News Remaja Malaysia Nekat Bunuh Diri Karena Bullying, Kedua Pelaku Bullying Datang ke Pemakamannya

Seorang remaja 17 tahun asal Malaysia nekat mengakhiri nyawanya sendiri dengan melompat dari lantai 4 sebuah mall di Kulai, Johor, Malaysia, pada 2 Maret 2020 lalu.

Melansir laporan China Press Johor, remaja yang hanya disebutkan bernama Jun itu nekat bunuh diri karena jadi korban perundungan (bullying) oleh dua teman sekelasnya.

Kedua perundung tersebut kemudian datang ke pemakaman Jun ditemani orangtua masing-masing.

Mendiang Jun. (Foto: China Press Johor)​

Ayah Jun berkata kepada kedua remaja yang mem-bully putranya hingga nekat mengakhiri nyawanya sendiri itu, bahwa ia rela memaafkan keduanya selama mereka benar-benar menyesal. Ayah Jun sempat nyaris tak bisa mengendalikan luapan amarahnya ketika mengatakan hal tersebut, untung saja sanak keluarga berhasil menahannya.

Dua perundung yang mendorong Jun bunuh diri turut hadir di pemakaman untuk meminta maaf kepada jenazah Jun. (Foto: China Press Johor)​

Tak hanya itu, keluarga Jun yang lain mengelilingi kedua remaja perundung itu, mencaci maki serta memaki orangtua keduanya yang dianggap tak becus mengedukasi putra mereka.

Baik kedua perundung maupun orangtua mereka tak bisa menjawab atau membalas apa-apa.


Hanya karena menolak bergabung dengan geng

Keluarga Jun menggelar konferensi pers pada Kamis (5/3) pagi di mana ibunda Jun mengaku tidak menemui tanda-tanda depresi dari putranya itu. Ia bahkan juga tidak tahu bahwa Jun di-bully di sekolah dan baru mengetahuinya setelah insiden Jun melompat dari lantai 4 sebuah mall.

Keluarga mendiang Jun menangis di pemakaman. (Foto: China Press Johor)​

Belakangan pihak keluarga baru mengetahui bahwa Jun kerap mengeluh di sebuah group chat bahwa barang-barangnya kerap dicuri, dirusak, hingga dimaki dengan kata-kata kasar oleh kedua teman kelasnya itu.

Menurut seorang teman sekelasnya, Jun dirundung karena menolak bergabung dengan geng dari kedua perundung itu. Jun disebut baru pindah ke sekolah mereka pada Januari tahun ini dan dipaksa untuk bergabung dengan geng tersebut, begitu juga dengan dirinya meski ia mengaku berani melawan sehingga tidak diganggu lagi.

​

Dua perundung Jun datang ke pemakaman mendiang Jun. (foto: China Press Johor)​

"Setelah berkelahi dengan mereka, mereka tidak lagi menggangguku. Tapi mereka terus mem-bully Jun," kata pelajar satu kelas dengan Jun dan kedua perundung yang tak ingin disebutkan identitasnya itu. Ia juga mengaku berusaha melindungi Jun di sekolah, tetapi tidak tahu apa yang terjadi padanya di luar sekolah.

Ironisnya, ia menceritakan bahwa dirinya sempat bermain basket dengan Jun, sehari sebelum Jun mengakhiri hidupnya sendiri.

"Jun berkata kepadaku pada hari itu bahwa ini adalah terakhir kalinya aku bermain basket dengannya. Aku tidak berpikir ada yang salah pada saat itu," akunya.

---

Sumber: Portal IDWS