1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Rokok dan Ekonomi

Discussion in 'Tengah Komunitas' started by Alovera, Aug 6, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Alovera M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 18, 2010
    Messages:
    654
    Trophy Points:
    107
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +1,584 / -0
    Mohon Maaf Kalo sebelumnya :repost:

    Silahkan Di hapus aja Om Momod Kalau emang :repost:

    [​IMG]
    Mitos:

    Industri rokok memberikan kontribusi pemasukan negara dengan jumlah besar.

    Fakta:

    Negara membayar biaya lebih besar untuk rokok dibanding dengan pemasukan yang diterimanya dari industri rokok. Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang diterima negara dari industri rokok (pajak dan sebagainya) mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar.
    Biaya tinggi harus dikeluarkan untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok, absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan juga membuat orang menjadi miskin lebih lama karena mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok.
    Biaya besar lainnya yang tidak mudah untuk dijabarkan termasuk berkurangnya kualitas hidup para perokok dan mereka yang menjadi perokok pasif. Selain itu penderitaan juga bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya karena merokok. Semua ini merupakan biaya tinggi yang harus ditanggung.
    Mitos:

    Mengurangi konsumsi rokok merupakan isu yang hanya bisa diatasi oleh negara-negara kaya.


    Fakta:

    Sekarang ini kurang lebih 80% perokok hidup di negara berkembang dan angka ini sudah tumbuh pesat dalam beberapa dekade saja. Diperkirakan pada tahun 2020, 70% dari seluruh kematian yang disebabkan rokok akan terjadi di negara-negara berkembang, naik dari tingkatan sekarang ini yaitu 50%. Ini berarti dalam beberapa dekade yang akan datang negara-negara berkembang akan berhadapan dengan biaya yang semakin tinggi untuk membiayai perawatan kesehatan para perokok dan hilangnya produktifitas.

    Mitos:

    Pengaturan yang lebih ketat terhadap industri rokok akan berakibat hilangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau dan pabrik rokok.

    Fakta:

    Prediksi mengindikasikan dengan jelas bahwa konsumsi rokok global akan meningkat dalam tiga dekade ke depan, walau dengan penerapan pengaturan tembakau di seluruh dunia. Memang dengan berkurangnya konsumsi rokok, maka suatu saat akan mengakibatkan berkurangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau. Tapi ini terjadi dalam hitungan dekade, bukan semalam. Oleh karenanya pemerintah akan mempunyai banyak kesempatan untuk merencanakan peralihan yang berkesinambungan dan teratur.
    Para ekonom independent yang sudah mempelajari klaim industri rokok, berkesimpulan bahwa industri rokok sangat membesar-besarkan potensi kehilangan pekerjaan dari pengaturan rokok yang lebih ketat. Di banyak negara produksi rokok hanyalah bagian kecil dari ekonomi mereka. Penelitian yang dilakukan oleh World Bank mendemonstrasikan bahwa pada umumnya negara tidak akan mendapatkan pengangguran baru bila konsumsi rokok dikurangi. Beberapa negara malah akan memperoleh keuntungan baru karena konsumen rokok akan mengalokasikan uangnya untuk membeli barang dan jasa lainnya. Hal ini tentunya akan membuka kesempatan untuk terciptanya lapangan kerja baru.


    Mitos:
    Pemerintah akan kehilangan pendapatan jika mereka menaikan pajak terhadap industri rokok karena makin sedikit orang yang akan membeli rokok.

    Fakta:

    Bukti sudah jelas: perhitungan menunjukkan bahwa pajak yang tinggi memang akan menurunkan konsumsi rokok tetapi tidak mengurangi pendapatan pemerintah, malah sebaliknya. Ini bisa terjadi karena jumlah turunnya konsumen rokok tidak sebanding dengan besaran kenaikan pajak. Konsumen yang sudah kecanduan rokok biasanya akan lambat menanggapi kenaikan harga (akan tetap membeli). Lebih jauh, jumlah uang yang disimpan oleh mereka yang berhenti merokok akan digunakan untuk membeli barang-barang lain (pemerintah akan tetap menerima pemasukan). Pengalaman mengatakan bahwa menaikan pajak rokok, betapapun tingginya, tidak pernah menyebabkan berkurangnya pendapatan pemerintah.

    Mitos:

    Pajak rokok yang tinggi akan menyebabkan penyelundupan.

    Fakta:

    Industri rokok sering beragumentasi bahwa pajak yang tinggi akan mendorong penyelundupan rokok dari negara dengan pajak rokok yang lebih rendah, yang ujungnya akan membuat konsumsi rokok lebih tinggi dan mengurangi pendapatan pemerintah.
    Walaupun penyelundupan merupakan hal yang serius, laporan Bank Dunia tahun 1999 Curbing the Epidemic tetap menyimpulkan bahwa pajak rokok yang tinggi akan menekan konsumsi rokok serta menaikan pendapatan pemerintah. Langkah yang tepat bagi pemerintah adalah memerangi kejahatan dan bukannya mengorbankan kenaikan pajak pada rokok.
    Selain itu ada klaim-klaim yang mengatakan bahwa industri rokok juga terlibat dalam penyelundupan rokok. Klaim seperti ini patut disikapi dengan serius.

    Mitos:

    Kecanduan rokok sudah sedemikian tinggi, menaikan pajak rokok tidak akan mengurangi permintaan rokok. Oleh karenanya menaikan pajak rokok tidak perlu.

    Fakta:

    Menaikan pajak rokok akan mengurangi jumlah perokok dan mengurangi kematian yang disebabkan oleh rokok. Kenaikan harga rokok akan membuat sejumlah perokok untuk berhenti dan mencegah lainnya untuk menjadi perokok atau mencegah lainnya menjadi perokok tetap. Kenaikan pajak rokok juga akan mengurangi jumlah orang yang kembali merokok dan mengurangi konsumsi rokok pada orang-orang yang masih merokok. Anak-anak dan remaja merupakan kelompok yang sensitif terhadap kenaikan harga rokok oleh karenanya mereka akan mengurangi pembelian rokok bila pajak rokok dinaikan.
    Selain itu orang-orang dengan pendapat rendah juga lebih sensitif terhadap kenaikan harga, oleh karenanya kenaikan pajak rokok akan berpengaruh besar terhadap pembelian rokok di negara-negara berkembang.
    Model yang dikembangkan oleh Bank Dunia dalam laporannya Curbing the Epidemic menunjukan kenaikan kenaikan harga rokok sebanyak 10% karena naiknya pajak rokok, akan membuat 40 juta orang yang hidup di tahun 1995 untuk berhenti merokok dan mencegah sedikitnya 10 juta kematian akibat rokok.

    Mitos:

    Pemerintah tidak perlu menaikan pajak rokok karena akan kenaikan tersebut akan merugikan konsumer berpendapatan rendah.

    Fakta:

    Perusahaan rokok beragumen bahwa harga rokok tidak seharusnya dinaikan karena bila begitu akan merugikan konsumen berpendapatan rendah. Tetapi, penelitian menunjukkan bahwa masyarakat berpendapatan rendah merupakan korban rokok yang paling dirugikan. Karena rokok akan memperberat beban kehidupan, meningkatkan kematian, menaikan biaya perawatan kesehatan yang harus mereka tanggung dan gaji yang terbuang untuk membeli rokok.
    Masyarakat berpendapatan rendah paling bisa diuntungkan oleh harga rokok yang mahal karena akan membuat mereka lebih mudah berhenti merokok, mengurangi, atau menghindari kecanduan rokok karena makin terbatasnya kemampuan mereka untuk membeli. Keuntungan lain dari pajak rokok yang tinggi adalah bisa digunakan untuk program-program kesejahteraan masyarakat miskin.

    Mitos:

    Perokok menanggung sendiri beban biaya dari merokok.

    Fakta:

    Perokok membenani yang bukan perokok. Bukti-bukti biaya yang harus ditanggung bukan perokok seperti biaya kesehatan, gangguan, dan iritasi yang didapatkan dari asap rokok.

    Ulasan di negara-negara kaya mengungkapkan bahwa perokok membebani asuransi kesehatan lebih besar daripada mereka yang tidak merokok (walaupun usia perokok biasanya lebih pendek). Apabila asuransi kesehatan dibayar oleh rakyat (seperti jamsostek) maka para perokok tentunya ikut membebankan biaya akibat merokok kepada orang lain juga.

    sumber :http://bebasrokok.wordpress.com/2009/02/04/rokok-vs-ekonomi-mitos-dan-fakta/
     
    • Thanks Thanks x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. juventini99 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 4, 2010
    Messages:
    1,046
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +2,067 / -0
    wah ternyata rokok selaen ga bagus buat kesehatan, merugikan perekonomian negara secara ga langsung juga ya...
    untung ny gw bukan perokok aktif..tpi srg jadi perokok pasif klo lagi d luar rumah...:swt:
     
  4. guntz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 18, 2009
    Messages:
    165
    Trophy Points:
    31
    Ratings:
    +11 / -0
    Diharamkan aja deh rokok tuh. Merugkan diri sendiri & orang lain aja.
     
  5. tuan_buncis2002 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jun 24, 2011
    Messages:
    2,541
    Trophy Points:
    177
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,547 / -3
    seberapa besar kerugian yg dihasilkan rokok, tetap aja ada pihak yg tetap ingin rokok tetap eksis :hot:
    yaitu perusahaan rokok
    liat aja, perusahaan seperti D*****m tidak akan besar seperti sekarang kalo ga ada yg beli rokok
    lagipula, belanja iklan yg sangat besar dilakukan oleh perusahaan2 rokok tsb, baik pada papan2 reklame di jalan maupun iklan di tv

    nb: gw bukan perokok aktif lho :peace:
     
  6. kupinggepeng Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 7, 2010
    Messages:
    54
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +1 / -0
    perusahaan rokok sekarang semakin pinter iklannya.... orang jadi sama sekali gak respek ama hidupnya sendiri
     
  7. viewthe Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 26, 2011
    Messages:
    41
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +8 / -0
    aparatur pemerintahnya aja masih meroko boro boro bisa dihilangkan
     
  8. badakungu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 19, 2010
    Messages:
    769
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +342 / -0
    Boro2 ngerugiin kesehatan, lha wong nyaris semua sponsor olahraga di negara ini kan rokok..

    Mungkin kalo rokoknya udah disusupin sianida baru pada berhenti ngerokok yah :haha:
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  9. Sora_Eternity Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 7, 2010
    Messages:
    101
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +0 / -0
    setuju setuju dengan komen di atas

    tetapi disini susah karna banyak oung yg mengalir ke kantong oknum tertentu shg tdk mungkin dilakukan
     
  10. plusycat Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    50
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +95 / -0
    Walau rokok jelas tidak sehat dan merugikan, bahkan jika dibaca dari thread ini, ternyata merugikan negara juga..tapi tetep aja bisa exist ya... Hmm..mungkin karena: pihak yang seharusnya melarang, malah merasa diuntungkan sama keberadaan rokok" itu..karena mereka juga perokok semua...:p

    secara pribadi, gue juga kurang suka sama perokok"... masih sering ada aja tuh yang merokok di tempat umum, bukannya sudah ada undang"nya ya? >,<
     
  11. aa_doky M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 28, 2008
    Messages:
    1,211
    Trophy Points:
    162
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +1,678 / -0
    pemasukan : dari penjualan tembakau, gaji untuk para buruh pabrik, penjualan rokok ke luar negeri (mungkin?)

    pengeluaran : biaya rumah sakit untuk berbagai macam penyakit (kisarannya beragam, tapi kebanyakan berhubungan sama jantung dan paru-paru)

    sesuai dengan kata pepatah aja deh, sehat itu mahal, tapi sakit lebih mahal :)
    (saya dulu ngerokok, tapi setelah dipikir-pikir, ngerokok itu ga ada untungnya juga, saya mutusin untuk berhenti. no offense)
     
  12. moronichell M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 30, 2008
    Messages:
    537
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +36 / -0
    kalau untuk negara produsen tembakau lain mungkin bisa,
    tapi kalau di indonesia yang sedihnya 60% pemasukan negara berasal dari rokok mau gimana :???:
    petani juga ngakunya kalo disuruh ganti tanaman lain untungnya jauh lebih kecil dari nanem tembakau
    selama ini belom bisa dicari solusi wacana penghentian rokok bakal cuman jadi wacana aja terutama di indonesia
     
  13. katokingdom Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 12, 2009
    Messages:
    172
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +25 / -0
    SIPP! gw suka gaya loe! andaikan semua orang mikir ky gitu, sehat deh dunia! XDD
     
  14. drextrey Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 16, 2010
    Messages:
    49
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +16 / -0
    Setuju!!!
    Malaysia ga perlu nyerang Indonesia untuk merusaknya..
    Cukup di biarin aja Indonesia akan merusak rakyatnya, hutannya, tanah-airnya dan pemerintahannya.


    Smoke!!! What does it good for ??
    ABSOLUTELY NOTHING!!!!

    STOP ROKOK SEKARANG


    WAKE UP INDONESIA!!!
     
    Last edited: Aug 7, 2011
  15. nununu M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 24, 2010
    Messages:
    2,088
    Trophy Points:
    86
    Ratings:
    +198 / -0
    iklan2 rokok juga kreatif2..
    up to date semua.

    membuat merokok jadi kebiasaan..
     
  16. masuakal M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 29, 2009
    Messages:
    4,506
    Trophy Points:
    161
    Ratings:
    +1,653 / -0
    memang jelas rokok itu merugikan . . .
    orang yg gag make aja kena imbasnya . ..
    memang di Indo ada permainan back handnya . .. .
    tapi tar beasiwa beasiswa lari kemana semua tuh . . .
    rata rata dari pabrik rokok
     
  17. ivonivon Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 17, 2009
    Messages:
    188
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +192 / -0
    nah dimahalain ajah dah rokok..
    masak 10rebo udah isa dapet. mestinya 100rb baru isa dapet barang haram ini.
     
  18. elblackid M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Mar 3, 2011
    Messages:
    498
    Trophy Points:
    92
    Ratings:
    +624 / -0
    rokok emang mirip buah simalakama..di satu sisi nambah lap pekerjaan (buruh rokok) di satu sisi kagag baik (kesehatan)..
    tp mau ditulis kaya apa tentang kerugiannya juga perokok di indonesia masih bejibun..
    masih banyak orang kita yg prinsipnya mending kagag makan daripada kaga ngrokok..kalo prinsip itu masih ada mah rokok jg bakal masih merajalela..
     
  19. rokimpot Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 26, 2010
    Messages:
    15
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    kita2 merokok gan, tapi karena ada pabrik rokok... kwkwkw
     
  20. arisschan Members

    Offline

    Joined:
    Aug 7, 2011
    Messages:
    5
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    Quotes - "MATIKAN ROKOK SEBELUM ROKOK MEMATIKANMU!" hahaha
     
  21. Heather M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 20, 2011
    Messages:
    533
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +1,184 / -0
    dari awal juga saya ga suka merokok....

    soalnya habisin duit.....

    dan saya juga paling benci orang yg rela ga makan...hanya untuk sebatang rokok :glek:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.