1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Learning Praktikum itu asik

Discussion in 'School and Campus Zone' started by abigael, Mar 26, 2010.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. abigael Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 26, 2010
    Messages:
    15
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +3 / -0
    Hi,,,gw org baru nih :)
    Gw bikin thread ini supaya kita smua bs saling berbagi info ttg praktikum VCK, Kim, atau Bio yg menarik,,,
    Kita jg bs sama2 diskusi ttg hasil percobaan yg kita dpt,,,,,knp begini, knp bgitu, dsb :piss:
     
    • Like Like x 1
    Last edited by a moderator: Sep 8, 2012
  2. abigael Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 26, 2010
    Messages:
    15
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +3 / -0
    KANCING GENETIKA



    I Tujuan :
    Mempelajari persilangan monohibrid, dihibrid, dan epistasis dengan mengunakan suatu model.

    II Teori :
    Persilangan Monohibrid Dominan
    Persilangan monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memerhatikan satu sifat beda dengan gen-gen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat lainnya yang sealel. Persilangan monohibrid diteliti oleh Mendel. Dari hasil penelitiannya dengan tanaman kacang kapri, jika tumbuhan berbatang tinggi disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek menghasilkan F, tumbuhan berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat dominan, sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio / perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.

    Persilangan Dihibrid
    Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua F1 berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108 tanaman berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya mengehasilkan hukum Mendel II (hukum asortasi atau hukum pengelompokan gen seceru bebas). Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gamet secara bebas.

    Peristiwa epistasi dibedakan atas:
    • Epistasis resesif
    Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2 akan diperoleh nisbah fenotipe 9 : 3 : 4
    • Epistasis dominan

    Pada peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2 dengan adanya epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1.

    III Alat dan Bahan :
    • Alat :
    - empat buah kantong (bisa juga menggunakan kantong pada jas lab)
    - kancing genetika dengan 4 warna berbeda (misalnya merah, hijau, kuning, dan putih), masing – masing warna sebanyak 16 buah

    IV Cara Kerja :
    - Kancing genetika terdiri dari dua bagian. Bagian dengan tonjolan melambangkan gamet jantan, sedangkan bagian dengan lekukan melambangkan gamet betina. Gamet – gamet diletakkan dalam kantong – kantong. Gamet jantan warna merah diletakkan bersama – sama dengan gamet jantan warna hijau, begitu pula dengan gamet betinanya. Gamet jantan warna kuning diletakkan bersama – sama dengan gamet jantan warna putih, begitu pula dengan gamet betinanya.
    - Kocok masing – masing kantong sehingga semua kancing bercampur.
    - Pada persilangan monohibrid dominan, masukkan satu tangan ke dalam kantong berisi campuran gamet jantan merah dan hijau, sementara tangan yang lain dimasukkan ke dalam kantong berisi campuran gamet betina merah dan hijau. Ambil kancing secara bersamaan dan acak (jangan melihat ke dalam kantong saat pengambilan kancing dilakukan). Letakkan kedua kancing tersebut di atas meja (kancing – kancing ini mewakili zigot yang terbentuk karena bersatunya gamet jantan dan gamet betina). Catat hasilnya apakah kombinasi kancing berupa merah – merah, merah – hijau, atau hijau – hijau.
    - Pada persilangan dihibrid dan epistasis dominan, lakukan langkah di atas dengan menggunakan kancing dengan 4 warna yang berbeda (merah, hijau, kuning, dan putih). Kancing berwarna merah dan hijau melambangkan alel - alel untuk sifat pertama, semantara kancing berwarna kuning dan putih melambangkan alel – alel untuk sifat kedua. Catat pula hasilnya.
    - Ulangi proses di atas sebanyak 5 kali.

    V Hasil Pengamatan :
    • Monohibrid Dominan
    Genotip F2 Perkawinan ke-
    I II III IV V
    TT 6 7 7 11 10
    Tt 20 18 18 10 12
    tt 6 7 7 11 10

    • Dihibrid dan Epistasis Dominan
    Genotip F2 Perkawinan
    I II III IV V
    BBTT 3 0 4 3 2
    BBTt 6 6 5 3 4
    BbTT 4 6 4 2 4
    BbTt 6 6 3 10 8
    BBtt 0 2 2 2 1
    Bbtt 4 6 3 4 6
    bbTT 1 2 1 2 0
    bbTt 4 4 6 5 7
    bbtt 4 0 4 1 0

    VI Diskusi dan Pembahasan :
    • Monohibrid Dominan
    Misalnya kancing merah mewakili gen dominan untuk tanaman kacang kapri berbatang tinggi (T) dan kancing hijau mewakili gen resesif untuk tanaman kacang kapri berbatang pendek (t).

    P1 ♀ ♂
    Fenotip tanaman kacang kapri berbatang tinggi >< tanaman kacang kapri berbatang pendek
    Genotip TT tt
    Gamet T

    t

    F1 100% Tt
    tanaman kacang kapri berbatang tinggi
    P2 ♀ ♂
    Fenotip tanaman kacang kapri berbatang tinggi >< tanaman kacang kapri berbatang tinggi
    Genotip Tt Tt
    Gamet T dan t

    T dan t

    F2 25% TT (tanaman kacang kapri berbatang tinggi)
    50% Tt (tanaman kacang kapri berbatang tinggi)
    25% tt (tanaman kacang kapri berbatang pendek)

    Dengan demikian, seharusnya:
    Ratio genotip F2 = TT : Tt: tt = 1 : 2 : 1
    Ratio fenotip F2 = tinggi : pendek = 3 : 1

    Namun hasil yang didapat melalui percobaan adalah sebagai berikut:
    Perkawinan Ratio genotip F2 (TT : Tt : tt) Ratio fenotip F2 (tinggi : pendek)
    I 3 : 10 : 3 13 : 3
    II 7 : 18 : 7 25 : 7
    III 7 : 18 : 7 25 : 7
    IV 11: 10 : 11 21 : 11
    V 10 : 12 : 10 22 : 10

    Dari hasil pengamatan di atas dapat kita lihat bahwa pada kenyataannya, ratio genotip dan fenotip F2 yang didapat memang belum tentu persis seperti teori tetapi biasanya tidak terlalu jauh berbeda.

    • Dihibrid
    Misalnya kancing merah mewakili gen dominan untuk tanaman kacang kapri berbatang tinggi (T) dan kancing hijau mewakili gen resesif untuk tanaman kacang kapri berbatang pendek (t). Sementara itu, kancing kuning mewakili gen dominan untuk tanaman kacang kapri berbiji bulat (B) dan kancing putih mewakili gen resesif untuk tanaman kacang kapri berbiji keriput (b).

    P1 ♀ ♂
    Fenotip tanaman kacang kapri biji bulat batang tinggi >< tanaman kacang kapri biji keriput batang pendek
    Genotip BBTT bbtt
    Gamet B dan T

    b dan t

    F1 100% BbTt
    tanaman kacang kapri biji bulat batang tinggi
    P2 ♀ ♂
    Fenotip tanaman kacang kapri biji bulat batang tinggi >< tanaman kacang kapri biji bulat batang tinggi
    Genotip BbTt BbTt
    Gamet BT, Bt, bT, bt

    BT, Bt, bT, bt







    F2











    1 BBTT 1 BBtt 1 bbTT 1 bbtt

    2 BbTT 2 Bbtt
    2 bbTt
    1 bbtt
    2 BBTt 3 Btt 3 bbT (biji keriput,
    4 BbTt
    (biji bulat, (biji keriput, pendek)
    9 BT
    (biji bulat, tinggi) pendek) tinggi)


    Dengan demikian, seharusnya:
    Ratio fenotip F2
    = bulat tinggi : bulat pendek : keriput tinggi : keriput pendek
    = 9 : 3 : 3 : 1

    Namun hasil yang didapat melalui percobaan adalah sebagai berikut:
    Perkawinan Ratio fenotip F2 (bulat tinggi : bulat pendek : keriput tinggi : keriput pendek)
    I 19 : 4: 5 : 4
    II 18 : 8 : 6 : 0
    III 16 : 5 : 7 : 4
    IV 18 : 6 : 7 : 1
    V 18 : 7 : 7 : 0
    Dari hasil pengamatan di atas dapat kita lihat bahwa pada kenyataannya, ratio fenotip F2 yang didapat memang belum tentu persis seperti teori tetapi biasanya tidak terlalu jauh berbeda.

    • Epistasis Dominan
    Misalnya kancing kuning mewakili gen dominan untuk tanaman gandum berwarna kuning (B) dan kancing putih mewakili gen resesif untuk tanaman gandum berwarna putih (b). Kancing merah mewakili alel T yang akan menutupi kerja alel B dan b sehingga tanaman gandum menjadi berwarna hitam, sedangkan kancing hijau mewakili alel t. Warna kuning atau putih baru muncul jika gen epistasis berada dalam keadaan homozigot resesif (tt).

    P1 ♀ ♂
    Fenotip tanaman gandum berwarna hitam >< tanaman gandum berwarna putih
    Genotip BBTT bbtt
    Gamet B dan T

    b dan t

    F1 100% BbTt
    tanaman gandum berwarna hitam
    P2 ♀ ♂
    Fenotip tanaman gandum berwarna hitam >< tanaman gandum berwarna hitam
    Genotip BbTt BbTt
    Gamet BT, Bt, bT, bt

    BT, Bt, bT, bt

    F2
    1 BBTT 1 bbTT 1 BBtt 1 bbtt

    2 BbTT 2 bbTt
    2 Bbtt
    1 bbtt
    2 BBTt 3 bbT 3 Btt (gandum
    4 BbTt
    (gandum (gandum putih)
    9 BT
    (gandum hitam) hitam) kuning)


    Dengan demikian, seharusnya:
    Ratio fenotip F2
    = gandum hitam : gandum kuning :gandum putih
    = 12 : 3 : 1

    Namun hasil yang didapat melalui percobaan adalah sebagai berikut:
    Perkawinan Ratio fenotip F2 (gandum hitam : gandum kuning : gandum putih)
    I 24 : 4: 4
    II 24 : 8 : 0
    III 23 : 5 : 4
    IV 25 : 6 : 1
    V 25 : 7 : 0
    Dari hasil pengamatan di atas dapat kita lihat bahwa pada kenyataannya, ratio fenotip F2 yang didapat memang belum tentu persis seperti teori tetapi biasanya tidak terlalu jauh berbeda.

    VII Kesimpulan :
    • Ratio genotip F2 pada persilangan monohibrid domian = 1 : 2 : 1
    Ratio fenotip F2 pada persilangan monohibrid dominan = 3 : 1
    Ratio fenotip F2 pada persilangan dihibrid = 9 : 3 : 3 : 1
    Ratio fenotip F2 pada epistasis dominan = 12 : 3 : 1
    • Ratio fenotip dan genotip F2 yang didapat dari hasil pengamatan belum tentu persis seperti teori, tetapi umumnya tidak terlalu jauh berbeda dengan yang disebutkan dalam teori.

    Daftar Pustaka :
    http://www.crayonpedia.org/mw/Proses_Pewarisan_Dan_Hasil_Pewarisan_Sifat_Beserta_Penerapannya_9.1
    http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/gen-letal-dan-interaksi-antar-gen/
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.