1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Philisophical System Of Love

Discussion in 'Motivasi & Inspirasi' started by raysukeTakahasi, Nov 29, 2008.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. raysukeTakahasi M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Nov 1, 2008
    Messages:
    334
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +229 / -0
    ~ Philisophical System Of Love ~


    Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal yang sihat. Itu adalah Konsep pertama yang dibentangkan oleh Bowman (seorang pengkaji cinta) kerana manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan belaka. Memang benar kita jatuh cinta dengan hati, tetapi agar tidak menimbulkan kekacauan dikemudian hari, kita di haruskan juga untuk menggunakan akal yang sihat.

    Sangat berbohong kalau antara kita semua boleh jatuh cinta dengan begitu sahaja tampa boleh mengelak. Yang sesungguhnya terjadi adalah, proses jatuh cinta yang dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standard, gagasan dan idealisme dari kelompok dari mana kita berasal. Sangat berbohong pula kalau kita merasa boleh berbuat apa sahaja pada saat jatuh cinta, dan tidak boleh diminta pertanggungjawapan bila perbuatan-perbuatan implusif itu berakibat buruk suatu ketika nanti.

    Kehilangan perspektif bukanlah petanda kita telah jatuh cinta, melaikan signal kebodohan. Cinta memerlukan proses yang panjang! Bowman juga menolak anggapan cinta boleh berasal dari pandangan pertama'. Cinta itu tumbuh dan berkembang dan merupakan emosi yang kompleks, katanya. Untuk tumbuh dan berkembang, cinta memerlukan waktu. Jadi memang tidak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak kita ketahui asal-usulnya dengan begitu sahaja.

    Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi secara berulang-ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus yang baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena, cinta pada pandangan pertama adalah pasangan yang telah diserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat, bahkan sampai tergila-gila. Kemudian perasaan komplusif itu berkembang menjadi cinta.

    Dalam kes, cinta pada pandangan pertama, sebenarnya ramai orang tidak begitu benar-benar mencintai pasanganya, melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencintai. Mereka mencintai pasangan sebagai personaliti yang kukuh.

    Cinta itu tidak menguasai dan juga tidak mengalah, tetapi saling berbahagi rasa dan perasaan. Bukan cinta namanya apabila kita mempunyai kehendak mengawal pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia mengalah demi kepuasan kekasih sahaja tampa memikirkan kepuasan diri sendiri juga. Orang yang saling mencintai tidak menganggap kekasihnya sebagai atasan atau bawahanya. Tetapi sebagai pasangan untuk saling berbahagi rasa dan perasaan, juga untuk mengidentifikasi diri.

    Bila kita mempunyai rasa keinginan menguasai kekasih (membuat sempadan pada pergaulanya, melarangnya melakukan aktiviti positif, mengawal selera cara dia perpakaian) atau melulu mengalah (tidak menunjukan lansung sikap protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan apabila telah dibandingkan dengan orang lain), bermakna kita belum bersedia memberi dan menerima cinta.

    Cinta itu konstruktif. Individu yang mencintai akan melakukan hal apa sahaja sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasanganya. Dia berani mempunyai niat dan cita-cita, bermimpi konstruktif dan merancang masa depan. Namun sebaliknya pada yang jatuh cinta yang implusif.

    Bukan hanya berfikir dan bertindak konstruktif, dia akan kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah setiap hari. Yang difikirkan hanya kesengsaraan peribadinya. Impianya pun tidak mungkin akan tercapai. Bahkan impian itu boleh menjadi subsitusi kenyataan.

    Cinta tidak melenyapkan semua masalah. Bagi penganut fahaman romatisme, mereka percaya cinta mampu mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu ubat bagi segala penyakit. Kemiskinan dan banyak masalah diyakini boleh diatasi dengan hanya berbekalan cinta belaka. Faktanya cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya boleh membuat pasangan kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin akan cuba direntasi dengan jerih agar masalah tersebut dapat diatasi atau menemukan jalan keluar dari masalah tersebut.

    Orang yang sedang mabuk kepayang bermakna tidak benar-benar mencintai, malah cenderung membutakan mata semasa sedang menghadapi masalah. Malah dengan tiba-tiba bertindak dengan akal sihatnya untuk mengetepikan masalah. Cinta akan cenderung mudur ke belakang. Ya, cinta itu bergerak kebelakang. Maka dengan itu kita patut curiga bila grafik perasaan kita pada kekasih turun-naik sehingga tidak konsisten.

    Pada saat berjauhan, kita merasakan kekasih lebih hebat berbanding pada ketika bersama, itu petanda kita mengidealisasikanya, bukan melihatnya secara realistik. Lantas pada saat kekasih kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritikal dan hilanglah segala bayangan hebat itu tadi. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat pada masa kita berdekatan denganya dan tidak merasakan hal yang sama pada masa berjauhan. Hal demikian menandakan kita hanya terpesona oleh daya tarikannya secara fizikal. Cinta akan dikira sihat apabila pada masa dekat dan jauh dari pasangan, kita menyukainya dalam kiraan setara.

    Cinta tidak hanya tertumpu pada daya tarikan fizikal. Dalam hubungan cinta, daya tarik fizikal sebenarnya juga penting. Tetapi bahaya bila kita menyukai kekasih hanya sebatas fizikalnya sahaja dan membencinya apabila fizikalnya berubah atau membencinya tentang faktor yang lain selain fizikalnya.

    Semasa jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap sense fizikal. Sense fizikal itu hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan saling menyukai personaliti masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu semata apabila kita menganggap sense fizikal hanya memberi sensansi menyenangkan tampa makna apa-apa. Dalam cinta, efeksi akan wujud kemudian pada saat hubungan semakin dalam. Sedangkan nafsu menuntut kepuasan fizikal sedari permulaanya.

    Cinta tidak buta. Tapi menerima cinta itu yang buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencintai melihat dan menyedari sisi buruk kekasihnya. Kerana besarnya cinta dia berusaha menerimanya dalam kedaan apapun. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu akan berubah menjadi baik. Itu kerana besarnya cinta dia cuba untuk memperbaki sisi buruk tersebut. Namun keinginan itu haruslah didasari perhatian dan maksud yang baik. Tidak boleh ada kritikan yang kasar, menolak bulat-bulat, geram dan marah atau merasa jjik. Nafsulah yang buta sebanarnya. Meskipun pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima tampa keinginan memberbaikinya. Juga akan meninggalkan pasanganya pada saat keinginanya telah terpuaskan, hanya kerana pasanganya mempunyai secuit keburukan yang sangat mungkin untuk diperbaiki.

    Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan. Orang yang benar-benar mencintai memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merosakan hubunganya dengan kekasihnya. Seboleh yang mungkin dia melakukan tindakan yang boleh memperkuat, mempertahankan dan memajukan hubunganya. Orang yang sedang tergila-gila' mungkin sahaja berusaha keras menyenangkan kekasihnya. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasihnya menerimanya, sehinga tercapailah kepuasan yang dicari.
    Orang yang mencintai menyenangkan pasanganya untuk memperkuat hubungan. Cinta berani melakukan hal yang menyakitkan. Selain berusaha menyenangkan kekasihnya, orang yang sungguh-sungguh mencintai juga memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasihnya demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata, tidak semasa anaknya meminta aiskrim. Padahal sebenarnya dia sedang selsema. Begitulah kita semua seharusnya bersikap pada pasangan.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.