1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Diablo Falling 1st Book [Completed]

Discussion in 'Fiction' started by Heilel_Realz012, Mar 15, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update ACT 6 :semangat:

    ACT – 6 “ Exploration Vatican Ruin ”

    Serpihan cahaya menghilang dalam pekatnya jurang kegelapan.
    Visi – Visi di luar nalar melintas dan memaksa untuk masuk.
    Kegilaan memuncak.. Darah tergenang… Irama Kudus bergema…
    Siapa sebenarnya aku? Mereka yang Sempurna atau mereka yang di Jatuhkan?
    Inikah takdir?
    Siapa yang telah menentukan skenario?
    Aku kehilangan segalanya.. diriku.. jiwaku.. dan juga imanku..
    Aku telah di tinggalkan…



    Act – 6.1 Bright Days After


    Cahaya mentari bersinar terang di langit cerah Florentia. Seorang gadis dengan pakaian hitam sedang terdiam berdiri di bukit Monument of Faith Avalon. Dia memandang indahnya langit berwarna merah gelap sembari menutup matanya mencoba untuk lebih merasakan aliran angin lembut menyentuh tubuhnya.

    Sang gadis cantik dengan rambut hitam sepunggung membuka matanya..

    Ia merasakan ketenangan ketika memandang kota dari bukit ini. walaupun apa yang dilihat di sekelilingnya hanyalah bekas – bekas peperangan dan reruntuhan dimana – mana tapi pemandangan ini masih lebih baik dari keadaan ketika perang itu terjadi.

    Tiga minggu telah berlalu...

    Aku sekarang bisa cukup merasakan tenang, dan dapat sedikit melupakan ketakutanku saat itu. mayat – mayat yang bergelimpangan mewarnai jalanan, darah, suara tembakan, ledakan besar yang menggema, makhluk besar Behemoth…

    Dan sosok Shade..

    Hahh… Telah banyak nyawa dikorbankan ketika perang itu, baik dari anggota Order dan juga para Survivor yang tidak berdosa. Tapi sekarang, keadaan telah berangsur membaik walaupun kejadian itu telah menimbulkan kesedihan dan penderitaan yang mendalam bagi korban – korbannya.

    Para kelompok Order yang dikirim ke berbagai belahan daerah di Eropa, sekarang telah kembali ke Florentia. Mereka semua tiba dan kaget dengan kerusakan yang terjadi di Avalon dan tidak menyangka bahwa The Sect melakukan serangan tiba – tiba di saat semua divisi sedang melakukan pencarian.

    Beberapa perbaikan dilakukan pada bangunan – bangunan yang rusak. Baik para Survivor maupun Anggota Order bahu – membahu untuk membersihkan Avalon dari sisa – sisa peperangan.

    Ketenangan telah kembali.. tapi dia.. Shade…

    ===

    Infirmary, Avalon HQ

    “Dia telah tertidur dan terbaring di sini selama 3 minggu.. katakan padaku dokter, separah apakah kondisi Shade sekarang? Kenapa ia tidak kunjung bangun juga?”

    Berucaplah pierre di sebuah ruangan dengan memandang serius seorang dokter wanita yang juga sedang duduk di hadapannya.

    “Aku telah memperingati sebelumnya agar ia tidak melakukan hal – hal yang berbahaya lagi, dia adalah pemuda yang keras kepala.”

    Sang dokter wanita menjawab sembari mencari dan memeriksa beberapa lembaran hasil test kesehatan yang ada di mejanya.

    “Kondisi tubuhnya sekarang sangat mengkhawatirkan. Penyakit yg mengalir dalam darahnya telah mencapai pada tahap yang berbahaya. Regenerasi pemulihan luka luarnya memang cepat secepat kerusakan dalam tubuhnya yang semakin lama semakin menyebar.”

    Pierre terdiam mendengar penjelasan dari sang Dokter.

    “Sudah tidak dapat ditolerir. Aku akan merekomendasikan surat untuk membuatnya tidak dapat kembali melaksanakan misi.”

    “Apa tidak ada cara lain..? apa tidak ada cara lain untuk memperlambat penyebaran kerusakan dalam tubuhnya?”

    Viator Disease.. penyakit yang terus merusak tubuh secara perlahan dengan memberikan effect rasa sakit yang tidak dapat diduga kapan datangnya, suatu penyakit yang berbahaya dalam aliran darah yg belum dapat disembuhkan dan terkadang terlihat seperti berkah akibat kemampuan regenarasi pemulihan lukanya yang begitu cepat.

    Ketika dunia masih berjalan sebagaimana adanya dan hiruk pikuk orang masih dapat terlihat dimana – mana, kami Viator Researcher telah mencoba mencari obat dari penyakit yang mematikan ini.

    Seharusnya kau sudah mengerti Pierre..

    Saat itu, ketika teknologi masih ada saja kami belum dapat menemukan obatnya. Dan sekarang ketika segalanya telah berubah dan teknologi telah menghilang menjadi serpihan – serpihan debu, segalanya menjadi lebih sulit untuk kembali melakukan riset.”

    “Apa benar – benar tidak ada cara lain Dokter…”

    “Tidak ada.. Ya, aku sangat memohon maaf tidak dapat melakukan apapun untuk menolongnya. Aku tidak dapat menolong pemuda yang telah merelakan hidupnya demi kedamaian orang lain dan Berjuang keras demi dunia ini walaupun tangannya harus menumpahkan darah.

    Aku hanya memiliki kuasa untuk menahannya diam dan beristirahat di waktu terakhir hidupnya.”

    ===

    “Ckrek” Suara pintu ruangan ditutup dari luar oleh Pierre. Pemuda berkacamata itu melepaskan lengannya pada gagang pintu dan terdiam sejenak memikirkan sesuatu didalam kepalanya. Apa yang harus ia lakukan? apa ini yang terbaik dengan memberikan surat rekomendasi dokter ini pada Grandmaster.

    “Ada sesuatu yang menganggu pikiranmu Pierre?”

    Pierre terperanjak dari lamunannya dan melirik kearah suara yang berbicara padanya. “Million? Kau sudah kembali..?”

    Di depan Pierre sekarang sosok laki – laki tengah berdiri. Ia memiliki rambut putih perak panjang, berbola mata biru indah, dan mengenakan pakaian bergaya aristocrat dengan dominan warna hitam.

    “Perjalanan cukup panjang dan melelahkan dari Jerussalem..” Million menjawab dengan sedikit memberikan senyuman.

    “Misi mu berhasil?”

    “The Sect merencanakan sesuatu tapi berhasil kami hentikan walaupun aku harus kehilangan anggotaku.”

    “Aku turut berduka mendengarnya..”Pierre berkata namun Million tidak menjawab. Ia hanya menundukan kepalanya dan terlihat kesedihan di raut wajahnya.

    “Sekarang aku bertanya padamu Pierre. Apa yang terjadi di tempat ini dan juga Shade?”

    Pierre menghela nafasnya dan kemudian berjalan pelan menuju Million. “Akan panjang sekali jika kujelaskan disini.. mari kita bicarakan sembari berjalan pelan saja Million”

    ===

    Grandmaster Room, Avalon HQ

    “Ini adalah laporan – laporan hasil kerusakan dan juga jumlah pasti korban yang berjatuhan akibat perang yang terjadi di Avalon Grandmaster.” Cecillia menerangkan dan kemudian menyimpan map laporan yang dibawanya di meja.

    Cecillia memandang Grandmaster dari belakang. Entah apa yang sedang dipikirkan Grandmaster hingga ia tidak sedikitpun mengeluarkan kata – kata dan tetap memandang keluar ruangan dari jendela kaca besar didepan dirinya.

    “Terlalu banyak kesedihan yang terjadi. Korban – korban yang tidak bersalah kembali berjatuhan dan ini semua salah kita Order of Silver.”

    Cecillia mendengarkan kata – kata Grandmaster dan menyadari bahwa sekarang ini pemimpin Order itu sedang dalam kondisi dilemmatis dan memikirkan sesuatu yang berat dipikirannya.

    “Kita percaya pada Tuhan tentang masa depan cerah yang berusaha kita bangun kembali dari awal. Kita percaya bahwa manusia masih memiliki kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan – kesalahannya yg dilakukan dahulu…

    Katakan padaku Cecillia… Apa menurutmu seharusnya manusia tetap berjuang keras atau sebaiknya berserah diri dengan apa yang Tuhan rencanakan?”

    Cecillia diam mendengar kata – kata itu. ia tidak menyangka bahwa Grandmaster akan menanyakan pertanyaan sulit itu padanya di kondisi seperti sekarang ini.

    “Aku tidak bisa menjawabnya Grandmaster… yang kutahu, kebanyakan Manusia sangat takut dengan kematian dan berjuang dengan berbagai cara apapun agar tetap bisa bertahan hidup.

    Kita sadari manusia belum siap untuk melihat Akhir dari Dunia. Oh bukan.. Aku rasa manusia tidak akan pernah siap untuk melihat itu.”

    Grandmaster mendengar jawaban dari cecillia dan kemudian membalikan badannya untuk memandang wajah dari wanita itu. terlihat keseriusan dari wajah Cecillia. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kesamping dan kemudian berbicara.

    “Manusia tidak akan siap untuk merasakan penghakiman walaupun telah melihat jelas tanda – tanda Kiamat tepat berada di depan matanya. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan apabila Ia Yang Maha Kuasa berkehendak untuk mengakhiri segalanya, kita hanya bisa menerima dan tidak akan bisa menghentikannya.”


    ******​
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update.. semoga gak ada yg illfeel ma Shade :madesu:

    Act – 6.2 Anima Noir

    Kau telah dibuang dari Surga yang bisu..
    Tidak ada suara puji – pujian Malaikat.. Kau tidak dapat mendengar apapun..
    Dimana Surga? Dimana Neraka?
    Dimana kebohongan..?
    Semuanya membeku… Surga ini akan segera berlalu.
    sendirian.. penantian..
    Tidak ada lagi yang bisa dilihat.. Tidak ada lagi yang bisa dirasakan..​



    Infirmary, Avalon HQ

    Shade yang sedang terbaring di tempat tidur dengan pakaian putih, infuse ditangan kanannya, dan juga oxygen mask di mulutnya, tiba – tiba memberikan sedikit gerakan kecil.

    Elenna melihatnya, gadis yang sejak tadi menunggu sang pemuda duduk disampingnya dan memperhatikan keadaanya yg selama 3 minggu ini kondisinya belum menunjukan perkembangan, beranjak dari tempatnya dan berlutut ditepian sisi tempat tidur Shade.

    “Shade?” Elenna bersuara sembari memegang tangan kanan Shade. Terlihat harapan dari raut wajahnya gadis ini, suatu harapan agar pemuda yang sekarang terbaring didepannya bisa membuka matanya.

    “Sannael…”

    Elenna terkejut, ia mendengar Shade bersuara tapi yang ia dengar adalah sesuatu yang tidak ia ketahui. ‘Sannael? Siapa Sannael?’ Elenna berkata dalam hatinya.

    Tiba – tiba saja Shade membuka matanya dengan terbelalak. Elenna benar – benar kaget dengan apa yang ia lihat, dan melepaskan pegangan tangannya pada telapak tangan kanan Shade.

    Shade terdiam beberapa saat dengan mata yang terbelalak memandang langit – langit ruangan. Elenna menyadari ada sesuatu yang aneh dari kondisi Shade. Belum Elenna bergerak untuk mencoba memanggil dokter, tiba – tiba Shade bangkit dari tempat tidurnya dengan tatapan yang kosong, dan melepas oxgen mask juga infuse yang ada ditangan kanannya.

    “Apa yang kamu lakukan Shade?!” Elenna berdiri dari tempatnya dan memegang kedua lengan pemuda itu dengan kedua tangannya, seraya berusaha menyadarkan Shade yang sejak tadi diam seperti tidak bernyawa.

    Pemuda itu memandang wajah Elenna yang terlihat begitu khawatir. Elenna memandang wajah Shade dan terus mencoba menyadarkan pemuda itu dengan terus mengulang namanya. “ini aku Elenna.. ini aku Elenna..”

    “MUNAFIK!! KATAKAN!! KAU TAKUT PADAKU BUKAN!!!” Shade tiba – tiba berteriak dan mendorong Elenna keranjang tempat tidurnya dan mencekik leher sang gadis.

    “Sha..de. lepas..kan.. Aku.. su..lit ber..naf..as..” Elenna dengan terbata – bata berbicara dengan kedua tangannya yang berusaha melepaskan cekikan Shade.

    “Kau melihatku dengan pandangan itu… Ya, pandangan itu… kau menganggapku adalah Mereka..” Shade menundukan kepalanya dan perlahan meregangkan cekikannya pada leher mungil Elenna.

    Elenna terengah – engah berusaha untuk kembali bernafas dengan lancar.

    “Siapa Aku..? Katakan Siapa aku..?” Shade dengan wajah yang tertunduk berkata dengan pelan dengan posisinya yang berlutut menindih tubuh Elenna di ranjang.

    “Lupakan pertanyaan itu, kamu adalah manusia Shade.. Dengar kau adalah manusia..” Elenna yang sudah bisa bernafas dengan agak lancar, kembali berkata.

    “Manusia? Hehh.. hehhehh. HAAHAHAHAHa..” Shade tertawa terbahak – bahak dengan menegadahkan kepalanya keatas.

    Elenna menjadi ketakutan melihat kondisi Shade. Elenna melihat pemuda itu seperti kehilangan pikirannya. Ia melihat Shade berhenti tertawa dan kemudian pemuda itu bergerak agak menunduk dengan wajah nya yang mendekat kepada dirinya.

    “Kau pikir aku manusia..? Lalu apa yang kau lihat? Sosok hitam bertanduk dengan bola mata merah yang mengalirkan air mata darah.. Apa itu? KATAKAN APA ITU!!!!”

    Elenna ketakutan sosok Shade yang sekarang ada dihadapannya. Ini berbeda, berbeda dengan Shade yang ia kenal sebelumnya.

    “Ketakutan.. Aku melihat ketakutan lagi dari matamu.. Munafik..”

    “Sreeeeetttt!!!” Shade tiba – tiba saja merobek pakaian hitam yang dikenakan oleh Elenna hingga bagian dada sang gadis terlihat tanpa tertutupi satu helai benang pun.

    Elenna kaget, benar – benar kaget dengan apa yang dilakukan Shade. Ia menyadari bahwa pria yang dihadapannya sekarang bukanlah Shade yang ia kenal. Sang gadis takut, takut karena ia mengingat moment ini persis sama dengan kejadiannya di masa lalu. Kejadian mengerikan yang ingin ia lupakan dalam hidupnya

    “Akan kuperlihatkan seberapa manusianya diriku..”

    ===

    2 hour later

    Seorang gadis terdengar sedang menangis di sebuah ruangan pasien. Ia tengah duduk di ranjang putih dengan lengan yang memegang selimut untuk menutupi tubuhnya. Gadis itu menundukan kepalanya menangis terisak – isak dan terkadang menyeka air mata yg mengalir di wajahnya dengan punggung telapak tangan kanannya.

    Berlawanan arah dari sang gadis yang sedang tertunduk menangis, Seorang pemuda juga sedang duduk terdiam di tepian ranjang putih. Sang pemuda terlihat duduk meringkuk menahan kedua sikunya pada lututnya dan memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

    “Aku setan.. Ya benar, Aku sama dengan mereka… Aku memiliki Jiwa gelap.”

    “Aku benci kamu Shade… Aku membencimu..” Elenna menjawab dengan pelan.

    “Walaupun kamu telah memperkosaku, Hal itu tidak akan mengubah dirimu. Kau tetaplah manusia… kau bukan mereka..”

    Shade membalikan badannya dan memandang punggung gadis itu yang masih juga duduk menangis. “Elenna..”

    Elenna kembali menyeka air mata yang terus mengalir di wajahnya.

    “Aku mengerti perasaanmu… aku mengerti bagaimana sakitnya di pandang sebagai Monster oleh orang lain. Aku tahu bagaimana dibenci oleh orang – orang. tapi semua itu tidak mengubah apapun.

    Seburuk apapun orang memandangmu, itu tidak akan melepaskan kodrat dirimu yaitu manusia…

    Kau manusia.. dan tetap manusia.

    Kenapa kau tidak mengerti itu Shade?”

    Shade terdiam mendengar kata – kata gadis yang baru saja ia lukai. Shade tahu bahwa ia telah membuat kesalahan. Semua keguncangan jiwanya dan pikirannya, telah melukai orang lain. Ia telah menodai gadis yang tidak berdosa. Shade merasakan sangat marah dan benci dengan dirinya sendiri.


    Aku hanya manusia yang kehilangan harapan.. Ya, manusia yang Kehilangan Tuhan..


    Elenna diam tidak bicara dan kembali menangis... Shade yang menyadari kesalahannya hanya bisa menunduk dan meremas kain di tempat tidur.

    “Maafkan Aku Elenna…”

    ===


    Redistric Area, Avalon HQ

    “Bodoh kenapa tidak memberitahukanku!!”

    Terdengar suara teriakan dari Pierre yang sedang berjalan cepat sekali di sebuah lorong panjang yang cukup gelap dengan di temani oleh tiga orang anggota Order berpakaian hitam yg mengenakan hoody di kepalanya.

    “Maaf master.. kami tidak sempat memberikan laporannya padamu di karenakan kondisi Avalon sendiri yang cukup sibuk setelah peperangan.”

    Pierre yang mendengar alasan dari anggotanya itu kemudian menghentikan langkahnya, dan membalikan badannya serta merta memegang kerah baju dari anggota yang tadi menjawab dan membantingnya ke tembok.

    “Dengar!!! Hal sepenting itu seharusnya kalian katakan padaku!!!”

    “Maa.. Maaf Master..”

    “KALIAN PIKIR MUNCULNYA WUJUD FISIK SETAN DI DUNIA INI ADALAH HAL YANG KECIL??!!!”


    ******​
     
  4. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :nikmat:

    Act – 6.3 Physic Demonio Body Discovered


    Forbiden Area, Avalon HQ

    “Ini berbeda.. Wujud Setan yang berbeda yang kulawan di Church of Holy Sephulchre.”

    Million berbicara dengan serius di ruangan dengan banyak sekat kaca yang menjadi dindingnya. Ia bersama dengan Cecillia sedang memandang dari luar ruangan kearah tiga tim otopsi Order yang sedang mengotopsi potongan bagian tubuh sesuatu.

    “Jadi Belial yang bertikai denganmu kala itu masih merupakan perwujudan possessed demon dalam tubuh manusia..?” ujar Cecillia dengan posisi tangan berpikir menutup mulutnya.

    “Ya Cecillia.. yang kulawan ketika itu adalah bentuk bayangan iblis dalam wujud Api yg muncul dibelakang sosok gadis yang menjadi vessel dari Setan Belial.”

    “Kalau begitu apa ini sebenarnya? Kenapa setan mendapatkan wujud fisik?”

    Million dan Cecillia terlihat bingung dengan fenomena yang mereka ketahui. Potongan tubuh setan yang ditemukan oleh anggota Order yang kembali dalam pencarian The Sect menjadi tanda tanya yang sangat besar. Mereka bingung apa yang sebenarnya terjadi pada dunia ini.

    “kreeeett…” Suara pintu di belakang mereka berdua terbuka. Terdengarlah suara langkah kaki mendekat. Cecillia dan Million lalu membalikan badan mereka dan melihat siapa gerangan orang yang membuka pintu.

    Disana terlihat empat orang memasuki ruangan. Dan sosok pria yang berjalan paling depan dari rombongan adalah Pierre. Terlihat keseriusan terpancar dari raut wajah Master Order itu.

    “Jelaskan padaku apa yang terjadi?”

    ===

    “Hanya terdiri dari daging, rangkaian proporsi tulang yang unik, darah, kulit, mata, gigi, dan rangkaian pembulu darah. Itu semua adalah isi dari potongan tubuh ini.” salah satu Tim Otopsi Order of Silver yang mengenakan pakaian putih yang menutupi keseluruhan badan hingga ke kaki, mengenakan gloves, dan juga masker, menjelaskan segalanya kepada Million, Cecillia, dan Pierre sembari memperlihatkan bagian – bagian organ yang mereka sebelumnya bedah.

    “Ini tidak mungkin..“ Cecillia berkata

    “Terlepas dari bentuk proporsi tubuh yang mirip manusia, tubuh ini bukanlah manusia. Mereka tidak memiliki organ – organ dalam seperti apa yang manusia punya.

    Sudah kami pastikan, mereka bukanlah manusia yang terposessed oleh jiwa jahat seperti apa yang dahulu pernah ditemukan” Tim Otopsi menjelaskan lebih rinci.

    “Kenapa kita tidak menganggap saja bahwa ini adalah Alien?”

    “Jangan bercanda disaat seperti ini Master Pierre” jawab Million yang terlihat sedikit gusar.

    “Haha maaf.. hmm tapi ada yang aneh.. tidak ada jantung, tidak ada otak, usus, lambung, dan lain – lain. Tidak ada organ – organ pendukung seperti apa yang manusia miliki. Lalu apa yang sebenarnya membuat makhluk ini hidup?” Pierre memandang potongan tubuh yang bersimbah darah itu dengan teliti.

    “Roh.. ” Million menjawab dan terlihat tatapannya begitu tajam memandang kepala makhluk yang memiliki tanduk dan gigi – gigi tajam di depan dirinya.

    “Mereka yang Tercemar adalah sesuatu yang tidak Nampak. Sebuah bentuk metafisik yang menjadi sisi opposite dari keimanan Agama monotheism. Sebuah bentuk yang tak terlihat yang menjadi musuh terbesar dari manusia. Tapi sekarang di hadapan kita, Terpampanglah bukti keberadaan mereka.” Cecillia berkata sembari menghela nafas menenangkan dirinya.

    “Apakah kita bisa mengatakan bahwa ini adalah bentuk Nyata Fisik dari Setan?” Pierre kembali bertanya.

    “Tidak, satu bukti tidak akan menjelaskan apa – apa. Perlu banyak kajian dan bukti – bukti lain yang harus dilakukan serta dicari untuk menyatakan bahwa mayat didepan kita ini adalah benar – benar Setan.

    Namun untuk sementara ini, kita berasumsi bahwa ini adalah potongan tubuh Setan” Cecillia menjawab.

    “Makhluk yang tidak pernah diketahui yaitu Behemoth saja telah muncul. Ya, sebelum ini Aku telah melihat bangkainya yang juga sedang diteliti oleh tim Order.

    Apa dari salah satu bentuk Uknown Being itu, kau belum bisa percaya bahwa Setan juga memiliki kemungkinan memiliki tubuh Fisik Pierre?” Million kembali bertanya kepada Pierre yang terlihat masih ragu.

    Pierre hanya diam tidak menjawab pertanyaan Million. Pemuda berkacamata itu hanya diam karena ia tahu pasti bahwa kemungkinan itu ada dan sangat besar sekali. Ia sebelumnya telah melihat sosok sebenarnya dari setan tepat didepan matanya. Sosok dari Beelzebub dan juga sosok The Plague Shade.

    Cecillia kemudian berjalan melangkah pergi dari ruangan itu tanpa mengatakan apapun.

    “Mau kemana Cecillia?” suara Pierre memanggil.

    “Akan kulaporkan semua ini pada Grandmaster. Kita semua akan mengetahui secepatnya apa yang harus dilakukan Order of Silver.”

    ===

    Layer Garden, Infirmary, Avalon HQ

    Di pelataran taman kecil di depan Infirmary, duduklah dua orang di taman yang di sekeliling mereka dipenuhi rumput hijau dan beberapa pohon rindang dan juga barisan taman bunga yang cukup indah. Kedua orang itu bersender pada kursi taman panjang yang sedang mereka duduki dan memandang tepat kearah air mancur yg mempunyai ukiran 4 malaikat yang sedang memegang pot yang mengeluarkan air.

    Telah beberapa menit terlewati, kedua orang itu masih saling terdiam tidak memulai pembicaraan apapun.

    “Elenna… ada yang ingin kukatakan padamu..” Shade berucap untuk memecahkan keheningan dan kecanggungan di tempat itu.

    Elenna tidak menjawabnya. Ia tetap menundukan kepalanya seperti sedang memikirkan sesuatu. Shade tahu, gadis ini masih marah dengan apa yang terjadi sebelumnya. Benar, hal itu bukanlah sebuah kewajaran yang bisa dilupakan begitu saja.

    Shade menghela nafasnya dan kemudian memandang langit sore sebelum akhirnya ia berbicara. “Ketika aku menjadi salah satu dari Mereka yang Tercemar.. Aku melihat sesuatu yang tidak kulihat sebagai Manusia.

    Aku melihat sosok Raksasa besar yang terbuat dari puluhan juta sayap burung yang sedang menutup dan juga Aku melihat sosok seseorang berjubah putih yang memberiku pesan”

    “Raksasa? jubah putih? pesan?” Elenna bingung.

    Shade menundukan kepalanya dan kembali berbicara “Sosok putih itu mengatakan mengenai waktu dan harapan. Sesuatu yang membuatku benar – benar bingung.”

    “Malaikat? Apa itu yang ingin kamu katakan Shade?”

    “Aku tidak tahu pasti apakah benar itu adalah pelayan Tuhan. Entahlah apa itu..

    Dari banyak visi yang melintas dan suara – suara yang kudengar, terlepas dari Dunia yang kita lihat dan kita tinggali ini, kulihat bentuk dunia yang lain. Selain itu banyak sekali gambaran lain yang tidak dapat kumengerti dan tidak dapat kucerna dan hampir saja membuat kepalaku pecah.”

    “Tunggu.. Jika benar itu adalah Malaikat, dan Setan benar – benar ada seperti yang kamu katakan, maka Keberadaan Tuhan pun adalah sesuatu yang Nyata Shade!” Elenna menjawab serius dan memandang wajah Shade yang terlihat sangat letih disamping dirinya.

    “Mungkin saja Dia memang ada.. tapi apa Dia benar – benar masih peduli dengan manusia?”

    Jawaban Shade, membuat Elenna kembali bersender dan menundukan kepala. “Kau telah merasakan Keberadaannya dari Ciptaanya yang dapat kau lihat. Jangan terlalu skeptic..”

    Kata – kata itu kembali mengakhiri percakapan mereka berdua. Shade dan Elenna kembali terdiam lama dan terlihat mereka masing – masing seperti sedang memikirkan sesuatu.

    “Apa yang kalian lakukan disini?” Pierre tiba – tiba muncul dibelakang mereka berdua dan bertanya.

    Shade dan Elenna dengan reflek mengalihkan padangannya pada Pierre. Mereka cukup terkejut melihat kehadiran temannya itu.

    “Kamu sudah sadar rupanya Shade. Dan Elenna… kenapa kamu memakai pakaian pasien putih juga?? Kemana dress hitam yang biasa kau kenakan?”

    Elenna diam dan hanya menunduk tanpa menjawab pertanyaan Pierre.

    “Aku membuat pakaian nya basah” jawab Shade menyela.

    “Basah??? Benar itu Elenna?” Pierre kembali bertanya dan terlihat Elenna menjadi tidak tenang seperti bingung harus menjawab apa.

    “Sudahlah Pierre… Apa pentingnya menanyakan hal seperti itu. Sekarang katakan padaku ada berita apa dari Order?”

    Sekarang kondisi berbalik. Pertanyaan Shade membuat Pierre bingung harus menjawab apa. Pemuda berkacamata ini tahu, ada hal yang seharusnya disampaikan olehnya mengenai masalah Setan yang telah bermanifestasi dan memiliki tubuh Fisik. Tapi tidak, ia tidak bisa mengatakannya. Ia tahu, sahabatnya itu sedang dalam kondisi mengkhawatirkan akibat penyakitnya. Ia tidak sanggup membuatnya kembali melaksanakan misi yang dapat mengakhiri hidupnya.

    “Hmm.. Aku menebak ada sesuatu yang benar – benar penting.” Shade berkata dengan menyipitkan matanya memandang Pierre yang kelihatan gelisah.

    “Tidak.. tidak ada sesuatu yang benar – benar penting Hahaha..”

    Pierre berusaha menutupi masalah besar yang sebenarnya terjadi dan berpura – pura bersikap biasa. Dia sadar, ini bukanlah lagi Masa mereka berdua untuk memerangi sisa – sisa peninggalan masa lalu. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk Shade beristirahat dan menjalani waktu – waktu hidupnya yang tersisa.

    Aku minta maaf padamu Shade. Tapi ini adalah yang terbaik bagimu untuk tidak mengetahui masalah besar yang ada.


    ******
     
  5. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :matabelo

    Act - 6.4 Mission to Investigate Rome Part 1


    “Tubuh Fisik mereka Yang Tercemar..”

    Grandmaster Order duduk di meja kerjanya seraya terlihat begitu serius memperhatikan dan membaca semua isi laporan yang ada. Wajahnya terlihat muram, dan pria paruh baya itu merasakan beban tekanan yang cukup berat dalam dirinya.

    “Disaat perhatian Order sedang tertuju pada pengembalian kondisi setelah perang, hal yang lebih buruk tengah terjadi di luar sana…” Grandmaster berbicara sembari membuka lembaran laporan dan kembali membacanya.

    Cecillia yang sedang berdiri diruangan itu kemudian berbicara kepada Grandmaster dengan pelan. “Kami tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di luar sana Grandmaster. Uknown Object itu ditemukan oleh divisi Order yang sedang melakukan pencarian The Sect di seluruh daratan eropa. Mereka menemukan object hidup itu dan membunuhnya di daerah sekitar luar Roma.”

    “Roma..” Grandmaster menjawab tanpa terlihat sedikitpun ekspresi terkejut.

    “Anggota Order tidak berani melakukan investigasi selanjutnya ke Roma. Mereka tahu, situasi kota itu sejak 5 tahun yg lalu telah menjadi area yang terlarang. Seperti halnya yg terjadi pada kota Chernobyl ketika insiden Nuklir 1986” Elenna berbicara

    “Roma memiliki masalah yang lebih besar dari bencana Chernobyl Cecillia..”

    Cecillia terdiam dan menundukan kepala ketika ia mendengar jawaban dari Grandmaster.

    Human Mass Disappearance. Insiden misterius itu terjadi pada tahun 2010 tepat ketika 2 hari sebelum hari paskah. Tidak ada ledakan besar, serangan teroris, ataupun bencana alam yang terjadi di kota Roma. Tidak ada tanda – tanda apapun. Para penduduk semuanya menghilang dan hanya menyisakan kota mati tanpa kehidupan.

    Banyak Negara – Negara di Dunia yang menyorot kejadian itu dan mengirimkan tim investigasi. Tapi Kamu tahu Cecillia? tidak ada satupun anggota tim investigasi yang dapat kembali setelah memasuki kota Roma.”

    “Tempat suci yang menjadi redistrict area… tapi Grandmaster, apa yang sekarang sedang dihadapi Order adalah sesuatu yang benar – benar tidak kita ketahui. Sebutlah Kemunculan makhluk Besar Behemoth yg entah dari mana datangnya dan sekarang ditemukan Uknown Object yang lain. Kita Order harus mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dunia.”

    “Aku mengerti situasi yang ada Cecillia. “

    Grandmaster Order meletakan laporan yang ia lihat di mejanya dan mulai bersender pada Kursi antique nya. Terlihat dari raut wajahnya sepertinya Grandmaster sedang berpikir mengenai sesuatu.

    Cecillia yg sebelumnya terlihat begitu semangat berbicara, sekarang hanya bisa diam tidak berani mengajukan kembali pertanyaan. Wanita itu hanya menunggu dengan sabar jawaban apa yang selanjutnya keluar dari mulut pemimpinnya itu.

    “Tolong panggilkan Million, Pierre, dan Elenna ke ruanganku…”

    ===

    Infirmary, Avalon HQ

    “3 minggu sudah cukup bagiku terdiam di ruangan ini dengan bau obat – obatan dimana – mana.” Suara Shade berkata sembari mengenakan kembali pakaian miliknya yaitu celana panjang hitam, sepatu hitam, dan kemeja putih yang sekarang ini sedang ia kancingkan satu persatu menggunakan kedua tangannya.

    “Tapi Master Shade, kau tidak boleh pergi seperti ini tanpa izin dari dokter.” Suara perawat wanita berpakaian putih berbicara dan mencoba menahan Shade untuk tidak pergi.

    “Sampaikan pada Dr. Gerda, dia tidak akan bisa menahanku dengan apapun untuk tidak pergi dari penjara memuakan ini.” Shade berkata sembari berjalan pergi dari ruangan Infirmary dan menenteng mantel hitam berhoody nya di tangan kirinya.

    “Tapi Master!”

    Shade tidak memperdulikan suara dari perawat itu dan terus berjalan pergi semakin jauh dari ruangan tempat ia sebelumnya dirawat.

    ===

    Di salah satu sudut daerah Headquarter, di sebuah taman kecil seorang gadis sedang duduk sendirian memandang kearah anak – anak yang sedang bermain. Gadis berambut hitam dan berpakaian hitam itu adalah Elenna.

    Elenna secara diam – diam terus memperhatikan 4 orang anak yang sedang bermain itu, 3 orang anak laki – laki dan 1 orang anak perempuan. Mereka semua sedang bercanda ria tertawa. Terlihat oleh Elenna, salah satu anak laki – laki membawa harmonica dan anak perempuan memegang biola.

    ‘Begitu bahagianya mereka’ kata – kata yang terlintas dari dalam benak Elenna. Ia melihat dari anak – anak itu masa kecil yang dahulu tidak ia dapatkan. Tidak pernah memiliki teman, tidak bisa tertawa riang gembira seperti itu, yg ada hanya kesendirian.

    Ketika Elenna sedang melamun, ia baru kembali tersadar dan melihat sang gadis kecil sekarang sedang menangis. Terdengar olehnya, salh satu anak laki - laki mengejek gadis kecil itu karena permainan biolanya yang membuat telinga sakit.

    Gadis kecil itu menangis tersedu – sedu cukup keras dengan 2 teman laki – lakinya berusaha untuk membuatnya kembali ceria dan tidak menangis.
    Elenna beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri sang gadis kecil.

    “Kenapa menangis?” Elenna bertanya kepada gadis kecil sembari berjongkok dan menghapus airmatanya menggunakan sapu tangannya.

    “Hikss.. Vorlen mengejekku.. hiks.. hiks..” Gadis itu berkata dengan tetap tersedu – sedu menangis.

    “Hei sudah donk.. Aku kan sudah minta maaf.. jangan menagis lagi” Suara salah satu anak laki – laki berbicara.

    “Tuh kan, dia sudah minta maaf.. ayo jangan menagis lagi gadis manis..”

    “Tapi.. tapi dia mengejekku pemain biola yang buruk.. hiks..”

    “Sudah .. sudah.. ehm. Boleh kakak pinjam biola nya sebentar?”

    Gadis kecil itu membuka matanya dan memandang wajah Elenna. Elenna tersenyum dan kembali menghapus air mata sang gadis menggunakan sapu tangannya. Gadis kecil itu tidak berkata apapun dan hanya menggerakan lengannya memberikan biola yang sejak tadi ia pegang.

    “Kakak pinjam sebentar ya.. kakak akan berikan satu buah lagu untukmu”

    Elenna berkata dan seraya memegang biola dalam posisinya dengan busur biola ditangan kanan yang sudah siap membawakan lagu.

    “Lagu ini berjudul Song of Secret Garden.. dan lagu ini special untukmu”

    Elenna mulai memainkan Biola ditangannya dengan mahir. Alunan nada yang indah terdengar hingga merasuki jiwa. Begitu pelan, menyejukan hati, namun terasa kesan sedih dalam setiap alunannya. Ke empat anak – anak kecil yang berada di taman itu terdiam takjub mendengar alunan nada yang diciptakan dari alat instrumental itu.

    Sang gadis merasakan ketentraman hati ketika ia memegang biola dan membawakan lagu – lagu yang ia sukai. Ia hanyut dalam suasana tentram dan segala beban dalam dirinya terasa menghilang.

    Begitu fokusnya Elenna memainkan biola dan sedang terhayut dalam membawakan lagu, membuatnya tidak sadar bahwa Shade sekarang berada tidak jauh dari tempatnya dan sedang berdiri tegap memandangnya.

    Shade yang juga mendengar alunan nada yang diciptakan Elenna, ikut terhanyut dan merasakan kesedihan sang gadis.

    Kenapa aku melakukan hal buruk pada gadis ini…

    Shade berpikir dan merasakan penyesalan dalam hatinya. Walaupun dia sebelumnya telah mengatakan kata maaf, ia yakin bahwa Elenna belum bisa melupakan kejadian yang telah terjadi dan memaafkan apa yang telah ia lakukan.

    Sebuah kata maaf tidak selamanya dapat menyelesaikan suatu perkara…​


    Shade yang masih dalam kondisi lamunan, tersadar kembali ketika ia mendengar suara alunan biola tiba – tiba menghilang.

    Ia kemudian memandang kembali kearah Elenna dan melihat gadis itu sekarang sedang berbicara dengan salah satu anggota Order berpakaian hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya.

    Elenna kemudian mengembalikan biola yang ia pegang kepada gadis kecil yg sekarang telah kembali ceria. Dia lalu berpamitan pada anak – anak itu dan kemudian berjalan pergi mengikuti anggota Order yang tadi datang menghampirinya. Walaupun dari jauh, Shade dapat melihat raut wajah Elenna yang sangat serius.

    Pemuda yg memiliki bola mata merah mengerutkan keningnya. Ia dapat merasakan ada sesuatu yang penting sedang terjadi.


    *******​
     
  6. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update lagi :matabelo:

    Act - 6.5 Mission to Investigate Rome Part 2


    Grandmaster Room, Avalon HQ


    Elenna berjalan mengikuti anggota Order berpakaian serba hitam dan berhenti tepat di depan pintu besar yang merupakan pintu ruangan Grandmaster Order.

    “Grandmaster menunggumu di dalam.” suara pria berjubah hitam itu berkata pada Elenna.

    Gadis berambut hitam berparas manis ini kemudian menganggukan kepala kemudian mengetuk pintu sebelum akhirnya membuka pintu besar dihadapannya. Ketika ia melihat kedalam ruangan, Elenna melihat disana ada cukup banyak orang. Ia melihat sosok Pierre, Cecillia, Pria berambut putih panjang dengan pakaian Aristocrat hitam, dan Grandmaster yang sedang duduk di meja kerjanya.

    “Kamu datang diwaktu yang tepat. rapat penting akan segera dimulai Elenna.” Cecillia memberikan senyuman manis yang membuat Elenna semakin kebingungan bertanya – tanya mengapa ia diminta datang kemari.

    “Rapat penting?”

    Grandmaster berdiri dari kursinya dan mempersilahkan Elenna masuk. “Silahkan masuk Elenna. kita akan memulai rapatnya sekarang.”

    ===

    “Ada hal penting yang ingin aku katakan pada kalian semua.” Grandmaster dengan nada bicara yang berwibawa berkata kepada seluruh orang yang ada di ruangan itu.

    “Kita tahu kondisi Order saat ini belum stabil untuk kembali melakukan misi selepas Perang yang terjadi di Avalon. Tapi sesuatu telah terjadi di luar sana. Order menemukan suatu Objek yang sekarang ini di identifikasikan sementara sebagai wujud fisik dari Setan.”

    “Wujud Fisik dari Setan?!” Elenna kaget mendengar informasi dari Grandmaster.

    “Kita tidak mengetahui pasti apa sebenarnya objek itu, dan karena itulah aku sebagai Grandmaster Order meminta kalian datang kemari agar bersedia melakukan misi eksplorasi ke tempat dimana Uknown Object itu ditemukan.”

    Elenna yang berada disamping kiri Pierre dan disamping kanan Million kebingungan dengan apa yang baru saja di dengarnya. Dia tidak sadar, menyela pembicaraan Grandmaster dan bertanya.

    “Anda meminta saya ikut dalam misi itu? tapi aku..”

    “Ya itu benar Elenna, aku memintamu untuk ikut dalam tim dan menginvestigasi Kota Roma. Aku tahu, kamu masih gugup dan tidak siap dengan segala hal yg telah terjadi disini. Tapi sekarang ini Order membutuhkan bantuan tenagamu.

    Kami membutuhkan kemampuanmu dalam bidang arkeologist juga kemampuan dari dalam dirimu. Aku telah mendengar semua kabar mengenai ke ikut sertaanmu dalam pertempuran pada perang yg lalu. Kamu memiliki kekuatan besar untuk melindungi. Dan karena hal itulah aku merekomendasikanmu pergi bersama anggota – anggota elite ke Roma.”

    Elenna memandang lurus kearah Grandmaster dan tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk menyanggah, menerima, atau menolak misi yang diberikan padanya. Terlihat dari wajah gadis itu ia masih kebingungan dengan misi yang dilimpahkan padanya. Apalagi tempat tujuannya adalah Roma. Kota yang sejak 5 tahun yang lalu disegel rapat – rapat seluruh Negara di Dunia dan menjadi daerah terlarang untuk di kunjungi.

    “Elenna, sebaiknya kamu tidak menyanggah seperti tadi ketika Grandmaster sedang menjelaskan.” Cecillia berkata cukup pelan memperingatkan.

    “Maaf..”

    “Baiklah aku akan menjelaskan kembali perihal misi yang akan kalian jalankan” Grandmaster kembali berbicara dengan nada serius.


    “BRAAAAKK!!!”


    Tiba – tiba terdengar suara pintu terbuka yg mengalihkan seluruh perhatian dari orang – orang yang berada didalam ruangan Grandmaster.

    Pintu masuk ruangan Grandmaster terbuka. Disana berdiri seorang pemuda dengan rambut hitam mengenakan mantel hitam berhoody dengan raut wajah yang marah sedang menatap kearah orang – orang yang sedang melakukan rapat.

    “Kenapa kalian semua menyembunyikan segalanya dariku..”

    Mereka semua terkejut melihat Shade muncul dengan tiba – tiba.

    “Master, anda tidak boleh masuk kedalam ruangan” Suara anggota Order diluar ruangan yang terjatuh di lantai dengan mulut yang berdarah.

    Shade tidak menggubrisnya. Ia tetap diam dengan memandang marah lurus kearah Grandmaster, menunggu jawaban dari pertanyaannya sebelumnya.

    “Tolong tinggalkan ruangan ini Shade. kau tidak di izinkan untk mengikuti rapat ini.” Cecillia berusaha membuat Shade sadar, apa yang dilakukannya adalah suatu pelanggaran etika dalam Order.

    “Aku mendengarnya!! Segalanya tentang apa yang kalian sembunyikan!! Kenapa kalian tidak memberitahuku mengenai tubuh fisik setan yang ditemukan!!?”

    “Aku tidak ingin mendorongmu untuk kembali memikirkan kondisi dunia ini Shade. Aku telah mendapatkan surat rekomendasi dari Dr. Gerda mengenai kondisi dirimu dan itu adalah alasan terkuat bagiku untuk tidak memberikan informasi dan menyeretmu kedalam misi.”

    “Huh.. penyakitku.. tidak ada masalah pada tubuhku, aku masih sanggup menjalankan misi!!”

    “Misi yang akan dilaksanakan berbeda dengan misi – misi sebelumnya. Roma harus di eksplorasi. Kamu tahu dengan pasti Roma menjadi area zero tolerance untuk dikunjungi dan menjadi area sangat terlarang. Aku hanya akan mengirimkan anggota elite dengan kondisi fisik yang siap untuk melakukan tugas saja.”

    “Kamu mengatakan Roma..? Kamu mengatakan mengenai Misi Ke Roma?” Shade terkejut dengan ucapan dari Grandmaster Order. Pemuda itu dengan reflex menggerakan lengan kirinya kesamping dan memukul pintu ruangan hingga bersuara.

    “Pergi Ke Roma adalah sesuatu yang kucari selama ini dan kau tidak pernah mengizinkanku untuk melakukannya!! 2 tahun aku mengabdi pada Order untuk mencari tahu kebenaran Tragedi Roma dan sekarang ketika ada misi penting menyangkut Roma kau menyingkirkanku begitu saja!!”

    Shade mengeluarkan seluruh amarahnya pada pria paruh baya yang sedang duduk di kursinya. Sang Grandmaster hanya menatap pemuda itu dan belum mengeluarkan sepatah katapun untuk menyadarkan Shade mengenai kondisi dirinya yang memang tidak memungkinkan untuk melaksanakan misi.

    Keadaan ruangan yang menjadi hening sejenak akhirnya dibuyarkan oleh suara Elenna.

    “Kenapa kamu selalu memaksakan dirimu sendiri? Ini adalah jalan yang terbaik bagimu untuk tetap tinggal dan berisitirahat memulihkan kondisi tubuhmu. Kenapa kamu tidak mengerti itu?”

    “Jangan berkata seakan – akan kamu benar – benar mengetahui kondisiku.. Kamu tidak mengerti rasa sakit dan kepedihan yang kualami.. hanya aku yang benar – benar mengetahui kondisi tubuhku yg sesungguhnya!!”

    “Kenapa kamu tidak mengerti juga!! kamu egois!! Kau sadar, semua orang disini tahu apa yang terbaik untukmu!! Mereka tahu kondisimu!! Mereka peduli dengan keadaanmu, tapi apa yang kau lakukan? kau tetap memaksakan kehendakmu sendiri!! Mereka peduli dengan kelangsungan hidupmu!! Kau sadar itu Shade!!”

    Mendengar kata – kata keras yang dilontarkan Elenna membuat emosi tinggi Shade teredam. Shade mengalihkan pandangannya kelantai dan terlihat kesedihan di wajahnya.

    “Hidupku..? aku tidak pernah memiliki hidup. Semuanya hanya demi balas dendam.. Semuanya kulakukan hanya demi dia Sannael...

    Aku benar - benar ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi ketika itu.. ijinkan aku pergi menuju Roma Grandmaster.”

    Kata - kata pelan Shade membuat ruangan yang sebelumnya riuh dengan teriakan – teriakan kemarahan kembali menjadi sunyi senyap. Grandmaster memejamkan kedua matanya memikirkan apa yang baru saja Shade katakan.

    Pria paruh baya yg sedang duduk, membuang nafas panjang dan kemudian kembali membuka kedua matanya. “Berikan pendapatmu mengenai ini Million..” Grandmaster tiba – tiba bertanya.

    “Dia sudah berencana untuk mati di Roma… Menurutku biarkan saja Shade ikut dalam misi. jika terjadi sesuatu padanya itu bukan tanggung jawab dari Tim.”

    “Hei.. Hei.. Kenapa kamu mengusulkan hal berbahaya seperti itu Million?!!” Pierre tiba – tiba menyela mempertanyakan jawaban dari Million.

    “Seandainya ia tidak diizinkan untuk ikut dalam misi, aku yakin Shade akan ikut pergi mengikuti kita.. kita berdua tahu dia adalah orang yang keras kepala. benar kan Pierre?”

    Pierre memejamkan kedua matanya dan menggerakan kedua lengannya memegang pinggang sebelum akhirnya menghirup nafas panjang dan melepasnya. “Geez.. aku tidak memiliki kata – kata lagi”

    “Aku sebenarnya tidak ingin mengambil resiko besar seperti ini… Tapi baiklah aku mengijinkanmu untuk ikut serta dalam misi Shade.

    Dan aku memberikan satu tugas lagi untukmu Elenna. Aku ingin kamu mengurus Shade disepanjang misi. Jangan biarkan ia melakukan hal yang terlalu ekstrim yg melewati kondisi tubuhnya.”

    Elenna yang mendengar tugas lain yang diberikan Grandmaster padanya tidak menjawab apapun. Ia hanya diam tetap memandang sosok Shade yang sejak tadi terlihat seperti memikirkan sesuatu.

    Melihat kondisi kawannya yang terlihat serius berpikir, Pierre kemudian tertawa sembari merangkul kepala Shade hingga membuat tubuhnya sedikit membungkuk.

    “Clear..Haha… kau sekarang jadi bayi kecil yang mendapatkan babysitter baru Shade..”

    “Tutup mulutmu Pierre..” jawab pelan Shade dengan gusar karena merasakan tekanan pada lehernya yang cukup kuat.

    “Baiklah cukup sudah perdebatannya.. Karena semuanya telah ada disini, mari kita segera mulai Rapat nya”


    ******​
     
  7. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :yahoo:

    Act - 6.6 The Story About Mission Five Years Ago

    Semua orang yang berada didalam ruangan yang memiliki interior gothic dan juga kesan Baroque, diam dengan serius tidak satupun bersuara. Mereka semua menunggu penjelasan penting yang akan disampaikan oleh Pemimpin mereka Grandmaster Order.

    “Aku tidak pernah menyangka akan membuka kembali kasus ini sekarang, dan mengirimkan kalian semua untuk pergi kesana… baiklah sebelumnya aku akan menjelaskan sedikit mengenai misi rahasia Order sebelum Tragedy misterius itu terjadi.

    10 April 2010, adalah hari terakhir Aku sebagai Grandmaster Order dapat melihat Divisi ke XIX sebelum mereka akhirnya berangkat ke Roma. Misi penting yang kuberikan pada mereka berkaitan erat dengan rentetan peristiwa yang terjadi pada tahun – tahun sebelumnya.

    Pada tahun 2005, Order of Silver mengalami masa pelik karena terjadinya perang besar dibawah tanah melawan The Sect. Ilmu sihir, pemanggilan setan, dan kerasukan menjadi sesuatu yang kerap terjadi dan berusaha di tanggulangi oleh kami dan juga Ordo lain diluar Eropa. Semua ke kisruhan ini adalah buah hasil akibat dari kematian Number of Beast pada millenium awal tahun 2000…

    Bukan hanya masalah antara Order dan The Sect, dampak masalah itu meng-trigger hal lain yaitu Perburuan Penyihir (abad ke 13 – 17) yang dahulu dihentikan, tiba – tiba dimulai kembali oleh kelompok tertentu atas nama kedamaian umat manusia. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya banyak pembunuhan warga sipil secara misterius di daratan Eropa.”

    “Perburuan Penyihir?!” Elenna kaget dengan apa yang baru ia dengar. Apa yang baru saja dikatakan oleh Grandmaster mengingatkan dirinya kembali mengenai memori di masa lalunya ketika usianya baru 11 tahun.

    “Pertikaian bawah tanah terjadi. Darah pendosa dan orang – orang tidak bersalah tergenang dimana – mana. Kami Order of Silver mengetahui segala hal yang terjadi, tapi sayangnya kami tidak memiliki authority untuk bertindak dalam perang antar kelompok tertentu itu.

    Keadaan yang mencekam di daratan eropa akhirnya berhenti pada tahun 2005. Mereka yang menjadi pemburu para penyihir tewas dengan mengenaskan bersamaan dengan kelompok lain yang memilih membela para magus. Tragedy mengenaskan itu dikenal dengan nama Harvest Blood.

    Hasil dari pertikaian dua kelompok itu membuat kami Order mengetahui keberadaan dari pecahan terakhir benda suci yang selama ini kami cari. Waktu panjang dibutuhkan dan tidak terasa 5 tahun selanjutnya diperlukan bagi Order untuk mendapatkan object itu.

    Pada tahun 2010 setelah mendapatkan benda suci itu, Aku memberikan misi penting pada Division XIX untuk mengantarkan pecahan terakhir benda suci untuk diberikan dan di jaga oleh Vatican. Keputusan penyerahan itu diputuskan oleh Konsili Order sebab pertikaian melawan The Sect telah semakin melebar, bukan hanya terjadi dibawah tanah, namun juga terjadi di jaringan – jaringan pemerintahan dan birokrasi. Kami tidak ingin pengorbanan ratusan orang yang tewas hanya demi benda itu menjadi sia – sia bila The Sect berhasil mendapatkannya Apa yang juga mereka inginkan.

    Aku berpikir semuanya akan berjalan dengan lancar… namun..

    Mereka yang Kuperintahkan dalam misi, pergi melaksanakan perintah dan ketika itu segalanya terjadi… 10 April 2010 Division XIX menghilang bersama dengan penduduk kota Roma. Segala bentuk kehidupan di Kota itu menghilang tanpa bekas dan hanya menyisakan benda – benda yang memperlihatkan bahwa sebelumnya pernah ada keramaian penduduk disana.”

    Sannael...​


    Shade kembali mengingat Sannael seorang wanita yang begitu berarti dalam hidupnya. Terlihat oleh Elenna yg sejak tadi memperhatikannya, pemuda itu tak kuasa menundukan kepala sembari menggeram begitu marah setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Grandmaster.

    “Aku tidak mengatakan bahwa apa yang sekarang telah ditemukan oleh Order yang diduga sebagai bentuk fisik Nyata Setan, memiliki hubungan dengan kejadian 5 tahun di Roma. Namun, segala keanehan dan juga menghilangnya orang – orang yang melakukan eksplorasi kesana menimbulkan tanda tanya yang begitu besar.

    Aku tahu, ini adalah misi yang begitu berbahaya dan mungkin saja kalian tidak dapat kembali dari Roma. Tapi demi kebenaran yang belum terungkap, aku memerintahkan kalian berempat untuk pergi ke Area Terlarang itu.”

    “Misi yang tidak mungkin terselesaikan? Sedikit Mengingatkanku pada Tom Cruise (Mission impossible)..” Pierre berbicara pelan dengan tersenyum seakan merasakan kesenangan dengan misi yang akan dihadapinya nanti.

    “Tujuan utama kalian adalah menuju Vatican… Bawa apapun yang kalian butuhkan dan temukan hal apapun yang mungkin menjadi petunjuk sebab segala keanehan yang terjadi.

    Selain itu, ada satu hal penting yang perlu kalian ingat..”

    “Hal penting?” Million berkata dengan kebingungan

    “Kalian hanya memiliki waktu 3 hari untuk melaksanakan misi.. tidak lebih…”

    ===

    “drap.. drap.. drap..” suara derap langkah tim Order yang berjalan cepat di lorong panjang dengan dinding putih yang memiliki ukiran gryphon berwarna hitam. Anggota Order yang mendapatkan misi penting dari grandmaster berjalan mengikuti Cecillia yang berjalan di barisan paling depan.

    “Little Boy 15 kt.. Bom Atom yang pernah digunakan dalam sejarah untuk pemboman di pulau Hiroshima pada akhir PD II.” Pierre tiba – tiba saja bersuara.

    “Satu – satunya senjata berat yang ditemukan Order dan masih bisa dioperasikan untuk diluncurkan. Time limit 3 hari.. jika gagal kita akan merasakan ledakan besar yg merupakan bentuk buah konsep pikiran terlarang manusia yang telah terealisasikan.” Million berkata.

    “Mirip seperti dalam videogames atau dalam action movie. Untuk melenyapkan kemunculan sesuatu kekacauan yg sangat berbahaya, tinggal memusnahkannya dengan luncuran missile.”

    “Berbeda… Video games memiliki Continue jika fail…” Million kembali menjawab dengan mengeleng – gelengkan kepalanya dengan juga menutup mata.

    “Sama saja bagiku haha.. Dikarenakan kita yang hanya memiliki satu nyawa, tentu kita tidak boleh Fail Million..” Pierre berkata begitu percaya diri dan menggerakan lengan kanannya memberikan jempol kearah Million.

    Tiba – tiba Shade dengan cepat menyela pembicaraan kedua rekan dekat yg ada di depannya. “Bisa tutup mulut kalian berdua… apa yang kalian bicarakan membuat Elenna begitu ketakutan”

    “Eh? Elenna?” Pierre yang mendengar teguran Shade kemudian memandang kearah gadis yang berjalan disampingnya. Pria prancis itu melihat ketegangan dari wajah Elenna dan kegugupan yang amat sangat yg membuat tubuhnya terlihat sedikit agak bergetar.

    “Kami hanya sedang bercanda.. kamu tidak perlu takut dan gugup seperti itu Elenna..” ujar Pierre dengan nada ceria mencoba menenangkan.

    “Siapa yang gugup? Aku tidak gugup ataupun takut..” Elenna menjawab pelan berusaha untuk menutupi rasa cemasnya yang teramat sangat pada mereka semua.

    Shade yang berjalan sendirian dibarisan paling belakang, memandang punggung Elenna dan melihat Pierre sedang berusaha untuk membuyarkan suasana tegang yang ada. Shade melihatnya, Pierre berusaha keras melakukan jokes untuk membuat Elenna tertawa yang alhasil gadis berambut hitam itu akhirnya tertawa kecil.

    Shade tersenyum melihat wajah gadis didepannya bisa tertawa ceria.

    Apa yang sebenarnya sedang kupikirkan? bodoh.. disaat penting begini bukan saatnya memikirkan hal lain. Misi ini begitu penting untuk mengungkap semua misteri dibalik Tragedy yang terjadi padanya…

    Shade yg masih berjalan mengikuti rombongan, meletakan telapak kanannya pada permukaan wajahnya. Dia menutup matanya dan mencoba untuk kembali berfikir serius.

    Ya Aku harus tetap focus pada misi, karena inilah yang selama ini aku tunggu… waktu yang selama ini sangat aku nantikan.
    Aku akan mencari tahu dengan pasti mengapa Sannael menghilang dan juga mencari tahu apa yg sebenarnya terjadi pada Dunia ini..


    *******​
     
  8. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update End of Act 6 :nikmat:

    Act – 6.7 Prepare for Mission


    Arsenal Graveyard, Indepth HQ


    Tim Rome yang berjalan mengikuti Cecillia di lorong panjang yang cukup gelap, berjalan cukup jauh dan akhirnya mereka tiba di pintu besar setinggi 3 meter yang terbuat dari besi.

    “Selamat datang di tempat penyimpanan senjata Order” Cecillia bersuara sembari membuka gerbang besi dihadapannya.

    Terlihatlah oleh tim Rome, dibalik pintu itu terdapar ruangan yang sangat besar dimana ruangan itu ramai sekali dengan anggota Order yang sedang sibuk memeriksa dan memperbaiki senjata api yang jumlahnya cukup banyak disana. Dimulai dari berbagai senjata close combat yang cukup antic yang terpasang di lemari penyimpanan, disana terlihat juga tumpukan senjata api yang diletakan dimeja – meja panjang terbuat dari besi. Rifle, handgun, sub-machinegun, hingga grenade launcher ada cukup diruangan ini walaupun jenis senjata yang ada termasuk senjata yg masuk dalam kategori antique.

    Tim Rome berjalan memasuki ruangan mengikuti langkah Cecillia. “seperti yang telah diperintahkan grandmaster, silahkan kalian memilih apapun senjata untuk menjalankan misi kalian.”

    Cecillia lalu berhenti berjalan ketika tiba ditengah ruangan. wanita itu kemudian mempersilahkan Tim Rome untuk mencari senjata apapun yang sesuai dengan spesialisasi mereka. “Pilihlah senjata apapun yang kalian inginkan.. semua tanggung jawab pemeliharaan, kehilangan, kerusakan dan batas ijin pembawaan senjata di bebaskan untuk misi kali ini.”

    Setelah mendengar penjelasan Cecillia, Tim Rome yaitu Shade, Pierre, dan Million kemudian bergegas mencari apa yang mereka butuhkan. Pierre dengan segera bergegas menuju ke sebuah meja yang penuh dengan senjata api, dimana disana juga terdapat member Order yang sedang membersihkan salah satu senjata.

    “Master.. ada sesuatu yang bisa kubantu?” anggota Order yang sedang membersihkan salah satu Rifle tua bertanya pada Pierre yang terlihat berpikir melihat – lihat deretan senjata di meja.

    “Bisa bawakan jenis senjata yang aku cari?”

    “Tentu akan kucarikan dan kuberikan untukmu..”

    “Baiklah kalau begitu tolong bawakan aku 2 buah M1911 silver barrel, Baretta 92FS elite, Glock 19 – semi compact model 9 mm, 44 remington magnum, S&W 45 caliber Schofield-custom double action.”

    “Baik akan segera kucari.. tolong tunggu sebentar master” Anggota Order itu berbicara dan kemudian melangkah berjalan pergi mencari list senjata yang dicari oleh Pierre.

    “Tunggu ada satu yang aku lupakan..” Pierre berkata cukup keras dan mengalihkan anggota Order yang sedang berjalan itu.

    “Jangan lupa bawakan Saw-off Shotgun milikku..”

    ===

    Di sisi lain bagian ruangan, terlihat Shade sedang sibuk memilih senjata handgun yang terpajang di meja.

    “Ada yang bisa aku bantu Master?”

    “AKu tidak melihat seri senjata Mauser C96 disini.. bisa bawakan mauser C96 milikku?”

    “Maaf Master, Order sekarang tidak memiliki mauser C96 yang dapat difungsikan dengan baik. Hal itu pun terjadi pada mauser C96 milik anda yang mengalami kerusakan setelah perang besar di Avalon. Aku harap anda dapat menemukan senjata lain yang lebih baik untuk menggantikan senjata itu.”

    “Tidak ada senjata api lain yang lebih baik dari mauser C96…”

    “Hmm.. begitu.. baiklah tunggu sebentar Mster, akan coba kucarikan senjata yang mirp dengan mauser C96”
    Anggota Order yang berbincang dengan Shade kemudian melangkah pergi dari meja senjata itu. Shade menunggu cukup lama sembari melihat – lihat handgun yang ada di meja dan beberapa ada yang coba ia pegang.

    Tidak jauh dari sana, terlihat Million sedang berbincang dengan salah satu anggota Order.

    “Rapier saja master?”

    “Ya itu saja, tolong bawakan Rapier milikku”

    “Baik master, tunggu sebentar..”

    Million yang selesai meminta bantuan pada salah satu anggota Order kemudian bernafas lega dan melihat keseliling ruangan. Disana, ia melihat Elenna seperti sedang kebingungan melihat – lihat senjata yang ada di meja.
    Million kemudian melangkah mendekati gadis itu dan kemudian menyapanya.

    “Bingung memilih senjata? Atau tidak melihat senjata yang kau cari?”

    Elenna sedikit kaget karena Million tiba – tiba ada disampingnya. “Anda..?”

    “Namaku Million.. Million Keiz. Aku rekan kerja lama Shade dan Pierre ”

    “Ooh Million.. ehmm.. aku hanya tidak tahu harus memilih apa.. Aku tidak memiliki pengalaman memegang senjata api.”

    “Seperti itu rupanya.. hmm.. agak sulit juga” terlihat million melipatkan kedua tangannya di dada dan terlihat berpikir.

    “Pilihlah senjata apapun yg kamu mau Elenna. bagaimanapun juga kamu harus membawa senjata untuk dapat melindungi dirimu sendiri dalam misi” Pierre berkata sembari berjalan mendekati tempat dimana Elenna dan Million berada.

    “Aku tidak ingin menyakiti siapapun.. aku tidak ingin menembak atau melukai siapapun.” Elenna berkata dan terlihat masih kebingungan

    Shade yang berada tidak jauh dari tempat rekan – rekannya berada, memandang kearah mereka dan terlihat seperti sedang terjadi diskusi diantara Pierre dan million.

    “Maaf menuggu lama Master Shade. ini senjata yang kurasa mirip dengan spesifikasi mauser C96” Anggota order yang sebelumnya pergi telah kembali dengan membawa sebuah kotak perak dan kemudian membukanya memperlihatkan isinya pada Shade.

    Shade cukup terkesima dengan senjata api yang dibawa oleh anggota Order didepannya “Ini.. M1932 / M712 Schnellfeur..”

    “Benar Master, ini adalah varian senjata C96 buatan Spayol dengan peng-reloadan senjata lebih mudah dan dapat menggunakan custom magazine dari sebelumnya hanya dapat diisi 10 butir peluru menjadi 20 butir peluru” Shade mendengarkan penjelasan dari anggota Order itu sembari memegang senjata Mauser M712 dengan lengan kirinya dan mencoba menimbang – nimbang berat senjatanya.

    “Bagaimana Master? Apa perlu aku carikan senjata yang lain?”

    “Tidak Perlu.. aku suka dengan senjata ini. tolong berikan aku persediaan amunisi dalam original magazine & custom magazine senjata ini.”

    “Tidak ada yang lain Master?”

    “Aku tidak membutuhkan senjata api yang lain.”

    ===

    “Ada kesulitan Elenna?” Cecillia menyapa elenna yang terlihat masih kebingungan.

    “Elenna bingung dengan senjata yang harus dia pilih Cecillia” Pierre berkata pada wanita dengan hoody hitam yang menutupi kepalanya itu.

    “Hmm aku mengerti… dan sangat berbahaya juga bila memberikan senjata api yang tidak dikuasai oleh pemiliknya.” Cecillia melipatkan lengan kirinya pada dadanya dan lengan kanannya memgang dagu seraya berpikir serius.

    “Ada ide bagus Holmes?” Pierre berkata dengan sedikit tersenyum melihat posisi Cecillia seperti detektif yang sedang berpikir serius mencoba memecahkan kasus.

    “Becandaanmu tidak lucu Pierre.. Baiklah Elenna ayo ikut denganku.. aku tahu, senjata apa yang cocok denganmu sekalian kau harus berganti pakaian.”

    “Ganti pakaian?”

    “Aku lihat baju dress mu tidak cocok untuk misi. Akan kucarikan pakaian yang lebih pas.” Cecillia kemudian memegang telapak tangan kiri Elenna dan kemudian menariknya agar mengikutinya berjalan.

    Cecillia yang berjalan hendak mengkostumisasi Elenna, terhalang oleh Shade yang diam berdiri menghalangi jalannya. “Ada sesuatu Shade?” Cecillia bertanya.

    “Aku ingin meminta ijinmu untukboleh meminjam First Killer untuk digunakan dalam misi..”

    “Pedang hitam itu?”

    “Ya pedang hitam yang kulihat bersama elenna di perpustakaan tempo hari.”

    “Hmm.. baiklah akan kuberikan ijin padamu untuk menggunakan benda antique itu dalam misi. Tunggu sebentar, Aku akan segera kembali membawa pedang hitam itu beserta Elenna yg sudah dirias.”

    “Elenna? Dirias?” Shade kebingungan dengan kata – kata Cecillia. Ia lalu melihat wajah elenna dan terlihat juga kebingungan dari raut mukanya.

    “Kau akan mengetahuinya nanti..” Cecillia menjawab singkat lalu kemudian kembali melangkah pergi menarik lengan Elenna dan berjalan cukup cepat.

    ===

    15 minute Later

    “Ini Elenna yang baru..” Cecillia berkata dan memperlihatkan sosok elenna yang sekarang. Million dan Pierre yang melihat dandanan Elenna yang baru terlihat terkesima.


    Protector of Maria
    [​IMG]

    [​IMG]

    “Cecillia.. kenapa aku harus mengenakan pakaian seperti ini?” Elenna bertanya pada wanita disebelahnya dan terlihat wajahnya sedikit malu.

    “Ini adalah pakaian yang pas untukmu. Jika menggunakan dress yang sebelumnya itu akan menyulitkan dalam misi pengeksplorasian.”

    “Jadi kamu memilihkan Elenna cambuk Cecillia…” Million dengan ternyum berkata.

    “Elenna tidak ingin melukai, dan dia juga tidak memiliki spesifikasi dalam menggunakan senjata berat. Aku hanya memilihkan senjata yang dapat menyerang dan membuatnya memiliki jarak dengan musuhnya.”

    “Outfit really good.. ditambah lagi dengan cambuk sudah pas bagaikan seorang mistress” Pierre tertawa kecil.

    Suasana menjadi ramai karena Pierre, million, dan Cecillia bercanda ria, namun Elenna yang menjadi objek pembicaraan terlihat hanya terdiam malu karena masih belum biasa mengenakan pakian yang sekarang.

    Disisi lain, Shade yang berdiri menyendiri sedang memegang first killer dengan lengan kanannya. Ia melakukan gerakan pelan berusaha terbiasa dengan berat senjatanya. Shade kemudian mengalihkan pandangannya pada Tim yang lain dan kemudian berbicara.

    “Apa kalian sudah cukup bercandanya? Time limit 3 hari akan habis percuma jika kita tidak segera pergi menuju Roma.”


    ******​
     
  9. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update ACT 7 :peace:

    ACT – 7 “ Mission To Rome : The Truth About The World ”

    I am the deceiver Successor..
    Feel the angelos existences and see the demon in front my eyes..
    There is No God..
    There is No Holiness..
    The Time has come to Trigger The Prophecy..
    No more secretly.. No more lies..
    Then now, we are Pray to abandoned God..​



    Act - 7.1 The Path of Revelation Part 1


    Seperti mimpi semuanya menghilang berganti menjadi pecahan ingatan. Seperti baru kemarin aku masih melakukan rutinitas hidupku yang biasa sebagai seorang pekerja di museum. Sibuk dengan laporan kerja juga disibukan oleh para pengunjung ketika museum ini dibuka untuk umum.

    Terkadang aku merasa benci dengan kehidupanku yang monoton. Tapi ketika segalanya terjadi, aku menjadi berharap sebaliknya.

    Perang besar itu tidak akan aku lupakan. Rentetan pilar api yang jatuh dari langit melepaskan jilatan api besar yang berkobar dan menghanguskan segala makhluk hidup yang ada didekatnya. Itu adalah mimpi burukku.. mimpi buruk dimana Kota London menjadi Neraka akibat terjadinya peperangan besar di Dunia.

    Aku kehilangan segalanya.. terlebih aku kehilangan orang – orang yang kucintai..

    Kenapa semuanya menjadi buruk?

    “Brrrrmmm!!!”

    Sekarang Aku duduk disini. Duduk di sebuah jeep hitam yang dikendarai dengan cukup kencang. Aku saat ini telah mengetahui beberapa rahasia yang sebelumnya tidak ku ketahui.

    Pertemuan pertamaku dengan dia pemuda berbola mata merah di London membuatku sekarang ikut masuk dalam organisasi bawah tanah Order of Silver. Aku yg sebelumnya hanyalah orang sipil yang tidak tahu menahu dengan apa yang terjadi pada dunia, kini mengetahui rahasia lain dibalik dunia rutinitas yang sebelumnya kujalani sehari – hari.

    Sisi lain dunia dimana Pertikaian bawah tanah terjadi diantara mereka Order dan The Sect.

    Perang terjadi di tempat perlindungan bagi para survivor yaitu di Avalon. Seperti kegilaan yang aku rasakan sebelumnya, perang itu mengingatkanku dengan perang yang terjadi di London. Tidak ada pengampunan.. yang ada hanyalah pilihan dibunuh atau membunuh.

    Semuanya menjadi lebih buruk dan akhirnya berakhir dengan munculnya dia… sosok hitam yang merupakan golongan yang sama dengan mereka yang dijatuhkan oleh Tuhan di masa lalu.

    Kenapa dunia menjadi seperti ini?

    Kami adalah survivor yang tersisa dari pemusnahan masal mereka yang dahulu memiliki kekuasaan. Tapi apa yang kami dapatkan? Jika ini merupakan berkah dari Tuhan karena kami diberikan keselamatan pasca perang, namun kondisi dunia yang sekarang tidak jauh buruknya ketika perang itu terjadi.

    Aku masih memiliki iman dan iman itu melindungiku serta memberiku pegangan untuk melangkah di dunia yang telah rapuh ini..

    Aku tidak meninggalkan-Nya walaupun telah berusaha mempertanyakan Kehendak-Nya..

    Aku ingin mengetahui segalanya… Mengetahui kebenaran..

    Kenapa Tuhan membiarkan dunia menjadi seperti ini?

    Benarkah apa yang dikatakan Shade? Benarkah Tuhan telah meninggalkan manusia?

    Benarkah Dia tidak lagi memberikan berkah pada manusia?

    Itu adalah pertanyaan dalam hatiku.. pertanyaan yang terus berkecamuk karena melihat keadaan sekarang ini. dapatkah aku menemukan jawabannya? Aku harap aku menemukan jawaban itu di Roma. Ya.. aku harap ada sesuatu yang aku dapatkan dalam Misi pertamaku di Order of Silver.

    ===

    Road to Rome

    “Aneh sekali, kenapa jeep ini begitu sepi? Padahal kulihat ada tiga orang yang sedang duduk santai disini..” Pierre yang sedang mengemudikan jeep berbicara untuk memulai percakapan agar suasana diatas jeep tidak benar – benar sepi akibat tegang.

    Di atas jeep berwarna hitam yg sedang melaju itu terlihat 4 orang sedang duduk. Di bangku depan Pierre mengemudikan jeep hitam ini cukup kencang dan disebelah kanannya duduk Shade yang diam tidak bicara memandang segala pemandangan yang baru saja dilewati.

    Di jok belakang, terdapat Million yang sedang duduk tepat dibelakang Pierre dengan kesibukannya sendiri terus mengelap rapier miliknya dengan kain putih yang dipegang ditangan kanannya. Didekat sosok million yang sedang duduk, terlihat 2 jerigen berisi bensin dan juga beberapa kotak panjang dan juga karung cukup besar terbuat dari kulit yg berisi senjata api.

    Tidak ketinggalan pula, di jok belakang, satu orang lagi yaitu Elenna terlihat sedang duduk di bangku belakang diam menundukan kepala seperti sedang memikirkan sesuatu.

    “Tidak ada satupun yang menjawab… geez” gerutu Pierre karena tidak ada satupun rekannya mau bicara.

    Pierre terlihat agak sedikit kesal namun rekan – rekannya tidak berbicara sedikitpun. Elenna yang melihat kelakuan Pierre kemudian tersenyum kecil dan hal itu terlihat oleh pierre dari kaca spion depan mobil.

    “Haahh.. Kulihat kalian semua terlihat tegang dalam misi ini… ya sudahlah.. terkadang suasana sepi bisa membuat stress kalian sedikit hilang.”

    “Rute mana yang akan kita ambil menuju Roma Pierre?” Shade yang sejak tadi hanya memandang susasana lingkungan selama perjalanan, akhirnya bicara.

    “Rute..Rute jalan? Hmmm.. aku membawa jeep ini mengikuti alur rute Firenze-Arrezo-Baschi-Orte-Nazzano-Roma.”

    “Berapa ketepatan waktu tempuh sampai di tujuan?” Shade kembali mengajukan pertanyaan pada Pierre.

    “Aku kira dengan kecepatan mobil sekarang dan dengan melihat kondisi jalan rusak, hmmm.. kurang lebih 4-5 jam kita akan sampai di Roma. Namun bila jalan utama terblokir, itu akan menghabiskan lebih banyak waktu karena harus mencari jalan yang lain.”

    “Tenang saja, 68 jam masih kita miliki.. Aku rasa kita semua akan memiliki cukup banyak waktu untuk mencari petunjuk apapun, bila benar – benar sampai di Roma dengan tepat waktu.” Million berbicara pelan dengan tetap sibuk mengelap Rapier di tangannya.

    “Sebenarnya apa yang kita cari?”

    “Kita tidak tahu pasti itu Elenna… tapi yang pasti, pertama kita akan mencari tahu mengenai uknown object yg ditemukan Order. Kita semua tentu berharap, bahwa tubuh tak bernyawa yg tergeletak di meja bedah Order itu adalah satu – satunya uknown object yg ada.

    “Uknown object.. seandainya saja aku juga melihat itu sebelumnya.”

    “Menurutku adalah hal yang baik bagimu untuk tidak melihat onggokan tubuh berantakan itu Elenna. Terkadang lebih baik tidak mengetahui sesuatu daripada benar – benar mengetahui dan dihantui oleh hal itu.”

    “Seperti bukan dirimu Pierre. kata – katamu tadi terasa seperti Shade yg selalu serius.”

    Pierre dan Elenna tertawa bersama dan membuat suasana sepi diatas jeep itu berubah. Shade yang mendengar dirinya dikait – kaitkan, terlihat hanya diam tidak peduli dengan mereka semua.

    “Aku melihat hubungan kalian bertiga sudah sangat dekat.. Aku dapat merasakan kau sudah tidak canggung lagi dengan dua orang maniak perang di depanmu itu Elenna.”

    “Menurutmu begitu Million?”

    “Aku melihat kamu adalah tipe wanita yang mudah berkawan Elenna. Tidak semua orang bahkan wanita dapat dengan lepas dekat dengan mereka berdua. tidak terkecuali anggota Order sekalipun.”

    Elenna dan Million yang sedikit bercanda, tertawa pelan. Pierre yang medengar kata – kata Million itu kemudian gusar dan berucap pelan “Ya ya ya.. kami berdua bukan Pujaan wanita sepertimu Million.”

    Kata – kata itu kemudian kembali membuat Elenna dan Million tertawa.

    “Kamu satu – satunya di kendaraan ini yang sejak tadi terdiam tanpa bicara dan menyendiri Shade.” Pierre menegur Shade yang sejak tadi diam memandang ke sisi jalan.

    “Aku tidak memiliki kata – kata apapun untuk dibicarakan..”

    “Aku tahu, misi ini begitu penting untukmu karena menyangkut dengan tempat dimana tragedy itu terjadi. Tapi walau begitu sebaiknya untuk sejenak kau rileks sebelum kita benar – benar sampai disana.”

    “……….”

    Elenna melihat dari bangku belakang jeep, pemuda didepannya itu terlihat menjadi lebih menyendiri dan lebih pendiam ketika diperbolehkan ikut dalam Misi eksplorasi ke Vatican.

    Sannael? Siapa sebenarnya dia? Apa hubungannya dia dengan Shade?

    Sekalipun Elenna memiliki pertanyaan untuk diucapkan, namun ia memilih untuk diam tidak menanyakan apapun mengenai nama itu. ia menyadari bahwa pertanyaan nya itu berkaitan dengan masa lalu dan ia tahu pasti, terkadang masa lalu adalah hal yang paling tidak ingin dibicarakan oleh seseorang. ‘ketika kenangan itu terlalu pahit, sebaiknya memori itu tetap disimpan dalam – dalam”

    ===

    “Sebentar lagi kita akan tiba di Arrezo..” Pierre memberitahukan posisi lokasi kendaraan yang sekarang sedang ia kemudikan kepada Tim Order.

    “Sekarang sudah waktunya untuk lebih meningkatkan kewaspadaan..”


    *******
     
  10. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update lagi :matabelo

    Act – 7.2 The Path of Revelation Part 2


    Road to Baschi


    “Kamu baik – baik saja Elenna?” Pierre yang sedang mengemudikan jeep menegur Elenna yang sejak tadi diam dengan shock di bangku belakang. Gadis itu tetap terdiam menundukan kepala dan terlihat seperti tidak mendengarkan suara Pierre yang tadi memanggilnya.

    “Aku rasa Elenna shock dengan semua hal yang terjadi di Arezzo” ucap Million sembari memegang pundak kiri Pierre dari belakang dengan lengan kirinya.

    “Kamu harus mengerti Elenna. kami Order bukanlah orang baik / pahlawan. Kami melakukan cara apapun untuk membuat dunia ini lebih baik bahkan hingga melakukan pembunuhan sekalipun.” Pierre berbicara cukup lantang dan menjelaskan pada Elenna agar mengerti dengan tindakan yang mereka lakukan sebelumnya di Arrezo.

    “Tapi yang kalian bunuh tadi adalah orang – orang sipil.”

    “Mereka memang orang sipil..Tapi kamu lihat sendiri bagaimana mereka menjadi gila dan menyerang para survivor lain hingga melakukan hal – hal amoral bahkan kanibalisme. Jangan berpikir bahwa dunia sekarang sama dengan dunia sebelumnya Elenna. Tidak banyak lokasi yg terlampau aman seperti di London. Banyak tempat di daratan eropa menjadi tempat yg lebih berbahaya bagi para survivor, Itulah kenapa Order mengeluarkan maklumat untuk membawa serta survivor yg ada untuk tinggal didalam Avalon.”

    Elenna diam mendengarkan penjelasan cukup panjang dari Pierre.

    “Kekurangan makanan.. tidak ada pasokan air bersih untuk hidup... Di saat kondisi seperti ini, manusia akan melakukan segala cara apapun untuk hidup. Tidak ada lagi norma.. tidak ada lagi hukum… tidak ada lagi aturan yang membatasi prilaku manusia di dunia yang hancur ini.

    Seperti hukum rimba.. siapa yang kuat akan tetap dapat bertahan. Sedangkan yang lemah akan mati dan menjadi sasaran dari mereka yang kuat.” Shade berkata dengan pelan sembari menutupkan kedua matanya dan menegadahkan wajahnya kelangit yang berwarna merah.

    “Kau menembak anak itu dengan senjata apimu!!! Sedikitpun kau tidak merasa bersalah melakukan itu Shade!!”

    “Tidak ada pilihan lain.. Dia telah memilih kehilangan rasa kemanusiaannya dan menjadi predator bersama dengan kelompoknya. Aku melakukan itu semua untuk menyelamatkan mereka yang tidak berdaya. Menyelamatkan segelintir orang namun membunuh lebih banyak manusia untuk itu. itu adalah harga yang harus dibayar.”

    “Maaf Elenna namun aku lebih setuju dengan apa yang Shade katakan. Kamu melihat segala hal yang terjadi sebelumnya dari sisi kemanusiaan. Aku melihat kamu ingin agar segalanya selesai tanpa adanya pertumpahan darah. Tapi hal itu sangat sulit untuk dilakukan di Masa ini. jika kamu melihat apa yang dilakukan Shade adalah buruk, coba lihatlah kembali…

    Di dunia ini tidak ada yang baik ataupun buruk.. tapi pikiranlah yang membuatnya seperti itu.

    Itu adalah kutipan kata – kata sastrawan William Shakespeare. Aku harap setelah mendengar semuanya, kamu bisa menjadi lebih mengerti Elenna.”

    “Tidak.. aku tidak sependapat dengan kalian.. apapun alasannya, membunuh adalah suatu keburukan. Tidak ada pembenaran untuk pembunuhan. Tidak ada..”

    “Jika memang kamu lebih memegang nilai – nilai Ketuhananmu seperti itu, maka tetaplah pegang apa yang kau imani. Tapi dengarlah dengan baik Elenna… jangan hanya memandang dunia dari segi religi saja, lihatlah juga dari sisi yang lain. Dunia ini bukan hanya tentang Agama.. Dunia ini lebih dari itu.”

    Kata – kata terakhir Shade membuat Elenna diam. namun terlihat dari wajahnya, sang gadis masih marah dan matanya begitu berkaca – kaca. Elenna lalu kembali duduk diam dan menundukan kepala tanpa membalas ucapan Shade.

    “Kita Order berusaha membuat dunia yang lebih baik pasca kehancuran besar dahulu dan bila kami harus menjadi pembunuh dan pendosa dimata dirimu, kami akan menerimanya. Kami hanya berharap bahwa manusia yang tersisa dapat hidup lebih baik sebagai timbal balik dari pengorbanan yang kami lakukan.” Million berbicara berusaha untuk memberikan pengertian pada gadis didepannya.

    ===

    65 Hour Remaining

    “Kejadian yang terjadi di Arezzo tadi cukup memakan waktu. Sekarang Waktu yang tersisa tinggal 65 jam.” Million berkata sembari melihat jam tangan yang terpasang ditangan kirinya.

    “Aku rasa Kita tidak akan sampai di tujuan dengan tepat waktu..” Shade berbicara dengan santai

    “Iya.. iya.. aku mengerti. Akan kukendarai jeep ini lebih kencang. Pegangan semuanya!!” Pierre yang mengetahui beberapa jam telah hilang percuma, memacu jeepnya dengan lebih kencang berusaha mengejar ketertinggalan waktu.

    ===

    Grandmaster Room, Avalon HQ

    “Grandmaster, ini laporan tertulis untuk menjalankan perintah penggunaan senjata berat dengan code peluncuran Little Boy..”

    “Simpan laporan itu di mejaku Cecillia..”

    Cecillia mengerti lalu ia berjalan pelan kemudian meletakan amplop berwarna coklat berisi berkas – berkas yang harus ditandatangani di meja kerja ruangan itu. sang wanita dengan hoody yang menutupi kepalanya memandang Grandmaster yang sedang melihat pemandangan keluar dari jendela kaca besar di ruangan ini.

    “Sudah berapa lama waktu berlalu sejak mereka pergi Cecillia..”

    “7 jam telah berlalu.. Aku rasa mereka telah sampai ke kota Roma.”

    “Seperti itu…”

    Cecillia menunduk sejenak dan kemudian memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu yang ingin sekali ia tanyakan pada Grandmaster Order.

    “Maaf jika ini lancang. Tapi apa benar – benar keputusan yg tepat untuk meluncurkan Little Boy ke Vatican Grandmaster? Kita tidak tahu ada apa disana / memang tidak apa – apa disana.”

    “Lebih baik untuk melenyapkan suatu dugaan berbahaya yang berada disana daripada membiarkan semuanya terus berlarut – larut.”

    “Tapi apa yang dipertaruhkan begitu besar. Order mengirimkan anggota – anggota terbaiknya kesana.. Apa tidak ada kebijakan lain yg lebih mempermudah mereka?”

    “Apa kamu berpikir mereka akan kembali Cecillia?”

    “Aku tidak mengerti Grandmaster..?”

    “Terkadang suatu kebenaran itu lebih baik tertutup dalam – dalam”

    “Kebenaran?”

    “Gerbang Neraka telah terbuka.. itu terjadi 5 tahun yang lalu..”

    “Gerbang Neraka.. 5 tahun yang lalu..” Cecillia terkejut karena ternyata Grandmaster mengetahui tentang Tragedy di Roma.

    “Sejak 5 tahun yang lalu, Order tidak tahu apa yang menyebabkan hal itu terjadi dan bagaimana cara untuk menutup kembali gerbang itu.”

    “Anda mengetahui segalanya… tapi kenapa anda tidak memberitahu semuanya pada mereka!?”

    “Dunia yang baru membutuhkan pengorbanan Cecillia…”

    “Tidak.. tidak mungkin.. anda menginginkan mereka menjadi Martyr.”

    “Mereka memiliki kesempatan untuk mencari tahu segalanya dan menutup gerbang yang telah terbuka. Apapun Hasil akhir yg dicapai yaitu berhasil atau tidak, Bom atom akan tetap diluncurkan tepat waktu.”

    Cecillia terkejut dengan segalanya. Ia benar – benar tidak menyangka bahwa Grandmaster yang sangat ia hormati dapat melakukan keputusan seperti ini. Pria paruh baya yang ada dihadapannya dengan sengaja mengirim Tim terbaik Order untuk melakukan Misi yang tidak mungkin. Grandmaster telah sengaja mengorbankan mereka dalam misi.

    Peluang yang sangat kecil.. apakah aku hanya dapat berharap keselamatan mereka dari peluang itu saja?

    *******​
     
  11. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :ehem:

    Act - 7.3 Fear in Silence and Darkness


    Main Road to Rome, Diramazione Rome Nord Area


    “Dan segalanya bertambah buruk sekarang…” Pierre mengerutu mengendarai jeep nya dengan pelan. Terlihat dengan mata terbuka, mobil jeep hitam yg dinaiki oleh Tim Order mengeluarkan asap putih dari depan mobilnya.

    “Terlalu memaksakan mesin hingga terjadi overheat.. hal yang sangat pintar yg kamu lakukan Pierre”

    “Bahh.. kenapa kamu menyalahkanku Shade? Aku hanya berusaha sampai ditujuan secepatnya seperti yang kalian inginkan..”

    “Apa kalian pikir kita bisa sampai ke Roma dengan kendaraan seperti ini?” Million yang duduk dibangku belakang bertanya.

    “Kita berharap saja agar jeep tua hitam ini tidak mogok ditengah jalan..”

    Tidak lama setelah Pierre menggerutu seperti itu, mobil jeep yang dikendarai Order tiba – tiba saja melaju dengan tersendat – sendat dan berhenti karena mesinnya mati. Ke empat orang anggota Tim Rome yg menyadari ada ketidak beresan pada mobil yg mereka tumpangi akhirnya turun semua dari mobil jeep itu, dan terlihat Pierre yang sebelumnya mengemudikan mobil, membuka kap mesin mobil didepan dan mencuatlah asap putih ke mukanya yang membuatnya terbatuk - batuk.

    “Aku rasa kendaraan ini sudah tidak dapat membawa kita sampai di Roma..” Million berkata sembari mengambil Rapier miliknya dari atas mobil jeep.

    “Jadi sekarang kita harus jalan?” Elenna berkata. Million memandang kearah gadis itu dan kemudian menjawab dengan tersenyum. “Sepertinya begitu Elenna.”

    Tidak jauh dari Million dan Elenna, terlihat Shade berjalan mendekati Pierre yang tadi telah berusaha menjauh dari kap mobil dengan masih terbatuk – batuk. Shade yang memegang pedang hitam ditangan kanannya itu kemudian berkata pada rekannya yang sedang berusaha menghirup udara bersih.

    “Dimana posisi kita sekarang Pierre?”

    “Sebentar Shade.. uhukk..uhukk.. haahhhh.. sekarang kita berada di Diramazione Rome Nord.. jalur jalan utama menuju ke kota Roma.”

    “Berapa jarak yang harus ditempuh dari tempat ini untuk sampai ke kota Roma?”

    “Aku tidak tahu pasti. mungkin sekitar.. hmm 6 sampai 8 Km.”

    Shade kemudian berpikir sejenak sembari memandang ke ujung jalan luas yang ada di depannya. ”Tidak terlalu jauh.. baiklah sebaiknya kita bersiap untuk memulai perjalanan dengan berjalan kaki.”

    Tim Order kemudian berkumpul di sekitar jeep dan mengambil perlengkapan yang ada yg sebelumnya mereka bawa dari Avalon.

    “Pada akhirnya terlalu banyak membawa senjata tidak ada gunanya..” Shade berkata sembari mengambil persediaan amunisi magazine Mauser M712.

    “Menyindirku Shade? Geez.. seandainya kejadian tidak terduga seperti ini tidak terjadi, tentu semua senapan api yang kubawa akan menjadi berguna.” Pierre menjawab dan menghela nafas panjang sembari mengambil handgun – handgun miliknya dan menyimpannya pada holster di tubuhnya.

    “Benar kamu tidak mau menyimpan satu senjata api pun Elenna?” Million bertanya pada Elenna yang sejak tadi hanya memperhatikan Pierre dan Shade yang sedang sibuk mengambil amunisi dan perlengkapan senjata untuk dibawa.

    “Tidak terima kasih.. cukup dengan whip ini saja” jawab Elenna pelan.

    Million tersenyum pada gadis itu. sang pemuda kemudian berjalan dua langkah meninggalkan mobil dan melihat kondisi cuaca di langit. Pemuda yang berambut putih dan berpakaian aristocrat hitam ini lalu melihat jam yang terpasang dilengan kirinya dan kemudian berkata. “Waktu yang kita miliki tinggal 62 jam… Aku rasa jika beruntung, kita akan sampai di Roma sebelum gelap.”

    “Berjalan di keadaan gelap ditempat terlarang adalah sesuatu yang berbahaya.” Pierre berbicara sembari mengangkat satu senapan api Sturmgewehr 44 dan kemudian menenteng dengan kedua tangannya.

    Disamping pemuda itu, Elenna yang sejak tadi hanya memperhatikan Anggota Tim yang sibuk bersiap - siap, melihat Shade berjalan duluan meninggalkan Tim yang masih berada disekitar mobil.

    Pemuda berbola mata merah melangkah pergi dengan pelan menenteng pedang hitam ditangannya. Angin dingin dari cuaca yg menjelang senja berhembus meniup mantel hitam panjang berhoody yang ia kenakan hingga berkibar. Pandangan sang pemuda yang merupakan salah satu anggota terbaik Order memandang lurus ke jalan panjang yang ada didepannya dan terlihat begitu serius.

    “Sebaiknya lekas jalan agar kita bisa sampai di perbatasan utara Roma sebelum gelap.”

    ***​

    Via Camerata Picena Area

    Keempat anggota Order of Silver berjalan dari titik dimana jeep mereka mogok, dan sekarang semakin lama semakin mendekati daerah luar Kota Roma. Mereka semua berjalan cukup cepat tanpa berbicara satu patah kata apapun, dikarenakan sangat waspada melihat kearah sekeliling mereka yang tampak bagitu sepi dan sunyi.

    1 jam berlalu dan kini kelompok Eksplorasi sekarang telah berjalan mencapai Area luar kota Roma di daerah Via Camerata Picena. Di sepanjang perjalanan yang mereka lalui hingga masuk ke kota Roma, Anggota Order melihat pemandangan kumuh dari gedung – gedung yang kotor yang telah lama ditinggalkan, beserta beberapa deretan mobil – mobil tua dijalanan yang terlihat lapuk tak terurus karena termakan oleh waktu. Disamping dari kendaraan warga sipil, Anggota Order melihat juga kendaraan militer truk dan juga beberapa tank tua menjadi bagian dari pemandangan di kota ini.

    “Kenapa terlihat banyak kendaraan militer disini?” Elenna yang bertanya – tanya karena sejak perjalanan sampai ditempat ini, ia melihat beberapa kendaraan militer dalam kondisi rusak dan juga dalam posisi terbalik di jalanan.

    “Aku menduga, ini adalah kendaraan militer yang digunakan oleh Negara tertentu ketika Perang besar itu terjadi. ketika penyerangan terjadi di italia, beberapa armada pasukan musuh mungkin berdiam di kota mati ini.” Million berkata menjawab pertanyaan Elenna.

    “Tapi ada sesuatu yang aneh Million.. kau lihat posisi kendaraan – kendaraan itu? seperti terjadi suatu penyerangan pada mereka, namun darah, bekas tembakan peluru ataupun tulang belulang dari para tentara tidak kita temukan disini. Apa kalian sadar, yang kita lihat sejauh ini hanyalah kumpulan benda – benda mati dan juga transportasi yang terbengkalai tanpa ada satupun jejak kehidupan disini.” Pierre dengan serius berkata sembari melirik kearah kanan dan kiri dengan waspada memperhatikan gedung – gedung dan pohon disekeliling mereka.

    “Kau membuatku takut Pierre…” Elenna berkata dan terlihat kecemasan terpancar dari raut wajahnya karena mendengar apa yang sebelumnya dikatakan Pria berkacamata didepannya.

    Shade yang berjalan dibarisan paling depan kemudian berhenti berjalan dan diikuti pula oleh anggota yang lainnya yang berada dibelakangnya.

    “Coba lihatlah kelangit.. Apa aku saja yang merasakan berbeda, atau kalian juga merasakan hal yang sama” Shade berbicara sembari menegadahkan kepalanya kelangit luas yang sekarang terlihat telah mulai senja menuju gelap.

    “Awannya berbeda…” Elenna berkata sembari melihat menghadap kelangit.

    Keempat anggota Order tercengang memandang cukup lama langit luas yang berada diatas kepala mereka, dimana yang mereka lihat sekarang adalah sebuah pemandangan yang cukup aneh. Langit yang berada dia atas kota Roma tertutup oleh awan merah yang saling bergumul dan terlihat lebih mirip jilatan api yang saling melumat satu sama lain, berkobar membara berputar dan saling mengikat kuat hingga langit dibaliknya tidak dapat terlihat.

    Anggota Order memandang awan yang cukup aneh itu hingga tidak terasa cahaya mentari akhirnya tenggelam menghilang perlahan dan memberikan suasana kegelapan malam. Awan aneh yang mereka lihat sebelumnya, sekarang menjadi gelap gulita dan tetap menutupi langit – langit kota Roma.

    “Segalanya menjadi gelap sekarang.. Elenna, Million pegang dua flash light ini.. terangilah jalan, biar aku dan Shade akan menjaga kalian dari belakang.” Pierre berbicara dan kemudian mengambil dua buah flashlight berukuran medium dan memberikannya pada Million dan Elenna.

    Udara dingin ahirnya muncul disertai bertiupnya angin yang menyentuh tubuh mereka berempat yang tertutupi kegelapan tanpa cahaya. “click..” Elenna dan Million menyalakan switch dan terlihatlah berkas panjang cahaya dari senter yang menerangi jalanan.

    Elenna yang berada disamping Million lalu berjalan, di sertai dengan Pierre dan Shade yang waspada berjalan dibelakang mereka. ketegangan terasa di tempat itu, sebab suara yang dapat anggota Tim dengar, hanyalah suara langkah kaki mereka yang sedang berjalan. tempat ini benar – benar sepi dan sunyi.. bahkan suara serangga bahkan jangkrik pun tidak terdengar gemanya.

    Gadis yang mengenakan dress putih yang mengarahkan senternya kejalanan didepannya, merasakan dirinya menjadi begitu gugup dan cemas karena suasana terasa begitu mencekam bagi dirinya.

    “Kamu baik – baik saja Elenna?” Million bertanya karena melihat wajah gadis disampingnya terlihat sedikit pucat.

    Elenna berusaha untuk tegar dan kemudian menjawab dengan agak gugup. “Tidak.. tidak ada apa – apa..”

    Keempat anggota Order terus berjalan pelan sembari menyidik – nyidik kearah ujung sisi kiri dan kanan karena takut bila tiba – tiba ada sesuatu yang datang.

    “Berhenti…”

    Tim kemudian berhenti bergerak karena mendengar Shade bicara. Elenna yang masih mengarahkan senternya kedepan, membalikan badannya dan memandang kearah Shade dibelakangnya yang terlihat serius memandang kearah kiri jalan.

    “Ada apa Shade..?” Elenna dengan agak heran bertanya.

    “Ada sesuatu disini… Aku merasakan sejak tadi kita terus diawasi…”

    Elenna menjadi sedikit panic mendengar apa yang Shade ucapkan. Million yang mendengar hal itu juga, bersiaga dengan rapier yang ia pegang dengan tangan kanannya dan memandang kearah sisi kanan.

    Pierre yg juga siaga, bergerak dengan cepat mengokang Sturmgewehr 44 ditangannya hingga berbunyi dan kemudian dengan segera mengarahkan senapan itu kearah belakang.


    *******​
     
  12. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :yahoo:

    Act – 7.4 The Invader of Hell

    Ketegangan terasa oleh keempat orang manusia yang berada di Kota mati Roma yang gelap. Tidak ada cahaya apapun yang menerangi pandangan mereka kecuali cahaya senter dan sedikit berkas cahaya bulan yang berhasil melesak masuk menembus awan gelap yang menyelimuti Kota. Tim Order tidak bergeming dari posisi mereka masing – masing. Mereka semua terdiam dengan posisi senjata yang siap dan memandang dengan cermat kearah pekatnya kegelapan malam.

    “Aku tidak melihat apapun..” Pierre yang sedang mengarahkan senapannya dalam posisi menembak, bertahan pada posisinya cukup lama. Pemuda berkacamata itu menelan ludah karena dia tidak melihat apapun dipandangannya tapi merasakan memang ada sesuatu disini.

    “Mata menipu kita.. tapi walau begitu aku dapat merasakan keberadaan mereka…” Million tersenyum misterius lalu bergerak merubah posisi memegang Rapier ditangannya pada posisi bertahan.

    Elenna terlihat menjadi lebih gelisah memandang ke segala arah, tapi ia tidak dapat melihat sesuatu apapun selain deretan gedung tua yang gelap dengan beberapa mobil yang diam dijalanan.

    “PRAAANNKKKKK!!!!!”

    Suara kaca pecah terdengar sangat jelas oleh Tim Order. Mereka semua kaget lalu mengalihkan pandangannya kebelakang ke deretan bangunan yang sebelumnya mereka lewati dan kemudian melihat ada apa disana.

    “Praankk!!! Praankk!!! Praankk!!! Praankk!!!”

    Kaca – kaca jendela bangunan tua dibelakang mereka pecah satu persatu dari deretan paling jauh hingga deretan bangunan paling dekat dengan Tim. Kaca – kaca itu terlihat pecah seperti ada sesuatu yang menabrak mereka, namun tidak ada apapun yang terlihat walaupun telah berusaha disorot dengan jelas menggunakan senter oleh Elenna.

    Di waktu yang sekejap dengan keadaan yang panic itu, kepulan asap – asap hitam keluar dari dalam bangunan melewati jendela yang sebelumnya tiba – tiba pecah. Kepulan asap hitam pekat itu bergerak cepat berjatuhan kejalanan dan ada pula yang merayap dari bagunan kebangunan berusaha keras untuk mendekati Tim Order yang berada dijalanan.

    Pierre dan Shade yang memiliki senjata api dan melihat hal tersebut kemudian melepaskan rentetan tembakan pada asap hitam yang mendekati mereka, namun sayangnya hal itu tidak memberikan effect apa – apa.

    “Drtttzzzzzz!!! Drtttzzzzzz!!! Drtttzzzzzz!!! Drtttzzzzzz!!!”

    “Apa ini!! Mereka tidak sedikitpun berhenti!!!” Pierre berteriak sembari terus melepaskan rentetan tembakan dari senapan Sturmgewehr 44.

    Puluhan kepulan asap hitam pekat terus mendekati Order dan ketika berada pada jarak yang cukup dekat, Million dan Shade menebas mereka semua menggunakan senjata close kombat yang mereka berdua pegang. Sayangnya hal itu tidak berguna apa – apa. Shade dan Million kaget sebab mereka seperti benar – benar menebas asap yang nyata. Menembus begitu saja tidak mengenai apapun dibalik kepulan asap hitam itu.

    Gerombolan kepulan asap hitam berlari dengan cepat menabrak anggota Tim Order dan menembus tubuh mereka semua. Di sudut yang lain, Salah satu kepulan asap yang bergerak cepat terlihat mendekati Elenna. Ketika sesuatu yang tidak berwujud itu berusaha menabrak, sang gadis dengan refleksnya menggerakan senter yang ada ditangannya dan menyinari asap itu dan membuatnya hancur menghilang karena terkena cahaya.

    Tim Order kaget dengan apa yang mereka saksikan. Kepulan – kepulan asap yang berlari menabrak mereka kini telah menghilang tanpa jejak dan membuat keempat orang itu menjadi bertanya – tanya apa yang sebenarnya terjadi.

    “Apa itu sebenarnya?” Elenna berkata dengan kebingungan.

    “Menurutku gerombolan asap itu hanya Makhluk Supernatural yang takut akan cahaya..” Million berkata dengan entengnya dan menempatkan rapiernya dipundak kanannya.

    “Makhluk Supernatural?? Aku rasa itu hanya kepulan asap penggorengan yang gosong” Pierre sedikit bercanda sembari mereload kembali amunisi senapan yang ia pegang. “ckrek!”

    Shade yg tidak jauh dari tempat mereka semua dengan mahirnya ditengah kegelapan malam mereload Mauser M712 nya sembari tetap memegang pedang hitam ditangannya. Dia mengisi kembali peluru baru dan kemudian mengokangnya hingga berbunyi. “Mereka tidak berusaha menyakiti kita semua.. mereka hanya memperlihatkan diri mereka dalam bentuk yang abstrak.”

    Pierre sedikit tertawa mendengar itu. “Seperti Tuan rumah memberikan sambutan pada pedatang begitu Shade..? baik sekali tuan rumah di Kota mati Roma ini..”

    Shade berkata dengan sangat serius. “Aku rasa bukan sambutan.. tapi mereka memperingatkan kita mengenai sesuatu.”

    “Sesuatu??” Elenna terlihat menjadi terheran – heran.

    Anggota Tim Order yang sedang sibuk bercakap – cakap, mendengar ditelinga mereka masing – masing suara lantunan organ tiba – tiba bergema ber irama. Suara Organ itu terdengar semakin lama semakin keras disertai dengan suara vocal chorus.

    “Apa lagi ini..?”

    Kebingungan kembali melanda Tim Order. Mereka semua melirik kesegala arah mencoba bersiap jika tiba – tiba sesuatu ada yang kembali datang menuju mereka.

    “Suara ini.. seperti apa yang suara yg dahulu kudengar di Jerussalem.”

    “Jerussalem?? Kamu pernah mengalami hal ini Million!??” Pierre terkejut dengan apa yang dikatakan rekan disampingnya itu.

    “Ya.. suara ini menandakan ada sesuatu hal buruk datang…”

    “Sesuatu yang buruk huh?!” Pierre berkata dengan agak sinis serta bergerak menempatkan Senapan ditangannya dalam posisi siap menembak.

    Suara organ dan chorus yang terdengar jelas itu perlahan menghilang. Anggota Order tetap diam dalam posisi melingkar dan mengamati dengan baik lingkungan disekitarnya.

    “Tidak terjadi apa – apa Million…” Pierre bergumam dan kemudian menurunkan senapannya dan membuang nafas mencoba melegakan diri.


    TEEEENGGGGGG TEEEENGGGGGGG TEEEEENNGGGG TEEENGGGGGG​



    Pierre, Million, Shade, dan Elenna mendengar dentangan lonceng bergema. Suara lonceng itu menjadi suara yang cukup membuat jantung berdegup kencang di tempat yg gelap tanpa suara ini. Lonceng itu berdentang berulang – ulang dan akhirnya berhenti dan membuat keadaan menjadi sunyi lagi. Tim Order dikejutkan dengan matinya lampu senter yang dipegang oleh Elenna dan Million. Satu - satunya cahaya yg mereka miliki sekarang menghilang, keadaan kembali mencekam dan segalanya menjadi gelap gulita sekarang.

    Tiba – tiba muncul sesuatu suara yang terseret – seret. Suara yang awalnya terdengar hanya satu, perlahan – lahan menjadi banyak dan terdengar pula suara rintihan bersuara dari balik kegelapan.

    “Aaa... Aaa.. Aaa.. Aaa…” Suara rintihan pilu yang menakutkan terdengar dari segala arah. Suara rintihan seperti menahan rasa sakit itu terdengar jelas disertai dengan munculnya sepasang mata merah menyala dari dalam kegelapan yang pekat.

    Tim Order menjadi panic, terlebih hal itu terjadi pada Elenna sebab ia melihat bola mata merah menyala telah berkumpul mengepung mereka semua dari sudut jalan yang gelap, atap gedung, dibalik jendela. anggota Order melihat mata – mata merah itu disekitar mereka.

    "Party dimulai..." Shade berbicara dengan sinis memandang sosok - sosok yang bermunculan itu.

    “Apa senjata kita mempan pada mereka?” Pierre berkata disaat yang genting.

    “Hal terbaik adalah mencobanya..” Shade menjawab dengan tegas dan mengarahkan pedang hitam ditangannya lurus kedepan.

    “Jangan gugup Elenna.. aku akan meng-cover mu dari belakang..” Million berbicara mencoba menguatkan hati Elenna.

    “Iya aku mengerti..” Elenna yang terlihat gugup berusaha menjawab dengan lancar.

    “Gunakan Whip ditanganmu untuk menyerang mereka. jangan biarkan mereka terlalu dekat. Jika hal itu terjadi gunakan sihirmu untuk mempertahankan diri.”

    “Aku mengerti.. tidak perlu mengguruiku seperti itu Shade..”

    “Hanya sedikit memberikan tutorial tidak lebih..” Shade menjawab dengan sedikit tersenyum melirik Elenna.

    “KALIAN MASIH BERCAKAP – CAKAP JUGA!!! BERSIAPLAH MEREKA SEMUA DATANG!!!” Pierre berteriak kencang lalu memulai menembakan senjata apinya pada sosok – sosok berbola mata merah menyala yang berlari kencang kearah Order.


    *******​
     
  13. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update lagi... :idws:


    Act – 7.5 Wind of Madness

    Pierre menembakan rentetan peluru yang melepaskan projectile panas dan juga menimbulkan lesatan – lesatan percikan cahaya yang terlihat menghujani melukai sosok – sosok yang berusaha mendekat.

    Gerombolan sosok – sosok hitam yang rupanya tidak terlalu jelas, terlihat berdatangan mendekat. Ciri umum makhluk – makhluk dalam kegelapan itu sedikit dapat disidik – sidik oleh tim walaupun berada dalam konsisi gelap gulita.

    Walaupun berupa siluet, makhluk – makhluk itu terlihat memiliki dua tanduk mencuat di dahinya dan bola mata merah menyala. Mereka bergerak merayap di tanah dan ada pula yang berlari dengan terseok – seok merintih dengan gigi – gigi yang terlihat terbuka dan beberapa ada yg menyeringai.

    Di pandangan yang lain, Shade dengan santainya berjalan melangkah mendekati horde itu sembari menyeret pedang hitam dijalanan hingga menimbulkan bunyi gesekan. “Skreeetttttt!!!”

    Bermula dari melangkah pelan, lama kelamaan langkah yang dilakukan Shade semakin cepat hingga kemudian ia berlari menyeret pedang hitam yang menyentuh jalanan dan kemudian menabrak dengan keras gerombolan Horde yang mendekat.

    Shade menginjak dengan keras salah satu makhluk yang merayap hingga kepalanya memuncratkan percikan darah karena membentur jalan dengan keras. Tanpa basa basi, pemuda ini lalu melanjutkan aksinya melompat kedepan melepaskan beberapa gerakan tebasan yang memotong beberapa sosok makhluk yang menghalangi jalannya.

    Rintihan dan lengkingan suara dari dalam kegelapan semakin terdengar dengan disertai alunan suara senjata api dan juga senjata tajam.

    Elenna melepaskan cambuknya memukul mundur musuh dihadapannya yang berusaha untuk mendekat. Sang gadis yang masih awam menghadapai hal seperti ini, dibantu oleh Million dari belakang untuk membersihkan serangan serentak dari berbagai sisi yang dilakukan makhluk – makhluk kegelapan itu.

    “Terimakasih Million..” Elenna berucap dikala kondisi pertikaian masih terjadi.

    “Aku akan meng-cover mu.. tapi walau begitu tetap berhati – hatilah..” Million mencengkram kepala makhluk didepannya dan kemudian menusuk perut musuhnya hingga menembus, dan segera kemudian menarik cepat rapier ditangannya bersamaan dengan didorongnya tubuh terluka lawannya ke jalanan.

    Million bersiaga dengan Elenna yang juga melakukan hal yang sama tepat dibelakang dirinya.

    “Apa mereka adalah wujud fisik setan yang dibicarakan?” Elenna bertanya dan terlihat wajahnya sedikit takut ketika memandang beberapa tubuh musuhnya yang telah menjadi mayat dan juga beberapa tubuh yang tetap berusaha bangkit kembali.

    “Kita akan mengetahui dan menelitinya setelah semua ini selesai..” Million menjawab dan terlihat ia menggerakan Rapier miliknya dalam posisi siap menyerang.

    ***​

    Pierre melangkah kesamping dengan pelan dengan serta menembakan Sturmgewehr 44 ditangannya pada objek – objek tembakan yang semakin lama terlihat semakin banyak berdatangan. “Ckrek..” Pierre kehabisan amunisi senapannya. Dalam keadaan yang genting, Ia kemudian dengan cepat mengabil amunisi yang lain, mereloadnya dan disaat yang tepat melepaskan rentetan peluru tepat dimulut salah satu makhluk yang benar – benar telah sampai sangat dekat dihadapannya.

    Tidak jauh dari tempat Pierre berada, Shade terlihat sedang berlari kencang menghindari terkaman – terkaman musuhnya hingga ia melompat keatas dan sampai disalah satu tank tua yang terdiam membisu dijalanan.

    Shade yang sebelumnya berjongkok di atas laras panjang meriam tank, kemudian perlahan berdiri dan terlihat angin berhembus menyentuhnya dan membuat mantel hitam panjangnya terangkat berkibar – kibar. Pemuda berbola mata merah kemudian melihat kearah sekelilingnya yang sekarang telah dikepung oleh makhluk – gelap yang terseok dan juga yang merangkak.

    “Bodoh!!! Dia terlalu menjauh dari kelompok!!” Pierre bergumam karena melihat rekannya sekarang tengah terkepung sendirian diantara makhluk – makhluk menyeramkan yang memancarkan sinar merah dari matanya.

    “Mendekatlah demi Shade!!! Akan kutangani Mereka yang ada disini Pierre!!” Million berteriak keras menyuruh Pierre lalu setelah itu dia kembali sibuk memukul mundur musuh – musuh yang terus berdatangan.

    Makhluk – makhluk berbola mata merah, berdatangan berteriak melengking memandang Shade yang sedang berdiri tegap diatas laras meriam tank. Sang pemuda hanya tersenyum melihatnya, dan dengan santainya ia mengeluarkan Mauser M712 dari holster dan menodongkannya pada gerombolan dibawah.

    “Datanglah Padaku… Hai kalian Yang Tercemar…”

    ***​

    Shade melepaskan tembakan pertama. Letusan peluru berpijaran cahaya yang lepas dari laras senjata antique ditangan kiri pemuda itu, membuat musuh – musuh dibawah dirinya serentak bergerak melompat dan merayap mendekat untuk menyerang.

    Shade mundur selangkah kebelakang dan dengan waktu yang sama ia menebas musuh yang melompat tepat dihadapannya.

    “Dorr!! Dorr!! Dorr!! Dorr!! Dorr!!” Shade bergerak berputar menembakan peluru dari senjatanya kesegala arah menembaki sosok – sosok berbola mata merah.
    Tubuh – tubuh yang melompat dan merayap, berjatuhan ke jalanan dengan bersimbah darah disertai dengan dentingan selongsong – selongsong peluru yang berbentur dengan permukaan badan tank tua.

    Shade dengan cekatan menebas kearah samping kanan membelah kepala mengerikan bertanduk yang memperlihatkan gigi – gigi tajam. Cipratan darah menjadi pemandangan yg terlihat dan bersamaan dengan itu Sang Pemuda lalu bergerak memutar menendang dengan bagian belakang kaki sosok makhluk yang melompat tiba – tiba dari samping tepat dibagian titik yang sulit dihindari.

    Salah satu makhluk yang merayap berusaha mencengkram kaki pemuda bermantel hitam dengan hoody itu, namun sang pemuda lebih dahulu melompat menghindari serangan dan melepaskan rentetan tembakan ketika masih melayang diudara.

    Tubuh Shade yang melayang kembali turun menuju laras meriam Tank yang berada dibawahnya. Ketika ia berpijak pada laras meriam dengtan posisi berjongkok, makhluk – makhluk dari kegelapan itu melompat bersamaan dari berbagai sisi dan bersiap mencengkram tubuh pemuda itu.

    Shade yang berada dalam kabut kegelapan tersenyum misterius. Ia yang sebelumnya menunduk, kemudian menggerakan kepalanya keatas dan terlihatlah kedua bola mata merah miliknya menjadi bersinar terang.

    ***​

    “Drap!! Draapp!! Draap!!” Suara langkah kaki Pierre yang berlari kencang menuju lokasi Shade yang tengah dikepung oleh makhluk – makhluk itu.

    Pemuda berkacamata dengan rambut pirang panjang yang diikat belakang ini berlari kencang dengan melepaskan tembakan kepada sosok – sosok yang berada didepannya. Mereka Makhluk yang menghalangi jalannya tehujani dengan peluru – peluru panas tanpa ampun dimana Beberapa ada yang menjadi sempoyongan, dan segelintir lagi rubuh dijalanan dengan genangan darah.

    Pierre yang sedang berlari, memandang Shade tengah bertempur diatas Tank tua dengan melakukan gerakan – gerakan akrobatik. Rekannya itu menghindari serangan – serangan lawannya dan terkdang melompat sambil melakukan tebasan – tebasan dan juga tembakan.

    Pierre melihat Shade berada dalam kondisi Madness, hal itu terlihat dari Bola mata merah yang dimiliki pemuda itu yg bersinar terang diikuti dengan pedang hitam yang ia pegang, kini berwarna merah terang pula. Pierre melihatnya, semakin banyak tubuh makhluk itu ditebas, semakin bercahaya lebih terang juga pedang yang rekannya gunakan.

    “Pergi menjauh dari Tank itu Shade!!!”

    “Drttttzzzzzz!!!! Drrttzzzzzz!!! Drrtttttzzzz!!!”​

    Shade yang mendengar suara Teriakan Pierre lalu menghindari salah satu serangan musuh dari samping, ia kemudian bergerak melompat menginjak wajah dan beberapa tubuh makhluk yang berkerubung disekitar dirinya dan akhirnya sang pemuda melompat tinggi melakukan rolling di udara menjauh dari tank tua yang kini telah dipadati makhluk – makhluk kegelapan itu.

    Dalam kondisi berlari, Pierre yang semakin dekat dengan lokasi Shade menggunakan lengan kirinya mengambil sesuatu dibalik jaket hitam panjang yang ia kenakan. Salah satu Master Order ini kemudian mengerem berhenti mendadak lalu melepaskan kunci hand-granade dengan mulutnya dan tanpa pikir panjang ia melemparkannya dengan kuat kearah tank yg berada tidak jauh didepannya.


    DUUUUUAAAAARRRRRR!!!​



    Suara ledakan kencang terdengar disertai dengan berhamburannya potongan – potongan tubuh yang terlempar ke udara. Shade yang telah berhenti berguling – guling di jalan kemudian berusaha untuk berdiri.

    “Untung saja aku mengerti mengenai jalan pikiranmu..”

    “Aku tidak peduli kau mengerti atau tidak.. yang jelas aku memang berniat meledakan kerumunan itu menggunakan Hand-Granade.” Pierre menjawab sembari mereload kembali senapan api yang ada ditangannya.

    “Melakukan tindakan tanpa koordinasi..huh?”

    “Bukankah itu hal yang biasa kita lakukan di Saint Croix Shade?” Pierre dengan santai menjawab.

    Shade tersenyum. Pemuda berbola mata merah ini lalu berdiri tegap dan perlahan sinar yang menyala dari matanya dan juga pedang yang dipegangnya meredup dan kembali kepada keadaan semula.

    “Ini semua belum selesai..” Pierre membalikan badannya dan memandang kearah Million dan Elenna yang sedang sibuk bertahan menghadapi gerombolan uknown being.

    “Berikanlah mereka waktu beberapa menit… setelah itu, kita bersihkan semua sampah yang ada.”


    *******​
     
  14. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :nikmat:

    Act – 7.6 Assumption and Hyphotesis


    Gelombang serangan tiba – tiba dari makhluk – makhluk yang tidak dikenal telah berhenti dan diakhiri dengan tetap berdiri tegapnya 4 anggota Order yang melaksanakan misi ke Roma.

    “Aku rasa sudah semuanya…” Pierre berkata sembari menendang – nendang tubuh tidak bernyawa yang terbaring dijalanan, seraya mencoba memeriksa apakah mereka masih hidup atau tidak.

    Tidak jauh dari tempat Pierre, terlihat Elenna sedang berjalan dan mengambil kembali senter yang sebelumnya ia jatuhkan ketika pertikaian terjadi. Elenna berusaha untuk menyalakan kembali senter yang ia pegang, dan alhasil berkas cahaya panjang kembali terlihat menjadi alat penerangan di keadaan gelap gulita.

    “Dan apa sebenarnya mereka ini…?” Million melangkah berjalan mendekati Shade yang sedang berjongkok memperhatikan salah satu sosok mayat salah satu penyerangnya.

    “Katakan padaku.. apa sosok mereka sama dengan sosok yang ditemukan oleh Order?” dengan raut wajah yang serius Shade bertanya dengan tetap memandang uknown being didepannya.

    Elenna yang sedang berjalan pelan menuju Shade dan Million dikejutkan oleh Pierre yg memegang pundaknya. Sang gadis terlihat sedikit kaget dan was – was dengan kedatangan pierre yang tiba – tiba disebelahnya. Pemuda berkacamata itu kemudian meminta maaf dan berbicara pada Elenna dan memintanya memberikan penerangan pada sosok yang sekarang sedang Shade dan Million lihat.

    Elenna mengerti, ia lalu menyoroti mayat yang bersimbah darah didepannya. Ketika ia melihat sosok itu lebih jelas karena penerangan senter, Elenna kaget, merasakan takut, dan menjadi sedikit mual hingga memalingkan mukanya kepinggir karena tidak nkuat memandang pemandangan dari onggokan tubuh yg tercabik - cabik.

    Shade yg telah mendapat penerangan lebih, kemudian menggunakan pedang hitamnya mengacak – acak mayat yang terbaring itu untuk melakukan pemeriksaan. Terlihat raut keseriusan dari wajah sang pemuda ketika ia mengiris – ngiris dan membuka tubuh dari sosok makhluk yang tidak dikenalnya tanpa adanya rasa takut.

    “Berikan jawaban padaku.. Apa ini sama dengan sosok yg ditemukan Order?” Shade kembali bertanya

    “Hmmm.. makhluk ini memiliki kesamaan dengan object yg ditemukan Order tapi dengan wujud dan bentuk yang berbeda. Kesamaan mereka memiliki bola mata merah, bergigi tajam, bertanduk, tidak memiliki organ – oragan tubuh seperti manusia. Dan jaringan dalamnya terdiri dari daging dan jaringan pembuluh darah.” Million memberikan penjelasan.

    “Apakah ini mengindikasikan bahwa masih ada sosok Uknown Being lain selain yang Order temukan dan sosok yg sebelumnya kita lawan Million?” Pierre merapatkan kedua tangannya didadanya seraya berpikir sembari melihat object didepannya yang sedang mereka bicarakan.

    “Aku rasa… masih banyak jenis lain yang belum kita temukan..”

    “Shiitt!! Dunia menjadi seperti Neraka… kemunculan Behemoth saja menjadi tanda tanya yang besar bagi kita dari mana sebenarnya makhluk besar itu berasal. Sekarang ditambah lagi dengan makhluk yg kita temukan dengan kemungkinan mereka memiliki ragam jenis.” Pierre menggerutu marah dengan apa yang terjadi pada dunia.

    “Apa yang sebenarnya terjadi di kota ini?” Elenna yang masih memalingkan mukanya tidak berani melihat object yg tidak dikenal, berbicara pelan. Anggota Tim Order terdiam tidak menjawab. Mereka semua terlihat bingung dan tidak memiliki jawaban apapun untuk menjelaskan pada gadis lugu ini.

    Shade yg sedang berjongkok, kemudian menarik nafas dalam – dalam lalu membuangnya melepaskan beban dalam dirinya. Ia yg merasa lebih tenang setelah menarik nafas kemudian berbicara.

    “Kita tidak tahu apa yang menyebabkan semua ini terjadi.. kenapa harus kota Roma.. dan kenapa juga makhluk mengerikan ini muncul disini. Namun, walau begitu setidaknya kita mengetahui bahwa ada jenis lain yang ditemukan selain object yang berhasil dibawa Order ke Avalon.”

    Pierre membalikan badannya dan kemudian berbicara dengan pesimis “Aku meragukan, kita akan mengerti semua hal yg terjadi disini dengan waktu yg tersisa.”

    “Asumsi sementara… sosok ini adalah wujud fisik dari setan bukan? Baiklah kita akan membuktikan hal itu.”

    “Membuktikan?? Apa yg akan kau lakukan Shade??” Elenna bertanya dengan heran.

    Elenna, Million, dan Pierre memandang dengan serius kearah Shade. Dimata mereka, terlihat Shade sedang tertunduk memejamkan mata terdiam cukup lama tidak bersuara. Mereka semua bertanya – tanya didalam hati, Apa yang sebenarnya akan Shade lakukan.

    Shade yg lama terdiam, kemudian membuka matanya dan menggerakan telapak kanannya mengarah kearah sosok uknown being yang telah terburai.

    BISMILLAH HIROHMAN NIROHIM…
    ROBBI A'UUDZUBIKA MIN HAMAZAATISSYAYAA THIINI WA A'UUDZUBIKA ROBBI AYYAHDHURUUN..


    (in the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful... Ya Allah, I seek the refuge in You from interference devil and I seek refuge in You from Their Arrival)”

    Shade mengucapkan kata secara perlahan dan jelas. Setelah kalimat yang ia katakan itu selesai, tiba – tiba saja muncul percikan nyala api dari tubuh uknown being yg terburai dan api kecil itu mulai membakarnya dan berubah menjadi nyala api yang cukup besar.

    “Apa yang terjadi?!!” Pierre terheran – heran dengan apa yang dia lihat dengan matanya.

    Elenna dan Million mengalami keheranan yang sama. Mereka terkejut sekaligus takjub dengan peristiwa yang baru saja terjadi didepan matanya.

    Shade yang dalam kondisi berjongkok kemudian berdiri tegap dengan tetap memandang sosok uknown being yang terbakar gosong.

    “Kata – kata yang kuucapkan adalah Doa dalam Islam yang dapat digunakan untuk mengusir Setan dan juga melindungi diri dari gangguan serta kedatangan Mereka Yang Tercemar.”

    “Jadi itu kata – kata suci… dan sosok ini memberikan respon terhadap hal itu..” Pierre berkata dan kembali berpikir.

    “Asumsi itu benar adanya… Mereka adalah bagian terendah dari Cahaya Redup yang dijatuhkan Tuhan ke jurang dunia.” Shade berkata.

    “Jadi mereka adalah wujud Setan dalam bentuk fisik yang sebenar - benarnya….” Elenna memandang kearah object yang terbakar itu yang sekarang apinya telah meredup dan tubuhnya menjadi abu.

    “Bagaimana jika melakukan satu kali percobaan lagi..”

    “Percobaan apa lagi yang harus dilakukan Million??” Pierre menjawab.

    Shade yang sedang berdiri dan mendengar perkataan million, kemudian memandang kearah gadis disampingnya yaitu Elenna yang terlihat sedang serius memandangi sosok terbakar yg sekarang telah menghilang dan bersisa nyala api yg kecil.

    “Elenna, coba kau lakukan hal yang sama menggunakan Exorcism word” Shade berbicara dan membuyarkan lamunan Elenna.

    “Eh?.. Exorcism Word..?”

    ***​

    “Kamu hafal Exorcism Word Elenna..?” Pierre yang ada disamping kanan Elenna bertanya pada gadis itu yang sekarang sedang jongkok didepan salah satu mayat yang sudah tak bernyawa.

    “Aku rasa, aku mengingat beberapa patah kata dari buku yang dahulu kubaca ketika masih bekerja di Museum.” Elenna menjawab

    “Kalau begitu lakukanlah sekarang” Shade yang berada disamping kiri Elenna berbicara.

    Sang gadis terdiam sejenak. Million yang berada di samping Pierre memandang dengan serius dan menerka apa yang akan terjadi selanjutnya.

    Exorcizo te, omnis spiritus immunde, in nomine Dei Patris omnipotentis, et in noimine Jesu Christi Filii ejus, Domini et Judicis nostri, et in virtute Spiritus Sancti, ut descedas ab hoc plasmate Dei (name), quod Dominus noster ad templum sanctum suum vocare dignatus est, ut fiat templum Dei vivi, et Spiritus Sanctus habitet in eo. Per eumdem Christum Dominum nostrum, qui venturus est judicare vivos et mortuos, et saeculum per ignem.

    (I exorcise thee, every unclean spirit, in the name of God the Father Almighty, and in the name of Jesus Christ, His Son, our Lord and Judge, and in the power of the Holy Spirit, that thou depart from this creature of God, (persons' name) which our Lord hath designed to call unto His holy temple, that it may be made the temple of the living God, and that the Holy Spirit may dwell therein. Through the same Christ our Lord, who shall come to judge the living and the dead, and the world by fire.)”

    Kalimat selesai dan Api besar muncul menyala terang berkobar didepan Elenna dan membuat gadis itu bergerak mundur karena saking terkejutnya.

    Tepat seperti apa yang diduga oleh Shade. Sosok yang muncul dari dalam kegelapan dengan bola mata merah menyala adalah Mereka golongan Yang Tercemar. Shade yg memandang kobaran api itu lalu berbicara dan membuat anggota Tim lainnya tercengang.

    “Apa ini semua adalah pertanda mengenai Akhir Dunia..?”


    ******​
     
  15. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :ngacir:

    Act - 7.7 Indecision about Life

    “Jadi.. Kita harus pergi ke Cittadel Vaticano..” Pierre berkata dengan terkejut.

    “Apa kamu pikir kita memiliki cukup waktu untuk sampai kesana dan pergi dari kota Roma sebelum missile itu diluncurkan Shade?” Million berkata serius mempertanyakan kata – kata Shade sebelumnya.

    “Pilihan sulit bukan Million? namun sesuatu yang besar terjadi disini. Kita semua tahu bahwa setan sekarang telah memanifestasikan diri mereka dalam bentuk fisik. Apa kau tidak merasa itu merupakan masalah besar?

    Sekarang mungkin baru Kota Roma tempat dimana kita menemukan mereka. Tapi, bagaimana jika hal ini terus menyebar? Bagaimana jika para Setan mulai bermunculan di berbagai tempat?

    Kita harus mengetahui penyebabnya.. Kita harus mengetahui kebenaran untuk mencegah hal lebih buruk terjadi di tempat lain.”

    Anggota tim terdiam sejenak memikirkan kata – kata Shade yang ada benarnya juga. Mereka masih terus berpikir dan mencoba memutuskan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

    Pierre terlihat bergerak memandang keatas langit luas yang gelap gulita. “Mungkin Tragedy Roma yang menimbulkan kemunculan para setan ini telah terjadi sejak 5 tahun yang lalu.

    Hmm.. Ya aku mengerti dengan keinginan besarmu untuk mengungkap semuanya Shade.. Hal ini mungkin berhubungan erat dengan Misi Order ke tempat ini.. terlebih lagi semua hal ini berkaitan dengan hilangnya penduduk sipil dan juga Sannael.

    Secara tidak langsung Order memiliki kewajiban untuk mengungkap segalanya.. Aku rasa, mungkin ini adalah waktunya untuk mengetahui penyebab segala hal yang terjadi di Roma.”

    “Mungkinkah Gerbang Neraka Terbuka..?”

    Anggota Tim yg sedang berpikir masing – masing tiba – tiba dikejutkan oleh Elenna yang ikut berbicara.

    “Gerbang Neraka? Itu adalah jokes yang biasa Aku dan Shade bicarakan ketika melihat kota – kota didaratan eropa ini hancur luluh lantah tanpa kehidupan. Apa kah hal sebenarnya seperti itu mungkin benar terjadi?”

    “Aku juga tidak mengerti Pierre.. namun… ingatanku.. ingatanku tentang orang itu mungkin memberikan petunjuk..”

    “Orang itu…? Siapa Elenna??”

    Adrian Flyerrs.. lelaki yang dahulu melindungiku ketika perburuan penyihir terjadi di Eropa.”

    ***​

    ***​

    “Perselisihan antara para Pemburu dan pelindung para penyihir… serta ramalan tentang Gerbang Neraka…” Pierre berpikir serius dalam posisi tangan yang memegang mulutnya, kepala menunduk, dan dahi yang mengerut.

    “Salah satu trace yang mungkin menjadi rantai berantai yang berkaitan dengan Roma.” Million berbicara berasumsi.

    “Sekarang apa yang selanjutnya akan kita pilih? Kembali ke Avalon dengan membawa pesan mengenai manifestasi bentuk fisik setan yang Nyata, atau mencoba memecahkan segalanya dan pergi menuju ke Cittadel Vaticano” Shade berbicara dengan tegas sembari memandang ke wajah setiap rekannya yg terlihat sedang berpikir keras.

    “Namun waktu yang tersisa.. dan tidak adanya kendaraan yg dapat digunakan untuk pergi cepat dari kota ini” Million terlihat menyipitkan matanya dan merasakan pesimis.

    “Apapun yang kalian pilih.. Aku akan pergi kesana..”

    “Apa yang kamu bicarakan Shade?! Kita adalah satu tim ingat itu! Melaksanakan Misi dengan menanggung tanggung jawab yang sama, dan juga menyelesaikan misi dengan tanggung jawab yg sama juga.” Pierre menjawab dan terlihat sedikit marah karena mendengar ucapan Shade.

    “Ini bukan hanya mengenai Misi saja Pierre.. ini menyangkut hidup dan juga kematian. Kita semua tahu missile akan diluncurkan tepat ke kota ini dalam waktu yg telah ditentukan. Selain itu, sekarang kita yang berada di Kota ini juga tahu bahwa mungkin saja lebih banyak setan berkeliaran di dalam kota dan akan menghambat kita menuju Vatican.

    Kurasa kau mungkin sudah mengerti… Hidup kita dipertaruhkan dalam misi ini. Sebelum semuanya terlambat dan menyesal, aku ingin kalian masing – masing memilih apa yang terbaik bagi hidup kalian sendiri.”

    Tim Order terdiam berpikir bimbang dan bingung apa yang akan mereka putuskan selanjutnya. Kata – kata Shade menyadarkan anggota tim nya yg lain mengenai kehidupan, terlebih hidup mereka masing - masing.

    “Demi Dunia yang aku cintai dan orang – orang yang mengharapkan keadaan dunia yng lebih baik, Aku bersedia untuk mencari tahu segalanya ke Vatican walaupun mungkin ketika semuanya terbongkar, waktu yg kita miliki telah habis.” Elenna berbicara pelan dan akhirnya melakukan pilihan.

    “Aku tidak akan membiarkan seorang wanita pergi bersamamu ketempat yang berbahaya.. well, Aku memilih untuk pergi juga ke Cittadel Vaticano..”

    Pierre dan Elenna telah memilih, tinggal satu orang lagi yang terlihat masih berpikir dan belum juga menentukan pilihan. Ya, dia adalah Million, Master Order yg sebelumnya berhasil menyelesikan misi penting di Jerussalem.

    “Aku pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan anggota Tim… Baiklah aku akan menemani kalian bertiga, dan memastikan bahwa kita semua dapat menyelesaikan misi ini dan kembali bersama ke Avalon."

    “Semuanya telah memilih Shade.. Semuanya telah setuju untuk pergi ke tujuan utama kita yaitu Vatican.”

    Shade tersenyum mendengar kata – kata Pierre dan juga pilihan rekan - rekannya yang lain.

    Pemuda berbola mata merah itu lalu membalikan badannya dan kemudian melangkah pergi dengan pelan seraya berkata “Pilihan yang baik.. Kita semua akan menjadi orang – orang mati”

    “Setidaknya kau tidak akan mati sendirian Shade Haha” Pierre berteriak memberikan candaan sembari melangkah berjalan juga mengikuti Shade.

    Elenna tersenyum.. ia merasakan, orang – orang ini menjadi begitu amat berarti dalam hidupnya. Terlepas dari segala pelik kehidupan dan masalah yang ada di dunia ini, ia tidak ingin membiarkan salah satu orang yg berarti baginya terluka atau pergi menghadapi bahaya sendirian.

    “Kamu benar – benar serius dengan pilihanmu Elenna? kau tidak merasa takut..?” Million yang berada disamping Elenna bertanya.

    Elenna memandang wajah million dan menjawab dengan memberikan sedikit senyuman. “Takut untuk apa?? Pada akhirnya semua orang akan mati dan menghadap Kepada-Nya. Semuanya adalah takdir yg tidak bisa diubah, dan itu hanyalah masalah bagaimana semua nya akan berakhir.”


    ******​
     
  16. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update...:matabelo
    mungkin gaya penceritaan di chapter ini agak berbeda :malu:

    Act – 7.8 Lacrima Di Angelo

    Kegelapan pekat menyelimuti Empat orang yang sedang berjalan di wilayah Kota Roma. Langkah – demi langkah yang dilakukan menghabiskan setiap waktu menit bahkan detik yang diberikan pada mereka.

    Empat orang yang mengetahui rahasia.. Empat orang yang mencoba mengungkap segalanya…

    Dunia adalah suatu tempat indah. Suatu bentangan tanah dan juga langit luas yang diperuntukan bagi mereka manusia yg diberikan berkah oleh-Nya. Sebuah kalimat yang terangkai dan diimani oleh mereka orang – orang yang percaya, dunia diciptakan untuk mereka dan harus dijaga oleh mereka.

    Dibalik semuanya.. dan dibalik segalanya, dunia ini telah rapuh dan terlalu kotor oleh dosa..

    Ketika dunia ditinggalkan oleh-Nya… ketika segala hal yang diperbuat manusia sendiri harus mereka dapatkan akibatnya.

    Segalanya berbelok… waktu telah semakin sempit… Masa depan mereka telah habis..

    Penantian… Luka hati… Balas dendam… mereka yang telah lama menunggu akhir dari dunia akan mendapatkan kesempatan…

    Dimana Messiah yang ditunggu?? Tidak ada..

    Dimana Imam terakhir yang memberikan jalan yg lurus? Tidak ada..

    Masa telah berganti… cahaya telah tertutup oleh kubangan kegelapan, iman bagaikan kaca yg retak menjadi serpihan – serpihan yang bertebaran…

    Ini adalah saatnya.. waktu untuk melihat Rencana Tuhan dan juga rencana Mereka yang Tercemar..

    Mereka berteriak kencang.. membangunkan dendam yang ber usia ribuan tahun..

    Para Martyr terkejut dan memandang kelangit gelap yang luas dan melihat bola mata merah menyala bersinar di atap – atap bangunan yg gelap gulita..

    Kepanikan menyebar, senjata api dikeluarkan. Mereka bersiap dengan penyerangan besar yang terjadi.

    Apa yang Kami lakukan? Hanya melihat dengan penuh rasa sedih dan juga kepiluan yg menyayat hati.. Tidak dapat melakukan apa – apa.. terantai oleh hukum yang ada..

    ***​

    Mereka Keturunan dari Cahaya yg dijatuhkan yang memiliki sayap, terbang melayang tinggi…

    Dia lelaki yang memiliki ketetapan hati sekuat St. Michael membuang senapan api dari tangannya dan kemudian mengambil dua buah senjata dari balik mantelnya yang berwarna perak mengkilat.

    Letusan terdengar… selongsong peluru bertebaran disertai percikan api dari senjata yang dia pegang. Tubuh – tubuh yang terawetkan disisi lain dunia, rubuh berjatuhan dari langit.

    Mereka para Martyr bertempur demi Cahaya..

    Dia sang penyangkal.. benih dari Sammael dan bagian dariku.. Menggunakan pedang hitam ditangannya membunuh mereka yang Tercemar dengan diliputi kemarahan dari Cain yang merasuki dirinya.

    Darah bercipratan ke berbagai arah. Teriakan kemarahan terdengar menjadi rintihan kesakitan. Bukan manusia.. bukan setan.. dan bukan juga malaikat.. Dia adalah Pilihan-Nya namun bergerak bukan atas Nama-nya… Jiwa yg kuat, perwujudan Anti thesis Michael dan Anagram dari HELEL.

    Tidak jauh dari Sang penyangkal, seorang ksatria suci terdiam memandang mereka yang terkutuk yang sedang mengelilingi dirinya… seperti St. George dia menggerakan Rapiernya demi cahaya dan demi bagian dari dirinya.

    Wanita yang mengalami penderitaan.. caci maki.. hujatan.. dan kebencian dari para penduduk seperti apa yang terjadi pada Perawan Maria… berdansa bersama dengan cambuk yang ia pegang dan melepaskan juga pedang – pedang bercahaya biru yang mendorong kerumunan makhluk – makhluk kegelapan yang mencoba meraihnya.

    Para martyr yang bertempur dengan hati yang kuat, semakin lama terdesak dengan jumlah penyerang yang semakin lama muncul semakin banyak dan bergerombol. Kekuatan berubah menjadi kelelahan.. ketetapan hati berubah menjadi keputus asaan..

    Walaupun perasaan itu yang kulihat dari dalam jiwa mereka, tidak sedikitpun mereka mencoba berhenti mempertahankan hidup mereka.

    Divine Faith or Divine Hate..

    Apakah mereka semua memilih pada satu sisi yang sama?

    Lagu dimulai.. nyanyian Chorus terdengar menggema…

    Mereka yang tercemar yang memiliki tanduk lebih dari dua dan bertubuh besar berdatangan berlari kencang menabrak mobil – mobil tua yang terdiam dijalanan, melemparkan truk – truk militer, menginjak tank – tank serta menabrak dan membuat gedung – gedung disekitar nya bergetar hebat.

    Para Martyr merasakan ketakutan dalam hatinya… mereka kehilangan banyak tenaga dalam perang ini dan juga waktu..

    Sang gadis penyihir yang merupakan pelindung utama keseluruhan Tim yang membuat tameng magis yang melindungi mereka semua dari banyak serangan mendadak, jatuh berlutut di jalan karena kehabisan tenaga.

    Salah satu Martyr berteriak memperingatkan satu sama lain dengan menembakan rentetan api dari dua senjata perak yang ia pegang dengan kedua tangannya..

    Di keadaan yang ricuh dan riuh, Sang penyangkal dengan mata yang bersinar berlari kencang meyeret pedang hitamnya di jalanan berlari lurus kedepan kearah salah satu raksasa hitam bertanduk empat dengan 14 bola mata merah yg menyala yang sedang berlari kearah mereka.

    Sang Viator yg merupakan anak – anak pilihan, melompat tinggi menabrak dengan keras dan melakukan sabetan kencang pada raksasa didepannya..

    Pedang merah menyala yang berlumuran darah menusuk bagian mulut raksasa itu. Sang penyangkal yang penuh kemarahan melepaskan tembakan dan menghancurkan mata – mata yang ada dipermukaan wajah musuhnya.

    Raksasa itu berhasil mencengkram dan kemudian melemparkan manusia ditangannya kejalanan. Sang Viator menabrak jalanan dengan keras serta berguling – guling sebelum akhirnya berhenti.

    Semakin terpojok.. kelelahan melanda.. darah bercucuran… ketakutan merasuki..

    Wanita yang berlutut dengan lemas menundukan kepalanya. ia memejamkan mata dan berharap pada Tuhan..


    Aku mendapatkan perintah dari-Nya untuk memberi jalan…


    Lakukan Wahai Mal’akh Al-Mawt… perlihatkan pada manusia yg mulia mengenai keberadaan golongan kita..

    Kabut hitam pekat muncul dari berbagai arah dengan bentuk bergelombang. Bentuk misterius itu dengan cepat secepat hembusan angin, menyentuh dan mengikat tiap – tiap tubuh mereka yang Tercemar dengan kuat dan membakarnya dengan kobaran api yang menyala – nyala.

    Mereka yang memendam dendam ribuan tahun berlarian tanpa arah, namun kabut hitam itu tetap mengejar mereka tanpa berhenti. Mereka yang tersentuh, terbakar dengan hebat. Lokasi tempat dimana para martyr berperang yg sebelumnya gelap gulita, kini terlihat terang benderang oleh nyala api yang terlihat dimana – mana.

    Kericuhan perang berhenti. Para Martyr kebingungan melihat kejadian yang baru saja mereka lihat. Tubuh – tubuh besar itu terbakar hebat bergerak – gerak tanpa karuan dan kemudian menghilang menjadi abu meninggalkan hanya kobaran api yang tersisa.

    Viator yang terbaring dijalanan berlumuran darah, meringis kesakitan dan mencoba membuka matanya memandang kelangit gelap diatasnya. Dia begitu sangat terkejut ketika melihat awan gelap diatas dirinya membentuk sayap hitam gelap besar yang sedang melipat keatas dan kebawah dengan terlihat juga puluhan juta pola mata di permukaannya yang melepaskan kilatan petir dari tiap bentuk bola mata.

    Anggota Martyr lain yang juga terlihat kelelahan, memandang juga keatas langit yang gelap gulita. Mereka semua melihat ikatan awan berbentuk sayap mengerikan bergerak melingkar memuntahkan kilatan – kilatan petir bercahaya.


    Semuanya telah tertulis… Takdir akhir bagi mereka telah ditetapkan saat ini..

    Semua yang tersirat pada Perang terakhir akan terbuka…

    Kekangan ditambah untuk kami… ikatan rantai diperkuat..

    Biarkan Dia memilih…

    Biarkan manusia melihat akhir dari segalanya…


    *******​
     
  17. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :ehem:

    Act – 7.9 Enemy Crucified

    “Banyak kejadian aneh yang terjadi..”

    “Aku rasa langit memberikan pertolongan pada kita Million..” Pierre memegang mukanya dengan tangan dan menegadahkan kepalanya kelangit.

    “Langit? Hmm.. Mungkin saja..” Million yang sedang duduk, menundukan kepala memejamkan mata seraya tersenyum.

    Sang pemuda yg kelelahan itu lalu melirik kearah Shade yang sedang bersender di dinding dan melihat juga Elenna yang sedang terbaring. “Dia tertidur?”

    “Ya Elenna tertidur.. aku rasa ia kelelahan dengan apa yang terjadi tadi malam..” Pierre menjawab pertanyaan Million dengan berusaha juga sejenak bersender duduk di jalan mengistirahatkan tubuhnya yg mengalami kelelahan berat.

    “Bagaimana Lukamu Shade?” Million mengalihkan pandangan kearah yang lain seraya bertanya pada Shade yg sedang duduk bersender pada dinding disamping Elenna yang tertidur Terbaring.

    “Aku baik – baik saja… lukanya telah pulih..”

    “2 jam sudah berlalu.. Aku rasa itu sudah cukup bagi kita untuk istirahat. Waktu terus berjalan, kita tidak punya banyak waktu..” Million melihat jam tangan ditangan kirinya, kemudian mengambil rapier miliknya dan berdiri memandang daerah itu yang sekarang mulai terang karena cahaya mentari mulai terbit.

    “Malam telah berganti pagi.. kuharap di pagi hari buta begini kita tidak menghadapi gelombang besar seperti tadi malam.” Pierre berbicara sembari bergerak berdiri dan menepuk – nepuk mantel dan celananya yang terlihat kotor karena berdebu.

    “Elenna.. Elenna.. bangun..” Shade berusaha membangunkan Elenna yang masih dalam keadaan tertidur.

    “Hmmm..? Dimana ini?” Elenna membuka matanya dan sedikit bergumam. Gadis itu berusaha bangun dari posisinya yang terbaring dengan pula mngucek – ngucek mata dan menutup mulutnya yang terkadang menguap.

    Shade yang sebelumnya berjongkok, bergerak berdiri pelan dengan menarik lengan kiri Elenna menggunakan tangan kanannya, dan membantu gadis yang masih belum sepenuhnya sadar itu untuk berdiri.

    Million menahan Rapier yang ia pegang dipundak kanannya dan berbicara kepada anggota Tim untuk segera bersiap melakukan perjalanan lagi.

    “Perjalanan kita masih panjang… walaupun ini masih dini hari, kita akan tetap melanjutkan perjalanan..”

    ***

    Municipio II Area

    Sinar mentari pagi melesak menyinari menghapuskan kegelapan pekat dari malam yang telah berganti. Kegelapan yang sebelumnya menyelimuti dan menutup mata dari pandangan sebenarnya, akhirnya sekarang dapat memperlihatkan jelas suasana dari salah satu bagian kota roma yg sesungguhnya. Pemandangan blok – blok kota Roma begitu indah dengan gaya arsitektur yang berkelas seni tinggi walaupun sekarang ini kondisi bangunan terlihat telah kotor berdebu, dan terlihat kumuh tidak terurus.

    Million melangkah berjalan paling depan dengan bersiaga melirik setiap sudut gang, dan juga bangunan – bangunan cukup besar yang sedang dilewati oleh Order. Keempat orang Tim Order terlihat lebih siap setelah mengalami pengalaman sebelumnya. Mereka tidak berlari, namun mereka berjalan dengan hati – hati mencegah terjadinya serangan yang mungkin akan datang tidak terduga.

    Elenna yang terlihat sedikit mengantuk memandang kearah sekelilingnya. Dia melihat Mobil – mobil dan sepeda motor tua berada di jalanan dengan posisi yang tidak beraturan dan dibagian sudut – sudut pinggir jalan, ia melihat kertas – kertas bersebaran di jalan memperlihatkan kondisi yang kumuh dan berantakan.

    Million berhenti melangkah. Dia tercengang melihat pemandangan didepan matanya yang jaraknya sekitar 4 meter dari dirinya.

    “I.. itu..” Elenna berbicara dan ikut tercengang memandang objek yang ada didepan matanya.

    Shade memandang dengan tajam pada objek itu. Dia merasakan amarah dan dendam didalam hatinya yang kembali datang.

    “Kenapa mereka ada disini..? kenapa The Sect ada disini!!??” Pierre berkata dengan sangat terheran – heran

    ***

    Tiga buah Kayu salib berwarna hitam cukup tinggi tertancap dijalanan dan menimbulkan retakan pada jalan yang cukup besar. Terlihat posisi Dua dari kayu salib itu tertancap terbalik, sedangkan kayu yang paling tengah tertancap dengan benar walaupun tidak lurus.

    Darah segar berwarna merah mengalir menetes hingga mengotori permukaan jalanan. Pemandangan mengerikan terlihat oleh anggota Order, dimana di setiap tiang salib itu terdapat tubuh yang mengenakan robe hitam panjang berlumuran darah yg juga mengenakan topeng berwarna putih retak. Posisi tubuh yg tak bergerak itu terlentang tersalib dengan pedang yang menancap dikedua tangannya beserta juga tombak yang menusuk lambung mereka.

    “Mereka juga ada di kota Roma..” Shade yang telah berada sekitar 1 setangah meter dari tubuh tak bernyawa itu berbicara.

    “Dan menjadi korban dari mereka yang Tercemar.. benar Shade?” Pierre terlihat sedikit tertawa melihat golongan yg menjadi musuhnya tewas di tiang salib.

    Million memandangi salah satu sosok yg tersalib, dan melihat darah menetes dari sela – sela retakan topeng putih yg sosok itu kenakan. “Aku rasa mereka belum dibunuh lama.. Walau begitu hal ini terlihat Ironis sekali.. Pemuja setan dibunuh oleh setan itu Sendiri..”

    Elenna yang melihat juga kondisi 3 mayat didepannya tidak ikut berbicara dengan yang lain. Dia terdiam dan terlihat wajahnya menjadi muram.

    Shade yang berada paling dekat dengan 3 object itu terlihat sedang berpikir. “Jika The Sect ada disini, itu mengindikasikan bahwa mereka menginginkan sesuatu hal di Roma...”

    “Apa yang mereka cari..?” Pierre melontarkan pertanyaan.

    “Sesuatu hal yg buruk bagi umat manusia…” Shade menjawab tegas dengan terlihat penuh kebencian memandang tubuh tak bernyawa didepannya.


    “Sreek.. Sreek..”

    Suara – suara kecil tiba tiba terdengar dari ujung salah satu sudut gang. Elenna yang berada diposisi paling pinggir didekat trotoar, melirik kearah suara yang menganggunya namun ia tidak melihat apapun.


    Ini adalah waktu yg dijanjikan.. waktu yg ribuan tahun lalu ditetapkan..


    Elenna mendegar suara bisikan - bisikan pelan. Hal yang sama terdengar pula di telinga masing – masing rekannya.

    “Berhati – hatilah.. ada yang tidak beres disini..” Million berbicara memperingatkan Tim lainnya agar bersiaga.

    “Saatnya olah raga pagi untuk memanaskan badan.” Pierre bercanda serta mengeluarkan M1911 Silver Barell miliknya dari Holdster yang berada di bawah ketiaknya.

    Shade mengisi amunisi Mauser M712 yang ia pegang dengan santai dan berbicara tanpa memandang Elenna yang berada disampingnya. “Fokus Elenna..”

    “Aku mengerti..” Gadis yang mengenakan pakaian dress putih dan korset hitam yg mengikat pinggangnya melihat ke sekeliling daerah. Bisikan – bisikan sekarang bercampur dengan suara geraman.

    “Banyak sekali..” Pierre berbicara dengan sedikit tertawa. Anggota order dapat melihatnya, sosok Mereka Yang Tercemar ada disekitar mereka dengan wujud yang tembus pandang. Walaupun tidak begitu terlihat jelas bentuknya seperti siluet, Tim Order masih dapat menerka posisi mereka.

    Bola mata merah menyala muncul satu persatu dan akhirnya terlihatlah mata merah itu berada dimana – mana.

    “Bagus.. sekarang terlihat lebih jelas posisi mereka dari mata busuk yg mereka miliki..” Million mengayun – ayunkan rapiernya menandakan siap menghadapi kedatangan para penyerang.

    “Lock and Load…” Shade tersenyum menyeringai.

    ***​

    “DORR!!!” Viator menembakan peluru dari senjata api ditangannya. Peluru yg ia lepaskan melesat kencang mengenai salah satu sosok setan dan membuatnya terdorong bermuncratan darah kebelakang.

    Mata menyala berwarna merah terang yang memiliki tubuh transparan bergerak. Suara langkah kaki mereka yang berat dan juga angin yang terhempas, memperlihatkan posisi keberadaan sosok – sosok penghuni Neraka itu.

    Elenna merasa cukup kesulitan melawan musuh yang berkamuflasi ini. Sang gadis melemparkan cambuknya kesetiap bola mata merah yang mendekat dari depan dan samping. Ketika serangan tiba – tiba dari belakang muncul, Million dengan sigap melompat menebas menghentikan itu dan menyelamatkan nyawa Elenna.

    “Million??!!”

    “Berhati – hatilah!!!”

    Sang pemuda berambut putih panjang dan mengenakan pakaian aristocrat, kembali bertempur di bagian area yang tidak jauh dari Elenna. pemuda itu menghindari, menebas, dan terkadang melakukan rolling untuk menghentikan setiap sosok penyerang yang bermunculan.

    Mereka Yang Tercemar yg telah tewas, rubuh bergelimpangan dijalanan dengan tubuh yang tidak transaparan dan memperlihatkan warna asli kulit mereka yaitu coklat tua gelap. Tubuh yg tembus pandang adalah bentuk camouflage yang mereka gunakan untuk memudahkan penyerangan dan menyulitkan musuh untuk melawan.

    Namun hal itu tidak menjadi masalah besar bagi Shade dan Pierre. Sebab serangan dan tembakan yang mereka lepaskan memuncratkan darah yang berbekas terkadang pada beberapa sosok lain yang akhirnya lebih memperlihatkan jelas keberadaan posisi mereka.

    “Ckrek!!” Suara senjata perak M1911 yg Pierre pegang kehabisan peluru disaat yang tidak tepat dimana salah satu Setan terlihat sedang melompat dari samping berusaha mencengkramnya.

    Pierre memutar badannya menghempaskan mantel hitam yg ia kenakan sembari menyimpan kembali kedua pistol yang ia pegang pada holsternya.
    Pemuda berkacamata itu dengan segera mengambil Saw-off Shotgun dipunggungnya dan mengarahkan laras tepat kearah kepala musuhnya menggunakan tangan kanannya.

    “Jangan coba – coba bermain denganku!!!!”

    “JDARR!!”

    Kepala makhluk itu pecah berhamburan karena terkena tekanan dari peluru – peluru shotgun yang menyebar keberbagai arah. Tubuh Terkutuk yang sebelumnya berkamuflasi, sekarang memperlihatkan warna aslinya dan rubuh tergeletak di jalanan beraspal tebal dengan berlumuran darah.


    ******​
     
  18. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    Shade End? :madesu:

    Act - 7.10 Everything for Mission

    Ayunan pedang dilepaskan. Gerakan menyamping yg dilakukan menyayat memutuskan tubuh sempurna dari setan yang transparan.

    Apakah mereka yang melakukan semuanya padamu..?​

    Shade memutarkan pergerakan tangannya dan bersiap melakukan tebasan dari atas kebawah. Pemuda berbola mata merah itu memegang pedang hitam dengan kedua tangannya dan setelahnya terdengar teriakan keras menyeramkan datang dari arah belakang dirinya. Sang pemuda menggerakan kaki kirinya memutarkan badan, tanpa melihat jelas dan hanya mengandalkan feelingnya, Shade melepaskan sabetan kencang membelah satu sosok setan yang menyerangnya dari atas.

    Apa setan – setan ini yang membunuhmu Sannael..?​

    Shade menggeram penuh kemarahan. Dengan tatapan yang tajam, pemuda bermantel hitam itu melihat Setan – setan transparan bermunculan berjatuhan lebih banyak dari langit.

    “Mereka terus bermunculan!!!” Pierre berteriak sembari tetap melepaskan letusan – letusan tembakan menggunakan shotgun yang ia pegang.

    “Mereka lebih menyulitkan dari lawan – lawan sebelumnya!!” Million berbicara dan terlihat dia terdesak dengan jumlah penyerang yang semakin lama semakin banyak.

    Cahaya mentari yang baru saja terbit bergerak semakin tinggi melatari Keadaan daerah Municipio II menjadi sangat ramai dan riuh. Tim Order bernafas terengah – engah… mata – mata merah yang haus akan kematian memandangi mereka semua. Tim Rome menyadarinya, menghilangnya kegelapan malam yang pekat tidak membuat keadaan menjadi lebih baik. Semakin berjalan melesak masuk ke kota Roma, semakin sulit rintangan yang ditempuh oleh Order.

    “Ini seperti Jebakan pasir…” Shade berbicara dan terdengar oleh rekan – rekannya yang tidak jauh berada di dekat dirinya.

    “Cih.. semakin lama dan semakin kita sering bergerak, kita akan terperosok lebih jauh dan lebih dalam pada kesulitan!!”

    Pierre menyimpan shotgun kembali dipunggungnya dan mengambil senjata antique S&W Schofield dan melepaskan 6 tembakan membantu Million dan Elenna yang kewalahan dengan gerombolan setan yang datang.

    Shade dengan keteguhan hati terus bertempur sengit. Setelah ia merubuhkan sosok Setan kedelapan yang menyerang, Shade merasakan sesuatu muncul ditubuhnya. Dia terdiam sejenak dan kemudian terbelalak.

    “Uhuuk!! Uhuukk!!!”

    Shade terbatuk – batuk keras ditengah pertempuran. Sang pemuda sedikit membungkuk dan memuntahkan darah dari mulutnya. Dia merasakan rasa sakit mulai muncul dari bagian – bagian tubuhnya.

    Tidak.. jangan sekarang…​

    Shade tidak kuat merasakan rasa sakit ditubuhnya. Dia kemudian rubuh berlutut dijalan dan keadaan disekelilingnya berubah menjadi gelap.

    Lantai hitam yang menopang dirinya berubah menjadi sungai darah yang menyala akibat darah yang pemuda itu muntahan dari mulutnya. Sang pemuda masih termenung dalam kondisinya seraya tetap terbatuk – batuk mengeluarkan lebih banyak darah. Dia menutup mulut menggunakan telapak tangan kirinya dan mencoba memandang kedepan dengan pandangan yang mulai kabur.

    Terbelalak dengan tercenganglah pemuda yang sedang kesakitan itu. sang Viator melihat dengan kedua matanya suatu kejadian yang mengerikan tepat ada dihadapan dirinya.

    Dia melihat 3 salib besar berwarna merah dengan kondisi retak menjulang tinggi didepannya. Dalam Pandangannya, Setiap tiang salib yg menembus dalam ketanah itu terdapat tubuh rekan – rekannya yang terdiam membisu berlumuran darah tersalib dengan mengenaskan.

    Shade yang masih terbatuk – batuk melihat itu semua. Dia memandang pada salib yang berada ditengah dimana terlihat sosok Elenna yang mengenakan dress putih sekarang sedang menggerakan kepalanya mencoba memandang dirinya.

    Tolong Aku.. Shade..

    Sayatan pada leher sang gadis terlihat lebih jelas. Darah keluar bercucuran dan akhirnya kepala itu terlepas dari tubuhnya dan jatuh ke sungai darah dibawahnya.

    Shade yang melihat pamandangan itu shock, dia terguncang hebat. Rasa sakit yang melanda tubuhnya terasa menghilang tergantikan dengan rasa perih yang muncul dari dalam lubuk hatinya.

    “AWAS SHADE!!!!!”

    Elenna berteriak kencang. Teriakan tersebut mengembalikan Shade kedunia nyata dan membuyarkan semua hal yang sebelumnya pemuda itu lihat.

    Tiga sosok setan melompat bersiap menerkam Shade yang sedang berlutut. Pemuda yang belum sepenuhnya sadar itu hanya terdiam memandang dengan tidak bergerak.


    TEEEEENGGGGGG!!!!


    Terlihatlah beberapa buah pedang Kristal bercahaya biru dengan posisi melingkat dengan ujung pedang yang saling bersentuhan di titik tengahnya menahan sosok setan yang berusaha menyerang Shade.

    Elenna merentangkan tangan kirinya kedepan mencoba menahan tekanan dengan terlihat pula raut wajahnya yang kepayahan. Sosok – sosok Setan yang tertahan itu memukul – mukul perisai yang terbuat dari pedang magis.

    Sang penyihir yang sudah tidak kuat menahan kemudian menggenggam telapak tangan kirinya dan meledakan perisai magis yang ia buat beserta memusnahkan tiga setan yang berusaha menembusnya.

    Ledakan cahaya biru terlihat diatas Shade yang sedang berlutut. Pemuda itu tidak bergeming dan terdengar masih terbatuk – batuk cukup keras diselimuti asap putih yang muncul akibat ledakan.

    “Elenna!!” Million berteriak memanggil gadis itu yang sekarang sedang berlari menuju posisi Shade.

    “Ada yang tidak beres pada Shade!!” Elenna berteriak memandang Million sembari tetap berlari.


    ***


    Aku tidak ingin segalanya berakhir seperti itu.. Tidak.. aku tidak boleh membiarkan rekan – rekanku mengalami keadaan tragis.​

    Shade dengan tubuh yang bergetar mencoba bangkit berdiri dengan ditopang oleh pedang hitam yang ia pegang dengan kedua tangannya. Sang pemuda bernafas terengah – engah dan terkadang terbatuk – batuk mencoba bergerak walaupun rasa nyeri muncul diberbagai bagian tubuh.

    Shade mencoba menahan rasa sakit itu. satu mata yang terbuka dan satu mata yang lain tertutup, Shade menggeram dan kembali bertempur melepaskan tebasan – tebasan dan juga tembakan – tembakan pada musuh – musuhnya yang terus berdatangan tidak berhenti.

    “Shade!! Shade!! Kau baik – baik saja!!!??” Elenna berlari mencoba mendekati posisi pemdua itu yang sekarang telah terlihat jelas karena asap putih yg sebelumnya menutupi tubuh pemdua itu telah menghilang.

    “PERGI KALIAN SEMUA!!!” Shade yang melepaskan tembakan – tembakan beruntun berteriak dengan kencang.

    “Apa yang kau katakan Shade!!!” Pierre yang telah mereload kembali M1911 miliknya kembali masuk kedalam pertempuran.

    “Ini adalah jebakan!! mereka datang terus menerus tidak berhenti!!! Mereka ingin kita kelelahan dan terdesak ditempat ini!!! Pergilah kalian semua!!! Pergi!!!”

    “Kita datang bersama dan pergi bersama!!! Aku tidak akan meninggalkanmu disini bersama mereka.”

    “CEPAT PERGI BODOHH!!!” Shade berteriak dan mengarahkan senjata api yang ia pegang pada Pierre dan melepaskan tembakan.

    “DORR!!!” peluru Mauser M712 melesat menyerempet lengan kiri rekannya itu hingga membuat Pierre hampir kehilangan keseimbangan.

    “APA YANG KAU LAKUKAN!!! KENAPA KAU MENEMBAK REKANMU SENDIRI!!!” Pierre berteriak marah pada shade.

    “AKU BILANG PERGI!!! KAU TIDAK MENGERTI APA YANG KUKATAKAN!!!”

    Pierre menggeram dan berdebat dengan Shade ditengah pertempuran. Million pun yg mendengar hal itu sependapat dengan Pierre, dia berteriak juga dan mengatakan bahwa tidak ada yang boleh pergi dan meninggalkan anggota tim lainnya.

    “INGATLAH MISI YANG KITA JALANKAN!!! INGATLAH MISI YANG HARUS KITA SELESAIKAN!!” Shade kembali berteriak kencang mencoba menyadarkan teman – temannya dengan kondisi yang ada.

    Elenna yang telah sampai tepat disamping belakang Shade, kemudian berbicara “Kenapa kamu menjadi seperti ini Shade? Kami tidak akan meninggalkanmu disini untuk menahan mereka sendirian”

    “Aku bilang pergi!! apa kau tidak mendengar kata – kataku pelacur!!”

    Elenna terdiam, sang gadis kaget dengan kata – kata kasar yang keluar dari mulut Shade “kau memangil..ku.. Pela..cur..”

    “AKU BILANG PERGI KAU DENGAR!!!!” Shade memandang wajah Elenna dan berteriak dengan sangat keras.

    Terlihat oleh pemuda itu, Mata Elenna menjadi berkaca – kaca seraya dia juga mengigit bibir bawahnya berusaha menahan pancaran kesedihan yang sedang ia tahan.

    Maafkan aku.. maafkan semua kata – kata kasarku…​

    Elenna membalikan badan, dan kemudian berlari pergi menjauh dari Shade menuju kearah Million dan juga Pierre. Shade menyadarinya, ia telah menyakiti perasaan gadis itu. tapi ia tidak kuasa mengatakan maaf, ia tidak kuasa untuk menjelaskan ketakutannya dengan visi yang ia lihat sebelumnya.

    Elenna kembali bertempur melawan mereka Yang Tercemar dengan menahan kesedihan yang melanda dirinya.

    Disisi lain, Shade mengeluarkan suara yang keras kembali untuk menyuruh teman – temannya pergi meninggalkan tempat yang berbahaya ini. Pierre dengan penuh amarah yg memuncak berusaha bergerak menuju kearah Shade namun dicegah oleh Million.

    “JANGAN MATI!!! KAU DENGAR AKU SHADE!!! STATO DELLA CITTADEL VATICANO!! KITA AKAN BERTEMU DISANA!!!” Million berteriak pada Shade sembari menarik mantel belakang Pierre agar bergerak mengikutinya.

    Shade tidak menjawab apa – apa. Ia tidak kuasa untuk melihat teman – temannya yg sekarang sedang berlari pergi menjauh dari tempat itu.
    Keringat bercucuran disertai dengan rasa sakit yang semakin menyebar luas.

    Pemuda berbola mata merah terus bertempur menahan rasa sakit ditubuhnya sangat berharap pada anggota timnya yg lain, bahwa mereka sebagai anggota Order akan menyelesaikan Misi dan mengungkap segala rahasia yang ada.

    Selesaikanlah Misi yang Kita jalani.. Aku berharap penuh pada kalian semua…


    ******​
     
  19. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update lagi :aghh:

    Act – 7.11 Beginning or The End

    Shade yang kelelahan menahan sakit, bertempur dengan membabi buta. Ia kehilangan fokusnya dengan menyerang kesegala arah menyerang Mereka yang Tercemar yg berdatangan dan terkadang juga melapaskan tebasan kosong di udara.

    “Brukkk!!!” Shade rubuh tertelungkup di jalanan. Sang pemuda kehilangan tenaganya dan terbatuk – batuk mengeluarkan banyak darah.

    Telah mencapai batasnya.. Sial.. apa yang dikatakan Dr. Gerda memang benar…

    Aku yang bodoh dan keras kepala akan mati di tempat ini…

    Kematian yang sunyi sepi tanpa menyelesaikan apa – apa..


    ***​


    “Drap.. Drap.. Drap..” Suara langkah kaki Tim Order berlari cepat di salah satu bagian blok Kota Roma.

    “Bastard!!! Apa yang sebenarnya Shade bodoh pikirkan!!”

    “Dia menahan mereka sebisa nya!! Shade ingin kita mencari jalan lain menuju Vatican!!!

    “Hanya pikiran yg bodoh!!! Dengan bersikap pahlawan seperti itu dia hanya akan mati konyol!!! Jika kita terus bertarung bersama, Setan – setan itu bukan apa – apa bagi kita!!”

    “BUAAKK!!!” Million memukul pipi Pierre dengan keras menggunakan tangan kirinya hingga rekannya itu terjerembab jatuh ke jalan.

    Pierre yang sedang dalam kekalutan tidak mengerti dengan keputusan dan tindakan yang teman – temannya lakukan.

    “Kenapa kau memukulku juga Million!!!” dengan marah Pierre berteriak, dia merasakan semuanya menjadi gila, bukan hanya Shade rekan lamanya namun kini Million juga terlihat seperti itu dimatanya.

    “Kenapa kau tidak mengerti Pierre!!! Shade benar – benar mengetahui keadaan begitu serius hingga dia harus menembakmu!! Dia ingin kita tetap hidup!!! Dia ingin kita menyelesaikan Misi yang diberikan Order!!”

    “Menyelesaikan dan kehilangan rekan?!! Aku tidak ingin merasakan hal itu lagi!!! Sudah cukup apa yang terjadi pada Saint Croix di masa lalu!!!”

    “Kau kira Aku tidak mengerti bagaimana rasanya kehilangan rekan!!! Aku kehilangan mereka di Jerussalem!!! Aku tahu rasa sakit dan perasaan bersalah yang ada!! Tapi kau harus sadar dengan kepercayaan yang dia berikan pada Kita!! Misi ini bukan hanya demi Order!! Misi ini untuk juga umat manusia yang masih bertahan hidup!!! Kamu mengerti sekarang Master Pierre!!!”

    Pierre yang sedang terduduk dijalan menggeram dan memadang tajam Million yg ada didepannya.

    Elenna yang sejak tadi termenung menunduk, tiba – tiba saja berbicara. “Tidak.. Aku tidak akan meninggalkannya..”

    “Elenna…?” Million mengalihkan pandangannya dari Pierre kearah Elenna yang posisinya berada dibelakangnya.

    Sang gadis memandang kearah million dan terlihat kesedihan terpancar dari wajahnya. Gadis itu menahan tangis dan juga terlihat menahan suatu beban berat di dalam dirinya.

    “Aku tidak akan meninggalkan Shade disana sendirian…”

    “ELENNAAAA!!!!”

    Million berteriak kencang memanggil Elenna sedangkan Pierre terlihat kaget mendengar pilihan yang gadis itu pilih. Million berusaha keras mengejar Elenna, namun ia dihadang oleh 3 sosok setan yang muncul dari langit yang menghalangi jalannya. Belum dalam keadaan siap, ketiga setan itu dengan cepat menyerang kearah Million.

    Elenna berlari kembali kejalan yang sebelumnya dia lalui. Dia berlari begitu kencang hingga butiran air matanya tidak terasa terhempas mengalir keluar.

    Elenna yang sedang berlari tergesa – gesa tiba – tiba mengingat kejadian – kejadian lalu yang sebelumnya telah terjadi…



    Elenna menyeka air mata yang mengalir dipipinya. Sang gadis tidak kuasa menahan perasaan berat dan tidak tahu kenapa dirinya merasakan hal seperti ini. Perasaan sedih yg menyayat hati ini sama seperti apa yang dahulu ia rasakan ketika kehilangan orang – orang yang disayanginya saat perang itu terjadi. teman – temannya, keluarganya, dan juga professor Weiys orang – orang yg begitu berarti dalam hidupnya.

    Walaupun kau telah menyentuhku.. walaupun kau sudah melakukan hal buruk padaku..

    Aku tidak bisa membiarkanmu disana sendirian…

    Kamu datang untukku..

    berkali – kali menyelamatkan hidupku..

    Memberikan pandangan hidup..

    Mengajarkanku semuanya..

    Kau seorang penyangkal namun kau mengingatkanku pada imanku sendiri yang telah goyah..

    Kau memberikan banyak hal padaku Shade..

    Kau memberikan banyak hal untuk hidupku..

    Aku akan datang… kamu harus bertahan.. kamu harus tetap bertahan..


    ***​


    Shade bergerak, ia berusaha untuk kembali berdiri dengan mendorong tubuhnya menggunakan kedua tangannya yang menopang dijalan. Tubuhnya bergetar hebat, terlihat ia begitu kesulitan untuk mengangkat beban badannya.

    Tiba – tiba saja, ada sesuatu yang memegang bagian belakang baju Shade dan menariknya hingga berdiri. Ternyata yang menarik tubuhnya hingga berdiri adalah salah satu dari penyerang yang sekarang semakin berkumpul mengerumuninya.


    “Zleeeeebbbsssss!!!”​



    Penyerang yang lain yang berada dkidepannya melepaskan tusukan cepat menggunakan cakar – cakar tangannya dan menusuk perut Shade hingga ia mengeluarkan banyak darah.

    Ini adalah akhirnya?


    “Crassshhh!!! Zleeeebsss!!! Crasssshhh!!!!”


    Shade kehilangan seluruh tenaganya. Ia pasrah menerima tusukan dan cakaran tajam yang menyerang dan mencabik – canik tubuhnya.


    Aku dapat melihat wajahmu.. kenapa kamu bersedih Sannael? Kenapa kamu menangis?​


    Darah bercipratan kemana – mana. Sosok – sosok yang tak terlihat yang memiliki bola mata merah menyala mengerang seperti tertawa melihat kondisi manusia yang sedang terluka berat dan tidak berdaya.

    Dengan mata sayu yg hampir tertutup, Shade kehilangan keseimbangannya dan sekarang rubuh berlutut dengan kedua lutut yang menempel pada permukaan jalan. Pemuda itu menundukan kepalanya, mencoba bernafas walaupun dadanya telah begitu sesak.

    Indera – indera yang ada ditubuhnya perlahan kehilangan sensitifitasnya. Sebelum akhirnya pandangannya menjadi benar – benar kabur, Shade mendengar suara yang begitu ia kenal terdengar oleh telinganya. Sang pemuda memandang kedepan dan melihat Elenna sedang berlari tanpa memikirkan gerombolan setan yang bergerak mengejarnya dan juga berusaha menerkamnya.

    Sang gadis terlihat berteriak meneriakan sesuatu, namun Shade tidak dapat mendengar suara apapun ditelinganya.

    Elenna berteriak memanggil nama Shade dan melihat wajah sang pemuda itu tersenyum kearahnya. Elenna tercengang. Waktu seakan – akan menjadi melambat ketika moment itu terjadi.

    Shade yang sedang berlutut tidak berdaya, tersenyum dan menggerakan mulutnya tanpa ada suara. Elenna yang tidak mendengar suara apapun, menyadari Shade mengeja kalimat untuknya.


    Tetaplah.. Hidup…


    Shade yang berlumuran banyak darah tersenyum pada Elenna. Sang gadis yang sedang bergerak berlari kearahnya shock hingga suaranya pun menghilang.


    Tidak.. Jangan pergi dariku… Jangan pergi.. ​


    Tiba – tiba muncul sesosok Setan yang berdiri tepat dibelakang Shade. sosok itu mengerang kencang dengan bola mata merahnya yang menyala terang dan melepaskan gerakan cakarnya dengan cepat kearah leher pemuda yang sedang berlutut didepannya.

    “SHADEEEEE!!!!!!”


    “CRAAAASSHHH!!!!”


    *******​
     
  20. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    first revelation :nikmat:

    Act – 7.12 Curia Servi Dei

    Aku terdiam berdiri tegak diantara kubangan kegelapan. Satu – satunya cahaya yg menyinari kegelapan ini hanya muncul dari dalam diriku dan juga dari sayap putih indah yg ada dipunggungku.

    Namaku adalah Gabriel.. Mal’akh tertinggi golongan Seraphim dan juga merupakan Tangan Kiri dari Tuhan.

    Aku sekarang sedang terdiam ditempat ini.. Tempat dimana kegelapan pekat menyelimuti dan merupakan tempat aku akan diadili. Dalam wujud manusia, Aku Mengenakan pakaian robe putih bersih dengan tudung putih yang menutupi kepalaku yang hanya memperlihatkan bagian mulut, dan terdiam menunggu apa yang akan selanjutnya terjadi.

    Pengadilan dimulai..

    Kembali melakukan kesalahan.. menyalahi hukum, bergerak atas kehendak ku sendiri…

    Enam cahaya muncul dilangit yang gelap. Pencaran cahaya kemilau indah memperlihatkan kekudusan menyinari begitu terang memandang diriku yang sedang berdiri tegap dengan tertunduk di dataran permukaan.

    Kenapa Kau melanggar ketetapan yang ada Wahai Mal’akh Tinggi Gabriel?

    Azrael berbicara suaranya mengema didalam kegelapan. Aku yang sejak tadi tertunduk kemudian memandang kearah cahaya yg terang benderang itu, dan menyadari bahwa Mereka para Mal’akh Seraphim akan mengadiliku atas apa yang telah aku perbuat.

    “Aku hanya menolong Dia yang merupakan pilihan-Nya..” Aku menjawab dengan tegas pertanyaan yang Azrael lontarkan.

    “Sadarkah Hai Engkau pemimpin tertinggi kelas Cherubim? ke ikut sertaanmu dalam Kejadian tanpa perintah dari-Nya, telah mengotori ketetapan yang telah dibuat ketika perang terakhir itu terjadi” salah satu Seraphim yaitu Jophiel angkat bicara.

    “Said Ibrahim belum memilih apapun..”

    “Takdir kematian dan ketetapan langit merupakan Kehendak-Nya. Kau tidak memiliki Hak untuk mencampurinya. Apa Kau tidak melihat Gabriel, Azrael yang diberikan Tugas untuk mencabut nyawa, tidak bergerak dan tetap menunggu perintah dari Tuhan yang maha Besar dan Maha Kuasa.” Dia Chamuel memperingatkankanku.

    Aku tidak bisa menjawabnya.. aku sadar, Apa yang aku lakukan itu salah. jika aku terus membela diriku yang melakukan kesalahan, aku akan sama dengannya.. Ya, akan sama dengan HELEL yang dijatuhkan oleh Tuhan bersama 1/3 malaikat dalam perang pertama di langit Yetzirah.

    “Said Ibrahim adalah manusia yang menyangkal Tuhan dan penghujat Tuhan Dia adalah salah satu manusia yang telah jauh dari-Nya dan bergerak kearah kesesatan.” Zadkiel yang memiliki nama kebenaran Tuhan berbicara.

    “Aku Gabriel adalah pengamat manusia… Aku lebih mengetahui diri Said Ibrahim dibandingkan kalian para Mal’akh Tinggi Seraphim yang dimuliakan.”

    Wahai Gabriel, Tuhan lebih mengetahui apa yang kamu ketahui tentang manusia…

    Aku tertunduk mendengar Azrael menegurku. Aku ingin mencoba membela diriku atas apa yang telah aku lakukan namun mereka tidak akan mengerti alasan aku melanggar ketetapan yang ada. Hanya Tuhan yang tahu segala alasan dan kekalutan pertentangan dalam diriku melihat manusia dan apa yang sekarang terjadi di Assiah.

    “Jika dia tetap hidup.. dia akan menjadi Successor Sammael dan membuka Apa yang dahulu kita tutup rapat – rapat. Kemungkinan lain yang lebih buruk, dia akan menjadi bagian diri dari pria yang berjalan tanpa lelah di pagi dan malam hari dengan luka disalah satu matanya.. Dia akan menjalankan bagian dari Imposter dan menjadi Another Dajjal..” Seraphim tinggi Israfel berbicara

    “Kita sebagai pelayan Tuhan tidak bisa menghakimi langsung manusia. Said Ibrahim memiliki juga pilihan yang Tuhan berikan hanya pada mereka golongan manusia yg dimuliakan. Dia belum memilih apapun.. Dia belum memilih jalan takdir yang akan dia tempuh..”

    Hai Sang pemilik Nama Kekuatan Tuhan,
    Apa yang membuatmu begitu keras membelanya dan benar – benar percaya bahwa manusia itu tidak akan mengambil jalan yang salah..​

    “Wahai Pemegang Al-Mawt.. Aku telah berdoa pada Tuhan selama ribuan tahun agar diberikan jalan serta cahaya bagi Mereka keturunan yang menjadi penentu rencana Sammael. Aku berdoa agar Tuhan tetap menyalakan cahaya dihati mereka yang gelap. Walaupun cahaya itu hanyalah pijaran yang kecil didalam kegelapan, aku tetap berdoa dan berharap agar cahaya itu tidak menghilang meninggalkan hanya kegelapan kelam.

    Mereka yang merasakan tidak mendapat berkah.. mereka yang merasa ditinggalkan oleh Tuhan.. suatu saat akan menyadari bahwa itu tidak benar adanya. Dan dalam diri dia sang penyangkal, aku masih dapat melihat cahaya itu.. cahaya kebenaran dan juga merupakan cahaya keimanan pada Tuhan.”

    Keheningan muncul setelah Aku mengatakan kalimat terakhirku. Para penghulu Seraphim terdiam dan untuk beberapa saat Aku merasakan seperti sendirian di tempat yang dipenuhi kegelapan itu.

    Tuhan telah menentukan… Apapun alasan yang kau utarakan Wahai salah satu Seraphim tinggi, kau tetap telah melanggar ketetapan yang telah dibuat.

    Hukuman Dijatuhkan padamu dan akan diberikan oleh Dia Pemimpin tertinggi bala tentara Yetzirah Michael..



    ***​


    Ribuan tahun aku telah mengamati kalian para manusia…

    Terdiam dilangit ratapan bersama pelayanku dan mencoba mengungkap sendiri segala pertanyaan yang dahulu aku pertanyakan pada Tuhan.

    Cahaya kemuliaanku memudar. Aku kehilangan 300 sayap kemuliaan yang megah hanya demi kalian manusia..

    Menyesal? Aku tidak menyesal dengan apa yang telah kulakukan…

    Tidak perlu menghujat.. tidak perlu membenci.. Aku sadar Tuhan Maha Mengetahui segala makhluknya.. Dia yang Kudus mengetahui kenapa aku melakukan semuanya dan kenapa aku harus melanggar aturan yg ada..

    Waktu hampir habis… Kami para pelayan telah terkekang terbatasi dalam barisan pagar hukum yang kuat.

    Bumi Malkuth di bangun untuk Manusia.. dan manusia jugalah yang akan diberikan hak untuk menentukan Segala akhirnya..


    ***​


    Angin berhembus di salah satu bagian pelataran kota yang sekarang menjadi sepi, tidak ada bisikan pelan ataupun suara geraman – geraman mereka penghuni sisi lain dunia. Aku berdiri dengan tegak di permukaan jalanan dengan pemandangan tombak – tombak suci yang berkilauan menusuk tubuh – tubuh mereka yang tercemar yang terjerembab di jalan.

    Bagaikan pemandangan kuburan tombak suci, tidak ada satupun Mereka yang dijatukan yang berhasil hidup dan menampakan diri lagi di tempat ini.
    Angin yg muncul mengibar – ngibarkan robe putih panjang yang kukenakan.

    Aku tidak berbicara apapun hanya memandang daerah ini dan mendengar suara isakan tangis wanita yang sedang berlutut tidak jauh dihadapanku.

    Sang gadis yang memiliki rambut hitam panjang dengan dress putih yang dibalut korset hitam, berlutut memeluk tubuh seorang pemuda dari belakang. Sang gadis terisak – isak menangis melepaskan kesedihannya melihat pemuda yang ada dipelukannya berlumuran banyak darah dan tidak bergerak.

    Kenapa manusia harus merasakan begitu banyak kepedihan dalam hidup mereka?​

    Aku melangkah berjalan dengan pelan melewati tumpukan – tumpukan mayat Mereka yang Tercemar yang tiba – tiba terbakar hangus ketika aku melangkah mendekat.

    Sang gadis yang merasakan ada sesuatu berjalan kearahnya disertai dengan munculnya kobaran api yg menyala - nyala, dengan pelan menggerakan kepalanya dan memandangku yang sedang berjalan kearahnya.

    Terlihat olehku, gadis yg bercucuran air mata itu begitu ketakutan hingga tubuhnya sedikit bergetar karena memandang sosok berjubah putih berjalan dengan disertai nayala api yang berkobar disekelilingnya.

    Aku Gabriel tetap berjalan melangkah terus mendekat dan akhirnya berhenti tepat didepannya. “Tidak perlu takut…”

    Aku mengucapkan kalimat dengan bahasa yang dia mengerti, lalu kemudian berlutut dan memandang tubuh berlumuran dari Viator yang sebelumnya bertempur sendirian melawan Mereka keturunan Cahaya Redup di tempat ini.

    “Siapa kamu…?”

    Sang gadis memandangku dan bertanya. Aku yg mendengar pertanyaannya hanya tersenyum sedikit dan kemudian menjawab dengan sangat singkat.

    “Hanya seorang Pelayan…”

    Aku dengan segera menggerakan lengan kiriku kedepan sejenak mengarah pada tubuh pemuda yg berlumuran darah dan kemudian kembali menurunkannya.

    Sang gadis terkejut dengan apa yang kulakukan. Luka – luka yang ada ditubuh sang pemuda yg berada dipelukannya, hilang sekejap disertai menghilangnya juga darah yg sebelumnya berlumuran.

    “Kalian manusia harus tabah menghadapi apa yang terjadi…”

    Sang gadis terlihat bingung dengan kata – kata yang aku ucapkan. Aku kemudian bergerak kembali berdiri tegak dengan tetap memandang kearah wajah gadis itu. Tanpa menunggu apapun, Aku Gabriel kemudian bergerak berjalan melewati gadis yang sedang berlutut itu sambil berbicara.

    “Masa ini milik Kalian dan Mereka.. bukan lagi Masa bagi Kami melawan Mereka… Dengarlah tak ada lagi yang bisa aku lakukan untuk kalian setelah ini.. Semoga Tuhan tetap melindungi kalian wahai manusia yang dimuliakan.”

    “Manusia yang dimuliakan? Tuhan?” sang gadis terkejut lalu dengan segera ia membalikan kepalanya mencoba memandang kearahku namun dia tidak melihat apapun disana.

    Sang gadis tercengang, dia hanya melihat bulu sayap putih berjatuhan melayang – layang dari langit tepat dibelakang dirinya.

    Angelos?​

    Itu adalah hal terakhir yang bisa aku lakukan untuk kalian sebelum semuanya dirantai kuat dan tertahan oleh kalimat Perintah Tuhan.


    Aku percaya penuh padamu Said Ibrahim…

    Aku percaya pada pilihan yang nanti akan kau ambil


    *******​
     
  21. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :matabelo

    Act – 7.13 In Love And Hate

    Elenna menunduk dan terlihat masih menangis memandang tubuh Shade yang sekarang sedang bersender pada salah satu tembok bangunan dipinggir jalan. Pemuda itu masih menutupkan kedua matanya namun Elenna tahu sosok didepannya yg sedang terdiam membisu itu tidak sedikitpun bernafas.

    Hanya terdengar suara isakan menahan tangis dan terkadang terlihat sesekali menyeka air mata, moment yang melatari bagian blok kota Roma yang sekarang menjadi begitu sepi hanya ada mereka berdua.

    Elenna memandang wajah pemuda itu dan kebencian yg sebelumnya ada didalam hatinya, kini hilang berganti dengan kerinduan yang sangat dalam. Kata – kata tajam yg Shade ucapkan yg terekam dalam ingatannya, berubah menjadi kata – kata lembut yg memiliki kehangatan.

    Hatinya sakit.. Perasaan sedih yang memuncak karena berkabung tidak dapat lagi tertahankan.

    Manusia terkadang saling membenci, dan tidak memperdulikan satu sama lain. Namun ketika salah satunya tiada, rasa begitu berarti akan datang pada akhirnya. Manusia akan selalu mengetahui suatu hal begitu penting ketika mereka kehilangan dan akan mengerti mengenai cinta dan kasih sayang ketika kehilangan apa yang ternyata berarti bagi mereka.


    Ya Tuhan.. Aku telah kehilangan banyak hal dalam hidupku..

    Hamba yang telah berlumuran oleh dosa ini meminta berdoa meminta belas kasihmu untuk menghidupkan kembali pemuda yang sekarang terbaring di hadapan hamba..

    Aku mohon dengarkanlah doaku.. dengarkanlah doa hambamu yang nista ini.. Jangan ambil dia.. jangan ambil orang yang berarti dalam hidup hamba sekarang Oh Tuhan..

    Walaupun sebelumnya ia bersikeras menyangkal keberadaanmu, Aku mohon Ya Tuhan, berikanlah dia kesempatan.. Berikanlah Shade kesempatan kembali hidup agar dia mengerti dan bertobat kepadamu..


    Air mata terus mengalir deras karena Elenna tidak melihat sedikitpun perubahan apa - apa. Sang gadis tidak bisa lagi menahan tangisnya, dan bergerak menunduk merentangkan kedua tangannya ke jalanan, dan menangis sekencang – kencangnya melepaskan perasaan memilukan yang muncul dihatinya.

    Sang Malaikat Kematian Azrael yg sejak tadi berdiri didepan Elenna dengan wujud yang tidak dapat dilihat dan dirasakan oleh gadis itu, memandang terdiam dan mendengar segala doa pilu yang gadis itu panjatkan pada Tuhan yang Maha Kudus.


    Untuk ribuan tahun aku datang mencabut nyawa kalian dan melihat kesedihan dan kepiluan dari orang – orang yg ditinggalkan..

    Dan Dia adalah Mal’akh yg paling mengerti tentang kalian… Terhukum berat hanya demi kalian manusia yang dia cintai.

    Aku Azrael sang penyelesai Takdir, Atas izin Tuhan mengetahui perhentian akhir dari cabang jalur takdir yang mengakar pada dirimu wahai Said Ibrahim.

    Semoga bagian dari dirinya akan tetap bercahaya didalam hatimu..

    Azrael menggerakan lengan kirinya yang berbentuk mengerikan dan terikat oleh rantai – rantai api yang membara mengarah pada sosok Shade yg bersender tidak bernyawa.

    Tuhan telah berfirman dan memberimu tangguhan waktu dari kedatangan Al-Mawt…

    Azrael membuka lengan kirinya dengan perlahan dan terlihat rantai api berkobar yang mengikat rumit tangan kirinya terputus, dan melepaskan tekanan angin hitam yang kuat bergerak berputar dengan disertai kabut asap hitam yang beruap – uap.

    Sosok roh berwujud manusia berwarna hitam gelap dan pekat keluar dari telapak tangan mengerikan Azrael. Roh itu bergerak berusaha keluar dan bergerak menuju kearah tubuh Shade yg menunduk diam walaupun kesulitan karena ditahan oleh roh – roh lain dibelakangnya.

    Semoga Tuhan memberikan jalan kebenaran padamu..


    ***​



    “Kenapa kau menangis.. Elenna?”



    Elenna yang sedang menangis terisak – isak terkejut sebab Ia mendengar suara seseorang yang begitu dekat bertanya kepadanya.

    Dengan perlahan ia mengalihkan pandangannya kearah suara tadi berasal dan tercengang melihat Shade telah membuka kedua matanya dan sedang memandangnya dengan terlihat juga senyuman diwajahnya.

    “Shade..?”

    “Uhuuk.. Dengan umurmu yang telah dewasa seperti itu, kau masih menangis seperti gadis kecil… uhukk..”

    Elenna tidak menjawab apapun, dia bergerak dengan cepat dari posisinya dan memeluk tubuh Shade dengan begitu erat.

    “Elenna..?”

    Elenna kembali menangis keras dan tersedu – sedu. Pemuda yang telah kembali hidup dan mendapat kesempatan kedua itu diam membiarkan Elenna menumpahkan semua perasaannya.


    Dia datang untukku sendirian ketempat ini.. wanita bodoh yang peduli padaku.​



    “Terima kasih kamu telah menyelamatkan jiwaku Elenna..”

    “Bukan aku.. Hiks.. Malaikat Tuhan yg menyelamatkan hidupmu..”

    “Kaulah malaikat itu bagiku Elenna…”

    Elenna yang memeluk Shade kemudian melepaskan pelukan eratnya dan memandang wajah pemuda didepannya. Sang gadis melihat jelas senyum manis yg diperuntukan untuknya, walaupun terlihat kelelahan dari wajah pemuda yg berarti baginya itu.

    “Uhukk!!! Uhukk!!!”

    “Shade!!!” Elenna panic dan memegang kedua lengan shade karena melihat pemuda itu kembali terbatuk keras dengan darah yang mengalir keluar dari mulutnya.

    “Aku merasa seperti akan mati…”

    “Jangan mengatakan hal buruk seperti itu!!!” Elenna berteriak marah dengan kencang yang membuat kaget Shade. “.. jangan.. katakan hal menyedihkan lagi..” Elenna tertunduk meneteskan air mata.

    Shade dengan tubuh yang lemah, menggerakan lengan kirinya perlahan dan menyibak rambut serta memegang wajah Elenna.

    “Kenapa kamu begitu mengkhawatirkanku? Orang yang selama ini selalu menyakitimu.. berselisih denganmu.. dan juga melakukan hal buruk padamu..”

    “Siapa yang mengkhawatirkanmu? Hiks.. aku tidak pernah mau peduli pada orang kasar sepertimu..”

    Shade ternyum mendengar jawaban yang dikatakan oleh Elenna. Walaupun kata yg terdengar itu menyangkal, namun Shade mengetahui bahwa gadis dihadapannya ini begitu peduli padanya.

    “Maafkan aku atas segalanya…”

    kata – kata tulusnya menggetarkan hati Elenna. Sang gadis memandang wajah pemuda berbola mata merah dan melihat mata pemuda itu begitu jernih walaupun sayu karena lelah..


    Apakah aku mencintai orang ini?​


    Shade tiba – tiba kembali terbatuk – batuk keras memuntahkan cukup banyak darah. Walaupun tubuhnya telah diselamatkan oleh Gabriel dan jiwanya dikembalikan oleh Azrael, penyakit yang terkandung dalam darah Viator yaitu darah keturunan Sammael tidak dapat terhapuskan. Elenna yang melihat semua itu kembali menajdi panic dan berteriak berusaha untuk menyadarkan Shade yang hampir kehilangan kesadaran.

    Elenna memperlihatkan tabung plastic berisi jejeran tablet berwarna putih dan mengambil tiga butir ditangannya. “Telan ini.. telan obat ini Shade..”

    “Obat? Kenapa kamu bisa memilikinya Elenna..?” Shade yg dalam keadaan setengah sadar, melihat gadis didepannya menjulurkan telapak tangannya yang berisi obat yg biasa ia minum untuk menahan rasa sakit yg dideritanya.

    “Ketika dalam berjalan bersama Cecillia sebelum akhirnya berangkat dalam misi, aku meminta obat ini pada Dr. Gerda.”

    “Aku tidak menyangka, dibalik sikap dinginmu itu.. kau peduli padaku..”

    “Sudah jangan mengatakan kata apapun lagi.. telan obatnya cepat…” Elenna menggerakan lengan kanannya mendekati mulut Shade dan kemudian beberapa butir obat itu akhirnya berhasil ditelan.

    Elenna memandang serius pada Shade. ia mencoba melihat perubahan yang terjadi setelah Shade mendapatkan obat yg dia perlukan. Pemuda dihadapannya terlihat menutupkan kedua matanya begitu rileks dan juga berhenti terbatuk - batuk. Elenna merasakan obat yg ia bawa telah bekerja dengan baik.

    “Dingin sekali disini..” Shade dengan mata yg tertutup berbicara dengan pelan, karena merasakan udara disekelilingnya menjadi dingin padahal ketika itu keadaan pagi hari telah bergerak menuju siang hari.

    Elenna bergerak dari tempatnya, menggerkana tubuh Shade yg tidak bertenaga dan memeluknya lembut dari belakang.

    “Apa sudah hangat?”

    “Aku masih merasakan kedinginan…”

    Elenna yg mendengar jawaban Shade, bergerak memeluk tubuh Shade lebih erat berusaha mencoba memberikan kehangatan tubuhnya pada pemuda dipelukannya agar tidak kedinginan.

    “Cukup.. Perasaan dalam hatimu memberikanku kehangatan yg cukup Elenna..”

    Elenna tersenyum bahagia mendengar ucapan yang Shade katakan untuknya. Gadis itu kemudian merilekskan tubuhnya juga dan bersender ke dinding bangunan dan kemudian memejamkan juga kedua matanya.

    “Berapa waktu yang tersisa..?” Shade yg berbicara dengan pelan dengan tetap memejamkan mata.

    Elenna membuka sedikit matanya dan menjawab pertanyaan Shade. “Aku tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu dan juga waktu yg tersisa.. Namun itu sudah tidak penting lagi sekarang… Biarkanlah waktu berlalu sebagaimana adanya.. Beristirahatlah tanpa memikirkan apapun Shade…”

    “Jika aku beristirahat, bagaimana jika Mereka yang Tercemar kembali menyerang..?”

    “Aku akan melindungimu dengan hidupku.. Aku akan melindungimu sebagaimana dahulu kamu melindungiku..” Elenna menjawab pelan dan setelah mengatakan kalimat terakhir, dia kemudian memejamkan matanya.

    Shade tersenyum dan tidak berbicara lagi. Pemuda itu beristirahat dan tertidur lelap dipelukan hangat Elenna.

    Untuk sejenak, kedua anggota Order itu melupakan Misi yang sedang mereka emban dan memikirkan hanya tentang diri mereka berdua.

    Elenna yang telah melewati banyak hal tidak peduli lagi dengan waktu yg berjalan semakin sempit. Baginya sekarang ini adalah moment yang ingin dia nikmati dan tidak ingin cepat berlalu begitu saja.


    Jika Surga adalah suatu tempat yg begitu jauh dan sulit teraih dalam jangkauan…

    Maka akan kuciptakan surga ku sendiri ditempat ini untuk kita…


    *******​
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.