1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Sebelum Kamu Menceraikanku, Gendonglah Aku

Discussion in 'Motivasi & Inspirasi' started by LoVe_ChiKa, Apr 30, 2008.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. LoVe_ChiKa Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 25, 2007
    Messages:
    128
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +907 / -0
    Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yang cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil.

    Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu.

    Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening.
    Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yang bersamaan.

    Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yang tidak kusangka-sangka.
    Dew hadir dalam kehidupanku.

    Waktu itu adalah hari yang cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dew yang sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartment yang kubelikan untuknya. Dew berkata , "Kamu adalah jenis pria terbaik yang menarik para gadis." Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah,istriku pernah berkata, "Pria sepertimu,begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis."

    Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu- ragu. Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dew dan berka ta, "Kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor" Kelihatan ia jadi tidak
    senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku.

    Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka. Sejujurnya,ia adalah seorang istri yang baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV.

    Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer,membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.
    Suatu hari aku berbicara dalam guyon, "Seandainya kita bercerai, apa yang akan kau lakukan? " Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yang sangat jauh dari nya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.

    Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengan ia.

    Ia kelihatan sedikit kecurigaan. Ia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.

    Sekali lagi, Dew berkata padaku," He Ning, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama." Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku pegang tangannya,"Ada sesuatu yang harus kukatakan" Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalo aku terus berpikir. "Aku ingin bercerai ", ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang.

    Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku, tapi ia bertanya secara lembut, "kenapa?" "Aku serius." Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku,"Kamu bukan laki- laki!".

    Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew. Dengan perasaan yang amat bersalah, Aku menuliskan surat perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian.. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yang telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yang telah kuucapkan. Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.

    Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali. Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya. Ia tidak menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

    Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya," He Ning, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita?" Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku.

    Aku mengangguk dan mengiyakan. "Kamu membopongku dilenganmu", katanya,
    "Jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu."

    Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yang telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis.
    Aku memberitahukan Dew soal syarat- syarat perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. "Bagaimanapun trik yang ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini," ia mencemooh.

    Kata-katanya membuatku merasa tidak enak. Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. Kami saling menganggap orang asing.
    Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,"Wah, papa membopong mama, mesra sekali" Kata-katanya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut," Mari kita mulai hari ini,jangan memberitahukan pada anak kita." Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang.Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

    Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku,kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi dibajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi, beberapa kerut tampak di wajahnya.

    Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, "Kebun diluar sedang dibongkar, hati- hati kalau kamu lewat sana."
    Hari keempat,ketika aku membangunkannya, aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku.

    Bayangan Dew menjadi samar.
    Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti, dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak,dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat.

    Aku tidak memberitahu Dew tentang ini.
    Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya,"Kelihatannya tidaklah sulit
    membopongmu sekarang" Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu
    untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa
    menemukan yang cocok. Lalu ia melihat, "Semua pakaianku kebesaran". Aku tersenyum. Tapi tiba-tiba aku menyadarinya sebab ia semakin kurus itu sebabnya aku bias membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya
    dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit Tanpa sadar ku
    sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. "Pa,sudah waktunya membopong mama keluar"

    Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yang penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. Aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.
    :rose:
    Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, "Sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua".
    Aku memeluknya dengan kuat dan berkata "Antara kita saling tidak menyadari
    bahwa kehidupan kita begitu mesra". Aku melompat turun dari mobil tanpa Sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga.

    Dew membuka pintu. Aku berkata padanya," Maaf Dew, Aku tidak ingin bercerai. Aku serius". Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku.
    "Kamu tidak demam".

    Kutepiskan tanganya dari dahiku "Maaf, Dew,Aku Cuma bisa bilang maaf padamu,Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan,bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi.Sekarang aku mengerti sejak aku membopo ngnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu" Dew tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah took bunga, ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku.

    Penjual bertanya apa yang mesti ia tulis dalam kartu ucapan?
    Aku tersenyum, dan menulis " Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua..."
     
    • Thanks Thanks x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. rsuu Banned User

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 7, 2008
    Messages:
    5,905
    Trophy Points:
    0
    Ratings:
    +17,102 / -0
    Aihhh...........So swiiittt.............maw dong di bopong.....wkkwkkwkw..:P
    cara yg manjur tuh buat para suami dan istri yang di ambang kehancuran.......
    nice story....(maw aja gw baca crita spanjang ini...)

    tp itu yg dew tuh nama aslinya dewi ato dewo yah.....^^
     
  4. malaikatterbuang Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 14, 2007
    Messages:
    1,706
    Trophy Points:
    201
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,299 / -0
    Ceritanya menggetarkan hatiku... :cry:
    Lanjuteee...

    Cinta Yang Tak Pernah Padam Selama 60 Tahun

    Ketika aku berjalan kaki pulang ke rumah di suatu hari yang dingin, kakiku tersandung sebuah dompet yang tampaknya terjatuh tanpa sepengetahuan pemiliknya. Aku memungut dan melihat isi dompet itu kalau-kalau aku bisa menghubungi pemiliknya. Tapi, dompet itu hanya berisi uang sejumlah tiga Dollar dan selembar surat kusut yang sepertinya sudah bertahun-tahun tersimpan di dalamnya. Satu-satunya yang tertera pada amplop surat itu adalah alamat si pengirim. Aku membuka isinya sambil berharap bisa menemukan petunjuk.

    Lalu aku baca tahun "1924". Ternyata surat itu ditulis lebih dari 60 tahun yang lalu. Surat itu ditulis dengan tulisan tangan yang anggun di atas kertas biru lembut yang berhiaskan bunga-bunga kecil di sudut kirinya. Tertulis di sana, "Sayangku Michael", yang menunjukkan kepada siapa surat itu ditulis yang ternyata bernama Michael. Penulis surat itu menyatakan bahwa ia tidak bisa bertemu dengannya lagi karena ibu telah melarangnya. Tapi, meski begitu ia masih tetap mencintainya. Surat itu ditandatangani oleh Hannah. Surat itu begitu indah.

    etapi tetap saja aku tidak bisa menemukan siapa nama pemilik dompet itu. Mungkin bila aku menelepon bagian penerangan mereka bisa memberitahu nomor telepon alamat yang ada pada amplop itu. "Operator," kataku pada bagian peneragan, "Saya mempunyai permintaan yang agak tidak biasa. sedang berusaha mencari tahu pemiliki dompet yang saya temukan di jalan. Barangkali anda bisa membantu saya memberikan nomor telepon atas alamat yang ada pada surat yang saya temukan dalam dompet tersebut?"

    Operator itu menyarankan agar aku berbicara dengan atasannya, yang tampaknya tidak begitu suka dengan pekerjaan tambahan ini. Kemudian ia berkata, "Kami mempunyai nomor telepon alamat tersebut, namun kami tidak bisa memberitahukannya pada anda." Demi kesopanan, katanya, ia akan menghubungi nomor tersebut, menjelaskan apa yang saya temukan dan menanyakan apakah mereka berkenan untuk berbicara denganku. Aku menunggu beberapa menit.

    Tak berapa lama ia menghubungiku, katanya, "Ada orang yang ingin berbicara dengan anda." Lalu aku tanyakan pada wanita yang ada di ujung telepon sana, apakah ia mengetahui seseorang bernama Hannah. Ia menarik nafas, "Oh, kami membeli rumah ini dari keluarga yang memiliki anak perempuan bernama Hannah. Tapi, itu 30 tahun yang lalu!" "Apakah anda tahu dimana keluarga itu berada sekarang?" tanyaku. "Yang aku ingat, Hannah telah menitipkan ibunya di sebuah panti jompo beberapa tahun lalu," kata wanita itu. "Mungkin, bila anda menghubunginya mereka bisa mencaritahu dimana anak mereka, Hannah, berada." Lalu ia memberiku nama panti jompo tersebut. Ketika aku menelepon ke sana, mereka mengatakan bahwa wanita, ibu Hannah, yang aku maksud sudah lama meninggal dunia. Tapi mereka masih menyimpan nomor telepon rumah dimana anak wanita itu tinggal. Aku mengucapkan terima kasih dan menelepon nomor yang mereka berikan. Kemudian, di ujung telepon sana, seorang wanita mengatakan bahwa Hannah sekarang tinggal di sebuah panti jompo.

    "Semua ini tampaknya konyol," kataku pada diriku sendiri. Mengapa pula aku mau repot-repot menemukan pemilik dompet yang hanya berisi tiga Dollar dan surat yang ditulis lebih dari 60 tahun yang lalu? Tapi, bagaimana pun aku menelepon panti jompo tempat Hannah sekarang berada. Seorang pria yang menerima teleponku mengatakan, "Ya, Hannah memang tinggal bersama kami." Meski waktu itu sudah menunjukkan pukul 10 malam, aku meminta agar bisa menemui Hannah. "Ok," kata pria itu agak bersungut-sungut, "bila anda mau, mungkin ia sekarang sedang menonton TV di ruang tengah."

    Aku mengucapkan terima kasih dan segera berkendara ke panti jompo tersebut. Gedung panti jompo itu sangat besar. Penjaga dan perawat yang berdinas malam menyambutku di pintu. Lalu, kami naik ke lantai tiga. Di ruang tengah, perawat itu memperkenalkan aku dengan Hannah. Ia tampak manis, rambut ubannya keperak-perakan, senyumnya hangat dan matanya bersinar-sinar. Aku menceritakan padanya mengenai dompet yang aku temukan. Aku pun menunjukkan padanya surat yang ditulisnya. Ketika ia melihat amplop surat berwarna biru lembut dengan bunga-bunga kecil di sudut kiri, ia menarik nafas dalam-dalam dan berkata, "Anak muda, surat ini adalah hubunganku yang terakhir dengan Michael." Matanya memandang jauh, merenung dalam-dalam. Katanya dengan lembut, "Aku amat-amat mencintainya. Saat itu aku baru berusia 16 tahun, dan ibuku menganggap aku masih terlalu kecil. Oh, Ia sangat tampan. Ia seperti Sean Connery, si aktor itu." "Ya," lanjutnya. Michael Goldstein adalah pria yang luar biasa. "Bila kau bertemu dengannya, katakan bahwa aku selalu memikirkannya, Dan,......."

    Ia ragu untuk melanjutkan, sambil menggigit bibir ia berkata, ......katakan, aku masih mencintainya. Tahukah kau, anak muda," katanya sambil tersenyum. Kini air matanya mengalir, "aku tidak pernah menikah selama ini. Aku pikir, tak ada seorang pun yang bisa menyamai Michael." Aku berterima kasih pada Hannah dan mengucapkan selamat tinggal. Aku menuruni tangga ke lantai bawah. Ketika melangkah keluar pintu, penjaga di sana menyapa, "Apakah wanita tua itu bisa membantu anda?" Aku sampaikan bahwa Hannah hanya memberikan sebuah petunjuk, "Aku hanya mendapatkan nama belakang pemilik dompet ini. Aku pikir, aku biarkan sajalah dompet ini untuk sejenak. Aku sudah menghabiskan hampir seluruh hariku untuk menemukan pemilik dompet ini." Aku keluarkan dompet itu, dompat kulit dengan benang merah disisi-sisinya. Ketika penjaga itu melihatnya, ia berseru, "Hei, tunggu dulu. Itu adalah dompet Pak Goldstein! Aku tahu persis dompet dengan benang merah terang itu.Ia selalu kehilangan dompet itu. Aku sendiri pernah menemukannya dompet itu tiga kali di dalam gedung ini."

    "Siapakah Pak Goldstein itu?" tanyaku. Tanganku mulai gemetar. "Ia adalah penghuni lama gedung ini. Ia tinggal di lantai delapan. Aku tahu pasti, itu adalah dompet Mike Goldstein. Ia pasti menjatuhkannya ketika sedang berjalan-jalan di luar." Aku berterima kasih pada penjaga itu dan segera lari ke kantor perawat. Aku ceritakan pada perawat di sana apa yang telah dikatakan oleh si penjaga. Lalu, kami kembali ke tangga dan bergegas ke lantai delapan. Aku berharap Pak Goldstein masih belum tertidur. Ketika sampai di lantai delapan, perawat berkata, "Aku pikir ia masih berada di ruang tengah. Ia suka membaca di malam hari. Ia adalah Pak tua yang menyenangkan." Kami menuju ke satu-satunya ruangan yang lampunya masih menyala. Di sana duduklah seorang pria membaca buku. Perawat mendekati pria itu dan menanyakan apakah ia telah kehilangan dompet. Pak Goldstein memandang dengan terkejut. Ia lalu meraba saku belakangnya dan berkata, "Oh ya, dompetku hilang!" Perawat itu berkata, "Tuan muda yang baik ini telah menemukan sebuah dompet. Mungkin dompet anda?" Aku menyerahkan dompet itu pada Pak Goldstein. Ia tersenyum gembira. Katanya, "Ya, ini dompetku! Pasti terjatuh tadi sore. Aku akan memberimu hadiah." "Ah tak usah," kataku. "Tapi aku harus menceritakan sesuatu pada anda. Aku telah membaca surat yang ada di dalam dompet itu dengan harap aku mengetahui siapakah pemilik dompet ini."

    Senyumnya langsung menghilang. "Kamu membaca surat ini?" "Bukan hanya membaca, aku kira aku tahu dimana Hannah sekarang." Wajahnya tiba-tiba pucat. "Hannah? Kau tahu dimana ia sekarang? Bagaimana kabarnya? Apakah ia masih secantik dulu? Katakan, katakan padaku," ia memohon. "Ia baik-baik saja, dan masih tetap secantik seperti saat anda mengenalnya," kataku lembut. Lelaki tua itu tersenyum dan meminta, "Maukah anda mengatakan padaku dimana ia sekarang? Aku akan meneleponnya esok." Ia menggenggam tanganku, "Tahukah kau anak muda, aku masih mencintainya. Dan saat surat itu datang hidupku terasa berhenti. Aku belum pernah menikah, aku selalu mencintainya."

    "Michael," kataku, "Ayo ikuti aku." Lalu kami menuruni tangga ke lantai tiga. Lorong-lorong gedung itu sudah gelap. Hanya satu atau dua lampu kecil menyala menerangi jalan kami menuju ruang tengah di mana Hannah masih duduk sendiri menonton TV. Perawat mendekatinya perlahan.

    "Hannah," kata perawat itu lembut. Ia menunjuk ke arah Michael yang sedang berdiri di sampingku di pintu masuk. "Apakah anda tahu pria ini?" Hannah membetulkan kacamatanya, melihat sejenak, dan terdiam tidak mengucapkan sepatah katapun. Michael berkata pelan, hampir-hampir berbisik, "Hannah, ini aku, Michael. Apakah kau masih ingat padaku?" Hannah gemetar, "Michael! Aku tak percaya. Michael! Kau! Michaelku!" Michael berjalan perlahan ke arah Hannah. Mereka lalu berpelukan. Perawat dan aku meninggalkan mereka dengan air mata menitik di wajah kami. "Lihatlah," kataku. "Lihatlah, bagaimana Tuhan berkehendak. Bila Ia berkehendak, maka jadilah."

    Sekitar tiga minggu kemudian, di kantor aku mendapat telepon dari rumah panti jompo itu. "Apakah anda berkenan untuk hadir di sebuah pesta perkawinan di hari Minggu mendatang? Michael dan Hannah akan menikah!" Dan pernikahan itu, pernikahan yang indah. Semua orang di panti jompo itu mengenakan pakaian terbaik mereka untuk ikut merayakan pesta. Hannah mengenakan pakaian abu-abu terang dan tampak cantik. Sedangkan Michael mengenakan jas hitam dan berdiri tegak. Mereka menjadikan aku sebagai wali mereka. Rumah panti jompo memberi hadiah kamar bagi mereka.

    Dan bila anda ingin melihat bagaimana sepasang pengantin berusia 76 dan 79 tahun bertingkah seperti anak remaja, anda harus melihat pernikahan pasangan ini. Akhir yang sempurna dari sebuah hubungan cinta yang tak pernah padam selama 60 tahun.
     
    • Like Like x 1
  5. bignooze M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 21, 2007
    Messages:
    1,073
    Trophy Points:
    131
    Ratings:
    +1,067 / -0
    @LoVe_ChiKa
    busyet dari mau cerai sampe jadi mesra kembali, yang ini seh diluar pemikiran biasa..
    salut sama istrinya gue, masih mau bersabar menunggu suaminya "kembali"

    @malaikatterbuang
    fyuh ini luar biasa, rela ngorbanin masa mudanya demi cinta, padahal sudah begitu dekatnya mereka, tp memang ada rencana yang indahdibalik smuanya itu hehehehe... pengen dateng ke pernikahannya gue, mau nylametin...
     
  6. LoVe_ChiKa Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 25, 2007
    Messages:
    128
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +907 / -0
    @ALL
    Makanya pelajaran buat para cowo juga tuh.... klo mo menceraikan istri ...inget2lah kenangan indah berdua.... jangan pas enak nya udah lewat gara2 sedikit keriput...trus beralibi mencari "barang" baru....wkkwkwkwkwkw

    Hayah...tapi kalau harus menunggu 60 tahun buat bertemu First Love....apa ga kelamaan yah?
    Itu mah yang didapat bener2 keriput dah.....wkwkwkwkwk

    But nice story yah.... Pelajaran Hidup itu memang selalu menempatkan "keindahan"pada saat dan waktu yang tepat.
     
  7. bignooze M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 21, 2007
    Messages:
    1,073
    Trophy Points:
    131
    Ratings:
    +1,067 / -0
    wah ini dia suara perempuan hehehe....

    co mah harus setia ^^ tapi bukan selingkuh tiada akhir loh !!!
     
  8. altaria M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 7, 2008
    Messages:
    220
    Trophy Points:
    206
    Ratings:
    +10,835 / -0
    @love chika bagus bgt nih cerita...

    tapi laki2 tukang selingkuh harusnya dikasih pelajaran aja...
    tapi yg dew si cewe penggoda jg biar kapok tuh....
     
  9. IrisSachiel M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 11, 2009
    Messages:
    499
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +14 / -0
    So Sweet banget.... dua - duanya bagus banget....

    thanx buat yang nulis coz dah berbagi cerita disini.

    BTW, mau nanya nih, itu dua - duanya 'based on true story' gak???
     
  10. Gradient M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 23, 2009
    Messages:
    869
    Trophy Points:
    81
    Ratings:
    +59 / -0
    bukan cow aja, tapi cew juga harus setia. :lol:

    ceritanya baguss bangettt.....:((:((
     
  11. cahyo_pwkm M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 20, 2008
    Messages:
    1,532
    Trophy Points:
    112
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +264 / -0
    lansung merinding gw bacanya
    bagus dan menyentuh
     
  12. CY_T_Anezaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jan 3, 2009
    Messages:
    2,154
    Trophy Points:
    161
    Ratings:
    +1,699 / -0
    Hmm ceritanya menginspirasi jg tuh, yah terkadang bgt sdh tua orang jd bosen sama pasangan hidupnya pdhl itu salah besar,

    Nice story
     
  13. sanna_2885 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 17, 2008
    Messages:
    1,386
    Trophy Points:
    176
    Ratings:
    +3,769 / -0
    aye juga punya pengalaman pribadi kok..

    dulu pernah jadi selingkuhan seorang CE yg kebetulan saat itu udh punya pacar yg usia pacaranya udh 4 tahun. Well dengan kata lain, gw merebut CE itu dari tuh CO dan itu berjalan hampir 1 tahun. But in the end, Love find its way home kok...

    CE itu balikan am tuh CO

    well jujur gw juga masih takjub ama kekuatan cinta mereka... padahal sudah banyak sakit hati diantara sosok gw, CE dan CO..

    the poin is biasany yg lama selalu menang deh.. *kok kasus Bambang malah Mayang yg menang y???? wah ga tau deh saya.. :P
     
  14. koolboy Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 3, 2008
    Messages:
    165
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +162 / -0
    wah gile... salut sama istrinya...

    moga2 gw ga kejadian kayak gt...
     
  15. passat M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 27, 2009
    Messages:
    2,474
    Trophy Points:
    97
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +227 / -0
    so ponari sweet ceritanya.....:mimisan:
    kalo lum bisa bopong jangan kawin dulu,hati2 di jalan..... :haha:
     
  16. UCOKLUMBALUMBA Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 16, 2008
    Messages:
    54
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +1,192 / -0
  17. tantri M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 9, 2009
    Messages:
    1,142
    Trophy Points:
    161
    Ratings:
    +1,711 / -0
    ???????????
     
  18. windhyz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2008
    Messages:
    198
    Trophy Points:
    41
    Ratings:
    +120 / -0
    weks

    iye...
    bag bug...bag bug....
    buat cewe nya aje.
    masalahnya ane cowo..haha
    :)

    tapi yg cowonya tampol juhga tugh...
    maw nya enak doang...
    untung istrinya setia :((

    masi ada ka wanita seperti itu sekarang ini..?


    iye.
    thanks buat yg ud share.
    tolong dijawab pertnayaan yg ke2.
    based on true story kagak..?


    betul....
    malem2 begini mantap nigh baca beginian.
    siapa taw bisa dapet inspirasi buat gaet cewe :P
     
  19. midorikawa M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 30, 2009
    Messages:
    214
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +961 / -0
    Sedih bgt gan ampe gak nikah n ktmu diPANTI JOMPO
     
  20. ryzqrd M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 4, 2009
    Messages:
    1,550
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +533 / -0
    berkaca-kaca nih jadinya gw..
    :onion-15:
     
  21. ryzqrd M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 4, 2009
    Messages:
    1,550
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +533 / -0
    so sweet banget..
    huhuhuhuhu...
    cinta emang ga ada batesnya..
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.