Ask Pilih dibohongi atau terima kenyataan?

saya pernah berada di posisi dibohongi bertahun-tahun. jadi, say no untuk hal itu. kejujuran harus utama, walau menyakitkan.

 

saya pernah ngerasain dua-duanya jadi milih untuk lebih baik dibohongi, karena kalau nerima kenyataan bakal ingat terus

 

terima kenyataan, kl dibohongi nanti kl ketahuan jd lebih sakit

 

pastinya terima kenyataan walau apapun hal itu, karena dari sana bisa saling mencari jalan keluar/solusi daripada seakan-akan membohongi diri sendiri dan atau teman/keluarga kita

 

Nerima kenyataan, saya pikir jauh lebih baik daripada di bohongin .

Toh pada akhirnya kita juga harus berdamai dengan realita itu sendiri.

 

lebih baik jujur daripada bohong

 

mending kenyataan karena kebohongan pasti terungkap

 

lebih baik tau kenyataan walaupun sakit.. tp lebih sakit lagi klo dibohongi setelah itu kita tau kenyataannya

 

kenyataan dong. masa mau dibohongin terus? kita kan ga bodoh.

 

kebohongan, mau lu bilang mau terima kenyataan, tapi realitanya manusia suka diboongin
dunia ini penuh kebohongan bro, kita sehari2 dibohongi macem dari kecil kita udah suka diboongin orang tua dari hal-hal kecil, di tivi di pergaulan, di hubungan dengan pasangan, seringkali kita menikmatinya
kita gapernah menikmati kebenaran yang menyakitkan, entah buat kita atau org lain, kita takut sama kebenaran tsb, kita bakal cari2 objek lain buat disalah2kan atas kenyataan itu termasuk Tuhan
terima aja kebohongan, kebohongan ga selamanya buruk, mungkin kita emang belum punya kapasitas dan kemampuan buat menghadapi kenyataan

 

gw milih kebohongan,
mau lu bilang mau terima kenyataan, tapi realitanya manusia suka diboongin
dunia ini penuh kebohongan bro, kita sehari2 dibohongi macem2. Sejak kecil kita udah suka diboongin orang tua dari hal-hal kecil mungkin maksudnya emang buat mendidik, di tivi kita sering diboongin dan kita menganggap itu semua hiburan (Film, sulap, berita, dsb) , di pergaulan, di hubungan dengan pasangan, kita udah dekat banget dengan kebohongan saking dekatnya kita sampe ga sadar lagi dan menganggap semuanya wajar bahkan terhibur!

kita gapernah bisa dengan sukarela menikmati kenyataan yang menyakitkan, apalagi kita sendiri belum tentu berani untuk ngasih tau kenyataan yang menyakitkan gitu ke orang lain atau yang kita sayangi. kita takut sama reaksi mereka, kita takut karena kita tahu itu bakal menyakitkan. kalo ada org yg suka ngomong nyesek gitu langsung dijauhi, katanya penyampaiannya kasar lah, atau ga sopan lah, padahal emang kenyataannya kayak gitu.

entah buat kita atau org lain, kita takut sama kebenaran tsb, kita bakal cari2 objek lain buat disalah2kan atas kenyataan itu termasuk Tuhan juga kita salahkan.
terima aja kebohongan, kebohongan ga selamanya buruk, semua orang berhak punya privasi, berhak punya rahasia. ga semuanya yg terjadi di hidup kita dan orang lain kita harus tau/kita harus punya penjelasan/kita harus tau apa yang nyata... itu cuma ilusi, belajar menerima hidup apa adanya kebenaran itu cuma state of mind. mungkin kita emang belum punya kapasitas dan kemampuan buat menghadapi kenyataan dan menyampaikan kebenaran

 

Karena saya tidak suka dibohongi dan membohongi, maka saya lebih baik menerima kenyataan meskipun itu sakit.
Saya beranggapan, daripada rasa sakit saya setengah-setengah lebih baik sakit yang dalam sekalian tapi tidak ada masalah yang sama lagi menghambat saya dikemudian hari. Sampai saat ini, saya sering menerima kenyataan yang pahit (paling sering dalam masalah percintaan) tapi saya kemudian bangkit dan memulai lagi hidup saya.

 

Menerima kenyataan dong...walau sepahit apapun

 

Terima kenyataan aja gan, kalo dibohongi nanti keterusan bohongnya

 

lebih suka sama kenyataan,, karena sakit karena kenyataan tidak lebih sakit dri sakit karna dibohongi....
mana ad sih orang yg suka dibohongi
Pahit. pahit pahit

 

Terima kenyataan aja lebih baik, daripada entar2 taunya malah lebih nyesek
Banyak yang udah nyesal gara2 milih dibohongi dulu

 

lebih berharga sebuah kenyataan yang sungguh getir, meski kita harus mati-matian menelan dan menerima, daripada sebuah ilusi fana yang ujung-ujungnya hanya membawa asa yang tak akan pernah berujung.

 

lebih baik di sakiti dari pada menyakiti, gentleman brayyyy

 

biar bisa cepat move on dan memutuskan tindakan selanjutnya.