1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Tersinggunglah!

Discussion in 'Tengah Komunitas' started by blacksheep, May 9, 2009.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. blacksheep M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 23, 2008
    Messages:
    4,594
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +25,115 / -0
    Jumat, 8 Mei 2009 | 01:35 WIB

    Oleh: Roy Thaniago

    Seorang kawan yang baru lulus kuliah ditolak di mana-mana ketika melamar pekerjaan. Kesalahannya cuma satu, Ia terlalu bangga memakai bahasa Indonesia.

    TIDAK seperti kebanyakan pelamar lain yang berfoya-foya dalam bahasa Inggris, kawan tadi memakai bahasa Indonesia dalam surat lamarannya. Jumlah alasannya memakai bahasa Indonesia pun sama dengan kesalahannya itu, cuma satu, yakni, ia melamar pada perusahaan yang ada di Indonesia, yang masyarakat, rekan kerja, dan pimpinannya berbahasa Indonesia. Perusahaan yang pekerjaanya bisa dikerjakan dalam bahasa Indonesia. Sialnya, kawan tadi lupa, kalau perusahaan di Indonesia merasa hebat ketika berhasil mengaudisi karyawannya dalam bahasa Inggris. Biar sedikit intelek, bro!

    Dari perusahaan dengan banyak istilah asingnya – meeting, outing, order, customer, owner, break event point, part time, office boy – mari beralih ke bidang lain. Dalam pemerintahan, kebanggaan meminjam istilah Inggris juga amat mengenaskan – kalau tidak mau disebut mengesalkan atau memuakkan. Tampak sekali kalau para pejabat kewalahan untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia sepenuhnya, sehingga merasa perlu meminjam istilah asing. Tengoklah istilah seperti impeachment, smart card, voting, sampai yang paling tolol, busway.

    Entah, tulah apa yang menelanjangi identitas kebangsaan kita. Kenapa kata-kata asing bertaburan dalam percakapan sehari-hari? Bahasa Indonesia seakan tak mampu bersolek dengan anggun bila tidak menggandeng bahasa Inggris. Orang paling bodoh sekali pun diatur gaya berbahasanya agar fasih melafal tengkyu, sori, serprais, sekuriti, syoping sebagai syarat penduduk berwawasan global – walau pengetahuan dan nalarnya tidak diajak mengglobal.

    Tidak ketinggalan – dan ini yang paling menyakitkan – institusi publik yang seharusnya mendidik masyarakat, malah melayani kekeliruan berbahasa tersebut. Kita lihat bagaimana sekolah-sekolah berbangga dengan mengganti namanya dengan bahasa Inggris. Universitas mengiklankan dirinya di media dengan istilah Inggris seperti admission, free laptop, the leading university, faculty of management, dan seterusnya. Padahal target pemasarannya adalah orang-orang yang sehari-hari berbahasa Indonesia.

    Media cetak maupun elektronik juga melayani semua kekenesan ini. Simak saja kata-kata yang mondar-mandir di halaman mata kita. Ada Today Dialogues, Woman of the Year, Sport, Headline News, dan sebagainya. Pada SINDO, sebuah media massa nasional, yang logikanya adalah sebuah media yang turut bertanggungjawab terhadap budaya berbahasa, pun bersikap demikian. Coba periksa koran ini pada tiap edisinya. Di halaman depan, mata pembaca sudah dihadang dengan rubrik ‘news’ dan ‘quote of the day’. Usaha meng-inggris ini belum usai, karena disusul di lembar-lembar berikutnya: rubrik ‘financial revolution’-nya Tung Desem Waringin, rubrik ‘people’, rubrik ‘fashion’, rubrik ‘food’, rubrik ‘rundown’, atau cap ‘special report’ pada artikel tertentu. Jangan tersenyum geli dulu, karena bukan saja SINDO, koran-koran lainnya pun tak luput dari gaya-gayaan berbahasa ini.

    Mau contoh lain? Tak usah pergi jauh, karena cukup sambil duduk menggenggam halaman ini, bayangkanlah segala sesuatu di sekitar anda: merek permen, keterangan dalam bungkus mie instan, nama restoran, keterangan dalam gedung (exit, toilet, emergency), dan seterusnya, dan sebagainya, yang kalau dituliskan semua, artikel kali ini hanya akan memuat daftar ‘dosa’ tersebut. Dan tentunya memanjangkan rasa jengkel.

    Lalu, menjadi sehebat Inggris atau Amerika-kah bangsa ini ketika berhasil mengadopsi bahasa mereka? Apakah dengan serta merta ekonomi negara menjadi seciamik mereka? Apakah dengan begitu terlihat cerdas karena berhasil mensejajarkan diri dengan bangsa Barat? Sampai sebegitu jijiknyakah kita terhadap bahasa Indonesia sehingga pada kata ‘peralatan kantor’ perlu ditemani kata dalam kurung ‘stationery’, ‘nyata’ ditemani kata dalam kurung ‘real’, atau ‘kekuatan’ yang ditemani ‘power’? Seakan mata kita lebih karib dengan kata di dalam kurung ketimbang kata dalam bahasa Indonesia-nya.

    Masih cukup waraskah kita ketika menertawakan seorang artis muda yang ber-Inggris ria, “hujan..beychek..ojhek”, yang padahal adalah cermin dari ketidakberpribadian diri kita sendiri? Atau celakanya, latah pun kalau bisa dibuat-buat agar yang keluar secara spontan adalah kata, ‘oh my god’, ‘monkey’, ‘shit’, ‘**** you’, atau ‘event organizer’.

    Pada kasus lain kita temukan bagaimana sikap sok inggris ini tidak diimbangi dengan pengetahuan memadai. Contoh paling fatal, juga paling tolol, ada pada isitilah ‘busway’ yang tidak mengindahkan aturan bahasa, terlebih logika. Mana ada frase, “ke Blok M naik ‘jalanan bis’ sangat nyaman”.

    Coba perhatikan, bagaimana kita melafal ‘AC’ (Air Conditioner) dan’HP’ (Hand Phone). Bukankah kita menyepel a-se untuk ‘AC’ dan ha-pe untuk ‘HP’? – padahal kalau sok Inggris layaklah dieja ei-si dan eitch-pi. Tapi tidak pada ‘VCD’ (Video Compact Disc) dan ‘PC’ (Personal Computer), karena kita menyepel vi-si-di dan pi-si. Konyolnya, ‘Media Nusantara Citra’ (MNC), dieja dengan em-en-si, bukan em-en-ce.

    Yang paling menyedihkan, justru yang menghargai budaya (bahasa) Indonesia adalah orang asing. Mungkin kita sudah bosan mendengar bagaimana bertaburnya kelompok musik gamelan Jawa di Amerika. Di Eropa, beberapa konservatori musik malah menyediakan jurusan musik karawitan atau gamelan bali. Tengoklah yang terdekat, misalnya di Erasmus Huis, sebuah pusat budaya Belanda di Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam program bulanan kegiatan yang dicetak di atas brosur, bahasa Indonesia-lah yang didahulukan, kemudian baru disusul dengan bahasa Belanda kemudian Inggris. Bila ada pementasan pun, buku acara, bahkan kata sambutannya pun – walau terbata-bata – mendahulukan bahasa Indonesia. Gilanya, hal ini justru terbalik bila artis Indonesia yang tampil.

    Pada konser Nusantara Symphony Orchestra yang berkolaborasi dengan Tokyo Philharmonie Orchestra di Balai Sarbini, 10 Juni 2008 lalu, sebagai perwakilan dari Indonesia, Miranda Goeltom yang orang Indonesia memberi sambutan, tentunya dalam bahasa Inggris. Lalu, sebagai perwakilan Jepang, kata sambutan dari ‘Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Republik Indonesia’, Kojiro Shiojiri menyusul. Shiojiri yang asli Jepang ini, yang tidak ada untungnya karena memakai bahasa Indonesia, malah dengan pede-nya berpidato dalam bahasa Indonesia, meski terbata. Sudah cukup muakkah membaca kenorakan kita di atas?

    Memang, bahasa yang hidup adalah bahasa yang dinamis dan terus dirusak. Tidak seperti bahasa yang sudah mati seperti bahasa Latin. Namun dalam konteks ini, sama sekali tidak menandakan bahwa masyarakat Indonesia sedang mengembangkan bahasanya secara sadar. Sebaliknya, masyarakat kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengenali fenomena budaya yang menggigiti identitas bangsa. Tidak mampu mengatasi kekagokkannya sendiri terhadap budaya asing. Mirip orang kampung yang merias berlebihan dengan segala pernak-pernik kota sepulangnya ke kampung halaman.

    Bangsa yang persoalan budaya-nya dianggap sepele bukan Indonesia sendiri. Tenang saja, kita ada kawan. Bangsa Romawi adalah kawan yang dimaksud. Secara militer Romawi memang menjajah Yunani, tapi dalam hal kultural, Yunani-lah yang menjajah. Kalau kita, militer dijajah, budaya dijajah, ekonomi juga dijajah. Lalu apa yang bisa membuat bangsa ini tidak terjajah? Ketika tersinggung saat membaca artikel ini, begitu jawabnya.

    Jadi, tersinggunglah!

    Roy Thaniago
    Penggiat Agenda 18,
    Pecinta Bahasa Indonesia

    http://www.opensubscriber.com/message/forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com/10592144.html
    http://thaniago.blogspot.com/2008/10/tersinggunglah.html

     
    • Like Like x 5
    • Thanks Thanks x 4
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. zutara M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Aug 3, 2008
    Messages:
    9,281
    Trophy Points:
    226
    Ratings:
    +46,395 / -0
    manteb gan...
    ane malah gk tersinggung...
    tapi menambah daftarr kekecewaan terhadab bangsa ini....:madesu:
     
  4. hanimon M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 20, 2008
    Messages:
    1,927
    Trophy Points:
    226
    Ratings:
    +5,197 / -0
    wah, padahal bahasa indonesia merupakan bahasa yang mudah dibanding bangsa lain
    seperti kata si ikin, kalo ntar bahasa indo diambil orang, g kebayang kalo f**k diganti c**k ma orang luar :swt:
     
    • Like Like x 1
  5. afarzain M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 30, 2009
    Messages:
    556
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +227 / -0
    g tersinggung gw...:haha:
    bkankah bhs inggris udh jd bhs internasional...brbhasa ingris bkan swtu hal yg jelek!
    apa jdinya klo kita kliling dunia, en stiap negara cma make bhs-nya sndiri2!!!
    repot kn...
    kita juga hrus akui klo negara kita jauh ktinggalan dri negara lain, gmna kita bsa belaja klw kita g tw bhs inggris, sdngkan smua bhan bacaan n buku2 yg kompeten brasal dri luar yg notabene brbhsa inggris!!!
    jgn krn k egoisan dlam menjaga budaya mnjadikan kita smkin trtinggal dri negara lain!!!
    keanekaragaman bhsa adlah anugrah tpi klw g da stu bhs yg mnytukan bisa repot!!
    d indonesia ja terdapat ratusan bhsa daerah dan dialeg, tpi smuanya bsa satu dalam stu bhsa, bhsa indonesia!
    g kebayang klw k bandung, yg gw liat tulisan sunda smua, k padang, tulisan padang smua, k papua...dll!!
     
  6. Hell_Raiser M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    2,972
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +13,903 / -0
    Bener, sekarang bahasa indonesia dah gak dianggep lagi sama bangsanya sendiri :lempar:

    Aku ndenger orang asing yang bisa bahasa indonesia di acara TV, gile tidak memakai satu pun kata bahasa asing. Aku jadi malu sendiri :onion-46:

    malah bahasa asing yang dipake sama orang indonesia itu gak ada yang pas satupun, dan sering salah pengucapan dan ejaan :th_093:

    eh... aku juga pake buat siggyku :lol:
     
  7. setans24 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 22, 2008
    Messages:
    1,277
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +15,719 / -0
    kata orang sih... itu efek "Globalisasi"

    tp.... kalo ada orang indo dan bisa bahasa indo ngomong ama gw pakek bahaa ingris... pasti gw bales bahasa indo kok.......knp??

    soal ny gw cinta bahasa Indonesia... itulah bahasa gw sejak kecil... :haha:
     
  8. shinreiyasha M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 31, 2008
    Messages:
    304
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +258 / -0
    sebenernya bahasa indonesia sendiri ada ko yang menggunakan kata2/bahasa asing n gak cuma ngambil dari bahasa inggris aja, klo gak salah d sebutnya kata "serapan"
     
  9. fertygo Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    May 25, 2008
    Messages:
    7,018
    Trophy Points:
    171
    Ratings:
    +4,005 / -0
    bwat gw seh mau ngomong setengah english kek, itu terserah, mau ngomong kok dibikin aturan harus make bahasa indo keseluruhan lah dll, bikin ribet aje.

    tapi klo kita memutuskan pake separo2 english kyk gitu, jangan bikin lawan bicara kita malah bingung atw nganggep kita sok. apalagi klo pronounce kita ngawur juga, wah... klo udah gitu mending dari awal ga usah sok2 english dah.
     
  10. xaea M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 17, 2008
    Messages:
    1,517
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +14,860 / -0
    ahh, udahh, yang penting dapet kerjaan. coba liat tu pelamar yg gak dapet gawe karena masi sok idealis make bahasa indonesia. uda de, kalo mo idealis mah di kampus aja. it's real world out there ==> nah, kan pake bahasa inggris..

    lagian kalo disuruhnya pake bahasa inggris masak tetep maksa pake indonesia?
     
  11. goblin89 Regional Leader

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Dec 18, 2008
    Messages:
    2,250
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +8,091 / -1
    sekarang ne orng2 udh lebih milih pakei bahasa gaul
    yg berbau2 bahasa asing
    mau mencari kerja aja mesti tau bhs negri yg mungkin belumpernah kita dtangi

    sedangkan bahasa negri sendiri gak dianggap
    padahal lahir dan tinggal diindonesia
    koq bahasa indonesia gak diperlakukan selayaknya
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  12. Superbay Banned User

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Apr 2, 2008
    Messages:
    3,576
    Trophy Points:
    0
    Ratings:
    +4,738 / -0
    @shinreiyasa
    Bener banget. Selain serapan ada juga yang emang ga bisa diterjemahin (contoh: apple struddle, fine art, overclock, de el el)
    Apa yang dibilang Roy itu merupakan salah satu bentuk kritisisme baik itu di bidang budaya maupun bahasa. Ga bisa dipungkiri kalo budaya itu akan selalu berkembang dan berubah, dan bahasa ada di dalamnya karena termasuk salah satu aspek dari budaya. Perubahan itu disadari/tidak dan disadari/tidak pasti terjadi.
    Untuk soal media, kalo liat temen2 saia yang kerja di media, bahasa2 semacam itu memang perlu. Alasannya pertama karena bahasa media emang berbeda dari bahasa sehari-hari, kedua, kadang ada artikel terjemahan yang harus diterjemahkan dengan jumlah kolom yang sama dengan kolom aslinya dan jika kata2 macam 'laptop' harus diterjemahkan menjadi 'komputer jinjing', 'VGA' menjadi 'kartu grafis', atau 'speaker' menjadi 'pengeras suara', bisa dibayangkan sepanjang apa artikel hasil terjemahannya nanti.
    Tapi kritisi dari Roy itu emang perlu buat ngingetin kita, yang walau sering make bahasa2 yang bukan asli milik kita, untuk selalu inget bumi kelahiran kita dan budaya aslinya. Percaya deh, walau kita udah sampe di taraf ngomongnya kaya Cinta Laura, kalo kita selalu diingetin sama orang-orang macam Roy gitu, kita ga akan lupa sama siapa diri kita sendiri :top:
     
    Last edited: May 9, 2009
  13. fertygo Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    May 25, 2008
    Messages:
    7,018
    Trophy Points:
    171
    Ratings:
    +4,005 / -0
    ya intinya bahasa tuh alat komunikasi.
    klo alat itu malah ngeribetin orang jg bakal jadi males kan ?
    sesederhana itulah.

    klo maw idealis dengan anggep bahasa itu salah satu budaya y silahkan, n gw pribadi jg nganggep anak2 sekolah kita juga kurang di kasih pengarahan tentang bahasa kita.
    tapi jangan paksa orang2 seperti saya yang menganggap bahasa cuma alat komunikasi semata bwat jangan sok english lah dll.

    so what ?
    ini gw, klo lu ga suka gaya ngomong gw ya gawsAh denger... just that simple.
    tapi seperti yang gw bilang tadi. klo maw kyk gitu jangan sampe lo ngerusak kedua bahasa itu n bikin bingung lawan bicara lo atau malah jadi terkesan sombong karena itu.
     
  14. gomugomu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 20, 2008
    Messages:
    532
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +3,415 / -0
    Ah kalo soal ngelamar perusahaan pake bahasa indonesia juga ga masalah..gw aja dengan pede nya pake bahasa indonesia yang baku pas wawancara kerja..padahal perusahaan minta pake bahasa inggris..buktinya ketrima juga..asal kita punya skill...
    pas presentasi gw jg pake bahasa indonesia padahal diruangan ada juga orang asing...ga masalah....bukan berarti bahasa inggris gw jelek,berhubung gw kerja diperusahaan asing gw pake bahasa inggris kalo cuman berdialog dengan ekspatriat aja...kl meeting,dll tetep pake Bahasa indonesia...MERDEKA!!
     
  15. escafl0wne Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Dec 5, 2008
    Messages:
    3,124
    Trophy Points:
    226
    Ratings:
    +3,219 / -2
    cintai bahasa indo
    tapi jangan kelewat narsis:haha::haha:

    soal kata serapan
    emang betul, itu asalnya dari bahasa luar (lamp = lampu, pencil =pensil)
     
  16. kirie M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 18, 2008
    Messages:
    444
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +93 / -0
    tul, lagian ngapaen gwa kira sekarang cv laen2 yg unsurnya surat lamaran standarnya ditulis pake binggris, kayak orang kurang kerjaan aj

    kalo emang menghargai simpan didalem hati, yg mau peduli soal hal gituan sekarang dikit apalagi didunia kerja gitu
     
  17. moks M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 17, 2008
    Messages:
    1,337
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +19,641 / -0
    ini kan masalah lingkungan kita hidup lagi, coba kl di kampung kampung , ga semua seperti yang di paparkan oleh bang roy T
     
  18. princess M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Apr 30, 2008
    Messages:
    437
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +160 / -0
    hmmm jadi maksudnya kl mau ngmg bhs inggris gk boleh setenggah2 gitu ya?? hihihi
     
  19. mr_ark SUPERMOD
    Kawaii

    Offline

    ★★★/人 ◕ ‿‿ ◕ 人\★★★

    Joined:
    Jan 14, 2009
    Messages:
    27,126
    Trophy Points:
    337
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +95,137 / -17
    malu aku jadi orang Indonesia :swt:
    biasa lah, orang Indonesia tuh gensinya gede. biar dicap modern, sok pake bahasa Inggris...
    termasuk gw, he he he .... Ehem... bahasa itu kan dipake untuk berkomunikasi, jadi mo pake bahasa apa pun, selama yang diajak ngomong ngerti, is okay lah. Mo bahasa Indonesia, Inggris, ato campur... no problemo (asal yang dengerin ngerti). :hihi:

    Salut ama Kojiro Shiojiri-san, menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan bangsa Indonesia, biar pun beliau Duta Besar Jepang. :top:
     
  20. Marco86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 14, 2009
    Messages:
    1,812
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +28,609 / -0
    Bahasa Inggris emang bahasa Internasional si, jadi pegawai yang bisa bahasa Inggris tentu lebih disukai.. Tapi kita juga ga boleh identitas bangsa kita.. Identitas bangsa kita ini ditandai dengan adat, budaya dan bahasa kita yang harus kita jaga dan pergunakan dengan baik.
     
  21. plasa M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 16, 2009
    Messages:
    311
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +14 / -0
    benar... bangsa ini perlu reformasi yang nyata bukan hanya omongan, tapi tentu saja perlu dukungan publik tapi yang bersifat baik.. bukan reformasi yang ancur2an seperti menjarah, memperkosa dsb yang gk guna..
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.