Share Permintaan eurozone yang lemah dapat menyeret Euro ke bawah

Berbeda dengan banyak negara dan kawasan lain, Zona Euro mencatat perlambatan inflasi output. Tingkat pertumbuhan PPI dari tahun ke tahun menurun untuk bulan kedua berturut-turut, menunjukkan penurunan di bulan Juni menjadi 35,8% dari 36,2% dan 37,3% dalam dua bulan sebelumnya.

Meskipun perkiraan rata-rata memperkirakan tingkat yang sedikit lebih rendah, seseorang tidak dapat mengabaikan pendinginan inflasi yang signifikan dalam tiga bulan terakhir setelah tren yang memusingkan dari paruh kedua tahun lalu hingga awal tahun ini.



Penurunan penjualan ritel menggarisbawahi bahwa perlambatan inflasi lebih berkaitan dengan permintaan yang lemah daripada pemulihan logistik dan normalisasi harga komoditas. Data yang dipublikasikan untuk bulan Juni menandai penurunan penjualan sebesar 1,2% m/m dan 3,7% y/y.

Kita harus mempertimbangkan bahwa tingkat kenaikan harga tetap menjadi penghalang dan membutuhkan pengetatan lebih lanjut dari ECB. Namun, tanda-tanda penurunan tajam dalam permintaan akan secara tajam menghalangi perang melawan inflasi. Ini adalah berita sedih untuk Euro, yang dengan laporan ini kehilangan kesempatan untuk melawan dolar dalam beberapa hari atau minggu mendatang.

Selama dua minggu terakhir, konsolidasi EURUSD di kisaran 1,01-1,03 mungkin hanya jeda sebelum putaran penurunan baru. Secara historis, paritas belum menjadi dukungan atau titik balik yang signifikan. Jangan kaget jika Euro mengalami gelombang tekanan baru dalam beberapa hari atau minggu mendatang dengan pengujian ulang posisi terendah Juli di bawah 1,0.

 

makasih sudah berbagi infonya ya bang berharap cuan di eurusd juga nih