1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Parenting Bangun Kecerdasan Emosional, Berikut Pentingnya Memahami Ekspresi Anak

Discussion in 'Parenting and Pregnancy' started by sadboy_03, Nov 3, 2021.

  1. sadboy_03 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jul 6, 2021
    Messages:
    248
    Trophy Points:
    46
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +8 / -0
    [​IMG]

    Selain pola asuh yang tepat, kemampuan memahami ekspresi anak jadi kunci keberhasilan orang tua dalam mengasuh anak. Kemampuan orangtua memahami ekspresi anak erat kaitannya dengan kecerdasan emosional anak. Orangtua yang mampu memahami ekspresi anak dapat melatih anak meregulasi emosinya sekaligus membentuk kecerdasan emosional anak.

    Menurut Konsultan Psikiatri Anak dan Remaja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Anggia Hapsari Sp.KJ, terdapat banyak cara untuk memahami maksud dari ekspresi anak. Tentunya hal tersebut menyesuaikan dengan usia atau tingkat tumbuh kembang anak.

    "Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan meregulasi emosi mereka dengan tepat," kata Anggia.

    Periode usia sekolah atau 6-12 tahun adalah waktu ketika kemampuan kognitif anak mulai berkembang. Anak sudah bisa mengekspresikan dua bentuk emosi yang berbeda secara bersamaan, bahkan emosi yang bertolak belakang.

    "Pada tahap ini, anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi. Mereka juga mulai mengetahui keterampilan regulasi perilaku yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan aturan sosial," tuturnya.

    Anggia menyebut hal yang perlu diwaspadai oleh orangtua pada periode tersebut adalah emosi negatif yang berpotensi menjadi ledakan emosi. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan mengarah pada perilaku yang membahayakan diri anak atau orang lain.

    Lebih lanjut, Anggia mengungkapkan sejumlah langkah yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk membantu anak memiliki regulasi emosi, antara lain mengenali emosi atau perasaan diri, mengenali emosi atau perasaan orang lain.

    Baca : 6 Cara Memproteksi Anak dari Ancaman Pedofil

    Kemudian orang tua juga dituntut untuk hadir dan mendengarkan perasaan anak, menanggapi dengan tepat apa yang menjadi kebutuhan anak. Orang tua juga tidak boleh bereaksi negatif saat anak rewel atau marah.

    Terakhir, orangtua sudah seharusnya memberikan contoh yang baik atau menjadi panutan bagi anak, alih-alih hanya menyuruh anak tanpa memberikan contoh.

    "Orang tua menjadi role model, senang bermain dengan anak, tertarik dengan aktivitas anak, serta mengajarkan teknik-teknik relaksasi," tutupnya.

    Sementara itu, Ketua Ikatan Psikologi Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Jakarta Anna Surti Ariani menyebut dalam mengasuh anak hal yang sangat penting adalah interaksi pada waktu tertentu untuk membuat ikatan keluarga menjadi lebih kuat. Adapun, waktu yang dimaksud adalah waktu bersantai, seperti makan bersama, bermain bersama, atau bincang-bincang santai di ruang keluarga.

    Selama pandemi Covid-19 waktu tersebut menjadi sangat penting lantaran waktu anak-anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi jauh menurun. Terlebih bagi anak-anak usia sekolah yang biasanya berinteraksi di sekolah bersama teman-teman dan gurunya untuk mengasah kemampuan sosialisasi dan komunikasinya.

    Pendiri Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) Diena Haryana menilai keberhasilan dalam mengasuh anak juga dipengaruhi oleh interaksi yang baik dari kedua orangtua seutuhnya, yakni ayah dan ibu. Karena tidak dapat dimungkiri masih banyak ayah yang tidak mengambil peran mereka dalam membesarkan anak.

    Ayah hanya menjalankan perannya sebagai pencari nafkah tanpa ikut campur dalam mengasuh anak di rumah. Bukan karena tidak ingin, beberapa diantaranya tidak diberikan kesempatan oleh ibu dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah keraguan terhadap kemampuan yang dimiliki ayah dalam mengasuh anak.

    “Ada ketidakseimbangan antara peran ibu dan ayah dalam pengasuhan dan proses tumbuh kembang anak,” ujarnya.

    Sumber : https://hypeabis.id/read/4679/bangun...-ekspresi-anak
     
  2. tertegun Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 17, 2012
    Messages:
    50
    Trophy Points:
    6
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +2 / -0
    orang tua harus pandai dalam memahami raut wajah si anak
     

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.