1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Biography Pahlawan nasional Indonesia, etnis Tionghoa

Discussion in 'Indonesian History' started by basayevz, Jul 24, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. basayevz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 20, 2011
    Messages:
    29
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +23 / -0
    Asvi Warman Adam
    Pahlawan Nasional Etnis Tionghoa

    MESKI Indonesia telah merdeka tahun 1945, pengangkatan pahlawan nasional baru dimulai sejak tahun 1959. Sampai sekarang tercatat lebih dari 100 pahlawan yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

    Tahun lalu, Pong Tiku masuk jajaran tokoh terhormat ini. Ia adalah pejuang dari Tanah Toraja yang berperang melawan Belanda tahun 1905-1907. Deretan pahlawan nasional itu bagai album perjuangan. Masing-masing daerah berusaha memasukkan "foto"-nya ke album bersama ini. Pada akhir pemerintahan Soeharto, dirasa tidak cukup bila provinsi diwakili seorang tokoh, sampai-sampai ada kabupaten yang ingin memperjuangkan pahlawan yang berasal dari wilayah mereka sendiri (daerah tingkat II).

    Selama Orde Baru, ada dua pahlawan nasional yang dicekal. Maksudnya nama mereka tidak tercantum dalam buku pelajaran sejarah sekolah meski surat pengangkatan sebagai pahlawan nasional tidak dicabut. Keduanya adalah tokoh dari golongan kiri, yakni Tan Malaka (diangkat tahun 1963) dan Alimin (1964).

    Dalam waktu lebih 30 tahun, etnis Tionghoa tidak disebut dalam pelajaran sejarah Indonesia. Aneka peringatan atau pertunjukan kultural yang berbau Tionghoa tidak pernah ditampilkan di depan umum. Buku Slamet Mulyana yang memuat pendapat kontroversial bahwa Wali Songo berasal dari etnis Tionghoa tidak dibahas secara ilmiah, tetapi langsung dilarang Kejaksaan Agung.

    Baru pada era reformasi keadaannya berangsur berubah. Perayaan Imlek, misalnya, diakui sebagai hari libur fakultatif (masa Presiden Abdurrahman Wahid) dan libur resmi (era kepemimpinan Mega). Barongsai dipertunjukkan di mana-mana. Sejarah kelenteng diulas di televisi.

    Tampaknya, perjalanan warga Tionghoa masih panjang untuk mendapatkan kedudukan yang sederajat dengan etnis lain di Tanah Air. Diskriminasi di bidang hukum masih berlaku terhadap etnis Tionghoa. Tidak kalah, diskriminasi di bidang sejarah. Sumbangan amat besar etnis Tionghoa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi selama berabad-abad di Nusantara tidak pernah diajarkan kepada siswa. Perlu dicatat, etnis Tionghoa berjuang melawan Belanda. Di Kalimantan Barat, seperti diteliti sejarawan UGM Harlem Siahaan, kongsi Tionghoa pernah mengangkat senjata terhadap Belanda.

    Laksamana John Lie


    Salah seorang tokoh etnis Tionghoa yang berjasa kepada Republik ini adalah Laksamana John Lie. Ia adalah mualim kapal pelayaran niaga milik Belanda KPM yang lalu bergabung dengan Angkatan Laut RI. Semula ia bertugas di Cilacap dengan pangkat kapten. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam Jepang untuk menghadapi pasukan Sekutu. Atas jasanya, pangkatnya dinaikkan menjadi laksamana.

    Ia lalu ditugaskan mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut komoditas ekspor Indonesia untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang saat itu masih tipis. Pada masa awal (tahun 1947), ia pernah mengawal kapal yang membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura, Utoyo Ramelan. Sejak itu, ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke Singapura untuk dibarter dengan senjata. Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada pejabat Republik yang ada di Sumatera seperti Bupati Riau sebagai sarana perjuangan melawan Belanda. Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli Belanda, juga harus menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang mereka gunakan.

    Untuk keperluan operasi ini, John Lie memiliki kapal kecil cepat, dinamakan the Outlaw.

    Seperti dituturkan dalam buku yang disunting Kustiniyati Mochtar (1992), paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi "penyelundupan". Pernah saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, ia ditangkap perwira Inggris. Di pengadilan di Singapura ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum. Ia juga mengalami peristiwa menegangkan saat membawa senjata semiotomatis dari Johor ke Sumatera, dihadang pesawat terbang patroli Belanda. John Lie mengatakan, kapalnya sedang kandas. Dua penembak, seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap tampaknya berasal dari Maluku, mengarahkan senjata ke kapal mereka. Entah mengapa, komandan tidak mengeluarkan perintah tembak. Pesawat itu lalu meninggalkan the Outlaw tanpa insiden, mungkin persediaan bahan bakar menipis sehingga mereka buru-buru pergi.

    Setelah menyerahkan senjata kepada Bupati Usman Effendi dan komandan batalyon Abusamah, mereka lalu mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa kapal the Outlaw adalah milik Republik Indonesia dan diberi nama resmi PPB 58 LB. Seminggu kemudian John Lie kembali ke Port Swettenham di Malaya untuk mendirikan naval base yang menyuplai bahan bakar, bensin, makanan, senjata, dan keperluan lain bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

    Pada awal 1950 ketika ada di Bangkok, ia dipanggil pulang ke Surabaya oleh KSAL Subiyakto dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang Rajawali. Pada masa berikut ia aktif dalam penumpasan RMS di Maluku lalu PPRI/Permesta. John Lie yang juga dikenal dengan nama Jahya Daniel Dharma tetap berdinas di Angkatan Laut, terakhir berpangkat laksamana muda. Ia layak diusulkan sebagai pahlawan nasional.(Tread ini di buat Supaya kita tahu bahwa semua ikut berjuang)

    Asvi Warman Adam, peneliti LIPI, doktor sejarah dari Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales, Paris.

    Sumber: Kompas, Jumat, 31 Januari 2003

    ----

    Notes :
    Salut untuk penelitian Asvi Warman Adam
    Setuju bahwa Laksamana Jahya Daniel Dharma a.k.a. John Lie diangkat jadi Pahlawan.

    Yang pasti semua orang di tanah air Indonesia ini ikut berjuang melawan PENJAJAH ... entah Belanda atau Jepang. Dan kaum keturunan Tionghoa juga ada di barisan penentang itu
    Politik Belanda yang memisahkan : Asia Timur dan Pribumi telah mengasingkan posisi kaum tionghoa ... yang herannya tidak terjadi pada kaum keturunan Arab, India dan sebagainya yang juga diperlakukan istimewa oleh Belanda.

    Pada jaman Soekarno, pembauran itu berlangsung baik. Kaum Tionghoa bersedia berpikir tentang kemajuan Indonesia dan bukan hanya berdagang. Tercatat Menteri Oey Tjoe Tat di Kabinet Soekarno. Dan keturunan suku lain di nusantara tidak ada masalah dengan Tionghoa.

    Masalah muncul jaman Orde Baru, yang memakai pola pendekatan politik Belanda. Hanya Orde Baru tidak memakai kaum Arab dan India, tetapi hanya segelintir kaum Tionghoa sebagai kasir mesin uang Soeharto. Tapi implikasinya ... terjadi sentimen terhadap keseluruhan kaum Tionghoa. Soeharto sebenarnya tidak pernah tulus bersahabat dengan kaum Tionghoa ... karena kaum ini sering hanya menjadi Bemper. Lihatlah setiap ada krisis ekonomi, selalu masalah dilemparkan ke kaum ini.

    Kini, kita bersyukur pada Gus Dur dan Megawati yang telah mengembalikan posisi "satu kaum" di republik ini pada posisi yang sama dengan keturunan suku-suku lain di Indonesia. Semoga seperti jaman Soekarno, tidak ada lagi kecurigaan dan sentimen dari suku lain terhadap kaum tionghoa ... dan kaum tionghoa Indonesia tidak hanya berpikir untuk kelompoknya melainkan berpikir untuk kemajuan INDONESIA indonesia.gif ... Semoga ada lagi menteri (sudah ada Kwik Kian Gie, sekarang ada Marie Pangestu), bahkan tentara, polisi, bupati, gubernur, kalau perlu camat dan lurah yang juga dari keturunan tionghoa; jadi hilang kesan bahwa keturunan tionghoa hanya mengurusi dagang dan uang ...


    Sumber:
    1.arsip nasional RI[pengangkattan John Lie sbgai laksamana,pahlawan nasional,dan sebagai pemimpin bea cukai beserta sejarah hidup john lie,baik dr dokumentasi,journal,rekaman suara,rekaman video,dll]
    2.buku Misteri Sejarah krgan Asvi Adam
     
    • Thanks Thanks x 2
    Last edited by a moderator: Aug 23, 2011
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. 1c4ru5 Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Mar 9, 2010
    Messages:
    6,687
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,223 / -1
    sip :top: dah reopen lgi
    zz11 - Today 09:38 PM Report this message as abuse

    Done. Coba dicek ulang, ada yg masih salah?

    1c4ru5
    1c4ru5 - Today 05:52 PM Edit Report this message as abuse

    http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=173038
    gw tw kok sumbernya tp bkn link
    1.arsip nasional RI[pengangkattan John Lie sbgai laksamana,pahlawan nasional,dan sebagai pemimpin bea cukai beserta sejarah hidup john lie,baik dr dokumentasi,journal,rekaman suara,rekaman video,dll]
    2.buku Misteri Sejarah krgan Asvi Adam

    dan btw gw mnt tlg diedit bbrp thread itu,cthnya bkn mayor john lie
    tp laksamana john lie
    trs bkn krn asvi adam mk john lie diangkat jd pahlawan nasional,tp itu sudah lama bhkn sblm tulisan itu ditlis asvi adam
    bnyk nya pengaruh politik orba malah membuat mereka menyembunyikan potensi yg bsa menentang mereka[Etnis tionghoa yg waktu itu diikatkan ke kiri/comunist/sosialist,pergerakkan wanita/feminisme,persatuan seluruh bangsa]

    http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=138591
    ini kok kacaw bener tritnya [smntr peringatan bata terkirim]

    sbnrnya tnp penelitian asvi emg sdh pahlawan nasional :peace:
    dan soal orde baru sendiri pny politik pecah belah agar kekuatan yg mungkin dianggap bsa menjatuhkan rezim nya bisa terpecah[cthnya kyk persatuan dan kesatuan,organisasi kewanitaan/feminimnisme[CMIIW] dll]

    selepas dr itu semua bnyk jg kok dr etnis tionghoa,
    cthnya kyk lim koen hian,pendiri sekaligus pemimpin partai tionghoa indonesia[ketika revolusi kemerdekaan]
    "Kita ini Tionghoa Indonesia merupakan 1 kesatuan dengan Bangsa Indonesia,dan Negara Indonesia,karena itu kita harus mendukung 100% kemerdekaan Indonesia!"
    dan trs ada kyk soe hok gie,dll
    oh ya nih keknya ts nya copas lgsg y?
    terlihat ada bbrp kalimat mungkin didampingi foto tp malah tdk ada
    skdr menambahkan [​IMG]

    tentara sudah ada kok,dan apalagi sjk reformasi sdh makin bnyk,[dan slh 1 ikon terkenalnya ya Alm.Laksamana John Lie]
    polisi jg sdh bnyk kan,PNS jga, bupati krg tw tp klo kgk slh di daerah kalimantan jg ada
    gubernur sih blm tp calonnya ada :D
    camat dan lurah ada kok[di padang ada tuh bnyk yg gw kenal :XD:,gitu jg di pekanbaru dkt tmpt tgl gw ini camat lurah,rt ,rw nya tionghoa smua kok]
    tp maaf no sara ya cma share aja :peace:
    sbnrnya pluralisme itu indah :hihi: [thx GusDur,sebgi bpk pluralisme Indonesia :top:]
    jgn skli2 rezim itu sendiri yg menghancurkan rakyatnya[kyk Orba] :iii:

    Mau apapun kita,Mau Pribumi,keturunan[kyk kami Tionghoa,india,vietnam,dll],Laki2,Perempuan,Tua,Muda,Dari kalangan mana pun,Kaya Miskin,Sedang,Menengah,Mampu,Tidak Mampu pokoknya kita semua ini Indonesia!!!
    dan bangga jadi Bangsa Indonesia!!!
    Indonesia Bersatu=Indonesia Bisa Jaya Raya[kyk zaman soekarno cthnya smpe2 disegani dunia,pdhal perekonomian dan stabilitas negara sendiri sprtinya zaman segitu kacau,skrg?sdh jauh lebih baik! tapi malah kyk sapi ompong yg diternak :sedih:]

    INDONESIA RAYA BERJAYA!!!BANGGA JADI BANGSA INDONESIA!!!:onfire:

    note:
    tmbhan
    gmbr liem koen hian itu sendiri[jurnalis,wartawan,politikus,nasionalis,anggota bpupki,dll]
    [​IMG]

    slh 1 penggalan hidup yg mengharukan dr engkoh kun hian[kbtlan sama marga sama gw alias lim/liem/lin :swt:]
    Liem Koen Hian pernah menjadi penyelundup obat-obatan di daerah pendudukan. Pada akhir tahun 1951 ia punya satu apotek di kawasan Tanah Abang. Pada tahun itu pula, Liem ditangkap dan ditahan oleh pemerintah Soekiman selama beberapa waktu atas tuduhan menjadi simpatisan kiri. Kejadian ini sangat mengecewakan Liem Koen Hian. Ditambah dengan pengaruh perkembangan dan perubahan di RRC, akhirnya Liem memutuskan untuk menanggalkan kewarganegaraan Indonesianya. Ia meninggal pada 1952 di Medan sebagai orang asing di negeri yang pernah diperjuangkannya.
     
    • Thanks Thanks x 2
    Last edited: Aug 23, 2011
  4. 1c4ru5 Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Mar 9, 2010
    Messages:
    6,687
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,223 / -1
    @atas:
    hny orde baru dgn bnyk politik rasis yg tkut bsa menjatuhkan pemerintahan yg dikuasainya
    cthnya kata filsuf kuno : Dengan Wanita Negara Bisa Berganti Kepemimpinan
    yg menunjukkan pengaruh wanita itu jk sdh bergerak bsa sangat berbahaya[krn itu pada zaman orde lama,soekarno melancarkan keorganisasin feminimnisme[kewanitaan] krn bsa menjadi pengaruh besar bgi negara dan bangsa[bkn untuk politik] dan inilah yg membuat dlm orde baru grkan feminimnisme diserang dluan dgn tuduhan ikutan dlm peristiwa lubang buaya


    EDIT:stlh cek lgi trit ini kok post di atas gw tba2 ilg:???:
    :shock1:,btw sngaja tmbh kalimat ini drpd ntr gw diblg orgil lgi :swt:
    kyknya tuh post diapus deh ama momod krn termasuk sara :hmm:
     
    Last edited: Aug 27, 2011
  5. von_braun Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 22, 2010
    Messages:
    21
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    Iyaya, ane juga bingung....kenapa kita ini memusuhi etnis tionghoa, padahal mereka itu kan juga sama2 warga negara indonesia....pendapat ane sendiri mungkin karena mereka secara strata ekonomi lebih mampu dibandingkan warga pribumi, tapi itu karena mereka memang lebih giat berusaha dibanding orang pribumi (ini pendapat ane sendiri) yang cenderung malas-malasan.....
     
  6. moonsdale M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 31, 2011
    Messages:
    405
    Trophy Points:
    81
    Ratings:
    +318 / -0
    Soe Hok Gie mungkin juga tergolong pahlawan bro..
     
  7. 1c4ru5 Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Mar 9, 2010
    Messages:
    6,687
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,223 / -1
    apapun aku tapi aku tetap seorang indonesia :onfire:
    tp tdk pahlawan nasional,krn ada kriteria2 tertentu dan dalam pemilihan pun bnyk cing cong cing cong nya
    jd msalnya kta anggap seorg itu pahlawan belum tentu jadi pahlawan pd org lain dan blm tentu diakui
     
  8. a23 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 15, 2009
    Messages:
    466
    Trophy Points:
    146
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +1,205 / -0
    wah baru tau.......
    hebat juga tapi jadi pahlawan nasional, ribet tuh urusannya....liat di tipi2 ga beres2
     
  9. zz11 Veteran

    Offline

    Rockstar

    Joined:
    Mar 11, 2009
    Messages:
    40,084
    Trophy Points:
    252
    Ratings:
    +33,311 / -0
    emang ngurus pendaftaran jadi pahlawan nasional keknya ribet...
    soalnya pernah denger dari berita, yg dinilai harus jasa2nya, dan pertimbangan atas kesalahan2 yg diperbuat dengan jasa yg diberikan kepada bangsa...

    Mungkin ada yg lebih paham soal prosedur penetapan pahlawan nasional :bingung:
     
  10. 1c4ru5 Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Mar 9, 2010
    Messages:
    6,687
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,223 / -1
    ^
    ada bukti pertama tama
    dlm berbagai hal msalnya arsip,bukti tindakkannya,bukti hasil dari perjuangan/tindakkannya
    trs pendaftarannya sebesar apa jasanya apakah dia cocok secara moral atau gmn
    tp skrg yg bwt bingung dr bidang olahraga dan arab blm ada
    tp scra grs besar orang indonesia: pribumi arab tionghoa
    tionghoa sudah ada,musik sdh ada[w.r supratman],olahraga blm ada arab jg
    prosedurnya kgk slh ada kok di web pemerintah

    dan kdg ada bbrp pahlawan nasional,berjasa besar bagi dunia
    kyk R.A Kartini[sampe eropa dr sifatnya itu memberi simpati dan perubahan ckp besar di eropa]
    trs kyk kyai apa y lupa,dia prnh dibuang ke afrika oleh belanda,tp malah bisa menyebarkan agama islam di afrika[yg islam rata2 di afrika utara shg afrika tgh dan selatan tdklah islam]
    dan menjadi kyai terkemuka di sana[malah disebut nelson mandela bahwa ia adalah salah satu putra afrika terbaik]
    nb: putra afrika=org yang sangat berjasa bagi afrika dalam zaman2 aparteid

    trs kyk hoen lian[kgk slh] smpe ada ikut cmpur dalam masalah revolusi tiongkok
    tp kyk hoen lian itu tdk termasuk pahlawan nasional ...
     
    Last edited: Sep 4, 2011
  11. ichreza M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 8, 2009
    Messages:
    838
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +8,787 / -0
    soe hok gie dan ahmad wahib, emang banyak kemiripan, sy ndak bisa ngomong banyak kali ini..tp figur ahmad wahib ini juga sangat menarik......terbukti di pengantar CSD, daniel dhakidae, banyak membandingkan mereka, buku catatan harian, ahmadwahib sendiri kemarin sudah diterbitkan ulang oleh, freedom press, bahkan kemaren sempat ada awardnya untuk lomba penulisan esai....
    Pemutaran perdana film Gie di Jakarta pada 14 Juli menyedot perhatian banyak aktivis mahasiswa. Bahkan sebelum film itu diluncurkan, diskursus tentang ”Catatan Seorang Demontsran” kembali menyemarakkan diskusi-diskusi lesehan di kalangan aktivis. Lembaran-lembaran kisah dalam buku itu di reimagining, suatu pembacaan yang mungkin telah ditelaah empat atau lima tahun silam.
    Satu hari sebelum peluncuran film Gie, terbetik di hati suatu pertanyaan: Apakah film itu benar-benar akan menggambarkan kisah yang otentik dalam ”Catatan Seorang Demonstran?” Terutama gambaran-ideal antara pemikiran Soe Hok Gie dalam buku dan peran Nicholas Saputra yang bermain dalam Gie.
    Mungkin si sutradara Riri Riza akan menjawab: Yang dituangkan dalam scene paling tidak ingin menggambarkan hiruk-pikuk sosok aktivis mahasiswa dekade 60-an dengan segala kritisisme dan keresahannya. Komentator yang kritis bisa bilang banyak kisah di film dan di buku ”Catatan Seorang Demonstran” tak sinkron, namun sungguh benar film Gie menunjukan gambaran aktivis Indonesia yang kritis, gigih dalam idealisme dan moralitasnya.
    Soe Hok Gie kemudian disandingkan dengan Ahmad Wahib. Keduanya suka menulis (Wahib yang wartawan majalah Tempo dan Gie sang kolomnis suratkabar), keduanya kekeuh dalam idealisme, tak jauh dengan kisah romantisme, dan sama-sama aktivis mahasiswa. Yang mungkin membedakan, jika Wahib bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), meskipun keluar karena alasan perbedaan ideologis, maka Gie menolak bergabung dengan Perhimpunan Mahasiswa Katolik (PMKRI) karena merasa aktivismenya sebagai mahasiswa tidak harus dimunculkan dengan idiom agama. Gie lebih senang menjadi seorang ”pengembara” yang membela keadilan atas tirani.
    Semenjak pertama kali diterbitkan LP3ES pada dekade 80-an, antologi kumpulan ”keresahan pemikiran” Gie dan Wahib sudah memunculkan polemik yang melebar. Pemikiran Wahib dalam ”Pergolakan Pemikiran Islam” tak disukai kalangan fundamentalis-muslim, karena dianggap sesat dan berbahaya. Maka pemikiran Gie, khususnya dalam ”Catatan Seorang Demonstran”, tak disukai penguasa Orde Baru. Dalam bacaan penguasa, ”Catatan Seorang Demonstran” ”mengajarkan” doktrin-doktrin Marxisme-Leninisme yang mengancam ideologi Pancasila.

    Kegairahan dan Kegelisahan
    Meskipun kedua buku itu sangat kontroversial, namun paling tidak pemikiran-pemikiran di dalamnya banyak menebar virus yang menggairahkan anak-anak muda yang sedang dalam masa ”pencarian”. Jika pemikiran Wahib mengantarkan pada pembacanya suatu diskursus pemikiran keagamaan dan ketuhanan yang liar, tapi mencerahkan. Maka pemikiran Gie mengantarkan pembacanya kepada kegelisahan seorang anak muda yang mencari identitas namun tetap dalam idealismenya sebagai seorang yang memihak dan membela rakyat kecil dari penguasa yang tiranik.
    Pada masanya, Gie disinyalir turut berpartisipasi melengserkan kekuasaan Soekarno. Tapi Gie juga tetap kritis pada masa-masa awal pemerintahan Soeharto lewat tulisan-tulisannya di koran. Wahib mengkritik senior-seniornya di HMI karena mungkin senang berhubungan dengan kekuasaan dan ia juga pelontar fikiran-fikiran keagamaan dengan sangat tajam, terutama kepada aktivis HMI yang literal dan taklid pada satu paham keagamaan. Gie mengkritik sahabatnya, Jaka (dalam film diperankan Doni Alamsyah) yang sudah duduk di kursi parlemen.
    ”Apa kamu mampu memperjuangkan suara rakyat ketika kamu takut kehilangan jabatan di parlemen”. Kata-kata Gie yang dilontarkan pada Jaka yang baru saja memarirkan mobilnya. Jaka yang pernah jadi teman kuliah Gie, meniti karir politik melalui PMKRI. Dia menawarkan supaya Gie juga masuk ke organisasi mahasiswa itu. Namun Gie menolak dengan dua kata: buat apa? Bagi Gie, aktivisme politik yang ideal justru harus berdemarkasi dengan kekuasaan politik itu sendiri, dan juga dengan jargon agama seperti PMKRI.

    Cinta Platonik
    Dalam kisah-kisah di buku Soe Hok Gie dan Ahmad Wahib, ada satu hal yang mungkin tak akan dilewatkan pembacanya: soal perempuan. Dalam film Gie, sang sutradara rupanya jeli melihat persoalan itu. Sosok ”pacar-pacar” Gie dimunculkan di situ, termasuk Ira yang dalam film diperankan Sita RSD.
    Banyak analisis di seputar perempuan yang diajukan komentator ketika membaca buku Gie dan Wahib: Jika Wahib bercinta a la platonik, dalam arti mencintai perempuan namun cintanya dipendam perasaan hatinya, Gie bercinta a la Aristotelian, yang perasaan cintanya dituangkan tanpa ada rasa nervous dan tedeng aling-aling. Gie dan Wahib hampir memiliki moralitas yang sama. Keduanya mewakili anak muda religius yang masing-masing menandai jamannya, seperti pepatah Arab: al-Rajul Ibn bi ‘atihi, anak muda adalah penanda dari jamannya.
    Seperti kata-kata Soe Hok Gie sendiri, ”Nasib terbaik pertama adalah tak dilahirkan, yang kedua adalah dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua”. Kata-kata itu terungkap tak jauh sebelum Gie menghadapi ajal. Gie meninggal sehari menjelang ulang tahunnya ke-27 ketika mendaki Gunung Semeru. Nasib yang bernas juga dialami Ahmad Wahib, yang meninggal tertabrak motor di depan kantor majalah Tempo. Mungkin itu takdir terbaik dari Tuhan bagi orang-orang baik, seperti pepatah ”orang baik tak berumur panjang, karena Tuhan mengasihinya”.
     
  12. nelli Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 8, 2011
    Messages:
    38
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +5 / -0
    woohooo top markotop mari kita hilangkan rasisme keluar dari Indonesia dengan menjunjung tinggi Persatuan:cerutu:
     
  13. SimmerFront Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 2, 2010
    Messages:
    54
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +1 / -0
    n bentar lagi kalo terpilih akan ada wagub dari etnis tionghoa,,
    kita liat aja gmn hasil nya
     
  14. daelorang M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jun 29, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    57
    Ratings:
    +33 / -0
    Tak peduli dari golongan apapun, kita harus berterima kasih kepada setiap jasa para pahlawan ,mereka membela indonesia tanpa melihat indonesia mempunyai etnis yang sama dengan mereka atau bukan,mereka melakukanya karena rasa cinta pada tanah air,sudah sepantasnya kita memberikan apresiasi atas jasa mereka,,cukup kecewa dengan pemerintah sebelum mereka di beri gelar pahlawan,,jasa mereka itu yang harus kita lihat bukan etnis atau golongan mereka..
     
  15. andriy_panda M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 12, 2011
    Messages:
    953
    Trophy Points:
    206
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +7,892 / -1
    yg pahlawan itu ga kenal sama yg namanya ras, etnis, suku, agama dll.
    klo sudah terpanggil tuk berjuang siapa saja bisa jadi pahlawan.

    btw. saya tinggal di jalan pong tiku loh.
     
  16. varre M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 21, 2012
    Messages:
    549
    Trophy Points:
    107
    Ratings:
    +416 / -0
    karena kebijakan orba membuat pelajaran sejarah ga mengenal adanya pahlawan dari etnis tionghoa..

    miris emang..

    salut buat peneliti Asvi Warman Adam :top:
     
  17. tpinandi Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Sep 16, 2013
    Messages:
    307
    Trophy Points:
    17
    Ratings:
    +195 / -0
    emang jaman dulu semua etnis pada masa presiden sukarno di 'emong' semua.. gak kaya sekarang, yang ada cuma SARA dan ricuh.. :(
     
  18. uKRAInE Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 15, 2009
    Messages:
    49
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +135 / -0
    Yap Thiam Hien juga bro!
     
  19. vandeventer Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 18, 2012
    Messages:
    120
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +3 / -0
    pusing juga bacanya
     
  20. wirra1508 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 5, 2014
    Messages:
    48
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +0 / -0
    tuh kan makannya kita ini satu bahasa satu bangsa satu tumpah darah..
    jangan cuma karena beda etnis jadi di musuhin atau di jahat2in..mau kapan indonesia maju kalau trus kaya gitu..
    buktinya aja orang tionghoa aja mau berjuang buat indonesia,jadi yah jangan lah isu2 SARA tuh di lebay2in..
     
  21. indorinto Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 31, 2012
    Messages:
    20
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    Baru tau.. ikut ninggalin jejak dulu bro..
    Thx 4 sharing.. :)
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.