Oghooong

Rindu..
Rindu untuknya..

setahun berpisah bukanlah hal yang mudah, menepis segala asa dan rindu yang tertahan menyesak sampai kamu mencoba menahan agar air mata tak berderai..
hari-hari yang melelahkan sekejap sirna melihat senyumnya..

 

harusnya aku tau, bukan saat nya aku mulai jatuh hati lagi
harusnya aku tau, lebih baik menutup hati
harusnya aku tau, aku bisa terluka lagi
harusnya aku tau, semua ini hanyalah mimpi....

 

Ternyata bukan cinta, ini hanya sekedar rasa tertarik saja..
Ternyata bukan sayang, ini hanya sekedar rasa ingintahu saja..
Ternyata bukan pula suka, ini hanya sekedar rasa saja..

Ya, rasa pertemanan saja, layaknya teman biasa..

 

Banyak yang bertanya, bagaimana caranya aku bisa bertahan dengan penderitaan ini ?
Aku berkata pada mereka, aku tidak menderita.
Aku bahagia.. dengan apa yang aku terima atas kehendak-Nya

Mengapa begitu kata mereka ?
Aku jawab, karena saat aku bersamanya dulu, aku memberikan seluruhnya untuk dia..
Dan ketika dia menyia-nyiakan itu semua, aku tidak perlu menyesal.. karena aku sudah memberikan seluruh hidupku untuknya, ya untuknya, hanya waktu itu.

Dan kini aku menjalani hidup tanpa penuh penyesalan untuk dia yg pernah menyakitiku..

Lalu bagaimana dengan luka itu?
Aku tidak perlu menghabiskan waktu untuk meratapi luka ku.. karena bagiku yang penting adalah saat ini.
Ya saat ini, orang orang disekitarku, yang selalu berharap akan kebahagiaanku..

Berbahagialah kamu, maka orang orang disekitarmu juga turut berbahagia

 

Jatuh hati lagi? entahlah, rasanya untuk jatuh hati lagi sudah tak ingin.. sepertinya aku lebih menikmati kesendirian ini daripada mencari tambatan hati lagi. Untungnya orang-orang terdekatku tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Kenapa bisa begitu ya? Trauma? Oh tidak, tapi lebih dimana aku mementingkan masa depan dengan peri kecilku ketimbang mementingkan perasaanku. Beberapa teman memperkenalkan diri, bukannya pemilih, tapi fokusku sudah tidak kesana lagi. Bukannya sombong, tapi fokusku hanya karir. Salah ya kalau aku tak ingin jatuh cinta lagi? Tidak. Itu kan pilihanku. Jadi kenapa mereka yang terusik? Kerabat dan keluargaku biasa-biasa saja, jadi kenapa mereka yang terusik?

Ya, begitu lah ada nya manusia, lebih gampang mengurus urusan orang lain ketimbang mengurus dirinya sendiri. Ha-Ha-Ha.
Lucu ya?

Iya-kan saja. Anggap saja beberapa memang perduli atau hanya basa basi saja, toh kata orang-orang lama, tak baik menolak itikad baik seseorang toh? Tapi tak baik juga menerima nya dengan setengah hati apalagi berat hati, jadi lebih baik jujur saja.

Layaknya ibu ku yang selalu berkata : "Nak, kamu jangan bersedih hanya gara-gara cinta, lihatlah diluar sana, masih banyak orang yang jauh lebih menderita daripada dirimu, masih ada yang memikirkan besok makan dengan apa karena tak cukup punya uang, ada yang memikirkan besok mau tidur dimana karena tak punya rumah? Lihatlah mereka, kamu tak perlu memikirkan besok mau makan apa, atau besok mau tinggal dimana."

Seketika aku terenyuh, hatiku pilu, betapa kecilnya diri ini, berapa tak bersyukurnya diri ini, ya begitulah ada nya manusia, merasa yang paling tersakiti paling menderita di dunia ini hanya karena hal-hal yang kecil yang seakan teramat besar, seolah-olah besok tak bisa hidup lagi, semacam tak punya kepercayaan atas segala hal yang dialaminya, padahal semua itu adalah berkah dari Sang Pencipta.

Ya, karena apa yang tidak kita angap baik, itu baik bagi-Nya.

Aku merasa malu, malu sekali, semenjak itu cinta bukan lagi tujuan utama ku. Mengapa aku berharap terhadap sesuatu yang tidak bisa memberikan jawaban sedangkan Sang Pencipta lah diatas segala-galanya. Jadi apa yang harus kutakutkan ketika tidak ada sosok yang menemaniku yang akan membimbingku di dunia dan di akhirat? Semenjak itulah, aku biarkan semuanya mengalir begitu saja, aku yakin bila memang tiba waktunya yang dipilih untukku datang, maka dia akan datang. Tak perlu takut hati yang terlalu lama dibiarkan tinggal menjadi sarang laba-laba, bersabarlah dan persiapkan dirimu sebaik-baik nya, karena itu fokus saja menata hidupmu lebih baik lagi, besarkan peri kecilku, bahagiakan mereka yang pernah tersakiti olehku dulu. Segampang itu kan? Tapi susah untuk menyadarinya. Karena kebanyakan kita masih sulit untuk bisa menerima keadaan paling terpahit dalam hidup kita.

Percayalah, ya kamu hanya perlu percaya. Bukan hidup namanya kalau tidak ada masalah.

Bubyeee, x.