1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Stories From Bunny's Mind

Discussion in 'Fiction' started by temtembubu, Sep 21, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    [​IMG]
    :cheers:Selamat Datang di Dunia Imajinasi Kelinci:cheers:

    :ehem: semua fic yang ada di sini merupakan buah pikir dari sel-sel kelabunya si TS. Bebas untuk dikomentari oleh siapa saja, selama tidak bertujuan negatif (ngejunk, ngerusuh, dll yang sejenisnya).
    okeh, langsung saja:cheers:

    Index
    Poem:

    Cerpen:

    Long Fic:
    --> Red Rose and White Rose [Completed]
    --> Dream on Christmas Day [Completed]
    --> Gadis Melati dan Keranjang Segi Enam [Pending]
    --> L-AI [Ongoing]
    --> Quraro [Completed]
    --> Anathemian [Ongoing]
    --> Memoria [Ongoing]

    Others a.k.a Corat-coret:
     
    Last edited: Feb 6, 2019
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    Title: The Stupid
    Genre: Gaje
    (ga jelas :ngacir:)

    “Satu, dua, lima… Ah, warna hitam benar-benar membuatku menjadi bodoh.”

    Masih menengadah pada langit malam, aku memejamkan mata. Kuhitung kembali bintang-bintang yang dapat terlihat dalam gelap pandanganku.

    “Satu, dua-”

    Katanya warna hitam membuatmu bodoh, kenapa malah memejamkan mata?

    “Berisik! Satu, dua-“

    Sedang tidak ada kerjaan ya?

    “Apa aku terlihat sedang ada kerjaan? Jelas memang tidak ada, karena itu aku menghitung bintang. Dasar bodoh!”

    Oh, jadi kau pikir bahwa kau jenius, hah! Aku dan kau ini sama. Kalau kau bilang aku bodoh, maka kau juga bodoh.

    “Tidak, hanya kau saja yang bodoh, aku tidak.”

    Kenapa begitu?

    “Hanya si bodoh yang selalu bertanya.”

    ….

    Bagus, akhirnya diam juga! Aku membuka mata, langit hitam dan bintang-bintang kembali terlihat.

    “Satu, dua, tiga, empat, lima…”

    Akhirnya aku tahu, bukan warna hitam yang membuatku bodoh, tapi si cerewet itu.
     
  4. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    Title: Looping Forever
    Genre: ---


    Aku tidur ketika aku mengantuk
    Aku bermimpi ketika aku tidur
    Aku cemas ketika aku bermimpi
    Aku bingung ketika aku cemas
    Aku berpikir ketika aku bingung
    Aku lelah ketika aku berpikir
    Aku mengantuk ketika aku lelah
     
  5. fuikisama MODERATOR

    Offline

    Saya innocent kaka~

    Joined:
    Mar 24, 2012
    Messages:
    20,760
    Trophy Points:
    328
    Ratings:
    +24,432 / -184
    Kesummon :aaaa:

    Sel-sel kelabu udah kayak si om kumis ae :oglol:

    Memantau dulu ya :malu1:
    Baru 3 yg udah baca
    Yg poem, cerpen (Cermin), ama yg novel kemarin dikasih (Azgorth?) :gotdrink:


    Batanya menyusul nanti ya neng :gotdrink:







    Sawachika :sedih:
     
    • Like Like x 1
  6. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    ngebaca the stupid mungkin harus stupid dulu yaaa :sedih:


    aku sama sekali nggak ngerti inti ceritanyaa.....

    dia ngitung bintang saat memejamkan mata??? kenapaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?
     
  7. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    :hoho: sapa tahu bisa ketularan pintar nya si om kumis
    ditunggu komen nya :matabelo:

    :lol: mungkin memang harus jadi stupid dulu biar bisa mengerti
    knp dia menghitung bintang sambil memejamkan mata?? hmm.. knp yah (penulisnya jg ga tau :hammer:)
    okeh gini deh :hihi: saya coba jelaskan dalam bahasa manusia :lol:
    itu ceritanya dia lagi ga ada kerja an ngitungin bintang. bisa dibilang benernya dia lagi pusing gt :lol: sampe ngitung aja ngaco.
    karena klo melek terus matanya cape, jadi dia merem :lol: lalu terdengarlah bisikan2 itu... yah sepertinya begitulah intinya :ngacir:

    --------------------------------
    makasih uda mau mampir di dunia imajinasi nya si kelinci :matabelo:
     
  8. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    Gadis Melati dan Keranjang Segi Enam

    Title: Gadis Melati dan Keranjang Segi Enam
    Genre: thriller


    Fic ini sengaja saya pending :takut: karena thriller, waktu mao nulis eh penulis nya malah ketakutan sendiri :nangis: maafkan aku yang tidak kuasa melawan rasa takut

    “Sudah sore,” sahut seorang gadis kecil kepala temannya. Ia menengadah ke atas, memperhatikan langit yang dipenuhi awan berwarna kuning keemasan di sekitar matahari sore.

    “Yah, cepat sekali ya. Padahal besok kau sudah tidak di sini lagi. Aku masih ingin bermain denganmu.” Sambil ikut menengadah ke atas, temannya membalas dengan sedih.

    Gadis kecil itu memandang temannya, seorang laki-laki, yang mungkin seharusnya anak lelaki itu berkulit putih bila saja tidak selalu berada di bawah terik matahari setiap hari. Membantu kedua orang tua-nya mengurus ladang sayuran sebelum dan setelah pulang sekolah, itulah kegiatan lelaki kecil temannya.

    Kembali dipandangi langit keemasan di atasnya. Sekawanan burung berwarna hitam terbang berputar-putar dari satu pohon besar ke pohon besar yang lain. Pemandangan yang biasa terlihat di pedesaan saat sore hari. Pemandangan tersebut mengingatkannya akan satu hal.

    “Hei! kau tahu tidak? Kata mama-ku burung merpati itu lambang persahabatan,” katanya dengan nada ceria, berusaha untuk menghibur dirinya sendiri dan temannya.

    “Burung merpati? Tapi aku tidak memelihara burung merpati. Apa kau memeliharanya? Sejak kapan?”

    “Tidak. Aku juga tidak memeliharanya, tapi aku bisa menggambarnya.”

    Kemudian gadis kecil itu membuka tas sekolahnya, diambilnya sebuah pensil, buku besar, dan selembar kertas karton berwarna putih yang tersisa dari pelajaran prakarya-nya di sekolah. Gadis itu duduk di atas sebuah batu besar kemudian mulai menggambar di atas kertas karton dengan beralaskan sebuah buku. Temannya menghampiri dan mengamati dengan seksama. Tangan gadis kecil itu begitu cekatan menggerakkan pensil menari-nari di atas kertas karton.

    Dua ekor burung dalam waktu singkat sudah tergambar. Gadis itu kembali merogoh tas sekolahnya, dikeluarkannya sebuah gunting. Kemudian ia menggunting kertas karton tersebut sesuai dengan garis-garis yang digambarnya tadi.

    Jadilah dua ekor burung merpati putih dari kertas. Kemudian gadis itu menulis satu kata pada salah satu merpati kertas itu “Alicia”, namanya sendiri dan ia memberikan burung kertas itu pada temannya.

    “Ini.” Katanya sambil menyodorkan hasil kerjanya. “Tuliskan juga namamu pada satunya. Aku akan menyimpan yang ada namamu dan kau akan menyimpan yang ada namaku.”
    Lelaki itu mengambil kertas dan pensil yang disodorkan padanya. Kemudian mulai menulis di atas kertas yang masih kosong.

    “Maria! Kau sudah bangun?” Terdengar suara seorang wanita dari balik pintu. Kemudian disusul dengan suara pintu diketuk. Seorang gadis remaja yang masih terbaring di tempat tidur membuka matanya.

    “Ya, aku sudah bangun,” balasnya.

    Dilihatnya jam yang tergantung di dindin di atas meja belajarnya, menunjukkan pukul 05:40. Gadis itu kemudian bangkit untuk duduk di atas tempat tidurnya. Mengerjap-ngerjapkan mata kemudian melihat sekelilingnya. Pandangannya berhenti pada lemari pakaiannya, tempat di mana sebuah kertas putih berbentuk burung yang bertuliskan
    'Anton' terbungkus plastik laminating tertempel pada pintunya.

    “Apa hari ini sudah sampai?” gumamnya pada diri sendiri. Tidak dapat menjawab pertanyaannya sendiri, maka ia bangkit dari tempat tidur dan segera memulai berbenah diri.

    “Pukul berapa kau janji pada temanmu?” tanya seorang wanita paruh baya kepada Maria. Mereka sedang duduk di bangku ruang makan dan Maria menikmati sarapan pagi yang berupa roti dan selai blue berry.

    "Pukul tujuh,” jawabnya singkat sambil mengunyah roti sarapannya.

    “Cepatlah habiskan sarapanmu kalau begitu. Ayah akan pulang besok, ia pasti membawa banyak oleh-oleh. Oh ya, ada surat dari temanmu. Sudah ibu taruh di atas tas ranselmu.”

    Tidak dapat menahan rasa senangnya, Maria tersenyum sambil mengangguk kemudian melanjutkan makannya. Ayahnya sudah dua tahun berada di luar negeri karena dinas. Benar-benar kabar gembira bila ayahnya akan pulang, ditambah lagi surat dari sahabat lamanya telah tiba, dua kabar gembira yang membuat pagi hari terasa menyenangkan.
    Sebenarnya, menerima surat dari temannya adalah hal yang sudah biasa. Sejak ia pergi dari desa kecil itu saat berumur enam tahun, ia dan teman laki-lakinya selalu berhubungan dengan surat. Mereka lebih senang berkomunikasi dengan cara kuno daripada menggunakan cara modern, sms atau email.

    “Aku lebih senang melihat langsung tulisan tanganmu daripada ketikan mesin.” Begitulah kata Anton, teman lelakinya di desa dulu dan ia pun menyetujuinya. Apabila menerima sms atau email dari temannya, perasaan dalam hatinya berasa biasa saja. Lain hal-nya bila ia menerima sepucuk surat tulisan tangan langsung dari temannya. Benda itu membawa sebuah perasaan gembira untuknya, seolah-olah temannya benar-benar hadir dan menceritakan kisah-kisah mengenai hidupnya.

    Setelah menghabiskan sarapannya Maria mengambil surat dari temannya yang diletakkan oleh ibunya di atas tas ranselnya di bangku di ruang tamu.

    “Balasan darinya sedikit terlambat,” pikir Maria.

    ‘Untuk: Alicia’ tertulis pada surat itu di atas alamat rumahnya. Ia tersenyum membaca tulisan tangan itu.

    Hanya Anton yang memanggilnya Alicia saat ini. Alicia Wijaya itulah nama panggilannya dulu. Setelah berumur sembilan tahun, ia menerima babtis dari gereja dan mendapat nama Maria. Dulu teman semasa kecilnya memanggil dia Alicia, tetapi banyak temannya yang usil memanggilnya AW karena nama belakangnya. “Seperti nama restoran saja!” ia selalu memprotes. Maka sejak saat itu ia lebih suka dipanggil dengan nama babtisnya, Maria.

    Ia membuka amplop surat itu dan segera mengambil kertas yang terlipat di dalamnya. Dibukanya lipatannya dan ia mulai membaca tulisan sahabatnya.

    Dear Alicia,
    Bagaimana kabarmu? Kurahap kau dan keluargamu selalu diberkahi kesahatan.

    Aku ingin menyampaikan sebuah berita buruk. Mungkin surat ini adalah surat terakhir yang bisa kukirimkan untukmu. Aku akan bepergian bersama dengan adikku, tinggal bersama dengan saudara jauh kami. Kami sudah tidak dapat meneruskan hidup di daerah ini lagi.

    Setelah setahun lalu ayah meninggal, kini ibu kami meninggal satu minggu lalu karena kanker paru-paru. Tanah ladang dan rumah telah kami jual untuk membiayai perawatan kesembuhan ibu, tetapi waktu akhirnya menjemput ibu juga. Sekarang kami sudah tidak memiliki apa-apa dan siapapun di daerah ini.

    Semoga setelah aku pindah, hidup bersama saudaraku, aku dapat kembali menulis surat untukmu. Bila itu terjadi, maka aku akan menyertakan foto-ku bersama dengan saudara-saudara ku dan lingkungan tempat tinggalku yang baru. Kau juga harus membalasnya dengan foto-mu. Sudah hampir 20 tahun kita tidak bertemu, aku ingin tahu bagaimana wajahmu saat ini. Pastinya kau akan terlihat cantik.

    Sampai di sini saja suratku. Mungkin saat kau membaca tulisanku ini aku sudah tidak ada di alamatku yang lama, karena itu kau tidak perlu membalas surat ini sampai nanti pada saatnya aku dapat mengirimkan suratku dari alamat yang baru.

    Sedih rasanya jika kita harus berpisah. Tetapi aku yakin, kau tetap akan mengingatku. Merpati yang kau berikan padaku sampai saat ini masih kusimpan. Semoga kelak kita benar-benar bisa bertemu, kita tetap menjadi sahabat selamanya tak peduli apapun yang terjadi, maka aku tidak akan mengucapkan Selamat Tinggal padamu.

    Your Old Friend,


    Anton


    Maria terdiam sesaat, berusaha untuk menerima apa yang ditulis sahabatnya. Ingin rasanya segera menulis balasan untuk sahabatnya, berusaha menghibur sahabatnya. Kemudian ia terpikir untuk menghubungi sahabatnya dengan cara yang tidak biasa, mengirim sms atau menelepon.

    Ia kembali ke kamarnya dan kemudian diambilnya telepon selulernya, mencari nomor Anton pada daftar phone book-nya. Dia menekan tombol call dan menunggu jawaban yang terdengar.

    “Bahkan HP-nya pun tidak aktif,” pikir Maria sambil terus menempelkan telepon genggamnya pada telinganya. “Apa ia menjual HP-nya juga?” Lima menit, sepuluh menit berlalu, ia masih hanyut dalam lamunannya.

    “Maria? Ada apa?” Panggilan dari ibunya menyadarkan wanita itu dari lamunannya. Ia mmembalikkan badan dan melihat ibunya berdiri di ambang pintu dengan wajah yang bertanya-tanya.

    “Tidak. Aku mencoba menghubungi teman tapi tidak ada jawaban. Aku segera berangkat, sepertinya sudah terlambat,” jawabnya. Ia tidak ingin menyampaikan kabar sedih mengenai temannya. Tidak mau merusak kesenangan ibunya yang sedang menanti ayahnya kembali besok.

    “Baiklah, hati-hati.” Sambil memaksakan senyum, ibunya berkata dengan enggan, merasa bahwa sebenarnya Maria tidak berkata jujur.

    Maria kemudian bergegas, mengambil tasnya dan menuju pintu keluar. “Dah, ibu,” katanya kemudian membuka pintu dan pergi.
     
  9. fuikisama MODERATOR

    Offline

    Saya innocent kaka~

    Joined:
    Mar 24, 2012
    Messages:
    20,760
    Trophy Points:
    328
    Ratings:
    +24,432 / -184
    Selesai baca sepertinya style ceritanya mengingatkan sama cerita yang saya baca dulu :iii:
    Apa ya dulu nama ceritanya :belajar:
    ............................................................................
    Nyerah gak ingatlah :oglol:

    Ok kita mulai commentnya :gotdrink:

    Ok dari awal bgt dari +
    Pemilihan judulnya menarik jg nih yg kebayang malah langsung ke horror hantu :oglol:
    Apa karena hantu dsini identik dgn kembang melati ye :iii:
    Ama keranjang segi enam yg kebayang peti mati barat ala vampir :XD:

    Prolognya ok
    Ringan gak berbelit tapi berhasil menuhin perannya sbagai prolog :top:
    Bt mengantar & menarik pembaca ke inti cerita selanjutnya

    Bab 1 sebagai pembuka jg sama ok juga
    Penyampaian alurnya mengalir lancar
    Yg paling saya suka cara mengakhiri ceritanya
    Gak terlalu menggantung tapi tetap dapat menyimpan rasa penasaran bt baca kelanjutannya :top:



    Beralih ke -
    Bt cerita thriller rasanya terlalu mild stylenya
    Kurang berasa apa ya 'tekanannya' :iii:
    Padahal klo dlihat dari judul sepertinya bakal sangat mencekam :hmm:
    Kalu terlalu mild kurang berkesan untuk yg dewasa jg :bloon:
    Soalnya kalau menurut saya genre seperti itu paling pas disasar bt yg dewasa
    Dan mereka menyukai yg kompleks serta benar2 menegangkan

    Selain itu cuma beberapa typo saja ko :hmm:


    Saran :malu1:
    Yah tapi kan masih baru prolog & 1 bab ya :XD:
    Dan keuntungannya kalau mild itu
    Kalau eneng bisa ngolahnya dgn sangat baik dilanjutannya nanti
    Bakal memberi satu kejutan yg luar biasa bt pembacanya
    Plot twist yg luar binasa mungkin :hihi:
    Yg bisa bikin kita ngelempar bukunya dgn kesal gara akhir yg benar2 tak terduga
    Bukan karena mengecewakan tapi justru karena sangat memuaskan dan berkesan mendalam :hoho:
    If u know what I mean :hahai:



    Maaf kalau kepanjangan dan kata2 saya kurang berkenan ya neng :maaf:
    Terus menulis dan dilanjutkan sampai tuntas kalau bikin project ya :hmm:





    Sawachika :sedih:
     
  10. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    a-arigatte komen + review nya :matabelo:
    judul nya uda terasa horror yah :shock: karena bunga melati memang sih :suram: karena yang terpikir dalam benak saya bunga yang memiliki aroma tajam dan menyengat adalah bunga melati gt

    untuk unsur thriller nya semoga bisa saya lebih gali lagi nanti :doa: rencananya bab 1 dan awal bab 2 ini memang mau saya bikin untuk pengenalan tokoh nya gt
    diakhir bab 2 baru akan dimulai semua hal2 yang mengejutkan :takut: makanya waktu mau nulis nya jadi ketakutan sendiri... saya usahakan untuk lanjut lagi kok :XD: semoga aja minggu depan sudah bisa lanjut :doa:

    akir kata :matabelo: makasih komeng + review nya, jangan bosan2 kasi review lagi yah :hihi:
     
  11. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    Eh, aku malah ngerasa judulnya ngga horror sama sekali.

    yg kepikiran dari jdul 'gadis melati dan keranjang segi enam' dibenak ku mgkin adalah

    [​IMG]

    bab 1 masih pembukaan belum ada yg bs dikomen kyknya.
    ada sih sebenarnya, tapi berhbg karena aku udah komen dan error, jadi malas komen lagi. padahal banyakloh aku ketik :tolong:

    Lanjutt kak??

    itu genre thriller horor ya? aku pikir horor ama thriller beda.
     
  12. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    genre nya thriller kok :XD: cuma mungkin terasa seperti horor yah :dead:
    karena ada kata2 bunga melati nya :takut: kek bunga untuk di kuburan
    emang komen nya kk sherlock yang mana yang error :???:
    klo ada unek2 ungkapkan saja :hihi: bebas untuk dikomentari kok
     
  13. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    sinyal di tempatku mellot terus dari kemaren, jadi pas mau nge reply jadi error gitu, dan kalimatnya jadi ilang semua :haha:

    bagian itu aja sih, karena ane asumsi itu juga sih awalnya.

    karena kyk red hooded girl, jadi ane pikir settingannya di jaman2 batu gitu.
    apalagi pake surat2an.

    Eh, ada hp kan? tapi nggak dipake? aneh juga.
     
  14. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    ow itu :XD: mungkin karena dibilang gadis melati dan keranjang kali yah :lol: jadi nya langsung terpikir little red riding hood
    klo untuk yang pake surat itu kan uda dibilangin alasan nya pas di bab 1 :hihi: mereka lebih suka melihat tulisan tangan sahabatnya drpd ketikan
    bukan nya nda punya atau nda di pake hape nya (hape nya dipake kok nanti :XD: )
    tapi untuk komunikasi sama sahabat masa kecil nya duang dia pake surat :XD:
     
  15. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    Atmintis - Until We Meet Again

    Cuma coretan iseng, biar nda lupa :ngacir:

    Title: Atmintis - Until We Meet Again (Part 1)
    Genre: Fantasy, Friendship


    “Jangan dendam padaku, tapi salahkan dirimu yang terlalu ingin tahu.”
    Tolong! Jangan lakukan itu, aku tidak ingin membunuhmu!

    Aku meronta dalam genggaman pemburuku, berusaha melepaskan diri meskipun tahu sia-sia. Dua pasang kakiku terikat, gigiku juga sangat tumpul untuk memutuskan rantai ini. Aku benci tubuh makhluk tanah, sangat lemah! Wanita pemburu itu menjatuhkan tubuh mungilku di atas batu.

    Sakit!

    “Hei, pelayan! Bereskan makhluk ini, aku mau makan!”

    Teriak si pemburu pada seorang lelaki berpenampilan aneh yang sedang duduk sambil memandang langit. Lelaki itu memakai pakaian dari bahan yang mudah terbakar, kedua tangannya diikat dengan tali sihir, seperti budak. Yang membuat dia terlihat aneh adalah kulitnya, tampak lebih cerah, mungkin tidak berwarna merah seperti penghuni asli wilayah ini. Dengan wujud ini, aku hanya bisa membedakan hitam, putih, dan kelabu. Yang kutahu, lelaki itu pasti makhluk tanah, manusia.

    Lelaki itu menoleh sementara si pemburu menghampirinya dan menyerahkan sebilah pisau. “Bersihkan tubuhnya dari rambut-rambut putih!”

    “Kamu ingin memakannya?” tanya si lelaki sambil memperhatikanku dengan wajah lugu.

    “Tidak, aku ingin makan batu. Tentu saja aku ingin memakannya! Kau pikir untuk apa aku susah-susah menangkap makhluk itu? Jangan banyak omong lagi, lakukan tugasmu sebagai pelayan!”

    Lelaki itu menghela napas, bangkit berdiri dan mengambil pisau yang disodorkan. Dia berjalan lalu berlutut di depanku.

    Tolong! Jangan lakukan yang dia minta! Dia bisa mati bila memakanku, aku tidak ingin membunuh saudaraku.

    Meskipun tahu dia tidak bisa mendengar suaraku, tapi setidaknya, aku tetap akan berusaha berteriak dan meronta sampai di detik terakhir inti api-ku masih berkobar.

    “Hei,” lelaki itu memanggil si pemburu. “Makhluk ini dagingnya sedikit, kamu tidak akan kenyang bila memakannya.”

    “Kau pelayan paling bawel yang pernah kutemui,” si pemburu menggeram.

    “Berapa pelayan yang pernah kamu miliki?”

    Wanita itu terkejut. “Baru kau,” jawabnya singkat, lalu kembali dilanjutkan dengan geraman kesal. “Demi Kawah Grintstav, lakukan saja tugasmu!”

    Tidak, jangan!

    “Bagaimana bila aku carikan seekor gajah? Dagingnya jauh lebih banyak, bahkan kamu bisa mandi dengan darahnya.”

    Bagus, teruslah bersikap keras kepala seperti itu.

    Untungnya usaha lelaki itu membuahkan hasil, raut wajah si pemburu segera mengendur. Pasti karena mendengar darah yang banyak. Tidak diragukan lagi, makhluk api mana yang tidak tertarik dengan darah.

    “Ekor gajah? Seperti apa itu?”

    “Maksudku gajah, bukan hanya ekornya. Gajah adalah makhluk tanah, sejenis dengan kelinci ini.” Lelaki itu mengarahkan ujung pisau padaku. “Hanya saja ukurannya sangat besar.”

    Sembarangan, namaku bukan kelinci! Aku juga tidak kenal gajah!

    Wanita pemburu itu duduk, menyandarkan punggung pada tiang kristal yang mencuat dari lantai batu. Matanya bergerak bergantian, memperhatikanku dan si lelaki.

    “Dua jam,” kata si pemburu. “Bila tidak bisa menemukan temanmu yang bernama gajah, kau yang kumakan.”

    Lelaki itu membuka mulut hendak mengatakan sesuatu, tapi mengurungkan niat saat matanya bertemu dengan pandangan si pemburu. Dia akhirnya pasrah, mengangguk lalu mengangkat tubuh mungilku dan pergi meninggalkan si pemburu.

    Jangan pegang bokongku, dasar mesum!

    “Ah maaf, kukira kamu laki-laki, ternyata wanita.”

    Eh? Kau bisa mendengar suaraku?

    Dengan susah-payah aku memutar kepala, melihat wajah lelaki itu. Dia hanya memasang senyum samar, seperti sadar bahwa aku sedang memperhatikannya.

    Saat sudah berada cukup jauh dari tempat pemburu tadi menunggu, dia meletakkanku di lantai batu. Terdengar suara jentikan jari, rantai yang mengikat kaki-kakiku meletup, aku terbebas dari ikatan yang sangat menyebalkan. Aku berusaha berdiri dan melemaskan kaki-kakiku.

    Kau bisa sihir?

    “Sedikit,” jawab lelaki itu sambil duduk di sebelahku.

    Sihir apa?

    “Tidak banyak, salah satunya sihir elemen tanah.”

    Kalimat itu menjawab pertanyaan yang sedari tadi berputar-putar di kepalaku, kenapa dia bisa mendengar suara batinku. Kemampuan sihir tanahnya membuat dia bisa mendengar bisikan dari tanah, tubuh yang kupakai saat ini. Sulit dipercaya, aku hampir tidak pernah menemukan makhluk tanah yang bisa sihir, apalagi manusia. Hanya siluman yang pernah kulihat memakai sihir, itu pun sihir tingkat rendah.

    Kenapa kau menolong kami? Padahal kalau kau biarkan wanita tadi memakanku, kau bisa lepas dari perbudakan. Atau kau sebenarnya tidak tahu, bila makhluk api memakan inti api sesamanya, maka bisa menyebabkan kematian?

    “Aku tahu itu,” katanya sambil mengukir lantai batu dengan ujung pisau. “Sebenarnya, aku terpisah dari teman-temanku dan tersesat di sini. Aku membutuhkan seseorang untuk menujukkan jalan ke tempat pertemuanku dengan mereka. Kalau ia mati, akan sulit mencari orang lain yang mau membantu.”

    Hmm… Biar kutebak, kau pasti perayu ulung. Wanita tadi bisa tidak mau memakanmu, padahal kau masih muda. Dagingmu pasti empuk dan tidak diragukan lagi, darahmu pasti enak.

    Dia menyunggingkan segaris senyum. Kuakui, wajahnya memang menarik, apalagi saat tersenyum seperti ini. Tapi sebenarnya, wajah menarik malah akan membuat kami, makhluk api, jadi semakin ingin meminum darahnya.

    “Mungkin,” jawabnya masih sambil mengukir batu. “Tapi sebagai ganti dari nyawaku, aku harus menjadi pelayannya selama perjalanan. Aku pertama kali bertemu dengannya saat ia dalam keadaan sekarat, makhluk udara melukainya-“

    Makhluk udara? Apa berambut putih dan dagingnya lebih banyak darimu?

    Kali ini lelaki itu melirikku, “Maksudmu, memiliki badan yang lebih besar dariku? Ya, majikanku berkata seperti itu. Kamu juga bertemu dengan makhluk udara?”

    Dia yang mengubahku jadi seperti ini. Makhluk udara itu selalu berbuat seenaknya, mereka memang sangat kuat, memiliki kemampuan sihir luar biasa hebat daripada yang lain. Aku benci mereka!

    “Di mana kamu bertemu dengannya? Kapan?”

    Sekitar sehari yang lalu di Kawah Grintstav, tempat para dewa bersemayam. Saat itu aku mengikutinya, karena curiga pada tingkah makhluk itu. Belum sempat mengetahui apa yang dilakukannya, aku ketahuan. Dia mengutukku, memasukkan inti api-ku ke dalam tubuh makhluk tanah supaya aku membunuh sesama makhluk api bila mereka memakanku.

    Aku mengangkat kepala untuk melihat lelaki di sebelah, dia juga melihatku. Seperti tahu rasa putus asa-ku, dia memasang wajah penuh simpati.

    Aku benci tubuh ini. Kupingnya panjang, telingaku selalu menangkap suara sekecil apa pun, membuatku sulit tidur. Selain itu, tubuh ini sangat lemah dan giginya tumpul. Aku tidak bisa makan meskipun lapar, batu pun tidak bisa kugigit.

    Lelaki itu mengusap kepalaku. Entah kenapa sentuhannya membuatku merasa senang, terasa hangat. Tidak seperti bila makhluk api menyentuhku, tubuh mereka sangat panas dan membakar.

    “Kelinci tidak memakan batu. Jadi, kamu sudah hampir satu hari tidak makan?”

    Ya.

    Dia kembali mengukir batu, kali ini aku tahu apa yang digambarnya. Lingkaran sihir, lengkap dengan mantra-mantranya. Lelaki itu mengusap lingkaran sihir dengan tangannya, cahaya berpendar dari ukiran itu. Dalam sekejap, timbul retakan di tengah-tengah lingkaran lalu menyembullah sulur-sulur tanaman di sela retakan batu.

    “Kelinci biasa pasti sudah sangat lemah bila tidak makan selama sehari,” katanya. “Makanlah, setahuku, kelinci memakan tanaman.”

    Eh, benarkah? Mustahil, aku tidak mau makan itu. Tanaman sangat langka di sini, sudah menjadi kesepakatan kami, para makhluk api, untuk membiarkan tanaman tumbuh bebas. Kami bahkan tidak berani menyentuh tanaman, takut membakarnya.

    Dia mengusap lagi kepalaku. “Makanlah, aku memahami sedikit sihir tanaman, jadi bisa membuatnya lagi.”

    Kuperhatikan lagi tanaman itu. Aku memang lapar, dan tanaman itu mengeluarkan aroma yang membangkitkan nafsu makanku. Tapi… Apa laki-laki ini benar mengerti sihir tanaman? Aku memang tidak tahu sihir apa saja yang bisa dikuasai oleh makhluk tanah. Yang jelas, makhluk api tidak mungkin bisa menguasai sihir tanaman. Karena tubuh dan kekuatan sihir kami yang panas, maka tanaman tidak bisa tercipta.

    Seperti tahu keraguan dan keenggananku, lelaki itu berdiri lalu kembali menggambar lingkaran sihir di dekat pilar kristal. Kali ini ukuran lingkarannya lebih besar, dan tanaman pun kembali tercipta di tengah-tengah lingkaran itu. Mungkin lebih tepat disebut pohon daripada tanaman, karena batangnya yang besar dan menjulang sangat tinggi hingga seperti menghujam langit.

    Rumput-rumput juga tumbuh di sekeliling akar pohon itu. Hal lain yang mengejutkan adalah bagian bawah batang pohon itu. Berlubang seperti sebuah goa, cukup untuk dimasuki oleh tubuh mungilku ini.

    Dia kembali duduk di sebelahku. “Kamu bisa sembunyi di bawah pohon itu. Tidak ada makhluk api yang akan mengganggumu. Selain itu, kamu juga tidak perlu khawatir kekurangan makan.”

    Kulihat kedua pergelangan tangannya yang terlilit tali sihir. Tali itu pasti membuatmu tidak nyaman. Bila wujudku tidak seperti ini, kau pasti sudah kubebaskan.

    Dengan wajah lugu lelaki itu melihat kedua pergelangan tangannya, lalu memasang senyum. “Bila tidak berwujud kelinci, kamu pasti sudah memakanku dari semenjak pertama kita bertemu.”

    Aku terkejut hingga tenggorokanku tercekat dan dadaku terasa sakit. Ucapannya memang menyakitkan, tapi dia benar. Baru kali ini aku merasakan bagaimana menjadi buruan, berharap pada belaskasihan dari makhluk-makhluk yang lebih kuat dan berkuasa. Jadi, mereka yang pernah kumakan selalu berpikir seperti ini sampai di akhir hidupnya?

    Aku tertunduk sambil menatap batu tempat kakiku berpijak, tidak berani menatap langsung wajah lelaki itu.

    Kau sudah tahu bahwa aku akan melakukan hal jahat padamu, kenapa masih mau menolongku?

    “Kamu bukan yang pertama menanyakan itu padaku. Dan jawabanku selalu sama, aku tidak pernah memikirkan alasannya. Kalau kamu tidak puas dengan jawabanku, anggap saja aku orang egois yang hanya mau mengikuti keinginan diri sendiri. Kebetulan keinginanku menolongmu.”

    Lelaki itu mengusap lagi kepalaku. “Maaf, aku tidak memiliki kemampuan untuk melepaskan kutukanmu. Tapi, temanku pasti bisa melakukannya. Bila sudah bertemu dengannya, aku akan meminta ia mencarimu di sini. Karena itu, jaga dirimu baik-baik.”

    Benarkah?

    Akhirnya, untuk pertama kali aku mendapat harapan kembali ke wujud semula.

    Temanmu itu, a-apakah dia… manusia juga?

    “Ya. Kuharap, kamu tidak memakannya nanti.”

    Bodoh!
    Bentakku, membuat dia terkejut. Tubuhku gemetar, dadaku sakit karena menahan berbagai perasaan yang campur aduk. Sedih? Tentu saja, karena aku memang menyedihkan hingga harus diselamatkan oleh makhluk yang seharusnya menjadi buruanku. Senang? sudah pasti, karena aku selamat dari kematian dan tidak jadi menyebabkan membunuh sesama makhluk api. Marah? Yang ini juga kurasakan hingga aku ingin memakan manusia itu saat ini juga.

    Dia menyelamatkan nyawaku, memberiku makan, memberikan tempat perlindungan, dan berharap agar aku bisa kembali menjadi makhluk api yang normal. Tapi yang dia lakukan itu terlihat seolah-olah tidak memikirkan bagaimana bila aku memakannya nanti.

    Kau tahu semua tentang kami, kau juga tau bahwa kami sulit menahan nafsu makan yang berlebihan! Tapi- kau malah menolongku, seperti minta dibunuh oleh gigi-gigiku! Manusia sepertimu tidak akan bisa berumur panjang!

    Wajah lugu lelaki itu tetap tidak berubah, dia mengangkat bahu. “Mungkin kamu benar, aku hanya orang egois yang bodoh. Aku hanya memikirkan apa yang ingin dan harus kulakukan sekarang. Ah ya, berbicara tentang hal yang harus dilakukan, aku hampir lupa mencari makanan untuk majikanku.”

    Lelaki itu mengusap kepalaku lalu berdiri.

    Maksudmu, mencari temanmu yang bernama gajah?

    “Gajah itu bukan temanku, dan-“ dia menghela napas. “Sepertinya di sekitar sini tidak ada gajah. Kalau pun ada, pasti sudah dimakan oleh makhluk api yang lain.”

    Eh? Kalau begitu kenapa kau tidak lari? Wanita itu akan memakanmu.

    Lelaki itu menunjukkan tali sihir di pergelangan tangannya. Dia benar, tali sihir itu membuat di mana pun keberadaannya, dapat segera diketahui oleh majikannya.

    “Tenang saja, ia selalu berkata ingin memakanku, tapi sampai sekarang ia tidak pernah melakukannya.”

    Setelah berkata begitu, dia membalikkan badan lalu melangkah pergi.

    Tunggu! Setidaknya beritahu dulu namamu. Namaku Strywgiglzy, siapa namamu?

    Dia menghentikan langkah lalu memutar badan. Dengan sedikit sungkan dia berkata, “Boleh aku memanggilmu Nona Kelinci? Karena- lidah manusia sulit untuk mengucapkan nama-nama makhluk api.”

    Argh! Baiklah, sesukamu saja. Siapa namamu?

    “Louis.”

    Setelah mengucapkan kata itu, dia membalik badan dan lanjut melangkah meninggalkanku.

    Makhluk Api
    Makhluk hidup penghuni alam api. tubuh mereka terbuat dari api, sehingga memiliki suhu yang tinggi dan rentan terhadap air murni. Mereka tercipta dari sebuah kawah, yang dipercayai oleh mereka sebagai tempat dewa bersemayam (Kawah Grintstav). Pakaian yang mereka gunakan terbuat dari satu logam kusus yang elastis dan tahan panas. Memiliki kemampuan sihir sejak pertama tercipta.
    Alam api:
    Karena suhu alam yang tinggi dan minim air, jadi sulit dihuni oleh tumbuhan dan beberapa jenis makhluk yang memerlukan banyak air untuk hidup. sebagian besar alam ini terdiri dari bebatuan dan kristal-kristal. Penduduk mayoritas alam ini adalah makhluk api, meskipun begitu ada juga komunitas makhluk tanah yang bisa bertahan dihidup (siluman). makhluk tanah lain yang ada di alam ini biasanya hewan-hewan yang tersesat karena tidak sengaja melewati pintu pembatas alam tanah dan alam api.
    Ciri-ciri fisik:
    - kulitnya berwarna merah seperti darah
    - giginya berupa taring sepenuhnya
    - pupil mata (umumnya) kuning menyala
    - kukunya hitam dan panjang seperti cakar

    Makhluk Tanah
    Makhluk hidup penghuni bumi. Sangat jarang yang bisa menggunakan sihir.
    beberapa ras yang termasuk makhluk tanah:
    - manusia
    - siluman
    - hewan

    Makhluk Udara
    Makhluk hidup yang tubuhnya terbuat dari udara. Memiliki kekuatan dan kemampuan sihir paling tinggi daripada makhluk elemen lain. Beberapa dari makhluk udara bahkan ada yang disembah sebagai dewa oleh makhluk elemen lain. kemampuan sihir yang tinggi menyebabkan mereka dapat hidup di mana saja kecuali alam manusia (karena sudah terkontaminasi zat2 beracun akibat kemajuan jaman). Pada umumnya, makhluk udara senang berjalan-jalan ke alam lain lalu mencari masalah dan berusaha mengklaim dirinya adalah yang terkuat dan berhak menjadi penguasa di sana. Tapi saat Raja Eiclosh menjadi pemimpin para makhluk udara, tindakan menguasai alam lain jadi dilarang.
     
    Last edited: Sep 22, 2014
  16. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    nona kelinci :lol:

    err, orific, ya?

    masih bingung ama maksud makhluk api, makhluk tanah, siluman, dll :hmm: mungkin deskripsi chara nya bisa lebih jelas lagi mbak :lalala:

    no comment lebih jauh ah, belum terlalu ngerti sama ceritanya soalnya :peace:
     
  17. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    :lol: habis nama MC nya susah bener (asal ketik itu nama nya :lol:)
    oh well, nda bener2 asal ketik sih, aslinya karena saya ingat bloodseeker (Strygwyr) :lol: cuma diplesetin dikit lah
    hmm... iy jg sih, deskripsi char dll nya memang minim banget :XD: karena ini benar nya memang cuma sebagai pengingat saya duang dr satu fic panjang (supaya adegan ini nda terlewat)
    maksud hati klo bisa dibikin sebuah cerpen :XD: tapi kek nya tetep jadi cerita yg panjang ya :lol:
    saya coba tambahkan deskripsi nya de klo gt
    :matabelo: arigatte komennya dan arigatte juga krn sudah mau ikut berpusing2 ria, semoga nanti pas baca part 2 nya uda bisa nyambung
    maaf klo fic nya bikin pusing :lol: karena memang konsep dunia fantasy nya juga cukup luas
     
  18. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    Yg merpati :
    Belum terasa thrillernya. Masih prolog sih emang.

    Yg nona kelinci:
    Oo dunia fantasi. Masih bnyak pertanyaan dunianya. Jdi kekna harus bersabar sampemasuk inti critanya atau turn of event.
    Btw ide dunia mahluk api, tanah, dan udara e menarik

    Kurang mahluk air neh, lom nongol ye
     
  19. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    dunia nya ya... :kecewa: saya juga bingung gmn jelaskan detail nya
    mau gambarin map nya tapi saya nda pintar gambar :nangis:
    makhluk air.... :madesu: mungkin nda nongol dan nda dibahas juga di part yg ini.... tapi memang ada sih :XD:

    akir kata, arigatte uda mampir :matabelo: jangan bosan2 mampir lagi yah
     
  20. Wateria M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Oct 15, 2008
    Messages:
    2,760
    Trophy Points:
    147
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +2,495 / -0
    bagus banget, hahaha..., dua kata itu keluar setelah membaca yang atmintis - until we meet again.

    ini ceritanya endingnya kayanya pasti menyedihkan, karena arti kata dari until we meet again kan sedih.
    trus, saya suka bangettt sama cerita2 yang beginian, kaya TLOTR, the lord of the ring, dimana ada dunia lagi. ( J.R.R TOLKIEN dulu buat TLOTR, pakai map yang dari otak dia) dia bukan hanya create cerita tapi juga create satu dunia. makanya bisa sampai ada yang namanya THE HOBBIT, saat selesai trilogi TLOTR. disitu juga ada elf, dwarf, human, hobbit, orc, dll :D

    nanti jadinya kalau si atmintis uda selesai, bisa cr8 cerita lain yang juga mengambil setting tempat di settingan atmintis. hehehe... pinter ceritanya, the elemental world ya *.*

    terus yang red riding hood :P - gadis melati dan keranjang segi enam ini unsur misteri horornya enggak ada. (judulnya yang misteri cuma kenapa keranjangnya harus segi enam enggak segi sepuluh ^^ hihihi..., masukannya utk cerita yang ini, ditambahin, jadi kamu uda bangun karakter yang namanya alice wijaya a.k.a maria, sama anton. lebih baik kalau pakai gadis melati (tokoh utama - kaya sherlock holmes gitu) dan "misteri" keranjang segi enam :P

    terus utk yg the stupid, suka jugaaa... hahaha, si orang itu dia ngobrol sama sisi dirinya yang lain kan? sama sel kelabunya :P hahaha..., jadi pikirannya itu enggak lelah, tapi badannya lelah, saat si pikirannya uda lelah, badannya uda seger. pikirannya uda enggak ngmng apa2 lg :D

    yg long fic nya enggak ada linknya yah sis? :D
     
  21. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    hmm... ending menyedihkan yah... bisa iy bisa nda :hihi: ada 2 macam ending yang tergambar dalam pikiran saya
    iyah, klo mau dibilang model kek LOTR itu bisa juga sih :tega: meskipun dalam kenyataan nya nda mungkin sekomplek punya om tolkien :XD: dah kelewat imba sepuh yang itu

    klo 10 kebanyakan :lol: tadinya mao dibikin 4 atau 13, biar terkesan angka sial gt. tapi 4 terlalu dikit, 13 kebanyakan :lol: jadi 6 aja deh kek the omen gt 666 :haha:
    hmm... misteri keranjang yah, nanti coba saya pikirkan lagi de klo sempat. sekarang masukin ke cacatan dulu :hihi: makasih saran nya :matabelo:

    :kaget: ada yang mengerti arti dari tulisan ini
    beneran nda nyangka lho :lol:
    tulisan ini memang terinspirasi waktu saya lagi cape berat :lol: tapi masih pengen melakukan sesuatu

    akir kata, arigatte komen nya :matabelo: jangan bosan2 mampir lagi yah
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.