1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Biography Profil Haji Agus Salim Pejuang Kemerdekaan yang Mungkin Kita Lupakan

Discussion in 'Indonesian History' started by muhammadsyafiqsyauqi, May 24, 2016.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. muhammadsyafiqsyauqi Members

    Offline

    Joined:
    Mar 7, 2016
    Messages:
    2
    Trophy Points:
    1
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +0 / -0
    Beliau sendiri sangat dikenang dan sebagai benar-benar tokoh di Indonesia. Gimana tentang kehidupannya beliau? Berikut cerita tentang beliau: Nama Haji Agus Salim sendiri dari kecil nama aslinya Mashudul Haq dengan arti nama "Pembela Kebenaran."
    [​IMG]

    Haji Agus Salim atau bernama Mashudul Haq lahir di daerah kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda pada 8 Oktober 1884. Beliau sendiri anak keempat dari ayahnya bernama Sultan Moehammad Salim dengan pangkat Jaksa di lembaga pengadilan negeri.

    Disebabkan kedudukan ayah handanya, Haji Agus Salim dapat belajar di sekolah-sekolah Belanda dengan mudah dan tidak ada kendala sekalipun, selain itu beliau ini kecilnya cerdas. Ketika seusia muda seperti kita, beliau sendiri bisa menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing, yakni Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, dan terakhir Jerman.

    Saat di tahun 1903 dia sudah lulus dari sekolah bernamakan HBS (Hogere Burger School) melainkan SMA atas 5 tahun diusianya 19 tahun dengan prestasi lulusan terbaik di tiga kota beliau, diantaranya adalah Surabaya, Semarang dan Jakarta.

    Masa-masa yang Dilalui Oleh Haji Agus Salim

    Alasan itu KH. Agus Salim menginginkan pemerintah menyetujui mengabulkan permohonan beasiswanya untuk melanjutkan di sekolah yang dia inginkan yakni sekolah kedokteran di Belanda. Sayangnya, permohonan atau permintaan beliau ditolak. Beliau sendiri pantang menyerah, namun kecerdasannya memikat ketertarikan Kartini, Kartini sendiri ialah anak dari Bupati Jepara.

    Sebentuk kutipan surat dari ra. Kartini untuk Ny. Abendanon (Istri pejabat yang menentukan pemberian beasiswa pemerintah pada Kartini) dan kutipan tersebut bertuliskan: "Kami tertarik sekali dengan sosok pemuda, kami sendiri ingin melihat dia dikarunia bahagia.

    Anak muda yang dibicarakan adalah KH. Agus Salim, dari Sumatera asal Riau. Dalam tahun ini KH. Agus Salim ini sendiri tahun ini, mengikuti ujian penghabisan sekolah menengah atas HBS, dan ia sendiri keluar sebagai juara. Dengan prestasi juara pertama dari ketiga-tiga HBS!

    Anak muda yang ingin menggapai impian pergi ke negeri Belanda guna mempelajari ilmu kedokteran. Namun disayang, dikarenakan kondisi ekonominya tidak memungkinkan beliau pergi."

    Selanjutnya, Kartni yang telah merekomendasikan belaiu untuk mewakilkan Kartin berangkat ke negeri Belanda, disebabkan pernikahan dari adat Jawa yang tidak memungkinkan seorang puteri seperti Kartini berskolah dengan level tinggi.

    Pemerintah pun dengan keputusan final yakni menyetujui. Namun, KH. Agus Salim ganti yang menolak tawaran tersebut. Beliau beranggapan pemberian tersebut atas usulan orang lain, bukan penghargaan atas kecerdasa dan jerih payahnya yang beliau perjuangkan selama ini.

    Beliau pun akhirnya tersinggung dengan kebijakan permeintah yang diskrimatif. Pertanyaan beliau apakah karena Kartini sendiri dari keluarga bangsawan Jawa, mempunyai keterikatan baik dan erat sama pejabat dan tokoh pemerintah, sampai-sampai Kartini begitu mudahnya mendapatkan sebuah beawiswa?

    KH. Agus Salim Menjalankan Karir di Politik

    Belum lama setelah itu, KH. Agus Salim memutuskan berangkat ke Jedah, Arab Saudi, dengan tujuan bekerja menjadi translator (penerjemah) konsulat Belanda di kota tersebut di antara tahun 1906 hingga 1911. Di sana, beliau pun mengupas ilmu Agama Islam pada Syech bernama Ahmad Khatib, imam Masjidil Haram dan pamannya juga, dan beliau ternyata memepelajari ilmu diplomasi.

    Sesudah dari merantau ke Jedah, beliau pun mendirikan sebuah sekolah bernamakan HIS (Hollandsche Inlandsche School), dan selanjutnya masuk dalam dunia pergerakan Nasionalis. Karir politik seorang KH. Agus Salim diawali di SI, dan berikutnya bergabung dengan HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis pada 915. Nah ketika itulah kedua tokoh tersebut resend dari Volksraad jabatan wakil SI, ini disebabkan karena adanya sebuah kekecewaan mereka kepada pemerintah Belanda.

    KH. Agus Salim menggantikan kedua tokoh tersebut dengan jabatan selama 1921 hingga 1924 di lemabaga tersebut. Namun, sebagaimana orang sebelumnya, beliau merasakan perjuangan dari dalam tidak membawa manfaat. Akhirnya beliau sendiri resend (keluar) dari Volksraad dan fokus pada di SI.

    Dalam organisasi SI pun dilmulailah sebuah perpecahan. Semaun dan teman-temannya menginginkan organisasi SI itu condong di sisi kiri, namun pendapat lain dari KH. Agus Salim dan Tjokroaminoto berbeda dan menolak. Pada finalnya akar dari organisasi SI pun terbelah menjadi dua, Semaun membentuk sendiri dengan nama Sarekat Rakyat yang selanjutnya berubah nama menjadi PKI.

    Di sisi lain KH. Agus Salim sendiri tetap berpegang teguh di organisasinya yakni SI. Karier politik dalam dirinya pun sesungguhnya tak berjalan begitu mulus. Kwan-kawanya beliau pernah mencurigai KH. Agus Salim dengan menjadi mata-mata, dikarenakan beliau pernah bekerja dengan pemerintah.

    Malah beliau sendiri tidak pernah ditangkap dan dipenjara seperti Tjokroaminoto. Namun, beberapa kutipan di kertas dan sebuah pidato KH. Agus Salim yang menyinggung pemerintah untuk mematahkan tuduhan-tuduhan. Bahkan beliau dapat menggantikan posisi Tjokroaminoto yang menjadi ketua sesudah pendiri SI meninggal dunia pada tahun 1934.

    Peran KH. Agus Salim di Mata Negara

    Selain sebagai tokoh di organisasi SI, KH. Agus Salim juga berperan sebagai pendiri Jong Iskamieten Bond. Di sini beliau membuat sebuah gebrakan dengan tujuan meluluhkan doktrin keagamaan yang begitu kakunya. Di sisi kongres Jong Islamieten Bond part-2 di daerah Yogyakarta pada tahun 1927.

    KH. Agus Salim dengan atas konfirmasi pengurus Jong Islamieten Bond, menyatukan tempat duduk perempuan dan laki-laki. Sebuah keputusan ini berbeda dengan kongres yang dilaksankan dua tahun sebelumnya yang dipisahkan tabir: perempuan di belakang dan laki-laki di sisi depan.

    Ajaran dan semangat Islam dengan pelopori emansipasi perempuan," ujarnya beliau. KH. Agus Salim telah berpengalaman menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau yang disebut dengan nama PPKI itupun pada final kekuasaan Jepang.

    Saat itulah Indonesia menjadi merdeka, beliau pun telah diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung. Kelincahan berdiplomasi menjadikan beliau diamanahi sebagai Menteri Muda Luar Negeri di sebuah Kabinet Syahrir I dan II. Selain itu beliau juga menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta. Setelah atas pengakuan dari kedaulatan KH. Agus Salim yang pada itu ditunjuk menjadi penasehat Menteri Luar Negeri.

    Pada saat itu dalam keadaan postur kecil, dalam kalangan diplomatik sendiri KH. Agus Salim dikenal dengan julukan The Grand Old Man, menjadikan bentuk pengakuan atas prestasi yang diraih dalam jurusan diplomasi. Menjadi sebuah pribadi yang dikenal berjiwa bebas. Beliau pun pernah mau dikekang oleh sebuah batasan, bahkan beliau pun memberanikan diri dengan mendobrak tradisi Minang yang begitu kuat.

    Pribadi tegas menjadi politisi, namun tetap sederhana dalam sikap dalam keseharian beliau. Beliau juga pindah-pindah rumah kontrakan pada saat itu di Surabaya, Yogyakarta dan terakhir Jakarta. Di rumah sederhana tersebut beliau menjadikan dirinya pendidik anak-anaknya, terkecuali si bungsu, tidak memasukkan dalam pendidikan formal.

    Inipun ada sebuah alasannya, dalam perjalanan karier KH. Agus Salim mendapat segalanya yang diinginkan dari luar sekolah. Kutipan beliau "Saya telah melalui jalan lumpur akibat pendidikan kolonial," ini tentang penolakan terhadap pendidikan formal kolonial yang juga menjadi bentuk tidak menuruti kepada kekuasaan Belanda. KH. Agus Salim pun tutup usia pada tanggal 4 November 1954, usianya sudah mencapai 70 tahun.

    Terhadap teori komunikasi, dalam pola untuk berpikir seseorang dipengaruhi sama yang namanya sebuah latar belakang hidup di lingkungan tersebut. Seorang tokoh yang berperan dalam gerakan modern Islam di tanah Indonesia, KH. Agus Salim mempunyai pola berpikir yang dipengaruhi lingkungannya dalam segi sosial hingga intelektual.

    Ia merupakan anak dari pejabat pemerintah yang juga berasal dari golongan bangsawan dan agama. Kesimpulannya, semenjak kecil beliau pun hidup di lingkungan yang penuh dengan suasana keagamaan yang sejuk. Sesudah selesai dari sebuah studi, sekolah pertengahannya di Jakarta, beliau pun bekerja sebagai konsulan Belanda di Jeddah sana pada tahun 1906 hingga 1909.

    Di daerah tersebut beliau belajar kembali lebih mendalami ilmu agama Islam. kendati beliau memberi sebuah pengakuan dalam hatinya, beliau berkata: "Meskipun saya terlahir di dalam sebuah keluarga Muslim yang taat dan mendapatkan pendidikan Agama sejak dari masa kecil (sesudah masuk sekolah di Belanda) saya pun sendiri mengaku merasa kehilangan iman saya."

    Dalam pergertian serupa itu, tidak berarti beliau bernama KH. Agus Salim merupakan seorang yang anti-nasionalisme. Perjuangannya untuk mempersiapkan kemerdekaan bangsa kita tercinta ini bahwa beliau dalah seorang yang berjiwa nasionalis.

    Perjuangan KH. Agus Salim untuk meraih sebuah kejayaan dan kemakmuran demi rakyat Indonesia patut kita apresiasikan bersama sebagai wujud syukur kita terhadapa Tuhan yang Maha Esa.

    Kemudian sebuah kenikmatan hidup yang kita rasakan selama ini di negara Indonesia tidak lain dan tidak bukan merupakan sebuah hasil keringat para pejuang kemerdekaan dan sungguh baik apabila perjuangan mereka di masa lampau bisa kita hayati bersama untuk merevitilasi semangat dalam jiwa menggali secara konsisten khazanah-khazanah keislaman, kemoderenan, dan kebangsaan Indonesia kita.

    Semoga bermanfaat,
    Mengingat sosok pahlawan begitu pentingnya untuk kita, agar tidak mudah terhasut oleh pikiran-pikiran yang dapat memperpecah belah negara kita.
    Lihat koleksi biografi pahlawan lain: seperti "Biogragrafi Soekarno" Mengingat perjuangan beliau untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia,
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.