1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Raven Story 2.0 (Jun X Rhea)

Discussion in 'Fiction' started by Lyco, May 14, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    ~Index ~

    Chapters

    Chapter I : Jun
    Chapter II : First Contact
    Chapter III : Are you an Alien, Esper or Time traveler?
    Chapter IV : A New Day

    Chapter V : Who’s the beautiful girl?




    Characters
    Characters

    Human
    Jun
    Seorang anak laki-laki yang airhead dan juga seorang otaku. Tinggal serumah bersama kakak dan adik perempuannya. Sering memiliki imajinasi yang hebat.

    Yuna
    Kakak perempuan Jun. Pemegang sabuk hitam dalam judo dan karate. Bertindak sebagai penguasa rumah sesuai amanat orang tua mereka yang tinggal di sisi lain kota.

    Lulu
    Adik perempuan Jun. Sama seperti Jun, dia juga seorang otaku. Sering menjadi cosplayer dan jadi korban stalking otaku radikal.

    Lily
    Teman Jun sejak kecil. Menjadi idola di sekolah. Kepintarannya dengan Jun bagaikan langit dan bumi. Ada di kelas yang sama dengan Jun di sekolah.

    Houshi
    Seorang otaku yang juga teman Jun. Hobby menstalking cosplayer. Memiliki mimpi suatu hari punya maid cafe.

    Jimpur.
    Pendiri AOS (Alter’s Otaku Society), perkumpulan otaku yang terkenal karena hanya beranggotakan laki-laki. Walau begitu ia ingin memasukkan sebanyak mungkin anggota perempuan, berdasarkan misi AOS,yakni menciptakan dunia harem.

    Hido
    Teman sekelas Jun yang hobbynya berantem, menggoda gadis-gadis muda dan naik motor. Sering terlihat berjalan bersama dua temannya Franky dan Han.

    Franky
    Teman sekelas Jun dan teman akrab Hido. Anak pemilik bengkel motor di pinggiran kota Alter.

    Han.
    Teman sekelas Jun. Sikapnya lebih normal dibanding Hido dan Franky. Jago main basket dan renang.





    Raven
    Rhea
    Gadis misterius yang mendarat di kamar Jun dengan peti matinya. Misterius dan cantik. Dengan pola pikir yang menurut Jun : Chaos & Lunatic.

    Kyrie
    Seorang raven yang menyusul Rhea ke bumi untuk mencari seseorang.

    Streilla
    Raven yang tinggal bersama Lily.

    Saa
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Jun 1, 2011
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter I : Jun Part I.


    Chapter I : Jun
    Part I.



    Cahaya matahari nampak terlihat kemerah-merahan di langit barat, sebentar lagi matahari terbenam dan malam akan tiba. Terlihat seseorang mengendarai sepeda menyusuri sebuah jalan kecil di kaki bukit, wajahnya nampak tak bersemangat. Berhenti sejenak dan memarkirkan sepedanya, Ia kemudian merebahkan tubuhnya di sebuah bukit rumput disana.


    “Lagi-lagi ujianku gagal…”


    Ia membuka kertas ujian fisikanya, disana tertera nilai tiga puluh lima. Ia menghela nafas, menunjukkan perasaan putus asanya.

    Uh aku heran kenapa Einstein bisa sejenius itu dalam Fisika ya… Apa dia makan bubur dari kertas-kertas buku fisika miliknya yang di blender? Atau mungkin dia pernah diculik E.T. lalu jadi bahan percobaan mereka?…

    Lama ia berbaring disana, langit senja mulai menjadi gelap. Ia mengambil dompetnya dan mengeluarkan sebuah foto, foto seorang gadis. Dalam cahaya remang-remang nampak senyuman kecil terlihat di wajahnya saat melihat foto itu.

    Lily… Dia benar-benar cantik, baik dan pintar… Seandainya saja aku bisa menjadi pacarnya, tentu semua kesedihan ini tak ada artinya… Tapi dengan keadaanku yang seperti ini, nyaris tak ada bedanya dengan seorang rakyat jelata yang memimpikan seorang putri raja…Walaupun putri itu adalah teman masa kecilnya….

    Ia sadar, perbedaan diantara mereka begitu besar. Lily, seorang gadis cantik dengan otak yang cemerlang, figur yang bersahabat dan populer layaknya seorang idol. Jun, seorang laki-laki yang pas-pasan, terutama dalam hal yang menyangkut otak. Jika Lily adalah gambaran seorang manusia sempurna yang diciptakan Tuhan, maka Jun adalah gambaran produk gagal, God’s mistake.

    Kenapa nasibku begini buruk… Tuhan kenapa kau begitu membenciku? Memberikanku kehidupan seperti ini yang kurasakan seperti siksaan… Sepertinya cuma aku yang selalu sial….

    Jun memejamkan matanya, mencoba merenungi kehidupannya yang tak menyenangkan. Entah berapa lama ia memejamkan matanya, telinganya mulai mendengar sesuatu di keheningan bukit.

    Suara musik?

    Jun membuka matanya. Langit sudah dipenuhi bintang, bulan purnama nampak di langit. Jun melihat jamnya.

    Jam tujuh!? Apa tadi aku ketiduran?

    Ia menengok di sekelilingnya, hampir tak ada tanda-tanda ada orang disana, hanya hamparan bukit hijau dengan beberapa pepohonan. Lampu-lampu kota di bawah bukit yang berwarna-warni terlihat indah dari tempatnya berada.

    …Aneh, malam-malam begini siapa yang bermain musik di bukit?

    Jun berusaha mencari sumber suara itu, untunglah cahaya bulan menerangi bukit itu sehingga ia dapat melihat samar-samar. Ia berjalan menaiki puncak bukit, suaranya nampak dekat dengan posisinya berada, tapi masih belum terlihat apapun.

    Saat itulah ujung kakinya terantuk benda keras di tanah, membuatnya terjatuh di semak-semak mawar liar.


    “Aduh sial! Durinya tajam-tajam!”


    Jun bangkit dengan cepat sambil membersihkan dedaunan yang menempel. Ia membalikkan badan, melihat sesuatu menonjol di tanah. Benda yang membuatnya terjatuh bukanlah batu, tp sebuah kotak berwarna hitam.

    Apa ini? Kotak hitam?

    Ia menggali tanah di sekitar kotak itu. Kotak itu ukurannya tak terlalu besar, tapi entah mengapa terasa berat sehingga Jun harus menggunakan kedua tangannya untuk mengangkatnya.

    Kotak apa ini!? Berat sekali! Padahal kotaknya kecil. Apa ada barang berharga di dalamnya? Atau jangan-jangan kotak ini berisi peta harta karun? Seperti di film Spongebob Squarepants?.

    Tiba-tiba ia tersadar, musik yang tadi diikutinya sudah tidak terdengar. Angin dingin berhembus di sekitar Jun, rumput-rumput bergoyang liar.

    Uh, musiknya sudah tidak terdengar lagi… Jangan-jangan disini ada hantu pemusik? Yang ditolak cintanya lalu bunuh diri disini? Hiiii!!!

    Jun cepat-cepat menuruni bukit menuju sepedanya. Ia meletakkan kotak hitam itu di keranjang depan sepeda, lalu dengan cepat mengayuh sepedanya menuruni bukit.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 20, 2011
  4. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter I : Jun Part II.


    Chapter I : Jun
    Part II.

    Chapter I : Jun
    Part II.


    Rumah Jun letaknya tak jauh dari bukit, berada di pinggiran kota. Saat ini ia tinggal dengan kakak dan adik perempuannya, sedangkan orang tuanya bekerja di tempat lain. Karena itulah hampir setiap ada kesempatan Jun selalu pergi ke bukit setiap pulang sekolah.


    “Aku pulang!” Seru Jun sambil membuka pintu rumahnya.


    Tak ada jawaban. Jun bergegas ke dalam, ia mendapati secarik kertas di meja ruang tengah.


    Jun menengok di atas meja. Ia terdiam sejenak melihat apa ‘makanan dan minuman’ yang disiapkan oleh kakaknya.

    Mie Instan dan air mineral kemasan!? Astaga. Benarkah aku adik kandungnya!? Bahkan korban banjir saja dapat makanan yang lebih baik dari ini!

    Jun lebih memilih menuju kamar mandi, disana ia membersihkan kotak itu dari tanah-tanah yang menempel. Detail kotak itu mulai terlihat jelas. Kotak itu berwarna hitam mengkilat, dengan motif bunga Lycoris di sekeliling sisinya. Kotak itu begitu mulus, sesuatu yang tak wajar untuk benda yang terpendam di tanah dalam waktu lama.


    “Kotak apa ini? Bentuk dan warnanya bagus sekali…”


    Ia berusaha membuka kotak itu, tapi sia-sia. Lelah mencoba, ia meletakannya di atas meja di kamarnya dan pergi mandi.

    Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Jun nampak masik asyik menonton anime di TV kamar tengah.


    “Wah enak sekali jadi dia… Tinggal satu rumah dengan gadis manis yang terbungkus futon dan seorang MILF…”


    Jun menonton anime itu sambil membayangkan jika dirinya adalah Niwa Makoto. Jarum jam mulai bergerak ke angka dua belas, Jun mematikan TV dan hendak tidur. Saat itulah ia kembali mendengar suara musik, musik yang sama dengan yang didengarnya di bukit.

    Apa!? Suara musik ini lagi!? Jangan-jangan arwah gentayangan pemusik itu mengikutiku dari bukit ke sini!? Atau ini mungkin gejala poltergeist!?

    Jun meraih pemukul baseball lalu mencari sumber suara, suara itu berasal dari lantai dua, tempat kamarnya berada.

    Di kamarku? Tapi aku baru dari sana sebelum mandi. Seharusnya hal-hal yang aneh dan seram seperti itu hanya terjadi di kamar kak Yuna! Uh, beranikan dirimu Jun! Siapa tahu ternyata itu hanya ilusi.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 20, 2011
  5. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter I : Jun Part III.

    Chapter I : Jun
    Part III.



    Perlahan ia membuka pintu kamarnya dan menyalakan lampu, pandangannya terfokus ke sumber suara yang ternyata kotak hitam itu. Jun menyentuh kotak itu dengan ujung pemukul baseballnya perlahan. Tak ada reaksi. Ia lalu menyentuhnya dengan ujung jarinya. Kotak itu mendadak terbuka.

    Yang terlihat bukanlah mekanisme kotak musik, melainkan sebuah cincin. Ia mengangkat kotak itu dengan kedua tangannya, kotak itu memang amat aneh, tak tampak ada celah untuk memasukan mekanisme orgel, seluruh permukaannya mulus.

    Jun mengambil cincin itu, mengamatinya. Cincin itu berwarna hitam mengkilat dengan motif garis-garis merah delima.


    “Cincin yang bagus… Ukurannya sepertinya pas dengan jariku…”


    Jun memasukkan cincin itu ke jarinya, sesuai dugaannya cincin itu pas di jarinya. Tak lama kemudian incin itu mulai mengeluarkan cahaya merah, jarinya mulai terasa panas. Terkejut, Jun berusaha melepaskannya, tapi cincin itu merekat kuat di jarinya.


    “Apa-apaan ini!?” Jun nampak panik.


    Selagi ia berusaha melepaskan cincin, di langit nampak sebuah benda melayang dengan cepat cepat menuju rumahnya. Di ujung matanya Jun melihat sesuatu di langit. Ia menoleh, diterangi cahaya bulan nampak sebuah titik hitam makin lama makin membesar.


    “A-apa itu…? Piring terbang?”

    “BRUAAAK!!! PRAAANG!!!”

    “Waaa!!!” Jun berteriak keras.


    Benda itu menjebol jendela kamar Jun dan mendarat di kamarnya. Serpihan kayu bingkai jendela, kaca dan tembok bertebaran di kamarnya.

    Jun bersandar di dinding, ia kini bisa melihat jelas benda itu.


    Kotak kayu!? Uh kukira ada meteor jatuh di kamarku!


    Dengan berhati-hati, Jun mendekati kotak itu. Kotak itu berwarna hitam dihiasi motif bunga Lycoris, motif yang sama dengan kotak kecil misterius itu. Kotak itu sendiri tidak berbentuk sebuah kotak dengan garis yang tegas, pada tepiannya memiliki ukiran dan lekukan yang indah. Walaupun menghantam dinding kamar Jun, kotak itu sama sekali tak mengalami kerusakan.


    T-tunggu… Ini bukan kotak biasa… Bentuknya lebih mirip sebuah…sebuah peti mati!


    Jun memberanikan diri membuka peti itu, namun sia-sia. Peti itu tertutup rapat. Peti itu sendiri terlalu berat untuk digerakkan dari posisinya. Jun menengok lewat lubang jendela, keadaan di luar begitu sepi. Pastilah butuh sebuah catapult atau seorang Hulk untuk bisa melemparkan peti ini ke kamarnya, terutama sampai bisa menjebol dindingnya.

    Betul-betul hari sial yang aneh… Mendengar suara musik misterius, mendapat cincin aneh, sekarang ada peti mati di kamarku… Berikutnya apa? Ada alien bersarang di rumahku?

    Ia menutupi lubang di dinding dengan kain dan mulai membersihkan kamarnya. Jun kemudian duduk di ranjang sambil mengamati peti itu, tangannya masih menggenggam pemukul baseball. Masih segar dalam ingatannya tentang film Dracula dan Frankenstein yang ditontonnya minggu lalu. Lama-lama matanya tak dapat menahan kantuk, dan ia pun tertidur…

    Saat itulah penutup peti perlahan terbuka…


    ***
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 20, 2011
  6. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter II : First Contact Part I


    Chapter II : First Contact
    Part I.



    Pagi itu nampak suasana sekolah amat sepi. Jun tiba di gerbang sekolahnya, tak nampak seorangpun disana.

    Kemana semua orang? Bahkan penjaga sekolah yang bengis pun tidak terlihat. Suasananya menyeramkan sekali…Seperti film Silent Hill…

    Saat Jun masih terpaku di gerbang sekolah, seseorang menepuk pundaknya dari belakang.


    “WAAA!!!” Jun berteriak kaget.


    Jun menengok ke belakang, ternyata orang yang menepuknya itu Lily! Sambil tersenyum manis ke arah Jun ia mendekati Jun.


    “L-lily?”

    “Ya, memang kamu pikir siapa?”

    “Eh bukan siapa-siapa.. Uhm kenapa sepi sekali?”

    “Hm? Entah ya…”


    Jantung Jun berdetak keras, setiap kali ia menoleh ke arah Lily.

    Apa jangan-jangan Tuhan mendengarkan rintihanku? Lalu Dia mengatur agar aku bisa berdua dengan Lily?


    “Kamu kenapa Jun? Kok wajahmu merah?”

    “B-bukan apa-apa.”

    “Oh begitu?”

    “L-lily…”

    “Ya?”

    “A-apa kamu sudah punya pacar?”


    Langkah Lily terhenti, ia menatap Jun. Hati Jun berdebar-debar, sama seperti seorang penjinak bom yang sedang bekerja.


    “Belum…”

    “Ah baguslah! Eh maksudku kenapa belum? Kan banyak yang suka sama kamu…”

    “Iya sih, tapi tak ada yang seperti Jun…”

    “Maksudnya!?”

    “Unik, menarik..hihihi”


    Hati Jun berbunga-bunga demi mendengar ucapan itu. Perasaannya seperti seorang anak kecil yang diberi hadiah balon polkadot, ingin rasanya ia berteriak dan meloncat senang.


    “J-jadi?” Tanya Jun.

    “Cium aku…”

    “A-apaaa!?”

    “C-i-u-m a-k-u…”


    Lily memejamkan matanya, Jun yang diberi kesempatanseperti itu jelas takkan menolaknya. Tangannya menggenggam lengan Lily, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Lily dan…
     
    Last edited: May 20, 2011
  7. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter II : First Contact Part II

    Chapter II : First Contact
    Part II.


    “Cup…”


    Bibir Jun terasa hangat, namun lama-lama ia merasakan ada sesuatu yang aneh, bibir Lily dingin terasa sekali. Pandangan Jun tiba-tiba menjadi gelap, ia mencoba membuka matanya lagi.

    Keadaan sekelilingnya berubah menjadi kamarnya. Ia tidak lagi berdiri di depan sekolah tapi berbaring di ranjangnya, samar-samar terlihat sesosok gadis dengan rambut panjang di depannya.


    “Uhmmm…” Suara gadis itu lembut.


    Mata Jun kini terbuka lebar, ia memang sedang mencium, tapi bukan mencium Lily melainkan seorang gadis cantik di pelukannya. Gadis itu menatap Jun dengan kedua irisnya yang berwarna merah. Sesaat Jun terdiam, bibirnya masih menempel dengan bibir gadis itu.


    “Uhmmm…” Gadis itu kembali bersuara.


    Jun segera terbangun dari ranjang, hatinya berdebar-debar. Sang gadis yang mengenakan pakaian berwarna hitam masih terbaring di ranjang sambil menatapnya. Lalu perlahan ia bangun, mengusap kedua matanya.


    S-siapa dia!? D-dimana aku!? Bukankah seharusnya aku ada di sekolah!? Bersama Lily!?


    Jun melihat peti mati yang ada di kamarnya, ia kemudian sadar bahwa yang dialaminya bersama Lily hanya sebuah mimpi. Tapi siapa gadis di depannya ini?


    J-jadi tadi itu hanya mimpi? Lalu siapa gadis ini!? Darimana dia bisa masuk!? Jangan-jangan dia arwah penasaran yang salah masuk ke kamarku!?


    “S-siapa kamu!?” Tanya Jun.

    “..Aku?”

    “Ya tentu saja kamu!. Memangnya siapa lagi yang ada di sini!?”

    “Aku ini…”


    Gadis itu menahan suaranya, ia melihat Jun nampak ketakutan. Ia sempat melihat poster War of the Worlds yang terpasang di dinding kamar Jun, kemudian tersenyum kecil dan bangkit berdiri dan memasang wajah serius. Iris merahnya bersinar seperti sebuah reflektor, tiba-tiba lampu kamar padam, Jun terkejut.


    “Kamu benar-benar ingin tahu? hai manusia?”

    “Y-ya...”

    “Aku ini…”

    “Ya..ya…?”

    “Aku ini alien! Datang dari galaksi lain untuk menguasai bumi!” Seru gadis itu.

    “K-kamu a-alien!? K-kenapa ingin menguasai bumi?”

    “Untuk mencoba daging manusia! Karena kudengar daging segar manusia lezat! Kamulah manusia bumi pertama yang akan kumangsa! Nyahahaha!” Seru gadis itu sambil tertawa. Bola matanya tiba-tiba menyala merah.

    “WAAA!!!”

    "BRUK! BRUAK! BRUK! BRUK!"


    Jun menjerit ketakutan, dengan sisa-sisa keberanian ia berlari sekuat tenaga keluar kamar, dan terjatuh terguling-guling menuruni tangga. Gadis itu terkejut melihat Jun amat ketakutan, tak lama ia tertawa kecil.

    “Hihihi…kurasa aku benar-benar lapar…”
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 20, 2011
  8. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter III : Are you an Alien, Esper or Time traveler? Part I

    Chapter III : Are you an Alien, Esper or Time traveler?
    Part I.


    Ternyata gadis itu alien yang menyamar! Dia bahkan bilang daging manusia lezat! Alien sialan! dari semua makhluk bumi kenapa dia pilih manusia untuk dimakan sih!? Apa dia belum pernah coba sushi atau steak!? Uuuh masa bodoh, aku harus segera menghubungi polisi, tentara, pasukan bela diri, MIB dan badan antariksa!

    Jun meraih telepon yang ada di dekat tangga, tangannya gemetaran saat ia mencoba menekan nomor di telepon.


    “…tuuut!…Ya Halo…”

    “Halo pak polisi! Saya Jun. Ini keadaan darurat! Tolong segera kirim polisi ke rumahku! Alamatnya…”

    “Nak Jun, ini bukan kantor polisi. Ini toko sayur, klek!… tuuut!….tuuut!...”


    Jun memaki kesal sebentar dan kembali panik, ia kembali menekan tombol sambil sesekali melihat ke arah tangga.

    Gadis itu belum turun! Mungkin dia sedang bertranformasi menjadi bentuk aslinya, mengasah kuku dan taringnya… Atau jangan-jangan dia sedang menghubungi kapal induknya! Bumi dalam bahaya!

    “…tuuut!...Ya kantor polisi disini…”

    “Pak polisi, ini keadaan darurat! Tolong kirim polisi ke sini! Ada alien di kamar tidurku!”

    “…Alien di kamar tidurmu?”

    “Ya! Wujudnya seorang gadis cantik, berambut panjang, bola matanya menyala merah dan berpakaian hitam-hitam!”

    “…Ah ada-ada saja, alien itu seharusnya kepalanya panjang seperti di film Alien, atau kekar seperti Predator, atau bertubuh kecil dan berkepala besar seperti green alien di area 51….”

    “Pak ini sungguhan! Masa pak polisi tak pernah lihat film Species!? Kali ini aliennya seperti itu!”

    “…Betulkan itu? Hm baiklah saya percaya, dari nada suara anda, nampaknya anda tidak berbohong.”

    “Baguslah! Jadi pak polisi dan lainnya segera kesini?” Tanya Jun lega.

    “Tidak.” Jawab polisi itu tegas.

    “Ha!? T-tapi bukannya anda bilang percaya?”

    “Ya, tapi tak ada pasal untuk menangani alien, jadi itu diluar kewenangan kami…Baiklah selamat malam…”

    “Ha!? Tunggu sebentar! Lalu bagaimana dengan tugas polisi melindungi warga dari bahaya!? Saya warga negara teladan dan ada benda berbahaya di rumahku! Hei...Jangan ditutup teleponnya!...”

    “…tuuut!...tuuut!...”

    Sial, baiklah kucoba yang ini!

    “…tuuut!...Hello, MIB here...”

    “A-Ada alien di rumahku! Tolong cepat datang, alamatnya…”



    Saat menoleh ke arah tangga, gadis itu sudah ada di depannya, tersenyum sinis sambil tertawa kecil. Lidahnya mulai menjilat ujung bibirnya…
     
    • Thanks Thanks x 1
  9. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    lalu? lalu? ceritanya gimana lg? :blink:

    penasaran.. :matabelo:
     
  10. Alohamora M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 1, 2010
    Messages:
    1,321
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +368 / -0
    Ceritanya bagus :top:

    Berasa baca manga :fufufu:
    Rasanya sy pernah baca yang mirip2 begini deh... :bloon:

    Setiap abis selesai baca jadi pengen klik spoiler lanjutannya :unyil:
    pemotongan per bagian :top:

    Mana lanjutannya? :minta:
     
  11. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter III : Are you an Alien, Esper or Time traveler? Part II

    Chapter III : Are you an Alien, Esper or Time traveler?
    Part II.



    “…Ahahaha…”

    “WAAA!!!”


    Tanpa menutup gagang telepon, Jun berlari ke ruang makan. Ia menutup pintu dengan cepat, menggeser lemari dan meja untuk menahan pintu.

    Aku aman sementara waktu disini, Monster itu takkan bisa masuk ke sini kecuali makhluk itu pernah berguru pada Houdini!

    “Larimu cepat sekali ya…”


    Suara itu berasal dari belakang Jun. Jun terdiam sejenak, keringat dingin mengalir. Perlahan ia membalikkan badannya pelan-pelan, nampak gadis itu duduk manis di kursi sambil tersenyum.

    Sial! Pasti alien yang satu ini punya kemampuan teleport! Blind Pack!

    Kaki-kakinya mendadak lemas, Jun hanya bisa merangkak ke pojok ruangan dengan ketakutan. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Jun.


    “….Ahahahaha…Bagian mana yang mau kupotong terlebih dahulu? Kakimu? Tanganmu?”

    “T-tidaaak!!!”

    “Mungkin aku tak perlu memotongnya, cukup kumakan saja kamu utuh-utuh ya…”

    “T-tunggu! Dagingku tak enak! Banyak kandungan formalin di dagingku!”

    “Haaa? Ahahaha…” Gadis itu kemudian tertawa kecil sambil terus mendekati Jun.

    Tak ada pilihan, aku harus cepat mengeluarkan senjata rahasia!

    Jun merangkak cepat dan membuka kulkas, mengambil sesuatu lalu melemparkannya ke arah gadis itu. Gadis itu dengan sempurna menangkapnya, sedikit bingung dengan benda yang dilempar Jun.

    “He?” Gadis itu nampak heran.

    “Melon! C-cobalah, itu lebih enak dari daging manusia! Tanpa formalin dan pengawet! Ditanam secara khusus di perkebunan daerah Alter! Dapat membuat kulit menjadi bersih, cantik dan awet muda!” Jun berusaha meyakinkan dengan gaya sales kosmetik.

    "Pffff!!! Ahahahaha!"


    Gadis itu mengambil sebuah pisau di meja, melemparkan melon itu ke udara, tangannya dengan cepat bergerak membelah melon itu di udara. Melon itu langsung terbelah menjadi beberapa bagian. Jun menyaksikan hal itu dengan perasaan ngeri, membayangkan melon itu adalah dirinya. Gadis itu mengambil sepotong dan mencobanya.


    “Hmmm, rasanya manis juga.”


    Mendengar itu Jun merasa lega. Gadis itu dengan lahap menghabiskan melon dalam waktu singkat.

    Astaga! Selevel dengan Lulu! Cepat sekali dia menghabiskan Melon itu!? Mungkin ada black hole di perutnya!?

    Setelah menghabiskan melon, gadis itu kembali menghampiri Jun.


    “Hmmm enak juga buah itu… sekarang waktunya makanan utama…”

    “A-apa!?” Jun terkejut.

    “Kamu menu utamanya…Lalala..”

    "T-tunggu dagingku tak enak rasanya! J-jangan mendekat!"


    Gadis itu berhenti tepat di depan Jun yang terduduk lemas. Jun memejamkan mata, membayangkan gadis itu akan berubah menjadi monster yang menakutkan.

    Ah tamatlah riwayatku! Alien ini akan memakanku hidup-hidup! Mungkin kak Yuna dan Lulu hanya akan menemui sisa-sisa tubuhku saat mereka pulang nanti. Sial, padahal aku belum pernah punya pacar! Ayah, Ibu, kak Yuna, Lulu, Lily, kepala sekolah…eh yang terakhir tak termasuk, selamat tinggal semuanya! Selamat tinggal dunia yang kejam!
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 20, 2011
  12. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter III : Are you an Alien, Esper or Time traveler? Part III

    Chapter III : Are you an Alien, Esper or Time traveler?
    Part III.


    “Pfff! Hihihi…”


    Jun membuka matanya, gadis itu berusaha menahan tawanya, tangannya menutupi mulutnya.


    “Ha?”

    “Sudah lama aku tak bertemu manusia lucu seperti kamu Hihihi….”

    “Eh?” Jun masih bingung.

    “Tenang, aku nggak suka daging manusia kok….”

    “J-jadi?”

    “Yaaah, jadi aku nggak bakal makan kamu. Hihihi….”


    Jun menghembuskan nafas lega.


    “J-jadi kamu ini makhluk apa?” Tanya Jun penasaran.

    “Hm? Aku ini manusia kok.”

    “Manusia!?”

    “Lihat sendiri kan, mana mungkin aku yang cantik ini alien.” Seru gadis itu bangga.

    Gosh… Memang untuk yang itu harus kuakui dia cantik… Tapi tunggu dulu! Seorang gadis cantik tiba-tiba muncul di kamarmu di malam hari, punya kemampuan teleport, bola matanya bisa mengeluarkan cahaya dan di depanmu dia bilang ‘aku ini manusia’. Terlalu mencurigakan! Dan kenapa makhluk ini bisa ada di rumahku?


    “Tunggu dulu! Darimana kamu bisa masuk kamarku!? Lalu bagaimana caranya masuk ruangan ini!?”

    “Aku kan masuk kamarmu lewat peti mati itu…”

    “J-jadi kamu ada di dalam peti mati itu?”

    “Hu-uh.”

    “... Lalu cara masuk ruangan ini?”

    “R-a-h-a-s-i-a hihihi….”

    “…”

    Dia keluar dari peti mati? Jangan-jangan dia arwah penasaran yang nggak sadar kalau dirinya sudah mati!?

    Jun memberanikan diri mengulurkan tangannya, telunjuknya menyentuh pipi gadis itu.

    Hangat dan empuk? Padahal bibirnya tadi sedingin es. Apa cuma perasaanku saja? Apa dia memang benar manusia?

    “Ngapain kamu?” Tanya gadis itu dengan curiga. Telunjuk Jun masih menyentuh pipinya.

    “Uhm bukan apa-apa! C-cuma tradisi perkenalan keluarga kok…hahaha…”

    “Tradisi yang aneh…. Hei ada makanan lain nggak?”

    “… Ada di meja…”

    “Hm?”
     
    • Thanks Thanks x 1
  13. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter III : Are you an Alien, Esper or Time traveler? Part IV

    Chapter IV : Are you an Alien, Esper or Time traveler?
    Part III.


    Gadis itu menoleh ke meja, melihat mie instan dan air mineral kemasan. Alis matanya bergerak mengamati kedua benda itu.


    “Apa ini? Kamu makan benda aneh ini? Sepertinya kamu yang bukan manusia.” Ujarnya sambil memegang mie instan.

    “Bungkusnya memang nggak dimakan! Itu harus direbus dulu pakai air panas!”

    “Hm coba kamu yang buat.” Gadis itu melemparkan mie instan ke arah Jun.


    Lima menit kemudian.


    “Ooh ini kan mie? Aku dulu suka sekali makanan ini! Hm, enak juga! Tapi sedikit sekali porsinya. Manusia jaman ini memang makannya sedikit yah?”

    Dulu? Manusia jaman ini?Hee… memangnya dia dari jaman apa sih? Benar-benar gadis aneh. Apa mungkin Tuhan mendengarkan doa dan rintihanku lalu mengirimkan gadis ini untukku?

    “Memangnya dari mana asalmu?” Tanya Jun.

    “Sphere.”

    “Apa itu Sphere?”

    “Planetku.”

    “Planetmu!? T-tadi kamu bilang bukan alien! K-kenapa tiba-tiba menyebutkan nama planet asing!?”

    “Uhm bukankan Superman juga bukan berasal dari Bumi? Tapi manusia menganggapnya bukan alien kan?”

    Sekarang dia mulai membelokan pembicaraan ke dunia fantasy, berusaha menegaskan eksistensi dirinya sebagai ras non-alien. Darimana pula ia tau cerita tentang Superman? Planet apa pula itu Sphere?

    “…Lalu kenapa kemari?”

    “Ada yang mengirimkan undangan.”

    “Undangan? Ke planetmu? Tukang pos negara mana yang menyediakan layanan antar planet?”

    “Dulu memang ada pria berbaju merah dan berjenggot yang sering mengantarkan surat pada kami di sana, dan sering memberi kami hadiah. Tapi setelah dia kehilangan kendaraannya, kami tak pernah berjumpa lagi dengannya”

    Santa Claus!?

    “Pernah juga seorang gadis yang menaiki sapu terbang berkunjung ke planet kami mengantarkan surat… Yah dia meminjam beberapa buku dan tak pernah mengembalikannya…”

    Kirisame Marisa!?

    “Lalu peti mati itu piring terbangmu?”

    “Itu bukan piring terbang. Itu tempat tidurku, kalau aku pergi dalam waktu yang lama aku selalu membawanya. Sayangnya jendela kamarmu tak muat jadi aku terpaksa membuat jalan masuk sendiri…”

    Oh jadi sekarang peti mati selain bisa untuk perjalanan luar angkasa juga dijadikan tempat tidur!?…Jalan masuk yang dia maksud itu lubang dinding di kamarku!

    “Uh baiklah, siapa yang mengundangmu?”

    “Kamu.”

    “Aku!?”

    “Ya. Kamu.”

    “…Aku memang ingat pernah membuat corp circle di ladang kakek, tapi itu dua tahun yang lalu…”

    “Cincin itu.”


    Jun melihat ke jarinya, cincin yang tadi ia kenakan nampak berkilau.


    “Cincin ini?”

    “Ya, kamu mengundangku kemari dengan cincin itu. Selamat yah.”

    “Maksudnya?”

    “Dengan mengenakan cincin itu kamu sudah resmi menjadi ‘link’-ku.”

    “Apa itu ‘link’?”

    “Hm… dalam berbagai bahasa bisa diartikan, chain, medium, power supply, lover dan victim.”

    “Bisakah kamu gunakan satu bahasa yang bisa dimengerti?” Tanya Jun sedikit sewot.

    “Singkatnya kamu sudah setuju menjadi pasanganku, menjadi bawahanku, menjadi sumber tenagaku dan menjadi korbanku. Saat aku kesepian kamu harus menemaniku. Saat aku memberi perintah kamu harus menurutiku. Saat aku lemas kamu menjadi sumber tenagaku. Saat aku ingin dicintai, kamu harus mencintaiku. Saat aku membutuhkan korban, kamu akan berkorban untukku.”


    Jun terdiam sejenak, Otaknya berusaha mencerna perkataan gadis itu.


    “Ha!? Hei tunggu dulu! Aku tak pernah setuju memakai cincin ini! Aku bahkan tak tau ada perjanjian aneh seperti itu!”

    “Perjanjian yang sudah terjadi tidak boleh dibatalkan..Lalala…” Sahut gadis itu cuek.

    “Ha!? Tunggu! Memangnya beli barang di mall!? Ini menyalahi peraturan tahu!? Undang-undang negara melarang praktek pemaksaan perjanjian seperti ini! Kamu bisa dipenjara sepuluh tahun! Mau makan roti kering di penjara!?”

    “Bisa saja dibatalkan…tapi sebagai gantinya aku harus membawa kepalamu pulang ke planetku…”

    “Itu kan sama saja aku harus mati!? Memangnya kamu yakuza apa!? Lepaskan cincin ini dan cari korban lain saja! Bawa saja kepala Michael Jackson atau Harry Potter.“

    “Mana bisa, yang pakai cincin itu kan kamu."
     
    • Thanks Thanks x 1
  14. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    apa yang bakalan dilakukan keluarga jun lo dia liat kamar jun dah bolong, ya? :bingung:
    btw, kk, nama cewe ni siapa?
     
  15. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    uhm sebenarnya sih perkenalan di chapter berikutnya >_<
    namanya Rhea
     
  16. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter III : Are you an Alien, Esper or Time traveler? Part V

    Chapter V : Are you an Alien, Esper or Time traveler?
    Part III.

    Chapter III : Are you an Alien? Esper? Or Time Travel?
    Part III.



    …Baiklah ini menjadi semakin aneh… Dia dari planet lain dimana Santa Claus pernah ada dan Kirisame Marisa pernah terbang, datang ke bumi memakai peti mati, mendarat di kamarku, lalu sekarang menjebakku dalam perjanjian paksa dengannya. Dengan terpaksa aku menurutinya, terutama setelah dia memperlihatkan dirinya mengecilkan sebuah bola basket menjadi sebesar kelereng, dan bertanya padaku ‘Masih ingin membatalkan perjanjian?’… Aku yang masih ingin hidup sebagai manusia normal tentunya mengangguk, setelah membayangkan kehidupan seorang Smurf akan berat untukku.

    “Namaku Rhea… Siapa namamu?”

    “…Jun.”

    “Oh nama yang singkat, padat tapi tak bermakna…”

    “Apa!?” Seru Jun kesal.

    “Bukan apa-apa, lupakan…”

    “Jadi tujuanmu ke sini untuk memperbudak manusia?”

    “Aku nggak menjadikanmu budak, aku nggak sejahat itu kok…”

    “Lalu?”

    “Aku ingin kamu jadi pelayanku dan menuruti semua keinginanku…”

    Apa bedanya!?

    “Kamu beruntung aku mau mendarat di gubukmu yang kecil ini dan menjalin perjanjian dengan seorang rakyat jelata...”


    Jun terdiam sejenak, melihat tampilan dirinya : kaos putih oblong, celana tidur bergaris biru. Lalu Jun kembali melihat sosok Rhea, memakai pakaian model gothic mini yang indah, seolah mempertegas perbedaan kasta mereka antara pelayan dan majikan. Rhea nampak tak peduli dan berjalan menaiki tangga menuju kamar Jun. Jun mengikuti dari belakang dengan wajah duka. Saat Jun menoleh ke atas, ia melihat pemandangan menakjubkan.

    Oooh hitam… Dia punya selera yang baik dalam memilih underwear

    “Uhm tapi kamu punya selera yang bagus dalam mendekorasi rumah…“ Kata Rhea sambil terus menaiki tangga.

    “Pantsu..”

    “Pantsu? Ap…” Rhea menoleh ke belakang, dilihatnya wajah mesum Jun menatap ke arahnya.

    “Eh… T-tidak, tidak ada apa-apa.”

    “Lihat apa kamu! Ecchi!”

    “BRUUUK!!!"

    "WAAA!!!"

    "GUBRAK!!!”


    Sebuah tendangan sadis dilayangkan ke muka Jun saat Rhea menyadari Jun menatapi underwear-nya. Tendangan telak itu membuat Jun jatuh terguling-guling ke bawah. Rhea dengan kesal cepat-cepat menaiki tangga meninggalkan Jun yang terkapar di bawah tangga.
     
    • Thanks Thanks x 1
  17. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter IV : A New Day
    Part I.


    Chapter IV : A New Day
    Part I.

    .



    Matahari bersinar di langit yang cerah, cahayanya masuk menembus tirai yang menutupi lubang dinding. Perlahan Jun membuka kelopak matanya dan bangun. Ia melihat sekeliling kamarnya, di tengah-tengah kamarnya terdapat peti mati hitam besar.

    Ternyata bukan mimpi… Alien berbentuk gadis itu memang mendarat di kamarku. Uh kenapa kepalaku pusing begini yah…

    Jun menuruni tangga, ia mencari di sekeliling ruangan tapi tak bisa menemukan Rhea.

    Dimana alien itu? Apa dia sedang berkeliaran di luar rumah? Mencari spesies untuk di perbudak? Ah masa bodoh, aku mau mandi saja…

    Sambil membawa handuk, Jun masuk ke kamar mandi. Di dalam ia meletakan handuk dan segera melepas pakaiannya. Jun membuka gorden bak mandi dan terkejut.

    Disana nampak Rhea yang telanjang sedang bersender pada salah satu sisi bak, setengah tubuhnya terendam di air yang bening. Ia nampak sedang mendengarkan musik dari iPod milik Jun. Keduanya bertatapan dan terdiam sesaat sampai…


    “Kyaaa!!! Pervert!!! “ Jerit Rhea berusaha menutupi tubuhnya.

    “PLOK!!!” Sebuah bebek karet melayang mengenai muka Jun.

    “T-tunggu…” Jun berusaha menjelaskan.

    “DUAK!!!” Kali ini iPod melayang mengenai dahi Jun.

    “D-dengarkan dulu…”

    “BUK!!!” Sebuah sabun padat melayang tepat mengenai ‘jhonny’ Jun.

    "Oooh...!"


    Jun langsung roboh sambil mengerang kesakitan, lalu berusaha merangkak keluar dari kamar mandi sebelum ia benar-benar terbunuh. Rhea langsung menutup gorden bak mandinya kembali.

    “Pervert! Jun pervert! Ecchi! Hentai!”

    Sial, mana kutahu dia sedang berendam…Suaranya saja nggak terdengar… Mana pakai iPod-ku seenaknya…Aduh sakit! Uh tapi memang pemandangan luar biasa, mungkin aku harus mengulanginya lagi lain kali…Aduduh...

    Beberapa saat kemudian, Rhea nampak keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Wangi tubuhnya tercium oleh Jun yang duduk menunggu di lorong ruangan.


    “Kamu mandi apa tidur sih?” Tanya Jun yang sudah menunggu satu jam.

    “…Bukannya ada hal yang lebih penting yang seharusnya diucapkan?”

    “Ha? Apa itu?”

    “Permintaan maafmu bodoh!”

    “BRUUUGH!” Rhea kembali menendang ‘jhonny’ Jun.

    "Aduduh! J-jhonnyku.."

    “Pertama mengintip celana dalamku saat naik tangga! Kedua mengintip saat aku mandi! Benar-benar manusia rendah! Hentai! Ecchi!” Seru Rhea sambil menyilangkan kedua tangannya.

    “Bagian mana yang jadi salahku!? Siapa suruh kamu pakai rok pendek!? Siapa pula yang suruh mandi tanpa suara!?” Jun bangkit membela dirinya.

    “Sekarang yang ketiga, menghina pakaianku dan kebiasaanku waktu mandi!”

    “BRUUUGH!” Tendangan penghabisan Rhea melayang.

    “#%^%!!!”

    “Huh manusia menyebalkan!” Seru Rhea sambil meninggalkan Jun yang terkapar di lantai.

    Damn! Nutcracker Alien! Sudah berapa banyak manusia…eh laki-laki di bumi yang sudah dia bunuh dengan cara ini!? Aduh… Tenang jhonny, kita akan membalasnya
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 31, 2011
  18. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    Kk lyco, slama ak bc updateny, ada 1 pertanyaan yg bkn ak pning.. :???:
    rhea ini, kan dari planet sphere, tapi kok bsa tw itu kata ecchi, hentai, pervert? Dari b.jepang ampe inggris dia menguasai sempurna :top:
    apa planet sphere it cem kembran'a bumi? :bingung:
    mnrut ak, lbih bgus lo kk sertakan istilah2 dr planet rhea, krna dr awl dy bkn pnduduk bmi.
    but, cerita kk :top: :top: :top:
    dah lama tgu kk lyco update ceritany.. :lalala:
    Jun, jun. Malangnya nasibmu :sedih1
     
    Last edited: May 28, 2011
  19. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    soalnya dalam ceritanya memang dia dah beberapa kali ke bumi :hehe:
    walaupun itu ada di judul novel yang lain
    nanti juga beberapa chapter ke depan mengerti kok >_<


    aslinya wa iseng ama Jun dari forum sebelah, abis orangnya menarik buat jadi subjek penderita :lol:
     
  20. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter IV : A New Day
    Part II.


    Chapter IV : A New Day
    Part II.

    .



    Setelah mandi Jun kembali ke kamarnya. Kali ini kejutan lain menunggunya, kejutan yang tak menyenangkan.


    “…Apa-apaan ini?”


    Peti mati milik Rhea kini tak lagi ada di tengah-tengah ruangan kamar Jun, posisinya pindah ke sebelah tempat tidur Jun, sebuah cermin besar terletak diantara keduanya.Di atas peti matinya Rhea terlihat menyisir rambutnya yang panjang sambil berkaca.


    “Kenapa peti matimu ditaruh disamping ranjangku!?”

    “Memangnya kenapa?”

    “Aku tak mau tempat tidurku bersebelahan dengan peti mati tau! Rasanya seperti ada yang mati di sebelahku!”

    “Kalau begitu coba saja pindahkan sendiri…”


    Jun berusaha mendorong peti itu, mendorong dengan sekuat tenaga, sia-sia, peti itu tak bergeser sedikitpun. Rhea mulai tersenyum mengejek.
    Putus asa, Jun menghebuskan nafas dalam-dalam.


    “Memangnya kamu mau tinggal disini berapa lama?” Tanya Jun.

    “Entah ya, mungkin dalam beberapa hari, beberapa bulan, beberapa tahun atau beberapa abad…”

    Kedengarannya dia berniat menjajah rumahku...

    “Kamu bercanda?”

    “Nggak.”

    “Apa sih tujuanmu kesini?”

    “Rahasia...”

    “…Bagaimana caranya peti itu terbang? Bagaimana caranya kamu bisa menggesernya sendirian?”

    “Rahasia…”

    “Cermin itu untuk apa?”

    “Rahasia…”

    “Kenapa semuanya kamu jawab rahasia!?”

    “Belum saatnya kamu tahu.”


    Jun kemudian duduk di sisi ranjangnya, menghadap ke Rhea yang duduk di depannya.


    “Dengar, bukannya aku mau mengusir kamu, kalau kakakku tahu ada seorang gadis asing tidur di kamarku bisa-bisa aku disuruh tidur di rumah pochi!”

    “Itu tugasmu untuk mencari alasan supaya aku bisa tinggal disini.”

    “…Yang benar saja. Aku mungkin agak bodoh tapi nggak gila.”

    “Kalau kamu menolak, aku punya solusi yang praktis supaya aku bisa tinggal disini.”

    “Apa itu?”

    “Aku hanya perlu melenyapkan semua keluarga kamu kan? Itu mudah.” Rhea terseyum sinis.

    “Itu ide tergila yang pernah kudengar dari seorang perempuan.” Seru Jun kesal.

    “Dan perempuan manis di depanmu ini cukup serius untuk melaksanakan ide gila itu…”

    “Memangnya kamu bisa?”

    Saat itulah Rhea mengambil sebuah kamus bahasa Jepang milik Jun. Kedua tangan Rhea menggenggamnya dan merobeknya jadi dua bagian dengan mudah… Jun bergidik ngeri sambil membayangkan yang dirobeknya itu adalah dia.

    “..K-kurasa pilihan pertama cukup bagus…” Putus Jun ketakutan.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 31, 2011
  21. Lyco Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Nov 3, 2008
    Messages:
    8,648
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +9,754 / -0
    Chapter IV : A New Day
    Part III.


    Chapter IV : A New Day
    Part III.

    .



    “Hei aku lapar… Buatkan makanan untukku.” Seru Rhea memegang perutnya.

    “Aku harus beli makanannya di luar dulu. Kamu tunggu saja disini.”

    “Aku ikut.”


    Jun melihat penampilan Rhea dari atas hingga ujung kaki.


    “Sebaiknya jangan deh…”

    “Kenapa?” Tanya Rhea heran.

    “Kamu terlalu menyolok. Pakaian gothicmu itu pasti menarik perhatian… Apalagi kalau di jalan sampai bertemu otaku…”

    “Otaku? Apaan itu?”

    “Sulit dijelaskan,yang jelas jangan pakai pakaian itu.”

    “Ya sudah aku tinggal ganti pakaian saja.”


    Rhea membuka petinya dan mengeluarkan beberapa pakaian.

    Peti itu juga lemari bajunya!? Tapi modelnya sejenis semua, apa artinya dia ganti baju? Apa dia memang nggak punya pakaian yang agak normal?

    “Pilih saja salah satu bajuku di lemari.” Seru Jun.


    Rhea bangun dari peti matinya dan membuka lemari Jun sedangkan Jun masih terduduk di tepi ranjang. Rhea menatap Jun yang nampak tak mengerti arti pandangannya.


    “Aku mau ganti baju! Keluar!”


    Jun terkejut mendengar bentakan Rhea langsung keluar kamar. Rhea mulai membuka pakaiannya dan meletakkannya satu persatu di atas petinya. Ia membuka lemari baju Jun.


    “Astaga pakaiannya… Benar-benar orang berselera rendah.” Rhea kesal.

    “Ah satu lagi, jangan buka lemari dindingku!” Seru Jun dari balik pintu.

    “…Jangan mengintip!” Seru Rhea.

    “Nggak kok.“

    “Seleramu jelek sekali Jun! Pakaian macam apa ini…!?” Rhea nampak kecewa.

    “Ya, ya terserah! Itu selera anak laki-laki. Lagipula itu langka tahu, gambar anime-anime terkenal semua!“

    “Uuuh, semuanya ada gambar animenya. “ Rhea melihat satu per satu baju Jun.

    “Pakai baju yang warnanya gelap saja, biar bra hitammu nggak kelihatan. Jangan lupa pakai celana panjang, disini anginnya kencang, bahaya kalau celana dalam hitammu itu dilihat stalker!”

    “… K-kamu ngintip ya!?” Seru Rhea menutupi tubuhnya

    “E-eh!? C-cuma sedikit kok.”

    “Juuun!!!”


    Jun cepat-cepat kabur menuruni tangga.


    Tak lama Rhea keluar, pakaian gothicnya sudah berganti rupa. Kini ia mengenakan seragam putih dan rok biru selutut. Jun yang mengenali pakaian itu sebagai propertinya tentu terkejut.


    “AAAH!!! Itu kan seragam Suzumiya Haruhi koleksiku! Kenapa kamu pakai!?”

    “Memangnya kenapa? Kamu kan nggak mungkin pakai pakaian ini. Apa kamu punya kelainan? Lagipula siapa itu Haruhi!?”

    “Itu memang bukan dipakai, tapi buat dikoleksi tahu!“

    “Haa? Sudah jangan cerewet. Aku pinjam sehari saja.”

    “Sebentar, kalau kamu buka lemari koleksiku… Jangan-jangan…” Jun mulai curiga.


    Jun mendekati Rhea lalu jongkok di depannya. Tanpa diduga ia mengangkat rok Rhea. Terlihat underwear putih bergaris biru yang dipakai Rhea.


    “Aaa!!! Bahkan pantsu legendaris Mio koleksiku juga kamu pakaiii!? ”

    “PLAK!PLAK!” Dua tamparan pedas mendarat bolak balik di pipi Jun.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 31, 2011
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.