Pengerukan Waduk Pluit terhenti, Kontraknya habis

Pengerukan Waduk Pluit, Jakarta Utara sejak kemarin, Minggu (17/11), ditegaskan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah selesai dikarenakan kontraknya sudah habis.

“Bukan dihentikan itu pengerjaannya. Kontraknya kan kerja hanya 20 persen dari total luas Waduk Pluit. Mereka pengerjaannya dan pembayarannya sesuai pembuangan kubik tanah. Kalau kontraknya sudah selesai, ya sudah kelar. Karena kita kontraknya cuma Rp 20 miliar saja,” kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (18/11).

Dalam penjelasan , Pemprov DKI sengaja membuat kontrak yang seperti itu. Mengingat, belum semuanya warga di bantaran Waduk Pluit itu pindah. Sehingga Pemprov DKI tidak berani untuk mengeruk lebih dalam karena takut membuat tanah longsor atau merobohkan rumah yang masih ada di bantaran waduk.

“Kita tidak berani keruk lebih dalam. Takut robohin rumah yang ada disebelah kanan waduk. Soalnya rumah susun (rusun) disana belum siap. Mereka (warga) inginnya tinggal didekat situ kan,” ujarnya.

Dia tidak ingin pengerjaan pengerukan menimbulkan korban jiwa atau kerugian bagi warga. Dengan relokasi saja, pihaknya sudah dituding melanggar Hak Azasi Manusia (HAM) dan tidak manusiawi. Apalagi ditambah pengerukan mengakibatkan rumah roboh hingga menimbulkan korban jiwa.

“Iya, kalau kita sikat bisa mati loh mereka. Makanya orang bilang nggak manusiawi, kami nggak manusiawi tapi orang ngelunjak gitu loh. Justru kita mikirin yang manusiawi,” tuturnya.

Pengerukan Waduk Pluit akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2014. Namun kalau anggaran pengerukan Waduk Pluit tidak disetujui dewan, maka tahun depan Pemprov DKI akan melakukan kerja sama dengan swasta.

www.cahaya.cohttp://www.cahaya.co/kanal/read/2/183/pengerukan-waduk-pluit-terhenti-kontraknya-habis.html