1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

FanFic Ragnarok - Die Aegis Schild [Ragnarok Online]

Discussion in 'Fiction' started by Heilel_Realz012, Feb 16, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    yuup jadi kejadian beruntun ini yang memicu konflik antar negara.
    padahal Kiev udah milih gak jadi bunuh pangeran. tapi mau gak mau dia tetep harus berperan jadi pembunuh juga.
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    Update

    Added Act 3.5

    Act 3.5 Letter to Transit

    Dear, Kiev.

    Bagaimana keadaanmu sekarang? Kuharap kamu baik-baik saja. Aku saat ini berada di Hugel wilayah Republik Scwartzwald menjalankan misi pengejaran Agens Von Chaos bersama dengan tim dari assassin guild. Kurasa aku masih membutuhkan sedikit waktu lagi untuk bisa kembali ke Kota Morroc. Kamu tidak merepotkan Gargulio bukan? Aku harap kamu tidak melakukan sesuatu hal yang menarik perhatian dan tetap menjaga kondisi tubuhmu agar bisa cepat pulih.

    Ahh iya, aku singgah sebentar di Einbroch dan berbicara dengan Master Miller berkenaan tentang dirimu. Kau mungkin bisa lega sekarang, karena kedua anak didikmu Colt dan Winchester telah kembali dengan selamat ke republik. Mereka ingin bertemu denganmu, terutama Colt. Dan dia juga memintaku menyampaikan kata maaf sebab dia terpaksa menembak dirimu seperti apa yang kamu minta.

    Aku mengirimkan benda yang dititipkan Master Miller untukmu bersama dengan surat ini.
    Aku akan mengirimkan surat lagi nanti. Tolong jangan membuatku terkejut ketika kembali karena kamu membawa masalah.

    PS : Jangan minum whiskey. Ini peringatan!

    ~ Rin​

    Aku membaca surat yang di antarkan kafra sevice padaku. Sekalipun aku merupakan orang yang dicari pemerintah, tapi kerahasiaan setiap surat yang ditulis dan dikirimkan mendapatkan perlakuan khusus tetap rahasia sesuai kebijakan yang diberikan Raja Tristan III dahulu kala mengenai privasi.

    Aku membaca isi dari surat rin di etalase bar sambil minum segelas whiskey. Aku cukup tersenyum kecil ketika di akhir surat dia menegurku untuk tidak meminum-minuman ini. Kurasa, Rin lebih pantas menjadi seorang priestess dibandingkan menjadi seorang assassin cross. Pertemuanku dengannya membuatku menyadari bahwa paradigma menyeramkan dari kelompok assassin tidak sepenuhnya benar. Mereka tetaplah manusia yang memiliki sisi baik sekalipun berdarah dingin ketika dalam misi.

    Bersama dengan surat ini dikirimkan jugalah satu kotak kardus kecil berwarna coklat tua. Ketika aku membukanya, aku cukup terkejut dengan isi benda itu. Rin mengatakan bahwa benda ini adalah benda yang ingin Master Miller berikan padaku.

    “Ada sesuatu yang salah, nak?” Tegur Gargulio padaku yang sedang mengelap gelas kaca di counter-nya.

    “Tidak, hanya sedikit terkejut dengan benda yang dikirimkan ini.”

    “Itu bukan badge biasa?” tanya Gargulio kembali sambil melirik isi dari kotak yang menyimpan benda bundar kecil dengan ukiran cukup elegan yang mengekang dua rapier hitam yang saling bersilang.

    “Ini adalah Sheriff Badge, simbol dari kepercayaan dan juga loyalitas. Aku tidak menyangka akan mendapatkan benda ini dari pemimpin gunslinger guild.”

    “Boss-mu percaya padamu Kiev, sekalipun kau telah melakukan tindakan yang mengancam kedamaian banyak pihak.”

    “Aku rasa ini tidak fit denganku. Ya, benar aku rasa aku tidak layak menerima ini.”

    Gargulio menegurku kembali dan mengatakan bahwa aku terlalu keras pada diriku sendiri. Sekalipun beban itu terasa, tapi cobalah untuk melepasnya. Setiap pilihan memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Itu juga berarti ada hal-hal yang dikorbankan untuk mencapainya. Dia mengatakan, jangan menganggap diri adalah pendosa, karena semua orang punya dosanya masing-masing.

    Aku merasa kata-kata Gargulio tidak banyak membantuku tapi untuk sementara, kata-kata itu membuatku bisa lebih tenang.

    Tiba-tiba Gargulio berbisik padaku karena menyadari sesuatu yang aneh. Dia yang sedang menyusun barang-barang di bawah counter-nya mengatakan bahwa, wanita ksatria yang sedang duduk makan di meja pengunjung, telah datang berulang-ulang di jam dan waktu yang sama selama tiga hari ini. Terasa cukup mencurigakan sebab bar ini bukanlah bar yang ramai dikunjungi terlebih untuk makan bagi seorang ksatria.

    Aku berusaha melihat pantulan rupa wanita yang mencurigakan itu menggunakan gelas kaca whiskey yang kupegang di etalase. Ya, wanita itu sedang ada di meja makan. Makan dengan perlahan sesuai manner yang baik dan elegan seorang wanita. Aku tidak bisa jelas melihat rupa wajahnya karena dia mengenakan topeng yang menutupi matanya.

    Wanita itu adalah rune knight. Ksatria naga yang merupakan elit knight independen yang tidak terikat dalam struktur militer kerajaan Rune Midgard. Dia mengenakan zirah perak dengan bahu pakaian yang memiliki beberapa tanduk yang runcing berwarna emas. Mantel merah marun yang tergelar pada punggungnya memperlihatkan kemegahan bahwa dia merupakan seorang kelas elit.

    Kontrasnya, dadanya terlihat terbuka tidak terbalut armor, hanya terikat oleh bra hitam yang mengganjal memperlihatkan belahan bukit kembar yang menggairahkan

    Seorang rune knight berada di bar sepi pinggiran Kota Morroc, ketika lebih banyak restoran mahal dan enak tersedia untuk makan. Kebetulan yang terlalu aneh.


    ***​


    Aku berjalan di pinggiran Kota Morroc, hingga pada akhirnya keluar dari perbatasan kota di selatan. Aku menyadari bahwa aku sedang diikuti oleh seseorang sejak tadi, tapi aku tidak bisa bertindak di dalam kota karena itu akan menarik perhatian orang-orang dan penjaga.

    Apakah dia yang mengikutiku ini apakah seorang bounty hunter yang mengincar hadiah uang dari buronan sepertiku? Sekalipun aku membencinya, aku mau tidak mau harus menggunakan garrison-ku ini kembali untuk melukai orang.

    Ketika aku menaiki bukit terjal di dataran morroc, dia penguntitku yang juga menaiki bukit, kehilangan buruannya dan terlihat cukup kebingungan karena aku tiba-tiba menghilang dari pandangannya.

    Aku menggunakan Camouflage Skill, membuat diriku tersamarkan dari pandangan mata telanjangnya. Rune Knight mencurigakan yang sejak tadi mengejarku memegang sarung pedangnya seperti bersiaga dari serangan tiba-tiba yang mungkin datang.

    “Kenapa kau mengikutiku?” Tanyaku seraya membuka keberadaan penyamaranku yang terlihat seperti goyangan fatamorgana yang blur.

    Aku menodongkan garrison perak mengkilat di belakang dirinya. Rune knight ini cukup terkejut mendengar suaraku seraya berbalik mencabut pedang satu tangan Ruber miliknya memunculkan Aura Blade hingga kami saling berhadapan pada akhirnya

    “Kiev Alastor, aku telah mencarimu cukup lama selama ini.”

    “Bounty Hunter? Kau tidak akan mendapatkan uang yang kau inginkan. Pergilah dengan baik-baik atau kau akan terluka”

    “Apa kamu begitu kejamnya akan melukai seorang wanita?”

    “Aku hanya berusaha melindungi diri. Itu saja.”

    “Sekalipun aku memiliki kabar terbaru mengenai Lucretia Valentine?”

    Wanita bertopeng ini menggertakku. Dia tersenyum manis bergelagat seperti seorang ratu kerajaan yang tenang berkuasa penuh dan mulai perlahan-lahan melonggarkan pertahanan dirinya.

    Cuaca di sini cukup terik karena hampir tengah hari. Aku merasakan tidak enak badan terlebih kondisiku belum kunjung benar-benar membaik apalagi setelah terluka lagi akibat Amon Ra. Aku tidak terbiasa dengan udara panas padang pasir dan kepalaku mulai sedikit pusing. “Pergi atau aku akan menembakmu, Lady.”

    Aku kehilangan konsentrasiku sejenak dan kemudian melihat rune knight itu seketika menerjangku menjatuhkan tubuhku pada daratan berpasir. Dia melakukan teknik Charge Attack, teknik yang mempersiapkan diri untuk satu lompatan panjang yang dapat menuju langsung musuh memberikan serangan kejutan.

    Wanita rune knight ini menindihku yang sedang terbaring terbatuk-batuk. Dia dengan posisi yang sedang membungkuk, menekuk lengan kanannya kebelakang menyodorkan ujung tajam pedang Ruber miliknya ke arah leherku. Posisi ini mengartikan bahwa dia dapat dengan mudah membunuhku jika dia mau. Tapi sepertinya dia tertahan oleh sesuatu sehingga hanya melihatku yang kepayahan.

    Wanita ini lalu melepas topeng yang menutupi matanya seraya membuang Angel Spirit Mask yang sebelumnya dia kenakan begitu saja. Aku sekarang dapat melihat jelas sosok wanita ini. Dia adalah wanita paruh baya yang masih terlihat muda, memiliki rambut panjang sepunggung berwarna keunguan gelap dengan bola mata hijau dengan bentuk mata yang rasanya familiar kukenal.

    “Kiev, kau telah melukai anak perempuanku yang begitu kusayangi. Bagaimana bisa aku pergi begitu saja sesuai permintaanmu dan menganggap tidak pernah terjadi apa-apa?”

    Aku terkejut mendapatkan ucapan seperti itu.

    Tidak mungkin, wanita di depanku ini adalah…


    ***********​

     
  4. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    Update

    Added Act 3.6

    Act 3.6 Marianne Valentine The Rune Knight

    Aku mengurungkan niatku untuk berbalik menyerang membantingnya atau melemparkan tubuh elok dari ksatria naga ini untuk menjauh.

    Aku kehilangan nyaliku juga seluruh kepercayaan diriku seketika, sebab aku melihat wajah itu. Wajah dewasa yang mirip dengannya, Lucretia.

    Kuyakin, jika saja Lucretia telah bertambah dewasa dari usia, rupa wajahnya akan mirip seperti wanita ini dengan begitu identik. Karena aku tahu wanita ini adalah pemilik darah sejati yang mengandungnya selama sembilan bulan. Wanita yang begitu dihormati oleh Gabriel dan begitu dicintai oleh Lucretia. Wanita ini adalah ibu dari mereka berdua.

    “Kenapa terdiam membisu dengan tatapan terkejut seolah-olah melihat hantu seperti itu? Kau tidak pernah melihat seorang ibu yang mencintai anaknya dan akan melakukan apapun untuk melindungi dan membuatnya bahagia?”

    Aku tidak tahu apa yang harus kujawab. Aku lemas, letih, seakan-akan wanita ini menyerap seluruh tenagaku dengan ucapan juga keberadaannya. “Jika nyonya datang untuk menyeretku ke penjara, aku akan menolak dengan kasar. Aku lebih memilih anda menusuk leherku dan membawa potongan kepalaku pada senat, jika itu bisa menghentikan kekacauan kerajaan, mencegah perang, dan melindungi Lucretia.”

    “Permintaan yang merupakan pengorbanan diri? Laki-laki yang bodoh…” Ucap sang rune knight, seraya bangkit berdiri menjauhkan ujung tajam pedang miliknya yang sebelumnya di arahkannya pada leherku. “Aku tidak mengerti, kenapa kedua putriku bisa sampai jatuh hati padamu.”

    Ucapan singkat dari wanita ini sedikit membuatku terkejut juga bertanya-tanya. Dia melirikku yang masih terduduk dengan begitu sinis sambil menyarungkan pedang Ruber miliknya kembali pada sarungnya yang tergantung pada sisi kiri ikat pinggangnya. Aku tidak tahu, apa yang harus kulakukan dan bagaimana untuk bersikap. Aku tidak pernah menghadapi situasi seperti ini.

    “Mau sampai kapan duduk melamun? Aku tidak menebasmu dengan pedangku dan hanya merubuhkanmu dengan tenaga dari tubuh kecil ini. Mau seterusnya memperlihatkan dirimu yang menyedihkan?”

    Aku bangkit perlahan mendengar cemoohan itu tanpa membalasnya. Sikap dari nyonya ini sama seperti Lucretia, namun dia terlihat lebih kasar dan kata-katanya menusuk cukup dalam menyakiti hatiku.

    Aku menundukkan kepalaku setelah membersihkan pasir yang mengotori mantel dengan menepuk-nepuknya pelan. Aku tidak berani memandang wajah wanita ini, bahkan masih ragu untuk mendengar ucapan yang akan dia keluarkan lagi. Ya, ini tidak mudah untuk bicara atau pun berbincang-bincang hangat dengan orang tua dari wanita yang kau cintai. Terlebih ketika kami memiliki kasta yang berbeda.

    “Kau tahu siapa aku bukan? Namaku Marianne Valentine. Aku datang kemari bukan sebagai utusan dari kerajaan untuk memenjarakanmu atau untuk memenggal kepalamu. Aku juga bukanlah datang sebagai utusan rune knight yang bertindak sebagai hakim penjaga kedamaian. Aku datang kemari secara personal sebagai seorang ibu yang bertanggung jawab.”

    “Lalu tujuan anda?”

    “Aku datang untuk bicara denganmu, pria yang telah melindungi putriku dan menyakitinya secara bersamaan.”

    Akhirnya tiba saatnya menebus semua kesalahan dan dosa yang kulakukan.“Untuk menghukumku? Aku akan menerimanya tanpa melawan.”

    Sorot mata dari Lady Marianne seakan-akan memperkosaku dengan paksa. Dia marah dengan ucapan yang kuberikan, menggeram seakan-akan kata-kata yang akan keluar nanti dari mulutnya adalah suatu angkara murka.

    “Inilah mengapa aku membenci para pria. Kalian hanya memikirkan pikiran kalian sendiri. Memikirkan bagaimana dengan egoisnya tanpa tahu dan mengerti perasaan seorang wanita. Jika kamu pikir pengorbanan diri untuk seseorang yang dicintai adalah sesuatu yang benar, kamu salah! Kamu hanya berupaya menjadi sosok pahlawan kesiangan! Itu kenapa aku tidak mengijinkannya bersamamu, karena kamu tidak pantas memiliki putriku!”


    ***​


    Aku berjalan mengikuti langkah kaki yang tercetak pada tanah berpasir, mengikuti sosok rune knight cantik yang memiliki mahkota indah berwarna ungu tua yang terlihat eksotis ketika tergerai mengikuti hembusan angin. Lady Marianne Valentine menahan murkanya padaku dan mengatakan bahwa tempat ini bukanlah tempat yang tepat untuk berbicara. Dia menyuruhku mengikutinya menjauh ke arah barat daya Kota Morroc menuju ke pantai tempat di mana reruntuhan mercusuar kuno berada.

    Aku tidak tahu kenapa aku harus mengikutinya atau kenapa aku bersedia dengan suka hati tanpa menolak permintaannya. Ada sesuatu dalam hatiku yang mengatakan bahwa, wanita ini akan memberitahukanku keadaan Lucretia, info yang telah lama coba kucari namun tidak juga menemukan beritanya. Aku tidak bisa menolaknya, aku membutuhkannya.

    Daerah reruntuhan Benteng Saint Dermain adalah tempat yang kami lewati saat ini. Suatu reruntuhan bangunan besar yang dulu menjadi pusat pemerintahan dan juga berkumpulnya penduduk di daerah barat daya dari ibukota prontera pada masa awal Age of God.

    Ketika benteng ini dihancurkan pada perang Aesir – Vanir dan kemudian Satan Morroc disegel oleh mage knight Thanatos, wilayah baru akhirnya dibangun sedikit demi sedikit dan kemudian menjadi kota besar yang diberi nama Morroc, sebagai pengganti keberadaan saint dermain.

    Cukup disayangkan, reruntuhan ini adalah situs bersejarah yang dibiarkan terbengkalai oleh kerajaan ketika persatuan rune midgard dibentuk. Walau begitu, beberapa dinding yang tersisa masih terlihat kokoh berdiri, seperti permukaan dinding dengan gambar hieroglif yang sedang kusentuh ini.

    “Jika aku diperbolehkan bertanya, aku ingin tahu kenapa anda membawaku ke mari, nyonya Marianne.” Tanyaku memberanikan diri sekalipun agak ragu.

    “Karena tempat ini dipenuhi aliran sihir rune yang harmoni. Tempat yang dapat membuatku tenang untuk berpikir, tidak seperti Kota Morroc yang memancarkan aura gelap terkekang.”

    Lady Marianne, berjalan menepi ke arah dinding jembatan panjang yang menghubungkan wilayah reruntuhan benteng saint dermain bagian morroc dengan wilayah kepulauan pharos wilayah dataran comodo. Kami berdua dapat melihat lepas pantai yang begitu luas di arah kiri yang kini sedang dilihat sejenak wanita cantik ini.

    Aku rasa aku seperti sedang melihat Lucretia saat ini. Dia terlalu mirip dengan ibunya. Entah kenapa kerinduan ini muncul. Aku tahu ini salah karena merefleksikan sang ibu sebagai wanita yang kucintai.

    “Jika aku menangis dan memohon padamu, akankah kamu melepaskan putriku?” tanya lady Marianne, melirikku yang sejak tadi memandangi dirinya.

    “Akan kulakukan apapun untuknya. Aku mirip dengannya bukan? Aku akan mengabulkan apapun keinginanmu, mimpi, fantasi, juga hasrat tependam yang kau cari darinya. Hanya tolong aku hanya meminta satu hal padamu, tinggalkan dia sendiri. Berhenti untuk meyentuh putriku, menyentuh hatinya dan membuatnya terluka.”

    Aku tidak bisa melakukan permintaannya, tidak hatiku tidak bisa rela. Sekalipun selama ini terus mencoba untuk rela. Aku lalu memberanikan diri meluapkan asa hatiku pada wanita ini. Sesuatu yang tidak pernah terbayangkan akan kukatakan pada orang yang selama ini menghalangi kasih di antara aku dan Lucretia.

    “Aku tidak pernah ingin melihatnya terluka… Aku mencintai Lucretia.”

    “Apa mencintai adalah dengan pergi, merangkul semua kesalahan membiarkan dia sendiri sepi dalam perih sesal? Apa itu arti dari cinta yang kau pegang, Kiev?”

    Lady Marianne menyilangkan kedua tangan di depan dada seraya bersender pada sisi jembatan kokoh tua ini. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan lalu membuang nafas seperti terlihat kecewa karena ucapannya tidak kuambil.

    “Beri aku alasan untuk membiarkanmu tetap memegang tali rantai yang mengikat lehernya. Kau sekarang menyakitinya lebih dari sifat pengecut yang kau berikan padanya tiga tahun lalu, kau tidak menyadari itu? Lucretia hancur, Kiev. Kau telah menghancurkan kepercayaan hati dan mentalnya menjadi butiran rinai air mata. Kau mengatakan kau masih mencintainya?”


    ***********​

     
  5. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    Update

    Added Act 3.7

    Act 3.7 Longing and Hurting

    Aku menjawab ucapan Lady Marianne, mengatakan bahwa seandainya saja ada pilihan lain tapi aku tidak memiliki pilihan. Jika aku ingin, aku ingin bersamanya, tidak pergi menjauh lagi, ataupun melukai lagi hatinya yang juga menyakitiku. Aku tidak tahu kenapa semuanya berat untukku. Bagaimanapun juga jika harus memilih pilihan antara melihat Lucretia dipasung dan dihukum berat atau aku yang harus menjadi tameng yang menjadi sasaran kesalahannya, maka aku lebih memilih terhukum.

    Aku tidak menyesal, sekalipun kutahu aku menyakitinya.

    “Kamu harus mengerti sesuatu Kiev…” potong Lady Marianne membuatku yang sebelumnya cukup naik darah, akhirnya bisa sedikit turun menstabilkan emosi.

    “Pengorbanan tidak memberikan kebahagiaan apa-apa. Kebahagiaan sejati adalah ketika mereka yang saling mencintai bersama. Tidak mengeluh untuk menerima dan ikut merasakan permasalahan belahan hatinya. Ini bukan bagaimana dan siapa yang harus berkorban. Ini adalah bagaimana kalian saling menjaga perasaan masing-masing. Tidak pergi menyelamatkan diri sendiri sekalipun badai menerpa bahtera yang kalian tumpangi bersama

    Sebagai seorang ibu, aku sangat berterima kasih padamu yang rela mengorbankan diri kehilangan segala hal demi melindungi putriku. Tapi sebagai wanita aku menghujat sikapmu yang berpikiran dangkal yang terbayang-bayang suatu fantasi kebajikan dan menganggap bahwa keindahan cinta adalah bagaimana untuk saling berkorban.

    Aku mengerti kalian para pria tidak ingin melihat kami wanita merasakan luka. Tapi kalian tidak pernah berpikir dari sudut pandang kami yang tidak bisa menerima sikap seperti itu. Apa artinya saling percaya dan saling berbagi jika keputusan selalu kalian para pria pilih sendiri. Kau mengerti?”

    Aku merasakan saat ini seperti rubuh terkena pukulan legendaris Ashura Strike. Apa yang dikatakan Lady Marianne benar. Bukan hanya saat ini, tapi sejak tiga tahun yang lalu yang kulakukan adalah memaksanya untuk menerima semua pilihanku. Itulah keegoisanku, sekalipun aku mencoba untuk berubah, dalam hati aku masih tetap memegang teguh bahwa lebih baik aku terluka dibandingkan orang yang kusayangi terluka. Aku tidak pernah meminta pendapatnya, aku tidak pernah saling berbagi kondisi pelik bersamanya.


    Aku menelan semua itu sendiri… Itulah yang menyakiti Lucretia.​


    Senja mulai turun di reruntuhan benteng saint dermain ini. Mentari mulai lelah dan bersiap untuk beristirahat membiarkan malam tiba melenyapkan cahaya harapan untuk menjadi gelap dalam keheningan sepi.

    Aku saat ini melamun, sekalipun aku adalah seorang mentor, itu tidak berarti aku selesai untuk menjadi seorang anak didik. Kusadari banyak hal yang masih harus kupelajari. Terlebih mengenai cinta dan bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan baik. Bukan hanya dari perhatian dan dapat membuatnya tertawa.

    Lady Marianne yang sedang berdiri, menepuk bahu kiriku seraya mengajakku untuk berjalan-jalan sebentar mengelilingi tempat ini.

    Tak kusangka, ketika hari semakin gelap, Lady Marriane menceritakan padaku mengenai kisah hidupnya, kisah dari keluarga besar Valentine. Keluarga Valentine adalah keluarga besar yang mengabdikan diri sejak Raja Tristan I untuk menjadi keluarga ksatria. Hal itu pulalah yang membuat dirinya, Gabriel, dan Lucretia mengambil pekerjaan sebagai seorang ksatria karena itu telah secara turun temurun diwarisi para penerus darah.

    Untuk menjaga kemurnian darah ksatria, keluarga Valentine menikahkan putra dan putri mereka dengan ksatria hebat ataupun keluarga royal kerajaan. Ini bukan hanya masalah cinta tapi juga kewajiban yang berhubungan dengan politik. Dia mengatakan padaku bahwa, ketidak setujuannya sampai saat ini mengenai hubunganku dengan putrinya bukanlah tidak beralasan. Lady Marianne tahu dan mengerti perasaan wanita. Tapi dia tidak bisa menafikan kultur keluarga yang telah mengakar.

    Ada satu pria dahulu dalam hidupnya, pria yang dicintainya yang merupakan seorang merchant. Kisah cinta mereka tidak berakhir seperti romansa opera mengenai cinta abadi yang bahagia. Lady Marianne menerima apa yang ada dan menjadi istri dari seorang ksatria yang bahkan dirinya tidak kenal sebelumnya.

    Cinta yang baru bisa tumbuh namun cinta yang sebenarnya akan tetap terjaga. Tidak dapat dipungkiri bahwa walaupun dirinya saat ini telah memiliki dua anak gadis dan telah mencapai umur 40 tahun (sekalipun bagiku masih terlihat 26 tahun) dia masih merasakan rindu pada merchant yang merupakan cinta sejatinya. Tapi itu merupakan rahasia hati yang disimpannya dalam-dalam.

    Lady Marianne mengatakan bahwa bila benar-benar mencintai seseorang, janganlah pergi dan menyerah. Ketika hati wanita merasakan pengkhianatan, itu akan sulit untuk disembuhkan dan memberikan kepercayaan lagi. Jangan membuat wanita yang kamu cintai kehilangan kepercayaan.

    “Aku tidak mengatakan ini untuk menunjukkan aku merestui hubungan kalian. Aku hanya tidak bisa terus menahan perasaan seorang wanita yang berharap agar Lucretia juga mendapatkan kebahagiaan. Tapi sebagai keluarga Valentine aku menolak keberadaanmu.”

    “Aku mengerti itu nyonya.” Angguk pelanku.

    “Terlepas dari masalah pribadi ini, saat ini kita sedang berada dalam masalah kenegaraan, kau mengerti itu Kiev?”

    “Perang akan terjadi?”

    “Ya, saat ini Gabriel sedang menuju Pope Rachel demi melakukan sesuatu untuk menengahi situasi panas yang terjadi antara dua negara. Fried of Howlenberg pemimpin dari Battalion Saint Shield Crusader, memiliki banyak bantuan suara di senat kerajaan mengalahkan Sir Herman dari kavaleri knight untuk usulan perdamaian. Hanya tinggal selangkah lagi untuk menuju ke pernyataan peperangan.”

    “Sudah kuduga ******** itu tidak benar-benar dapat dipercaya sekalipun melindungi pangeran ketika penyerangan prontera terjadi.”

    “Aku sebagai bagian dari Secret Brotherhood Chivalary Rune Knight, tidak bisa ikut campur dalam masalah kerajaan dan republik sebab kami adalah kelompok yang bersifat independen dan tidak memihak. Kami akan keluar lepas tangan jika perang saudara pecah. Tapi aku sebagai seorang ibu dari salah satu pemimpin crusader Gabriel Valentine, tidak bisa hanya diam melihat putriku berada dalam masalah.”

    “Apakah ada cara untuk menghentikan ini semua?”

    “Aku rasa hanya ada satu cara. Perundingan antara dua negara harus terjadi.”

    “Tapi bagaimana..?”

    “Aku tidak tahu caranya. Aku tidak memiliki otoritas juga untuk melakukan sesuatu. Terlebih ada hal lain yang mengusik pikiranku yang saat ini kerajaan tidak sadari yang sedang menggerogoti midgard.”

    “Aku tidak mengerti maksud anda nyonya?”

    “Telah terjadi perubahan aliran magis rune. Itu begitu terasa di Forbidden Tower Thanatos yang berada di Scwartzwald Republik dan juga di Kota Morroc tempat dirimu berdiam.”

    Aku terkejut mendengar itu seraya menghentikan langkahku. “Apa itu mengartikan bahwa, Wave of Darkness akan kembali menyeruak menginfeksi dataran midgard lagi.”

    “Hal yang lebih buruk kurasa akan terjadi. Itulah mengapa aku rune knight datang untuk melakukan pengecekan. Itu juga yang menjadi alasan mengapa kita sekarang ada di reruntuhan benteng saint dermain.”

    “Apa yang sebenarnya anda cari?” tanyaku kembali dengan penasaran.

    “Tidak ada yang kucari atau mungkin lebih tepatnya aku merasakan adanya perubahan dan di sini adalah perbatasan aliran magis siklus rune itu. Sesuatu terkorupsi yang membedakan dataran ini dengan dataran morroc. Ketika aku berusaha menyentuhkan pasir morroc dengan batu sihir rune, pasir itu menghitam.”

    “Anda membuat saya cukup takut nyonya Marianne. Aku tidak ingin membayangkan bahwa kerusuhan lebih buruk dari perang tiga tahun yang lalu benar-benar ada dan akan terjadi.”

    “Aku tidak bisa memastikannya, tapi aku merasakan firasat buruk. Aku rasa aku harus mengecek kolam air Yggdrasil. Kamu bersedia membantuku untuk itu, Kiev?”


    **********​

     
  6. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    Update

    Added Act 3.8

    Act 3.8 The Fountain of Yggdrasil

    Aku saat ini berada di tempat yang jauh dari keramaian kota. Suatu rimba sunyi dengan pepohonan yang rimbun berwarna hijau segar dengan suhu udara yang cukup dingin dan lembab. Tempat ini bernama Zenhai Mars, merupakan bagian dari wilayah daerah comodo yang dekat dengan hutan umbala dan merupakan rumah dari monster ras kadal Grove.

    Grove adalah monster kadal setinggi 170 cm berwarna hijau bersisik agak berlendir dengan lidah merah seperti ular yang dia julurkan untuk mencari panas dan jejak dari mangsa makanannya. Monster ini tidaklah berbahaya bagi manusia, mereka hanya menyerang monster kecil lainnya dan hanya akan menjadi observer ketika manusia datang mendekat.

    Aku duduk di salah satu pepohonan yang berada di dekat kolam air besar yang merupakan tengah daerah Zenhai Mars. Kolam ini disebut sebagai Fountain of Yggdrasil. Mata air yang tercipta dari rembesan air akar pohon kehidupan yggdrasil yang berada di kota hutan Umbala. Nyonya Marianne mengatakan bahwa mereka yang mandi di sini memiliki kemungkinan akan awet muda. Namun hal itu hanya diketahui oleh para rune knight yang mempelajari mengenai rune dan keseimbangan alam.

    Aku menjadi sedikit penasaran, apakah nyonya Marianne sering pergi ke tempat ini sehingga dia awet muda? Aku tidak pernah bertemu wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik seperti dirinya dengan tubuh yang terlihat masih kencang seperti dalam masa-masa keemasan seorang wanita.

    Saat ini ibu dari wanita yang kucintai, sedang mandi dan berendam melakukan ritual penyucian diri untuk bisa lepas sejenak dari tubuh fisik merasakan aliran magis dengan dibantu oleh batu rune. Aku tidak berani melihatnya sekalipun aku cukup penasaran dan merasa khawatir bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

    Sedikit saja aku meliriknya kurasa tidak apa-apa. Hanya sekedar melihat dia baik-baik saja atau tidak.

    Aku meliriknya yang sedang berdiri membelakangiku menyiramkan air yang diambil menggunakan kedua tangannya ke atas kepala. Dengan ditemani oleh bunga air yang melayang di atas kolam disertai suara deru katak. Aku seakan-akan terhanyut melihat pemandangan yang kulihat saat ini.

    Dewi Freyja adalah dewi yang melambangkan kecantikan yang semua wanita dambakan. Kurasa kelebihan itu yang dimiliki oleh Lady Marianne. Tidak hanya sebagai ksatria wanita yang kuat, ibu yang bijaksana, tapi kecantikan tubuhnya setara dengan kisah para dewi asgard. Entah kenapa posisiku sekarang ini seperti dalam kisah seorang pengelana yang memergoki valkyrie yang sedang mandi di danau.

    Tak disangka, aku yang terhanyut sesaat itu, baru menyadari bahwa Lady Marianne sedang melirikku dari kolam air. Aku untuk beberapa waktu sejenak belum sadar dan kemudian sangat sadar ketika tatapan matanya terlihat sinis memandangku.

    “Kamu berani mencuri pandang pada ibu dari wanita yang kamu cintai?”


    ***​

    Buruk, semuanya menjadi sangat buruk. Kenapa aku tidak menyadari ketika Lady Marianne berbalik melirikku. Aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Aku hanya khawatir bila terjadi sesuatu padanya dan sekarang dia memergokiku sebagai pria mata keranjang.

    Saat ini Lady Marianne sedang memakai pakaiannya kembali di belakangku. Aku dapat mendengar suara pakaian armornya yang dikenakan juga diikat serta suara mantel panjangnya yang dikibaskan tergerai. Aku mengalami kegalauan dan juga rasa canggung akibat dari kejadian tadi.

    “Maaf nyonya. Saya tadi tidak..” ucapku terbata berupaya menjelaskan walaupun bingung harus mengatakan apa.

    “Semua laki-laki sama saja. Aku hanya tidak menyangka kamu tertarik melihat tubuh telanjangku yang telah berumur ini.”

    Jika dalam permainan catur, ini adalah skak mat. Aku tidak bisa melangkah bergerak kemanapun lagi. Aku telah dikurung oleh persepsi kotor dan jahat oleh seseorang yang penting bagiku. Dia adalah ibunda Lucretia, dan kau tahu yang menyedihkan adalah, bagaimana aku masih bisa memiliki kepercayaan diri ketika ibunya telah memandangku buruk, malah lebih buruk dari sebelumnya. Aku tidak peduli dengan pandangan siapapun tentangku. Tapi untuk hal ini rasanya mengusik begitu berat dalam isi kepalaku.

    “Lekas berdiri menuju kolam Kiev. Ada sesuatu yang harus kita lakukan.”

    Lady Marianne menegurku seraya memintaku mengikutinya masuk ke tengah kolam. Aku yang masih terlihat gugup dan salah tingkah, mengikutinya ke dalam kolam membiarkan air dingin yang jernih itu membasahi pakaianku. Sebelumnya, aku melepaskan holster di pinggangku dan menenteng dua garrison perak milikku agar tidak terendam air.

    “Sesuatu telah berbeda sejak terakhir kali aku kemari. Kolam air yggdrasil ini tidak sesuci dan semurni dari terakhir kali aku berendam.” Ujar Lady Marianne memberitahuku.

    Hal itu menjadi jelas membenarkan firasatku yang mengatakan bahwa Ibu Lucretia ini sering ke mari dan mungkin itu salah satu dari rahasia kecantikan dan ke-awet mudaannya.

    Dia memberikanku satu batu putih dengan ukuran setengah dari besar genggaman tangan berukir simbol tertentu berwarna hitam. Lady Marianne menjelaskan bahwa batu ini adalah batu rune yang memiliki kekuatan magis. Dia ingin agar aku menggenggamnya erat di di atas permukaan air ketika dia akan melakukan suatu ritual.

    Lady Marianne menundukan kepalanya seraya menggenggam baru rune lain di tangan kanannya yang kemudian dia rendamkan pada kolam yggrasil ini. Aku tidak mendengar suara mantra apapun yang biasa kudengar dari kelas wizard ketika berusaha memanggil kekuatan sihir alam. Sepertinya Lady Marianne berdoa dalam hati layaknya priestess gereja.

    Tiba-tiba aku merasakan sedikit getaran pada tangan kananku yang memegang rune. Getaran kecil itu semakin lama semakin kencang dan akhirnya diakhiri dengan ledakan dari dalam air tempat di mana batu rune yang dipegang Lady Marianne direndamkan.

    Air kolam yang terlihat jernih dan begitu biru akibat refleksi dari langit, kini berubah menghitam sehitam aspal. Lady Marrianne terlihat tidak terkejut dengan kejadian itu dan kemudian memintaku untuk memperlihatkan batu rune yang sedang kupegang. Ketika aku membukanya, batu rune putih itu kini berubah menjadi berwarna hitam dengan simbol tidak beraturan yang menjadi berwarna merah menyala.

    “Sudah kuduga, kolam kehidupan ini tercemar dan itu lah yang membuat aliran rune di kota morroc melemah.”

    “Aku tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi?”

    “Kolam air yggdrasil ini adalah mata air utama yang mengalirkan rembesan air minum bagi kota padang pasir morroc dan daerah sekitarnya. Tercemarnya air ini membuat kondisi tanah, bahkan udara di kota itu berubah. Itu mengapa aku merasakan rasa yang tidak enak juga aura gelap yang begitu terasa ketika tiga hari yang lalu pertama kali datang untuk singgah.”

    “Apa ini berbahaya untuk manusia?”

    “Tidak, tapi ini membiarkan kota tesebut rentan terhadap kegelapan. Jika kelompok fanatik empat tahun yang lalu muncul kembali untuk memanggil monster kegelapan dari Abyss, maka morroc adalah tempat yang tepat dan sesuai dibandingkan kota izlude yang menjadi gerbang kedatangan Dark Illusion di masa lampau.”

    “Kita harus segera kembali ke Kota Morroc, jika aku benar?”

    “Ya, secepatnya kita harus kembali.” Jawabnya seraya kemudian berjalan menuju ke tepi kolam dengan tergesa-gesa. “Aku juga harus segera mengabarkan Rune Knight Brotherhood mengenai masalah ini. Mereka saat ini terfokus pada masalah aliran rune yang berubah di wilayah Schwarzwald Republik di sekitar menara terlarang Thanatos.”

    “Tunggu sebentar nyonya, anda bilang mengenai republik? Apakah ada hal buruk yang sedang terjadi di sana? Apa hal itu benar-benar mengancam?”

    “Kamu khawatir dengan negaramu, Kiev?”

    “Tentu saja! Terlalu banyak penduduk yang menderita juga para orang-orang yang tidak memiliki rumah yang masih terkatung-katung untuk bertahan hidup akibat perang yang lalu. Jika memang ada hal berbahaya yang mengancam mereka, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.”

    “Dengar Kiev, jika firasat burukku benar, maka akan terjadi sesuatu di dua tempat yaitu Kota Morroc dan juga Menara Thanatos. Kedua negara tidak akan menyadari hal itu karena saat ini mereka sedang sibuk untuk menyelesaikan masalah kenegaraan dan kemungkinan mengenai perang yang akan pecah.

    Siapapun, atau apapun yang telah mencemari kolam yggrdasil ini dengan kegelapan kuyakin telah merencanakan ini semua dengan sangat baik. Aku akan meminta brotherhood untuk melakukan Honor of Vidar (code darurat di kalangan para rune knight).”

    “Aku ingin membantumu.”

    Lady Marianne tertahan langkahnya seraya melirikku yang masih terdiam di dalam kolam akibat ucapan berani yang kulontarkan. “Ini terlalu berbahaya dan akan berat bagimu yang sekarang juga merupakan buronan kedua negara.”

    “Jika ini akan menimbulkan meledaknya Wave of Darkness seperti tiga tahun yang lalu atau malah lebih buruk, aku tidak akan tinggal diam! Ini bukan hanya untuk negaraku, tapi ini demi Lucretia pula. Aku tidak ingin dia melihat lagi mimpi buruk berdarah ketika sepanjang mata memandang yang kami lihat adalah kematian. Aku tidak ingin melihat lagi mimpi buruk seperti itu!”


    *************​

     
  7. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    Update

    Added Act 3.9

    Act 3.9 Beholder of Mysteltain

    “Berdirilah di luar garis..” ucap Lady Marianne dengan nada bicara yang sinis. “Jangan berlagak sebagai pahlawan sebelum melihat kondisimu sendiri.”

    “Tapi jika aku dapat membantu maka..”

    Lady Marianne membuang muka tanda tidak peduli dengan ucapanku. “Aku tidak ingin Lucretia merasakan lagi kehilangan seperti apa yang terjadi pada Ayahnya…

    Jika kau mau membantuku, maka bangun kekuatanmu. Bukan sendirian tapi dengan membentuk pasukan. Bagiku sudah cukup masa kematian bagi para pahlawan. Tidak perlu ada lagi para penerus kematian seperti lima legenda yang mengorbankan diri mereka di glast heim.”

    Aku menggeram kecil merasa diremehkan oleh wanita ini. Meskipun sebagian dari apa yang dia katakan aku bisa setujui, tapi jika benar bencana itu akan datang sedangkan aku tahu dan tidak melakukan apa-apa, maka aku merasa tidak berguna. Setiap mimpi buruk bagi mereka yang tetap hidup setelah perang besar tiga tahun yang lalu, adalah Siege of Juno. Mereka termasuk aku sendiri, tidak pernah ingin merasakan hal itu lagi.

    “Kuamati kalian sejak tadi, tapi tidak ada juga adegan bercumbu yang panas?”

    Suara wanita misterius tiba-tiba terdengar di keheningan hutan hujan yang sejak tadi hanya diiringi deru katak juga tetesan air. Lady Marianne yang mendengar itu, sekejap bersiaga memegang gagang pedang Ruber miliknya yang masih disarungkan.

    “Sebelumnya aku memilih membiarkan kalian untuk memadu kasih bercinta di tempat ini sebelum aku membunuh kalian. Kurasa semuanya tidak seperti yang aku pikirkan, itu nasib malang kalian berdua pasangan merpati untuk mati tanpa kenangan indah.”

    Suara itu kembali berbicara, dan aku dengan segera beranjak dari tempatku untuk menepi ke arah kolam seraya memasang kembali holster senjataku di belakang pinggangku.

    “Dia mengira aku ini kekasihmu Kiev. Semuda itukah aku?” ucap Lady Marianne pada diriku yang telah mengambil garrison dalam posisi siap membidik. “Jika boleh untuk jujur, anda masih terlihat cantik dan muda untuk memiliki kekasih sepertiku.”

    “Ahh godaan dari pria muda. Jangan engkau merayuku sebelum nantinya kamu benar-benar menyesal terjerat oleh diriku, Kiev.”

    Aku tersenyum melirik Lady Marianne yang mencandai diriku. Untuk menjadi lebih siaga akibat situasi yang ada, aku lalu mengambil senjata garrison-ku yang lain seraya memegangnya dengan tangan kiriku dan menyimpannya menyilang di atas tangan kananku.

    Tangan kiriku ini memang belum sembuh benar akibat dari kejadian di prontera. Geneticist Allen Sadalfas belum bisa menyembuhkan penyakit ini bila tidak mengetahui formulasi racun yang dibuat Rin.

    “Kenapa anda tidak menampakkan diri nona misterius? Anda kah yang mengotori sumber air ini dan mencemari Kota Morroc?” Seru Lady Marianne cukup keras karena suara wanita yang kami berdua dengar tiba-tiba menghilang.

    “Kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu?”

    Entah muncul dari mana sang wanita misterius itu, sebab dengan tiba-tiba tebasan pedang muncul di sekitarku dan salah satunya berusaha mengincar leherku yang tidak terlindung. Lady Marianne yang lebih dulu menyadari itu dari padaku, meliundungiku dengan teknik pedang Parrying yang bisa menahan serangan tebasan kuat raksasa sekalipun.

    Suara benturan itu menggema begitu nyaring disertai ledakan cahaya kemerahan pada pedang Ruber milik Lady Marianne yang sebelumnya terlindungi aura sihir Enchant Blade.

    Dia ksatria yang mengenakan zirah hitam bertanduk, terpelanting ke udara lalu berputar-putar sebelum akhirnya jatuh dengan nyaman ke dalam kolam hitam Fountain of Yggdrasil. Ksatria wanita misterius itu berdiri dengan tubuh yang basah kuyub akibat terendam juga terpecik air.

    Wanita itu memiliki perawakan tubuh yang ramping. Di bahu kanannya terdapat dua tanduk yang menyatu dengan zirah hitam ketat yang melindungi lengan juga tubuhnya. Bagian dadanya terbuka begitu bebas memperlihatkan belahan bukit kembar yang terkekang oleh tanduk coklat yang menyembunyikan aurat sensualnya.

    Aku menyadari bahwa wanita yang memiliki rambut merah menyala yang panjang ini, bukanlah ksatria biasa. Dia adalah kelas Dark Knight, ksatria terkorupsi yang terobsesi oleh kekuatan gelap yang dianugrahi kekuatan rune of darkness sebagai kekuatan perusak.

    “Ini telah lama sekali aku tidak bertikai dengan seorang dark knight.” Ucap Lady Marianne yang terlihat agak sedikit senang.

    “Rune Knight dan Dark Knight Brotherhood, rivalitas yang tidak pernah akan berakhir. Saling bersebrangan dan saling mengasah.” Jawab ksatria hitam sambil menyibak rambutnya yang basah, memperlihatkan urat hitam yang menjalar dari bagian telinga ke dahinya.

    Lawanku ini memegang pedang cukup besar dengan bentuk seperti ranting pohon yang bercabang, bukan hanya pedang berbentuk satu bilah tajam yang lurus. Aku pernah mendengar pedang dengan bentuk seperti itu. Itu adalah Mysteltain, pedang monster terkutuk yang tercipta ketika glast heim terkorupsi oleh kekuatan jahat dan hanya bisa dikendalikan oleh mereka yang menjual jiwanya pada setan.

    “Kamu berniat melepaskan kembali Wave of Darkness seperti tiga tahun yang lalu benar?”

    “Seperti yang kamu pikirkan, rune knight. Tapi tiga tahun yang lalu belumlah kejadian yang benar-benar besar untuk kami dapat meneliti lebih lanjut mengenai inti sari kegelapan. Kami membutuhkan lebih dari apa yang terjadi di masa lalu. Kami membutuhkan kebangkitan dari inti kejahatan.”

    “Omong kosong...” potongku. “Apa yang kalian cari dari kegelapan dingin dan mengerikan itu. Di sana tidak ada harapan, di sana tidak ada kebahagiaan, yang ada hanya rasa sakit.”

    Dark knight wanita itu mengibaskan pedang Mysteltain-nya seraya melompat dan berdiri di tepi kolam tidak jauh di dekat kami berdua. “Bukannya harapan itulah yang omong kosong? Tidakkah kau sadari bahwa manusia keturunan Heimdall itu selama ini dipermainkan oleh para dewa di asgard? Dengan kekuatan yang lebih kita tidak harus tunduk pada mereka dan bebas. Ya, kebebasan itu yang dicari Dark Knight!”

    Cahaya hitam keunguan muncul di sekeliling tubuh sang ksatria terkutuk. Urat-urat hitam mulai menjalar ke seluruh tubuhnya juga mengubah bola mata miliknya menjadi merah terang. Teknik ini disebut dengan Phantom Blade. Membuat sang caster kerasukan aura kegelapan dan meningkatkan kecepatan diri untuk melepaskan rantai serangan yang beruntun.

    “Sebelum kebangkitan kembali para dewa, kami akan setara dengan mereka demi Ragnarok!!”

    Pertikaian dimulai. Ksatria hitam beranjak dari tempatnya, menyeret pedang terkutuk pada tanah hingga membakar permukaannya.

    Lady Marianne yang tanpa rasa takut, menghalangi jalannya seperti tembok besar seraya mengambil kuda-kuda pedang muramasa, dengan mengangkat pedangnya di atas kepala.

    Benturan pedang akhirnya terjadi.

    Tebasan cepat Phantom Blade dan juga One-Handed Quicken saling beradu untuk membuktikan gerakan siapa yang terbaik dan pedang siapa yang terkuat. Aku yang melihat pertempuran itu tetap membidikkan senjata apiku namun ragu untuk menembak, karena Lady Marianne bergerak sangat cepat dan aku tidak ingin salah bertindak menembak melukainya.

    Aku bisa merasakan tangan kiriku sedikit bergetar akibat penyakit yang kuderita yang mengartikan sangat sulit untuk menembak tepat. Tapi aku tidak memikirkan itu saat ini. Hal yang terpenting melawan para ksatria baja adalah serangan beruntun demi menghancurkan pakaian besi mereka. Seperti apa yang dahulu aku lakukan melawan guillotine cross Bercasell.

    Dari serangkaian serangan yang terjadi, baik penghidaran, lompatan, bahkan tangkisan memanjang, akhirnya semua itu diakhiri dengan Lady Marianne yang melepaskan ledakan api yang lebih hebat dari teknik Magnum Break yaitu teknik Ignition Break. Api yang membakar itu merembet hingga membakar pepohonan di sekitar kami dan memiliki kemungkinan besar bisa menimbulkan kebakaran hebat.

    Aku terbatuk-batuk karena menghirup asap yang terhempas akibat ledakan sambil terus berusaha memperhatikan kedua wanita perkasa yang saling beradu pedang di dalam kobaran api.

    Lady Marianne begitu mahir memegang pedang bahkan sanggup untuk menyerang dan menangkis di detik berikutnya. Sesuatu hal yang membuatku paling khawatir ada pedang Mysteltain yang dipegang sang dark knight.

    Rumornya, pedang itu membawa kutukan dan bila satu saja goresan luka mengenai tubuh, maka keadaan bisa berbalik arah seketika.


    *************​

     
  8. rechtmasta M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    1,043
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +301 / -1
    Yess lagi rajin nih update-nya :haha:

    Seruuu, lagi keren nih event-nya. BTW itu screenshot emang Heilel pas lagi maen RO? Private server kah? :iii:
     
    • Like Like x 1
  9. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    lagi pengen update aja hoho.

    yuup screen in game pas wa lagi main.
     
  10. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    Update

    Added Act 3.10

    Act 3.10 Second Romance

    “Lihat, seperti yang kubilang kan, Kiev? Satu orang tidak akan banyak bisa melakukan apa-apa..”

    Pertempuran di antara dua ksatria itu berakhir. Luka masing-masing dialami oleh mereka berdua tapi seperti yang aku firasatkan, pedang Mysteltain membawa kutukan bagi siapapun yang terkena tebasannya. Sekuat apapun wanita yang kupandang ini, setegar apapun dia berjuang sendirian di medan pertempuran dengan keahliannya, akhirnya dia rubuh lunglai tidak berdaya ketika sang dark knight juga pergi untuk mundur akibat luka.

    “Anda adalah ksatria yang hebat seperti mentorku Nicklio. Tolong bertahan.” Jawabku sambil mencoba melakukan pertolongan pertama menekan luka sayatan panjang menyamping di antara dadanya.

    Aku melepaskan pelindung bahu besi berduri dan juga penutup armor bagian dada yang berat. Melucuti satu persatu zirah pada badannya agar wanita ini tidak perlu lagi menahan berat dari pakaiannya, karena kutahu dia telah tidak berdaya.

    Keringat dingin jatuh mengalir dari pipiku. Aku menyiramkan isi satu tabung Alcohol pada luka yang diderita Lady Marianne yang sedang terbaring di bawah pohon, mendengar suara rintihannya menahan sakit akibat siraman yang kulakukan untuk mensterilkan luka agar tidak infeksi. Beruntunglah sebelumnya aku membeli beberapa hal kecil dari Allen. Beberapa barang P3K seperti perban bersih ini yang sedang kubalutkan melingkar dan menyamping pada tubuh, berusaha menutup luka di dada Lady Marianne.

    Aku melihat darah merah masih merembes keluar dari balutan perban dan berusaha kembali mengikatnya dua lapis untuk menghentikan pendarahan sementara karena aku tidak memiliki benda untuk menjahit luka besar itu.

    “Aku memintamu untuk pergi. Tapi kenapa kamu tetap tinggal?” tanya lirih Lady Marianne padaku yang saat ini terlihat tidak tenang.

    “Bagaimana aku bisa pergi meninggalkan ibu dari Lucretia. Aku adalah orang yang sering membuatnya terluka dan menderita. Bagaimana mungkin aku membiarkannya menangis lagi, ketika aku bisa melakukan sesuatu untuk menolong orang yang disayanginya.”

    “Terlalu baik dan terlalu bodoh kamu itu, Kiev. Jika kamu tewas tadi, maka Lucretia akan mengalami kehilangan yang lebih besar.”

    “Dia mungkin saat ini membenciku, tapi tidak dengan ibunya. Jika dia tahu bahwa aku pergi meninggalkanmu, dia tidak akan pernah memaafkanku.”

    Lady Marianne memegang tanganku dengan lembut, seakan-akan memintaku untuk tenang untuk menghadapi kondisi yang terjadi saat ini. Kami berdua saling menatap sama lain. “Terima kasih..” ucapnya tersenyum padaku. Melegakan hatiku sejenak yang saat ini berkecamuk.

    Langit yang memayungi kami berdua di wilayah Zehai Mars, kini terlihat mendung oleh awan gelap yang saling bergulung. Sehari yang lalu aku bertemu dengan wanita ini dalam pertikaian hingga akhirnya bisa saling berbincang. Ini telah dua hari sejak aku pergi meninggalkan Kota Morroc dan kini terjebak di tempat yang begitu jauh, membutuhkan pertolongan di kala malam hampir menjelang datang.

    Rinai hujan jatuh sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi deras disertai suara kilatan guntur yang saling menyahut. Aku yang menggendong tubuh Lady Marianne beruntung bisa menemukan satu rumah panggung tua yang masih berdiri dan dapat kugunakan sebagai tempat berteduh.

    Kubaringkan tubuh wanita ini dengan hati-hati, seraya membuka mantel hitam panjangku yang telah kering untuk menyelimuti tubuhnya yang saat ini mengalami demam tinggi. Udara di sini begitu dingin. Aku mengetahui itu bergegas mengambil benda live coal dan kemudian menggesekkannya pada beberapa ranting kayu di atas bongkahan batu untuk membuat nyala api.

    Aku menghangatkan kedua tanganku di dekat api unggun seraya terus melirik kondisi Lady Marianne yang sekarang tertidur lelah menahan demam yang sedang dia rasakan. Aku mendengarnya mengigau pelan hingga mengalirkan air mata. Penasaran dengan mimpi apa yang saat ini sedang dilihatnya. Apakah itu adalah mimpi indah yang membuatnya terharu ataukah mimpi buruk dari kenangan yang ingin dia lupakan.

    Aku, Kiev Alastor tidaklah memiliki ibu atau orang tua. Sejak kecil aku hanyalah anak yatim piatu gelandangan yang tidak memiliki apa-apa, terlantar di pinggir jalan Kota Einbroch berusaha tetap bertahan hidup. Jika bukan seorang sage yaitu Master Miller yang memunggutku ketika itu, maka aku mungkin tidak akan menjadi seperti sekarang ini.

    Aku tidak terlalu mengerti bagaimana perasaan kasih sayang di antara keluarga. Tapi aku menyayangi mereka semua yang kuanggap keluarga. Seperti yang saat ini kurasakan juga pada Lady Marianne. Dia mungkin agak pemarah tapi di balik itu semua aku bisa merasakan rasa hangat darinya.

    “Atlas.. Kenapa kau pergi..”

    Dia mengigau lagi, dan kali ini terasa lebih pilu dari sebelumnya. Aku memgang dahinya menggunakan punggung tanganku dan merasakan demamnya semakin tinggi. Mengetahui itu aku seraya bergegas berdiri mengambil saputangan milikku dan kemudian membiarkannya basah oleh air hujan, memerasnya agar tidak terlalu basah sebelum akhirnya kusimpan pada dahi seorang ibu ini.

    Tolong bertahanlah. Lawan kutukan itu. Jangan biarkan aku harus terpaksa mengatakan kabar buruk pada Lucretia ketika aku saat ini menjadi duri juga dalam hatinya.


    ***​


    Mentari telah terbit di pagi hari yang terlihat cerah. Aku tidak sadar telah tertidur akibat dari kelelahan pertempuran sebelumnya juga mengawasi keadaan lady Marianne setiap jam-nya. Ketika aku benar-benar telah sadar, aku melihat lady Marianne sedang bersender pada dinding rumah panggung memandangi rerimbunan pepohonan dan juga hamparan laut yang bisa kami lihat dari tempat ini.

    “Mendapatkan tidur yang cukup?” tanyanya.

    “Kondisi anda..?” tanya balikku.

    “Kurasa telah membaik. Terima kasih karena telah memperhatikanku, Kiev.”

    Aku mengangguk sambil tersenyum padanya. Lady Marianne kembali memandangi pemandangan dari tempat tinggi ini, kulihat seperti sedang melamunkan sesuatu. “Jika boleh bertanya, siapakah Atlas?” kuberanikan diri bertanya padanya membuka pembicaraan.

    “Kenapa kamu bisa tahu nama itu?”

    “Anda semalaman mengigau memanggil namanya. Dia adalah seseorang yang penting bagi anda?”

    “Dia adalah suamiku. Atlas Siegefried seorang Chivalary Lord Knight.”

    “Ayah dari Gabriel dan Lucretia?”

    “Tentu saja. Aku ini bukan wanita jalang, Kiev.”

    “Err, bukan seperti itu maksud saya.” Jawabku kembali salah tingkah.

    Lady Marianne tertawa kecil, ya aku tahu dia kembali mencandai diriku. Tapi aku bisa lega, karena wanita ini sudah bisa bercanda dan tertawa ketika kondisi sebelumnya cukuplah mengkhawatirkan. “Kau mau mendengar cerita tentangnya?” tanya Lady Marianne padaku membuyarkan lamunanku sejenak. “Eh?”

    Tanpa aku menjawab, lady Marianne langsung membuka cerita mengenai orang itu. Kurasa dia memang sedang ingin meluapkan curahan hatinya yang terpendam dan tidak tahu harus berbicara dengan siapa.

    Atlas Siegefried adalah seorang lord knight kerajaan rune midgard. Seorang ksatria gagah berani yang memimpin pasukan knight dalam perang berkesinambungan melawan orc village. Dia adalah pria yang baik, tegas, namun dingin. Semula Lady Marianne tidak menyangka dapat jatuh cinta padanya. Pada seorang knight yang dikenalkan sekali ketika tiga hari kemudian mereka berdua harus menikah.

    Cinta itu tumbuh, itu yang ibu ini katakan padaku. Cinta kedua lahir mewarnai hidupnya ketika dirinya masih menyimpan dalam-dalam cinta pertamanya. Dalam kemelut perkawinan itu akhirnya Lady Marianne dikaruniai dua anak yaitu Gabriel dan Lucretia. Tapi kejadian buruk akhirnya terjadi. Hal yang membuatnya tidak ingin melihat seseorang mengambil sikap kepahlawanan.

    Atlas tewas di medan pertempuran demi membiarkan pasukan lainnya mundur melarikan diri. Lady Marianne masih mempertanyakan kenapa Atlas melakukan itu sedangkan dia memiliki anak dan istri yang menunggu kepulangannya. Untuk satu kali dalam hidupnya, Lady Marianne mengatakan bahwa dia mendapatkan kesedihan begitu dalam lebih dalam daripada harus merelakan diri menikah dahulu kala dengan orang yang tidak dia cintai. Karena itu jugalah, Lady Marianne menyadari pula bahwa, dia sangat mencintai Atlas di balik semua penyangkalan hatinya selama ini.

    Kisah pilu yang kudengar tentang perjalanan cinta. Pengorbanan hanya mendatangkan rasa sakit. Ya, aku sekarang mengerti arti kata-kata Lady Marianne padaku sebelumnya.


    ***********​

     
  11. Melonn M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 17, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    37
    Ratings:
    +437 / -0
    okee, setelah galau berkepanjangan batal baca satu persatu, akirnya pagi ini maraton 3-5 sampe 3-10 :semangat:

    kalo berdasarkan panjang arc sebelomnya, berarti ini udah pertengahan arc, ya?
    hmm, masalah nya juga udah mulai keliatan sih, salah satu(?) villain nya juga udah muncul... hmm..
    tapi masih banyak juga yang belom jelas itu... ane nungguin aja deh :))

    btw
    3-6, milf route open :lol:
     
  12. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    baru awal Arc ini. satu Arc terdiri dari 2 ACT.
    sedikit demi sedikit mulai keungkap soal keluarga valentine juga masa lalu Kiev. gak semata-mata fokus hanya pada plot utama.
    jadi mengerti bukan kenapa Kiev dan lucre sulit bersatu?

    hoho inget itu calon mertua. :malu:
     
  13. rechtmasta M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    1,043
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +301 / -1
    Hmmm... jadi ujung-ujungnya juga masalah keturunan yah. Tapi Lucre udah tungan juga kan.

    Jadi gini aja deh usul ide, biar tambah keunikan ceritanya bro, Lucre tetep sama tungannnya nah Kiev ambil kesempatan aja sama Ibunya, kan udah lowong juga tuh :haha: (ide ngawur tapi worth to try :hoho:)
     
  14. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    komennya mirip ma pembaca di sebelah.
    belum apa-apa ini... mereka mah udah sampai putus harapan sebab kisah cinta Kiev bakalan di twist lebih.
    Apa Lucretia pantas untuk Kiev? dan sebaliknya apa Kiev itu pantas untuk Lucretia? :malu:

    sebenernya gk masalah bikin rute ma Milf juga. cuma gak di fict ini tentunya.
    Ini Fanfict didedikasikan buat Kiev dan Lucretia Velentine sekalipun jalan mereka terjal dan penuh perih (tapi hangat).
     
  15. rechtmasta M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    1,043
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +301 / -1
    Hahaha ok deh bro, ditunggu aja deh buat kelanjutan kisah mereka...

    I will wait for the new twist of fate for them
     
  16. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    Update

    Added Act 3.11

    Act 3.11 Missing Child Case in Morroc

    Aku kembali ke Kota Morroc, mendapatkan amukan Rin karena pergi selama tiga hari ini entah ke mana menghilang tanpa kabar. Rupanya Rin telah menyelesaikan misinya di Republik Schwarzwald ketika aku bersama Lady Marianne mengunjungi Fountain of Yggdrasil.

    Kau tahu? Sekalipun Rin adalah wanita yang hangat, ketika dia marah, dataran terasa bergetar dan para monster seperti berlarian gaduh pergi menjauh. Dia lebih galak dari Lucretia hingga diriku sampai berkeringat dingin ketika harus mendengar ceramah serta intimidasinya sambil memegang infiltrator yang tajam.

    Saat ini aku kembali duduk di etalase bar milik Gargulio, memegangi gelas minuman tropical sograt ketika aku sebenarnya ingin meneguk whiskey. Rin melarang Gargulio untuk memberikanku minuman beralkohol karena dia tahu bahwa kondisiku belum membaik, terutama pada lengan kiriku yang tidak di sadari mengalami efek samping dari pengobatan yang dia berikan. Rin berjanji kan mencari penawarnya dan mengembalikan lengan kiriku pada kondisi semula. Karena itu dia saat ini melakukan perjalanan menuju ke Assassin Guild di tenggara.

    Aku meneguk minuman tropical sograt, sambil memikirkan apa yang terjadi padaku dan Lady Marianne.

    Setelah penyerangan yang terjadi pada kami di Zenhai Marsh yang dilakukan Dark Knight, aku akhirnya menyelamatkan hidup ibunda Lucretia yang terluka akibat pertempuran itu. Aku mengetahui banyak tentang keluarga valentine dan juga alasan mengapa selama ini sang ibu tidak menyetujui hubunganku dengan putrinya. Alasan sang ibu cukup kuat, dan aku mengerti sebab semua ibu menginginkan anaknya bahagia bukan terluka.

    Aku memapah Lady Marianne membantunya berjalan ke arah tujuan kami Kota Morroc. Perjalanan yang cukup panjang kulewati dan aku mengalami kondisi di mana harus melindungi seseorang yang terluka dengan dibarengi harus membunuh monster-monster agresif yang berusaha menyerang kami. Untuk beberapa jam, itu menjadi waktu bagiku mengalami ketegangan terutama ketika mengetahui bahwa kami dikejar oleh monster langka Mutant Dragonoid.

    Setelah melewati perburuan panjang berlari, bersembunyi, dan akhirnya pertikaian, Aku dan Lady Marianne akhirnya sampai di wilayah gerbang perbatasan selatan Kota Morroc.

    Dia berterima kasih banyak padaku yang telah bersikap ramah dan perhatian padanya. Dia juga tidak pernah menyangka akan melewatkan waktu cukup panjang bersama pria yang dicintai putrinya. Aku cukup merasa senang mendengar hal itu. Pada akhirnya aku dan ibunda Lucretia bisa saling mengenal.

    Lady Marianne membuka pembicaraan. Dia tidak ingin aku pergi bersamanya untuk mengeskavasi Thanatos Tower di Schwarzwald Republik, dia ingin agar aku menyerahkan semua urusan itu pada Brotherhood of Rune Knight. Sebagai gantinya, Lady Marianne memintaku untuk berdiam di Kota Morroc dalam persembunyian sekaligus mengawasi hal buruk yang mungkin akan terjadi di kota ini.

    Keikut campuran Dark Knight yang kami berdua ketahui dalam pencemaran Fountain of Yggdrasil, bukanlah hal sepele. Dia mengatakan padaku dengan sangat tegas agar tidak melakukan hal berbahaya ‘sendirian’ ketika menyadari hal yang janggal. Jangan bertindak bodoh sebagai pahlawan, wanita ini kembali mengatakan kata-kata tegas itu padaku dengan lantang.

    Lady Marianne mengambil salah satu tanganku dan kemudian menyerahkan satu batu putih dengan ukiran huruf Z terbalik, Othila Rune Stone. Dia berharap jika saatnya tiba, batu sihir ini akan dapat membantuku. Aku berterima kasih seraya masih belum bisa melepaskan kerelaanku pada permintaannya, karena ini berkaitan dengan republik.

    Lady Marianne berjanji akan melindungi negara yang kucintai, menjelaskan padaku agar tidak perlu khawatir. Aku menunduk dan berusaha mengangguk mengerti. Dia tiba-tiba perlahan mendekat lalu kemudian menciumku dengan hangat. Kedua bibir kami saling bersentuhan lembut, saling berpautan.

    Sampai saat ini aku masih kaget dengan tindakan yang dilakukannya. Jantungku berdegup kencang selama satu menit mengalami ciuman manis menggelora. Aku menjadi salah tingkah ketika semuanya selesai dan hanya dibalas dengan senyuman kecil wanita ini yang melihat kegugupanku.

    Lady Marianne mengatakan padaku jangan mati dan akan selalu mengingatku dari luka sayatan yang membekas di antara dadanya. Sebelum akhirnya kami berdua berpisah di perbatasan, dia mengatakan padaku telah menganggapku sebagai putranya sendiri tanpa darah relasi. Dia tidak ingin mendengar selentingan kabar buruk mengenai kematian diriku. Karenanya dia lagi-lagi memperingatkanku agar memperhatikan diriku sendiri dalam segala tindakan.

    Aku bahagia mendengar hal itu, karena aku tidak pernah memiliki dan merasakan bagaimana memiliki seorang ibu. Aku memandanginya terpaku diam yang semakin lama pergi menjauh ke lautan padang pasir untuk melaksanakan kewajibannya sebagai penjaga aliran rune di dataran midgard.

    Di balik semua rasa bahagia dan juga kedamaian yang kurasakan sejenak ini aku menyadari bahwa ada hal buruk yang akan menimpaku. Jika Lucretia mengetahui bahwa ibundanya menciumku secara French kiss, apa yang akan terjadi?

    Sepertinya aku memang harus meminta Rin menyiapkan batu nisan. Ya, Lucretia sudah tentu akan membunuhku menggunakan perisai sucinya itu untuk mengirimku langsung ke Niflheim.


    ***​


    Aku menghabiskan tropical sograt yang kuminum dan berusaha meminta Gargulio sang pemilik bar untuk meningkatkan kadar alkoholnya. Dia menjawab dengan sedikit serius bahwa tropical sograt dengan tingkat alkohol tinggi bukanlah tropical sograt. Sial ucapku dalam hati karena aku membutuhkan sesuatu hal untuk dapat membuat pikiranku tenang tapi di tempat minum ini tidak sedikit pun aku boleh meneguk whiskey.

    Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam bar yang saat ini sedang kosong oleh pengunjung. Orang itu mengenakan pakaian dominan coklat khas padang pasir mengenakan sorban pada kepalanya dengan syal yang menutupi mulutnya. Aku mengenali jenis pakaian itu, dia adalah Dandelion Representative yang dahulu membantuku untuk menghadapi Agens Von Chaos di ibukota prontera.

    Anggota Dandelion itu bertanya pada Gargulio dan ingin bertemu dengan Rin. Sayangnya Rin saat ini tidak berada di tempat karena sedang pergi memiliki urusan, menuju assassin guild. Aku melihat anggota dandelion ini kecewa dan gusar, lalu kemudian duduk di sampingku dan memesan minuman.

    Brengsek dia bisa mendapatkan whiskey sedangkan aku harus menegak minuman kesehatan ini. Ujarku dalam hati.

    “Apakah kamu mendengar berita mengenai hilangnya banyak anak-anak di Kota Morroc?” tanya anggota dandelion itu padaku yang sejak tadi diam saja.

    “Kasus penculikan? Tidak, aku baru tahu setelah kamu mengatakannya.”

    “Aku membutuhkan bantuanmu, Kiev Alastor. Kau mengingatku bukan?”

    “Kau adalah Dandelion Representative yang kutemui di gereja pada malam hari itu untuk memberikanku informasi mengenai AVC?”

    “Ya, itu aku dan aku tahu kamu tidak bersalah atas semua tuduhan yang melabeli dirimu dalam pembunuhan pangeran rune midgard.”

    “Namamu adalah?”

    “Mr.D. Kau dapat memanggilku dengan Mr. D.”

    “Baiklah Mr. D, apa yang bisa kubantu ketika saat ini aku sendiri sedang dalam kondisi buron. Kutebak ini bukan sesuatu yang kecil bukan?”

    “Langsung pada poin, aku membutuhkan bantuanmu untuk menemukan orang-orang yang menculik anak-anak di Kota Morroc. Orang tua mereka saat ini sedang kebingungan juga frustasi karena para guard morroc belum bisa menemukan buah hati mereka. Kami Organisasi Dandelion mendapatkan petunjuk, bahwa mereka para penculik berpakaian seperti kami para Dandelion. Itulah mengapa mereka dengan mudahnya menyusup di kota dan menculik tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.”

    “Alasan sebenarnya kau membutuhkan bantuan adalah adalah agar nama organisasi kalian tidak tercemar, itu yang jadi masalah kalian bukan?”

    “Mereka mencoba memfitnah kami untuk tujuan yang belum diketahui. Ini tentu menjadi urusan kami pula. Itu kenapa aku membutuhkan bantuan dari Rin sang assassin cross untuk menyelidiki hal ini. Kami tidak bisa menunggu sampai dia kembali karena dengan itu kemungkinan lebih banyak penculikan akan terjadi.”

    Aku sejenak terdiam berpikir sambil memandangi gelas kosong tropical sograt di depanku ini. mengingat kembali kata-kata Lady Marianne mengenai pembangunan kekuatan dengan membuat pasukan, bukan berjuang sendirian.

    “Bagaimana Kiev Alastor sang pahlawan republik, kau bersedia menerima request dariku?”


    *************​

     
  17. rechtmasta M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    1,043
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +301 / -1
    Okayyyy...makin menarik twist-nya.
    Tapi...loh...loh...ini beneran ada MILF route yah :iii: Menarik sih :haha: secara itu selera gw :mesum:
    Tapi story-wise, justru ini bisa bikin twist yang semakin menarik loh
     
    Last edited: May 27, 2013
  18. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    ea anggota sekte Milf juga.

    Kiev di accept ma Ibunya Lucre itu (reward french kiss). Bisa dibilang Kiev berhasil ambil hati calon mertuanya. :malu:
    sebelumnya kan gak disetujui hubungannya dan sekarang Kiev tahu alasan kenapa ibu Lucre benci dia.
    twistnya belum seberapa itu.... ditunggu aja twist selanjutnya.
     
  19. acher3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 16, 2011
    Messages:
    479
    Trophy Points:
    41
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +114 / -2
    RO aduh job favorite sejuta umat WIZARD lomba" buat wizart buat Raid di HIDDEN TEMPLE ice wallll
     
  20. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    hunter sama wizard itu dulu pas jamannya classic, jadi job yg paling banyak dibikin orang.
    bisa hunting sendiri sih.
     
  21. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    advertisement

    [​IMG]
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.