1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Forever Single? (Cerita Bersambung)

Discussion in 'Fiction' started by kebbrass, Aug 6, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Bab 11 - LOVE is TO GET HER

    Love is ToGetHer​

    Di suatu siang, di sebuah hari di tengah minggu sekolah, Keli tengah terduduk di sebuah kursi yang mengelilingi sebuah pohon besar yang rindang di taman belakang sekolah. Kursi yang sama, dimana dia dan Lia kabur menghabiskan waktu skorsingnya sewaktu pertama kali kenal. Kejadian itu sudah berlalu lama, 5 bulan. Kini Keli dan Lia sudah menjadi teman dekat, dimana ada Keli, pasti ada Lia. Kecuali saat ini, Keli duduk sendirian, otaknya penuh dengan perkataan papanya pagi tadi sebelum berangkat sekolah.

    “Kamu mau kuliah dimana Kel? Papa udah ngurusin paspor kamu buat kuliah ke luar negeri kalo kamu mau. Atau kamu mau kuliah di Indonesia aja? Pikirin dulu pilihan kamu. Papa sama mama gak pernah maksa kamu untuk pergi kuliah ke luar negeri.” kata papa Keli sambil minum kopi.

    Keli bingung dengan pilihannya, Keli mau banget kuliah di luar negeri, soalnya itu emang salah satu cita-citanya sejak SMP dulu, kuliah di amerika, Negara yang selama ini selalu diimpikannya. Atau Keli bisa aja kuliah di Indonesia ,gak meninggalkan semuanya, teman-temannya, keluarganya, dan Lia. Tiba-tiba aja, pundak Keli di pukul dengan sangat keras dari belakang,

    “Aduh! Siapa sih?” Keli menengok ke belakang.

    3 orang cowok, sahabat-sahabat Keli, Hudo, Wisnu, dan Edo. Keli kemudian dengan muka kesal, kembali memalingkan mukanya dan berkata,

    “kalian bertiga, gua mau nanya pendapat kalian, menurut kalian, gue sebaiknya kuliah di luar negeri atau di Indonesia?” Tanya Keli ke ketiga sahabatnya itu.
    “Kalo gue bilang sih ya, elo mendingan kuliah di indo aja, soalnya, kita bertiga kuliah di indo juga, ya kali kita misah-misah, kita SD bareng, SMP bareng, SMA bareng, masa kuliahnya pisah? Ga asik lo ah..” kata Wisnu menjawab Keli.
    “Iya kel, gimana sih lu.. gue gak mau elu pergi ah, entar kita gak bisa nongkrong bareng lagi.” Kata Hudo dengan muka serius.
    “Bener kata Wisnu sama Hudo kel, masa kita pisah-pisah sih kuliahnya..” Edo menambahkan.

    Keli tersenyum, karena ketiga sahabatnya begitu peduli dengan persahabatan mereka, tapi Keli kemudian berkata,

    “Makasih banget ya bro, elo semua udah kayak keluarga gue sendiri, kita maen bareng terus, nongkrong bareng. Gue sebenernya pengen banget stay sama kalian, tapi kayaknya, kali ini, gue bakalan pergi dulu beberapa tahun, ngejar cita-cita bro!” kata Keli ke ketiga sahabatnya itu.
    “Yaa, gimana ya.. Kalo elo udah menetapkan bakalan pergi ke luar negeri pas lulus nanti, kenapa elo masih nanya pendapat kita?” Tanya Hudo ke Keli.
    “Gini Hud, gue ngerasa, kayak ada sesuatu yang ketinggalan.. tapi gue gak bisa pastiin apa itu..” kata Keli menjawab.
    “Lia!” kata Wisnu ke Keli sambil ngedorong jidat Keli.
    “Lia?” Keli terdiam berpikir.

    Hudo, Wisnu dan Edo kemudian teriak bersama-sama,

    “Tembak broo!!” anak-anak yang lewat di dekat mereka, otomatis langsung ngeliat ke arah sumber suara. 4 JOMBLO. Berisik pula.

    “Apa dah..” Keli masih menyangkal perasaannya ke Lia.
    “duh ini anak.. tinggalin aja yuk, biar dia mikir.. hahaha” Hudo kemudian menarik Wisnu dan Edo pergi meninggalkan Keli.
    “Eh.. mau kemana? Thank you bro!” Keli berteriak.

    Hudo Cuma terus berjalan sambil melambaikan tangan kirinya, kayak di film-film.

    Sore itu, Keli terduduk di sebuah kursi, di depan balkon kamarnya. Pikirannya penuh dengan 2 pilihan, Amerika dan Indonesia. Keli kemudian berdiri, dan mengambil sebatang rokok dari lemarinya, membakarnya, dan kembali duduk.

    “Lia.. kenapa gue berat banget ninggalin dia? Apa.. gue cinta sama dia? Ah gak mungkin, kita kan masih SMA, gak pantes ngomongin cinta-cintaan..Lagian, kayak dia suka aja sama gue..” Keli berpikir keras.

    Tiba-tiba terdengar suara ringtone khas nok*a, HP Keli bergetar, Keli mengambil HPnya dari meja kecil di samping tempat duduknya. Lia menelepon.

    “Halo.. kenapa Li?” Tanya Keli ke Lia di seberang.
    “Kak, gue mau nanya soal Matematika dong.. susah banget nih.. sekarang bisa gak ketemuan?” Tanya Lia ke Keli.
    “Boleh Li.. gue ke rumah lo sekarang ya, 10 menit lagi sampe..” kata Keli sambil berjalan keluar kamar menuju garasi dan mengambil kunci mobil yang tergantung di sebuah gantungan dekat pintu.

    10 menit kemudian, Keli sampai di depan rumah Lia, waktu menunjukkan pukul 6 sore. Di depan rumah Lia, ada seorang anak SMA samarfa, cewek, yang wajahnya sering Keli lihat di sekolah. Sepertinya dia juga akan berkunjung ke rumah Lia.

    “Liaaaaa bukain pintunyaaaa..” teriak salah seorang anak cewek itu.

    Lia keluar dari pintu rumahnya, rambutnya tergerai panjang, dia juga memakai baju rapi, mengenakan bedak di pipinya.

    “Ih kok dandan Li? Ngapain banget deh.. orang kita mau belajar..” kata cewek itu lagi.
    “ha? Dandan? Enggak kok..” kata Lia menyangkal.

    Keli kemudian turun dari mobil, dan menuju ke pintu pagar rumah Lia, lalu menyapa,

    “Hai Li..” kata Keli ramah.
    “Oh.. jadi dandan gara-gara kak Keli..” kata cewek itu.
    “Ihh.. apaan sih lo Jen..” kata Lia ke cewek itu yang ternyata bernama Jennie.
    “Ayo masuk kak..” kata Lia ke LIa seraya membukakan pagar.
    “oke.. permisi yak..” kata Keli basa-basi.
    “Ih si kak Keli.. kebanyakan basa-basi deh.. sering aja kan main ke rumah Lia..hehe” kata Jennie menyindir Keli.
    “Hah? Enggak juga kok.. kan gue Cuma bantu-bantu dia doang..” kata Keli menyangkal.
    “Bantu-bantu? Cieee Liaaaa ada yang bantuin nih yeee..” kata Jennie ke Lia sambil menyenggol pundak.

    Suasana jadi awkward, Keli dan Lia jadi ngerasa gak nyaman.

    “Jadi gue ajarin MAT nya Li?” Tanya Keli ke Lia.
    “Jadi kak, nih ajarin Jennie juga kak..” kata Lia menjawab.

    Malam itu, Keli mengajarkan Lia dan Jennie Matematika. Soal-soalnya gak berapa sulit, jadi selesainya lumayan cepat. Jennie pamit pulang lebih awal karena takut dimarahin papanya. Keli dan Lia tinggal berdua, Luna sudah tidur, mamanya Lia juga udah tidur. Keli duduk di teras rumah Lia. Tidak lama kemudian, Lia keluar membawakan segelas air putih.

    “Nih kak, minum dulu sebelom balik, thanks yah, udah ngajarin gue sama Jennie.. besok ulangan soalnya.. gue takut dapet jelek deh haha..” kata Lia ke Keli.
    “Yah air putih.. minimal Fanta sih harusnya.. ” kata Keli mengambil gelas itu.
    “gak baik tau kak minum-minuman manis malem-malem gini.. tuh perut liat..” Lia menunjuk perut Keli yang engga sixpack.
    “Iya iya.. diminum nih..” kata Keli menurut.

    Setelah minum, Keli dan Lia mengobrol seperti biasanya, duduk berdua di teras, dan bicara mengenai kegiatan di sekolah, catering mamanya Lia yang semakin laku, bercanda sampai mencubit-cubit pipi, dan Lia memukul pundak Keli.

    “Gue nanti pasti kangen banget kita kayak gini Li haha..” kata Keli setelah keadaan mulai membosankan.
    “Ha? Emangnya.. elo mau kemana kak?” Tanya Lia bingung dengan pernyataan Keli.
    “…. Lia, nanti abis gue lulus-lulusan, gue bakalan kuliah ke luar negeri.. minimal gue pergi 3 tahun.. itupun kalo gue kuliah lancar.. masih belum tau sih, tapi gue pengennya ke luar negeri.. dan kayaknya udah 80% pasti..” kata Keli pelan tapi jelas.
    “oh.. gitu ya.. semoga sukses kak..” kata Lia pelan juga.
    “Iya.. thanks ya Li..”

    Suasana malam itu menjadi hening. Keli dan Lia terdiam, keduanya tertunduk. Hanya suara jangkrik di taman yang terdengar. Keli menatap raut seorang wanita, seorang wanita yang ternyata benar menjadi halangan terakhirnya untuk pergi ke luar negeri. Cantik. Rambutnya panjang, pipinya merona merah, bibirnya semerah buah cherry, matanya yang besar seperti mutiara hitam. Keli menikmati pemandangan itu. Liani Sugianto. Seorang wanita yang selama ini selalu ada untuknya. Menemani hari-harinya selama beberapa bulan terakhir ini. Keli lalu menatap langit malam, tidak ada bintang, cerah. Jangan berharap kalo ada bintang jatuh, karena di Indonesia kemungkinan nya sangat kecil. Seandainya ada pun, kayaknya bakalan sedikit yang melihat.

    “Kalo aja di saat gini, ada bintang jatuh ya..” kata Keli ke Lia yang masih tertunduk.
    “Elo percaya gituan kak? Ga nyangka ah hahaha” Lia tertawa mendengar pernyataan Keli.
    “yee, kan gue bilang kalo aja.. ga minta bintang jatuh beneran juga.. ” kata Keli tengsin.

    Lia Cuma tersenyum mendengar perkataan Keli yang childish.

    “Misalkan ya Li, kalo ada bintang jatuh, dan permohonan lo terkabul, apa yang bakalan lo minta?” Tanya Keli ke Lia.
    “ha? Oh… hmm.. gue bakalan minta dia tetep di sini, gak ninggalin gue..” kata Lia tertunduk.
    “ah basi..” kata Keli bete.
    “yee.. kok basi? Emang elo bakalan minta apa kak?” Tanya Lia ke Keli.
    “Gue..mau..elo..” Keli gak bisa ngelanjutin kalimatnya. Lidahnya tertahan. Suasana awkward.

    Lia menarik napas dalam. Keli terdiam sesaat, menyadari nyalinya yang teramat ciut saat itu. Lia menatap Keli. Keli memeras sel-sel otaknya hingga kering untuk mencari jawaban yang menurutnya pas, berharap suasana gak makin awkward.

    “gue.. kenapa kak?” Tanya Lia ke Keli.
    “elo..” kata-kata Keli terpotong lagi.

    Mereka berdua bertatapan. Mata Keli telah mengatakan, ‘ELO JADI PACAR GUE PLEASE!!’ tapi lidahnya bersilat sendiri dan mengeluarkan kalimat konyol,

    “tambah tinggi Li!! Iya! Tambah tinggi hehehehe..” kata Keli.

    Tipikal cowok loser.

    “Nah sekarang, elo yang basi kak!” kata Lia sambil memukul pundak Keli.

    Lia tersenyum kecut.

    “aduh! Hahahaha.. gitu aja marah ah..” Keli tertawa, dan Lia juga ikutan tertawa.

    Malam itu, sepulangnya dari rumah Lia, Keli duduk di balkon kamarnya, dan membakar sebatang rokok. Dari raut wajahnya, terukir penyesalan, karena gak bisa ngungkapin isi hatinya. Sebenernya, Keli pengen banget buat ngomong,

    “gue..mau..elo jadi someone special buat gue.. seseorang yang bener-bener gue sayang, gue cinta, dan nemenin gue.. begitu gue balik dari amrik nanti, gue mau kita begini lagi.. menghabiskan waktu sama-sama.. bercanda, ngobrol, dan minum air putih dari gelas yang elo kasih.. gue janji bakalan ngejaga perasaan elo, dan bakalan ngebuktiin,kalo gue bisa setia, gak kayak cowok elo yang dulu..”

    Keli mau ngomong gitu. Dan, nyalinya, menutup kemungkinan nya buat ngomong kayak gitu, otaknya melayang jauh ke depan.

    “Amerika..” Keli terbenam dalam pikirannya dan keciutan nyalinya.

    Malam itu, udara panas. Keli terduduk di balkon kamarnya. Menatap langit malam, berharap bintang benar-benar jatuh.

    PS : Apa gunanya ngomongin cinta? Kalo ujung-ujungnya seorang pria yang gak bernyali bakalan menggunakan alasan, 'nungguin momen yang tepat', momen yang selama ini di tunggu-tunggu? bullshit. Momen yang ditunggu itu sebenernya banyak dilewatin oleh sang pria bersama sang wanita. Sampai akhirnya sang wanita bakalan bosan dengan sang pria, dan berpikiran, PI EITS PI (PHP)

    BAB 11 ini sebenernya ngegambarin gimana pengecutnya nubi dulu pas jaman SMA hehe.. maaf kalo telat, gak bisa nepatin waktu seminggu, soalnya kemarin tahun baruan. Selamat membaca, dan semoga berkenan buat kakak-kakak pembaca sekalian.

    MERRY CHRISTMAS AND HAPPY NEW YEAR!! :)
     
    Last edited: Jan 3, 2015
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. buuub Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 14, 2012
    Messages:
    18
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +31 / -0
    nyari2 bacaan di forum ehhh ketemu bacaan yg pernah dimuat di mading sekolah..hehehe
    btw cerpen agan udah bagus bagi kategori nebii..alur dan struktur orientasinya sgt jelas..feel-nya jg dapat..
    hanya saja cerpennya kurang ringkas utk dibaca..itu aja masukan dr sy..
    klo agan seriuss pengen jd penulis harus banyak baca2 cerpen yg banyak digemari masyarakat pd umumnya..keep writing!
     
  4. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    makasih gan masukannya :) ditunggu yah bab selanjutnya hehehe
     
  5. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    BAB 12 - Keberanian

    Keberanian​

    Minggu sore itu, Keli berpakaian amat sangat rapi, rambutnya yang biasa di style jabrik, kini disisir dengan rapi, Keli mengenakan kaos putih yang dikombo dengan jas hitam. Keli menyemprotkan parfum beberapa kali, dan berkaca,

    “Mau sampe kapan lu ngaca terus kel?” Tanya seorang cewek dari arah pintu kamar Keli.
    “Bawel lu dek..” Keli menengok sesaat dan melihat adiknya, Aline, mengenakan gaun berwarna merah jambu.
    “Norak amat deh gaun lu..” kata Keli ke Alin.
    “Makan nih!” Alin membalas perkataan Keli dengan lemparan sepatu hak tinggi.
    “Eits!” Keli menghindar dengan sigap. Siapa yang tahu, kalo lemparan kedua sudah melayang dan akhirnya mengenai kepalanya.
    “Adaww!!” Keli menjerit.
    “Emang enak? Ngeledekin orang mulu sih lu..” kata Alin sambil kabur.

    Keli sebenernya pengen ngejar si Alin, tapi ternyata, cewek bergaun merah jambu itu bisa berlari secepat cheetah walaupun mengenakan gaun. Keli mengurungkan niatnya untuk ngejar Alin, dan kembali berkaca. Tiba-tiba,

    “Kak..” Ada suara cewek lain yang memanggil dari arah pintu kamar.
    “Hey Li.. wow..” Keli memandangi Lia dengan kagum. Matanya terbelalak, melihat Lia, yang selama ini selalu dilihatnya mengenakan kaos atau seragam sekolah, kini mengenakan gaun berwarna merah ruby.
    “Aneh ya kak? Sorry ya, gue ga bisa dandan soalnya..Tadi dibantuin Alin sebagian..” kata Lia sambil memegangi pipinya.
    “….” Keli masih terdiam, seperti tersihir. Bagaikan dalam sebuah film penyihir, Keli menerima sihir yang membuatnya menjadi batu.
    “Kak? Halooo..” Lia melambaikan tangannya.
    “HA? Oh.. cantik kok Li.. cantik banget..” kata Keli tersadar.
    “Masa sih? Pasti gara-gara gaun nya Alin..Makasih banget deh sama dia..” Kata Lia menengok ke kiri dan kanan mencari Alin.

    Keli berjalan menuju ke arah Lia dan memegang pundaknya,

    “Elo, belom pernah secantik hari ini..” kata Keli serius.
    “Ha? Oh.. norak deh lu kak..” kata Lia malu-malu.
    “Serius.. cantik.. banget.. kuadrat deh..” kata Keli lagi.
    “Apa sih aaahh.. norak kak.. gue merinding deh dengerin kalimat lo barusan..” Kata Lia sambil memukul pundak Keli.
    “Hahahha.. ayok jalan sekarang.. pestanya udah mulai nih harusnya..” kata Keli sambil menggandeng tangan Lia.
    “Ya Tuhan.. dia cantik banget..gak nyesel deh gue minta dia nemenin gue..” pikir Keli dalam hati.

    Seminggu sebelumnya, Keli mendapatkan kabar, bahwa saudara sepupunya mengadakan acara ulang tahun pernikahan yang pertama. Keli kontan kaget, karena dresscodenya adalah Formal dan wajib membawa pasangan. Keli juga kaget dengan syarat terakhirnya itu. Sebenernya Keli tadinya gak mau pergi, karena Keli bingung belom punya pasangan. Keli bilang ke Alin, kalo dia gak mau ikut, soalnya gak ada pasangan. Alin pergi sama pacarnya, masa iya Keli sendiri. Alin tiba-tiba bilang,

    “Gimana kalo lo ajak Lia aja Kel? Daripada elo ketauan jomblo hahahahaha..”
    “Yeee.. mana mau dia..” kata Keli berpikir.
    “Belom nanya udah bilang engga.. coba Tanya dulu aja..” kata Alin lagi.

    Akhirnya Keli nelpon Lia dan ngajak ketemuan. Ketika Keli bilang ke Lia soal pesta itu, awalnya Lia juga ogah, tapi karena Keli mohon-mohon miris, akhirnya Lia mau juga. Bingungnya, Lia gak punya pakaian formal. Adanya cuma dress mamanya, yang pasti bakal kegedean buat Lia. Akhirnya Keli nelpon Alin dan nanya kalo aja Alin punya gaun lain. Pastinya, Alin punya. Dia kan suka belanja. Akhirnya Alin setuju buat minjemin gaun nya ke Lia. Keli seneng banget pastinya, dan Lia ngerasa nervous pastinya. Soalnya dia belom pernah ke pesta formal. Keli janji bakalan ngajarin Lia cara ngomong di pesta formal, dan kebiasaan yang harus diikuti di pesta formal. Lia oke oke aja.

    Sesampainya di tempat parkir, Keli memarkirkan mobilnya, dan turun dari mobil bersama Lia. Sebelum turun, Keli berkata kepada Lia,

    “Pokoknya, sepanjang pesta, elo harus gandengin tangan lo ke tangan gue.. Terserah kiri atau kanan.. Kiri aja kali ya enaknya..”
    “ha? Serius kak? Ah apaan sih? Lo bilang aja mau pegang tangan gue! ” kata Lia menolak.
    “Duh, Li.. ini serius..lagian kalo mau pegang tangan lo, sekarang aja.. nih!! ” kata Keli seraya memegang tangan Lia.
    “….” Lia Cuma terdiam.

    Keli menyadari ke awkward-an suasana di dalam mobil. Tiba-tiba Keli meremas tangan Lia keras.

    “Aduh! Elo ngeselin amat sih kak!” kata Lia sambil menarik tangannya dan memukul keras pundak Keli.
    “Hahahahaha emang enak? Makanya nurut aja.. bentar gue turun. Elo tunggu aja, gue bukain pintunya.. hehehe biar kayak di film-film james bond.” Kata Keli iseng.

    Lia ngangguk-ngangguk aja. Keli turun dari mobil dan membuka-kan pintu untuk Lia yang segera menggandeng tangannya. Keli sampai di tempat pesta berlangsung, yang terus disambut oleh sepupunya yang gak sengaja ngeliat dia.

    “Wah Kel! Abang udah lama pengen ketemu kamu.. Apa kabar Kel? Udah berapa lama ya kita ga ketemu?” Tanya sepupu Keli.
    “baik bang,hehe bang Alvin sendiri gimana? hampir setahun ya bang.. terakhir kita ketemu pas tahun baru kemarin haha..” Keli menjawab santai.
    “baik juga kel.. kalo sakit mah gak bisa ngadain pesta gini hehehe.. By the way, ini siapa Kel? Kenalin dong hehehe..” kata Alvin ke Keli sambil melirik ke Lia dan tersenyum.
    “Oh, ini Lia bang, temen aku.. kenalin bang, Lia, ini abang sepupu gue, Alvin.” Kata Keli.
    “Lia bang.. salam kenal.” Lia bersalaman dengan Alvin dan tersenyum manis sekali.

    Keli melihat senyuman Lia dan tersihir kembali.

    “GOD!! Dia manis banget! Ini mimpi bukan sih?? ” Keli berpikir sambil memalingkan mukanya, dan menggaruk-garuk kepalanya.
    “Elo kenapa kak?” Tanya Lia ke Keli yang berlaku bodoh.
    “Oh enggak.. gak apa-apa..” kata Keli sok cool.
    “Oke Keli, Lia, abang tinggal dulu ya..” kata Alvin kepada mereka.
    “Oke bang.. selamat ya, semoga cepet dapet momongan..” kata Keli basa-basi.
    “Makasih Kel.. yuk..” kata Alvin lalu kemudian berjalan meninggalkan mereka.

    Keli mengajak Lia untuk duduk di sebuah meja bundar, ada Alin di sana bersama cowoknya, dan ada abangnya Keli juga bersama ceweknya.

    “Bang, kenalin, ini temen gue, Lia..” kata Keli kepada abangnya yang sibuk makan.
    “Oh iya.. sorry, tangan kotor nih, Weli..” kata Abangnya Keli ke Lia sambil menunjuk dirinya, melambaikan tangan dan tersenyum. Lia membalas melambai sambil mengangguk dan tersenyum.
    “Cantik juga Kel, kalian ketemu dimana?” Tanya Weli ke adiknya yang bingung mau jawab apa.
    “.. di sekolah bang..” kata Keli.
    “Oh.. kalian cocok juga.. Keli ganteng, Lia cantik.. hahaha..” Inilah kelakuan menyebalkan seorang abang yang sering ngecengin adiknya.
    “Ha? Oh engga bang engga bukan gitu..” kata Lia setelah mendengar perkataan Weli.

    Keli cuma diam tersenyum awkward. Pesta berlangsung meriah selama 2 jam. Keli dan Lia akhirnya memutuskan untuk pulang, waktu menunjukkan pukul 9 malam. Di perjalanan pulang, Keli mengajak Lia mampir di kafe kemarin, untuk sekedar mencari cemilan. Lia oke-oke aja. Mereka duduk di tempat yang sama seperti kemarin,Keli menawarkan untuk meminjamkan jas hitamnya ke Lia. Lia sontak mau-mau aja, soalnya emang cuacanya lumayan dingin. Jas hitam Keli di berikannya ke Lia, untuk melindungi tubuh mungilnya dari udara dingin, biar ga kerokan nanti pas pulang. Cuaca memang dingin malam itu, hujan rintik-rintik.

    “Gimana Li? Pestanya asik?” Tanya Keli ke Lia.
    “Asik kok kak.. thanks ya udah ngajak gue.. berkesan banget kak.. hehe” kata Lia sambil meminum jus jeruk dengan sedotan.
    “Elo.. cantik banget hari ini Li.. ” kata Keli sambil menatap Lia.
    “Thanks kak.. jangan naksir..hehe” kata Lia menjawab bercanda.
    “Loh? Emang kenapa kalo gue naksir? Gak boleh?” jawab Keli setengah serius, keberanian nya sedikit naik dibandingkan waktu sebelumnya.
    “….” Lia terdiam.
    “hehehe pasti geer deh… bercanda Li..” kata Keli mengklarifikasi.
    “Oh iya.. hehe,gak ada yang geer kak!! ” Lia tertawa kecil ,lalu kembali menyedot jus jeruk.
    “Tapi serius, elo cantik banget..” kata Keli sekali lagi.
    “Bosen kak dengernya ah..” kata Lia kesel.
    “yeee.. harusnya elo seneng lah, dipuji gitu kok bosen ckckck..” Keli berkata dengan heran.
    “Ya seneng sih.. tapi gue gak mau gigi gue kering karena senyum-senyum dengerin gombalan lo kak..” Lia menjelaskan ke-ogahannya dengan perkataan Keli mengenai kecantikan dirinya.
    “Yaudah.. Lia jelek..” kata Keli sambil menyentil sedotan Lia.

    Sedotan itu sedang digunakan Lia untuk meminum jus jeruk. Kontan jus jeruk itu muncrat kemana-mana.

    “aduh.. iseng amat sih lu kak..heran ah! bisa gak sih ga iseng sebentar aja?” kata Lia merespon dengan pukulannya ke pundak Keli.
    "hahahaha ampun Li ampuuun!! "kata Keli sambil tertawa.

    Mereka berdua menikmati waktu singkat di café itu. Ketika kembali ke rumahnya, Lia segera mandi dan bersiap-siap tidur. Lia berbaring di ranjangnya, dan tersenyum.

    “Kenapa sih gue senyum-senyum terus setiap inget dia bilang kalo gue cantik.. iiiihhh.. gombal banget sih diaaaa..tapi gue seneeeeeng!! ” Lia menggigit ujung bantal (ingat! Konteksnya adalah imut, bukan lapar! ), lalu meniup poninya.

    Situasi yang sangat imut memang, tapi sekaligus menyedihkan. Karena Lia gak bisa memahami maksud dari perkataan Keli mengenai kecantikannya. Malam itu juga, Keli sudah bersiap-siap tidur di kamarnya, ia juga berbaring di atas ranjangnya yang berlapiskan seprei berwarna biru. Pikirannya masih penuh dengan gambaran Lia yang amat sangat cantik dengan gaun merah rubynya.

    “Dia cantik banget ya Tuhan.. No cure! No cure!!” kata Keli sok-sok inggris.
    “Kalo aja dia jadi someone special gue..” Keli memeluk gulingnya.

    Situasi yang menjijikkan untuk dilihat memang. Tapi begitulah kenyataannya. Keberanian untuk memberikan komplimen ke seorang cewek, dan cewek itu menyukainya, akan membuat seorang cowok merasakan kesenangan yang berlebihan. Lebih senang daripada mendapatkan motor baru, atau mobil baru, atau lebih senang dari saat gajian di akhir bulan.

    Enjoy!! semoga bisa mewarnai hari-hari kakak pembaca sekalian :)
     
  6. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    buat kakak-kakak pembaca sekalian, mohon review nya dong sejauh ini bagaimana? supaya ke depannya nantinya bisa lebih berkembang ceritanya. hehe.. bahan dari mading udah mau habis soalnya, jadi rencananya mau ngembangin lagi sendiri jalan ceritanya. trims :)
     
  7. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    ane mau up post sendiri hehe sori kalo udah lama ga update thread ini, sibuk banget urusan kuliah hehe.. nanti kalo sempet ane bakalan post lagi bab 13 nya.. lagi proses pembuatan ulang dari sisa mading kemaren :) Have a nice day!
     
  8. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Batas Maklum​

    Ujian akhir semakin dekat, Keli semakin sibuk belajar. Keli akhir-akhir ini jarang banget ketemu sama Lia, karena tryout ujian, hanya anak-anak SMA kelas 12 yang masuk, dan anak-anak SMA kelas 10-11 banyak libur. Sepulang sekolah pun Keli lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur siang dan ketika bangun Keli akan segera duduk di meja belajarnya. Belajar. Flashback sedikit, beberapa minggu setelah acara pernikahan saudaranya, Keli sebetulnya masih sering bertemu dengan Lia. Berawal dari bulan April, Keli mulai memfokuskan diri ke studinya. Tak heran jika anak sosial yang satu ini berubah menjadi seorang yang anti sosial. Di dalam pikirannya, Keli masih sering memikirkan Lia, tapi pikiran itu langsung ditangkisnya dan diarahkan ke pikiran mengenai masa depannya, Amerika. Di suatu malam,di bulan Mei, jam 7,satu hari sebelum Ujian akhir dilaksanakan, Keli sedang belajar di meja belajarnya. Meja itu penuh dengan kertas berisi coretan angka dan tulisan rumus. Keli tampak serius, menggigit pulpen nya sambil terkadang memutar-mutar pulpennya dari jari ke jari. Tangannya yang satu lagi memegang kertas, matanya membaca soal, dan otaknya berputar keras berusaha memecahkan soal matematika itu. Tiba-tiba pintu kamar Keli di ketuk, konsentrasinya buyar, Keli menengok kesal ke arah pintu kamarnya, dan berteriak,

    “Siapa? Masuk aja ga di konci kok..” kata Keli sambil menatap pintu.

    “Gue Kel..” kata Alin yang ternyata adalah tersangka pembuyar konsentrasi itu.

    “Kenapa lagi de? Kalo mau pinjem komputer pake aja.. jangan ganggu gue dulu.. lagi belajar nih.. kalo mau denger lagu pake headset ya, jangan nyanyi-nyanyi,kalo nonton lucu-lucu jangan keta….” Belum selesai Keli berbicara, Alin memotongnya.

    “iya iya iya gue ngerti lo lagi belajar, siapa juga mau pinjem komputer..Bawel banget sih lu Kel, tuh ada Lia di ruang tamu.. nyariin elu, makanya jadi orang tuh jangan ansos (anti sosial) di kamar melulu.. sana keluar! Ditungguin tuh!” kata Alin.

    “Lia?” pikir Keli dalam otaknya.

    “Mau ngapain Lia, Lin?” Tanya Keli.

    “gatau Kel.. sana keluar deh.. jangan belajar mulu ga sumpek apa?” Tanya alin.

    Keli melihat jam,

    “Jam 7 lewat.. mungkin penting.. ” pikir Keli.

    Keli bergegas berdiri, dan berjalan keluar kamar menuju ke ruang tamu.

    Malam itu sangat panas, tapi di rumah Keli yang besar dan notabene semua ruangan nya berAC, udaranya sejuk-sejuk aja. Keli mengintip dari balik pintu ruang tamu, dan melihat Lia duduk sendiri celingak-celinguk gajelas.Keli tersenyum kecil, Lalu Keli membuka pintu dan menyapa Lia.

    “Hey..” kata Keli tersenyum sambil melambaikan tangan.

    “Halo kak..” kata Lia juga sambil tersenyum.

    “Kenapa Li? Kok lo dateng mendadak ga bilang-bilang?” Tanya Keli ke Lia.

    “gue udah SMS elo kak, gue bilang mau nanya PR Mat.. elo lagi ga sibuk kan? Sori kalo ganggu, gue tau besok udah ujian..sori ngerepotin.. masih lama sih dikumpulin PRnya, tapi gue penasaran sama soal susah ini” kata Lia ke Keli ga enak sambil ngeluarin kertas dari tas nya.

    “Ya elah Li, masih pake ga enak ga enak segala.. santai aja kali.. sori tadi hp gue lagi di cas, jauh dari meja belajar, jadi gue ga liat hehe.. gapapa kok, ga ganggu, Cuma ngerjain beberapa soal doang kan? Ya itung-itung latihan buat gue juga.. mau nanya apa?” Tanya Keli.

    “PR Mat kak, bingung nih soal yang ini..” kata Lia membuka kertas soalnya dan menunjukkan soal nomer 11 ke Keli.

    “Oh yang ini.. gampang Li begini aja..” Keli duduk di sofa,di depan Lia, menuliskan cara mengerjakan soal tersebut ke Lia di atas meja tamu.

    Tapi, pandangan Lia tidak ke cara mengerjakan soal itu, melainkan menatap wajah Keli dari depan. Lia menghela napas dan tersenyum. Keli masih ngomongin penjelasan soal itu, tapi mata Lia tidak bergeming dari wajah Keli. Sampe akhirnya Keli tersadar, kalo Lia gak memperhatikan, Keli mengintip sedikit dan melihat kalo Lia lagi ngeliatin dia.

    “Li? Gue jelasin gini elo ngerti ga Li? Susah ya?” Tanya Keli.

    “Oh engga kak.. ngerti kok ngerti..“ kata Lia sambil tersenyum.

    “Terus kenapa elo menghela napas gitu barusan? Ngaku hayo, pasti pusing kan? Kesel gara-gara ga ngerti?” kata Keli lagi.

    “Ngerti kok kak.. ngerti..” kata Lia lagi.

    “Oh yaudah, berarti gini doang Li.. ada yang bingung lagi ga?” Tanya Keli.

    “Udah kak, ga ada lagi, itu aja..” kata Lia sambil tersenyum manis.

    “Okelah, gue tinggal ya, gue mau belajar lagi Li.. ada si Alin tuh, maen sama dia aja.. sori gabisa nemenin nih Li..nanti gue ajak lo makan deh kalo gue udah kelar ujian hehe” kata Keli berdiri.

    “eh kak! Ada yang lupa! ” tiba-tiba Lia berteriak sok-sok kaget dan memegang tangan Keli, seperti seorang anak kecil yang bilang ke bapaknya ‘jangan pergi kerja pagi-pagi pak, temenin adek nonton kartun dulu’.

    Keli duduk lagi, dan bertanya ke Lia,

    “ada apa yang lupa Li? Nomer berapa?” Tanya Keli ke Lia.

    “Hmm.. bukan mat lagi kak..” kata Lia ke Keli.

    “Loh terus apa? Jangan becanda-becanda dulu deh Li, sorry nih.. gue besok ujian mesti belajar serius ” kata Keli serius.

    Mendengar pernyataan serius dari Keli, Lia jadi ciyut.

    “Yaudah kak, gajadi, nanti aja lain kali kalo kita sempet ketemu lagi..” kata Lia.

    “Oke deh Li.. gue balik ke kamar dulu ya? Atau elo mau balik sekarang? Ga maen dulu sama Alin?” Tanya Keli ke Lia yang lagi memasukkan kertas soalnya ke tas.

    “Engga kak, males ngerepotin..” kata Lia tersenyum kecut.

    “Yaudah yuk, gw anterin ke depan..” kata Keli ke Lia.

    “Gausah kak, elo belajar aja, gue bisa keluar sendiri kok.. gapapa..” kata Lia ke Keli.

    “Oh oke, hati-hati ya Li, udah malem.. sorry nih gabisa nganterin, jangan kesel ya? hehe” kata Keli ke Lia.

    Tentu aja Lia kesel. Sebenernya dia datang ke rumah Keli malam itu dengan tujuan mau nanya kabarnya Keli dan pengen ngelihat Keli, maklum lah, soalnya udah lama ga ketemu. Lia sebenarnya memaklumi kesibukkan Keli, tapi ada batas maklum buat setiap orang. Buat Lia sebulan lebih jarang ketemu dan jalan bareng Keli ngebuat hidupnya sepi. Walaupun ada teman-teman sekolahnya, tapi, Lia menganggap Keli berbeda. Teman special, yang mungkin lebih dari teman. Malam itu, Lia rebahan di kasurnya, dia memegang HP nya, dan mencoba buat mengirim SMS ke Keli, Lia mengetikkan beberapa kata, kemudian menghapusnya.

    “Jangan deh, paling dibacanya besok pas selesai ujian..” pikir Lia.

    Lia mematikan lampu kecil di samping kasurnya, dan menutup matanya. Lia tersenyum, dan berkata pelan,

    “Seenggaknya gue udah ngelihat dia hari ini dan udah denger suaranya..”

    Lia tersenyum kecil dan terlelap.

    - PS :
    Ketika anda merindukan seseorang yang anda suka atau sayang atau cintai, seberapa besar batas maklum anda? Hingga akhirnya anda memutuskan, ini saatnya buat gue ketemu dia. Sebulan? 3 bulan? 5 bulan? setahun?

    sori kalo lama updatenya, here we go, bab 13. Enjoy! :)
     
    • Thanks Thanks x 1
  9. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Obrolan Siang​


    Siang itu udara terasa panas, Keli baru saja menyelesaikan ujian matematika nya dan terduduk di kursi panjang kantin sekolahnya, badan nya bersandar pada teralis besi, otaknya melayang entah ke mana,bengong, mungkin ke soal matematika yang barusan dia kerjakan. Segelas es teh manis tersaji di depan nya.

    “Jadi gimana nih Kel? Elo ikut ga?” Tanya Hudo ke Keli tiba-tiba yang memecahkan lamunan single yang satu ini.

    “Eh kenapa Hud? Sori gue ga nyimak nih.. ngomongin apa sih?” Tanya Keli ke Hudo.

    Mendengar pertanyaan Keli barusan, kontan Hudo, Edo dan Wisnu kesel.

    “Kita lagi ngomongin soal liburan abis ujian nanti, rencananya sih mau ke Lembang.. yang deket-deket aja lah. Jangan jauh-jauh. Lo ikut ga kel?” Tanya Edo ke Keli, mencoba menjelaskan maksud pertanyaan Hudo sebelumnya.

    “Lembang? Boleh sih.. oke, gue ikut.” Kata Keli ke teman-temannya.

    Keli kembali bengong. Pikirannya kembali melayang. Wisnu, sadar kalo Keli ga fokus sama omongan mereka. Hudo dan Edo masih asik ngobrol soal liburan. Wisnu kemudian melempar tusuk gigi yang ada di depannya ke muka Keli. Keli kaget dan melihat muka Wisnu kesal,

    “Apaan Wis? Jangan iseng lah.” Kata Keli ke Wisnu.

    “Kalo gamau gue isengin, cerita lah, mikir apaan lo?” Tanya Wisnu ke Keli.

    “Kagak Wis, gue gak mikir apa-apa.” Kata Keli cuek, lalu menunduk dan menyedot es teh manis.

    “Sepik, Kel, gue udah lama kenal sama elu. Ya kali gue gak tau kelakuan elo.” Kata Wisnu menyangkal Keli.

    “Sok tau lo Wis, emang kelakuan gue kayak gimana?” Tanya Keli mencoba menyangkal balik Wisnu.

    “Contoh ya, Elo kalo tidur pasti ngigau, ngomongin cewe mulu, kemaren-kemaren Pevita Pearce, pas jaman SMP Gita Gutawa, ya sesuai artis yang lo suka, kemaren terakhir pas sebelom try out gue nginep di tempat lo, elo ngigauin Lia. Kenapa Kel? kesemsem Lia nih sekarang?” Tanya Wisnu.

    Keli yang dengerin ocehan Wisnu dari tadi langsung memasang telunjuk di depan hidungnya.

    “Ssst! Diem Wis, jangan kenceng-kenceng ngomongnya, kalo di denger orang kan ga enak, sangkanya entar gue apaan gitu. ” kata Keli tengsin.

    “Hudo sama Edo udah tau kali Kel,anak-anak di sekolah juga udah pada tau, wajar-wajar aja sih menurut gue kalo lo suka sama dia, kan elo sering jalan bareng sama dia.” Kata Wisnu.

    “Yaelah Kel, hari gini masih mikirin cewe aja. Pikirin tuh Amrik.. katanya mau ke sana?” kata Hudo ngeledekin Keli.

    Edo dan Hudo kembali ngelanjutin obrolan mereka.

    “Gue mikir gini Wis, gue kan seandainya nanti ke Amerika, pasti gue ga pulang ke Indonesia lama banget. Sementara itu, gue suka sama Lia, rencananya nanti gue mau nembak dia sebelom gue ke Amrik wis.” Kata Keli menjelaskan.

    “Ya Kel, gimana ya? Elo tega juga nembak Lia, terus cabut ke Amrik. Elo pikir enak apa ditinggalin pacar jauh? Ini kasusnya sih kalo lo di terima ya, kalo kasusnya lo ga di terima ya santai wae atuh.” Logat Sunda Wisnu keluar.

    Keli terdiam, mikir.

    “Emang lo yakin di terima Kel?” Tanya Wisnu ke Keli.

    “ha? Diterima? Gatau juga sih.” Kata Keli bingung.

    “Ya lo coba nanya ke dia aja dulu, lo pancing-pancing omongan kita ini ke si Lia. Coba Tanya ke dia. Gimana kalo dia ditinggalin sama pacarnya jauh?” kata Wisnu ke Keli.

    “Sebenernya Wis, dia dulu pernah di tinggal sama mantannya pergi gatau kemana, ini sekarang yang gue pikirin sebenernya..” kata Keli garuk-garuk kepala.

    “Saran aing yah Kel, ya kayak kata-kata aing barusan lah, coba dulu gitu tanya sama dia. enaknya gimana?” Logat Sunda keluar lagi.

    “Ya liat nanti lah. Btw, gue cabut dulu deh Wis.. Do, Hud, cabut yak!” kata Keli sambil berdiri lalu mengangkat tangannya, pertanda ngajak tos-tosan.

    Setelah tos-tosan itu, Keli berjalan menuju parkiran meninggalkan ketiga sahabatnya itu.

    “Wis, elu kenapa sih kalo ngomong kadang pake logat Jakarta, kadang pake logat Sunda?” Tanya Hudo ke Wisnu.

    “Ya suka-suka gue lah, gue kan ada turunan Sunda juga, ga salah dong kalo kadang gue pake logat Sunda.” Kata Wisnu sambil minum es teh manis sisaan si Keli.

    “Ya ada baiknya sih, jangan setengah-setengah gitu Wis, mending kalo lo mau pake logat Sunda ya pake aja terus, jangan setengah-setengah, orang mikirnya kan beda-beda sama elu, mungkin aja ada yang mikir elu make logat Sunda buat ngeledek?” kata Edo sok bijak.

    “Iye-iye, padahal mah gue kan ga ada maksud terselubung pake logat Sunda buat ngomong. Heran, pemikiran orang beda-beda ya.” Kata Wisnu ke kedua sohibnya ini.

    “hahahahaha, nah itu bagus logat Jakarta lo, udah pake logat Jakarta aja Wis, elo tinggal di Jakarta juga kan?” kata Hudo mencoba mengkekeuhkan pendirian logat Wisnu.

    “Iyah-iyah! Gue cabut Hud, Do.” kata Wisnu berdiri dan mengeluarkan dompet.

    “Mas, ini berapa jadinya? Es teh manis dua gelas, sekalian sama temen saya yang tadi.” Kata Wisnu ke penjual minuman.

    “Enam ribu dek, cash, no credit card ya.” Kata Penjual itu.

    “Woelah bang, emang mesin credit card nya ada?” Tanya Wisnu ga guna.

    “ya ga ada sih dek, tapi siapa tau kan kayak anak yang itu tuh, waktu itu nanya gini, ‘mas terima credit card ga?’ yah saya mah awalnya gak tau apa itu credit card, saya kira sejenis kartu remi atau domino. Eh pas saya baca-baca ternyata main credit card itu beda sama main kartu remi atau domino dek, denger-denger bisa kelilit.” Kata penjual itu mencoba menjelaskan sambil menunjuk ke seorang anak yang duduk sama dua orang cewek di depannya.

    “kelilit?” Wisnu dengan begonya nanya ke penjual itu.

    Wisnu melihat ke arah tangan penjual minuman itu, anak itu adalah Adit, adik kelasnya, yang dia denger-denger emang digandrungi sama cewek-cewek satu sekolahan.

    “Iya dek kelilit.” Penjual itu menjawab dengan pede nya, berpikir kalo Wisnu gak ngerti.

    “Ya oke lah bang, ini enam ribu. Cash, seperti permintaan abang barusan.” Kata Wisnu sok-sok berwibawa.

    “Thengkiu!” kata penjual itu dengan bahasa inggrisnya yang aneh.

    Wisnu berjalan menuju parkiran motor. Sambil berjalan, dia sekilas melihat Adit yang sedang ketawa-ketiwi sama temen-temen ceweknya.Wisnu membuang muka. IRI. Ketika orang IRI, maka ada saja yang masuk ke dalam pikirannya.

    “Pleboy siah!” kata Wisnu dalam hati.

    Here we go, BAB 14, ngebut nih hehe.. Enjoy!
     
  10. noprirf M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 14, 2014
    Messages:
    1,337
    Trophy Points:
    142
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +427 / -0
    Romance banget ceritanya :terharu:
    Akhirnya sempet juga baca ceritanya. Baru baca sampe chapter 9.
    Wah asli ceritanya menghibur banget serasa so sweet gitu :cinta: awal pertemuan mereka pada awal cerita terlihat biasa aja, tapi semakin lama semakin mendalam dan mulai mengupas sisi lain dari sosok dalam cerita

    Menarik dan mungkin hubungan mereka ada perkembangan untuk kedepannya
     
    • Like Like x 1
  11. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    thanks gan! :D ditunggu terus kelanjutannya yah hehehe
     
  12. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    2 OPTIONS​


    Hari Minggu, hari Minggu pertama setelah ujian akhir selesai. Keli masih belum menghubungi Lia, Keli kelelahan. Gimana gak kelelahan? Hari Jumat selesai ujian terakhir, Keli pulang ke rumahnya dan langsung tertidur, hari Sabtu nya,pagi-pagi sekali Keli dan teman-teman nya langsung pergi ke Lembang, dan besoknya, hari Minggu subuh Keli dan teman-temannya pulang. Mereka semua tidak ada yang tidur, begadang semalaman di kota Lembang, menikmati jajanan malam. Colenak dan minuman jahe hangat manis, sambil bercerita-cerita. Wajar saja kalo sorenya, Keli tertidur pulas banget sampai sore. Namun, tiba-tiba pintu kamar Keli diketuk, Keli terbangun,matanya merah,rambutnya berantakan. Keli terduduk dan melihat jam, jam 5 sore. Keli tertidur dari pagi hingga jam 5 sore, kebo. Keli menggaruk-garuk kepalanya dan berdiri, berjalan menuju pintu kamarnya. Pintu terbuka, dan muncul lah sosok manis, nan rupawan, dengan rambutnya yang sebahu,kaca mata yang lensanya sebesar bagian bawah botol aqua, serta baju kaos tank top warna pink, beserta celana pendek Bali. Alin.

    “Kenapa lin?” Tanya Keli ke adiknya.

    “Bangun Kel, papi di rumah nih. Dia mau ngomong sama elu katanya. Ditunggu tuh di kamar kerja nya.” Kata Alin dengan wajah serius.

    “Kenapa lu lin?” Keli bingung dengan ekspresi wajah adiknya.

    “Kayaknya papi serius banget mukanya tadi, makanya gue ikutan serius gini.” Kata Alin sambil mengernyitkan dahi nya.

    “Yee.. dikirain ada apaan..” kata Keli sambil menyentil jidat Alin. Yang secara langsung dibalas oleh Alin dengan menendang kaki Keli. Keli kesakitan, tapi tertawa melihat jidat adiknya yang dia sentil meninggalkan bekas warna merah.

    Keli berjalan turun ke bawah, dan mengetuk pintu kamar kerja papinya.

    “Masuk aja Kel.” Kata papi Keli dari dalam ruangan.

    “Tadi papi nyariin Keli? Btw, papi kok pulang gak bilang-bilang dulu? Kan bisa Keli jemput di bandara pi.” Kata Keli basa-basi.

    “Ya ampun Kel, kamu masih aja ngomong mau jemput, liat mata kamu tuh, merah gitu. Makanya jangan kebanyakan begadang. Gimana kamu di Amerika nanti?” kata papi Keli sambil minum segelas jus berwarna hijau.

    “Amerika?” Keli tertegun, dan berpikir, “Iya juga, gue harus ngomong sama Lia soal ini.”

    “Papi udah urusin paspor sama visa kamu buat di sana. Kira-kira kapan kamu siap berangkat Kel? Lebih cepet lebih baik. Kalo kamu pergi ke luar negeri, otomatis pasokan beras di rumah ga akan cepet habis hehehe” kata papi Keli becanda.

    Keli terdiam. Tidak bisa menjawab pertanyaan papinya. Otaknya memikirkan Lia dan juga memikirkan masa depannya. Di dalam otaknya, Lia dan studi di Amerika sedang bertempur keras. Keli berdiri. Terdiam.

    “Kenapa diam aja Kel? Kamu gajadi ke Amerika?” Tanya papi Keli lagi.

    “Keli belom tau pi, Keli bingung nih. Masih mikir-mikir.” Kata Keli jujur.

    “Mikir apa Kel? Papi sih gak maksa kamu ke luar negeri, ini semua pilihan kamu. Kamu udah dewasa. Udah punya KTP kan? Kamu udah tua berarti Kel hehehe. Kamu bisa lah tentuin kemauan kamu. Pentingin prioritas.” Kata papi Keli becanda lagi.

    Keli terdiam lagi.

    “Kamu merokok kan Kel?” Tanya papi Keli.

    “Enggak kok pi.. enggak..” kata Keli panik, takut diomelin.

    “Ah jangan bohong kamu.. papi ngeliat banyak puntung rokok di bawah balkon kamar kamu..” kata Papinya Keli.

    “Iya pi.. maaf, Keli ga bakalan merokok lagi..” kata Keli sambil menunduk bersalah.

    Tapi ternyata papinya Keli malah menyodorkan sebatang rokok.

    “nih.. ambil.. yuk kita ngobrol di atas.” Kata Papi Keli sambil menyalakan rokoknya juga.

    Keli dan papinya berjalan ke lantai 2. Dan menuju ke tempat jemuran. Sore itu langit berwarna oranye. Oranye butek, karena polusi. Keli dan papinya merokok di balkon. Keduanya terdiam. Menikmati rokok.

    “Kasih tau papi Kel, apa yang bikin kamu mikir-mikir buat pergi ke Amerika?” Tanya Papi Keli tiba-tiba.

    Keli berpikir, apa dia harus ngasih tau papi nya soal Lia. Ataukah dia harus ber-Alibi ria?

    “sebenernya..” Keli mencoba bercerita, tapi papinya udah memotong.

    “Cewek ya Kel?” Tanya papinya.

    “Loh kok papi tau sih?” Tanya Keli.

    “yaa, papi dikasih tau adikmu itu. Si Alin. Dia tuh kayak mami kamu. Cepet banget nangkep feeling orang.” Kata papinya Keli.

    “duh si kutu.. gue jitak juga dia..” kata Keli ngedumel sendiri.

    “Heh! Jangan gitu..adik kamu sendiri itu. Dia tuh paling sadar tau sama kelakuan kamu. Kalo papi liat, dari kecil kan kalian emang deket banget. Dia kan kayak burung beo Kel, kamu maen robot-robotan, dia ikut-ikutan, kamu maen bola, dia ikutan. Dia tuh udah kayak bulu kaki kamu sendiri,kalo di cabut sakit.. pokoknya, menurut papi, dia paling ngertiin kamu.” Kata papi Keli sambil nge-piting leher anaknya.

    “….” Keli terdiam.

    “kenapa bulu kaki pi?” Tanya Keli sambil menahan tangan papi nya.

    Papi Keli mencopot jepitan tangannya di leher anaknya dan berkata,

    “Kel, papi Cuma bisa ngasih saran ke kamu, sekali lagi papi bilang, kamu pentingin mana yang menurut kamu lebih berharga buat masa depan kamu. Kamu masih muda. Masih perlu pengalaman dalam hidup. Silahkan kamu coba semua jalan yang ada di depan kamu. Kalo kamu salah jalan, ya tinggal balik, papi, mami, Alin, Weli ada semua di titik awal perjalanan kamu. Tenang aja, kita pasti ngedukung kok.” Kata papi Keli serius dan tidak menjawab pertanyaan Keli barusan.

    Malam itu, Keli berpikir keras.

    “Apa gue harus ke amrik buat belajar doang? Ah di Jakarta banyak universitas bagus. Tapi, cita-cita gue kan dari kecil emang ke Amrik. Atas dasar apa gue mau ngebuang cita-cita gue? Lia?”

    Ketika nama Lia terpintas di otaknya, Keli berhenti berpikir sesaat. Teringat kata-kata Wisnu. Dia gak seharusnya ninggalin Lia seandainya nanti waktu nembak, Keli diterima. Gak boleh. Tiba-tiba pintu kamar Keli diketuk,

    “Siapa? Masuk aja.. gak dikunci.” Kata Keli setengah berteriak.

    Alin masuk ke kamar Keli. Dan bertanya,

    “Papi ngomong apaan Kel tadi? Gue mau dipindahin sekolah ya? Aduh gue seharusnya belajar bener-bener..” kata Alin kepedean, merasa dirinya diomongin. Padahal mah, ENGGAK.

    “Yee.. kutu! Siapa juga yang ngomongin elu dek..” kata Keli sambil mengacak-ngacak rambut Adiknya yang kepedean barusan.

    “trus emang papi ngomong apa Kel?” Tanya alin setelah mencakar tangan Keli yang mengacak-ngacak rambutnya yang baru aja disisir rapi.

    “kuliah gue lin.. bingung nih gue.” Kata Keli sambil merebahkan dirinya di kasur.

    Alin ikut-ikutan tiduran di samping Keli, Cuma posisinya kebalik, kepalanya di dekat kaki Keli. Sadar dengan kondisi buruk kaki Keli yang tidak merasakan air dari tadi pagi, Alin berpindah posisi.

    “Kel, emang lu harus kuliah ke Amerika?” Tanya Alin sambil mengangkat tangan abangnya dan merebahkan kepalanya di lengan itu.

    “gak tau de, gue juga bingung nih.” Kata Keli sambil ngedorong kepala Alin ke samping. Basah, abis sampoan, sisiran, dan berat juga.

    “kalo demi masa depan lo, kenapa engga Kel? Kita hidup Cuma sekali loh, jangan bikin keputusan yang bikin nantinya lo nyesel di masa depan.” Kata Alin bijak.

    Keli terdiam lagi, lalu memandang ke samping, dan berkata,

    “tumben otak lo jalan de, gue kira otak lo isinya cuma baju-baju online shop doang hehehe” kata Keli.

    “iiih.. elu ya, orang lagi serius, malah dibecandain.” Kata Alin kesel.

    “hahaha sori de sori.. Lia nih, bikin ganjel.” Kata Keli jujur.

    “Kenapa Lia bikin ganjel Kel?” Tanya Alin.

    “Gue suka sama dia lin, sayang juga, gue gatau apa gue harus nembak dia sebelom pergi ke amrik, atau gue setelah nembak dia stay di Jakarta aja? ” kata Keli sambil memandang langit-langit kamarnya, debuan pasti.

    “cieee, akhirnya ngaku juga. Bakalan jadi bahan omongan nih besok hehehe” kata Alin sambil nusuk-nusuk pinggang Keli pake jari telunjuknya yang berkuku tajam dan berwarna merah.

    “adaw.. jangan sebarin de, diem-diem aja. ” kata Keli tengsin.

    “Yaelah Kel, semua anak di sekolah juga udah tau kali. ” Kata Alin lagi.

    “Emang obvious banget ya de?” Tanya Keli.

    “ya jelas lah obvious.. pas lo lagi try out, si Lia pulang sekolah masih nungguin lo sampe sore di depan kelas, trus pas balik, elo anterin, emangnya anak-anak ga punya mata sama ga punya otak apa buat liat dan mikir.” Kata Alin sambil menepuk perut Keli layaknya drum.

    “iya juga, hampir setiap hari ya de. Terus menurut lo gue harus gimana de?” Tanya Keli meminta pendapat ke adiknya yang merupakan ol-shopper addict ini.

    Alin terdiam, dan memutar sel-sel otaknya dengan RPM tinggi. Dan akhirnya mulutnya terbuka, berkata,

    “Kel, cewek itu ga suka ditinggal sama orang yang dia sayang, semuanya terserah elo, gue ngomong apa ada nya nih, dari sudut pandang gue ya, sudut pandang cewek manis cantik dan imut.” Kata Alin narsis.

    Alin berdiri dan berdadah ria layaknya miss Indonesia yang tersingkir. Keli tiduran, terdiam di dalam kamarnya, di atas kasurnya yang berwarna biru.

    bab 15, here you go! :) enjoy!
     
    Last edited: Jul 4, 2015
  13. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Tertahan Lagi​


    Senin pagi, Keli gak seharusnya dateng ke sekolah, soalnya hari itu adalah hari libur buat anak kelas 12 yang sudah selesai ujian. Libur panjang. Keli mempersiapkan hatinya dan otaknya, dia berdiri di pintu gerbang, membawa sebuah kotak makanan berisi roti. Keli teringat akan pertemuan dengan Lia di awal tahun ajaran, ketika keduanya masih belum kenal baik, hanya sebatas korban squat jump di siang bolong dan tersangka utama yang memerintahkan squat jump di siang bolong tersebut. Hari Senin itu, tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah Keli, hanya saja semua murid kelas 10 dan 11 diwajibkan masuk karena akan diadakan acara study tour. Keli melihat para adik kelasnya berpakaian bebas, banyak adik kelasnya Keli yang berdandan kece. Keli berdiri sendirian di gerbang, tidak ada yang mempedulikan nya. Kecuali beberapa orang yang mengenalnya, hanya berbasa basi sebentar, lalu meninggalkan Keli lagi. Keli nungguin Lia sekitar setengah jam. Hingga akhirnya Keli melihat seorang cewek memakai kaos berwarna oranye, turun dari angkot, cewek itu adalah Lia.

    “Li !” teriak Keli sambil melambaikan tangannya.

    Lia melihat Keli melambaikan tangannya, Lia tersenyum manis. Lia menghampiri Keli,

    “Hai kak hehe, ngapain ke sini? Bukannya hari ini libur ya kak?” Tanya Lia memulai percakapan.

    “Nih Li, sarapan, gue tau lo pasti ga sarapan. Sibuk ya akhir-akhir ini catering nyokap lo? Maaf ya ga bisa bantu-bantu kayak biasa, tau sendiri kan gue ujian hehe” kata Keli sambil senyum-senyum gajelas.

    “sibuk? Ah engga juga kok kak. Kayak biasa aja hehe.. Cuma ya kalo kakak ga dateng ke rumah, Luna kangen kak hehe.” Kata Lia sambil senyum-senyum ga jelas juga.

    “Oh Luna kangen? Berarti gue harus ke rumah lo nih besok hehe” kata Keli lagi.

    “Iya kak! Luna kangen banget sama kakak, katanya dia pengen dinyanyiin pake gitar sama kakak hehehe.. dateng dong kak besok!” kata Lia semangat banget.

    Sebenernya, dari percakapan di atas, terlihat banget, kalo Lia mengharapkan Keli main ke rumahnya kayak biasa sebelum ujian. Menghabiskan waktu sehabis pulang sekolah bermain dengan Luna, main Barbie, nonton kartun bareng Luna. Gimana enggak berharap kayak gitu? Kalo selama main dan nonton kartun dengan Luna, Lia selalu duduk bersama Keli. Sebelahan, becanda, ledek-ledekan, yang berakhir dengan pukulan keras di bahu Keli kalo becandanya Keli kelewatan. Lia kangen dengan kegiatan nya bersama Keli.

    “Loh, kok jadi elo yang semangat sih Li? Katanya Luna yang kangen? Jangan-jangan elo yang kangen?” Tanya Keli mencoba membongkar perasaan Lia.

    “Ha?enggak kok kak, biasa aja. Gue.. Gue.. semangat gara-gara pengen study tour nih!” kata Lia bohong. BLUSH. Pipi Lia berwarna merah muda, bukan karena efek make-up. Tapi karena malu.

    “hahahaha gue becanda kok Li..” kata Keli tertawa.

    Sontak Lia kesel banget. Becanda sih becanda, tapi hampir aja feelingnya ke Keli terbongkar.

    “basi lo kak.” Kata Lia dengan muka bête.

    “yee, kok marah-marah sih.. by the way, ini rotinya, dimakan, coklat sama stroberi.. ga ada keju. hehehe” kata Keli menyodorkan kotak makan itu.

    Lia mengambil sepotong roti dan berjalan menuju ke kursi di taman sekolah. Keli mengikuti di sampingnya. Keli mencuri pandang ke Lia, cantik. Rambutnya di ikat ke belakang. Tipe rambut cewek yang Keli suka. Bukan untuk ditarik-tarik, tapi emang cewek yang berambut di ikat ke belakang menurut Keli ada nilai plus nya.

    "By the way, udah lama ya kita ga ngobrol gini, hampir sebulan lebih ya kak? " kata Lia sambil berjalan di samping Keli.

    "Iya Li, udah lumayan lama ya, gue kangen sama elo nih hehehe" kata Keli becanda.

    Lia cuma tersenyum sambil mencubit tangan Keli. Pipinya merona merah. Malu. Bercampur senang.

    Lia kemudian bertanya, " Libur gini kenapa gak tidur di rumah aja kak? kan baru selesai ujian. Capek tau kak."

    Keli menjawab, "ah enggak juga.." Jawaban menggantung.

    Lia semakin bingung dengan kemunculan Keli yang tiba-tiba di hari libur. Tapi Lia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut. Mulutnya menggigit roti coklat dan mengunyah.

    Tidak lama kemudian, Lia dan Keli duduk di kursi taman, Lia nampak mengunyah roti dan berusaha berbicara.

    “Gak hebehernyam bebangnya ro gabain zi ke zeni?” Tanya Lia yang berarti, ‘kak sebenernya, emangnya lo ngapain sih ke sini?’.

    “ha?” Keli bingung.

    Lia menelan roti yang di kunyahnya dan mengulang kata-katanya, “maksud gue, elo ngapain ke sini kak? Kan libur?”

    “Ohh, gue Cuma (MAU LIAT ELO DOANG LI, ASLI, PENGEN BANGET , PENGEN NANYA APA LO GAK APA-APA KALO GUE JADI COWOK LO DAN PERGI KE AMERIKA NINGGALIN LO? SEBENTAR KOK GAK LAMA, PALING JUGA 3 TAHUN, TRUS GUE BALIK KE INDONESIA, KERJA, DAN KITA BISA PACARAN KAYAK ORANG NORMAL.)pengen ngasih elo sarapan aja hehe” kata Keli sambil menyenggol pundak Lia.

    “ooh, beneran Cuma pengen ngasih sarapan? gue kira ada apa-apa gitu.” Tanya Lia mencoba memancing omongan di dalam otak Keli barusan.

    “Gue.. sebenernya pengen ngomong sesuatu sih Li.. tapi gue takut ngerusak mood lo.” Kata Keli menunduk sebentar, lalu memandang mata Lia. Dalam.

    Lia tertegun, kedua nya sambil berpandangan, mata mereka saling bertemu di sebuah titik kornea, yang berwarna hitam. Lia menunggu sebuah kalimat, “Li, elo mau jadi cewek gue?” atau “Li, elo mau ga jadi pacar gue?” atau “Li, gue sayang sama elo.” Apa aja lah, yang penting intinya, Keli ngomongin perasaan nya ke Lia. Lia enek, sama kejelasan hubungan antara dirinya dan Keli. Lia udah membuka hatinya untuk Keli, sejak kejadian pencubitan pipi di restoran itu. Lia suka dengan segala tingkah laku Keli yang membuat dirinya tersenyum, Lia berpikir, apa Keli gak peka? Kalo seorang cewek udah nempel terus sama seorang cowok, udah pasti cewek itu naksir sama cowok tersebut. Sementara itu, Keli berpikir, kalo Lia mungkin ga mengharapkan hubungan seperti yang dipikirkan nya. Keli ragu buat mengutarakan isi otaknya. Sementara Lia, menunggu untuk Keli mengutarakan isi otaknya tersebut.

    “Ngomong apa kak?” Tanya Lia memasang wajah penasaran. Jantungnya berdetak cepat.

    “gue, mau ke amerika Li. Gak tau berangkatnya kapan, tapi secepatnya sih. Harus biasain diri di sana dulu.” Kata Keli membuang muka, dan menatap ke depan dengan pandangan kosong.

    Lia seperti tersambar geledek, walaupun dia sudah mengetahui kalau Keli memang berencana pergi ke Amerika, lalu Kedua nya terdiam. Tak ada sepatah kata pun terucap dari mulut ke dua anak muda ini. Lalu Lia mengambil sepotong roti lagi dari kotak makan, dan mengunyahnya. Berusaha mengubah topik pembicaraan yang tertahan.

    “Enak kak rotinya. ” kata Lia sambil menunduk.

    Di dalam mulutnya, roti itu hambar. Mau dikasih selai sebanyak apapun, tetap saja hambar. Seseorang yang menurutnya special akan pergi meninggalkannya. Tidak tahu kapan, tapi yang pasti secepatnya akan pergi meninggalkan dia dalam waktu yang cukup lama.

    “Gue..” Kata-kata Keli tertahan di lidahnya. LAGI. Setelah tertahan di teras rumah Lia, kini kata-kata itu tertahan lagi di kursi taman sekolah.Tipikal pengecut.

    “Gue balik dulu Li.. rotinya dimakan ya, kotak makan nya bawa aja..” kata Keli berdiri.

    Lia tidak menjawab. Keli berjalan meninggalkan Lia yang terduduk sendiri di kursi taman sekolah.Ketika Keli sampai di gerbang taman, tiba-tiba dia merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Keli berhenti berjalan dan melepaskan pelukan itu, lalu membalikkan badan nya dan melihat, orang itu ternyata adalah Angel, teman masa kecilnya.

    “A..Angel !? kok lo bisa ada di sini? Ngapain? ” Keli kaget melihat sosok sahabat masa kecilnya yang pernah mengutarakan perasaannya ke dia dulu.

    “Iya nih, gue balik ke Jakarta ga bilang-bilang hehe.. gue udah selesai sekolah, sekarang gue balik ke Jakarta, mau persiapan kuliah, sambil nunggu ya ga ada salahnya dong nyariin elo, eh pas gue ke rumah lo, cuma ada si alin, kata alin elo berangkat pagi-pagi ke sekolah, makanya gue ke sini nyusul hehehe..” kata Angel tersenyum manis.

    Perasaan Keli bercampur, antara senang melihat sahabat masa kecilnya, dan sedih karena baru saja mengucapkan keinginan nya untuk meninggalkan Lia. Lalu mata Keli memandang ke kursi taman, tempat dia dan Lia duduk sebelumnya, Lia sudah tidak ada.

    “mungkin udah naik ke bis.” Pikir Keli.

    Entah kenapa, angin bertiup dengan anehnya, perasaan Keli merasa janggal. Seperti ada sesuatu yang aneh di dalam dadanya. Tapi dia berusaha tidak menunjukkan itu di depan sahabat lama nya, yang sudah bertahun-tahun tidak ditemuinya.

    BAB 16 sekalian hehe enjoy!
     
  14. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Arti Dari GALAU​


    Toilet wanita sekolah Samarfa memang tidak bagus, namun merupakan tempat yang cukup nyaman untuk digunakan 1. pipis atau 2. pup. Toilet itu bau karbol, seperti baru dibersihkan, di salah satu bilik toilet itu air keran dinyalakan terus-menerus. Ditampung dalam sebuah ember berwarna biru, dan di dalamnya terdapat gayung yang biasanya digunakan untuk membersihkan diri setelah melakukan dua kegiatan di atas. Suara isak tangis cewek terdengar dari bilik itu, walaupun sedikit tersamarkan oleh bunyi air yang mengalir deras dari keran. Seorang cewek dengan rambutnya yang diikat ke belakang, dan mengenakan baju berwarna oranye. Beberapa saat yang lalu, cewek ini baru aja tersenyum dan tertawa. Tapi sekarang dia menangis. Tidak ngejer sih, tapi terisak.

    “Hiks.. Hiks.. huhuhu..hiks.” Lia menutup mulutnya, dan berusaha menahan suara tangisannya.

    Setiap di otaknya terlintas perkataan Keli yang memang kebetulan dia ingat ketika jalan bareng, hatinya terasa sakit, dan yang paling membuat Lia lebih sakit hati lagi adalah pemandangan yang ia lihat beberapa menit yang lalu.

    15 menit yang lalu…

    Lia terduduk melihat Keli berjalan menjauhi nya menuju ke gerbang taman sekolah. Dan ia tiba-tiba seperti tersadar, dan berpikir, buat apa dirinya menyimpan kotak makan dari Keli? Ngerepotin banget, kalau nantinya Keli yang sedang sibuk mengurus persiapan kuliahnya harus membuat janji bertemu dengan dirinya hanya untuk mengembalikan kotak makan itu. Lia segera bangkit dan mengangkat ranselnya. Lia setengah berlari menuju gerbang taman, dan matanya melihat ke arah kanan, menatap seorang wanita, yang ia tidak kenal, tapi entah mengapa seperti pernah dilihatnya. Wanita itu berjalan cepat, menuju ke arah Keli dan memeluknya dari belakang.Langkah Lia terhenti, Mulutnya tertutup rapat, matanya berkaca-kaca, seketika itu juga Lia menangis dan mengurungkan niat nya untuk mengembalikan kotak makan itu. Lia berlari sambil menutup mulutnya dan menghapus air matanya menuju ke toilet sekolah.

    Sekitar jam 9, di sebuah cafe, Keli dan Angel sedang menikmati segelas kopi yang masing-masing memiliki rasa yang berbeda. Keli menyukai kopi hitam pekat, sedangkan Angel menyukai kopi latte caramel.

    “Kok selera minuman lu gak berubah sih ngel? Suka yang manis-manis gitu. Gak enak.” Kata Keli sambil meminum sedikit kopi nya.

    “Yah gitu Kel, lo tau sendiri, gue kan orangnya kalo udah suka sesuatu… iya suka sesuatu, susah banget buat berubah. Lagian, apa salahnya sih cewek minum yang manis-manis gini?” Tanya Angel mengkode Keli.

    “Manis-manis gitu bikin gemuk elo tau!!” kata Keli sambil mencubit pipi Angel.

    “Lepas gak? Gue jotos nih!” kata Angel mengancam bercanda.

    “hahahahaha galak!!” kata Keli melepas cubitan nya lalu meminum kopinya lagi sedikit.

    “Elo berubah banyak ya Kel hehehe ” kata Angel sambil menatap Keli.

    “Berubah? Berubah gimana? Jadi Power Rangers? Kamen Rider?” Tanya Keli bloon.

    “Apaan tuh?” Tanya Angel balik, gak mengerti pertanyaan Keli barusan.

    “Oh itu film jaman dulu itu loh yang orang berubah jadi superhero terus berantem sama monster-monster, yang dulu kita sering nonton bareng tiap minggu pagi. Masa lupa?” kata Keli mencoba menjelaskan.

    Angel tidak mendengarkan penjelasan Keli, bibirnya tersenyum manis. Matanya memandang Keli, sahabat masa kecilnya yang telah membuatnya jatuh hati. Tangannya mengaduk-ngaduk Latte nya. Pikiran nya terbawa ke beberapa tahun yang lalu, ketika dirinya masih bocah, Angel dan keluarganya sedang berkumpul dengan keluarga Keli di villa keluarga Keli. Angel dan Keli yang saat itu masih bocah, duduk di sebuah ayunan yang lebar, dan sedang membicarakan masa depan mereka. Jenis obrolan anak-anak kelebihan gizi, sehingga otaknya tumbuh dewasa lebih cepat.

    “Ngel, aku nanti kalo udah gede, mau ke Amerika, pengen jalan-jalan ke Kebun binatang san Diego!” kata Keli bocah sambil menatap Angel serius.

    “ih keren! Nanti kamu mesti ajak aku yah!” kata Angel bocah.

    “Iya! Kamu pasti aku ajak, sama dedek, sama babang, sama papi mami, terus papi mami kamu juga.. aku ajak semuanya deh! Terus opa, oma, pak RT yang sering ngasih kita permen, tukang bubur langganan kita, semuanya aku ajak!” kata Keli bocah.

    “waahh kereeen” kata Angel mengucapkan kata-kata ‘wah keren’ yang sangat berarti buat Keli.

    “Yuk janji !” kata Keli sambil memberikan jari kelingkingnya.

    “Janji !” kata Angel juga sambil mengaitkan jari kelingkingnya ke kelingking Keli.

    “Pokoknya, kalo aku pergi ke amerika nanti, kamu mesti ikut! Gaboleh ga ikut!” kata Keli ke Angel.

    “Iya! Aku pasti ikut! Janji lagi!” kata Angel yang masih mengaitkan kelingkingnya di kelingking Keli.

    Kedua bocah ini tertawa lucu. Dari sinilah asal-muasal keinginan Angel untuk keluar negeri. Berharap untuk mengikuti Keli, kemanapun dia pergi. Kembali ke beberapa tahun kemudian,

    “Ngel? Ngel? Sadar oi!” kata Keli menyadarkan lamunan Angel.

    “Oh sori Kel, gue kepikiran sesuatu..” kata Angel sambil meminum Lattenya.

    Keli dan Angel melanjutkan obrolan mereka hingga kopi keduanya habis. Kemudian mereka pulang ke rumah masing-masing. Keli masuk ke dalam kamarnya, siang itu memang sangat panas, Keli mengambil handuknya, dan mandi. Setelah selesai mandi, Keli duduk di meja belajarnya, Keli membuka laci meja nya. Dan mengambil selembar kertas kumal. Keli membaca kertas itu. Sebuah surat dari Angel beberapa tahun yang lalu, ketika Angel memutuskan untuk pergi ke luar negeri melanjutkan studinya.

    “Kenapa dulu pas dia pergi, gue merasa kehilangan?” pikir Keli.

    “Dan kenapa ketika dia balik sekarang, gue merasa gak nyaman?” pikir Keli lagi.

    Keli teringat kejadian sehari sebelum Angel pergi.

    3 tahun yang lalu

    Saat itu Liburan SMP kelas 3, dan Keli memutuskan untuk melanjutkan SMA di Jakarta. Keli dan Angel sedang berlibur di villa keluarga Keli dengan teman-teman mereka. Hudo, Edo,Wisnu dan beberapa teman cewek Angel. Saat itu, matahari belum terbit, jam 4 pagi. Keli dan kawan-kawan nya hendak melihat sunrise di bukit belakang Villa, tempat yang sama ketika Keli melihat sunrise dengan Lia. Keli, Hudo, Edo dan Wisnu berjalan perlahan, tidak ingin membangunkan teman-teman cewek mereka.

    “Kenapa? Soalnya, kalo ngelihat sunrise sama cewek-cewek, bisa bikin Mellow!” kata Wisnu semalam sebelumnya.

    Semuanya setuju. Maklum, otak mereka saat itu masih berpikiran aneh, dimana kesombongan sama dengan cool. Dan keramahan sama dengan cupu. Tanpa mereka ketahui, Angel mendengarkan obrolan mereka dari pintu kamar malam itu. Dan memutuskan untuk tidur di mobil Keli. Setelah minta tolong sama sopir keluarga Keli, akhirnya Angel bisa tidur di mobil Keli dengan syarat besok pas pulang ke jakarta, sopirnya Keli minta di bikinin kue bolu sama Angel, yang memang terkenal di kalangan teman-teman Keli dan Angel. Ketika Keli dan kawan-kawan nya membuka pintu mobil, mereka kaget setengah mati, karena seorang cewek berbaju putih dan berambut panjang berantakan menatap mereka dari dalam mobil. Angel yang baru bangun tidur sama saja dengan Kuntilanak yang terjatuh dari pohon. Berantakan.

    “Eh guys, udah pada mau berangkat ya? Gue ikut dong, gue janji deh ga bakalan bikin kalian mellow hehehehe” kata Angel sambil mengucek matanya.

    Mau gimana lagi? Akhirnya Angel diajak juga melihat sunrise. Sesampainya di bukit, Keli turun dari mobil, pak sopir yang menyetir mobil, saat itu langsung tidur lagi di dalam mobil. Tidak peduli dengan sunrise. Hudo,Edo dan wisnu segera mencari spot yang enak buat nanti foto-foto. Keli dan Angel duduk di kap mobil. Dingin. Pantat mereka membeku. Keli membuka jaketnya, dan melebarkan jaket itu di kap mobil untuk mereka berdua duduk.

    “Bentar lagi keren nih Ngel.” Kata Keli sambil menyiapkan HPnya untuk berfoto-foto ria.

    “Pastinya.. duh gak sabar!” kata Angel sambil menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya.

    Pagi subuh itu memang sangat dingin. Keli menyalakan sebatang rokok.

    “Eh! Elo ngerokok!? Gue tabok nih! Matiin gak?!” kata Angel marah melihat Keli merokok.

    “Ya ampun ngel! Santai aja sih, bentar lagi masuk SMA ini. Tenang aja sih. Udah gede, biarin aja sih.” Kata Keli masa bodoh.

    “Terserah lo!” kata Angel kesel.

    Keli juga masa bodoh, karena menurutnya saat itu, merokok adalah hal keren. Tidak lama kemudian, langit berwarna oranye. Matahari terbit di ufuk timur. Mata Keli memandang ke matahari terbit. Mata Angel menatap wajah Keli dari samping.

    “Kel..” kata Angel tiba-tiba.

    “Ha?” jawab Keli seadanya. Matanya fokus pada matahari terbit.

    Angel telah memendam perasaan yang dalam terhadap Keli. Lebih dari sekedar sahabat. Semenjak janjinya dengan Keli di ayunan dulu, hingga sekarang mereka berumur 15 tahun.

    “Kel, gue..” kata-kata Angel tertahan.

    “Kenapa sih? Elo bikin orang penasaran, ngomong sepotong-sepotong. Langsung ngomong aja sih, kayak baru kenal aja. Tolong lah ngel, kita udah kenal dari bayi hahaha” kata Keli ke Angel becanda.

    Keli kemudian menatap langit oranye itu lagi. Angel mengepalkan tangannya sesaat, memberanikan diri, kemudian mencium pipi Keli. Yang pastinya membuat Keli kaget.

    “E..Elo ngapain?” Tanya Keli bingung.

    “Kel, gue suka sama elo, gue sayang sama elo, dari kecil, cuma elo target gue, ga ada cowok lain yang gue suka selain elo.” Kata Angel ke Keli.

    Keduanya terdiam lama. Angel mulai menangis. Matahari hampir terbit sepenuhnya. Di sisi lain bukit, Ada 3 anak tanggung berselfie ria dengan latar belakang matahari terbit. Hudo,Edo, dan Wisnu.

    “Kenapa elo nangis ngel?” Tanya Keli ke Angel, lalu menghapus air mata Angel dengan tangannya.

    “Gue malu Kel.. hiks” Angel terisak sambil menutup wajahnya dan menunduk.

    Keli kemudian menarik nafas dalam. Udara segar pagi hari terasa dingin di hidung Keli.

    “Ngel, kita udah sahabatan dari kecil, gue gamau hubungan kita jadi aneh. Gue gamau kehilangan sahabat terbaik gue.” Kata Keli menjawab perasaan Angel.

    Angel sebenarnya saat itu ingin menangis lebih keras lagi, karena cintanya yang ia pendam dari kecil, kini hancur.Tapi ia menguatkan diri,menahan tangisannya,Angel tidak ingin memohon kepada Keli, karena ia takut hubungannya dengan Keli semakin aneh. Angel kemudian menghapus air matanya,lalu menatap Keli, matanya masih berkaca-kaca.

    “Kel, foto-foto di sini yuk!” kata Angel tersenyum.

    Keli cuma terdiam. Tangan Angel menarik tangan Keli, dan menuntun nya ke sebuah pohon.

    “Foto di sini aja yuk!” kata Angel sambil mengambil HP Keli dari tangan Keli.

    Keduanya berfoto barengan. Foto yang nantinya akan dipajang di villa keluarga Keli, dan dilihat oleh Lia 3 tahun ke depan.

    “Pokoknya foto kita berdua ini harus di bingkai nanti! Awas kalo engga! Gue jitak lo Kel!” kata Angel bercanda.

    Keli Cuma tersenyum, lalu Keli berkata,

    “Maaf ya ngel, elo sahabat gue yang paling ngertiin gue, sahabt terbaik gue. Gue gamau kehilangan elo.” Kata Keli ke Angel.

    Angel tersenyum manis, dan tidak mengucapkan sepatah kata. Sepulangnya melihat sunrise, Keli,Hudo,Edo dan Wisnu tertidur . Mereka kelelahan karena sebelum melihat sunrise mereka hanya tidur 3 jam. Ketika mereka terbangun, hari sudah siang. Keli keluar kamar dan menuju ke dapur. Teman-teman cewek Angel sedang ngobrol-ngobrol. Keli mendekati mereka dan bertanya,

    “Mer, si Angel kemana? Kok gak kelihatan? Masih tidur ya dia? Kebo juga..” kata Keli bertanya dan menjawab sendiri.

    “Oh Angel, dia udah balik duluan, katanya sih besok sore mau berangkat ke Amrik, sekolah di sana, duuuh, pasti sepi deh gak ada dia di sini mendadak juga bilangnya sih, kita jadi ga siapin apa-apa buat dia” kata salah seorang teman Angel.

    Perasaan Keli saat itu bercampur aduk. Hatinya tidak tenang. Apa karena dia menolak perasaan Angel, lalu Angel pergi? Atau memang Angel berencana untuk pergi study keluar negeri? Kenapa Angel gak memberi kabar ke dirinya? Keli kemudian menuju ke kamar Alin, yang saat itu ditempati Angel untuk menginap. Sudah rapi, bantal tersusun rapi, di meja rias, terdapat sebuah kertas. Kertas yang sama dengan yang ia pegang dan baca sekarang di atas meja belajarnya.


    To : Keli my best friend and first love,

    Keli, mungkin waktu lo baca surat ini, hari udah siang, dan gue udah sampe di rumah, gue cuma mau bilang, kalo elo kebo! Kel, gue bakalan pergi amrik besok, ke tempat tante gue, gue bakalan belajar di sana, please, gue minta elo coba ngasih gue satu alasan, supaya gue tetep stay di Jakarta. Tahan gue supaya gak pergi. Gue gak mau kehilangan sahabat gue. Kalo lo nanya gue, kenapa sekarang gue coba pergi ninggalin elo? Gue gak bisa jawab, sekali lagi, gue Cuma berharap elo nahan gue dengan alasan lo. Please.

    Angel



    Seketika itu juga Keli langsung berlari menuju ke arah mobilnya dan memanggil sopirnya untuk mengantarnya balik ke Jakarta. Sepanjang perjalanan Keli mencoba menelepon HP Angel, dan tidak dijawab, Ketika Keli menelpon rumah Angel, pembantu di rumah Angel menjawab kalau Angel dan mamanya sedang pergi mencari barang-barang yang dibutuhkan buat di luar negeri. Keli benar-benar panik saat itu.

    Kembali ke masa sekarang, Keli sedang tiduran di kasurnya, tangannya masih memegang kertas surat dari Angel 3 tahun yang lalu. Matanya terpejam.Otaknya berpikir, kenapa saat Angel pergi hatinya kosong? Dan setelah Angel balik hatinya merasa tidak nyaman? Aneh. Kemudian otaknya memikirkan seorang cewek yang dekat dengannya hampir setahun terakhir ini, Lia. Keli sebentar lagi bakalan ninggalin Lia. Keli masih ga tenang, karena dia bakalan pergi ninggalin seseorang yang dia sayang. Tapi Keli gak yakin, apakah Lia akan menjawab perasaan nya atau Lia akan menolak. Keli gak berani menyatakan perasaan nya ke Lia.

    "GALAU GUE AH!" kata Keli kesal dengan pemikiran dan perasaan nya.

    Bab 17! Here we Go! enjoy!
     
    Last edited: Aug 12, 2015
  15. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    benerin judul, setelah mikir-mikir, ternyata bahasa inggrisnya belepotan :) Enjoy, and sorry for up!
     
  16. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    sebentar lagi cerita ini akan selesai, saya lagi ngerjain beberapa bab terakhir nya, mohon ditunggu updatenya :)
     
  17. h6c7boys M V U

    Offline

    Maestro

    Joined:
    Oct 18, 2011
    Messages:
    733
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +25,151 / -0
    keren gan
    ane suka crita kaya gini
    sampe nunda mandi segala ini
     
  18. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    makasih gan, ditunggu terus yah :)
     
  19. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Luka​


    Keli masih tidur-tiduran di atas kasurnya, pikirannya kini sudah kembali ke masa sekarang, dimana Lia adalah tujuan akhir pikirannya saat ini. Keli menggenggam kertas surat dari Angel yang dulu ditinggalkan dengan erat, meremas lebih tepatnya. Keli memejamkan matanya, tidak lama kemudian Keli pun tertidur. Sementara itu, Lia yang tidak jadi ikut study tour, sudah kembali ke rumahnya, disambut oleh mamanya yang kaget,

    “Loh Lia? Kamu bukannya bilang mau ikut study tour? Kok udah pulang? Kenapa kamu ditinggal ya gara-gara dandan kelamaan?” kata mamanya Lia bercanda, tidak melihat kondisi Lia.

    “Engga ma, Lia capek, Lia tidur dulu..” kata Lia sambil melengos menuju ke kamarnya.

    “Aneh, ga seperti Lia yang biasa ya..” kata mamanya Lia dalam hati, bingung.

    Lia merebahkan dirinya di atas kasur, dan memejamkan matanya. Di dalam pikirannya masih terbayang, bagaimana Keli, seseorang yang dia suka, seseorang yang menurutnya special, dipeluk dari belakang oleh seorang wanita yang nampaknya memiliki hubungan dekat dengan Keli. Mata Lia yang terpejam tidak membuat air mata Lia yang sudah ditahannya selama perjalanan pulang berhenti menetes. Air mata mengucur deras di pipi Lia. Lia menangis sejadi-jadinya, wajahnya ditutup dengan bantal, tidak ingin suaranya didengar oleh mamanya. Lia berusaha melupakan kejadian itu. Kejadian yang menurutnya sangat menyakitkan untuk diingat. Kejadian yang menurutnya sangatlah penting dalam hubungannya dengan Keli. Lia juga teringat bagaimana Keli memuji dirinya dengan mengatakan,’Sumpah Li, lo cantik banget hari ini.’ Pada saat pesta ulang tahun pernikahan sepupu Keli. Setiap kejadian bersama Keli yang terlintas di pikirannya membuat kesedihannya semakin mendalam, ditambah lagi dengan rencana kepergian Keli ke Amrik. Lia tidak sanggup kehilangan seseorang yang menurutnya sangat dekat dengannya. Memang, akhir-akhir ini semenjak sebelum ujian hingga akhir ujian, Keli jarang menghubungi Lia, dan Lia pun segan untuk menghubungi Keli, dengan alasan takut mengganggu. Hubungan mereka berdua semakin renggang selama beberapa bulan terakhir. Tapi Lia, di dalam hatinya, tetap memeluk erat Keli walaupun hubungan mereka semakin jauh. Sore harinya, Keli dibangunkan oleh adiknya yang cakep pisan, Alin. Alin menggedor pintu kamar Keli,

    “Kel bangun kel! Oi! Bangun! Papi mau ngomong sama elo.. buruan!! Pentiing!!” kata Alin buru-buru seperti orang panik.

    Keli membuka pintu kamarnya dan bertanya sambil menggaruk-garuk kepalanya,

    “Ada apa sih de? Berisik banget. ” kata Keli ngantuk.

    “Papi Kel.. dia bilang, elo harus berangkat ke Amrik Sabtu besok!” kata Alin.

    “Hah? Secepet itu? Gue belom siap nih dek.. aduh gimana dong?” kata Keli ikutan panik.

    Keli berjalan menuju ke ruangan kerja papanya. Dan menemukan papinya Keli lagi membaca selembar kertas.

    “Pi, bener Keli harus berangkat minggu depan hari sabtu?” Tanya Keli.

    “Iya Kel, papi udah ngomongin semuanya sama papinya Angel, kalian bakalan berangkat bareng.. seneng kan? Kamu bisa pergi sama temen masa kecil kamu, dan belajar bareng di sana? Aduh jadi inget masa muda, waktu papi sama papinya Angel kuliah bareng, dan ini Kel, surat rekomendasi beasiswa kamu di sana.” kata papi Keli sambil memberikan Keli kertas surat beasiswa itu, lalu senyum-senyum, nostalgia.

    “serius pi? Beasiswa? Yang bener? Ta..tapi pi.. Keli belum siap pi.. kok papi ga bilang-bilang ke Keli dulu sih?” kata Keli mencoba menolak.

    “Kel, papi kan udah bilang ke kamu dari jauh-jauh hari, papi udah ngatur semuanya, sampe papi minta Angel pulang loh ke Jakarta, biar kamu bisa berangkat bareng. Udah kamu jangan nolak, sana siap-siapin baju kamu.. tinggal 5 hari nih kamu di Jakarta. Nanti papi bakalan anterin kamu ke bandara sabtu besok, papi udah atur jadwal papi buat ga ketemu client besar nih. Kamu jangan kecewain papi ya. Awas kalo kabur!” kata papinya Keli serius.

    “Oke.. pi..” kata Keli lesu.

    Di dalam hati, Keli merasakan perasaan senang bercampur sedih, senang karena impiannya kini tercapai, tapi sedih buat ninggalin Jakarta, teman-temannya dan Lia secepat itu, dan juga akhirnya dia tau kenapa Angel balik ke Jakarta. Keli berjalan kembali ke kamarnya, dan mengeluarkan koper dari lemari, kemudian Keli mulai memasukkan baju-bajunya ke dalam koper.

    “Kok gue ngerasa berat ninggalin rumah ya?” pikir Keli, sambil melihat sekeliling kamarnya. Kamar yang ia tempati semenjak umur 5 tahun hingga sekarang.

    Alin masuk ke dalam kamar Keli, lalu memeluk Keli,

    “Bang, baik-baik ya di sana..” kata Alin.

    Alin melepas pelukannya dan membantu Keli mengepak baju-bajunya.

    “Ya ampun dek, gue pergi masih 5 hari lagi.. jangan sedih-sedih gitu dong.. besok kita jalan yuk ke mall. Gue traktir nonton hehehe” kata Keli cengengesan ngeliat adeknya yang gabisa ngelepasin dia.

    Alin Cuma mengangguk dan berkata,

    “Iya ya, kenapa harus sedih, elo kan pasti balik ke sini lagi nanti.. pokoknya, nanti pas gue promnite, lo harus dateng! Awas kalo engga hehehe” kata Alin tersenyum manis.

    Keli melihat senyuman manis di wajah adiknya, dan mengacak-ngacak rambut Alin. Tidak seperti biasanya, alin tidak bertindak ganas seperti singa, tapi Alin Cuma terdiam saja. Tersenyum. Lalu Alin teringat akan Lia dan bertanya ke Keli,

    “Lia gimana kel? Lo udah nembak dia?” Tanya Alin.

    “…. Belom dek.. gue ga berani ngomong ke dia, gue takut ngecewain dia.” Kata Keli sambil ngeberesin baju-baju nya.

    “Ada baiknya sih Kel, lo minta dia nunggu elo, kalo dia sayang sama elo, pasti dia nungguin elo..” kata Alin lagi.

    “Sebenernya, gue gak tau dek, gimana perasaan dia ke gue.. mungkin aja kan dia Cuma nganggep gue kakaknya.. atau apapun lah.. lagian, dia pernah ditinggal sama mantan nya dulu, sekarang mana mau dia ditinggalin lagi?” kata Keli mengingatkan Alin soal masa lalu Lia yang lumayan jelek.

    “Iya sih Kel.. oh iya Kel, by the way, Angel tadi ngajakin pergi nanti malem. Ke café biasa Kel.. nanti gue ikut nih, lumayan Angel yang bayarin hehehe” kata Alin cengengesan.

    “Yee ini anak, denger kata-kata dibayarin langsung deh mau..” kata Keli sambil mencubit pipi adeknya kiri dan kanan.

    Tapi kali ini, harimau di dalam diri Alin mengamuk, tidak seperti ketika rambutnya diacak-acak barusan. Melayanglah 3 buah pukulan ke bahu Keli.

    “Rese lu.. nih beresin sendiri!” kata Alin kesel lalu melempar beberapa buntalan kaos ke Keli karena pipi chubby nya dicubit oleh Keli.

    Alin emang sedikit aneh, pipinya chubby, tapi badan nya kurus, mungkin busung lapar. Tapi busung laparnya tidak di perut, melainkan di pipi.

    Malam harinya, Keli dan alin berangkat menuju ke café , tempat yang dijanjikan oleh Angel untuk bertemu dengan mereka. Ketika sampai di café, sontak Keli langsung di tarik Angel buat duduk di sebelahnya, dan Alin duduk menyeberangi mereka.

    “Gila Kel, tadi pagi gue seneng banget ngeliat elo hahaha.. by the way, lo kurusan ya? Stress gara-gara ujian kemaren?” Tanya Angel memulai pembicaraan.

    “Ya gitu deh ngel, gue pusing haha..” kata Keli menjawab kosong.

    “Dia mikirin cewek mulu kak ngel..” kata Alin nunjuk Keli sambil mainan hp.

    Keli langsung menendang kaki Alin di bawah meja.

    “Duh apa sih bang!?” sontak Alin kaget.

    “eh? Hehe..engga..” kata Keli bingung.

    “Emang Keli lagi deket sama siapa Lin sekarang? Oh gitu ya kel, punya pacar ga bilang-bilang ke gue..” kata Angel ke Keli.

    “….” Keli Cuma terdiam.

    Jelas lah terdiam, gimana engga terdiam? Keli tau perasaan Angel ke dirinya, siapa yang tau, kalo perasaannya Angel ke dia sekarang udah berubah apa belom? Keli berpikir, kalo dia gamau nyakitin hatinya Angel lagi. Tapi Keli bingung, karena kalo dia gamau nyakitin hatinya Angel, maka Keli harus bisa menjawab perasaan angel.

    “Lia kak namanya, dia anak satu sekolah sama kita, seangkatan sama aku..” kata Alin.

    “Bawel deh lo dek.. ” Keli Cuma sedikit marah, karena suasana hatinya kini kacau, antara gak enak dengan Angel dan kebenaran soal Lia.

    “Oh gitu lin, cantik ya si Lia ini? Sampe bisa bikin Keli suka sama dia? Wah gue harus ketemu sama dia nih.. ajak ke sini coba Lin, siapa tau mau hehehe” kata Angel ke Alin.

    “Eh jangan-jangan.. ngapain ngajakin Lia? Dia kan ga kenal sama elo ngel..” kata Keli panik.

    “Ya kan bisa kenalan Kel, kenapa sih emangnya? Gue gak boleh ketemu sama gebetan lo nih?” Tanya Angel ke Keli.

    “Yaa gimana yah, gue gabisa ngelarang juga sih..” kata Keli lesu.

    “Yaudah, telpon aja Lin sekarang. Hehehe duh, ga sabar ngeliat cewe yang bisa bikin Keli naksir.” Kata Angel ketawa kecil.

    Alin pun menelpon Lia dan Lia di seberang menjawab,

    “Halo Li, lagi sibuk ga? Ketemuan yuk, ada Keli nih sama tetangga gue lagi nongkrong di café Derai.” Kata Alin spontan.

    “Wah, sorry Lin, gue lagi gak enak badan nih.. maybe next time ya?” kata Lia menolak.

    “Yah Li, si Keli pengen banget ketemu sama elo nih.. katanya dia kangeeeeen banget sama elo.” Kata Alin lagi.

    Keli menutup mukanya dengan tangannya.

    “Haha bisa aja lo Lin,kak Keli kan udah punya cewek, mana mungkin dia mau ketemu sama gue.” Kata Lia ketawa palsu.

    “Hahahahahaha.. abang gue punya cewek? Elo mimpi apa gimana Li? Ayolah Lii temenin gue ke sinii..” kata Alin memaksa.

    “Hmm.. sorry Lin, gue bukannya gak mau nih, tapi ga enak badan Lin.” Kata Lia menolak lagi.

    “Yahh Liaaaaa, gue ngambek nih.. ayo doong, bentar doang, nanti gue yang anterin pulang deeh..” kata Alin memaksa lagi.

    Lia ngerasa ga enak, karena pernah meminjam gaun Alin. Akhirnya Lia pun mengiyakan. Walaupun melihat Keli menurut Lia seperti menyiram Luka dengan alkohol. Sakit. Tapi entah kenapa, di dalam hatinya, Lia merasa sedikit senang, sedikit. Ya, sedikit. Karena dirinya tau, bahwa seorang Keli yang dia mulai sayang, kini sudah memiliki seseorang yang special di hatinya.

    BAB 18, enjoy!
     
  20. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Yang Kurasa dan Dia Rasa​


    Malam itu cuaca sangat dingin, disertai gerimis kecil. Lia turun dari angkot dan berjalan ke pintu gerbang kafe, lalu matanya mencari-cari wajah Alin. Ditemukannya wajah Alin di sebuah sudut, Lia segera bergegas berjalan ke sana. Lia mengenakan jaket pink yang biasa sering dipakai ketika ke sekolah.

    “Liaaaaaa!!” teriak Alin sambil melambaikan tangan.

    Lia membalas lambaian tangan Alin dan duduk di sebelah Alin, berhadapan dengan Keli. Matanya menghindari kontak mata dengan Keli.

    “Lia, kenalin, ini kak Angel, tetangga gue.. temen kita dari masih kecil hehehe” kata Alin memperkenalkan Angel.

    Lia menatap wajah Angel, wajah yang dilihatnya tadi pagi memeluk Keli dari belakang. Alin memberikan tangannya, lalu menyalami Angel.

    “Wah Lia cantik yaa, kamu suka warna pink ya Li?” Tanya Angel basa-basi.

    “Hehe iya kak..” kata Lia ala kadarnya.

    Keli menatap Lia, cantik banget, walaupun Lia gak dandan. Rambut panjangnya di ikat ke belakang, dengan sebuah ikat rambut berwarna merah jambu, sesuai dengan warna jaketnya.

    “Oh iya kak, ini kotak makan yang tadi pagi.. gue ga sangka kita malemnya ketemu..” kata Lia tidak menatap Keli sama sekali dan memberikan kotak makan itu ke Keli.

    Keli mengambil kotak makan itu, lalu bertanya,

    “Enak Li rotinya?” Tanya Keli ke Lia.

    Lia berpura-pura tidak mendengar Keli dan berbicara dengan Alin,

    “Lin, kok lo ga ikut study tour tadi pagi?” Tanya Lia ke Alin.

    “Oh, gue males ah jalan-jalan ga jelas gitu.. by the way Li, pesen aja, nanti gue yang bayarin.” kata Alin menjawab.

    “gak usah Lin, gue nanti bayar sendiri aja hehe, gue bawa dompet kok tenang..” kata Lia.

    Lia memesan segelas coklat hangat. Obrolan berlanjut seru antara ketiga cewek ini, Keli terdiam, seperti lalat. Keli hanya memainkan HPnya sambil sesekali meminum sedikit kopi espresso yang dipesannya.

    “Kel, ngomong dong.. masa ketemu Lia ga ngomong apa-apa?” kata Alin memancing.

    Lia mendengar kata-kata Alin dan mengalihkan pembicaraan lagi. Angel mengetahui ada sesuatu yang aneh antara Keli dan Lia. Tapi dirinya memilih diam. Keli juga merasakan ada sesuatu yang aneh antara Lia dan dirinya. Tapi Keli juga menahan keinginan nya untuk bertanya kepada Lia, hatinya kesal. Sekitar 1 jam kemudian, jam menunjukkan pukul 10.00 malam. Lia pamit pulang.

    “Kak Angel aku pulang dulu yah, gaenak pulang malam sama mama.” Kata Lia sambil berdiri dan mengajak Angel salaman.

    “Loh, buru-buru banget? Yaudah, Alin anterin Lia kan?” Tanya Angel ke Alin.

    Alin mengambil kunci mobil, dan berdiri. Tapi Keli juga ikutan berdiri, lalu Keli berkata,

    “Gue aja yang anterin..” kata Keli menarik kunci mobil itu dari tangan Alin lalu menarik tangan Lia.

    Lia berusaha menolak dengan berusaha melepaskan tangan Keli, tapi tangan Keli menggenggam kuat tangan Lia. Dalam otak Keli, dirinya penasaran, ada apa dengan perilaku Lia terhadap dirinya. Sesampainya di dekat mobil, Lia menampar Keli.

    “Apa-apaan sih kak!?” Tanya Lia kesal.

    Keli menatap Lia, lalu bertanya,

    “elo yang apa-apaan Li! Gue dicuekin daritadi, ya kesel lah, kenapa sih sama lo? Gue ada salah sama elo? Kasih tau lah, gue minta maaf kalo gue ada salah sama elo.”bentak Keli ke Lia.

    “Elo ga ada salah apa-apa sama gue! Gue yang salah kak! Gue nampar elo barusan, gue yang salah!” kata Lia makin kesal.

    “Bukan itu Li! Gue mau nanya, kenapa elo cuekkin gue? Seakan-akan gue gak ada di depan lo. Jelas lah gue ” bentak Keli lagi ga kalah kesal.

    “…” Lia terdiam, lalu menangis.

    Keli juga terdiam, merasa emosinya kelewatan.

    “Maaf Li, gue gak maksud marah-marah sama elo. Maaf, maaf..” Keli melunak.

    Air mata menetes di pipi Lia. Keli menggerakkan tangannya lalu menghapus air mata di pipi Lia. Lia menampar Keli sekali lagi.

    “Lo keterlaluan kak, elo pikir perasaan cewek itu mudah banget lo maenin ya?” kata Lia terisak lalu berjalan meninggalkan Keli.

    Rambut Lia basah karena air hujan. Keli berlari mengejar Lia. Lia berjalan cepat, hujan semakin deras, Lia berjalan melalui sebuah taman, Keli masih mengejar. Keli berlari dan akhirnya berhasil meraih tangan Lia. Dan Keli pun bertanya,

    “Maafin gue ya Li?” kata Keli merasa bersalah.

    “ Kak, gue mohon, jangan pernah hubungin gue lagi, jangan cari gue lagi, jangan pernah negur gue lagi, jangan pernah elo dateng ke rumah gue lagi.” Kata Lia melepaskan genggaman Keli.

    Keli juga bingung. Apa sih maksud perkataan Lia? Lia berperilaku aneh.

    “Li, gue minta maaf kalo gue ada salah..maaf emosi gue lepas tadi, gue bener-bener gak maksud buat marah-marah, gue Cuma kesel kalo gue dicuekin begitu, padahal tadi pagi kan kita masih ketawa-ketawa.” kata Keli minta maaf lagi.

    “Udah gue bilang kak, elo gak salah, gue yang salah, gue yang nampar elo, gue yang.. gue yang.. gue yang hadir di antara elo sama kak Angel.” Kata Lia sambil membalikkan badan dan berjalan lagi menembus hujan.

    Keli seperti disambar geledek setelah mendengar perkataan Lia, dan dirinya kini sadar, mengapa Lia berperilaku aneh tadi di café. Keli terdiam. Tidak dapat berkata apa-apa. Lia terus berjalan meninggalkan Keli yang terguyur hujan. Badan Keli basah kuyup, Lia juga. Keli terus menatap Lia dari belakang, tidak berani mengejar, Dalam hati Keli berkata perlahan,

    “Gue sayang sama elo Li. Lo gak tau betapa beratnya pilihan gue, buat pilih stay di Jakarta hanya buat ngeliat lo setiap hari atau pergi studi ke Amrik. Buat gue, elo bukan orang ketiga di antara Angel dan gue, dan Angel juga bukan target gue. Elo adalah orang pertama, fokus utama, target gue..” pengecut, Keli tersadar, nyali nya tidak cukup untuk berkata seperti itu di muka Lia.

    Sementara Lia berjalan menjauhi Keli, dirinya berpikir, betapa berharganya Keli untuknya. Sosok teman cerita,seseorang yang pernah memberikan dirinya senyuman selama ini, orang yang berhasil membuat dirinya move on dari mantannya, Doni. Sekaligus orang yang dia cinta.

    “Gue sayang elo kak..” kata Lia dalam hati.

    Kini Lia berpikir datar, dirinya kini tidak mau berharap banyak, bahkan untuk melihat dari jauh nantinya sudah cukup untuknya, dirinya hanya berharap supaya Keli bisa bahagia dengan Angel walaupun di dalam hatinya, Keli telah membekas sangat dalam.

    Bab 19, enjoy!
     
    Last edited: Sep 21, 2015
  21. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    PROMNITE​


    Lia terduduk di teras rumahnya, matanya menatap langit, sore itu cerah, ada sedikit awan di langit, dan angin bertiup sepoi-sepoi,

    “tumben musim panas adem begini..” pikir Lia.

    Tiba-tiba ada bunyi klakson dari arah pagar rumah Lia, Lia melihat sebuah motor berhenti di depan rumahnya,

    “Halo Li, udah siap?” suara seorang cowok terdengar setengah berteriak.

    Lia mengangguk, dan berjalan menuju ke arah pagar rumahnya,

    “Halo kak Adit, sori nih aku ngerepotin kakak terus.” Kata Lia ngerasa gak enak.

    “Ya ampun Li, kayak baru kenal aja sih,kan gue udah bilang kalo hari ini tuh banyak temen gue juga yang dateng ke prom angkatan elo, yuk naek, nih helm nya.” Kata Adit ke Lia.

    “Thanks kak hehe” kata Lia berterima kasih.

    Lia duduk di jok belakang motor Adit. Lalu Adit berkata,

    “Pegangan dong, entar jatoh gimana? Gak jadi ke prom dong gue..” kata Adit ke Lia.

    “Hehe iya kak..” kata Lia seraya melingkarkan tangannya ke perut Adit.

    Adit menjalankan motornya menuju ke sebuah sekolah, sekolah dimana Lia biasa menuntut ilmu, sekolah dimana Lia pertama kali bertemu dengan Keli, dan juga sekolah dimana kenangan indah dan buruk hadir dalam keseharian Lia sewaktu kelas 1 dulu. Adit sudah lulus setahun yang lalu, dan tahun ini Lia akan lulus. Sudah 2 tahun berlalu sejak kejadian malam itu, kejadian dimana Lia menampar Keli dan memutuskan untuk menjaga jarak dengan Keli. Lia memotong pendek rambutnya, sebahu. Tubuhnya juga sudah bertambah tinggi, tidak lagi pendek seperti pertama kali bertemu dengan Keli, yang memberikannya kesan dewasa. Hari itu Lia mengenakan blouse berwarna putih, dan sebuah jaket yang nantinya akan dilepas olehnya sewaktu acara promnite di mulai. Singkat cerita, Lia telah sampai di sekolah, Adit dan Lia turun dari motor. Adit dan Lia bersama-sama berjalan menuju ke pintu aula sekolah, dimana acara prom akan dilaksanakan. Sebelum memasuki pintu, Adit memberikan gesture supaya Lia menggandeng tangannya, Lia pun berkata,

    “Thanks kak hehehe..” kata Lia berterima kasih penuh makna, dan menggandeng tangan Adit.

    Lia dan Adit memang dekat semenjak kepergian Keli ke Amrik, semuanya berjalan begitu saja. Sewaktu Lia duduk di kelas 2, Adit yang duduk di kelas 3, memulai pendekatan ke Lia. Lia awalnya tidak menyadarinya, menurutnya, Adit sangat mengganggu, karena kegombalannya, dan kelakuan sok playboynya di hadapan wanita. Tapi semua pikiran Lia berubah setelah Adit menyatakan perasaannya ke Lia,

    “Lia, lo tau kenapa gue selalu gombal di depan lo? Kenapa gue selalu bersikap ala playboy cap.. apalah terserah cap nya. Lo tau kenapa Li?” Tanya Adit waktu itu ke Lia.

    “Enggak kak, gue gak tau, seandainya gue tau ya pasti gue jawab..” kata Lia ketus.

    “Itu semua gue lakuin supaya menarik perhatian elo Li, selama ini, Cuma elo yang ada di mata gue, semenjak kita pertama ketemu di depan sekolah, waktu lo nunggu angkot, gue pengen banget kenal sama elo, ngobrol sama elo, dan akhirnya gue tau, kalo ternyata elo lagi deket sama cowo kakak kelas kita dulu..” kata Adit.

    “…..” Lia terdiam lama.

    Merasa alasannya tidak cukup untuk membuka perasaan Lia, Adit mencoba lagi,

    “Gue pengen coba deketin lo, tapi, gue gak mau ngerusak hubungan orang, itu kode etik gue, ada beberapa cewe yang ngasih gue hadiah gak jelas setiap harinya, tapi semuanya gue balikin besoknya, karena gue gak mau diliat elo sebagai cowok brengsek yang suka permainin perasaan wanita.” Kata Adit menambahkan.

    Lia tersenyum, dan berkata pelan.

    “perasaan wanita? Lo semua tau apa tentang perasaan gue?” Lia menggumam perlahan.

    Adit mendengar sesuatu dari mulut Lia,

    “maksudnya Li?” Tanya Adit penasaran.

    “Gak apa-apa kak. By the way, sorry ya kak, gue mau pulang duluan.” Kata Lia seraya berjalan menjauhi Adit.

    Adit mengejar Lia, dan menghalangi jalannya, dan berkata,

    “Li tunggu, gue mau ngomong satu hal lagi sama elo.” Kata Adit.

    “Apa lagi kak? Udah sore nih, gue mau pulang.” Kata Lia ketus lagi.

    “Lia, gue suka sama lo.” Kata Adit keras dan pasti.

    Lia terdiam sesaat,

    “Gini kak, elo suka sama gue? Gue gak suka sama lo. Maaf kalo gue kasar. Tapi gue emang begini.” Kata Lia makin ketus.

    Adit tersenyum, dan berkata,

    “Ini yang gue suka dari elo Li. Elo bukan cewek gampang kayak cewek-cewek yang lain. Ini! Ini Li yang bikin gue suka sama lo!” kata Adit pasti.

    “Maksudnya kak?” Tanya Lia bingung karena ke-ketus-annya tidak berhasil menghalangi Adit.

    Adit kemudian melanjutkan,

    “Gak apa-apa Li kalo lo gak suka sama gue sekarang, nanti suatu saat nanti lo pasti suka sama gue. Gue bakalan pikirin caranya!” kata Adit.

    Lia menarik napas kesal, karena tidak berhasil membuat Adit ilfeel.

    “Terserah lo kak..” kata Lia berjalan meninggalkan Adit.

    Kali ini Adit Cuma tersenyum dan membiarkan Lia pulang. Keesokan harinya, ketika Lia sedang menunggu angkot untuk pulang, Adit dateng di depannya dengan motornya yang gede, kemudian menawarkan Lia helm,

    “Helm Li.. yuk gue anterin, biar hemat ongkos.” Kata Adit ke Lia.

    “Gak usah kak, makasih, gue males ngerepotin orang.” Kata Lia singkat.

    Mendengar kata-kata Lia, adit malah semakin menjadi, helm itu ia pasangkan di kepala Lia, dan kemudian Adit menarik tangan Lia, dan berkata,

    “Udah sini naik, gue tinggal di daerah rumah lo kok.. tenang aja, ga ngerepotin sama sekali.” Kata Adit.

    Setelah bernegosiasi cukup lama, akhirnya Lia setuju dianterin sama Adit, dan dari sini lah semuanya mulai berubah, Lia menjadi ngerasa nyaman di dekat Adit. Adit merasa kalo sedikit demi sedikit perasaan Lia kepada dirinya mulai terbuka. Walaupun sesungguhnya hati Lia tetap terpaut pada Keli. Lia berusaha semaksimal mungkin untuk membuka hatinya untuk Adit. Tapi kenyataannya, usaha Lia membuka hatinya untuk Adit sia-sia. Lia hanya menganggap Adit sebagai teman dekatnya. Tidak lebih. Seminggu sebelum acara Prom dilaksanakan, Lia kebingungan, karena dirinya tidak ada pasangan untuk datang ke prom. Sebenernya gak apa-apa datang sendiri, toh nantinya pasti banyak cowok JOMBLO di prom yang akan mengajak dansa. Tapi Lia diyakinkan oleh temannya, Jennie, untuk mengajak Adit ke Prom, dan Lia pun akhirnya memutuskan mengajak Adit setelah di usut-usut terus oleh Jennie. Adit sudah pasti menyetujuinya. Kembali ke masa sekarang, Lia dan Adit telah bergabung di acara prom. Lia melihat kalau Jennie sedang berduaan dengan seorang cowok,

    “Jen? Siapa itu?” Tanya Lia ke Jennie.

    “Oh, ini cowok gue, Hudo, kenalin Li.. hehehe” kata Jennie mesem-mesem.

    Hudo melihat Lia, dan disampingnya ada cowok ganteng berambut jabrik,

    “Lia? Apa kabar?” kata Hudo basa-basi.

    “cowoknya Li?” Tanya Hudo lagi ke Lia sambil melirik Adit.

    “Bukan kak hehe, ini temen ku, kakak kelas kita dulu..” kata Lia sambil menunjuk Adit.

    Hudo menggangguk-angguk, kemudian Jennie teringat sesuatu, dan berkata kepada Lia,

    “Oh iya Li, Hudo ini, sahabatnya kak Keli.. dari kecil katanya. Hehehe.. wah Kak Keli dimana ya sekarang?” kata Jennie.

    Lia seperti terkaget mendengar perkataan Jennie barusan, dan dirinya tidak dapat berkata apa-apa setelah mendengar nama Keli. Adit menatap wajah Lia yang seperti terkejut tetapi ada sedikit kebahagiaan terpancar di wajahnya, Adit tersadar dan berusaha membuat Lia tidak terfokus pada Keli lagi. Karena Adit tahu, bahwa dirinya akan semakin tidak mungkin untuk dapat bersama dengan Lia apabila Lia tidak dapat melupakan Keli.

    “Li, ke sana yuk, ada temen-temen gue, gue mau kenalin lo ke mereka.” Kata Adit sambil menarik tangan Lia dengan maksud menjauhi pembicaraan mengenai Keli.

    Lia Cuma terdiam dan menuruti tarikan Adit, Jennie yang melihat sikap Lia jadi merasa bersalah, karena telah mengingatkan sahabatnya akan kenangan lama.

    “Do, kamu masih kontak sama kak Keli?” Tanya Jennie ke Hudo.

    “Masih, tapi jarang sih, dia tuh ya, setiap kontak aku, Cuma nanyain Lia mulu. Heran itu orang gak move on- move on, padahal di sini si Lia udah punya cowok.” Kata Hudo sambil minum sirop di gelas wine.

    “Ohh, terus kamu bilang apa?” Tanya Jennie ke Hudo.

    “Ya aku mah jujur aja, aku kan ga kenal sama Lia, ya mau gak mau ya aku bilang gak tau..” kata Hudo.

    “Ih, kamu kan bisa nanya ke aku! ” kata Jennie kesel karena cowoknya ini ga peka.

    “Iya juga sih..” kata Hudo lagi, dirinya baru sadar, kalo ternyata logika nya pendek banget.

    “Do, menurut kamu, perasaan kak Keli ke Lia tuh gimana sih sekarang?” Tanya Jennie ke Hudo.

    “Aku sih gak tau ya, soalnya dia juga gak cerita, tapi dulu sih, pas sebelum berangkat ke Amrik, dia pernah bilang, kalo dia berat buat ninggalin Jakarta, soalnya, di Jakarta ada Lia. Dan Cuma Lia alasan dia satu-satunya buat stay di Jakarta, tapi tetep aja dia cabut juga ke Amrik. Duh dasar si Keli ckckck” kata Hudo tersenyum ketika membicarakan soal sahabatnya.

    Jennie Cuma mengangguk, dan bertanya lagi,

    “Lia juga dulu, sebenernya suka sama kak Keli loh, tapi si Lia orangnya pemalu, gak berani bilang. Menurut kamu, si Adit itu cowoknya bukan?” Tanya Jennie.

    “Gak tau juga yah beb, aku rasa sih bukan, soalnya dari gerak-geriknya sih ga mencerminkan kalo mereka sepasang kekasih.” Kata Hudo sok-sok tinggi bahasanya.

    Jennie Cuma mengangguk lagi. Jennie menatap Lia dari jauh, Lia sedang bersalaman dengan teman-teman Adit, di wajah Lia terlukiskan senyuman palsu yang dipaksa, jelas nama Keli yang barusan disebutnya telah mengganggu pikiran Lia sekarang.

    “Beb, aku tinggal bentar yah, mau ngobrol sama Lia dulu.” Kata Jennie ke cowoknya yang berambut klimis itu.

    Hudo Cuma mengangguk dan melambaikan tangan, tidak ke Jennie, melainkan ke Wisnu dan Edo yang dilihatnya di depan pintu Aula. Wisnu dan Edo pun berjalan mendekati Hudo dan duduk semeja dengan Hudo.

    “Cissss.. keren abis sekarang ya kita, dateng ke sekolah, dengan gelar alumni!” kata Wisnu bangga.

    “Iya Alumni, yang lulus UAN dengan nilai ngepas!” kata Edo.

    “Yeee, masih aja bahas UAN.” Kata Hudo.

    “Emang nih anak, gak move on-move on lo..” kata Wisnu ke Edo.

    “Yeee, elo pikir gue Keli! Yang isi otaknya Cuma Lia doang?” kata Edo lagi.

    “Dih! Sotoy banget lo do, emangnya lo tau darimana?” Tanya Hudo ke Edo.

    “Tanya aja ke orangnya langsung. Tuh!” kata Edo sambil menunjuk Keli yang berniat mengagetkan Hudo dari belakang.

    “YAH ELAH, ga asik banget lo ah..” kata Keli sambil menunjuk Edo.

    Hudo sontak kaget melihat Keli, dan saling tos-tosan seperti yang biasa mereka lakukan semenjak kecil.

    “Wah! Orang amrik, sombong banget sekarang, pulang ga bilang-bilang, ga ngasih kabar ke sohib sendiri.” Kata Hudo ke Keli.

    Hudo lalu melihat ada seorang cewek cantik berambut coklat hasil bleachingan datang menghampiri, wajahnya seperti dia kenal, Hudo lalu setengah berteriak,

    “Angel?!” kata Hudo setengah tak percaya.

    “Kok kita jadi ngumpul semua di sini sih?” kata Wisnu ke kawan-kawannya.

    “Hahahaha, kalo bukan gara-gara Alin minta bokap gue buat nyuruh gue pulang juga,gue gak akan pulang wis ” kata Angel ke Wisnu.

    “Oh adek lo Kel ternyata yang bikin kita ngumpul?” Tanya Edo ke Keli.

    Keli mengangguk setuju, untuk pertama kalinya, dirinya merasa kalo Alin berguna dalam pertemanannya. Biasanya Alin hanya akan membocorkan rahasia Keli ke teman-temannya, tapi kini Alin lah alasan mengapa mereka berkumpul sekarang.

    Bab 20, enjoy!
     
    Last edited: Jul 5, 2016
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.