OriFic Crescendo

PROLOGUE : ""The Present Time"

Spoiler: PROLOGUE

-2016-
Bekasi​

Meski 2 kaki besi sedang berkejar – kejaran di dalam lingkaran tanpa lelah di sudut​

dinding kamar itu, sejak siang hari sampai tengah malam saat ini, ada sesosok pria di ruangan itu yang jarinya lebih tidak berhenti berkejaran satu sama lain di atas papan QWERTY sejak matahari memancarkan kesaktiannya tepat di atas kepala.

Matanya tampak tajam menatap layar kaca yang sejak tadi berpendar putih,​

menjejerkan kata – kata, huruf atau angka seiring dengan tarian jarinya di atas deretan papan hitam legam itu.

Pria itu tampak sangat segar, meski dari luar jendela kamarnya bisa terlihat jelas,​

penghuni rumah lain di sekitarnya satu – persatu, mulai memasuki dunia alam bawah sadar mereka, terjaga dari kerasnya hembusan angin malam ini, yang berhembus masuk dari sela – sela jendela kamar pria itu, bersiul dan menyanyikan nada – nada halus yang sangat penuh dengan kelembutan , lalu berbisik di kuping pria itu, mengapa kau tidak ikut terlena oleh nyanyianku, wahai kawanku?

Malam sepertinya masih sangat panjang untuknya, bertemankan sebatang rokok yang​

menyala di atas asbak, dan secangkir kopi hitam hangat, kedua sahabat setianya malam nya itu hanya bisa diam dan menatap pria itu tanpa bergeming.

Mereka hanya bisa berharap kehadiran mereka malam itu bisa memberi cukup inspirasi,​

bagi teman mereka yang sepertinya sedang sibuk meneliti setiap kata dan huruf yang terpampang di layar kaca itu.

300 detik sebelum jam dindingnya memberikan tanda bahwa waktu sudah menunjukan​

tengah malam, akhirnya jari - jarinya berhenti menari di atas papan hitam itu, tubuhnya melemas dan mulai rebah di atas bangku hitam di kamar itu.

Sekilas ekspresinya tampak datar dan penuh dengan pemikiran, sambil memijit – mijit​

pelan keningnya, ia bergumam pelan, “fiuh, sepertinya sudah cukup laporan hari ini.” Perlahan matanya mulai menyusuri ribuan file yang ada di layar komputernya, dan tanpa sengaja matanya menangkap sebuah tulisan yang cukup membangkitkan kembali dirinya dari kelelahan malam itu, “hmm.. sudah lama sekali aku tidak membaca tulisan ini.”

Dengan cekatan digerakannya si tikus hitam yang ada di meja kerjanya, agar penunjuk​

segitiga putih di layarnya ikut bergerak, menuju ke sebuah icon di layarnya komputernya yang bertuliskan memoir note, berbentuk sebuah folder kuning dengan sederetan folder kuning lagi di dalamnya, terdengar bunyi klik keras dua kali.

Lalu dengan sigap matanya meneliti setiap tulisan yang ada di layarnya, dan​

diarahkannya si penunjuk segitiga putih itu sekali lagi, ke layar paling kiri dan atas, Ke arah Sebuah folder kuning dengan deretan angka berwarna hitam sebagai penanda di bawahnya, pria itu sempat berhenti, ditelitinya 4 deret angka yang tertera di layar itu satu persatu, tampak bibirnya membentuk senyum kecil, yang menyatakan bahwa memang deretan angka itu yang sedang ia cari saat ini, lalu terdengarlah bunyi klik keras itu sekali lagi.

 

Chapter 1: "1992"

Spoiler: Chapter 1

COMING SOON - Thanks For Ur Patience