pelangi estetika

Pelangi Estetika

[FONT=&quot]Oleh : Mochamad Chazienul Ulum[/FONT]​

[FONT=&quot] [/FONT]
[FONT=&quot] [/FONT]


Seputar Estetika dan Urgensinya

[FONT=&quot]Estetika merupakan cabang filsafat yang menelaah “seni” (art) dan “keindahan” (beauty). Term “estetika” berasal dari kata Yunani, aisthesis, yang berarti “pencerapan inderawi” atau bisa juga berarti “pengamatan spiritual”. Sedangkan “art” (seni) berasal dari kata ars, mempunyai arti “seni” atau “keterampilan/keahlian”.[/FONT]
[FONT=&quot]John Dewey, filsuf Amerika, berupaya untuk menunjukkan bahwa seni itu sesungguhnya suatu hal yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari (daily living). Dewey berpendapat bahwa seni berdampingan dengan segi-segi kehidupan lainnya, maka sangat keliru apabila seni hendak dilepaskan dari segi-segi kehidupan lainnya.[/FONT]
[FONT=&quot] [/FONT]
Subyektivitas Keindahan

[FONT=&quot]David Hume menyatakan bahwa keindahan bukanlah suatu kualitas (obyektif) yang “melekat” dalam obyek itu sendiri, melainkan berada dalam dunia ide. Manusia tertarik pada suatu struktur tertentu lalu menyebutnya indah. Nilai keindahan sebenarnya sangat ditentukan oleh natural characteristic manusia, yang dipengaruhi juga oleh kebiasaan dan preferensi individual.[/FONT]
[FONT=&quot]Immanuel Kant menganggap kesadaran estetis sebagai determinan penting dalam pengalaman manusia secara umum. Kant juga berpendapat bahwa keindahan itu merupakan evaluasi estetis yang semata-mata subyektif. Senada dengan Hume dan Kant, George Santayana (filsuf Amerika) juga menyangkal obyektivitas keindahan. Menurutnya, keindahan identik dengan kegemaran yang dialami manusia ketika mengamati obyek-obyek tertentu. Santayana menyetakan bahwa keindahan itu adalah “emosi senang” (ekstase) yang diproyeksikan ke dalam obyek yang dicerap indera.[/FONT]
[FONT=&quot] [/FONT]
Seni dan Kesenian

Benedetto Croce (filsuf Italia) mengungkapkan bahwa “seni adalah ekspresi dari kesan-kesan” (art is expression of impression). Dwitunggal manusia yang mengintegrasikan budi dan badan tak dapat mengekspresikan pengalamannya secara memadai dengan akal murni saja. Rasa mempunyai sensitivitas terhadap realitas yang tak diakomodasi oleh akal. Eksperimen untuk memahami problematika hidup dan kehidupan manusia yang kompleks kurang mencapai hasil yang memuaskan senyampang terbatas pada orientasi rasio semata. Ekspresi artistik yang memancar dari intuisi non-konseptual lebih mampu. Pernyataan ini bukan berarti bahwa karya seni bersifat irrasional/anti rasional, melainkan bahwa di dalamnya direalisasikan nilai yang tak mungkin di-cover oleh fungsi akal.
Karakter sosial dari kesenian mentransfer pengalaman dan emosi dari seorang artis/seniman kepada orang lain. Hal ini berguna untuk memanusiakan diri lebih sempurna. Aristoteles memandang dalam kesenian (indah) suatu manifestasi daya cipta manusia yang spesifik. Fungsinya yaitu untuk mengidealisasikan kebenaran sehingga kebenaran itu menghibur, meriangkan hati dan menegaskan cita-cita mulia lebih dalam daripada keyakinan rasional belaka.