1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

News Pengobatan dengan Transfusi Darah—Apakah Menjamin?

Discussion in 'Intensive Health Unit' started by Joenavarro, Feb 18, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Joenavarro M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 8, 2008
    Messages:
    202
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +33 / -0
    ”Sampai kapan pun pengobatan dengan transfusi akan mirip dengan berjalan melintasi rimba tropis, yang jalur-jalurnya sudah diketahui tetapi masih perlu ditapaki dengan hati-hati, karena ancaman-ancaman baru yang tidak terlihat masih mengintai di balik belokan berikutnya, siap menyergap siapa pun yang tidak waspada.” para dokter hendaknya memikirkan sekali lagi, sekali lagi, dan sekali lagi sebelum memberikan transfusi”.—Ian M.Franklin, profesor bidang pengobatan dengan transfusi.

    Pada bulan Juni 2005, WHO mengakui, ”Peluang mendapatkan transfusi yang aman sangat bervariasi di setiap negeri.” Mengapa?
    Di banyak negeri, tidak ada program berskala nasional guna memastikan standar keamanan untuk mengumpulkan, menguji, dan mengangkut darah serta produk darah. Adakalanya, darah bahkan disimpan di tempat yang berbahaya—di kulkas biasa dan kotak es yang kurang terpelihara! Tanpa standar keamanan yang baku, pasien dapat dirugikan oleh darah yang diambil dari seseorang yang tinggal ratusan—bahkan ribuan—kilometer jauhnya.

    Darah Bebas Penyakit—Sangat Sulit Untuk Memastikannya
    Beberapa negara mengatakan bahwa persediaan darahnya jauh lebih aman daripada sebelumnya. Namun, masih ada alasan untuk khawatir. Sebuah ”Surat Edaran” yang dipersiapkan bersama-sama oleh tiga lembaga darah AS menyatakan di halaman pertamanya, ”PERINGATAN: Karena darah utuh dan komponen darah diambil dari darah manusia, darah berisiko memindahkan agen-agen penular, seperti virus. ... Seleksi donor yang cermat dan uji laboratorium yang tersedia tidak menyingkirkan bahaya tersebut.”

    Peter Carolan, direktur senior Federasi Internasional Lembaga Palang Merah dan Lembaga Bulan Sabit Merah, mengatakan, ”Persediaan darah tidak pernah bisa dijamin seratus persen aman.” Ia menambahkan, ”Akan selalu ada infeksi baru yang pada saat itu tidak dapat diuji.”

    Bagaimana jika sebuah agen penular baru muncul—yang, seperti AIDS, bercokol untuk waktu lama tanpa terdeteksi dan siap ditularkan melalui darah? Sewaktu berbicara dalam konferensi medis di Praha, Republik Ceska, pada bulan April 2005, dr. Harvey G. Klein dari Institut Kesehatan Nasional AS menyebut hal itu sebagai kemungkinan yang suram. Ia menambahkan, ”Para pengumpul komponen darah masih belum siap mencegah epidemi lewat transfusi, seperti halnya pada awal epidemi AIDS.”

    Kekeliruan dan Reaksi Transfusi
    Apa ancaman terbesar yang berkaitan dengan transfusi?


    • Kekeliruan dan reaksi kekebalan. Mengenai sebuah penelitian di Kanada pada tahun 2001, surat kabar Globe and Mail melaporkan bahwa ribuan transfusi darah nyaris fatal karena ”pengambilan sampel darah dari pasien yang salah, kekeliruan menandai sampel, dan permintaan darah untuk pasien yang salah”. Kekeliruan itu merenggut nyawa sedikitnya 441 orang di Amerika Serikat antara tahun 1995 dan 2001.


    • Mereka yang menerima darah dari orang lain menghadapi risiko yang mirip dengan risiko penerima transplantasi organ tubuh. Sistem kekebalan tubuh cenderung bereaksi menolak jaringan asing. Dalam beberapa kasus, transfusi darah malah dapat menghambat reaksi alami sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, pasien menjadi rentan terhadap infeksi pascaoperasi dan virus yang sebelumnya tidak aktif.

    Para Pakar Angkat Suara
    Dengan berbekal pengetahuan tersebut, semakin banyak tenaga medis yang lebih kritis terhadap pengobatan dengan transfusi. Karya referensi Dailey’s Notes on Blood melaporkan, ”Beberapa dokter menegaskan bahwa darah alogenik [darah dari manusia lain] adalah obat yang berbahaya dan penggunaannya pasti dilarangkan seandainya dievaluasi dengan standar yang sama untuk obat-obat lain.”

    Pada akhir tahun 2004, Profesor Bruce Spiess mengatakan hal berikut tentang transfusi komponen utama darah kepada pasien bedah jantung, ”Hanya sedikit, kalau pun ada, artikel [medis] yang mendukung gagasan bahwa transfusi memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien.”

    Banyak orang terkejut sewaktu mengetahui bahwa standar pemberian darah tidak seragam. Dr. Gabriel Pedraza belum lama ini mengingatkan koleganya di Cile bahwa ”transfusi adalah praktek yang definisinya kabur”, sehingga ”sulit untuk menerapkan pedoman yang berterima secara universal”. Tidak mengherankan bahwa Brian McClelland, direktur Layanan Transfusi Darah Edinburgh dan Skotlandia, meminta para dokter untuk ”mengingat bahwa transfusi adalah transplantasi, jadi ini bukan keputusan yang sepele”.

    Sebenarnya, cukup banyak tenaga medis yang sependapat dengan seorang hematolog, yang mengatakan begini, ”Kami, para spesialis pengobatan dengan transfusi, tidak senang diberi atau memberi darah.”

    Mengapa Masih Digunakan?

    • Banyak dokter enggan mengubah metode perawatan atau tidak mengetahui terapi yang kini digunakan sebagai alternatif transfusi. Menurut sebuah artikel dalam jurnal Transfusion, ”para dokter membuat keputusan transfusi berdasarkan apa yang dulu diajarkan kepada mereka, tradisi di kalangan dokter, dan ’penilaian klinis’”.


    • Keterampilan ahli bedah juga besar pengaruhnya. Dr. Beverley Hunt, dari London, Inggris, menulis bahwa ”jumlah darah yang hilang sangat beragam bergantung pada siapa ahli bedahnya, dan semakin banyak yang berpendapat bahwa para ahli bedah perlu dilatih agar cukup menguasai hemostasis [metode menghentikan perdarahan] selama pembedahan”.


    • Yang lain berpendapat bahwa biaya alternatif transfusi terlampau tinggi, padahal berbagai laporan membuktikan sebaliknya. Namun, banyak dokter sependapat dengan dr. Michael Rose, seorang direktur rumah sakit, yang mengatakan, ”Setiap pasien yang menerima pengobatan tanpa darah pada dasarnya menerima pembedahan paling bermutu yang tersedia.” Intinya, harga menentukan kualitas, bukan begitu?

    Para pakar terkemuka dari 40 negeri lebih berkumpul di Moskwa pada 20-22 Mei 2011 untuk Kongres Internasional Perayaan 60 tahun Perhimpunan Eropa untuk Pembedahan Kardiovaskular dan Endovaskular. Banyak dokter setuju bahwa konservasi darah diperlukan dalam pembedahan. Seorang dokter bedah jantung dari Italia, yang adalah pembicara di kongres itu, mengatakan bahwa ia telah dengan sukses melakukan sekitar 70 operasi jantung nondarah. Ia juga mengatakan bahwa pembedahan nondarah sudah biasa dilakukan di kliniknya. Seorang profesor dari Deutsches Herzzentrum Berlin (Pusat Perawatan Jantung Berlin di Jerman) memberi tahu hadirin bahwa ia baru-baru ini melakukan pembedahan nondarah pada seorang bayi yang beratnya hanya 2,5 kg!

    SUMBER: JW News
     
    Last edited: Mar 24, 2015
  2. kiyoyipo Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 17, 2012
    Messages:
    20
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +2 / -0
    nice info. jaga kesehatan yg paling penting
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.