Geography & Astronomy tarian cahaya antariksa

[FONT=&quot]Cahaya warna-warni menari-nari indah di kegelapan langit malam kutub Bumi, suatu pemandangan alam yang memesona dan menakjubkan. Namun, selain indah untuk dipandang, tarian cahaya antariksa ini juga menjadi pertanda Bumi tengah dilanda badai antariksa.[/FONT]
[FONT=&quot] Peristiwa alam ini pada umumnya bisa dinikmati masyarakat yang berada di kawasan lintang tinggi. Namun ada kalanya juga terlihat sampai di lintang menengah. Mereka yang tinggal di daerah ekuator, seperti Indonesia, sayang sekali tidak mungkin menikmati atraksi alam yang menakjubkan ini. [/FONT]
[FONT=&quot] Di Kutub Utara tarian cahaya itu dinamakan aurora Borealis, sedangkan di Kutub Selatan disebut aurora Australis. Kemunculan aurora dimungkinkan karena Bumi diselimuti medan magnet dipole yang cukup kuat. Medan magnet ini menjadi perisai alam bagi kehidupan di muka Bumi terhadap terpaan badai antariksa.[/FONT]
[FONT=&quot] Planet lain yang bermedan magnet kuat, seperti Jupiter dan Saturnus, kadang kala juga memperlihatkan fenomena aurora di kutub-kutubnya. Khususnya ketika terjadi badai antariksa dahsyat, misalnya peristiwa badai bulan Oktober 2003 lalu. [/FONT]
[FONT=&quot] Sedangkan Venus, menurut Pesawat Pioneer Venus 1 milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang mengorbit Venus tahun 1978 1992, tidak dideteksi adanya medan magnet, sehingga bisa dipastikan Venus tidak memperlihatkan fenomena cahaya kutub.[/FONT]
[FONT=&quot] Berdasarkan pemantauan, tarian cahaya kutub tidak berlangsung setiap hari. Hanya pada saat kondisi tertentu fenomena ini dapat dinikmati masyarakat, yaitu ketika aktivitas geomagnet menunjukkan peningkatan. [/FONT]
[FONT=&quot]Melihat aurora[/FONT]
[FONT=&quot] Fenomena aurora yang spektakuler umumnya berlangsung hanya beberapa menit. Namun, ketika aktivitas geomagnet sangat tinggi fenomena ini bisa dipantau dalam waktu cukup lama. Keindahan aurora memikat banyak orang untuk menyaksikannya secara langsung. Ada pula yang serius merekam peristiwa alam ini untuk kenangan pribadi ataupun penelitian.[/FONT]
[FONT=&quot] Aurora juga dipantau secara sistematis dari antariksa. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Amerika Serikat, secara khusus meluncurkan satelit orbit polar untuk memantau evolusi aurora, yaitu Polar-orbiting Operational Environmental Satellite (POES). Data satelit ini bisa digunakan baik untuk penelitian maupun memberikan informasi ke masyarakat tentang tingkat aktivitas aurora.[/FONT]
[FONT=&quot] Waktu kemunculan aurora berlangsung acak. Meski demikian, bukan berarti kita tidak bisa memperkirakan waktu penampakannya. Faktor-faktor apa saja yang memungkinkan kita dapat menyaksikan aurora?[/FONT]
[FONT=&quot]Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Pertama, mengetahui posisi lintang suatu tempat berdasarkan koordinat geomagnet. Semakin tinggi lintang geomagnet suatu tempat semakin besar peluang untuk dapat melihat aurora. [/FONT]
[FONT=&quot] Kedua, mencari informasi apakah tingkat aktivitas geomagnet saat ini sedang meningkat. Aktivitas geomagnet dinyatakan dalam suatu indeks, mulai dari angka 1 (aktivitas paling rendah) sampai dengan angka 9 (aktivitas paling tinggi). [/FONT]
[FONT=&quot] Ketiga, peluang untuk melihat aurora sangat ditentukan kondisi setempat. Misalnya cuaca berawan, cahaya kota yang sangat terang ataupun bulan purnama bisa memudarkan atau bahkan menghilangkan sama sekali penampakan aurora di langit malam.[/FONT]
[FONT=&quot] Ketika aktivitas geomagnet rendah (skala 14), umumnya aurora muncul di kawasan sekitar 67o hingga 58o lintang geomagnet sebagai aurora oval. Semakin tinggi aktivitas geomagnet, batas penampakan aurora bergeser ke arah ekuator. Pada aktivitas tertinggi (skala 9), aurora dapat dilihat hingga kawasan 48o lintang geomagnet.[/FONT]
[FONT=&quot] Lintang geomagnet tidak sama dengan lintang geografis. Hal ini disebabkan kutub-kutub geomagnet sesungguhnya tidak tepat berimpit dengan kutub-kutub geografis. Salah satu cara memperkirakan lintang geomagnet suatu tempat adalah mencari informasi posisi lintang geomagnet kota besar terdekat. Data ini bisa diperoleh melalui situs web yang menyajikan informasi tentang aurora.[/FONT]
[FONT=&quot] Contoh atraksi aurora Borealis yang sangat menakjubkan berlangsung selama beberapa malam dari 20-24 Maret 2001, setelah terjadi badai matahari dahsyat pada 19 Maret 2001. Peristiwa ini diabadikan banyak fotografer yang berada di lintang tinggi seperti Alaska dan Finlandia. Dua malam, pada tanggal 23-24 Maret itu sungguh luar biasa. Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, ujar Jan Curtis, fotografer aurora yang tinggal di Fairbanks, Alaska. [/FONT]
[FONT=&quot] Tarian cahaya antariksa bukan hanya untuk dinikmati semata. Tetapi juga menjadi tantangan bagi para peneliti untuk mengungkap misteri di balik keindahannya.*** [/FONT]

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS