Other .::|| Semua Tentang Saham ||::.

Nanya aja kali..

Ini thread kayak kuburan klo ngga ada diskusi hehe

Sebenarnya panjang sejarahnya, saya coba persingkat saja ya, mudah2an bisa dimengerti

Sebelum tahun 2013, pasar saham itu ditutup jam 16.00 (belum ada yg namanya pre-closing dan post-closing)

Jadi waktu itu, harga Close berdasarkan transaksi terakhir.

Misalkan saham ABCD posisi Bid cuma 1 lot di 500, sedangkan di posisi Ask ada 100.000 lot di harga 505

Tiba2 di detik terakhir ada yang beli di harga ASK 505 meski cuma 1 lot

Tau ngga harga penutupannya di berapa? Di 505 (transaksi terakhir)

Kesannya ngga adil kan?

Makanya sejak 2013 ada mekanisme pre closing

Untuk sesi 2 (13.30-15.49) masih sama kayak dulu, dari transaksi terakhir

Pembedanya adalah sesi pre-close 15.50-16.00

Klo bahasa canggihnya (aku copas) "Praktik pembentukan harga saham marking the close ditentukan berdasarkan pembentukan harga terbaik dari volume transaksi terbanyak yang pernah dijumpakan (call auction) dan jika harga penutupan tidak terbentuk, maka penetapannya berdasarkan harga dari transasksi bursa yang terakhir kali terjadi di perdagangan sebelumnya"

Intinya ada hitungan sendiri untuk pre-close

Kemudian setelah didapatkan harga close, barulah dipersilahkan transaksi lagi hanya di harga Close (16.05-16.15)

Om purelunacy mungkin ada koreksi hehe....

 

Dapat dari grup telegram Demokrasi Saham, menarik analoginya..


Suatu waktu di salah satu desa di Jawa Timur, ada 2 orang petani yg sama2 menggarap sawah miliknya, luas lahan sawah sama diantara 2 orang ini, yaitu 1 Hektar (ha)
Petani yg namanya Pak Brewok menggarap sawah miliknya di Blok A, nah Pak Brewok ini petani tradisional, males mikir aneh2, kadang2 yg ditanam tidak sesuai musimnya, sumur pengairan ngga punya, peralatan terbatas, setiap ada bibit unggul dia ngga mau ikut, jadi sawahnya ya gtu lah, sering gagal panen, jadi selama ini bertani hanya cukup buat bayar buruh tani ama makan sehari2, ngga bisa nabung
Petani bernama Pak Bejo, garap sawah blok B, petani 1 ini lebih modern, dia sering ikuti perkembangan teknologi, info2 terbaru, punya alat2 serbaguna, punya sumur pengairan, update atas kebutuhan hasil pertanian dll, singkat kata, hasil panen Bagus, walaupun musim lagi buruk dan semua gagal panen, tapi Pak Bejo ini tetep panen dan bisa nabung
Nah suatu hari, Pak Brewok dan Pak Bejo butuh uang ini mereka, karena bosan di kampung, mereka mau ke Jakarta, mau trading saham katanya, kemudian mereka pasang iklan dan ngobrol2 dgn calon pembeli sawah. Nah, pada saat mereka mau jual sawah itu, harga 1ha sawah di kampung itu kira2 1 Milyar
Pertama Pak Brewok iklan, dia bilang dgn nada landai, "yah.. gmn ini sawah begitu deh, kadang panen kadang ngga, sering gagal, sering dapet panen dikit, cmn cukup buat makan lah, cmn klo digarap bagus sie mungkin berhasil ya, karena kondisi begini, saya jual murah aja 40jt aja deh"
Lalu Pak Bejo iklan dgn nada pede iklan "Lihat donk sawah saya, walaupun musim gagal panen, musim jelek, saya tetep berhasil lho, ni siapa mau, saya jual 1.5M ya"
Nah menurut rekan2, jika ada kondisi seperti ini, para pembeli berebut beli yg mana ya ?
Harga 40jt apa harga 1.5M
Sama2 dapet 1 hektar lahan lho
Nah klo saya sendiri, ngga pake nawar2, merem aja deh, hajar itu yt harga 40jt, dapet lahan 1 hektar lho
Nah inilah rekan2, view saya terhadap INDY yg lebih agresif daripada ELSA, view yg saya yakini saat saya beli INDY dulu harga 110
WB dan kroni2 sealiran kepercayaan mereka juga sering ngomong "Kalau mau value investing, lebih prefer-lah melihat PBV daripada PER"
Saat di harga 110 itu, PBV INDY sekitar 0.04, artinya kita bisa beli aset INDY seharga 1Milyar hanya dengan 40jt rupiah, jadi ya tutup mata saja, beli langsung
Saat ini PBV INDY di 0.29, jadi harga beli naik dari 40jt ke 290jt
ELSA saat ini sudah 1.3
Artinya kita beli aset elsa yg 1M itu dengan harga 1.3M
Nah, itulah jawaban kenapa orang masih berebut INDY daripada ELSA

 

Ada yg pernah nonton series Person of Interest ?

Suatu mesin yang mampu menemukan nomor sosial entah nantinya itu akan jadi pelaku atau korban kejahatan.

Keren juga ya klo bisa diaplikasikan di saham

Jadi kita dapat kode saham, entah nantinya dia akan menjadi Top Gainer atau malahan Top Loser

Akhirnya semuanya dikembalikan kepada kemampuan kita untuk menganalisis

Ada yg mau sumbang kriteria untuk calon saham Top Gainer? Siapa tau nanti bisa dibuatkan mesin/screener

Saya duluan ya, PBV nya dibawah 1

 

Berimbas ke properti ya Om ?

CTRP naik tuh...
----------------------------------------------

Om luna, CTRP naik lagi hari ini..

Hiks nyesel ngga ikutan, peluru dah habis..

 

Ane baca dari sini sih

http://www.creative-trader.com/2016/06/23/efek-negatif-brexit-untuk-indonesia/


Dampak terhadap Indonesia

Secara umum, eksposur emiten Indonesia terhadap Euro sangatlah minim karena umumnya emiten meminjam kredit dalam bentuk US Dollar dan Yen, yang artinya efek jika Inggris memilih keluar tidak terlalu besar.

Namun salah satu Analis dari Broker kenamaan memprediksi adanya dampak negatif terhadap emiten batubara apabila terjadi Brexit karena adanya potensi penguatan US Dollar (yang membuat harga batubara yang umumnya berdenominasi US Dollar lebih mahal dibanding mata uang negara lain).

Terlepas dari apapun dampak terhadap Brexit, kami mengkhawatirkan peningkatakan volatilitas harga bermacam aset serta penguatan US Dollar. Namun mayoritas analis percaya dampak Brexit akan cenderung jangka pendek.

 

1. Nentuin SR, IMHO sangat subjektif, klo ada 10 orang teknikalis buat SR, bisa jadi hasilnya ada 10 SR yg berbeda
2. Aku lebih suka Support yang dulunya pernah jadi Resisten atau
Resisten yang dulunya pernah jadi Support, klo ngga gitu aku anggap SR nya tidak kuat
3. Untuk chart kamu, INDY sama AGRO aku setuju sama Supportnya, karena tadi aku narik garis ke belakang ketemu Resisten
4. Narik garis SR juga gak harus garis horizontal, bisa juga kok klo garisnya miring (seperti garis tren). Bahkan ada yang berpendapat SR itu bukan garis tapi range/area
5. ASRI menurut aku:

Spoiler

[/spoiler}

 

Jawabannya ADA.

Aturan 2% dan 6%

Aturan 2% dulu ya

Artinya maksimal loss kamu per transaksi adalah 2% x 10jt = 200.000

Misal kamu udah ancang2 masuk saham BEST di 360.. Pertama kamu harus nentuin dulu dimana harus cut loss, misal klo harga bergerak ke 340 maka kamu cutloss, maka ada selisih (360-340) yaitu 20 poin bukan.

Jadi maksimal kamu boleh meresikokan uang kamu adalah 200.000/20 = 10.000 lembar (atau 10.000/100 = 100 lot)

Jadinya kayak gini

100 lot x 100 lembar x 360 = 3.600.000
100 lot x 100 lembar x 340 = 3.400.000 (asumsi setelah kamu beli, harga turun, harus cut loss disini)

Artinya loss per transaksi dibatasi 200rb

Modal kamu yang kepake sudah 3.600.000, masih ada sisa (10.000.000-3.600.000) untuk ditradingkan di saham lain.
-----------------------------------------------------

Trus yang aturan 6% adalah batasan loss untuk keseluruhan transaksi

Kembali tadi ke modal awal 10 juta, artinya seluruh transaksi yang kamu lakukan batasan lossnya adalah 6% x 10juta = 600.000

Asumsi tadi kamu udah masuk BEST dengan resiko 200rb, silahkan cari saham lain sepanjang loss per transaksi dibatasi 200rb, dan loss keseluruhan transaksi dibatasi 600rb

Lebih jelasnya bisa baca disini, http://pojoksaham.com/2010/04/15/2-aturan-manajemen-modal-yang-harus-anda-patuhi/

 

Broker YP analisis, hmm masuk akal..

Selain YP, yang termasuk broker retail adalah PD, CC, KK, NI
Jadi asumsinya, pergerakan broker bandar akan berbanding terbalik dengan pergerakan broker retail
Contohnya kita punya temen, setiap dia Open Position selalu loss, jadi taktiknya adalah kita OP selalu berlawanan dengan dia (just kidding)

Selengkapnya bisa dibaca disini

http://www.creative-trader.com/2016/11/23/ketika-bandar-gunakan-yp-untuk-sembunyikan-aksinya/

 

Go Bumi Go