1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Official Writting Clinic ~ Tutorial, Tips, Help Centre, and Inspirational

Discussion in 'Fiction' started by MaxMarcel, Mar 7, 2011.

  1. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    Tips : Karakterisasi
    ~versi heilel

    Ketika Author sebagai Creator yang menempatkan diri diluar dari lingkup dunia dan juga karakter yang diciptakan, Dia akan berperan sebagai pengatur segalanya dalam fiksi.
    Apa ini berarti creator tidaklah mendalami karakter yang dia buat? nope, Creator itu harus bisa menciptakan manequin kosong dari karakter yang telah memiliki latar belakang kehidupan yang tertulis di script agar bisa terlihat hidup dan membuat pembaca memahami bagaimana perasaan sang karakter.

    Karakter yang dibuat tidaklah bisa hidup begitu saja, segala pergerakan yang dilakukannya adalah sesuai yang tertera pada script yang dibuat creator (concept).
    Disini tugas creator adalah memaparkan narasi atau deskripsi dari sudut pandang 3rd Pov juga meluapkan emosi dan juga menjelaskan isi hati sang karakter dalam bentuk 1st POV (artinya POV yang digunakan adalah bentuk campuran).

    Banyak yang salah menyangka bahwa cara ini akan membuat penulis menjadi berada diluar dari karya fiksi dan karakter yang dia buat. Ada yang bilang pula bahwa cara ini tidak akan membuat pembaca memahami karakter secara dalam. Tapi Anggapan itu salah...

    Ketika Author = creator (God) dalam cerita fiksi yang dia buat, dia mengetahui seluk beluk karakter tanpa celah. Dia akan dapat membawa pembaca untuk memahami cerita dalam narasi juga kehidupan karakter bahkan curahan hatinya lebih dekat. why? karena dalam konsep god sebagai deity yang Maha segalanya, dia tahu dengan benar seperti apa karakter yang dia ciptakan.

    Creator akan membuat bagaimana sebenarnya konsep karakter yang tertulis itu diubah menjadi bentuk kisah yang akan membuat pembaca merasakan bahwa karakter itu hidup dan bekerja dalam cerita. Bagaimana karakter akan berperan penting dalam plot, mengambil keputusan, dan akhirnya menjadi sosok pion yang penting dalam sepanjang kisah yang diceritakan. Bagaimana ini dilakukan? tentu dengan mencoba memahami seperti apa si konsep tokoh yang tertulis dan mencoba menerapkan konsep itu dalam bentuk pemaparan kisah.

    "contoh: Said ibrahim adalah atheist. Disini creator harus berupaya memahami bagaimana pemikiran dari atheist (walaupun dalam kenyataannya creator itu adalah theist), bagaimana bentuk sifat karakter yang ada dalam konsepnya (pendiam, tidak peduli pada orang lain, gloomy, dll), dan bagaimana bila semua konsep tentang karakteristik itu diaplikasikan pada dunia fiksi yang dibuat.
    Interaksi, percakapan, itu adalah hal-hal yang akan membuat karakter hidup dalam cerita.. melalui apa? melalaui tuntunan dari Author = Creator menggunakan script yang telah ditulis atau istilah lainnya adalah jalur takdir yang mesti dijalani karakter."

    Creator menciptakan juga melahirkan "kehidupan" bagi karakter tersebut. Apakah itu hanyalah tokoh pembantu, villain, atau main char sekalipun, Creator semestinya memberikan porsi kesan yang sama dan ballance. Tidak menyudutkan karakter Villain ataupun memberikan miracle berlebihan pada main char namun memberikan keseimbangan dengan menggunakan hukum sebab akibat juga kelogisan.

    Ingin agar setiap karakter memiliki kesan? lakukanlah cara itu. Bersikap adil dalam menuliskan kisah sisi yang baik maupun juga sisi yang jahat. Development all character dengan baik dan sebisa mungkin hindari memunculkan sosok karakter yang hanya datang selintas.

    Menjadi sosok Author yang secara literaly adalah creator dari karya fiksi yang dibuatnya, tidak serta merta membuat Author menjadi sosok yang lepas dari karakternya. Dia yang menciptakan segala isinya dalam fict adalah sosok yang semestinya menyadari dan memahami lebih baik bahkan dari pembaca sekalipun dan bukan sebagai sosok pencipta yang hanya menjadi pengawas yang cuma menentukan awal dan akhir.

    Secara umum tentu telah dimengerti bahwa author adalah penggerak dari cerita yang mengetahui bagaimana karya fiksi itu harus dimulai dan bagaimana cara untuk memberikan endingnya. Tapi disini sekali lagi, creator yang berkuasa untuk menentukan apapun dalam cerita sebaiknya tidak bertindak semena-mena. Creator memilih tindakan untuk char yang dia buat dengan alasan, sebab, akibat, yang kemudian akan melahirkan konklusi yang sesuai dengan hukum kelogisan. Berikan main character itu limit kekuatan yang mampu dia lakukan dan hal itu pula berlaku pada villain (jangan memberikan ke IMBA-an pada karakter tertentu. Ingatlah ballance).

    Menjadi obyektif dan memberikan tiap karakter suatu kesempatan yang sama (dalam cerita) akan memberikan suatu kesan tersendiri.

    Last, berikanlah manequin kosong karakter itu suatu bentuk "kehidupan" dan paparkan kisah dirinya agar pembaca memahami karya yang dibuat itu.
    Creatorlah yang menciptakan.. maka Creator pula yang akan membuat karakter itu hidup :beer:
     
    Last edited: Mar 20, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. darkromeo Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 24, 2010
    Messages:
    65
    Trophy Points:
    21
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +11 / -0
    nice . . .
    memang betul banget seorang pencipta harus lah paham betul dengan apa yang diciptakannya.
    dia harus menjadi pencipta sekaligus yg diciptakannya.
    agar dapat memenuhi sudut pandang yang biasanya terlewatkan oleh pembaca.

    klo ane pribadi biasanya bikin cerita tiap karakter ane buat dulu deskripsi dan biodatanya. dari kelebihan fisik dan sifat maupun kekurangannya. agar saat menulis tidak perlu lagi berfikir terlalu lama tentang apa yg ingin kita masukkan pada karakter tsb.
     
  4. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    kalo dari konsep wa si... :malu:
    author menjadi sosok sang pencipta tapi gk perlu jadi sosok ciptaannya.
    dia hanya "berusaha memahami ciptaannya itu dengan tanpa celah".

    artinya bukan author = God = creator = character

    tapi Author = God = pemegang tinggi kuasa atas fict dan segala isinya
    character = hidup atas tuntunan dan deskripsi pemahaman soal sifat2 karakter yang dilihat dari sisi God sebagai pencipta.

    penulis memahami dengan baik karakter itu gk perlu menyelam sampai menjadi karakternya kok.
    dengan author menjadi sosok God, gk ada satupun yang akan tersembunyi dari karakter.


    bikin konsep karakter deskripsi dan biodatanya. dari kelebihan fisik dan sifat maupun kekurangannya. itu emang penting.
    agar karakter gak keluar jalur disepanjang cerita dan malah jadi aneh gak konsisten. :swt:
     
    Last edited: Apr 13, 2012
  5. darkromeo Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 24, 2010
    Messages:
    65
    Trophy Points:
    21
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +11 / -0
    Seep . . .
    tiap penulis punya cara dan teknik masing2 n disitulah seninya . . .
    yang pasti punya visi yang sama yaitu menciptakan sesuatu yang dapat dinikmati, sesuatu yang dapat dijadikan motivasi, sesuatu yang dapat di jadikan suatu inspirasi oleh si penulis khususnya dan oleh orang lain.
     
  6. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    kan tiap mau nerbitin novel kita diminta menulis sinopsis. . .
    dan sinopsis itu beda dengan cerita di belakang buku. . . :unyil:
    cara menulis sinopsis. . .
    di sini

    KBBI offline buat yang males beli. . .
    ada fitur search juga. . .
    di sini
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 25, 2012
  7. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    "Kenapa cerpen dia lagi-dia lagi, sih, yang dimuat di majalah?"Pernah komplen begitu? Saya pernah, bahkan sering. Dulu, ketika baru mulai menulis cerpen, ketika saya masih SMP. Cerpen saya? Ditolak melulu, tuh. Saya cuma bisa memendam iri melihat nama-nama itu lagi yang muncul di majalah.

    Berhentikah saya? Alhamdulillah, nggak. Betapa senang dan bangganya saya ketika beberapa tahun kemudian cerpen saya muncul di majalah-majalah remaja, berdampingan dengan cerpen para penulis yang dulu cuma bikin saya iri, seperti Donatus A. Nugroho dan Benny Rhamdani. Saya pun bisa berbangga ketika cerpen saya yang menjadi cerpen utama di sebuah majalah diulas khusus oleh Sitok Srengenge, seorang sastrawan senior. Saya nggak akan mendapatkan itu kalau hanya berani mengirimkan cerpen saya ke majalah sekolah yang dikelola OSIS atau majalah yang khusus pemula.

    Semakin merasa luar biasa, ketika suatu siang di tahun 1999, seorang redaktur majalah remaja top menelepon ke kantor saya, meminta saya menulis cerpen untuk tema tertentu. "Masih diseleksi, cuma masuk prioritas," kata si Mbak Redaktur.

    "Kenapa saya, Mbak?" tanya saya sambil deg-degan.
    "Banyak pembaca yang minta Teera untuk edisi spesial ini. Kami juga melihat dari produktivitas kamu menulis cerpen di majalah kami. Ada beberapa penulis produktif yang kami hubungi untuk edisi spesial ini. Salah satunya kamu. Style tulisan kamu selama ini juga cocok."

    Wow!

    Dari obrolan-obrolan dengan si Mbak Redaktur, saya akhirnya tahu kenapa bisa nama itu-itu lagi yang muncul di majalah:
    1. Produktivitas. Kalau jam terbang kita cukup tinggi, kita akan lebih dilirik. Anak burung elang juga tak langsung bisa terbang tinggi dan jauh, kan? Begitu juga kita. Butuh waktu.

    2. Permintaan pembaca. Ini muncul karena produktivitas kita. Artinya, karya kita disukai orang.

    sumber di sini

    Punya pikiran seperti itu? Kalau ya, lebih baik cepat-cepat buang pikiran itu. Memang, di majalah, tabloid, koran, atau penerbit pasti ada editor. Salah satu tugasnya adalah mengedit naskah yang masuk. Tapi, nggak semua naskah yang masuk diedit oleh editor. Naskah yang diedit, ya, yang udah lolos seleksi.

    Kira-kira nih, ya, kalau ada dua naskah di depan kita:

    - Yang satu rapi dan bersih, huruf besar dan kecil dipakai di tempat semestinya, begitu pula dengan tanda baca. Penuturannya pun enak dibaca.
    - Naskah yang satu lagi menggunakan huruf besar dan kecil yang acak-acakan, walaupun belum sampai masuk kelompok alay. Tanda baca dan paragraf ditabrak begitu saja.

    Mana yang mau kita baca duluan? Pasti sudah males banget, deh, baca naskah yang kedua. Itu kalau cuma dua. Bagaimana kalau naskah yang harus dibaca ada 1000, 2000, 3000, atau lebih banyak lagi?

    Kalau hanya ada satu-dua kesalahan, wajar deh. Kalau di keseluruhan naskah? Please, deh. Itu baru soal huruf dan tanda baca. Belum yang lain-lain.
    Singkatnya nih, kalau penulis saja tidak mau peduli pada tulisannya sendiri, untuk apa editor harus peduli? Penulis tetap nggak mau peduli? Tanggung risikonya sendiri, deh.

    Saya pernah menemui kasus seorang penulis yang tidak mau mengedit naskahnya. Memang naskah itu sudah dipastikan lolos karena merupakan bagian dari sebuah proyek. Sayang, si penulis tak mau mengedit tulisannya. Huruf besar kecil dan tanda baca yang tampak sepele ternyata membawa masalah karena terjadi di sepanjang puluhan lembar naskahnya. Saya tahu persis karena naskah itu kemudian "dilempar" pada saya dengan pesan, "Selamat berjuang ya, Mbak." Editan itu berstatus ASAP (as soon as possible) alias harus segera selesai. Jadi, selama 12 jam saya benar-benar "berjuang" mengedit naskah itu.

    Bagaimana nasib penulis yang naskahnya saya edit itu? Apa boleh buat. Ia harus merelakan 25% honornya masuk ke rekening saya.

    Jadi, malas mengedit tulisan sendiri dapat berakibat:
    1. Naskah kita ditolak karena editor keburu sakit mata melihat tulisan kita yang acak-acakan. Boro-boro deh mau membaca sampai selesai.
    2. Naskah kita dipotong oleh editor (karena terlalu panjang). Jangan protes jika yang dipotong ternyata justru bagian yang ingin kita tonjolkan.
    3. Honor kita dipotong.

    Masih mau malas-malasan mengedit tulisan sendiri?

    sumber di sini

    EYD sering disepelekan dan dianggap tidak perlu.
    "Ngapain sih pake EYD? Nggak asik. Kaku!"
    "Ngapain pake EYD? Buku karya ***** yang bestseller aja begini, kok."

    Beberapa kata yang salah penulisannya memang tidak berakibat fatal (misal: analisis-analisa, sekadar-sekedar, bus-bis). Namun, ada kata-kata yang hanya berbeda satu huruf, tapi mempunyai arti yang sangat berbeda.

    sah - syah (sah = sesuai peraturan; syah = raja, baginda)
    sangsi - sanksi (sangsi = ragu-ragu; sanksi = hukuman)
    sarat -syarat (sarat = penuh; syarat = kondisi yang harus dilakukan)
    ubah - rubah (ubah = mengganti; ribah = serigala)
    kafan - kapan (kafan = kain putih pembungkus mayat; kapan = kata tanya untuk menanyakan waktu)

    Contoh kalimat:
    - "Kukirim kafan, Mia," tanya Niko datar.
    .....> Kafaaaan? Maksudnyaaa? Lo ngarepin gue cepat mati sampe ngirim kain kafaaan? *menghunus golok*

    - "Kamu rubah, deh," kata Tita.
    .........> Kalo aku rubah, kamu kelinci?

    Silakan menambahkan.
    Jadi, kata siapa EYD tidak perlu?

    *edisi galau dengan buku "acak-acakan" yang kabarnya bestseller dan menjadi acuan penulis pemula*

    ~Triani Retno A~

    sumber di sini

    beberapa link yang menurutku penting dan berguna untuk dibaca:
    link 1
    link 2
    link 3
    link 4
    link 5
    link 6
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 1, 2012
  8. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
  9. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,041
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    saran untuk penulis: siapkan equipment berupa inspirasi, pengalaman pribadi, imajinasi... plus kopi untuk meng-enhance... dan wafer atau cemilan ringan lain yang manis untuk suplai tenaga.. :hihi:
    sebagai pedoman.... supaya editor nggak ngomel2 ketika kamu ngasihin skrip buku yang kamu buat... coba perhatiin di sini: http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Daftar_kosakata_bahasa_Indonesia_yang_sering_salah_dieja
    ubah2 kata2 yang salah eja.. setidaknya akan membuat nyaman editor... sehingga beliau akan memperjuangkan karya kamu.. :hehe: << senyum bengis
     
    • Thanks Thanks x 1
  10. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    nulis di word 2007 sering typo?
    bosen harus koreksi bolak-balik?
    use this. . .

    OBAT BAGI PARA PENULIS

    aplikasi ini tidak se-instant yang kamu pikirkan.
    jika ada kesalahan penulisan kallimat, biasanya si asisten akan langsung menggarisbawahinya dengan warna merah. nah kita jadi tau kalau itu salah. Belajar kan?

    sifatnya auto detect dan auto correct


    kalo ngak muncul garis merahnya. . .
    coba ke menu office word. pilih Word Option, klik tab Proofing,
    di bagian itu centang semua pilihan kecuali:
    Enforce...
    Suggest...
    Show...
    klik OK.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 4, 2012
  11. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,041
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    tapi.. aku juga nulis dengan bahasa inggris.. :keringat:
     
  12. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    • Thanks Thanks x 4
    Last edited: May 5, 2012
  13. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    Plot adalah sebuah rancangan cerita. Plot saling menghubungkan dan menggerakan berbagai unsur dalam cerita. Dalam enam pertanyaan yang kita tahu, plot menjawab paling tidak tiga hal; Apa? Mengapa? dan Bagaimana?…

    Plot adalah peristiwa kunci dalam peristiwa dan logika yang menghubungkan peristiwa utama dengan peristiwa lainnya, yang berfungsi menguatkan peristiwa utama itu. Plot menjalin sebab dan akibat.

    Plot diciptakan berdasarkan nilai-nilai dasar dan pengalaman. Jika tokoh yang kita ciptakan tidak perduli pada apapun, berbagai cerita disekitarnya mungkin akan jadi beragam. Tanpa hasrat dan semangat menggelegak, tidak ada gunanya memikirkan plot. Bahkan “The Stranger” karya Albert Chamus yang menampilkan seorang lelaki yang dihukum mati, bukan karena membunuh, melainkan karena tidak menangis saat pemakaman ibunya.

    Asal Mula dan Aneka Jenis Plot

    Kita tidak perlu menunggu eksperimen dan berbagai temuan baru dalam dunia sastra, agar bisa menulis dengan Plot yang bagus. Ada berbagai macam asal mula dan jenis Plot, antara lain:

    1. Plot berdasarkan konflik para tokoh(Konfrontasional)

    2. Plot Non-Konfrontasional

    3. Plot Kombinasi


    Plot berdasarkan Konflik para tokoh.

    Ada beberapa Plot dasar yang berdasarkan Konflik para tokoh. Konflik ini biasanya terjadi antara Pratagonis(tokoh yang mendapatkan simpati dan dukungan kita) dan seorang antagonis yang menjadi lawan pratagonis. Inilah beberapa Plot dasar tersebut:

    1. Manusia lawan Manusia

    2. Manusia lawan Alam

    3. Manusia lawan masyarakat

    4. Manusia lawan mesin

    5. Manusia lawan Tuhan.

    6. Tuhan Lawan semua orang

    Kita tidak memerlukan banyak hal untuk menciptakan sebuah plot. Mulailah dengan sebuah konflik. Konflik menunjukan perjuangan yang terus meningkat menuju sebuah klimaks. Jadi ikutilah potensi yang ditujukan sebuah konflik untuk menciptakan sebuah cerita. Jika kita sudah tahu apa yang akan terjadi dalam cerita itu, yang lainnya tinggal ditata saja. Jika ada konflik yang jelas antara dua atau lebh baik tiga atau beberapa tokoh, hal lainnya akan muncul dengan sebuah perkelahian, bahkan juga awal ceritanya kita bisa memulai dengan sebuah perkelahian dan agar tampak sebagai sesuatu yang cerdas, kita bisa memperkenalkan para pelaku dan arena tinjunya.

    Konflik akan tampil berupa sebuah perselisihan, perkelahian, atau peperangan bergantung pada besarnya aksi dan reaksi. Jangan berfikir bahwa pembuatan plot adalah usaha yang melelahkan. Karena plot melibatkan pratagonis dan antagonis. Jadi, betapapun melelahkan membuat plot, ingatlah ini hanyalah sebuah permainan.

    Plot Non-Konfrontasional

    Ada beberapa cara untuk menuliskan plot non-konfrontasional (non-pertentangan). Salah satu modelnya adalah penggalan kehidupan. Plot ini dikendalikan oleh perincian dan kegiatan rutin pada suatu hari atau suatu jam pada kehidupan seorang tokoh. Kita bisa menunjukan bagaimana rasanya bangun pagi di apartemen tokoh tersebut, berjalan ditrotoar, ke toko roti, mengendarai mobil, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Semua hal yang biasanya merupakan embel-embel cerita yakni perincian yang realistis menjadi inti cerita. Sedangkan berbagai macam konfrontasi dan konflik menjadi embel-embelnya,.

    Model lainnya untuk cerita non-konfrontasional, berkutat di seputar penyikapan atau epifani. Dimana seorang tokoh mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan. Yang memang tidak di duga dari awal.

    Plot Kombinasi

    Pot yang menggabungkan Plot konfrontasional dan Non-konfrontasional.

    Urutan waktu kejadian dan Plot

    Dalam membangun dan membentuk plot sebuah fiksi. Waktu adalah salah satu unsur yang terpenting. Anda dapat membuat cerita dimulai dengan sebuah konflik dan di akhiri dengan penyelesaian. Atau anda bisa memulai dengan membuat cerita sebuah kejadian lalu mundur ke awal kejadian.

    Setiap saat, untuk membantu pembaca, gunakanlah urutan waktu yang jelas karena urutan waktu sangat mudah di ikuti dan sangat jelas dengan sendirinya.

    Cara Menciptakan Plot

    Pemicu plot adalah tokoh dan setting. Tetapi adakalanya, situasi aneh dapat membangkitkan semangat awal. Ciptakan situasi yang aneh dan ajukan pertanyaan,”Mengapa dan Bagaimana hal ini bisa terjadi?.” Kita dapat menemukan Plot dimana saja. Kalau perlu meniru saja. Anda dapat menciptakan plot dengan menggunakan kiat tertentu. Buatlah sebanyak mungkin jalinan hubungan yang masuk akal. Dengan cara ini, kita bisa menghindari hubungan yang paling mudah ditebak.

    Cara lain untuk menemukan plot adalah dengan parody atau tiruan dari berbagai Plot yang sudah ada. Hampir segala sesuatu bisa dicoba saat menyusun plot. Bereksperimenlah! Buatlah sketsa sebanyak mungkin, dan ambil salah satu yang menjanjikan(Dianggap baik)

    Setelah kita berhasil melakukan tahapan-tahapan yang ada, maka salah satu cara untuk menguji apakah gagasan untuk sebuah cerita bisa berhasil adalah memulainya dengan sebuah peristiwa besar, adegan kritis dan memutuskan apakah para tokoh ciptaan kita bisa menciptakan pertikaian yang baik dan percakapan yang memikat.

    sumber http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2011/05/31/belajar-dan-latihan-menulis-cerita-fiksi-2/
     
    • Thanks Thanks x 2
  14. lemulemot Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Apr 3, 2010
    Messages:
    200
    Trophy Points:
    26
    Ratings:
    +198 / -0
    kk, mau tanya dong, aku kan iseng2 bikin cerpen di kelas. Aku dari dulu belom punya pengalaman nulis-nulis, di bangku sekolahpun pelajaran bahasa indonesia cuma drama2 doang. Terus cerpen oret-oretan tuh kusuruh baca sama temen (cowok juga), katanya kalo cerpen tuh harus deskripsiin tokohnya komplit ya ?? soalnya aku kira, biar yg baca berkhayal sendiri gimana kondisi tokohnya aja gitu

    mohon bantuannya ya :D
     
  15. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    coba om baca yang ini dulu
    http://klubsastra.multiply.com/journal/item/41/Gimana_sih_Cara_Menghidupkan_Karakter_?

    itu kayaknya buat novel, tapi kayaknya tipsnya bisa dipraktikin bwt cerpen

    oh ya, kalo gk mau repot-repot IMO deskripsi tokoh di cerpen gk perlu komplit-komplit amet
    kalo deskripsi ya kasih penjelasan fisiknya bagaimana, sifatnya gimana, gk usah terlalu mendetail sampe kancing bajunya ikut di kasih tau
    sisanya bisa diekspos lewat tingkah lakunya terhadap lingkungan dan tokoh lain serta lewat dialog (ato deskripsi tambahan yang muncul belakangan)
     
  16. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    blog yang bagus dibaca buat penulis yang berada pada sisi fantasy dan realism.
    *direkomendasi oleh shangar buat maxmarcell juga grande_samael. :beer:

    Fantasy and Reality: Grounding and Novelty
    quote yang wa suka dari itu blog

    Authorship, Blame, and Neutrality
    Blood, Gore, and Tone
    Character Design and Substance
     
    Last edited: May 27, 2012
  17. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    Membuat cerita bertwist versi, ehm, saya...
    guide ini saya pelajari dari beberapa film, semoga bermanfaat.

    1. Cerita bertwist yang baik dapat membalikkan tebakkan pembaca/peserta dengan kesan yang kuat
    Saya pernah baca buku writting novel for dummies, nemu sebuah kalimat yang kurang lebih artinya seperti ini, "thriller yang baik dapat membalikkan ansumsi pembaca seperti membalik meja". Apa maksudnya? oke, coba kita tengok film The Usual Suspect (yang belom nonton filmnya saya recommend dah:peace:).
    *BAGI YANG BELUM NONTON FILMNYA SAYA SARANKAN JANGAN DULU BACA SAMPE BAWAH, KARENA ADA SPOILER BERAT*
    Siapa Keyser Soze? (jangan bilang gak pernah dengar Keyser Soze, kalo gak kenal berarti bukan pemain Warcraft sejati :P) Pasti banyak di benak pemirsa menduga di awal-awal Keyser Soze adalah Verbal Kint, satu-satunya penjahat yang selamat dari sebuah kebakaran kapal. Verbal Kint, ketika diinterogasi, menceritakan kronologis kisah bagaimana "kecelakaan" itu merenggut semua rekan kriminalnya. Setelah selesai menceritakan kisahnya, Agen David Kujan, menyimpulkan Keyser Soze adalah Keaton, rekan Verbal Kint. Disinilah mulai klimaks, dimana film ini sangat mendramatisir sosok Keaton sebagai Keyser Soze yang dimana Keaton sendiri dibunuh oleh Keyser Soze di awal film.

    Verbal Kint terguncang dengan kesimpulan Agen tersebut. Agen Kujan mengusulkan perlindungan polisi kepada Verbal Kint karena sudah pasti ia akan menjadi target Keyser Soze karena mengetahui identitas raja kriminal tersebut. namun Verbal Kint menolak, karena dalih tak mempercayai polisi.

    Di sinilah twist yang sebenarnya terungkap, Agen David Kujan menyadari kebohongan cerita Verbal Kint ketika ia mendapati tokoh-tokoh yang diceritakan oleh Verbal Kint sebagian adalah karangan. Mengapa Verbal kint berbohong? Tentu saja karena dialah Keyser Soze. Sebuah trik cerdas dari sang iblis itu sendiri. Wajar jika tokoh villain ini sungguh legendaris dan namanya di abadikan menjadi cheat warcraft seperti yang kita tahu sekarang ini.
    dari plot ringkasan film di atas, saya menyimpulkan bahwa:
    cerita bertwist yang bagus dapat membalikkan asumsi pemirsa semudah membalikkan meja. Tak masalah jika tebakan awal pembaca sudah menebak ending ceritanya, asal pembaca dibawa ragu atau meninggalkan tebakannya seiring berjalannya cerita, dan ketika sudah saatnya twist bekerja, pembaca/pemirsa akan merasakan sensasi yang "nendang".


    2. Cerita bertwist yang baik dapat memiliki cerita twist (tentu saja) yang tak terduga
    mungkin kalo poin ke-2 gak cocok dengan poin ke-1, pake salah satu. Poin ke dua ini, sudah jelas dari judulnya, twist yang tak terduga. Misal film Identity, dimana pelaku pembunuhannya adalah tokoh yang tak terduga sama sekali. Tapi, karena kemunculan tokoh tersebut sebagai villain agak 'janggal' bagi sebagian orang, coba kita pake subject film yang lain. The Sixth Sense menawarkan sebuah ending yang cukup menginspirasi. Tak terduga, bahkan film ini menggunakan poin ke-1 yang saya jabarkan di atas.

    3. Klimaks
    Buat ending yang belum jelas (lebih mirip poin ke-2). Tapi pada saat klimaks, paksa pembaca menebak endingnya. Seperti yang ada di film Se7en atau Memento. Dimana klimaksnya cukup merangsang pemirsa untuk menebak ending dalam jangka waktu yang singkat.

    4. Jangan remehkan logika dan hint
    Walaupun namanya twist, tapi usahakan jalan pengeluaran twistnya tidak menyimpang jika ditelusuri dengan nalar. Berikan hint-hint yang menuju endingnya, tapi gunakan bahasa yang "ini, hint yang ini untuk bla bla bla, padahal tujuannya beda di ending," tapi tetap logis saat di tayangkan di ending. Maksudnya walaupun ada hint tapi tetap usahakan buat plot yang menipu, tapi ya, tetap logis.

    Pada film The Usual Suspect maupun The Sixth Sense, hintnya sudah jelas ada di awal film. Seiring dengan berjalannya cerita, pemirsa di bawa lupa pada hint tersebut, padahal hint tersebut memiliki nilai yang kuat untuk menyumbang pada endingnya. Alhasil, kesan yang ada di pemirsa kurang lebih "oh iya! padahal begini bla bla bla bla, pantes dia jadi bla bla bla". Bukannya, "oh, gitu ya."

    Untuk mempelajari hint yang kuat, coba tonton The Shawshank Redemption (film favorit saya, film terbaik versi IMDB juga.) Ato kalo udah ada yang nonton, coba bandingkan hint-hint yang ada dengan endingnya.
     
    Last edited: Jun 10, 2012
  18. gludux M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 19, 2008
    Messages:
    2,506
    Trophy Points:
    112
    Ratings:
    +430 / -0
    paling susah sepertinya pas buat percakapan, keliatan mengalir atau nggak nya cerita
     
  19. MaxMarcel M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 8, 2009
    Messages:
    536
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +2,847 / -0
    Random babling that could help.
    P: Problematic hipster dude
    M: Me

    P: How do I improve my writting?
    M: By reading other people writting?
    P: But his/her writting is soo ba-
    M: Appreciate first, there's always a positive point in every story. Except the story itself has gone full ******. But nevertheless the retardness is unique. Appreciate first.

    P: I just write an interesting story. Please take a look!
    M: If I could guess the ending correctly by just reading two pages, it's not interesting.

    P: So there's this dude on bunker and there's a war-
    M: I already watch that Hitler movie, the Downfall. If you want that thing to work you need some variation. Some new ideas, not just same plot and different dimension. Let's see, maybe the Hitler figure is preparing some kind of super secret powerful weapon in the bunker that will change the tide of war. Maybe.
    P: Oh yea what about a serial murder and the main character using time machine to-
    M: The main character is the murderer right? I've watched several movie with the exact same plot.
    P: But you write that mainstream fantas-
    M: Could you guess the ending by just reading 2 pages? I don't think so~

    P: I need you to repair the structure of my story.
    M: If you already know it's flaw, why don't you fix it yourself? You want to get hit by a hammer? In the balls? No? Good.

    P: I need a good inspiration.
    M: Just lay down in bed and imagine stuff. Or shower.

    P: I just make some hipster ending!
    M: You make the character looks like an unstable adolescent SWAG! Could you be a little hypocrite and put some moral in the story. More moral I mean.

    P: I hate mainstream idea. I would write some weird hipster stuff.
    M: Each idea is unique. You just need the right composition to make maximum impact. It's not always about the input (idea), it's about the writting process too (which will affect the output).

    P: I just think about what you said and I write a mainstream idea but with tons of random unreasonable surprising twist.
    M: You just went full ******. Remember you're a human being and you are blessed with logic. Add some interesting twist but keep it rational. A white knight with lawful good personality seems boring, think again. He will have to deal with traitorous friend, corrupt nobles, evil wizard that desire chaos, evil warlord, an expert that's not willing to help even though he's the only hope, etc. Use some sense.

    P: Can I go full ****** writting?
    M: Yes you can, just don't do it in front of me. Don't show it to me. Show it to someone with interest in it. Of course there's someone willing to read it and will definitely like it, you just need to find them.

    P: I'm so hipster. I'm using a totally never seen writting style before.
    M: It's not working. It could be, but it's not. So use a normal, common, acceptable writting style before I smash your face with a crowbar.

    P: So I'm thinking of a character/place/ranks name and I come out with this.
    M: Blargherdinshtal. How the heck do I read this!? Did you really think I could remember that!? Oh well at least you're consistent with that level of complexity and weirdness.
     
    • Thanks Thanks x 3
  20. aokawa M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 17, 2010
    Messages:
    1,040
    Trophy Points:
    97
    Ratings:
    +210 / -0
    kalo saya kadang dari lagu... dan dari film2 yang saya tonton.... biasanya suka terbesit ide untuk membuat cerita baru... tapi diusahakan se-Original mungkin... film biasanya cuma buat nambah masukan buat ceritanya.
     
  21. red_rackham M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 12, 2009
    Messages:
    757
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +355 / -0
    :ehem:

    Menurut hemat saia, tidak perlu detail. Sebuah cerpen itu sebaiknya lebih menitik beratkan pada sifat karakter (daripada wujud fisiknya) dan atau plot cerita dan atau alur cerita. Berhubung umumnya cerpen itu tidak terlalu panjang (umumnya 1000 - 5000 kata), sangat sulit menciptakan cerita yang menarik kalau kamu menekankan terlalu banyak pada detail karakter (dan atau setting).

    CMIIW~! :peace:

    Untuk memperluas wawasan tentang berbagai jenis cerpen, silahkan baca2 cerpen2 yang ada di Kemudian.com

    Atau kalau doyan (baca: maniak) fantasi, juga bisa berkunjung ke Kastil Fantasi (buruan! mumpung cerpen2nya masih dipajang. klo pengumuman pemenang udah keluar, cerpen2 itu biasanya bakalan dihapus dari webpage)
     

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.