1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Murasaki LINE

Discussion in 'Fiction' started by murasaki, Mar 14, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    That day was Sunday afternoon. After seven hours with my boss yelling at the entire office. I was resting on the ground on a little park next to my apartment, when suddenly the man sits next to me. I smile to him again, and he smiles to me. I told him that he has a great smile to. “My name is Claire. What’s yours?” but the man says that he doesn’t have any name. “Everyone calls me Peter or John or Sam.” He smiles and says to me, “You can call me anything you like”

    We talk like we already know each other. We talk about my work, my family, and my friend. He is a good listener actually. And I was like talking, talking, and talking. I realize it is already seven o’clock, and I must go home. I think my sister already mad at me because I don’t help her prepare for dinner. I say goodbye to the man. He was standing near the maple tree and smiling at me. The words just slipped through my lips, “I want to talk to you again sometimes.” And when I just going to ask his phone number or his email, the man was smiling at me and say, “Every time you want me to be there for you, just think of me and I will be there beside you.” After saying that, the man kiss top of my head, because he is taller than me, much taller than me.

    I am at my lunch break, eating sandwich on park bench in front of my office building. Suddenly, I am thinking about that man who doesn’t have a name. I just realizing how clear we’ve talked, even he never mentions his name. Surprisingly, the man was walking toward me and smiling at me. How did he do that? I just think of him and he’s just show up and he is smiling at me still. He sits next to me and start talking to me about he was thinking of me and he saw me here. What a coincidence it is. We were talking for a little while. It is still my lunch break, so I will have to go back to my office.

    Hari itu adalah Minggu sore. Setelah tujuh jam bersama boss-ku yang berteriak-teriak kepada seluruh kantor. Aku sedang merebahkan diri di atas tanah di taman kecil di samping apartemenku, ketika tiba-tiba pria itu duduk di sebelahku. Aku tersenyum padanya lagi, dan dia membalas dengan senyuman. Aku katakan padanya bahwa dia juga mempunyai senyuman yang indah. "Namaku Claire. Siapa namamu?" tetapi pria itu berkata dia tidak mempunyai nama. "Tiap orang memanggilku Peter atau John atau Sam." Dia tersenyum dan berkata padaku, "Kau dapat memanggilku dengan sebuatan apapun yang kau suka."

    Kami berbicara seperti sudah saling mengenal satu sama lain. Kami berbincang tentang pekerjaanku, keluargaku, dan teman-temanku. Dia benar-benar pendengar yang baik. Dan aku sepertinya tidak dapat berhenti bicara. Aku tersadar sudah jam 7, dan aku harus pulang ke rumah. Aku rasa adikku sudah marah-marah padaku karena tidak membantunya menyiapkan makan malam. Aku mengucapkan selamat tinggal pada pria itu. Dia berdiri di dekat pohon maple dan tersenyum padaku. Kata-kata itu meluncur begitu saja, "Aku ingin berbicara lagi padamu kapan-kapan." Dan ketika aku akan menanyakan nomor teleponnya atau alamat emailnya, pria itu tersenyum padaku dan berkata, "Kapan pun kau mau aku ada untukmu, ingatlah aku dan aku akan berada disana untukmu." Setelah mengatakannya, pria itu mencium puncak kepalaku, hanya karena dia lebih tinggi dariku, jauh lebih tinggi dariku.

    Aku sedang menikmati istirahat siangku, memakan sandwich di bangku taman di depan kantorku. Tiba-tiba, aku berpikir tentang pria yang tidak mempunyai nama. Aku baru menyadari seberapa lancar kami berbicara, bahkan dia tidak pernah menyebutkan namanya. Herannya, pria itu sedang berjalan kearahku dan tersenyum padaku. Bagaimana caranya dia melakukan itu? Aku baru saja memikirkan dia dan dia muncul begitu saja dan dia masih tersenyum padaku. Dia duduk di sebelahku dan mulai berbicara padaku tentang bagaimana dia sedang memikirkanku dan dia melihatku sedang duduk disini. Sungguh ini adalah suatu kebetulan. Kami berbincang sebentar. Saat ini masih waktu istirahat siangku, jadi aku harus kembali ke kantorku.
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. kalista_vande M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Sep 13, 2009
    Messages:
    300
    Trophy Points:
    136
    Ratings:
    +5,729 / -0
    Sekedar saran, setahu aku cerpen yang ditulis menggunakan bahasa inggris selalu memakai bahasa lampau atau past tense atau past perfect,...

    novel2 bebahasa inggris yang gw baca juga selalu memakai bahasa lampau, ga peduli seberapa update cerita tersebut,
    kayaknya di sono emang udah baku kali,

    salut deh buat yang hobi bikin cerita dalam bahasa inggris,...kalo gw ga kuat mikirnya hehehehe ^^
     
  4. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    @ kalista
    thank you sarannya~ :maaf:

    kayanya masi agak campur aduk saya bikinnya
    suka loncat2 alur waktunya...

    ini cuma 1 doank yang english, pendek lagi
    1 part lagi juga slesai
    :peace:
     
  5. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    After I got home, I read a magazine while waiting for dinner time and I think of that man. But he doesn’t show up like this afternoon. I have dinner with my sister, she was talking about her college, and there is a guy that she likes. She looks so cheerful when she talking about the guy she likes. We eat a lot, cleaning the table, and my sister say good night to me and step in to her bedroom. I don’t feel sleeping. And I think I will go to the park next door. I am walking around and feel the fresh air. The man just show up from behind me, he says, “Good evening, and could you tell me why weren't you on your room, resting?”

    I am little bit astonish when a man talking to me like that when a while ago there is only a sound of the wind. When he realizes that I am a little bit shock, he apologizes and gives his best smile to me. We walk to a bench and sit there. I start asking him why he could come to me just because I was thinking about him. At first he looks like he doesn’t want to answer the question. But after a while and I push him a little, he says, “I am your angel. That is why I always come to you every time you thinking of me.” He smile again and say that I should get back to my room before I got cold. His smile I cannot resist. So I say good night to him and start walking to my room. But the man holds my hand and say, “I’ll see you again tomorrow.” He smile and kiss my forehead.





    That was five years ago. Right now I am singing a lullaby to my sweet daughter; she is sleeping in the cradle. And my beloved husband, Michael. He gets in to the room, smile for me, and kiss my forehead. He’s got an angel name and he is my angel, always.

    Setelah aku pulang ke rumah, kubaca majalah sembari menunggu waktu makan malam dan memikirkan pria itu. Tetapi dia tidak muncul seperti siang tadi. Aku makan malam dengan adikku, dia berbicara tentang kuliahnya, dan ada seorang pria yang dia suka. Dia terlihat sangat gembira ketika berbicara tentang pria yang dia suka. Kami makan cukup banyak, membersihkan meja makan, dan adikku mengucapkan selamat tidur padaku lalu pergi ke kamar tidurnya. Aku tidak merasa mengantuk. Dan berpikir untuk pergi ke taman di sebelah rumahku. Aku berjalan berputar-puter dan menghirup udara segar. Pria itu tiba-tiba muncul dari belakangku, dia berkata, "Selamat malam, dan bisakah kau memberitahuku kenapa kau tidak di kamarmu beristirahat?" Aku sedikit terkejut ketika seorang pria berbicara seperti itu padahal sebelumnya hanya ada suara angin. Ketika dia menyadari aku sedikit terkejut, dia meminta maaf dan memberikan senyum terbaiknya untukku. Kami berjalan menuju bangku dan duduk disana. Aku segera bertanya kenapa dia dapat datang padaku hanya karena aku memikirkannya. Sepertinya pada awalnya dia tidak mau menjawab pertanyaan. Tetapi setelah beberapa saat dan aku agak memaksanya sedikit, dia berkata, "Aku adalah malaikatmu. Karena itulah aku selalu datang padamu setiap kali kau memikirkanku." Dia tersenyum lagi dan berkata aku seharusnya kembali ke kamarku sebelum aku kedinginan. Senyumnya tidak dapat kutolak. Jadi kuucapkan selamat malam padanya dan mulai berjalan ke rumahku. Tetapi pria itu menggenggam tanganku dan berkata, "Aku akan bertemu denganmu lagi besok." Dia tersenyum dan mencium keningku.





    Itu adalah cerita lima tahun yang lalu. Saat ini aku sedang menyanyikan nina bobo pada anak perempuanku yang manis; yang sedang tertidur di dalam buaian. Dan suamiku tercinta, Michael. Masuk ke dalam ruangan, tersenyum padaku, dan mencium keningku. Dia mempunyai nama seperti malaikat dan dia adalah malaikatku, selalu.
     
  6. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    Aku berada di tempat seorang teman. Teman yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri, Jim namanya. Walaupun sebenarnya aku tahu dia menyimpan perasaan padaku. Kami menonton film bersama-sama di kamarnya. Lalu ada seorang lagi temanku, namanya Tom. Dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi.
    Aku berada di tempat seorang teman. Kami menonton film bersama hingga lebih dari tengah malam. Ada seorang lelaki yang terus mengikutiku kemanapun. Namanya Tom. Dan seorang teman yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri. Tetapi aku tahu dia juga menyimpan perasaan padaku.

    Aku rasa aku tertidur ketika menonton filmnya. Kubuka mata and melihat Jim.

    "Hi, bro."

    Dia tersenyum dan berkata,"Aku tahu kamu cukup terganggu dengan adanya dia."

    Aku tahu dia berbicara tentang Tom. Pada detik yang sama, aku merasakan sebuah tangan merangkul tubuhku dari belakang. Aku berbalik dan melihat Tom tertidur sangat dekat denganku. Ketika aku memindahkan tangannya, aku melihat ekspresi muka Jim. Dia terlihat sangat marah.

    "Lihat aku!" dia berkata kasar,"Jangan melihat kearah lain."

    Aku sedikit ketakutan dan melihat ke dalam matanya. Ada amarah di sana.
    Lalu tiba-tiba aku merasakan gerakan di belakangku.

    "Lihat aku." ulang Jim, kali ini dalam suara lembutnya yang biasa.

    Aku tidak mengalihkan pandanganku dari matanya. Tetapi aku melihat sesuatu yang besar bergerak di sampingku dengan ekor mataku. Makhluk yang besar dan kehijauan seperti Buaya.
    Sedetik kemudian, mengikuti keingingtahuanku, aku melihat ke belakang. Benar-benar ada seekor Buaya di belakangku. Dan kepala Tom sudah berada di dalam rahangnya. Ketika Buaya itu mengatupkan rahangnya, darah berterbangan di sekelilingku. Aku sangat-sangat ketakutan, tak dapat bergerak sedikitpun.

    Jim memegang tanganku, membuatku terkejut dan melihat kepadanya.

    "Semuanya akan baik-baik saja." dan dia menambahkan,"Dia takkan melukaimu." dengan suara lirihnya. Dia tidak terlihat terkejut melihat Buaya itu berpesta.

    Aku segera bangkit supaya dapat menjauh dari Buaya itu. Cepat-cepat aku menuju pintu dan hendak membukanya. Tapi gerakanku terhenti, lalu aku berbalik dan melihat kearah Jim. Ia masih duduk di tempatnya, memperhatikan setiap gerak-gerikku.

    "Aku harus pulang. Sudah terlalu malam." aku berkata cepat-cepat. Aku mengira Jim akan menghentikanku. Dan aku akan menjadi santapan berikutnya untuk Buaya itu. Tetapi Jim tidak bergerak sedikitpun ketika aku membuka pintunya.

    Aku melarikan diri dari kamarnya. Secepat aku bisa menuruni tangga ke lantai bawah. Mencoba untuk tidak terpeleset. Ketika aku mencapai pintu utama, George muncul dari belakang.

    "Sudah mau pulang?" dia bertanya dengan sopan.

    Aku tak dapat menjawabnya. Lalu dia menyadari percikan darah di bajuku.

    "Itu perbuatan Jim?" dia bertanya pelan. Aku merasakan air mataku dan mengangguk perlahan.

    George berbalik dan memanggil teman sekamarnya, John dan Billy.

    John muncul dan melihatku dengan noda darah di bajuku.

    "Itukah yang dikerjakannya beberapa hari ini?" John bertanya pada George.

    Billy datang dan berkata,"Tidak aneh dengan adanya seluruh suara ribut itu."

    Aku tidak tahan mendengar keseluruhan percakapan itu. Aku segera keluar dari rumah itu.

    Pikiranmu dipenuhi dengan gambaran Buaya itu mengunyah kepala Tom. Aku terus berlari ke asramaku. Lalu aku bertabrakan dengan seseorang di pelataran asrama.

    "Rach? Rachel?"

    Aku melihat ke arah suara itu dan mengenali teman sekamarku, Michelle. Dia memelukku dan menyadari tubuhku gemetar.

    "Kamu tidak apa-apa?" dia bertanya khawatir.

    Aku rasa dia tak dapat melihat darah di bajuku karena cahaya yang remang-remang ini.

    "Aku... Aku... Aku tak apa." aku berkata terbata. Dan memegang tangannya dan mulai berlari ke asrama.

    Ketika kami masuk ke dalam bangunan. Aku merasa sedikit lebih aman. Dan saat cahaya menyentuhku, Michelle dapat melihat noda darah di bajuku.

    "Apakah itu darah?" dia bertanya,"Darimana kamu?"

    Aku menggelengkan kepalaku. Aku tak dapat menceritakan kejadian tadi padanya.
    Sebelum aku dapat mengarang cerita yang dapat meyakinkannya, datang orang-orang berjas hitam yang tidak aku kenal. Ini terlalu pagi untuk terlihat serapi itu. Seseorang mulai mendekati kami dan berkata,"Nona Rachel, kami baru saja mendapat informasi tentang pembunuh berantai yang melarikan diri."

    Mata Michelle melebar ketakutan ketika dia mendengar pernyataan itu,"Kamu?" dia berkata tercekat.

    Minta sarannya...
    Belom d kasi judul, masi proses nyari.
    Ini aja inspirasi dari mimpi semalem, cepet2 d tulis sebelum lupa detail2 ny.
    :haha:
     
    Last edited: Jun 8, 2011
  7. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    George datang menghampiri kami. Aku baru ingat, dia memang bekerja sebagai detektif. Semua orang-orang berbaju hitam ini pastilah kenalan dari pekerjaannya.

    "Rach, kamu tidak apa-apa kan? Orang-orang ini ada disini untuk melindungimu. Dia sudah menghilang ketika kami ke ruangannya."

    Aku menatapnya penuh terima kasih. Tetapi sebelum aku mengucapkannya, Michelle berkata,"Aku sempat ketakutan ketika orang tadi menyebut pembunuh. Aku kira kamulah pembunuh itu. Pakaianmu berlumuran darah. Lebih baik kita ganti bajumu."

    Ketika kami berjalan ke arah tangga, salah seorang berbaju hitam itu menghampiri George dan berkata dengan suara keras,"Ada indikasi pembunuh itu berada di sekitar daerah ini."

    Aku sangat ketakutan dan merasakan kakiku lemas membuatku terduduk di lantai.

    "Semuanya siaga, dia mungkin berada di dekat sini!" George meneriakkan perintah pada walkie-talkienya.

    Dalam kesunyian kami menunggu. Michelle memelukku erat-erat. Tiba-tiba handphone-nya berbunyi. Michelle melihat handphone-nya dan segera menjawabnya.

    "Ada apa, Jim?" mataku melebar ketakutan. Tapi Michelle tidak menyadarinya.

    "Ya. Dia ada di sini bersa..." kalimatnya terputus ketika Ia melihat ekspresiku. Aku berkata tanpa suara,"Dia pembunuhnya." wajahnya pucat seketika.

    George mendekati kami, meminta handphone Michelle untuk berbicara pada Jim. Tetapi Michelle berdiri dan berteriak,"Pergi kau ba****an! Jangan sakiti temanku!"

    Seseorang berbicara perlahan di walkie-talkie,"Dia ada di balik pohon besar itu. Tangkap dia!" George segera bereaksi, dia menjauh untuk memberikan perintah-perintah.

    Di tengah keributan itu, Michelle terdiam sesaat sebelum menurunkan handphone-nya. Ekspresinya sangat terguncang. Aku bahkan tidak tahu darimana ia mendapatkan keberanian berteriak seperti tadi.

    George menghampiri kami dan memberitahu situasinya,"Dia sudah pergi."

    "Sebaiknya kalian tidak berada di sini. Jim sudah kenal lingkungan ini. Michelle kau punya tempat lain untuk bermalam?" tanya George dengan lelah.

    "Aku dan Rachel dapat bermalam di rumahku." jawab Michelle.

    "Bagus! Jim tidak terlalu mengenalmu. Dia tidak tahu dimana rumahmu bukan?" tanya George dan dijawab oleh anggukkan oleh Michelle.

    "Salah seorang kawanku akan mengantarmu ke rumah. Tetapi Rachel sebaiknya tetap denganku." lanjut George.

    Seorang berbaju hitam itu menghampiri kami dan berdiri di sebelah Michelle. Aku segera memeluknya sebelum ia pergi.

    Sebelum pergi, Michelle membisikkan sesuatu padaku,"Dia bilang dia senang kau tidak apa-apa."

    Aku terpaku mendengarnya. Lalu terngiang kalimat Jim beberapa jam lalu,"Semuanya akan baik-baik saja. Dia takkan melukaimu." Takkan melukaiku. Dia takkan melukai aku. Ya Tuhan...
     
    Last edited: Sep 20, 2011
  8. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    salam kenal, kk murasaki..:maaf:
    ini komen ak yang pertama di Murasaki Line.
    maaf, kk, lo ada yang gk berkenan..:maaf:

    ak dah baca marathon, n ini komen ak..
    1. cerita ttg Resha itu, aku merasa terlalu singkat, kk.. :iii:
    bahkan, ak ngerasa kayak banyak event yang dilompati.. lalu.. perasaan si Resha dan tokoh lainnya belum nampak jelas..:iii:
    2. yang b.inggris, keknya dh banyak y kk spinx komen, so.. lewat..
    3. untitled: bagian awalnya agak bikin ak bingung, kk.
    misalnya.. pas si Jim menyuruh si Aku biar ngeliat dia.. (bukannya si Jim lagi tidur?) :???:
    lalu.. ada event buayanya, ak nggak ngerti karna ...
    -buaya muncul tiba2 (dalam kamar)
    -si Tom ntah gimana ada dalam kamar
    -si Jim marah tiba2
    -si Aku terlalu formal pas pulangnya, kk. pke minta izin segala. IMO, kalau orang dalm keadaan panik atau takut, dia bakal ngikut instingnya----> melarikan diri kayak orang kesetanan.
    4. menurut ak, kk.. perlu ada penambahan 'dikit aja' dalm cerita, biar orang nggak kebingungan ini kenapa bisa berhubungan dengan ini..

    gitu aja, kk, komen ak.
    lo ada yang nggak berkenan, :maaf: kk, ya..
    :peace:
     
    • Like Like x 1
  9. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    Salam kenal juga ^^
    makasi komen*+ saran ny...
    makasi uda baca marathon lg...

    1. Resha
    Alur waktu ny emg sengaja d bikin ky gitu. Per tahun gitu...
    Abs ny, klo d beberin lebi jauh kyny bakalan jd novel serian :peace:

    Klo tentang perasaan Resha-ny, kyny aku perlu lebi banyak latian lg... ^^

    3. Untitle
    Maap dl nih...
    Itu masi draft bener2, tp langsung aku post
    Inspirasi crita ny dapet dr mimpi mlm sebelumny, mk ny langsung d post, takut lupa... :haha:

    - pas Jim ny nyuruh Aku liad dia,
    Sebenerny setting awal ny d kamer ny Jim, ntn bareng, b3 sama Tom.
    si Aku ny ketiduran, Tom ny jg ketiduran, bukan Jim.
    Kan d paragraf 3, si Aku nyapa Jim,"hi,bro."
    Jim ny jg bales senyum, trs ngomong,"Aku tahu kamu cukup terganggu dengan adanya dia."

    - soal Jim tiba2 marah karena tangan ny Tom seenakny meluk2 Aku, walopun, org ny lg tidur...
    d part 1, paragraf 1, kalimat terakhir kan jelasin Jim ada rasa sm Aku.

    - klo yg Aku terlalu formal pas mo pulang
    Emg setelah d baca lg. Harus d tambahin detail2 prasaan Aku ny, knp sampe seformal itu

    - buaya yg tiba2 muncul, bakal d jelasin d part2 berikut ny.

    Thank you comment ny...!!! ^_^
    aku edit dl...
     
  10. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    Aku terbangun ketika hari sudah menjelang siang. Aku bersyukur mimpi buruk tadi malam tidak menghantui tidurku.

    Aku bergidik ketika mengingat kejadian semalam. Setelah Michelle pergi, George segera mengantarku kesini. Rumah kakak lelaki tertuanya, William yang tinggal hanya berdua dengan istrinya, Jill. Rumah ini terletak di kompleks perumahan di daerah pinggir kota.

    Mereka menerimaku dengan baik, walaupun kami datang sebelum matahari terbit. George menjelaskan keadaanku dan tentang kasus pembunuhan berantai. Ia meminta mereka berdua untuk menjagaku sementara ini. George pergi setelah selesai bercerita, ia harus segera menangani kasus ini.

    Aku memang tidak terlalu mengenal Bill dan Jill. Tapi Bill cukup terkenal di kota ini. Ia pernah bekerja sebagai kepala polisi di kota. Tapi beberapa tahun yang lalu, ia berhenti dari pekerjaannya dan sering bepergian bersama istrinya.

    Jill muncul di pintu," Kau sudah bangun rupanya. Apa kau ingin sarapan? Atau sebut saja makan siang." tanyanya ramah dengan senyum mengembang.

    Sudah beberapa hari aku tinggal di sini. Kuliahku terpaksa dihentikan. Tapi setidaknya ada Jill yang ramah. Setiap hari aku membantu Jill memasak dan membersihkan rumah. Sedangkan Bill selalu berada di ruangan kerjanya.

    Aku mulai merasa terkurung di sini, walaupun aku dapat pergi keluar rumah, tapi aku takut jika berada di luar terlalu lama. Hanya dapat menikmati sinar matahari di teras depan rumah Bill setiap sore.

    Aku mulai berkenalan dengan seorang pemuda yang tinggal di rumah sebelah. Joel seorang yang sangat berbakti, menjaga ibunya yang sakit seorang diri. Kami sering mengobrol dibatasi pagar saat aku keluar setiap sore. Dia selalu menceritakan tentang keramaian di sekolahnya. Dialah yang membuatku tertawa dengan lelucon konyolnya setelah sekian lama.
     
  11. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    ceritanya udah mulai berkembang, nih, kk..
    tapi, menurut ak, bagusnya pt. 3.2-nya lebih dikasih pendeskripsian yang lebih panjang lagi, kk, biar terasa gimana si 'aku' ini merasa terkurungnya... :unyil:

    btw, cerita ini tetap dengan judul untitled?:???:
     
  12. Gorgomm M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 20, 2010
    Messages:
    374
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +783 / -0
    Menurut saya, mungkin akan lebih sip kalo ada narasi antar tokoh walapun sekilas .....selebihnya setuju dengan XtracK :top: kalo judul sih biarkan aja dulu mengalir ceritanya...nanti juga terilhami
     
  13. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    Makassssiiiiiihhh buat komen ny :kisss:
    Tenaaang... Masi ada part 3.3...
    Cma masi 2 paragraf doank, blm ngejelasin apa2...
    Klo uda dapet inti ny, nti baru d post.

    Soal judul, masi tetep gitu aja deh
    Blm nemu judul yg pas gt... ^^
     
  14. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    Sekali George datang untuk melihat keadaanku. Ia juga memberikan kabar tentang aksi Jim.

    Walaupun kunjungannya mengingatkanku pada malam itu, tetapi aku bersyukur setidaknya kabar keberadaan Jim masih di area tengah kota. Tetapi, ia masih juga belum dapat tertangkap.

    Suatu hari Joel memberitahuku tentang kasus pembunuhan yang terjadi di lingkungan dekat sekolahnya. Sekolah Joel memang berada di tengah kota. Semua orang manduga Jim sebagai pelakunya.

    Joel tahu seberapa takutnya aku pada Jim. Dia mencoba membuatku tertawa," Tenang saja...! Jim takkan berani mangganggumu kalau kau bersamaku. Akan kutangkap dia." sambil memamerkan otot lengannya yang kecil. Walaupun aku masih ketakutan, tapi Joel berhasil membuatku tersenyum dengan leluconnya.

    Tiga hari berlalu sejak berita pembunuhan di dekat sekolah Joel. Dan setiap sore aku bersyukur Joel masih dapat membuatku tertawa dengan leluconnya.

    Bahkan saat ini dia berkata," Jika aku bertemu Jim, akan kutangkap buaya darat itu! Kutangkap ekornya dan..." Joel membuat gerakan seperti memutar-mutar sesuatu di atas kepalanya lalu melakukan pose melempar bola terbaiknya. " Lalu kau bisa mengucapkan selamat tinggal pada buaya jelek itu." katanya sambil tersenyum lebar.

    Suatu sore, Jill mengajakku minum teh di teras depan. Ketika sedang menikmati kue kering yang kami buat sejak siang, Joel lewat dan menyapa kami. Jill mengundangnya untuk minum teh juga.

    Kemudian Joel mulai bercerita tentang kepala sekolahnya yang mengalami insiden yang memalukan," Wig Pak Hardy diterbangkan angin dan kami semua dapat memlihat kepala botaknya yang licin." Joel menceritakannya dengan seru sekali, Ia juga memperagakan gerakan kepala sekolahnya yang mengejar wignya dan melompat-lompat ketika dia berkata," Wignya diterbangkan angin sampai ke pohon besar di pingir lapangan basket." Kami tertawa bersama-sama mendengarnya. Jill mengajaknya untuk makan malam bersama kami. Tetapi Joel menolaknya karena Ia harus menemani ibunya.

    Ketika makan malam Jill menggodaku," Joel pasti menyukaimu. Dia memperhatikanmu terus waktu menceritakan lelucon tadi." Bill hanya sesekali tersenyum padaku tanpa mengatakan apa-apa.

    Keesokan harinya, di teras depan rumah Bill, aku menunggu Joel lewat untuk mendengar leluconnya seperti biasa. Tapi sampai waktu makan malam tiba, Joel tidak muncul juga.

    Kekhawatiranku menjadi kenyataan ketika George datang ke rumah Bill dan membawa berita ada korban pembunuhan baru oleh aksi Jim. Kali ini jumlah korbannya lebih dari satu orang.

    Diiringi suara sirene mobil polisi, George berkata," Salah seorang korbannya tinggal di daerah sini. Para polisi itu sedang menuju ke rumah korban untuk menjelaskan kasus ini. Korban bernama Joel Sebastian, dia pemuda yang tinggal di sebelah. Apakah kalian mengenalnya?"
    Aku merasakan kakiku lemas lalu terduduk di lantai dan Jill memelukku.

    Bill kemudian mengajak George ke ruangan kerjanya.

    Rasanya pandanganku berputar-putar. Ingatan tentang Joel yang tertawa-tawa, menirukan kepala sekolahnya mengejar wignya. Kemudian semuanya gelap.
     
    Last edited: Sep 23, 2011
  15. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    baru membaca yang angel

    hanya ingin bertanya

    suami e ama laki - laki yang dia temui itu orang yang sama?

    atau ...?
     
  16. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    ^ orang yg sama...
    kurang jelas ya? :???:
     
  17. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    Surat Cinta Dari Neraka

    Untuk Jake, karena telah melalui bertahun-tahun bersamaku.
    Terima kasih untuk segala kerepotan yang kau alami untukku.
    Maafkan aku hanya menjadi kekecewaan bagimu.
    Semoga kau diberkati lebih lagi...

    Untuk teman-temanku...
    Janganlah bersedih, jangan rindukan aku..
    Kenangan manis kita bersama, ingatlah aku di dalamnya.
    Karena aku selalu hidup di dalam kenangan.

    Untuk keluargaku..
    Maafkan aku pergi lebih dulu..
    Jangan sedih, jangan kasihani aku, karena aku sudah selesai..
    Kasihanilah dirimu sendiri, masih menanggung beban hidup..
    Maafkan jika aku mengecewakanmu..
    Maaf...

    Terakhir, untuk cinta yang tak pernah kurengkuh..
    Kupersembahkan akhir hidupku untukmu

    Surat yang sudah kusut karena telah dibaca oleh puluhan orang yang hadir di rumah duka ini, ditandai bekas air mata, yang ditulis oleh seorang temanku, teman terdekatku, belahan jiwaku...

    Aku baru saja tiba di kota ini, kota kecil yang sepi. Kota tempat seorang gadis yang kukenal dibesarkan...
    Gadis dengan senyuman yang manis yang selalu kuingat. Dia yang saat ini terbujur kaku di dalam peti.

    Kepergiannya sungguh tiba-tiba. Aku tak percaya beberapa hari yang lalu melihat tubuhnya kaku dengan mulut berbusa. Aku tak percaya ia mengakhiri hidupnya seperti itu, bunuh diri...

    Misa menangis tersedu di sebelahku. Di atas meja di depannya tergeletak surat itu. Setelah selesai membacakan surat itu, ia tak bisa berhenti menangis di pelukan adiknya.

    Segala kenangan tentang gadis itu terbayang kembali. Susah sekali menahan air mata yang jatuh. Susah sekali memaksa mata ini fokus pada tulisan-tulisan ramping di depanku. Aku bisa membayangkan tangan ramping gadis itu menulis surat itu, apakah ia menangis saat menulisnya? Ataukah wajahnya kaku oleh guratan-guratan rasa dengki?
    Tangan yang kurus, hanya kulit putih yang membalut lembut belulangnya. Jari jemari yang panjang dan lentik. Jemari yang pernah menggoreskan sapuan lembut di wajahku. Jemari yang pernah kugenggam di tanganku.

    Senyumannya, hanya senyumannya yang tak dapat kuhapus dari ingatanku. Senyumannya yang manis dan tulus hanya untukku dari bibirnya yang merona. Bibirnya yang menawan yang pernah menggecup keningku.

    Sesak, rasanya sulit sekali untuk berdiri..
    Tetapi kupaksakan mendekati kotak putih berlapis emas itu, tempat seorang gadis tengah tertidur..
    Kakiku terhenti ketika harum gadis itu merasuk ke hidungku. Wangi yang sangat khas dia. Wangi yang setiap hari kuhirup. Wangi yang membuat kakiku terasa lumpuh, setengah bersandar pada kotak kayu yang setengah terbuka itu, kulihat wajah pucatmu dengan riasan yang tipis seperti yang selalu kau kenakan. Bibirmu yang merah karena polesan lipstik terkesan kaku tanpa senyummu. Matamu tertutup, aku berharap kau hanya lelah dan tertidur, tetapi kapas putih di hidungmu merenggut mimpiku dan menghancurkan setiap sudut hatiku.

    Pandanganku mengabur, lagi-lagi air mata yang menggenang menutupi pandanganku. Setiap tetesnya terasa hangat di pipiku. Kehangatan yang cepat sekali hilang, meninggalkan jalur air yang dingin di kulitku. Seperti kehangatanmu yang selalu datang dan pergi seperti angin. Kau memang selalu ada di dekatku, tetapi terkadang kau menjaga jarak. Karena kita memang seharusnya tidak bersentuhan. Tetapi kali ini aku tak peduli lagi, aku takut takkan pernah lagi menyentuhmu. Kuulurkan tanganku, tangan yang selalu kau rindukan ada di sini, mengapa tidak kau sambut? Kusapukan jemariku di pipimu. Dingin dan kaku, mengingatkanku pada jemarimu yang selalu dingin seperti es, kau yang selalu takut-takut menggenggam tanganku karena dinginnya.

    Adik perempuanmu menghampiriku dan menatapku aneh. Lalu dia melihat bekas-bekas air mata di pipiku dan aku merasakan tatapan jijik. Aku tak peduli apa yang dia pikirkan. Kupalingkan mukaku darinya, dan sekali lagi kutatap wajahmu. Kumohon bukalah matamu, aku disini...

    Berjalan kembali terasa lelah, Misa sudah berhenti menangis, masih ada kesedihan di wajahnya, dan di wajah setiap orang yang kulalui. Betapa kau sangat dicintai oleh begitu banyak orang. Tetapi mengapa kau tutup hidupmu begitu cepat?

    Karena kebodohanku kah? Berminggu-minggu yang lalu kau pernah menunjukkan padaku cerita pendek yang kau buat. Kau menginginkan pendapatku karena aku lelaki, dan cerita yang kau buat memang menggunakan sudut pandang lelaki.

    Setelah kubaca cerita itu, aku menatapmu, mencari-cari jawaban dari pertanyaanku.
    "Mengapa? Benarkah ini?"
    Kau tersenyum lebar dan setengah bercanda menjawabku.
    "Benar dari mana? Aku kan masih hidup."
    Rupanya kau dapat mengerti pertanyaan apa yang ada dipikiranku, karena kau melanjutkan perkatanmu.
    "Aku tidak akan melakukannya Chris. Aku masih sadar itu adalah hal bodoh. Lagipula aku takkan menyerah berusaha mendapatkanmu."

    Saat itu aku meyakinkan diriku untuk percaya bahwa kau memang tidak berencana untuk bunuh diri. Lagipula senyumanmu saat itu terlalu manis sehingga membuat pikiranku teralih dari isi cerita yang menyedihkan itu. Cerita yang sama persis seperti yang kulalui saat ini.

    Bodohnya aku! Gadis itu sudah mengetahui semua pikiranku. Dia bahkan sudah memperkirakan setiap tindakanku. Andai saja waktu itu aku memberinya kesempatan untuk mendapatkan diriku...

    Dec 8 2011 2:59AM​
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Dec 14, 2011
  18. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    kok rasanya ada yang aneh ya? aq merasa alasannya masih janggal untuk sampai membuat dia ngambil keputusan bunuh diri beneran :siul:
    alasan asli dia bunuh diri apa sih sebenarnya? :minta:

    saran sambil nunggu jawaban:
    karena ceritanya bolak-balik antara past-current, mungkin sebaiknya diberi tanda yang jelas ketika terjadi perubahan setting waktu. memang ga perlu gitu juga pembaca (mungkin) bisa paham, tapi aq merasa memang sebaiknya ada tanda, biar lebih enak bacanya :unyil:

    sekian sementara (^_^)
     
  19. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    alasan dia bunuh diri karena akhirnya dia menyerah jg berusaha buat mendapatkan cowo tokoh utamanya...
    Depresi... Depresi... Akhirnya bunuh diri deh..

    Enaknya biar jelas dikasih tanda apa ya buat memisahkan past-current nya?

    Sekalian nanya... apa ada yg aneh sama POV cowo yg saya bikin?
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.