1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Sejarah Pahlawan Wanita ACEH

Discussion in 'Aceh' started by Sunday_KNIGHT, Dec 23, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Sunday_KNIGHT SUPERMOD
    CHICKEN VOYAGE

    Offline

    Rockstar

    Joined:
    Jun 10, 2012
    Messages:
    48,380
    Trophy Points:
    353
    Ratings:
    +1,277,149 / -7
    Cut Nyak Dhien

    [​IMG]

    Keturunan bangsawan kelahiran Lampadang pada 1848. Ayahnya Teuku Nanta Seutia, seorang uleebalang VI Mukim, sedang ibunya adalah putri uleebalang Lampagar. Cut Nyak Dhien kemudian menggantikan ayahnya yang wafat sebagai uleeba-lang perempuan di daerah VI Mukim. Ia pertama kali menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga, seorang pahlawan perang melawan Belanda, putra dari uleebalang Lamnga XIII. Suami pertamanya ini meninggal pada tanggal 29 Juni 1878 di dalam peperangan melawan Belanda di Sela Glee Tarun. Setelah itu ia bersuamikan Teuku Umar. Dalam perjuangannya, Teuku Umar pernah melakukan sandiwara besar dengan menyatakan sumpah setia kepada Belanda. Setelah mendapat berbagai fasilitas, Teuku Umar kembali berbalik melawan Belanda. Teuku Umar gugur saat terjadi serangan ke Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899. Sepeninggal Teuku Umar, Cut Nyak Dhien memimpin langsung perlawanan terhadap Belanda. Selama 16 tahun ia bergerilya di tengah hutan dan rimba. Namun kondisi fisik Cut Nyak Dhien menurun, matanya menjadi rabun. Pada tanggal 16 November 1905, sepasukan Belanda menyerbu ke hutan tempat ia bersembunyi, dan akhirnya ia dapat ditangkap. Alkisah, Cut Nyak Dhien mencabut sebuah rencong dan mengarahkannya ke dadanya sendiri, namun berhasil dicegah oleh Letnan Van Vuuren. Setelah itu Cut Nyak Dhien dibuang oleh Gubernur Van Daalen ke Pulau Jawa, hingga kemudian wafat pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.


    Cut Meutia

    [​IMG]

    Cut Mutia bernama lengkap Cut Nyak Meutia. Ia salah satu pahlawan nasional dari Tanah Rencong selain Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Teuku Cik Di tiro dan tokoh lainnya. Seperti pejuang Aceh lainnya, Cut Mutia terkenal dengan keberanian, keteguhan jiwa dan daya juangnya. Beliau lahir di Pirak, Keureutoe, Aceh Utara tahun 1870 dan wafat di Alue Kurieng 24 Oktober 1910. Makamnya juga terletak di Alue Kurieng.

    Cut Mutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Cik Tunong. Setelah melalui perjuangan yang panjang, Teuku Cik Tunang dapat ditangkap Belanda dan di hukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sebelum meninggal Teuku Cik Tunong berpesan pada sahabtnya Pang Nagroe agar mau menikahi istrinya dan merawat anaknya Teuku Raja Sabi.

    Cut Mutia kemudian menikah dengan Pang Nagroe sesuai wasiat suaminya dan bergabung dengan pasukan lainnya di bawah Teuku Muda Gantoe. Pada suatu pertempuran di Korps Marsose di Paya Cicem, Cut Mutia dan para wanita pejuang lainnya melarikan diri ke hutan. Pang Nagroe sendiri teus melakukan perlawanan hingga akhirnya gugur pada tanggal 26 September 1910.

    Cut Mutia akhirnya terus bangkit dan melakukan perlawanan bersama sisa-sisa pasukannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial Belanda sambil bergerak menuju Gayo menlalui hutan belantara. Tanggal 24 Oktober 1910 Cut Mutia dan pasukannya bentrok dengan pasukan Belanda di Alue Kurieng. Cut Mutia akhirnya gugur di tempat tersebut. Butiran timah panas bersarang di kepala dan dadanya. Cut Mutia membuktikan aqidah, idealisme, kecintaan terhadap tanah air tak bisa dibandingkan dengan apapun ia bahkan berani mengorbankan selembar nyawanya. Cut Mutia dikukuhkan sebagai pahlawan kemerdekaan nasional berdasarkan SK Presiden RI No 107/1964.


    Pocut Baren

    [​IMG][​IMG]

    Lahir tahun 1880, menjadi Panglima Perang menggantikan suaminya yang gugur di medan perang. Selain menjadi panglima perang, iapun menjadi uleebalang daerah Gome, mempunyai pengikut yang banyak yang membantunya dalam pertempuran melawan Belanda. Pocut Baren bermarkas di sebuah gua di Gunung Mancang. Belanda mengalami kesulitan melacak keberadaan gua ini. Hingga suatu saat, keberadaan gua tersebut diketahui. Usaha tentara Belanda untuk sampai di gua itu kandas di tengah jalan karena ketika sedang mendaki gunung, beratus-ratus batu digulingkan ke bawah oleh anak buah Pocut Baren sehingga banyak tentara Belanda yang tewas. Akhirnya Belanda mendapat akal untuk mengalirkan 1200 kaleng minyak tanah ke arah gua lalu dibakar. Banyak jatuh korban karena penyerangan ini. Pocut Baren sendiri terkena peluru di kakinya sehingga perlawanannya terpaksa berhenti. Ia lalu ditahan di Kutaraja, namun anak buahnya tetap melakukan perlawanan.


    Ratu Nihrasiyah (1400-1428)

    [​IMG]

    Ratu Nahrisyah adalah ratu kedua dari Kerajaan Samudra Pase. Pada tahun 1407 M, Kerajaan Nakur menyerang Pase. Dalam pertempuran, suami Nahrisyah tewas. Sri ratu bersumpah di hadapan rakyatnya: “ Siapapun yang dapat membunuh Raja Nakur, saya bersedia untuk menikah dengannya dan memerintah kerajaan ini bersama suami saya tersebut.”

    Seorang pejabat Panglima Laot kerajaan yang bernama Salahuddin, bersedia mengemban tugas tersebut, dan iapun berhasil membunuh raja Nakur, pada tahun 1409 itu, dan Sri Ratu pun menepati janjinya. Namun, pada tahun 1411 M, Sri ratu mengutus suaminya untuk mengirim hadiah kepada Kaisar Cina, Cheng Tsu. Sekembalinya dari China, tahun 1412 M, Salahuddin dibunuh oleh anak tirinya, putra dari suami pertama Sri Ratu, seperti ditulis dalam buku China ‘Ying Yal Cheng Chu’.

    Tahun 1415 M, Laksamana Cheng Ho bersama armadanya mengadakan kunjungan balasan ke Samudra Pase, dengan membawa hadiah lonceng besar ‘Cakra donya’ dari Sang kaisar. Sri Ratu Nahrisyah mangkat pada hari Senin, 17 Zulhijjah, 831 H, bertepatan 27 September 1428 M. Kerajaan Samudra Pase disatukan dengan Aceh Raya Darussalam oleh Sulthan Ali Mughayatsyah, tahun 1530 M.


    Laksamana Malahayati (1585-1604)

    [​IMG]

    Malahayati yang memiliki nama asli Keumala Hayati berasal dari keluarga militer. Belum diketahui secara pasti kapan tanggal lahir dan tanggal wafatnya. Menurut manuskrip yang tersimpan di University Kebangsaan Malaysia, diperkirakan Malahayati lahir tahun 1875. Ayahnya adalah Laksamana Mahmud Syah. Sedangkan ibunya telah meninggal dunia ketika Malahayati masih kecil. Kakeknya bernama Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh Darussalam sekitar tahun 1530-1539 M. Sultan Salahuddin Syah merupakan putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M) yang merupakan pendiri Kesultanan Aceh Darussalam. Malahayati kecil sering diajak berlayar oleh ayahnya. Hal ini menyebabkan Malahayati mencintai dunia bahari sejak dini. Dia bertekad untuk menjadi pelaut handal seperti ayahnya. Malahayati menempuh pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis yang dimiliki kerajaan Aceh Darussalam saat itu.

    Memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV. Malahayati memimpin 2000 pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah tewas) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599, dan mendapat gelar “Admiral” untuk keberaniannya ini.


    Laksamana Leurah Ganti dan Laksamana Muda Tjut Meurah Inseuen

    Pada masa pemerintahan Sultan Muda Ali Riayat Syah V (1604-1607), memimpin “Suke Kaway Istana” atau Resimen Pengawal Istana yang terdiri dari “Si Pai Inong” (prajurit-prajurit wanita). Dua pimpinan inilah yang berhasil membebaskan Iskandar Muda dari tawanan Alaidin Riayat Syah V.


    Divisi Kemala Cahaya

    Merupakan divisi pengawal istana yang terdiri dari prajurit-prajurit perempuan dan dipimpin seorang jenderal perempuan Divisi ini dibentuk pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) dan merupakan bagian dari Angkatan Perang Aceh.


    Ratu Safiatuddin

    [​IMG]

    Bergelar Paduka Sri Sultana Ratu Safiat ud-din Taj ul-’Alam Shah Johan Berdaulat Zillu’llahi fi’l-’Alam binti al-Marhum Sri Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Shah. Dilahirkan dengan nama Putri Sri Alam. Safiat ud-din Taj ul-’Alam memiliki arti “kemurnian iman, mahkota dunia.” Ia memerintah antara tahun 1641-1675. Diceritakan bahwa ia gemar mengarang sajak dan cerita dan membantu berdirinya perpustakaan di negerinya. Sebelum ia menjadi ratu, Aceh dipimpin oleh suaminya, yaitu Sultan Iskandar Thani (1637-1641). Setelah Iskandar Thani wafat amatlah sulit untuk mencari pengganti laki-laki yang masih berhubungan keluarga dekat. Terjadi kericuhan dalam mencari penggantinya. Kaum Ulama dan Wujudiah tidak menyetujui jika perempuan menjadi raja dengan alasan-alasan tertentu. Kemudian seorang Ulama Besar, Nurudin Ar Raniri, menengahi kericuhan itu dengan menolak argumen-argumen kaum Ulama, sehingga Ratu Safiatuddin diangkat menjadi ratu. Ratu Safiatuddin memerintah selama 35 tahun, dan membentuk barisan perempuan pengawal istana yang turut berperang dalam Perang Malaka tahun 1639. Ia juga meneruskan tradisi pemberian tanah kepada pahlawan-pahlawan perang sebagai hadiah dari kerajaan. Sejarah pemerintahan Ratu Safiatuddin dapat dibaca dari catatan para musafir Portugis, Perancis, Inggris dan Belanda. Ia menjalankan pemerintahan dengan bijak, cakap dan cerdas. Pada pemerintahannya hukum, adat dan sastra berkembang baik.


    Sri Ratu Nur Alam Nakiatuddin Syah

    Menggantikan Ratu Safiatuddin yang wafat dan memerintah dari tahun 1675-1678. Ia mengadakan beberapa perubahan terhadap Tata Negara yang ada. Ia memerintah selama 2 tahun sampai kemudian wafat pada 23 Januari 1678.


    Sri Ratu Inayat Syah Zakiatuddin Syah

    Diangkat menggantikan Ratu Nakiatuddin. Ia dikatakan sebagai seorang ratu yang bijak dan berpengetahuan luas dalam berbagai bidang. Ia bahkan menguasai bahasa Arab, Persia, Urdu, Spanyol dan Belanda yang dipelajarinya dari seorang perempuan Belanda yang bekerja di kraton Daud Dunia sebagai Sekretaris Sultanah. Kaum Wujudiah penentang sultan perempuan mulai kembali menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap kekuasaan Ratu Zakiatuddin. Mereka mengadu ke Syarif di Mekah yang lantas mengirim utusan ke Aceh. Utusan tersebut kagum melihat kemakmuran Banda Aceh sebagai kota internasional. Ratu Zakiatuddin memerintah 10 tahun lamanya sampai ia wafat pada 3 Oktober 1688.


    Ratu Kumala Syah

    Menggantikan Ratu Zakiatuddin dan memerintah dari tahun 1678-1688. Kaum Wujudiah masih tetap tidak menyetujui adanya sultan perempuan. Syarif Hasyim salah satu dari mereka, lalu mengawini Sang Ratu guna mempercepat kejatuhan Ratu. Sementara itu kaum Wujudiah terus menerus mengadu kepada Syarif Mekkah sehingga datanglah surat Mufti Mekkah yang menegaskan ketidak-setujuannya perempuan menjadi Sultanah Aceh. Surat tersebut lalu dibicarakan secara musyawarah diantara kalangan pembesar negara dan dimenangkan oleh kelompok anti ratu perempuan. Rabu 1 Oktober 1699 Ratu Kumala dimakzulkan (diturunkan) dari tahta dan diganti oleh suaminya, Syarif Hasyim.


    NOTE : Banyak pahlawan yang pict-nya tidak sempat diabadikan, baik itu dalam bentuk lukisan / terkaan wajah,
    sehingga TS tidak bisa menyertakan lukisan atau terkaan wajah beberapa pahlawan wanita Aceh dalam trid ini,
    jikalau teman-teman punya terkaan wajahnya silahkan di share ke saya biar dilampirkan dalam post,

     
    Last edited: Dec 23, 2012
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.