Info Presiden Hadiri Aksi 212, Kohesi Nasional Menguat

Jakarta - Aksi bela Islam jilid III pada Jumat (2/12) di Monas berjalan aman dan damai. Aksi damai tersebut juga diyakini mampu memperkuat kohesi nasional, lantaran Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla beserta sejumlah menteri bersedia hadir untuk salat Jumat bersama peserta aksi, dan menyapa umat. Hal itu membuktikan Presiden mampu berdiri di tengah-tengah pihak yang kritis dan menentangnya.

“Hal ini tentu memberi suatu kedekatan hati. Yang menonjol adalah masyarakat bawah dan penguasa, tidak ada figur elite politik. Ini berdampak pada kohesi nasional. Saatnya mari kerja sama membangun bangsa ini. Isu-isu makar pun kemudian makin tertutupi ruangnya,” ujar cendekiawan Muslim Komarudin Hidayat, di Jakarta, Sabtu (3/12).

Dia menambahkan, kehadiran Presiden tersebut sekaligus membayar utang karena pada saat aksi 4 November lalu, tidak bertemu dengan peserta aksi. Menurut Komarudin, pilihan menggelar doa bersama ketimbang aksi unjuk rasa adalah pilihan tepat. “Sebab hal itu turut mempengaruhi perilaku dan motivasi mereka yang hadir dalam aksi tersebut,” jelasnya.

Dalam demokrasi, lanjutnya, ada ruang dialog yang harus dipertahankan. Pemerintah memberi ruang bagi masyarakat, dan sebaliknya masyarakat harus menghargai negara yang punya kewajiban menciptakan kondisi yang aman. “Ke depan dari aksi ini bisa dijadikan catatan berharga bahwa ruang dialog bisa lebih menjadi langkah tepat,” tandasnya.

Sekjen Muhammadiyah Abdul Mu’ti juga menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan aksi 212 yang berjalan damai. “Kehadiran presiden dan wakil presiden merupakan suatu bentuk silaturahmi politik yang baik, dan usaha mendekatkan diri kepada masyarakat.

Langkah selanjutnya adalah bagaimana agar tuntutan terkait kasus Ahok bisa dipenuhi. Memang tuntutan ini bukan kewenangan Presiden dan bukan domain eksekutif. Itu sepenuhnya menjadi wewenang pengadilan,” katanya.

Aksi 212 yang berlangsung damai juga mendapat apresiasi dari Ketua DPR Setya Novanto. Dia secara khusus memuji langkah Presiden Jokowi yang melakukan salat Jumat bersama dengan peserta aksi. “Apa yang dilakukan Presiden, menunjukkan keinginan Presiden dalam persatuan, untuk damai,” kata Setya.

Dia juga mengapresiasi TNI-Polri yang persuasif dalam menghadapi aksi 2 Desember. “Apa yang dilakukan penegak hukum diapresiasi, mudah-mudahan tidak ada suasana yang membuat ribut,” tandasnya.

Selain itu, Novanto meminta para pengusaha dan pelaku ekonomi untuk tak takut lagi dengan aksi-aksi demonstrasi terkait kasus Ahok. Sebab Presiden Jokowi sudah menunjukkan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa takkan rusak.
“Untuk investor dan pengusaha, yang tadinya takut dan transfer uang ke luar negeri, tentu tidak perlu demikian. Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan tertib,” katanya.

Secara terpisah, Ketua MPR Zulkifli Hasan, menilai kehadiran Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla di tengah peserta aksi 2 Desember sangatlah menggembirakan. Kehadiran itu semakin menyejukkan aksi yang super damai itu. “Ini menggembirakan bagi kita semua. Menjadikan aksi super damai menjadi lebih damai lagi. Aksi super damai bertambah sejuk,” kata Zulkifli.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga bersyukur aksi 2 Desember 2016 berjalan baik dan lancar. Ia juga mengapresiasi kinerja semua pihak mengamankan aksi demo tersebut.

Prabowo juga mengapresiasi kehadiran Presiden Jokowi dan Wapres JK. “Ini baik bagi bangsa ini,” kata dia.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengucapkan terima kasih kepada Polri dan TNI yang mampu mengawal dan menjaga aksi tersebut berjalan lancar. “Kami apresiasi penuh kepada Pak Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, penugasan dari Pak Presiden agar aparat Polri didukung TNI menjaga aksi damai dilaksanakan dengan baik. Doa bersama yang begitu besar tanpa gangguan, bisa tertib. Ini kinerja Kapolri dan Panglima sangat luar biasa,” katanya.

Terkait kehadiran Presiden di tengah-tengah massa, menurut Tjahjo, Presiden memang selalu mendengarkan aspirasi masyarakat. “Beliau (Presiden) punya sikap spontan. Beliau lihat massa yang banyak ini bagian masyarakat Indonesia, karenanya pasti hadir,” ujarnya.

Dia juga memuji para ulama, ustadz dan dai yang memimpin aksi damai. “Kami apresiasi tokoh-tokoh agama mampu untuk mengajak dan gerakkan pengikutnya ke Jakarta,” ucapnya.

Demikian pula Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersyukur aksi bela Islam III berlangsung tertib dan damai. Keputusan Presiden untuk salat Jumat bersama massa, menurut Lukman, diambil setelah mendengar banyak pertimbangan dari kalangan.

“Tapi akhirnya putusan diambil langsung oleh Presiden. Alasannya sebagaimana disampaikan, Presiden merasa perlu hadir di sana untuk secara langsung menyampaikan terima kasih dan apresiasi pada jamaah dan peserta aksi yang telah mendoakan dengan tulus dengan ikhlas terhadap kedamaian, terhadap keberlangsungan bangsa dan negara,” ungkapnya.

http://www.beritasatu.com/politik/402696-presiden-hadiri-aksi-212-kohesi-nasional-menguat.html