di lahan tersebut._"Itung-
    itung, sebagai bonus dari saya..." Yah,_masuk akal juga, sih._Menurut
    aku dan keluargaku
    ,_harga lahan itu tergolong mahal._Jikalau tidak
    disubsidi oleh si
    Bapaké bocah-bocah,_rasanya-rasanya, kami takkan
    mungkin_sanggup_membeli_lahan_itu._Kendati_aku_dan_keluargaku

    memiliki_kemampuan_finansial_jika_membeli_seluas_1.500 m2_saja
    ,
    si pemilik lahan 'kan,_hanya mau menjual lahannya utuh,_6.000 m2.

    Oleh karena harga lahan_tersebut_tidaklah_murah
    ,_ya_sangat_wajar
    apabila ada bonus yang kami dapatkan._Nah
    ,_ternyata,_bonus yang
    dijumpai_keluargaku_di_lahan_itu_cukup_mengejutkan
    ,_sekaligus
    membuat kami pun berucap syukur
    ,,"Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin."



    Misalnya saja
    , di salah satu bagian lahan itu,_ada 10 pohon siwalan/
    pohon_lontar_yang_sudah_bisa_dipanen_hasilnya_
    (baik_sadapan nira
    maupun buahnya)
    ._Bagi kami,_hal_tersebut_jelaslah_menguntungkan
    karena_pohon_siwalan_biasanya_baru_akan_mulai_berbuah_setelah
    berusia 15 tahun._Tidak jauh dari kumpulan pohon siwalan itu
    ,_ada
    pula_tiga_pohon_enau/aren
    ,_yang_sadapan_niranya_juga_bisa_diolah
    menjadi_gula
    ,_dan_buahnya pun_(kolang-kaling)_lazim_dikonsumsi.

    Hal_menakjubkan_lain_yang_juga_dijumpai_adalah_beberapa_pohon

    simpur._Daun_simpur_bisa_digunakan_untuk_membuat_ketupat_atau
    untuk_alas/bungkus_makanan._Kemarin
    ,_aku_memasak_hidangan
    untuk si Mas
    ;_kuetiau daging sapi yang_kumasak menggunakan api
    arang
    ,_lalu_dialasi_daun_simpur._Sajian_yang_terlihat_sangat_eksotis
    sebagaimana versi autentiknya. Insya Allah
    ,_nanti,_akan kubuatkan
    ketupat yang dibungkus dengan daun simpur._
    Nggak kalah uniknya.



    Di_dalam_kehidupan_suami_istri
    ,_wajiblah_selalu_ada_variasi,_'kan?

    Sesekali
    ,_perlu juga untuk bertengkar._Pada lain waktu,_gila-gilaan
    bersama,,"merekonstruksi masa pacaran kami dulu". Saat-saat tertentu,
    tiada salahnya jika "bertransformasi sejenak",_mengubah penampilan
    sesuai keinginan pasangan_
    (atau penampilan yang bisa membuat gairah
    sang kinasih menggelegak dan meluap-luap)
    ._Misalnya,_rata-rata pria
    heteroseksual_
    (yang sehat serta normal)_menyukai_penampilan_seksi
    dari para
    female flight attendants,_'kan?_Tersebab itulah,_terkadang,
    saat di rumah,_aku pun mengubah gaya rambutku ke dalam bentuk
    French twist dan_menjadikan_diriku_sebagai_"pramugari pribadi" bagi
    si Mas.
    .Pramugari pribadi yang bisa saja ia nikmati sekehendaknya,
    tanpa perlu khawatir akan mendapatkan murka dan dosa dari-Nya.

    Demikian pula perihal sajian sehari-hari._Tak mesti mahal
    ,_asalkan
    halal
    ,_menggugah selera,_serta bervariasi._Menyajikan kuetiau di
    piring
    , sudah biasa. Begitu aku menghidangkan kuetiau sapi dengan
    dialasi daun simpur
    ,_suamiku pun merasakan sensasi yang berbeda.

    Untunglah
    ,_kini,_kami_sudah_memiliki_beberapa_pohon_simpur.



    Di lahan itu
    ,_ada pula "gerombolan" tanaman kembang tongkeng (na-
    ma_ilmiahnya:_Telosma cordata)._Sejenis_tanaman_merambat_yang
    bunganya_bisa ditumis_dan_rasanya_pun_
    uenak banget._Kata Mama
    Mertuaku
    ,_di sejumlah negara,_kembang tongkeng itu_lebih populer
    dengan_nama_yang_terdengar_cukup_puitis
    ,_thousand miles flowers.

    Anehnya
    ,_entah kenapa,_di Indonesia,_kembang tongkeng tak cukup
    populer sebagai bahan makanan. Tak mudah pula untuk ditemukan.

    Arkian
    ,_di_lahan_tersebut,_keluargaku_juga_menjumpai_sejumlah
    tanaman..._
    ehm,_berhubung aku..._merasa kurang sreg menuliskan
    nama_umum_tanaman_itu
    ,_lebih_baik_aku_tuliskan_nama_ilmiahnya
    saja
    ,_Phrynium capitatum._Bentuk daunnya agak mirip daun kunyit,
    lazim dipakai untuk membungkus kuliner tauge goreng dan doclang.



    Setelah_pembelian_lahan_tersebut,_Alhamdulillah,_berdatanganlah
    tawaran bibit maupun benih_dari_para_kolega_dan kerabat terkasih.

    Ada sepupu yang menawarkan bibit nanas madu, ada pula temanku
    yang ingin_menghibahkan benih-benih ikan betutu._Pada dasarnya,
    Insya Allah,_lahan kami itu akan diubah menjadi_integrated farming
    yang hasilnya takkan_cuma dinikmati keluarga besar kami_tapi juga
    akan_dibagikan_kepada orang-orang_yang_mungkin_membutuhkan.


    Beberapa tahun silam
    ,_pernah ada sebuah lagu yang sangat populer.

    Lagu_
    ciptaan_Mbah_Nun/Emha_Ainun_Nadjib,_dinyanyikan_oleh
    (mendiang) Franky Sahilatua,_"Tanah pertiwi,_anugerah Ilahi,_jangan
    (kau) ambil sendiri..._tanah pertiwi,_anugerah Ilahi,_jangan (kau) makan

    sendiri..." Semenjak awal, aku akui, niat keluargaku untuk membuat
    integrated farming_salah satunya karena terinspirasi oleh keberadaan
    private ranch_milik kedua mertuaku._Nah,_kalau terinspirasi,_tentu
    jangan tanggung-tanggung
    .
    _Kami mesti juga_mengimplementasikan
    sikap luhur keluarga si Mas._Rela berbagi pada sesama hamba-Nya.




    Alhamdulillah
    ,_suami_kinasihku_pun_menyatakan_persetujuannya.



     
    Last edited: Sep 14, 2020
  14. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Kedua orangtuaku dan juga kedua mertuaku, ternyata,_sama-sama
    pernah mengalami masa-masa indah, sewaktu harga per gram emas
    masih terbilang sangatlah murah._Hal yang mungkin sulit dipercaya
    dan_boleh_jadi_akan_membuat_sebagian_generasi_kiwari_merasa_iri.




    Sekitar bulan Januari 1997
    _
    (saat bulan Ramadhan),_Mama dan Papa
    pernah_terpaksa_tak_kuasa_berbuka_puasa_di_rumah_kami
    ,_karena
    kedua Beliau terjebak macet di dalam perjalanan. Akhirnya,,setelah
    shalat Maghrib di sebuah masjid,_mereka_pun_memutuskan_untuk
    berbuka_puasa_sejenak di_sebuah kedai makan
    ,_memesan dua porsi
    mie ayam kampung yang_dilengkapi dengan pangsit isi + bakso sapi.

    Kala itu
    ,_harga per porsinya hanya Rp15.000,00._Karena dua porsi,
    ya,_Rp30.000,00._Untuk air minumnya,_Mama-Papa lebih memilih
    air_putih_matang_ketimbang_minuman_bersoda._Kedai_makan_itu

    menggratiskan air putih._Bukan mentang-mentang digratiskan,_ya,
    sehingga memilih_air putih._Alasan_sebenarnya_sih,_karena_minum
    air putih matang sehabis makan besar itu_(semisal makan mie ayam),
    relatif_lebih_baik_daripada_meminum_jenis-jenis_minuman_lainnya.



    Nah, fakta yang mungkin bisa membuat kita tersenyum getir adalah
    harga_per_gram_emas_ketika_itu,_yang_masih_sekitar_Rp27.000,00.

    Artinya, pernah terjadi di kehidupan ini,_harga dua porsi mie ayam
    ternyata_jauh lebih_mahal_jika_dibandingkan harga per gram emas.

    Kini
    ,_harga_seporsi_mie_ayam_kampung_di_kedai_makan_itu_sudah
    mencapai Rp35.000
    ,00._Kalau kita membeli dua porsi,_Rp70.000,00.
    Tentulah, situasi pada 23 tahun silam,_jelas tak lagi sama. Sekarang,

    harga_emas_sudah_berada_pada_level_Rp1.000.000,00-an per_gram.

    Betapa pun dalam jangka pendek
    ,,harga emas pastilah berfluktuasi,
    tetapi_kalau_kita_mencermati grafik_dan_pola_pergerakan harganya
    dari waktu ke waktu
    ,,maka akan kita dapatkan fakta bahwa setelah
    mencapai level stabil tertentu
    ,_harga emas cenderung takkan turun.
    (Maksudku,_turun ke level harga pada lima hingga sepuluh tahun silam.)

    Ya, memang, harga_emas_pekan_depan_atau_dalam_jangka_pendek,

    bisa_naik,_bisa_pula_turun._Walakin,_andaipun_harga_emas_turun,
    tidak akan mungkin seperti dulu lagi. Terlebih, jikalau kondisi per-
    ekonomian_negara_makin_lama_makin_morat-marit_tidak_karuan.




    Jelang_akhir_1997,_Mama-Papa_pernah_mengalami_membeli_emas
    (yang terjamin keasliannya, ya!)_dengan harga Rp35.500,00 per gram.
    Sebagian uang yang_dipunyai oleh_Papa setelah Beliau terkena PHK
    (dan ditambah 1/4 tabungan Mama)_masih bisa_dibelikan 1,5 kg emas.

    Sungguh sangat sulit untuk dipercaya,,bukan? Tapi, itulah faktanya.

    Pada waktu itu,_untuk membeli 1,5 kilogram_emas, mereka "hanya"
    membutuhkan uang yang jumlahnya kurang dari Rp55 juta!.#Shocked

    Kata Mama,_pada tahun 1997,_uang sebesar itu tak mencukupi jika
    digunakan untuk membeli "sebuah rumah yang manusiawi" (luas lahan
    di atas 200 m2,,terletak di lokasi yang aman-nyaman-tenang-beradab).


    Walau demikian,_masih bisa digunakan untuk membeli 1,5 kg emas.



    Kini,_bagi banyak orang,_uang sekira Rp55 juta masih terasa besar
    nilainya (dalam situasi dan kondisi tertentu)._Toh,_jika dibelikan emas,
    "hanya"_akan_bisa_didapatkan_sebanyak_kurang_lebih_55_gram_saja.

    Insya Allah, tak tertutup kemungkinan, pada masa mendatang, saat
    si kembar_(kedua putra tercinta kami)_kelak tumbuh dewasa,_mereka
    akan mendapati kenyataan makin tingginya harga emas._Boleh jadi,

    betapa pun saat ini,_mayoritas dari kita_beranggapan_bahwa harga
    emas sudah teramat sangat mahal,_eh,_ternyata... masih akan bisa
    jauh lebih mahal_lagi._Seperti_itukah?_Wallahu a'lam bish-shawab.



     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Sep 8, 2020
  15. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Sabtu lalu,_tak seberapa lama_setelah aku mengunggah_post di atas,
    terjadi hal
    -hal tak terduga._Pada siang nan tenang itu,_tiada tanda
    akan ada tetamu yang berkunjung ke griya kami._Kedua mertuaku
    sudah datang dan menginap sejak Jumat malam. Sedari Sabtu pagi,
    hingga selepas shalat Dzuhur,_segalanya_berlangsung_seperti biasa.

    Aku
    ,_si Mas,_dan kedua mertuaku menikmati makan siang_dengan
    menu bersahaja._Pecel belut ala Suroboyoan_(belut goreng nan gurih,
    dihidangkan_di_atas_cobek_tanah_liat_dengan_kondimen_berupa_sambal
    istimewa yang autentisitas
    _rasanya_boleh_diadu
    ),_lalap labu siam mini
    rebus, pucuk daun jambu mete, dan "agar semangkin aneh" (hahaha..)
    aku_sajikan_pula_buntil_lumbu_orisinal_ala_Magelang. (Buntil daun
    keladi versi kering, sama sekali tanpa kuah, dan dibungkus daun pisang.)



    Perihal mengolah belut
    ,_memang agak tricky._Salah mengolah, akan
    mendatangkan mudarat yang serius._Kalau tak mengerti tekniknya
    ,
    daging belut akan beraroma amis
    ,_bertekstur alot,_dan terasa pahit.

    Alhamdulillah
    ,_hingga_sejauh ini,_aneka_hidangan_belut_yang_aku
    sajikan_untuk_suamiku_(dan keluarga kami),_tidak pernah sekali jua
    mengecewakan. Tentu sajalah,_tak melulu pecel belut._Sesekali,_aku
    diminta_si Mas_untuk_membuatkan_eel noodle._Di lain kesempatan,
    aku_memasakkan lindung cah fumak_sampai_karabu baluik untuknya.



    Pecel belut puedesss menggigit,_diseimbangkan dengan buntil lumbu
    yang bercita rasa manis-gurih-legit._Bisa dikatakan
    , menu yang aku
    masak sendiri tersebut tak ubahnya bagai_simbol ketahanan pangan

    keluarga besar kami._Bahan-bahan bakunya hampir tidak ada yang
    perlu
    _kami_beli._Belutnya_berasal_dari_hasil_budidaya_di_
    private
    ranch_
    kedua_mertuaku._Pun_demikian_bumbu-bumbunya,_mulai
    dari cabai hingga_bawang putih._Minyak goreng_yang_aku gunakan
    adalah_minyak_kelapa_organik_
    (bukan_minyak_sawit)_yang_secara
    berkala_diproduksi_di_
    private ranch itu,_memanfaatkan_buah-buah
    kelapa_yang_melimpah._Dulu
    ,_si Mas yang membeli bibit-bibitnya.

    Labu siam mini untuk lalapan, daun keladi,_dan kelapa parut untuk
    komposisi sajian buntil lumbu
    ,_juga kami peroleh dari private ranch.
    Daun keladi yang digunakan mesti varietas khusus untuk buntil,_ya.

    Lalu, pucuk daun jambu mete, kupetik secara gratis di "hutan tropis"
    halaman belakang griya kami. Dibantu si Mas yang menggendongku
    di bahunya._Metik daunnya
    ,_sebentar._"Gila-gilaan"-nya yang lama.

    Seluruh proses memasak
    ,_kulakukan di_pawon (dapur semi outdoor),
    dengan kayu bakar tentunya._Hanya ikan tongkol_(untuk isian buntil
    lumbu),_garam,_dan beras saja yang_masih_harus "kami impor" dari
    para kerabat Mama Mertuaku._Bagaimanapun,_toh, mereka semua
    itu
    'kan,_Alhamdulillah,_merupakan bagian integral keluarga kami.



    Setelah acara makan siang
    , tadinya sih,_aku sempat akan mengasuh
    si kembar di halaman depan. Eh
    ,_baru saja,_aku mulai menyiapkan
    dua kereta bayi untuk mereka
    ,_tiba-tiba,_Papa Mertua mengatakan
    akan
    _ada_sejumlah_orang_yang_datang._Tidak_lama_kemudian,
    berdatanganlah_tiga mobil_pickup._Dua_mobil_masuk_dan_parkir di
    halaman depan_sedangkan yang satu lagi hanya berada di tepi jalan.

    Pada tahun lalu
    ,_aku_pernah menulis ihwal_pembuatan akuarium
    yang dilatarbelakangi_niat tulus kami_"demi membantu Mbah Nim",
    salah_seorang_tukang_bangunan_yang_dulu_dipekerjakan_si_Mas.

    Alhamdulillah,_hasil_kerja_beliau_sangat_rapi._Akuarium_segede
    kandang_gajah_itu_pun_menjelma_menjadi_"lukisan hidup nan elok"
    di_ruang_belakang_griya_kami._Nah,_rupanya,_kedua mertuaku
    sangat_terinspirasi_dengan_akuarium_kami_itu._Bahkan,_sampai
    membangun dua_akuarium_berukuran besar_yang_tentu_tak_kalah
    bagusnya._Kedatangan rombongan pickup tersebut,_ternyata, ada
    hubungannya_dengan urusan perikanan,_wabil khusus,_ikan hias.



    Sekira_enam_hari_yang_lalu,_Papa Mertuaku_membeli_beberapa

    perangkat_filter_akuarium,_dimaksudkan_sebagai_cadangan_bila
    terjadi kerusakan tidak terduga._Berhubung_saat_barang_dikirim,
    Beliau sedang tak_berada di rumah,_yang menerima_adalah_para
    satpam yang bertugas di kediaman Beliau._Yang datang mengirim
    ternyata_adalah_si_penjual_sendiri._Setelah_serah_terima_barang,
    entah kenapa,_yang bersangkutan tak langsung pulang_melainkan
    malah_cur-hat_kepada_salah_seorang_Pak_Satpam._Menceritakan
    uneg-uneg_perihal_sepinya_pembeli._Usaha_ikan_hiasnya_mandeg,
    penjualan pun nyungsep._Menjelang pulang,_ia sempat menawari

    para satpam di rumah mertuaku itu,_jika berminat,_tolong belilah
    ikan-ikan hias_yang dia jual._Banyak_yang_harganya terjangkau.

    Saat Papa Mertuaku tiba, Pak Satpam pun menyerahkan pesanan
    berupa_perangkat_filter_akuarium_itu_sembari_menyampaikan

    uneg-uneg dari si penjual._Sebagaimana yang pernah kuceritakan,
    di_keluarga_besar suamiku_ada_kultur filantropis_(kedermawanan)
    yang sangat kuat. Tak terbatas hanya kepada kerabat sendiri saja.

    Tersebab itulah,,dalam rangka menyikapi uneg-uneg sang penjual,
    Papa_Mertuaku_memutuskan_akan_memborong_ikan-ikan_hias
    dagangan_si penjual_itu._Berhubung_setiap_akhir pekan,_Beliau
    dan_Mama_Mertuaku_selalu_menginap_di_griya_kami
    ,_si penjual

    pun_diminta_untuk_datang_membawa_seluruh_ikan dagangannya
    ke_kediaman_aku_dan_suamiku saja._Namun,_yang terjadi_agak
    mengejutkan._Yang datang ke_griya_kami tak cuma si penjual itu,
    eh,_diikuti_pula_dengan_kedua_rekannya._Yo,_wis lah._Akhirnya,
    Papa Mertuaku tak_mempersoalkan_hal itu._Beliau tetap bersedia
    memborong_seluruh_dagangan_mereka.._Nanti,_ikan-ikan_hias
    tersebut_(selain_dipelihara_di_rumah_mertuaku)_akan_Beliau_bagi-
    bagikan_pada_siapa_pun_yang_berminat,_di keluarga_besar_kami.



    Setelah_proses_pembayaran_selesai,_kami_sibuk_memilah-milah

    ratusan_ikan_yang_ada_di_kantong-kantong_plastik_bening_berisi
    air_(dan tentu diberi oksigen)_tersebut._Ihwal apa sajakah_ikan dan
    biota air yang dibeli,_nanti saja kuceritakan._Yang menarik,_saat
    kami_sedang_sibuk_beres-beres,_tidak_disangka_tidak_dinyana,
    datang_lagi_tiga_mobil_lainnya._Masa_sih,_ada_penjual_ikan_hias
    lain_yang_juga_ingin_agar_dagangannya dibeli?_Ternyata,_bukan.


    Orang yang memasuki griya kami
    , eh, jebulane adalah si Stevie. Ia

    datang_dengan_pakaian_yang_terlihat_cukup medeni (menakutkan).

    Berjaket_taktis_militer_warna_hitam
    ,_bercelana_kargo_kamuflase,

    memakai_masker_tengkorak._Di_tangan_kanan_ada_sebuah_ember
    gede_yang_berisi_beberapa_kilogram_udang vaname segar dan juga
    beberapa kilogram udang windu segar..(Yang "telah dimatikan",,ya.)

    Di_tangan_kirinya_ada_ember_berisi_rajungan siap olah._Kiranya,

    'Cah Mbeling_itu_sedang_"memamerkan"_hasil_tambak udang_milik
    kakak_kembarnya dan tambak rajungan miliknya._Alhamdulillah.

    Terbukti lagi kultur filantropis di keluarga si Mas._Tak akan pelit
    berbagi._Untuk sementara,_kusimpan dulu ke dalam chest freezer.




    Lalu,_siapa_sajakah_orang-orang_yang_ada_di_dua_mobil_lainnya?


    Yang satu_kukenali_sebagai mobil
    "si Geulis"_(dan memang si Nona

    itulah yang turun dari mobilnya tersebut)._Yang satunya lagi,_sangat
    mengejutkanku._Si Anggi!_Lha,_setahuku,_mereka_berdua_'kan,
    "berada di_dua_faksi yang jelas-jelas saling bertikai berlawanan"._Kok,_
    bisa "mendadak rukun"? Ah,_motif kedatangan gadis-gadis ayu itu,
    baru akan aku ceritakan jika mendapat lampu hijau dari si Stevie.



    Malam harinya
    ,_di teras depan paviliun,_aku berbincang dengan
    si Mas. Aku tanyakan,_bagaimana sikapnya bila dia berada dalam

    posisi_dan_situasi_seperti_dialami_Papa-nya,_tadi siang? Apakah
    dia_akan_pula_memborong_ikan-ikan_hias_dari_para penjual_itu?

    Eh,,sang laki-laki kinasihku justru balik bertanya
    ,,"Bagaimana jika

    kamu_berada_dalam_situasi_sebagaimana_yang_dialami_istri-istri_dari
    para penjual_ikan_hias tersebut?_Sumber nafkah_mereka 'kan,_mutlak
    berasal_dari_penjualan_ikan-ikan_hias._Berbulan-bulan,_suami-suami
    mereka_merasakan_kesulitan._Sepi_pembeli,_minim_pula_pemasukan.


    Di sisi lain
    ,_nggak jelas,_kapan_situasi perekonomian_akan membaik.


    Padahal
    ,_setiap istri_pasti selalu_berharap,_suami mereka akan pulang
    membawa_uang_untuk_memenuhi_kebutuhan_keluarga_sehari-hari..."




    Kadang kala
    ,_yang namanya_"membeli dan memborong",_tidaklah

    selalu_berarti_"menghambur-hamburkan uang"._Di_dalam_kondisi
    tertentu,_mungkin harus dimaknai_dengan_perspektif humanisme.
    (Huahaha..._lha,_ini kok,_malah jadi terasa ndakik-ndakik banget,_sih.)

    Secara sederhananya,,ketika kita_"memborong dagangan_orang lain"

    (tentu_jenis-jenis_barang dagangan_yang halal/tak akan_mendatangkan
    mudarat),_kita_pun_seakan_meringankan_beban_keluarga_mereka.

    Namun
    ,_aktivitas memborong itu_mesti dilakukan secara rasional

    dan proporsional_supaya_jangan_sampai_"merusak pasar yang ada".


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Sep 8, 2020
  16. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Masih_bertaut_dengan_post di atas._Dari ratusan_ikan hias_dan juga
    sejumlah_makhluk_akuatik_nan_unik_yang_dibeli_diborong_oleh_
    Papa Mertuaku_pada_Sabtu_siang_lalu,_kami_dibebaskan_memilih
    yang_mana_pun_yang_kami_minati_dan_sukai
    ,_sekehendak_hati.



    Sejak mulai_difungsikan
    ,_akuarium "segede kandang gajah" di_ruang
    belakang_griya_kami
    , memiliki_lanskap_yang_menggugah_estetika.

    Insya Allah,_akan_sanggup_meneduhkan_mata bagi_siapa_pun_yang
    mau meluangkan waktu memandanginya. Perihal lanskap, suamiku
    punya selera yang_teramat sangat bagus._Si Bapaké bocah-bocah itu
    tidak_hanya_terampil_menata_lanskap_darat_seperti_
    "hutan tropis"
    nan luas di halaman belakang griya kami,_dia pun luar biasa piawai
    mencipta-rangkai panorama sungai_di "akuarium kandang gajah"_itu.

    Kendati sang laki
    -laki_kinasihku_takkan_pernah_sudi_mendaku diri
    sebagai
    "the so-called artist",,"seniman",,atau apalah itu sebutannya,
    toh,,secara objektif,,lanskap akuarium gede di ruang belakang griya
    kami tersebut terlihat sangat artistik._Dia paham bagaimana teknik
    menyusun,_memadukan,_dan menyelaraskan komponen-komponen
    pengisi akuarium mulai dari kayu rasamala
    ,_kayu santigi,_berbagai
    tanaman air (terutama
    ,_varietas-varietas_tanaman_Anubias_favoritku),
    ragam bebatuan, kerikil, berangkal, hingga ikan-ikan hias nan elok.

    Selama ini
    ,_di akuarium kami tersebut bersemayam ikan-ikan jenis
    discus
    , long-fin angelfish (atau kalau di Indonesia,,lazim disebut sebagai
    "manfish slayer"
    ,_sebutan yang sebenarnya sangat salah kaprah,_diambil
    dari bahasa Belanda, sluierstaart maanvis), beserta sejumlah ikan kecil
    yang aku tak hafal namanya satu per satu._Adalah lumrah, sewaktu
    kami_dipersilakan_memilih ikan
    -ikan hias,_ya kami_pun mengambil
    ikan-ikan discus dan angelfish._Ditambah_makhluk_akuatik_berupa
    12 ekor "kura-kura aneh tapi nyata" (paling tidak
    , ya terasa aneh bagiku)
    yaitu hypo common snapping turtle,_hypo alligator snapping turtle,_dan
    mata-mata turtle. Sesudah itu,,sesuatu terjadi di luar dugaan,_tetapi
    rasa-rasanya
    ,,lebih baik aku tunda dululah untuk menceritakannya.



    Di antara ratusan kantong plastik berisi ikan-ikan hias tersebut
    ,,ada
    lima_kantong_berisi_ikan_koi_jenis_chagoi_(koi_berwarna_tembaga).

    Sungguhpun_di_griya_yang_kami_tempati
    ,_si_Mas_memiliki_banyak
    kolam_dalam_berbagai_ukuran
    ,_tiada_satu_pun_yang_diisi_dengan
    ikan-ikan koi._Konsep_lanskap_yang_disukai_si Bapaké bocah-bocah
    itu adalah konsep hutan tropis._Tetumbuhan beserta pepohonannya,
    dibiarkan tumbuh liar
    ,_alamiah,_tetapi sama_sekali jauh dari kesan
    berantakan, justru senantiasa terlihat asri dan menenteramkan hati.

    Tersebab itulah
    , ikan-ikan yang dipilih pun adalah spesies ikan-ikan

    air_tawar_yang_berhabitat_asli_di_alam_liar._Nah,_sedangkan,_ikan
    koi itu cenderung lebih sesuai untuk konsep taman buatan
    ,_ataupun
    taman ala Jepun.
    _Berhubung Papa tercinta ialah pencinta_ikan_koi,
    aku tergerak untuk menghibahkan ikan-ikan koi berwarna tembaga
    tersebut untuk Beliau._Sebagai suamiku yang baik,_si Mas bersedia
    membantu_mengantarkan_ikan-ikan_koi_itu_ke_rumah_orangtuaku.



    Sepulang dari sana
    ,_si Mas "melaporkan" kepadaku (hahaha..) bahwa
    pada_pekan_depan_(kini_hari_Jumat,_mesti_disebut_"pekan_ini",_ya),
    kedua orangtuaku_minta izin untuk menginap di_griya_kami,_dalam
    rangka_mendiskusikan_tahap-tahap_pengelolaan_lahan_yang_kami
    beli bulan lalu._Tentu, si Mas dan terutama aku tidak berkeberatan.



    Dulu
    ,_pada bulan-bulan awal pernikahan kami,,ihwal "perizinan" ini
    pernah_juga_menjadikan_kami_berdebat_berkepanjangan._Suamiku
    berpendapat
    ,_setiap saat,_kapan pun itu,_kedua orangtuaku boleh
    datang berkunjung dan menginap di griya kami. Tak perlu meminta

    izin segala macam, cukup memberitahukan saja. Bagi si Mas, kedua
    orangtuaku punya hak yang sama dengan kedua orangtuanya setiap

    kali ingin menyambangi, atau bahkan, menginap di kediaman kami.

    Di sisi lain
    ,_baik aku maupun Mama-Papa,_tak sependapat dengan
    si Mas._Kami menganut prinsip bahwa_jikalau_ingin berkunjung ke
    rumah_orang_lain_
    (apalagi menginap,_atau bahkan,_bermukim dalam
    jangka waktu yang lama
    /lebih dari sepekan),_ya_tentu_wajib_meminta
    izin
    _kepada_yang_empunya_rumah.
    _Betapa_pun_dalam batas-batas

    tertentu,_"kedua orangtuaku juga dianggap sebagai kedua orangtuanya",
    Mama-Papa_tetap_tak_akan_mau_seenaknya datang begitu saja dan
    menginap_sesukanya_tanpa meminta izin terlebih_dulu_pada_si Mas.

    Kedua orangtuaku
    ,_pada hakikatnya adalah "the outsiders"._Jikalau
    mereka_kemudian_juga_dimaknai_sebagai_"kedua orangtua si Mas"
    ,
    ya,_semata-mata_karena_ikatan_pernikahan_antara_si Mas dan aku.

    Oleh sebab itu
    ,_Mama-Papa tetap merasa wajib meminta izin kalau
    akan_menginap_di_kediaman_kami._Agak_kurang_sreg_rasanya_jika

    hanya memberitahukan si Mas lewat pesan singkat atau via telepon.

    Lain_halnya_dengan_kedua_orangtua si Mas._Kedua Beliau itu 'kan,
    orangtua kandungnya,_sehingga lumrah jika tak perlu meminta izin
    setiap kali_ingin_datang_atau_menginap di_griya_kami._Adalah suatu
    kewajaran bagi mereka. Kendati suamiku membeli dan membangun
    griya_kami dengan_menggunakan_uang hasil jerih payahnya sendiri
    ,
    toh,,hal tersebut dimungkinkan karena ia dibesarkan,,dibiayai,,serta
    disekolahkan (termasuk diajari kiat-kiat bisnis) oleh Mama-Papa-nya.



    Suamiku sempat_tak_habis pikir dengan idealisme absurd_(hahaha...)
    aku_dan kedua orangtuaku._Di mana-mana,_yang biasanya terjadi,
    malah oknum istri yang kerap kali "memaksa" suami untuk memberi
    privilege atau bahkan,_bantuan materi pada keluarga si oknum istri.

    Lha,,aku,,Mama,,dan Papa justru berulang kali merasa sungkan bila
    diberikan_berbagai_privileges_oleh_si_Mas_dan_keluarga_besarnya.

    Sebetulnya
    , bukan didasari atas rasa sungkan._Bukan pula berlagak
    sungkan tetapi diam-diam, di dalam hati, bertaburan niat-niat licik.
    Bukan_juga_karena_kami_"terjangkit"_minderwaardigheidscomplex/
    inferiority complex,,atau merasa inferior terhadap keluarga suamiku.

    Alasan utamanya_karena Mama-Papa berusaha_menghargai makna
    sejati dari frasa "tuan rumah". Tanah berikut bangunan di griya yang
    aku dan si Mas tempati
    ,,sepenuhnya 'kan,,tercatat atas nama si Mas.
    Ia yang membeli,_membangun, dan juga rutin membayar PBB-nya.

    Dengan demikian
    ,_tetap ada tata krama yang tidak boleh diabaikan.
    Sebagai sang pemilik rumah yang berdaulat
    ,_sudah selayaknya jika
    si Mas mendapatkan rasa hormat dan respek dari para tamu
    ,_'kan?

    Kebiasaan Mama
    -Papa yang masih_saja selalu meminta izin kepada
    suamiku
    ,_tiap kali mereka akan_menginap_di griya kami_itu_adalah
    penghormatan_atas_kedaulatan_si_Mas_sebagai_sang_pemilik_rumah.



     
    • Like Like x 2
    Last edited: Sep 13, 2020
  17. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Sabtu_pagi,_setelah_shalat_Shubuh,_sang_laki-laki_kinasihku_pun
    mengajak_aku_"melakukan_aktivitas tekan tubi berdua"._"Tekan tubi"?

    Lha
    , maksudnya apa? Ya,_melakukan rangkaian gerakan menekan,
    naik turun, bertubi-tubi (berulang-ulang)._Setelah puas,_si Mas pun
    bergegas_memeras_sesuatu yang_keras_dan_kemudian_memberikan
    cairannya kepadaku untuk kunikmati._Hah?! Maksudnya apa, sih?



    Hahaha... "tekan tubi" yang kumaksudkan itu tak lain dan tak bukan
    adalah "olahraga push-up,,dalam artian yang sebenarnya". Di Malaysia,
    frasa "push-up" lazim diistilahkan sebagai "tekan tubi"._Nah,_supaya
    pesona tubuh takkan mudah memudar dan takkan layu di usia dini,
    ya mau tidak mau,_tidak bisa tidak,_kita mesti rela mengalokasikan
    sebagian waktu_untuk_melakukan_rangkaian_program_latihan fisik
    ,
    termasuk_weight training_(latihan_beban)_secara_berkesinambungan.

    Saat hamil dan setelah melahirkan
    ,_hal-hal tersebut tak kulakukan.
    Boro-boro sanggup berolahraga
    ,_sekadar berjalan_jarak dekat saja,
    sewaktu aku hamil si kembar,_sudah_membuatku_letih_tak_karuan.

    Banyak yang bilang
    ,,"rindu itu berat". Padahal, menjalani kehamilan
    (khususnya_kehamilan_kembar),_puluhan_kali_lebih_berat_rasanya.



    Tekan_tubi_itu_adalah_aktivitas_pembuka_sebelum_kami_melakukan
    rangkaian_perbuatan_yang_lebih hardcore._Perbuatan_berolahraga.

    Dengan menggunakan kettlebell._Untukku,_yang seberat 12 kg saja.
    Untuk si Mas
    , kettlebell 60 kg._Dilanjutkan dengan latihan dumbbell.

    Selanjutnya
    , dia menjalani latihan barbel. Aku nggak ikutan._Cukup
    menjalani latihan dengan bantuan multi-station home gym equipment.



    Lalu
    ,_terkait_"sesuatu_yang_diperas_si_Mas",_sesungguhnya_adalah
    batang-batang tebu yang dipanen dari private ranch._Batang-batang
    tebu nan keras itu
    ,_diperas dengan sugar cane juicer. Bagas tebunya
    disisihkan untuk campuran pembuatan pupuk organik. Air perasan

    tebunya ditambahi sedikit es batu. Selanjutnya? Ya diminum, dong!

    Meneguk jus tebu_dingin_seusai_menjalani_program weight training,

    ampuh_menuntaskan_dahaga_yang_terasa_selepas_menguras_tenaga.

    Sayangnya
    ,,air tebu bukan jenis minuman yang bisa disimpan lama.

    Cara terbaik menikmatinya
    ,_minumlah segera setelah tebu diperas.

    Biarkanlah_cairan_manis_menyegarkan_itu_mengalir_perlahan,
    menjejaki tiap_bagian rongga mulut_dan membasahi kerongkongan.



    Jadi
    ,_alinea pembukaan di atas sama sekali bukanlah dalam rangka
    mendeskripsikan_hal privat_atau hal tak semenggah (tak pantas)
    ,_ya!



    Dulu
    ,_sebelum menikah,_aku sudah merasa cukup puas meski cuma
    menekuni rutinitas berenang,(numpang berenang di rumah Bude Agni)
    dan_ditambah_dengan_latihan_kardiovaskular_serta plank di_rumah.

    Wah,,bagaimana hasilnya?,Alhamdulilahi Rabbil 'Alamin..Buktinya,

    bi-idznillah,_aku bisa "menyingkirkan" para rivalku dalam kompetisi
    super sengit untuk memenangi hati si Mas.
    _Tanpa perlu melakukan

    ritual yang sesat dan musyrik semisal ritual ketok magic black magic.

    Konon
    ,_salah_satu_momen_objektif_untuk_menilai_kualitas_bentuk
    tubuh perempuan_dewasa adalah saat dia mengenakan bikini_
    (tentu,
    untuk para_muslimah,_hanya boleh di ruang privat_dan tidak_dilihat pria
    mana pun selain suaminya
    )._Apabila si perempuan memakai bikini di
    hadapan suaminya dan sang suami merasa sangat tenteram,_sangat
    terhibur
    ,_dan ujung-ujungnya, membangkitkan gairah,_maka bisa
    dibilang "bentuk tubuh si perempuan masih berada di jalan yang benar".



    Ya memang,_amatlah dangkal jika menilai perempuan berdasarkan
    dari kualitas bentuk tubuh dan pesona fisiknya saja
    ._Namun,_pada
    kenyataannya
    ,,banyak pria yang menganggap physical attractiveness
    yang_terdapat_di_diri_seorang_perempuan_adalah_hal_pertama_yang
    mampu membuat mereka terkesima
    , jatuh hati,,dan bertekuk lutut.



    Toh
    ,_betapa pun aku_sudah_merasa_amat sangat_bersyukur_dengan
    pemberian-Nya_(atau tentu lebih bijak jika aku katakan,,"titipan-Nya")
    terkait
    _
    physical attractiveness_yang_ada_dalam_diriku,_si_Mas_masih
    melihat_bahwasanya_kondisiku_belumlah_dioptimalkan._Andaikata
    aku enggan menjalani latihan beban, pesona fisikku mungkin hanya
    akan mampu bertahan hingga usia pertengahan 30-an. Selanjutnya,

    secara perlahan tapi pasti,_akan kedodoran. Padahal,_jika aku mau
    melakukan weight training,,Insya Allah,,pesonaku takkan cepat layu.

    Bukan berarti mengingkari sunnatullah,,ya!,Yang namanya "menua"
    adalah keniscayaan (jika Dia mengizinkan kita bisa mencapai usia tua).

    Versi terbaik diri kita saat ini
    ,,sesungguhnya adalah hasil usaha kita
    pada_masa lalu._Versi_terbaik_kita_pada_masa_depan,_Insya Allah,
    adalah_cerminan_dari_hasil_usaha_kita_pada_saat_ini._Kendati,_ada
    saja_faktor-faktor_non-teknis_yang_akan_mengiringi_prosesnya.



    Entah kenapa
    ,_ada sebagian perempuan yang beranggapan,_setelah
    menikah
    ->mengandung->melahirkan->menyusui anak,_seolah-olah
    adalah "akhir dari perjuangan"._Apabila kemudian tubuh perempuan
    itu kendor,_melar,_"terdegradasi_ke dalam bentuk yang nggak karuan",
    ya sudah,_suami_"hanya bisa_pasrah dan mesti_menerima_apa_adanya".

    Tidak salah,_sih. Jika sudah merasakan menjadi seorang ibu,_tentu
    akan mafhum._Namun
    ,_di sisi lain,_perempuan yang_sudah menjadi
    seorang ibu
    ,_tetaplah merupakan seorang istri dari suaminya,_'kan?

    Mayoritas suami
    _
    (atau setidaknya,_rata-rata)_secara_manusiawi akan
    menginginkan_pesona_sang_istri_tak_tergerus_atau_menyusut_drastis

    setelah_beberapa_tahun_menikah._Fitrah_
    (kodrat lahiriah)_para pria
    normal itu_adalah menyukai perempuan yang terlihat indah.
    _Meski

    definisi "indah",jelas akan berbeda,,sesuai preferensi masing-masing.

    Ah
    ,_uraianku di atas_terkesan_menggurui biyangettt,_ya? Hahaha...

    Yo wis
    ,_aku maksudkan sebagai renungan untuk diriku sendiri saja.
    Supaya,_selain menjalani peran mulia sebagai seorang ibu,_aku pun
    Insya Allah
    ,_akan_senantiasa_sanggup_menjadi_sosok_seorang_istri
    dalam versi_terbaik untuk suami kinasihku._Bisa menjadi istri yang
    indah
    _dipandang
    ,_menyenangkan,_tak_membosankan,_penyayang,
    tak akan membangkang_(selama dia tetap berada di Jalan yang Lurus).



    Sabtu malam kemarin
    ,_kompetisi EPL resmi dimulai._Biarpun kini,
    si Mas sudah_tidak lagi menjadi suporter tim mana pun,_tetap saja,
    dia masih meluangkan waktu untuk menonton tayangan dari negeri
    leluhur Papa
    -nya itu._Lazimnya,_para pria di_Indonesia menonton
    siaran_langsung_sepak_bola_sembari_makan_semangkok_mie_instan.

    Namun, berhubung kami masih punya stok rajungan nan melimpah

    (hasil panen dari tambak rajungan kepunyaan Juragan Stevie... hahaha..),
    sejak_Sabtu_siang_harinya,_si Mas_meminta_aku_memasakkan_karé
    rajungan._Untuk_kudapan_saat_menonton_siaran_sepak_bola._Versi
    autentik hidangan khas dari kota Tuban itu
    ,_sebetulnya bercita rasa
    luar biasa puedesssss._Jika_Mama Mertuaku sangat_bisa menikmati
    karé rajungan buatanku_dengan level kepedasan tinggi,_lain halnya

    dengan_si_Mas_dan_Papa Mertuaku._Untuk_mereka,_ya_aku_mesti
    menurunkan_kepedasannya_hingga ke level terendah._Uniknya lagi
    ,
    baik_si_Mas_maupun_Papa_Mertuaku,_selalu_lebih_suka_menikmati
    karé rajungan dengan roti,_alih-alih dengan nasi._Bisa roti baguette
    ataupun roti mantou._Alhamdulillah,_meski pertandingan telah usai,
    mereka_masih_belum_berhenti_menikmati_karé rajungan_buatanku.



    Salah satu_kebahagiaan hakiki bagi_seorang_perempuan adalah jika
    dia bisa membuatkan sajian yang kemudian dinikmati_keluarganya.



     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Sep 14, 2020
  18. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Dua belas tahun_silam,_September 2008,_bertepatan_dengan_bulan
    Ramadhan 1429 Hijriah. Selain suasana bulan puasa,,ada salah satu
    hal yang kini,,tiba-tiba saja,,kembali terlintas di benakku. Pada saat
    itu, adik-adikku "mendesak" Mama-Papa supaya mau berlangganan
    jasa layanan internet dari "satu ISP pelat merah"._Sebelumnya,_kami
    hanya_bisa_mengakses_internet_via_kabel_telepon_rumah,_dengan
    kecepatan_unduh_yang_sungguh_bikin_terenyuh,_5 s/d 6 KBps_saja.

    Berhubung pada saat itu,_ISP pelat merah tersebut memberlakukan
    promosi "pemakaian_internet_gratis_selepas_pukul_delapan_malam_s/d

    sebelum pukul delapan pagi", kedua orangtuaku bersedia meluluskan
    permintaan adik-adikku. Kenapa cuma adik-adikku yang meminta?

    Ya
    ,_karena pada dasarnya (ketika itu),_aku cenderung belum terlalu
    membutuhkan ketersediaan internet di rumah. Andaipun aku perlu

    berurusan dengan layanan internet,_tinggal pergi sajalah ke war-net
    di kompleks sebelah._Sebagian besar unduhan_rekaman musik dan
    film,_aku dapatkan di tempat itu,_diberikan oleh Mbak Dina (yang
    empunya
    war-net dan kukenal secara personal)._Toh,_begitu keluarga
    kami_mulai_melanggani_layanan_internet_dari_ISP_pelat_merah itu
    ,
    sedikit banyak,_aku juga_ikut menikmati._Apalagi,_selagi promosi.

    Betapa pun kecepatan unduhnya masih termasuk bersahaja,_sekira
    100 s/d 150 KBps saja, sudah lumayan banget bagi kami sekeluarga.

    Namun,,dengan kecepatan unduh yang cuma segitu,_kerap kali kami
    mengabaikan_film
    -film_yang_sebenarnya_berkualitas, baik dari segi
    cerita maupun mutu kejernihan gambarnya,,hanya karena film-film
    itu "size-nya gede banget"._Terlebih,_ketika masa promosi telah usai
    sehingga
    _penggunaan_internet_kembali_lagi_dibatasi_oleh_kuota.



    Setelah_akad_nikah
    ,_aku_diboyong_suamiku_ke_istananya._Si_Mas
    tidak sekadar memperistri diriku,_qadarullah,_bi-idznillah, dia juga
    dengan_serta-merta_menaikkan level_kehidupanku_hingga_puluhan
    kali lipat dari sebelumnya. Alhamdulillah,,hal yang amat kusyukuri.

    Sungguhpun
    ,_tidak jarang, sekaligus juga membuat aku merasakan
    sisi lucu dari kehidupan ini._Dulu,_kecepatan unduh nan semenjana
    kadang_kala_membuatku_(dan adik-adikku)_kecewa._Kini,_di griya
    yang_aku_tempati_bersama_si_Mas_beserta_si_kembar_tercinta
    ,_ada
    fasilitas_internet_dengan_kecepatan_unduh_sekira_200 Mbps_(atau
    jikalau_kita_konversikan_untuk_menunjukkan_besaran_file_yang_diunduh
    per_detik
    ,_itu_sama_dengan 25 MBps,_memakai_huruf 'B' kapital,_ya).

    Sudah ngebut dengan sengebut-ngebutnya,_tidak dibatasi kuota pula.




    Walakin
    , kondisi yang demikian, malah seolah-olah terasa percuma
    (tanpa bermaksud kufur nikmat
    , lho!). Tiap kali aku ingin mengunduh
    berkas rekaman album musik ataupun rekaman film,,biasanya, aku
    akan melihat dahulu katalog koleksi suamiku.
    _Di paviliun 2
    ,5 lantai
    (yang termasuk
    rooftop tempat bersantai)_samping_griya_kami,_si Mas
    "menimbun harta-harta karunnya"..Beragam jenis artefak kebudayaan
    mulai dari rekaman film,_rekaman musik,_produk-produk cetakan
    seperti buku, majalah,_poster,_leaflet,_flyer,_hingga collectible items
    yang_punya_nilai_sejarah_dan_juga_nilai_jual. #BoysWillAlwaysBeBoys



    Nah, berulang kali, aku batal mengunduh berkas digital (atau berkas
    hasil proses ripping) apa pun, karena ternyata si Mas sudah memiliki
    produk orisinalnya._Pada beberapa hari lalu,_aku sempat membaca
    ulasan_di_sebuah_majalah_asing_ihwal_satu_film_dari_Korea_Selatan,
    berjudul The Bacchus Lady,_yang_temanya_luar_biasa_mengenaskan.

    Bayangkan
    ,_di_Negeri_Ginseng_yang_sering_disebut_sebagai "negara
    maju dan makmur sejahtera"
    itu
    ,_masih_ada nenek-nenek yang sudah
    amat sangat_sepuh
    ,_tetapi_tetap terpaksa_melacurkan diri (!) untuk
    bisa_bertahan_hidup._Yang_"mengerikan",_tema film_tersebut bukan
    khayalan_semata
    ,_melainkan_berdasarkan_realitas_di_dunia_nyata.

    Ketika_aku_berniat_mengunduh_film_itu
    ,_aku menyempatkan untuk
    menelusuri_katalog_koleksi_rekaman_film_yang_dipunyai_suamiku.
    Lha
    ,_jebulane,_DVD orisinal film tersebut ada tersimpan di paviliun.

    Kalau begitu
    , ya,_aku tidak perlu lagi mengunduh dari dunia maya.



    Dulu,_aku (dan adik-adikku)_acap kali terpaksa tak bisa mengunduh
    berkas digital_tertentu,_tersebab oleh_kecepatan internet kami yang
    tak memadai._Eh
    ,_lucunya,_sewaktu aku mulai_menikmati fasilitas
    internet_super_cepat + tak_terbatas
    ,_nyaris_tiada_unduhan_apa_pun
    yang_aku_lakukan._Rata-rata_sudah_tersedia_di_paviliun_si_Mas.

    Secara
    _berkala
    ,_suamiku_senantiasa_menerima_berbagai_pasokan
    artefak
    _kebudayaan_dari_para_pemasoknya_yang_telah_tepercaya.



    Namun
    ,_bukan_berarti_fasilitas internet super ngebut_di griya kami
    "seakan-akan tak terpakai" hingga menjadi satu bentuk kemubaziran.

    Tak seperti beberapa waktu lalu
    , pada masa PSBB kali ini,_aku dan
    suamiku_benar-benar_sepenuhnya (diwajibkan) bekerja dari rumah.

    Baru pada saat
    -saat seperti inilah,_keberadaan internet super cepat
    (dan tak terbatas),menjadi penting untuk menunjang pekerjaan kami.



    Kamis_siang_kemarin
    ,_adik_iparku_(adik bungsu si Mas)_datang_ke
    griya kami,_membawakan_lima buah_kontainer plastik besar_berisi
    benda-benda duniawi yang digemari suamiku. Rekaman film dalam
    sejumlah format (Blu-ray, 4K-UHD, DVD)_dan juga_rekaman musik
    dalam
    _format_
    vinyl._Belum_lagi_pernak-pernik_lainnya,_beragam
    artefak_kebudayaan
    ,_yang_jelas_akan_menjadi_"penghuni paviliun".

    Hal_yang_membuat_aku_terharu
    ,_sebetulnya,_adik_iparku_tersebut
    sama_sekali_bukanlah_kolektor_seperti_halnya_si_Mas._Toh
    ,_setiap
    kali ia ada waktu_(dan kalau menemukan benda
    -benda_yang sekiranya
    disukai si Mas),_adik_bungsu_suamiku_itu_selalu_menyempatkan_diri
    untuk membelikan benda
    -benda kesukaan kakaknya. Tidak pernah

    "hitung-hitungan"_pula._Wujud_kasih_sayang_tulus_kakak_beradik.
    Si Mas pun selalu "membalas" kebaikan adiknya dengan banyak hal.



    Insya Allah
    ,_kelak,_si kembar juga sanggup bersikap seperti itu, ya.



     
    Last edited: Sep 19, 2020
  19. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Pada akhir pekan_kemarin,_tak hanya kedua orangtua si Mas yang
    berkunjung dan menginap di griya kami._Mama-Papa tercinta pun
    datang,_Sabtu pagi,_sekitar pukul sembilan._Kedua Beliau tersebut
    juga bermalam
    _di kediaman kami._Alhamdulillah,_perihal tempat,
    takkan jadi masalah._Bisa berinteraksi tanpa mengabaikan privasi.

    Kedua mertuaku mendapatkan tempat di lantai II dan Mama-Papa
    memilih_ruang_tidur_dengan view_nan_asri_di_samping_bangunan

    mushala_keluarga._Pada_hakikatnya,_ruangan itu akan lebih tepat
    disebut_sebagai_"griya tawang"_
    (dalam_pengertian,_"bangunan_kecil
    yang
    _menempel_pada_bangunan_utama_rumah_kami")._Perbedaannya
    dengan_paviliun?_Paviliun_letaknya_terpisah_dari_bangunan_induk.


    Griya tawang tersebut
    _tak ubahnya ikan remora yang_menempel_di
    tubuh ikan hiu.
    _Luas bangunan griya tawang kami_itu pun
    "hanya"
    90 meter_persegi_dan_terdiri_dari_satu lantai saja._"Kalah jauh"_jika
    dibandingkan dengan
    The Batcave paviliun_suamiku._Semula,_griya
    tawang_itu_sempat_dimaksudkan_sebagai ruang berdansa bermusik
    dan "studio kecil-kecilan". Baru sampai pada tataran ide saja, belum
    pernah direalisasikan sama sekali._Ya, 'kan,_pada waktu itu, si Mas
    dan_aku_tengah_mengurus_hal-hal_menjelang_pernikahan_kami.



    Eh,_ndilalah-nya,_tak_disangka_tak_dinyana,_si_Stevie_kemudian
    malah membeli_properti di samping rumah orangtuanya dan ia pun
    langsung
    _membangun_studio_yang_teramat_
    sophisticated._Karena
    saudara sepupu_suamiku itu_secara "defacto dan dejure" bertetangga
    dengan_kami
    ,_dia_memperbolehkan_kami_jika_ingin_menggunakan
    studio pribadi miliknya tersebut. Gratis-tis-tis-tis pula. Zonder bayar.

    Nah
    ,_yang membuatku salut,_si Mas tidak pernah merasa tersaingi
    dengan_capaian_duniawi_sepupunya_itu._Alih-alih_"merasa panas"
    lalu_ikut-ikutan_membuat_studio_serupa_di_griya_kami,_suamiku
    justru_turut bersenang_hati atas_inisiatif dari 'Cah Mbeling tersebut.




    Suasana persaudaraan semacam itu membuatku tersentuh._Mereka
    tetap_senantiasa_berlomba-lomba_meraih_capaian_dalam_banyak

    hal,_tetapi (Insya Allah)_takkan_pernah diiringi dengan kedengkian.

    Pada suatu momen,_si Stevie pernah menyatakan,,"Di keluarga besar
    kami_itu,_Mbak,_berlaku_filosofi_'tiji tibeh'._Mukti siji,_mukti kabeh."
    (Betapa pun,_keluarga besar mereka bukanlah predominantly Javanese.)

    Meski menyandang predikat
    'Cah Mbeling (dalam konteks positif,,ya),
    dia_tak sedang berjenaka atau_berkelakar_dengan_pernyataannya.

    Suamiku
    _yang_sama_sekali_bukan_
    Wong Jowo pun,_membenarkan
    filosofi_"mukti siji,_mukti kabeh" (sejahtera satu,_sejahtera pula semua).
    Maksudnya,_manakala di_antara mereka ada yang_berhasil meraih
    suatu capaian
    ,_maka saudara-saudari yang lainnya_pun_"tidak akan
    dibiarkan hanya menjadi penonton". Sebisa mungkin
    ,_ikut menikmati.

    Tidak_sebatas jargon belaka,_banyak tersua bukti sahih nan_nyata.



    Di_keluarga_besar_orangtuaku
    ,_filosofi_tersebut_juga_dipraktikkan.

    Kendatipun
    _
    (terus terang saja, ya) kerap kali diwarnai rasa sungkan.
    Perihal rasa sungkan,_sejujurnya, akan sulit dipisahkan dari kultur
    Wong Jowo yang njawani (yang masih memegang erat tata krama Jawa).

    Bukan tersebab rasa sok gengsi
    ,_bukan pula sok malu-malu kucing,
    melainkan lebih didasari perasaan tak enak hati,_janganlah sampai
    merepotkan_atau_menyusahkan_orang_lain_dalam_bentuk_apa_pun.



    Dulu
    ,_ketika_Mama-Papa_pertama_kali_menyambangi_griya_kami,
    Mama pernah bertanya padaku perihal paviliun 2,5 lantai_tersebut.

    Begitu aku jelaskan bahwa paviliun itu adalah "tempat penampungan
    beragam koleksi artefak kebudayaan kepunyaan si Mas"
    ,_Beliau hanya
    merespons dengan_mengangguk-angguk saja._Tanpa berucap kata,
    "Kalau Mama melihat-lihat ke dalam paviliun itu,,boleh apa nggak, ya?"

    Sebagai putri Beliau
    ,_aku sudah sangat paham,_Beliau takkan mau
    memasuki dan menjelajahi paviliun tersebut jika tidak dipersilakan
    atau diizinkan terlebih dahulu oleh si Mas. Tak cukup "izin" dariku.


    Barulah setelah mendapat lampu hijau secara langsung dari si Mas,
    kedua_orangtuaku_berkesempatan_melakukan_observasi_ke_dalam
    paviliun itu,_ke segala penjuru._Kedua Beliau pun_terang-terangan
    merasa_takjub_melihat_koleksi_artefak_kebudayaan_milik_suamiku.



    Sabtu siang lalu,_Mama mendapatkan_giliran_mengasuh si kembar
    bersamaku
    ._Ketika aku sedang menggendong Ridge,_putra sulung
    kami tersebut ribut berceloteh (menggunakan
    "bahasa bayi",,tentunya)
    sambil_menunjuk
    -nunjuk_ke_arah_paviliun._Dengan kata lain,_dia
    ingin_supaya aku segera_membawanya memasuki markas komando
    gudang amunisi intelektual kepunyaan Papa
    -nya._
    Yo wis,_tak turuti.

    Eh
    ,_demi melihat kakak kembarnya_kugendong masuk ke paviliun,
    si_bungsu_Leiv_pun_(yang_tengah_berada_dalam_gendongan_Mama)
    rupanya tak mau ketinggalan. Aku sempat iseng menggoda, dengan

    berpura-pura melarangnya, "Si Adek nggak usah ikut, ya..." sembari
    menutup pintu paviliun. Beberapa detik kemudian,_menangislah ia.

    Sebagai konsekuensi
    _dari keisenganku itu,_terpaksalah,_aku mesti
    rela_menerima_"omelan Mama"._Akhirnya
    ,_untuk menenangkan si
    bungsu
    ,_Beliau menggendong dia berkeliling di paviliun._Beberapa
    menit berikutnya, Mama mendapati sesuatu hal yang mengejutkan.



    Ketika_aku dan_si_sulung_memasuki_paviliun
    ,_belum_semua_lampu
    diaktifkan
    ,_baru lampu di ruang depan saja._Toh,_keadaan paviliun
    tidaklah_gelap gulita_karena di sejumlah area
    ,_suamiku_memasang
    "poster
    -poster yang bisa_menyala"._Maksudnya,_poster-poster_yang
    tidak sekadar dibingkai
    ,_tetapi dilengkapi pula dengan lampu LED.

    Nah, njelehi-nya,,"di antara sejumlah poster yang normatif",_ada pula
    "poster-poster terlarang" yang menampilkan diriku sebagai objeknya.



    Lha,_mengapa sampai kunyatakan_sebagai "poster-poster terlarang"?

    Karena
    _cuma_suami_kinasihku_sajalah_yang_punya_hak_eksklusif
    untuk memandangi
    (dan menikmati)_beragam pose diriku di poster-
    poster tersebut._Kendati tidaklah_ada satu pun poseku yang vulgar,
    toh,_"poster-poster panas itu" bukan untuk dilihat pria selain si Mas.

    Ia memotretku dalam keadaan aku
    "terbuka,_seterbuka-terbukanya".
    Sewaktu aku
    _sama sekali tak berhijab
    ,_"berbusana provokatif" pula.
    ("Saking provokatifnya",_tak layak disebut sebagai "busana",_hahaha...)

    Mestinya sih,_"poster-poster panas itu" jangan sampai dilihat Mama.



    Bagaimanapun,,si Mas tak bisa disalahkan. Paviliun itu 'kan,,ruang
    privat baginya (dan bagiku). Mungkin,_dia lupa memberitahukanku
    bahwa_di_paviliun_"sedang diadakan_ekshibisi poster
    -poster panasku".



    Untuk apa si Mas membuat dan memajang poster-poster diriku itu?


    Ya
    , 'kan,,karena "aku adalah sang perempuan tercintanya". Berhubung
    "foto-foto panasku
    (hahaha...) tak akan merusak pemandangan bilamana
    dia 'transformasikan' menjadi poster
    -poster untuk_menggairahkan_ruang
    privatnya"
    ,_tentulah logis,_jika dia ingin_"mengeksplorasi potensiku".

    Yang penting,_pembuatan serta_pemajangan poster-poster seronok
    itu
    ,,sama sekali bukan atas kemauanku,,melainkan sepenuhnya atas
    aspirasi si laki
    -laki_yang telah memilihku menjadi teman hidupnya.

    Dengan begitu
    ,_keberadaan poster-poster_di_paviliun_itu_bukanlah
    suatu_bentuk_ekspresi narsisisme_yang_tidak terkendali_dari diriku.

    Hal yang juga penting
    ,_seluruh proses_pembuatan poster dari A-Z,
    dilakukan sepenuhnya oleh si Mas,,tanpa melibatkan pria-pria lain,
    baik pria yang_tergolong mahram maupun_pria yang non-mahram.



    Cerita lainnya
    (yang ingin kutuliskan secara singkat saja),adalah ihwal
    "jawaban atas doa
    -doa yang kita mohonkan kepada-Nya"._Sering kali,
    kita cenderung menganggap bahwa jikalau doa kita terkabul,,maka
    itu berarti doa kita dijawab oleh
    -Nya._Padahal,_tidak terkabulnya
    doa-doa tertentu yang kita mohonkan, juga adalah bentuk jawaban
    yang amat manis dari
    -
    Nya. Di kemudian hari, kita baru bersyukur,
    "Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin... untunglah,,doa hamba pada masa lalu,
    tidak Engkau kabulkan, sehingga_hamba bisa_terhindar dari keburukan."


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Sep 24, 2020
  20. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Secara objektif,_Mama pernah bilang bahwa jikalau dibandingkan,
    seluruh putri_Beliau,_mulai_dari aku_hingga adik bungsuku,_rasa-
    rasanya_
    "jauh lebih pintar dan juga lebih berkualitas" daripada Beliau.



    Sewaktu_Mama_seusia_denganku,_Beliau_relatif_sanggup_berbicara
    menggunakan bahasa Inggris, tak plegak-pleguk, tetapi tak selancar
    sebagaimana aku dan adik-adikku._Selalu ada jeda beberapa detik,
    meskipun tak sampai terbata-bata. Ihwal aksen, logat bicara Beliau
    tidaklah_terdengar_medok ala orang Jawa,_kendati tetap tak kuasa
    menirukan_American accent_seperti_yang_menjadi_standar_bicara
    aku dan adik-adikku. Bagi kita yang dilahirkan pada dekade '90-an
    hingga awal 2000-an, penggunaan American accent ketika berbicara
    menggunakan bahasa Inggris,_seolah_terkondisikan untuk menjadi
    suatu keharusan, 'kan? Walau British accent terdengar lebih eksotis.

    Mungkin saja
    ,_saat Mama seusiaku,_tak ada urgensi apa pun untuk
    berbahasa Inggris_dengan menggunakan_American accent._Kala itu,
    standar nilai_tambah bagi seorang_pegawai adalah_"yang penting dia
    bisa berbahasa Inggris
    ,_baik_secara_lisan_maupun_tulisan"._Ihwal logat
    bicara
    ,,tak dipermasalahkan. Nah, lain halnya dengan yang berlaku
    pada generasi sekarang ini..Tidak cukup sekadar bisa dan mengerti
    ,
    tetapi seolah ada kesepakatan untuk menggunakan American accent.



    Pun perihal pemakaian_peranti elektronik modern_mulai dari smart
    TV
    , smartphone,_hingga laptop/personal computer,_Beliau (dan Papa)
    sesekali_merasa_kebingungan_bilamana_mengalami_permasalahan.
    Mesti_kami bimbing dulu_dengan sabar supaya mampu memahami.

    Belum_lagi_soal_wawasan_ilmu_pengetahuan,_Mama_selalu_merasa
    kami,,putri-putrinya,,jauh lebih mengungguli Beliau. Meski dahulu,
    Mama-Papa_tercinta_juga_pernah_menjalani_masa_perkuliahan.



    Walakin,_kini,_ada fakta nan pahit dan sungguh sulit terbantahkan
    yang_membuat generasi kami kalah jauh_jika dibandingkan dengan

    generasi Mama-Papa._Soal_apakah?_Ya,_apalagi kalau bukan soal
    situasi_perekonomian._Sewaktu_kedua_orangtua_kami_masih_seusia
    dengan_kami_(sebelum memasuki_usia 30-an),_mereka_bisa_meraih
    sebentuk capaian_yang secara objektif layak disebut_"menakjubkan".

    Meski saat itu_baru berstatus sebagai pegawai level semenjana,_toh,

    kedua_Beliau_sanggup_secara_halal_dan_legal_mengumpulkan_aset-
    aset (termasuk simpanan emas),,dengan usaha sendiri, tanpa bantuan
    kanan kiri._Bukan semata-mata karena mereka
    "hebat",_melainkan
    lebih_disebabkan_oleh_situasi_perekonomian_yang_relatif_kondusif.



    Pada dekade '80-an s/d pertengahan dekade '90-an,_yang namanya
    "kemiskinan dan pengangguran"_tetap_saja_ada_sebagai_realitas sosial
    di sana sini.
    _Tak sedikit yang
    "bekerja sekadar untuk_bertahan hidup".

    Namun
    ,_bagi sebagian besar masyarakat dari kelas menengah yang
    terdidik
    ,_bekerja,_berkarier,_berpenghasilan_tetap,_masa-masa itu
    selalu_dikenang_sebagai_"pintu masuk_untuk naik kelas"._Contohnya
    saja
    ,_pada masa lalu,_bukanlah hal yang luar biasa bagi Mama dan
    Papa_untuk_bisa_mewujudkan_target_mempunyai_simpanan_logam

    mulia_seperti_emas_24_karat_(tentu_saja,_emas_asli_dan_bersertifikat)
    dalam_jumlah_kilogram._Dengan_harga_emas_saat_itu_yang_berada
    di bawah angka Rp30.000
    ,00 per gram,_tidaklah sukar bagi mereka
    untuk_merealisasikan_target_memiliki_1 kilogram_emas_per_tahun.



    Seperti_ketika_harga_per_gram_emas_masih_sekitar_Rp25.000,00.

    Mama
    -Papa_bahu-
    membahu_menyisihkan_pendapatan_bulanan
    mereka waktu itu,_sebesar Rp2.000.000,00_(masing-masing sejumlah
    Rp1.000.000,00). Dalam sebulan, bisa membeli sebanyak ± 80 gram.

    Karena fluktuasi harga emas kala itu tak begitu tajam
    ,,maka dalam
    setahun
    ,_mereka_bisa_mengumpulkan_sebanyak ± 960 gram emas.
    Tinggal_mengeluarkan_uang_tambahan_sekira_Rp1.000.000
    ,00_lagi
    (dari sisa THR atau bonus tahunan)_untuk_dibelikan ± 40 gram_emas
    sampai_jumlahnya_bisa_genap_1_kilogram_dan_target_pun_tercapai.

    (Penjelasan_Mama:_Uang_sejumlah_Rp2.000.000,00_pada_pertengahan
    '90-an itu memang senilai dengan ± 80 gram emas,_tapi belum langsung
    dikonversikan ke dalam bentuk emas_seperti yang kubayangkan semula.


    Jadi,,uang hasil patungan tersebut dikumpulkan dulu setiap bulan_secara

    teratur dan 'dengan kedisiplinan tingkat tinggi',_tidak pernah kurang dari
    Rp2.000.000,00/bulan, tidak pernah diutak-atik pula._Setelah 12 bulan,
    terkumpul sebesar Rp24.000.000,00._Namun,_jikalau dikonversikan ke
    dalam bentuk emas,_ya,_baru sebanyak ± 960 gram saja. Tentulah mesti
    ditambah sekira Rp1.000.000,00_agar bisa dibelikan 1 kilogram emas.)


    Kendati_pada_bulan_November_1997
    ,_Papa_sempat_terkena_PHK,
    setidaknya
    ,,sudah punya modal untuk biaya sekolah putri-putrinya.

    Jikalau pasutri_pegawai biasa/level semenjana_seperti Mama-Papa
    pada masa-masa itu mampu mewujudkan mimpi untuk mempunyai
    1 kilogram emas per tahun
    ,_tentu saja bagi para well-to-do families
    seperti keluarga besar si Mas,"realisasinya jauh lebih mentereng lagi".



    Nah
    ,_lain halnya bagi generasi kita, generasi masa kini. Betapa pun
    secara objektif, kita mungkin,,yah,,bisa dibilang "relatif lebih pintar"
    atau_"lebih modern"_dibandingkan_para_orangtua_kita,_toh,_pada
    kenyataannya
    ,_banyak_di_antara_kita_yang_sangat_sulit_untuk_bisa
    menyamai capaian_mereka_ihwal mengumpulkan_1 kg emas/tahun.

    (Dalam_bentuk_emas_batangan 24_karat_yang_terjamin_keasliannya,_ya.
    Bukan dalam bentuk emas perhiasan yang dicampur dengan logam lain.)



    Kenapa
    mesti emas yang dijadikan sebagai tolok ukur?_Ya,_karena
    sejak masa silam hingga kini
    ,,emas itulah yang dijadikan instrumen
    pelindung nilai kekayaan..Bila hasil jerih payah kita cuma disimpan
    dalam_bentuk_tabungan_uang
    ,_nilainya_pasti_akan_terus_tergerus.

    Memang sih,,ada instrumen lain yang nilainya cenderung akan naik
    di kemudian hari
    ,_semisal properti._Sayangnya,_properti tidak bisa
    rutin_kita_beli_setiap_bulan._Tidaklah_pula_selikuid_emas_batangan.



    Jumat siang,_di sela-sela aktivitasku saat "bekerja dari rumah",_ada
    salah seorang stafku di_kantor_yang berkeluh kesah_(dari jarak jauh)
    ihwal betapa_akan luar_biasa sulitnya jika_dia ingin mengumpulkan
    1_kg_emas_per_tahun_dengan_level_harga_emas_seperti_sekarang_ini.

    Muncul penyesalan, mestinya, dari dulu saja,_dia memulai membeli
    emas batangan
    , saat dia masih kuliah,_ketika harga per gram masih
    sekira Rp500.000
    ,00-an._Jika baru mulai saat ini,_sudah terlambat.



    Stafku itu memberikan sebuah ilustrasi,_andaikan saja, dia mampu
    menyisihkan_gaji ± Rp5.000.000
    ,00 untuk dibelikan_emas_batangan
    sebanyak 5 gram tiap bulannya, maka dalam setahun, "hanya" akan
    terkumpul ± 60 gram._Itu pun dengan asumsi,_harga emas stagnan
    di level harga Rp1.000.000
    ,00-an per gram (atau kalaupun turun,_ya,
    paling cuma di level harga Rp900.000,00-an). Nah, berdasarkan fakta
    tersebut,_1 kilogram emas_baru akan_terkumpul_setelah 17 tahun...

    (Bahkan
    , tentu_bisa_lebih_lama_lagi_karena_harga_emas_dalam_jangka
    panjang
    _cenderung_naik
    ,_walau_dalam_jangka_pendek_selalu_fluktuatif.)



    Sewaktu_dia "meminta nasihatku"_perihal_"bagaimana sih, sebaiknya,
    dalam menyikapi kenyataan itu?", aku nyaris tak kuasa berkata-kata.

    Kalau_boleh jujur
    ,_andai (sekadar sebagai_perumpamaan,_ya!)_dalam
    kehidupan rumah tangga,_si Mas (misalnya saja) tak cukup berdaya
    untuk menyejahterakan kehidupanku
    ,,mungkin, aku pun akan ikut
    dihinggapi perasaan yang sama seperti yang dialami oleh stafku itu.

    Jika hingga saat ini,_Alhamdulillah,_aku masih bersemangat untuk
    mencapai_target_simpanan_emas_batangan_masa_depan
    ,_itu karena
    si Bapaké bocah-bocah, Komandan Rumah Tangga kami, "senantiasa
    memasok amunisi"_untuk_aku_pergunakan_membeli_emas_batangan.

    Betapa_pun_sejak_bulan_pertama_kami_menikah
    ,_gajiku tetap_utuh
    dan tak_perlu digunakan untuk_ikut membiayai rumah tangga
    , toh,
    si Mas itulah yang berperan_sebagai sang penyedia + pemasok dana
    utama
    _untuk_semua_aktivitasku_terkait_pembelian_logam_mulia.




    Akhirnya,_aku hanya bisa mengatakan kepada stafku tersebut agar
    dia lebih_luwes/fleksibel_di dalam_menentukan target pribadinya.

    Dalam dunia kerja,,bila kita tak mampu memenuhi sejumlah target
    yang ditentukan para atasan,_tentu akan sangat menggelikan kalau
    kita berucap
    ,_"Jangan kufur nikmat,_dong, Pak/Bu._Bisa dapet segini
    udah bagus
    ,_mesti_sama-sama_kita syukuri."_Yang terjadi,_bisa-bisa
    atasan_akan menyuruh_hengkang_karena kita_dinilai tak kompeten.

    Lain halnya terkait target pribadi.
    _Manakala kenyataan tak sejalan
    dengan
    _impian_
    (betapa_pun_kerasnya_kita_telah_berusaha),_ya sudah,
    yang paling_bijak dan rasional_hanyalah_berserah diri kepada-Nya.
    Nah, konsep "jangan kufur nikmat", baru sesuai dipakai di situasi ini.



    Bilamana stafku_itu_secara_realistis "cuma" mampu_mengumpulkan
    5 gram emas batangan asli setiap bulannya
    ,_itu sudah sangat bagus.

    Yang penting,_merupakan capaian_yang nyata,_'kan?_Mensyukuri
    capaian yang nyata
    ,,jauh lebih baik_ketimbang hanya terus-terusan
    terbenam dalam angan-angan yang tidak kunjung bisa diwujudkan.

    Atau_mungkin_kita_wajib_becermin_pada_semangat_dari_hamba-

    hamba Allah di banyak tempat,_yang selama puluhan tahun,_tekun
    dan_sabar_mengumpulkan_rezeki_untuk_menunaikan_ibadah_haji.

    Meski_setiap_kali ada_yang_bisa ditabung
    ,_jumlahnya tak seberapa,
    sama sekali tidak_menyurutkan semangat mereka_dari hari_ke hari.


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Sep 29, 2020
  21. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Sedari_masa_belia_hingga_tumbuh_dewasa,_aku_telah_dikondisikan
    oleh_kedua_orangtuaku_agar_sedapat_mungkin_jangan_mencampuri
    urusan orang lain._Terkecuali
    ,_jikalau ada keharusan bagiku untuk
    "terpaksa ikut campur_demi_mencegah_hal-hal buruk/tidak diinginkan."



    Namun,_sering kali terjadi,_betapa pun aku berusaha keras supaya

    "janganlah sampai lompat pagar",_toh,_ada saja pihak-pihak tertentu
    yang "berusaha menyeretku" untuk ikut mencampuri urusan mereka.

    Misalnya_saja_yang_terjadi_kemarin_siang._Ada_perdebatan_lucu
    antara Nona X_vs. Nona Y ihwal_penting atau tidaknya outer beauty.

    Si Nona Y_berpendapat
    ,_pada_masa_kini,_outer beauty_bagi_kaum
    perempuan_tidaklah_penting._Lebih penting kualitas isi_kepala_dan

    sikap_perilaku._Untuk_memperkuat_argumennya,_dia memberikan
    contoh,_ada banyak perempuan yang memiliki daya tarik fisik,_eh,
    ternyata "hanya meraih capaian alakadarnya" (tak usahlah aku sebutkan
    secara lebih spesifik sebagaimana yang dia utarakan
    , ya)._Di sisi lain, si
    Nona X meyakini
    ,_percuma banget bila inner beauty-nya bagus, tapi
    tanpa_diimbangi_dengan outer beauty yang_bagus_pula._Sayangnya,
    dia memberikan contoh yang menurutku terlalu ekstrem (hahaha...).



    Supaya perdebatan mereka tak sampai melebar ke mana-mana_dan

    malah memicu_eskalasi konflik,_yo wis,_mau tak mau,_aku terpaksa
    melibatkan diri. Alih
    -alih menasihati mereka,_yang ujung-ujungnya
    justru_akan_dianggap_menggurui
    ,_aku_pun_memilih_menggunakan
    sebentuk contoh sederhana yang
    ,_Insya Allah,_akan lebih mengena.



    Pada "masa jahiliyyah"-ku dulu,_sewaktu aku_masih punya akun IG
    dan sering mengunggah foto-foto diriku (sebelum aku berhijab),_ada
    fakta yang makin_membuat aku yakin bahwa outer beauty_acap kali
    "jauh lebih dihargai"
    ketimbang inner beauty..Hingga bulan Mei 2017,
    sebelum aku pensiun/tutup akun IG,,jumlah followers-ku ada sekira
    5.100-an (tak ada satu pun yang didapatkan dengan cara membeli, yah!)
    Tentu,_tak semua dari followers-ku itu_adalah teman yang kukenal.

    Nah, menariknya,_tiap kali aku mengunggah "posts yang bertendensi
    inner beauty" semisal kutipan kata-kata (sok) bijak,,rata-rata "cuma"
    mendapatkan_likes_sebanyak_300 s/d 500-an saja._Eh,_lain_halnya
    apabila aku mengunggah "posts yang menampakkan outer beauty-ku",
    jumlah likes-nya pun melonjak seketika secara signifikan, 1.700-an.


    Masih ditambah dengan
    _ragam komentar yang
    "manis tapi beracun".

    Kendatipun perbandingan tersebut terlalu dangkal untuk dijadikan
    sebagai suatu kesimpulan bahwa_"outer beauty akan selalu saja punya

    nilai lebih daripada_inner beauty",_toh,_hal itu_bisa dimaknai sebagai
    keniscayaan dalam kehidupan. Suka tak suka,,ya,,begitulah adanya.




    Karena si Nona Y termasuk penganut ideologi
    no pics = hoax,_tentu
    mesti ada bukti_sehubungan_dengan_pernyataanku itu._Untunglah,
    salah_seorang_adikku_masih menyimpan_arsip "rekaman layar dalam
    bentuk video"
    (bukan sekadar dalam bentuk gambar)_dari_akun IG-ku.
    Aku perlihatkan pada si Nona Y dan Nona X_agar mereka mafhum.



    Berhubung kini,_aku telah berkomitmen untuk berusaha mematuhi
    perintah-Nya perihal kewajiban berhijab (dan aku pun sudah tak lagi
    punya akun IG),_ya tentunya,_terhenti pula aktivitasku mengunggah
    foto-foto diriku yang terkait outer beauty. Toh, hal itu tak aku sesali.

    "
    Beneran 'tuh, nggak nyesel?"_Ya,_iyalah._Sekarang 'kan,_aku sudah
    memiliki_seorang_teman_hidup_tercinta_yang_terbukti_mengasihiku,
    sanggup menyejahterakanku_dalam begitu banyak hal._Dia mampu
    melaksanakan peran mulia dari
    -Nya sebagai_suami kinasih bagiku,
    Komandan_Keluarga,_dan_sebagai_Papa_bagi_putra_kembar_kami.

    Dulu,_aku unggah banyak foto diriku di IG (atau di platform lainnya)
    sebagai bentuk "ekshibisi outer beauty-ku". Saat ini,_giliran si Teman
    Hidupku yang tak bosan-bosannya memfoto + memvideokan diriku.

    Perbedaannya
    ,_"seluruh hasil_karya si Mas_dalam hal_mengeksplorasi
    potensi
    _diriku_itu"
    ,_tiada_satu_pun_yang_diunggahnya_ke_med-sos._

    Foto-fotoku dijadikan poster
    , video-videoku dijadikan arsip pribadi

    yang_dia_nikmati._Pokoknya,_semua_itu_demi_kesenangan_suami.
    Dalam kondisi tersebut,_outer beauty-ku tentulah berperan penting.




    Aneh bagiku
    ,_tiap kali ada yang mengemukakan apologinya secara
    keliru._
    "Ah,_outer_beauty_itu_'kan,_sekadar_topeng_duniawi_yang_fana.
    Mendingan_juga_inner beauty_yang_merupakan_refleksi_sebenarnya dari
    diri kita
    ._Banyak buku, cover-nya bagus,_ternyata_isinya jelek banget."

    Pada dasarnya
    ,_ada poin yang_bisa kusepakati dari pernyataan itu.

    Namun
    ,_yang kemudian menjadi pertanyaan besar, "Apakah berarti
    buku
    -buku yang_isinya bagus_(berkualitas tinggi),_layak dan wajar bila
    tampil
    _dengan
    _cover seadanya_yang_sungguh_tidak_menggugah selera?"

    Ketika_ada_sebuah_buku_mempunyai_isi_yang_berkualitas_tinggi
    (analogi dari inner beauty),_bukankah sangat disayangkan jika buku
    itu dibiarkan berpenampilan tak menarik?_Tidak ada ruginya 'kan
    ,
    buku yang_isinya_bagus
    ,_ditunjang_dengan cover yang_bagus pula?

    Selain akan terasa_menyenangkan_untuk_dibaca dan dicerna,_buku
    tersebut
    _pun_terlihat_indah_secara_estetika,_enak_dipandang_mata.



    Sejatinya
    ,,outer beauty senantiasa akan menjadi bagian integral dari
    inner beauty._Kualitas diri kita pasti akan terlihat njomplang apabila
    (sengaja atau tidak)_salah_satu_dari_kedua_hal_tersebut_kita_abaikan.

    Kualitas isi kepala
    ,_akhlak,_kadar religiositas,_serta cara_bersikap
    dan berperilaku yang berkelas
    ,_Insya Allah,_"akan lebih punya arti"
    apabila_dilengkapi_dengan penampilan_yang tak centang-perenang.


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Oct 1, 2020

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.