1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

La pazienza è la virtù dei forti

Discussion in 'Dear Diary' started by ___Renata___, Dec 1, 2017.

  1. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :oii:
    Secara mengejutkan, si Handsome mengirim pesan, "You've gotta be very, very careful before agreeing
    to give any personal information to a stranger with whom you are talking to. He might have an ulterior motive towards you."

    :lempar:
    Jika yang ngirim pesan itu adalah cowok lain, mungkin aku akan langsung "membuangnya ke keranjang sampah".
    Karena (konon) aku adalah tipe perempuan angkuh dan arogan yang nggak suka dinasihati. Persis seperti yang Bu Fitri katakan.

    :piso:
    Atau kalau isengku sedang kumat, pesan berbahasa Inggris itu akan aku balas dengan kalimat Inggris juga.
    Sebelumnya akan aku katakan, "Situ sedang modusin saya? OK deh, kalau begitu, sebagai preliminary, saya akan tes
    kemampuan situ dalam menggunakan idiom bahasa linggis Inggris."

    :XD:
    Sejauh ini, kalau aku sudah main idiom bahasa Inggris, rata-rata cowok yang tadinya sok PD banget, pasti akan langsung klenger.
    Dan mereka akan kapok seumur hidup, tobat nasuha, nggak pernah berani lagi modusin aku dengan bahasa Inggris.

    :malu1:
    Tapi aku nggak akan menerapkan cara itu ke si Handsome, karena dia pasti akan balik "menghajarku secara brutal".
    Idiom bahasa Inggris yang aku mainkan, pasti akan langsung dia counter dengan English metaphors yang rumit dan bikin pusing.




    Berhubung si Komodo Ganas Berdaya Cengkeram Kuat si Handsome itu, punya track record yang tidak tercela di mataku,
    maka pesan yang dia kirimkan tersebut, nggak bisa aku abaikan begitu aja.

    :yareyare:
    Padahal, kemarin dulu, aku kirim 4 email ke dia, nggak ada satu pun yang dia balas, lah, ini kok malah tumben-tumbenan
    memberi pesan yang agak tendensius seperti itu? Bagaimana aku mesti memaknainya?

    :???:
    Sebagai "nasihat yang tulus"? Sebagai "bentuk kepedulian"? Sebagai "peringatan agar aku nggak masuk perangkap cowok bangke"?
    Ataukah... sebagai "manifestasi kecemburuan karena ada seseorang yang kini berpeluang untuk bersamaku"?

    Ataukah sebagai tanda, bahwa secara psikologis, sesungguhnya aku masih berada di salah satu celah dalam ruang hatinya?



    :makasih-g:
    Jazakallahu khairan. Semoga Allah melindungimu sehingga kamu tidak akan pernah terjatuh ke pelukan perempuan yang salah.
     
    Last edited: May 25, 2018
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :yahoo:
    Tadi malam, aku berombongan dengan kakak-kakak perempuanku (kecuali dua kakakku yang sekarang udah nikah)
    pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Tarawih. Ngumpulin bekal untuk kehidupan akhirat kami kelak.

    :terharu:
    Selama beberapa jam, penampilan lahiriah kami bertiga udah terlihat sangat islami, bersahaja, dan menyejukkan hati.

    :malu1:
    Eh, pulang dari masjid, tiba-tiba kami tergoda main billiard di halaman belakang dengan hanya berkostum tank top dan hot pants.

    :awas:
    Tapi karena dilakukan di rumah sendiri, dan nggak ada satu pun pria non mahram yang melihat kami, ya boleh-boleh aja, kan?



    :lulus:
    "Seakan-akan, satu kaki masih ingin menikmati gairah hidup ini, dan satu kaki lainnya ingin pula menjejak di Jalan-Nya yang Lurus."

     
    • Like Like x 1
    Last edited: May 26, 2018
  4. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :makasih-g:
    Selama 4 tahun berkelana di forum IDWS, ada sejumlah orang yang aku kenal secara personal dalam dunia nyata.

    Mereka adalah: si Handsome, Mbak Suci dan suaminya (aka sepupu si Handsome), "Eyang Mami", Mpok Airin, Nur Hasbiah, Neng Lintang,
    "Bu Ustadzah", Astuti dan "cem-ceman"-nya, terus siapa lagi ya... oh iya, Kanjeng Romo Haryanto Mangku Wanito.

    :toa:
    Kemarin, aku iseng-iseng coba mengajak mereka untuk mengadakan Ramadhan iftar, atau gath silaturrahim setelah Lebaran nanti.
    Alhamdulillah, pada umumnya sih, sebagian besar dari mereka merespon ajakanku tersebut dengan positif.

    :yareyare:
    Cuma satu oknum bermasalah aja yang langsung menyatakan "tidak bersedia", karena sedang terkendala tugas negara.
    Padahal, setelah aku mengonfirmasikan hal itu pada Bu Fitri, ternyata si Komodo itu nggak sedang disibukkan oleh urusan apa pun.

     
    • Thanks Thanks x 1
  5. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :hihi:
    Biasanya, aku nggak pernah tertarik untuk menanggapi siapa pun yang mengomentari postinganku di IG.

    Mau menyanjung, mau flirting, mau modusin, atau mau memaki dan menghujat aku sekalipun, nggak akan pernah aku tanggapi.

    :malu1:
    Karena "aku adalah aku", perempuan dengan gengsi setinggi langit yang nggak akan mau meladeni siapa pun yang nggak menarik minatku.


    :glek:
    Tapi dalam tiga hari terakhir ini, ada seorang pria Mister Ius dan tak dikenal, yang rajin banget mengomentari postinganku,
    (dalam konteks "menggombali aku") dengan menggunakan bahasa Inggris yang struktur kalimatnya cukup bagus dan tertata rapi.

    :piso:
    Hanya saja, kalau aku cermati profil si pria tersebut, kok aku langsung merasakan "ada sesuatu yang nggak beres deh 'ni, kayaknya..."



    :ehem:
    Untuk membuktikan kecurigaanku, aku segera membalas sejumlah komentar si pria itu dengan menggunakan bahasa Inggris
    "level C1 aka advanced English", sama seperti level berbahasa yang dia perlihatkan dalam komentarnya.

    :keringat:
    Dan benar aja. Berdasarkan reply selanjutnya dari si pria itu, aku langsung bisa merasakan bahwa si pria tsb
    sesungguhnya bukanlah penutur bahasa Inggris level advanced high. Ada begitu banyak sekali kesalahan gramatikal di sana sini,
    ditambah lagi; struktur kalimat yang sangat acak-acakan, yang terasa sangat tidak sebanding dengan komentar-komentar dia yang terdahulu.

    :yareyare:
    Sehingga, aku menduga bahwa kelihatannya rangkaian komentar dia yang terdahulu itu adalah hasil copas alias bukan kalimat buatannya sendiri.

    Ah elah, kenapa mesti bikin pencitraan yang menipu sih? Bukannya terlihat keren, malah jadi kelihatan kayak social climber.



    :lulus:
    Dulu, ketika aku menjalani fase interview kerja, si interviewer menyuruhku untuk bercerita ngalor-ngidul dalam bahasa Inggris selama 30 menit.

    Rupanya, hal itu dia maksudkan untuk menakar kualitas pronunciation-ku, dan juga sekaligus untuk melihat kemampuanku

    saat menjabarkan satu persoalan. Waktu 30 menit kiranya dianggap sudah cukup memadai bagi si Ibu itu dalam mengukur kapabilitas diriku.

    Jadi, perihal "fasih tidaknya aku dalam berbahasa Inggris" mesti diuji melalui proses pembuktian secara langsung.
    Kalau aku hanya bermodal pencitraan palsu, ya jelas, aku bakal kelabakan dan blekak-blekok saat disuruh bercerita, atau saat diajak berbincang.



    "Pencitraan" adalah hak asasi setiap manusia. Bosen ah, di mana-mana kita jumpai ratapan pilu, "Aku ini mah apa atuh?"
    Aku bikin akun IG dan secara berkala memposting foto, ya tujuan utamanya adalah untuk pencitraanku.

    Sebagai perempuan, aku berdandan, nyalon, merawat diri, menjalani rutinitas workout, ya itu untuk menunjang pencitraanku di dunia nyata.
    Dan sama sekali nggak ada yang salah dengan hal itu, kan? Nggak merugikan siapa pun.

    :XD:
    Paling-paling, sebagian orang yang nggak tahan, akan menganggapku sebagai a snobbish person, yang haus akan popularitas pengakuan.

    :mandi:
    Aku nggak pernah bermasalah dengan "pencitraan", sepanjang memang sesuai dengan kenyataan.
    Jika kita bisa menampilkan versi terbaik yang terdapat pada diri kita, mengapa kita sering merasa sungkan untuk memperlihatkannya?

    Pencitraan yang bermasalah itu hanyalah pencitraan palsu a la tukang ngibul yang jelas-jelas dimaksudkan untuk mengelabui orang lain.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 28, 2018
  6. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :unyil:
    Seperti yang aku nyatakan di postinganku beberapa waktu yang lalu, thread ini bukanlah diary, melainkan memoar.
    Jadi, janganlah dikau marah padaku jika dari hari ke hari, cerita masa lalu kita akan aku ungkap, dan aku biarkan tersebar.




    :sayangku:
    Alkisah, pada suatu ketika, "Rama dan Shinta" (puiiihhh) mesti pergi ke bengkel untuk mengambil mobil Papa yang telah selesai diservis.
    Kamu masih ingat momen itu 'kan, Nyong? Untuk bisa ke sana, kita terpaksa naik kuda taxi berdua.

    Dan kala itu, kamu bercerita tentang teman kantormu, Uda Syahrial, yang hanya mau menyebut "taxi" dengan "ta kali ciek".

    :makasih-g:
    Tapi aku bersyukur karena kamu berteman akrab dengan sosok islami-religius seperti dirinya.
    Sebagaimana di keseharianku, aku berkarib erat dengan Nona Hilda, yang juga orang Minang islami-religius serupa Uda Syahrial itu.



    Tadinya aku pikir setelah urusan di bengkel selesai, kita bisa langsung pergi ke Rumah Makan M*dan B*ru di bilangan Jakarta Pusat,
    demi melampiaskan nafsu ganas terpendamku untuk menikmati gulai kepala ikan kakap yang terkenal di seantero Indonesia.

    :malu1:
    Apalagi perginya sama kamu, nggak usah pusying mikirin budget, ya? Aku bisa makan sesukaku, kamu yang bayarin.
    Dan sejak zaman dahulu kala, kamu punya reputasi sebagai a generous man yang nggak pernah dipusingkan jika terkait masalah duit.
    Seperti kalimat boso Inggris nyeleneh dari Om Tukul (Reynaldi), "Don't like people difficult" atau, "Jangan kayak orang syusyah".

    Dan kamu nggak cuma mengadopsi ke-absurd-an dia dalam berbahasa. Terkadang, kamu juga suka iseng menirukan suara batuknya.

    :lol:
    Aku masih menyimpan video-video keisenganmu dulu, ketika kamu iseng banget menyisipkan suara batuk Om Tukul yang super aneh itu,
    ke dalam berbagai rekaman wawancara dari para tokoh populer dan para pesohor di negeri ini.



    OK. Mari kita lupakan sejenak perihal "tukulisasi" di atas. Mungkin di lain waktu, aku akan ceritakan lebih lanjut tentang hal tersebut.

    I'm wearing tank top today... so, you can lay your head on my lap. Eh, nggak boleh, ya? Bukan mahram.
    Maaf banget, Nyong. Maksudku sebenarnya adalah "kembali ke laptop". Kenapa malah jadi nyasar ke "tank top" dan "my lap", sih?

    :cambuk3:
    Namanya juga perempuan, ya beginilah adanya. Ngomong dulu baru mikir. Kamu mesti memaklumi aku.



    Ternyata sepulang dari bengkel, beberapa menit kemudian, kita malah ketiban masalah seputar kempesnya ban mobil.
    Huuhhh. Kalaupun memang mesti kempes, kenapa kempesnya bukan saat kita masih ada di bengkel aja?

    Untungnya, tersedia ban cadangan, dan untungnya pula, masalah itu terjadi ketika aku sedang bersama dirimu.

    :tega:
    Apa jadinya kalau aku sendirian? Tentu aku nggak akan kuat mengangkat ban mobil SUV yang beratnya bisa mencapai 30 kilogram itu.
    "Ban mobil SUV itu berat, Sayang. Perempuan seperti aku nggak akan kuat mengangkatnya, biar kamu aja."

    :onegai:
    Dan syukurlah, kamu adalah tipe pria yang punya skill tinggi dalam menggunakan dongkrak.
    Literally! Awas, jangan kamu asosiasikan ke hal yang tidak-tidak, nanti bisa-bisa aku jadi terpengaruh.

    Di dekat lokasi kempesnya ban mobil itu, ada seorang ibu yang ditemani seorang gadis kecil, sedang berjualan buah blewah.
    Aku bukan perempuan yang gampang nangis, tapi saat melihat mereka berdua, mau nggak mau, jadi terharu juga.

    :mesyum:
    Setelah urusan ganti ban selesai, aku berikan kode keras kepadamu untuk membeli blewah yang dijual si ibu dan anaknya itu.
    Mereka mencari uang dengan cara halal, bukan seperti makhluk-makhluk hina yang seenaknya ngembat duit negara.

    Kalau kita ditakdirkan Allah, sedang dalam kondisi "berpunya", mengapa ibu dan anak itu nggak kita bantu?
    Percuma aja kamu punya duit banyak kalau nggak punya kepekaan sosial. Iya, kan?

    Alhamdulillah, kamu tanggap akan hal tersebut. Tadinya sih, aku cuma berharap kamu membeli setidaknya beberapa buah,
    eh, ternyata kamu malah memborong habis seluruh dagangan mereka. Belagu? Nggak apalah. Itu namanya "belagu" demi kemanusiaan.



    Tadi sore, aku dan Mama pergi ke suatu tempat, dan pulangnya, kami membeli buah blewah sebagai bagian dari menu berbuka puasa.
    Seketika, suasana melankolis itu pun kembali hadir. Meskipun kini, kamu sedang berada di sana, entah bersama siapa.

     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 29, 2018
  7. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :onegai:
    Baru aja, Bu Fitri mengirimkan sejumlah foto dan video acara Ramadhan iftar dengan si Komodo Ganas sebagai sang aktor protagonisnya.
    Masya Allah, wajahmu kenapa sekarang jadi membelukar dan menggairahkan menggemaskan gitu, Nyong?

    :unyil:
    Ini udah masuk waktu puasa Ramadhan lho, dosa besar kalau aku bohong seperti si tukang ngibul itu,
    dan dosa besar pula kalau aku keliatannya seolah-olah memujimu padahal sesungguhnya niatku adalah menghinamu.

    :sayangku:
    Saat ini, aku udah nggak sabar menantikan tayangnya serial Mayans MC. (Wueeiittss, aku memang bukanlah pemuja pria "pretty boy",
    atau dengan kata lain, aku cenderung cepat bosen dengan tayangan yang diperankan oleh pria-pria berwajah manis)

    :makasih-g:
    Eh, secara nggak terduga, Bu Fitri berbaik hati mengirimkan padaku,
    foto-foto dan video yang berisikan aktivitasmu di sana.
    Masya Allah.... masculinity at its finest!


    :mandi:
    Lumayanlah, kalau nanti kejengkolan kejengkelanku padamu tiba-tiba memuncak tak tertahankan,
    maka foto dan video-mu itu akan bisa aku utak-atik sesukaku. Nggak apa-apa, ya?

    Sejak dulu, penampilan terbaikmu adalah ketika kamu membiarkan bulu wajahmu itu tumbuh di sana sini.
    Nah, kesimpulannya, sebaiknya kamu buang aja gih sana, semua alat cukurmu itu.



    :malu1:
    By the way, aku nggak salah lagi, kan? Kamu bilang, "Masya Allah" diucapkan ketika kita melihat hal-hal yang baik, indah, dan memesona.

    Sedangkan "Subhanallah" diucapkan saat kita melihat/mendengar hal-hal mengejutkan atau mengherankan,
    tapi dalam konteks hal-hal yang kurang baik. Sayangnya, di masyarakat kita masih terjadi "salah penempatan" untuk kedua pengucapan itu.

     
    • Like Like x 1
    Last edited: May 30, 2018
  8. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Sebagai Muslimah, secara baik-baik, Hilda berusaha mengingatkan sesuatu hal yang penting,
    "Buka Puasa Bersamanya kan udah terlaksana, tapi kok ini malah terus-terusan ngobrol, nggak pada shalat Maghrib?"

    Ternyata, ada seseorang yang nggak mau terima, sehingga, situasi pun sempat sedikit memanas.
    Karena apa yang Hilda nyatakan itu adalah suatu kebenaran, maka dengan sendirinya, aku pun berada di pihak Hilda.



    Aku mungkin belum menjadi seorang Muslimah yang berkualitas, alias gampang banget deh, kalau mau nyari dosa-dosaku.
    Namun, sekurang-kurangnya aku menyadari bahwa shalat 5 waktu itu justru derajat kewajibannya jauh lebih tinggi ketimbang ibadah puasa.

    Kalau kita sedang sakit, atau kalau kita memang nggak kuat untuk berpuasa, kita dibolehkan nggak berpuasa.
    Tapi (selain karena alasan haid atau alasan junub) nggak pernah ada keringanan apa pun yang membolehkan kita nggak shalat.



    Yang Hilda katakan tadi itu benar, dia juga nggak mengingatkan secara kasar, dan nggak juga secara nyinyir.
    Kenapa Anda malah merespon dengan sengak begitu? Maaf aja, saya nggak bisa lagi berbaik-baik dengan Anda jika sikap Anda seperti itu.

     
    • Like Like x 1
  9. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Meski hampir mirip, tapi ada perbedaan mendasar antara istilah "Ramadhan iftar" dan "buk-ber".
    Kalau acaranya bertajuk "Ramadhan iftar", maka hampir bisa dipastikan, akan ada agenda shalat Maghrib berjamaah.

    Waktu shalat Maghrib itu singkat, dan bagi yang telah bersyahadat, menunaikan shalat adalah wajib.
    Shalat Isya masih bisa dilakukan hingga menjelang waktu Imsak, sedangkan shalat Tarawih adalah ibadah sunnah.

    Pada Bulan Suci Ramadhan tahun lalu, aku dan beberapa rekan kerja, pernah menghadiri acara Ramadhan iftar
    yang diselenggarakan di kediaman seorang pejabat penting di salah satu kementrian negara.

    :malu1:
    Meskipun saat itu, aku sedang "libur puasa", tapi karena ditugaskan mewakili perusahaan, ya udah, aku "terpaksa" hadir.

    Dan seperti yang aku sebutkan di atas tadi, karena acaranya bertajuk "iftar", bukan sekadar "buk-ber",
    maka diselenggarakan pula sesi shalat Maghrib berjamaah.

    Bagi mereka yang non-Muslim dan bagi para Muslimah yang kebetulan sedang terkena gerhana bulan... heeiishh...
    maksudku, bagi yang sedang datang bulan, dibolehkan menikmati hidangan lebih awal.



    Tadi pagi, aku bertanya pada Bu Fitri perihal acara buka puasa bersama yang berlangsung beberapa hari yang lalu, nun jauh di sana.
    Acara yang melibatkan si Handsome dan juga atasannya yang putih mulus - cantik - semlohai itu (puiiihh).

    :???:
    Apakah dalam acara tersebut diadakan shalat Maghrib berjamaah?

    Bu Fitri bilang, "Ada sih, tapi shalatnya nggak dilakukan di ruangan itu, melainkan di masjid yang berlokasi di gedung yang sama."

    Dan aku tau, sebagai seorang devout Muslim, si Handsome nggak mungkin mengabaikan kewajiban shalat Maghrib.

    Hidup cuma sekali aja, kan? Selagi masih punya peluang menunaikan shalat, jangan sampai kita bodoh banget menyia-nyiakannya.

    :XD:
    Sebagian orang mungkin pingin muntah membaca kata-kataku di atas, "Ah elah, Non... kayak hidup lo udah bener aja..."

    Iya, aku nggak akan membantah... aku memang masih berpredikat sebagai perempuan yang kontroversial.

    Tapi biar bagaimanapun juga, mau se-ngehek apa pun diriku saat ini, aku bukan seorang atheist dan bukan pula seorang agnostik.

    :yahoo:

    Aku ini tetaplah seorang Muslimah yang yakin pada kebenaran ajaran Islam.



    Terkait dengan postinganku kemarin, sekali lagi aku tegaskan, aku 100% mendukung sikap Hilda.
    Aku dan Hilda sama-sama belum berhijab. Tapi aku rasakan, sisi religiusitas dan juga keislaman Hilda lebih kuat daripada aku.

    Selama ini, aku (serta teman-teman lainnya) bisa melihat bahwa dalam kesehariannya,
    meski belum berhijab, Hilda adalah tipe perempuan shalihah yang "antara kata-kata dan perbuatannya, selalu seiring sejalan".

    Belum berhijabnya dia itu bukan karena dia menganggap bahwa hijab nggak wajib.
    Sama seperti aku, Hilda sedang berusaha meneguhkan hati untuk bisa berhijab secara konsisten, tanpa pernah tergoda melepasnya.




    Pada dasarnya, aku nggak suka cari musuh. Tapi aku juga bukan tipe perempuan yang bisa ramah kepada semua orang.
    Ketika acara buk-ber kemarin, Hilda diperlakukan dengan begitu kasar oleh seseorang. Jelaslah, aku nggak bisa bersikap biasa-biasa aja.

    Sebenarnya sih, sebelum insiden tersebut terjadi, aku nggak pernah bermasalah dengan yang bersangkutan.

    :voodoo:
    Tapi begitu aku melihat sikap kasarnya yang menjijikkan pada Hilda, seketika itu pula amarahku bangkit.

    Hilda cuma ngingetin (secara baik-baik pula) supaya shalat Maghrib, kenapa respon si ibu tersebut malah sengak gitu?
    Pokoknya, sebelum si ibu itu sungkem minta maaf pada Hilda, aku nggak akan sudi lagi berinteraksi dengannya dalam bentuk apa pun.

    Meski Hilda sendiri nggak menyeretku dalam pusaran konflik kemarin, tapi Hilda adalah sahabat baikku.
    Bahkan lebih dari sekadar itu, Hilda pun sering kali menjadi tempat curhatku saat aku nggak bisa curhat kepada yang lain

    :yareyare:

    Perempuan macam apa aku ini, jika aku masih menunjukkan keramahtamahan pada makhluk yang menjahati sahabat terbaikku?
    Jadi, aku nggak akan sudi ber-hahahihi lagi dengan si Jurig Bebegig yang telah memaki-maki sahabatku.


     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 31, 2018
  10. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Lupakan dulu masalah di atas. Kalaupun sampai terjadi eskalasi konflik, Hilda paham, bahwa dia akan mendapat backup dariku.



    Aku mau nulis tentang hal lain. Ternyata, ada seorang seniorku (pria) yang sebentar lagi berencana menikah.
    Untuk keperluan estimasi penyusunan anggaran rumah tangga, dia pun membuat survey perihal biaya perawatan tubuh wanita.

    Sebagai responden, dipilihlah sejumlah perempuan yang berdasarkan pengamatannya selama ini,
    terlihat selalu memiliki kepedulian tinggi dalam hal penampilan. Para perempuan yang ditengarai sebagai "pesolek".


    :garing:
    Menurut observasi yang (konon) telah dilakukan si senior, aku termasuk dalam klasifikasi tersebut.
    Idiiihhh. Aku ini anak teknik. Dan anak teknik, anti banget jika dibilang sebagai "pesolek", yang kesannya merendahkan.


    Semua perempuan normal pada dasarnya mempunyai naluri untuk berdandan, serta naluri untuk membuat dirinya terlihat cantik.
    Namun, janganlah dengan semena-mena disebut sebagai "pesolek", karena "pesolek" memiliki makna pejorative.


    Perempuan pesolek itu biasanya dianggap sebagai perempuan yang cuma fasih dalam hal berdandan, tapi di sisi lain,
    dianggap lemah kalau udah menyangkut masalah intelektualitas, dan nggak becus mengerjakan apa pun.

    :oii:
    Nah, paham kan, mengapa sebutan "pesolek" itu cenderung menghenes... maksudku, menghina banget bagi kaum perempuan?



    Semalam, memenuhi permintaan si senior itu, aku kirimkanlah email yang berisi anggaran bulananku untuk perawatan tubuh.
    Ada perincian yang menjelaskan perihal jenis biaya perawatan tubuh yang aku lakukan tiap bulan.

    :hot:
    Eh, nggak berapa lama, dia membalas email-ku dengan komentar, "Adududuh... kok mahal banget, ya?
    Saya udah nanya ke cewek-cewek yang lain, ternyata angka-angkanya juga nggak beda jauh dengan yang kamu berikan ini..."

    :XD:
    Gimana sih, Kak? Hadeeuhh... situ 'kan yang meminta data anggaran bulananku untuk perawatan tubuh.
    Ya udah, aku kasih. Eh, bukannya bilang "terima kasih", tapi malah jadi uring-uringan nggak karuan gitu. Kepriben, Son?



    :hihi:
    Sebetulnya, "mahal" atau "tidak mahal" itu, akan selalu kembali pada perspektif masing-masing orang.

    Dan perawatan tubuh wanita itu sifatnya optional. Boleh "dandan", boleh juga "tampil bersahaja dan ala kadarnya".
    Jika seorang suami nggak keberatan punya istri yang ala kadarnya, maka itu adalah pilihan yang nggak bisa dicampuri oleh siapa pun.

    Tapi sebagai konsekuensi logisnya, otomatis, si suami wajib untuk selalu konsisten dengan pilihan tersebut.
    Suami nggak boleh mengeluhkan kondisi sang istri, "Bini gue kok keliatan dekil plus kucel gini, sih? Beda ama cewek-cewek lain di luar."


    :yareyare:
    Lah, supaya nggak keliatan kucel, bininya mesti dimodalin, dong. Alokasikan sejumlah biaya untuk mempercantik dirinya.
    Meskipun "cantik dan menarik" itu nggak selalu membutuhkan biaya mahal, tetap aja harus ada pengeluaran yang mesti dianggarkan.

    Nggak adil banget kalau suami pingin istrinya terlihat cantik, sekseh, menyegarkan, dan enak dipandang seperti para perempuan lain,
    tapi suami seolah merasa sangat berkeberatan jika mesti membiayai perawatan tubuh bagi sang istri.

    :hoho:

    (Di email, aku nggak menyatakan selugas itu, sih. Lebih tersamar. Cuma, kalau si senior nggak ngerti maksudku, ya kebangetan lah)

     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jun 1, 2018
  11. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Pernah merhatiin, nggak? Jika ada dua orang pria yang berkonflik secara terbuka di ruang publik,
    maka biasanya sih, tanpa ada yang menyuruh, orang-orang di sekitar mereka akan berinisiatif untuk melerai.

    :unyil:
    Kenapa eh kenapa? Karena eh karena, dalam keributan antara pria, selalu ada potensi luka fisik atau bahkan potensi kematian.

    Sedangkan kalau pihak-pihak yang berantem itu ditengarai punya hubungan keluarga, seperti antara orangtua dan anak,
    maka publik yang berada di sekitar, hampir pasti nggak akan mendiamkan kejadian tersebut.

    Contohnya, insiden yang terjadi pekan kemarin di depan mataku, ketika ada seorang ibu sepuh yang dimaki-maki putra kandungnya.
    Saat itu, sejumlah orang langsung menyelamatkan sang ibu dari kekasaran si putra durhaka.

    :hihi:
    Lain halnya jika yang sedang terlibat pertikaian di ruang publik itu adalah sepasang suami istri atau sepasang kekasih,
    entah dalam status "hubungan terang-terangan" atau "hubungan gelap-gelapan".

    Orang-orang di sekitarnya akan terjebak dalam dilema. Mau dipisahin, 'ntar dianggap melakukan intervensi urusan rumah tangga.
    Kalau nggak dipisahin, keributan semacam itu nyebelin banget, bikin mata sepet dan kuping panas.

    :yahoo:
    Alhamdulillah, kita dulu sama sekali nggak pernah berantem di ruang publik ya, Nyong?
    Kualitas pengendalian dirimu memang terbukti ruar biasa mengagumkan. (Pujian tulus dariku, bukan satire)



    :yareyare:
    Tapi aneh bin ajaib, kalau yang terlibat keributan serius di tempat umum itu adalah dua orang (atau lebih) perempuan,
    orang-orang di sekitarnya justru cenderung menjadikan hal tersebut sebagai tontonan gratis.

    :blink:
    Malah, jika cewek-cewek yang sedang dibakar amarah itu ternyata memiliki sejumlah daya tarik fisik, haqqul yaqin deh,
    penonton yang berada di situ (yang kebetulan membawa gadget), pasti akan merekam kejadian tersebut.

     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jun 1, 2018
  12. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :hihi:
    Bu Fitri bertanya, apakah kalimat yang aku bold dalam quote postinganku 2 hari yang lalu merupakan suatu bentuk pujian tulus?
    Ataukah merupakan satu bentuk ungkapan kebencianku yang dikemas dalam kata-kata yang seakan memuji?



    Sebagaimana umumnya manusia di dunia ini, ada orang-orang yang aku sukai dan ada pula orang-orang yang nggak aku sukai.
    Namun, aku selalu berusaha untuk "berbuat adil sejak dalam pikiran". Ah, terdengar agak-agak Pramoedya-esque, ya?

    :ehem:

    Yang jelas, tiap kali aku melihat perempuan lain yang punya pesona fisik, aku nggak akan mengingkari fakta yang ada padanya.

    Ada sejumlah perempuan di sekitar kehidupanku yang selama ini baik padaku (and vice versa). Hilda itu perempuan Minang nan cantik.
    Mbak Rachel itu Mamah Muda blasteran yang cantik memesona. Mbak Suci itu perempuan Jawa yang cantik dan sexy pula.

    :makasih-g:
    Aku sengaja mengambil 3 contoh di atas, karena bisa mewakili 3 golongan perempuan,
    Hilda yang masih perawan ting-ting, Mbak Suci yang masih termasuk pengantin baru, dan Mbak Rachel yang udah punya dua anak.

    Aku menyanjung mereka, BUKAN karena bertujuan untuk "menjilat" atau "ada motif terselubung".
    Tapi ya karena semua yang aku nyatakan di atas itu memang adalah fakta-fakta objektif yang nggak akan bisa diingkari.




    Di sisi lain, terhadap para perempuan yang selama ini nggak aku sukai pun... aku akan berusa-hahaha bersikap adil.
    Kalau fakta objektif menunjukkan bahwa mereka memang zantik, aku nggak akan secara kekanak-kanakan mengatakan mereka zelek.

    Contohnya, atasan si Komodo Ganas, si Ibu Boss yang kemarin dulu aku sebutkan dalam postinganku.
    Akhir tahun lalu, saat aku nekat bikin gath dadakan di Surabaya, untuk pertama kalinya aku bertemu dengan yang bersangkutan.

    Dan aku nggak bisa mengingkari kenyataan bahwa si Ibu Boss itu memang putih mulus - cantik - semlohai. (puuiihhh)
    Alhamdulillah, aku nggak merasa terintimidasi oleh hal tersebut. Karena aku diciptakan-Nya dengan sejumlah nikmat yang wajib aku syukuri.

    :unyil:
    Jadi, kira-kira sampai di sini paham, kan? Bu Fitri bisa memahami uraian saya di atas, ya?
    Eh, Bu Fitri berkomentar, "Tapi sebenarnya, hubungan si Handsome dan si Ibu Boss itu cuma sebatas hubungan profesional aja kok..."

    :makasih-g:
    Bodo amat lah. Itu bukan urusan saya. Mau hubungan profesional, transaksional, situasional, subliminal, atau sensasional sekalipun,
    saya nggak akan mau peduli. Mereka mau kawin lari, kawin merayap, kawin terbang, saya nggak akan ambil pusying.

    Bu Fitri merespon sambil ketawa, "Heyah pret, keliatan banget kamu bohong. Isi hatimu sih sebenernya nggak kayak yang kamu ucapkan."



    :nangis:
    Enak aja, siapa yang bohong? Yang saya nyatakan itu adalah satu bentuk sarkasme yang sangat jujur dan apa adanya.


     
    Last edited: May 9, 2020
  13. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :angel3:
    Aku baru aja pulang dari sebuah distro yang menjual segala macam pernak-pernik yang terkait dengan hard music.

    Distro yang terletak di bilangan Jakarta Selatan tersebut menjual beragam album rekaman musik dalam bentuk kaset, CD, Vinyl,
    dan juga official merchandise berupa T-Shirts, Long Sleeves,
    hoodies, sweatshirts, hingga patches.

    Eh, secara nggak terduga, di antara rekaman-rekaman musik keras yang brutal dan mengerikan, terselip juga sejumlah
    album rekaman dari genre yang lebih adem di telinga, yaitu Britpop dan alternative music era '90-an.

    :terharu:
    Setelah mengaduk-aduk sebentar, ternyata aku menemukan dua album piringan hitam yang udah lama aku cari-cari.

    Pertama, album dari Shed Steven. Idih, kok sampai salah tulis sih, maksudku, album dari Shed Seven, yang berjudul "Change Giver".
    Lagu Ocean Pie yang terdapat dalam album tersebut pernah sangat populer di Jakarta circa '94-'95.

    Kebetulan, Mama seneng banget dengan lagu itu, karena mengingatkannya pada masa suka-duka mengasuh aku saat balita dulu.

    Sayangnya, pada dekade '90-an, piringan hitam bukanlah format yang dapat dengan mudah ditemukan di Jakarta.
    Mama hanya bisa memiliki album tersebut dalam format audio cassette, yang meskipun produk berlisensi, tapi berkualitas seadanya.



    :lulus:
    Harta karun kedua yang aku temukan adalah album "Moseley Shoals" dari band Ocean Colour Scene.
    Band itu juga bergenre Britpop. Sama halnya dengan Shed Steven, heyah... salah maning, Son... maksudku, sama seperti Shed Seven.



    Bagi aku pribadi, lagu yang sangat bersejarah dari album tersebut adalah lagu yang berjudul The Circle, yang sangat mendayu-dayu.

    :keringat:
    Aku pernah ketiduran di kamar sambil mendengarkan album itu, dan tiba-tiba terbangun, karena merasakan ada yang menjilati wajahku.
    Ternyata... yang menjilatiku itu adalah si Kapas, kucing putih super 'ndut seperti bola kapas, peliharaan Mama.

    Si Kapas itu memang memiliki maternal instinct yang luar biasa, sehingga sering mengekspresikannya dengan menjilati siapa pun.



    :mandi:

    Ok. Kita kembali lagi ke kejadian yang aku alami di distro tadi.
    Setelah membayar kedua piringan hitam tersebut, aku iseng melihat-lihat sejumlah T-Shirts.

    Nggak disangka-sangka, si penjual mengatakan gini padaku,
    "Mau beliin buat cowoknya ya, Mbak?
    Masih pacaran atau udah nikah? Saran saya sih, kalau belum nikah, mendingan jangan ngasih T-Shirts atau pakaian apa pun deh.


    'Ntar hubungannya bisa putus. Soalnya, bulan kemaren, baru aja ada kejadian, seorang cowok beliin sebuah hoodie buat ceweknya,
    eh, nggak berapa lama dia bilang ke saya kalau hubungan mereka terpaksa bubar jalan."


    :lol:
    Seumur-umur, baru kali ini aku nemuin seorang penjual yang menyarankan supaya konsumen nggak membeli dagangannya.

    *Link YouTube-nya telah aku ganti dengan link yang masih berfungsi.
     
    Last edited: Aug 15, 2023
  14. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Kita, kaum perempuan, sering kali terbulu-bulu terburu-buru "sok tegar", "sok bijak", "sok nggak peduli" dalam "menyikapi perpisahan".

    Sehingga ketika "peluang untuk bisa kembali bersama" tiba-tiba terbuka lagi di depan mata, nah, jadi kelabakan sendiri deh.

    Mau menyambut peluang itu dengan tangan terbuka, idiih... gengsi banget rasanya. Mau mengabaikannya, takut nyesel seumur hidup.
     
  15. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :lulus:
    Alhamdulillah, aku udah gajian, sekaligus pula menerima gaji ke-13 aka THR + bonus dari Paduka Boss.
    Eh, di tengah euforia tersebut, ada seseorang yang memberikan aku sebuah amplop coklat yang isinya terasa tebal.

    :unyil:
    Coba tebak, apa isinya? Batu bata? Enak aja, gila lo, masak batu bata dimasukin ke dalam amplop?
    Kalau gitu, apa dong? Emas batangan Antam 24 Karat? Nah, selamat, Anda keliru. Emangnya seserahan jelang nikahan?

    Ya udah deh, hanya Raisa aja yang layak ber-"Teka-Teki". Iya 'kan, Nyong?

    Amplop coklat yang terasa tebal tersebut... ternyata berisikan uang dalam jumlah yang bisa bikin aku keselek.
    Jumlahnya bahkan lebih gede dari THR + bonus yang aku terima. Mestinya sih lumayan banget, ya?

    :???:
    Aku langsung menanyakan kepada si pria pemberi amplop tersebut, apa maksud dia memberikan aku uang sebesar itu?

    Dia menjawab, "Bagi-bagi rezeki, Mbak, 'bentar lagi 'kan Mbak sekeluarga bakal ngerayain Lebaran.
    Sekaligus tanda terima kasih dari saya atas suksesnya assignment bulan lalu."

    :hihi:
    Oh gitu, rupanya? Si pria tersebut adalah seorang yang berasal dari perusahaan lain, mitra kerja kantorku.
    Alhamdulillah, ibarat kata, aku seperti menerima gaji ke-14.



    :suram:
    Sayangnya, rasa syukurku itu nggak bertahan lama. Jam istirahat tadi, aku bertanya pada Hilda,
    apakah dia dan teman-teman satu team kami juga telah menerima "uang tanda terima kasih" dari si pria tersebut?

    :bloon:
    Jawaban Hilda sangat-sangat mengejutkanku, "Enggak tuh... wah, emangnya bakal dapat, ya?"
    (Kalau di sinetron-sinetron, hal seperti itu biasanya akan diiringi dengan ilustrasi musik yang mendramatisasi suasana)

    :aghh:
    Heiisshh... jelas ada sesuatu yang nggak beres dan luar biyasah mencurigakan.

    Aku langsung mengontak si pria itu, syukurlah yang bersangkutan masih berada di gedung perkantoran tempatku bekerja.
    Segeralah aku minta bertemu dengannya dan dia menyanggupi. Aku pun pergi ke ruangannya, bersama Hilda.

    :voodoo:
    To the point,
    "Maaf, Pak... saya tidak bisa menerima pemberian ini." (Sambil aku kembalikan amplop tebal tersebut kepadanya)
    "Jika saya mendapatkannya, sedangkan rekan kerja satu team tidak, maka jelas akan menimbulkan mispersepsi."

    Dia cuma bengong, dan aku nggak berselera berinteraksi panjang lebar dengannya. Ya udah, gitu aja.

    Supaya aku nggak digolongkan sebagai perempuan yang unmannered, aku tetap berpamitan dengan bahasa sesantun mungkin.
    Padahal dalam hati sih, aku pingin banget rasanya ngomel habis-habisan di hadapan si pria tersebut.



    Sebagaimana banyak orang mafhum, aku adalah seorang perempuan dengan tingkat kesombongan yang amit-amit.

    Dan sekaligus, aku adalah seorang perempuan yang anti menerima pemberian dari pria tak dikenal, terlebih dari pria beristri.
    Aku tau banget, bahwa "si pria dermawan itu" udah berkeluarga, udah punya bini, bahkan udah punya anak-anak pula.

    :yareyare:
    Tentu aku paham, bahwa nggak mungkin dia ngasih aku uang segitu banyak tanpa diiringi motif terselubung.
    Uang pemberian si pria itu jumlahnya jauh lebih gede dibandingkan THR + bonus Lebaran yang aku terima dari perusahaan.

    Ah elah, mestinya duit itu lebih pantas untuk anak dan bini Anda, ketimbang "dihadiahkan" bagi saya yang jelas bukan siapa-siapa.

    Untuk Anda ketahui, nggak semua perempuan bisa dengan mudah tergiur pada trik primitif macam itu. Paham ora, Son?



    Selama aku berprofesi sebagai pawang komodo, si Komodo Ganas itu beberapa kali membelikan aku sejumlah benda bernilai tinggi.
    Antara lain, 3 buah turntable (pemutar piringan hitam), album-album vinyl, dan juga audio sound system di mobilku.

    :malu1:
    Tapi saat itu, aku selalu menerima pemberian tersebut dengan sukacita, tanpa kekhawatiran apa pun.

    Because that handsome bastard is the kind of man who always gives me valuable things without expecting me to do something in return.

    Eh, suatu ketika, dia pernah sih, minta bantuanku untuk mengerjakan suatu hal. Tapi aku menolaknya, karena lagi males banget.

    :XD:
    Ya udah, karena cara penolakanku amat sangat savage bin menyebalkan, harga diri si Handsome pun terusik.

    Namun, yang luar biasa, dia sama sekali tak sedikit pun mengungkit-ungkit segala pemberian yang pernah dia berikan untukku.

     
    Last edited: May 9, 2020
  16. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :yareyare:
    Kamu itu bukan suamiku, bukan lagi kekasihku, bukan siapa-siapa, tapi sok-sokan menginterogasiku.

    Persis seperti rangkaian interogasi yang dilakukan oleh para DS dari kesatuan AC-12 dalam British series "Line of Duty".
    (Sayangnya, selain kamu, nggak banyak orang yang bisa diajak berdiskusi tentang TV series tersebut)




    :tampan:
    Si Handsome:
    "Apakah kamu sudah tahu sebelumnya bahwa si pemberi uang tersebut adalah seorang pria beristri?"


    :suram:
    Udah tau, Bang.

    Oh iya... gimana kabarnya si Ibu Boss-mu yang putih mulus - cantik - semlohai itu, Bang?



    :aghh:

    Si Handsome:
    "Sekarang, interrogator-nya itu aku, bukan kamu! Pahami baik-baik posisi kita masing-masing!"


    :malu1:
    Oh gitu... baiklah... 'ntar kita tukeran posisi ya, Bang... Gantian aye yang nyerang Abang...



    :hot:
    Si Handsome:
    (Nggak merespon kalimatku, tapi menginterogasiku dengan pertanyaan selanjutnya)

    "Premisnya: Renata adalah perempuan yang anti menerima pemberian dari pria yang sudah beristri.
    Nah, kalau kamu sudah tahu bahwa dia pria beristri, mengapa tidak sejak awal kamu tolak secara tegas pemberiannya?"

    :lempar:
    Lah, pada awalnya, si pria tersebut bilang bahwa pemberian amplop itu terkait dengan kesuksesan assignment bulan lalu.
    Nih, untuk lebih jelasnya, aku paparkan quote postinganku kemarin.


    :voodoo:
    Jikalau pada pernyataannya itu, dia sama sekali nggak nyinggung-nyinggung soal kesuksesan assignment bulan lalu,
    tentu aku juga nggak bakalan mau menerima amplop laknat tersebut.



    :keringat:
    Kamu mau memojokkan aku bahwa seakan aku nggak konsisten dengan pendirianku, kan?


    Selama ini, Paduka Boss sering memberiku bonus uang, dan Paduka Boss itu adalah pria beristri dan juga beranak.
    Tapi karena pemberian itu berada dalam konteks employment relationship, ya wajar-wajar aja dong, jika aku menerimanya.

    Aku juga masih punya harga diri untuk nggak akan mau menerima pemberian bermotif busuk dari suami orang lain.

    :lol:
    Si Handsome:
    "Pak Boss-mu itu bisa beranak?"

    :nangis:
    Tak kepruk sisan kowe, Nyong!
    "Beranak" itu maksudnya "memiliki anak", bukan "melahirkan anak".

    Kesimpulannya gini dah, pemberian si pria tersebut aku kembalikan,
    sebab aku curiga bahwa mitra kerja itu ngasih amplop tebal, tidak semata terkait dengan working relationship.

    Buktinya, Hilda dan rekan kerjaku yang lain nggak mendapat "uang tanda terima kasih" itu.
    Kenapa hanya aku yang dia berikan? Padahal suksesnya assignment bulan lalu adalah kontribusi dari satu team kerja.

    Pada saat pemberiannya tersebut terlihat punya maksud-maksud yang nggak beres,
    maka aku memaknai pemberian itu sebagai "pemberian dari pria bandot yang mencoba bermain api denganku".




    :cambuk3:
    Udah deh, kalau kamu mau lebih memahami detail kejadiannya, buruan balik ke Jakarta.
    Silakan interogasi aku sepuasmu.
    Ngerti ora maksudku? Dasar Komodo!


    :oii:
    Si Handsome:
    "Aku manusia, bukan komodo!"

    :hoho:
    Nyong, mayoritas cewek selalu benci pada pria buaya, tapi anehnya, bisa klepek-klepek dengan komodo.

    Kakak-kakak dari JKT48 sedang berpose ceria sambil menduduki komodo:

    [​IMG]
    [​IMG]



    :yahoo:
    Sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, i'tikaf di masjid dulu sana deh.

    Atau, kembalilah ke Jakarta, i'tikaf di masjid kompleks rumahku, nanti aku masakin makanan untuk bekalmu ber-i'tikaf.
     
    Last edited: Jun 6, 2018
  17. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :boong:
    "Saya punya duit dan punya aset. Karier saya bagus. Prospek hidup saya pun cerah.
    Tampang saya juga sama sekali nggak jelek. Nggak mungkin bangetlah cewek ini berani menolak saya."


    :yareyare:
    Kurang lengkap deskripsinya, Mas Bro!

    Tambahin dong: "udah punya anak dan bini". Mereka mau Anda kemanain? Mau Anda telantarin?
    Anak-anak berhak memiliki ayah yang bisa mereka jadikan contoh. Istri berhak punya suami yang bisa diidolakan.
    Bisa bayangin nggak, betapa hancurnya perasaan mereka jika mengetahui Anda ngedeketin saya?

    Saya mungkin belum punya duit dan aset sebanyak yang Anda punya. Saya pun baru mulai membangun karier.
    Prospek hidup saya, Insya Allah cukup menjanjikan, tapi saya mesti berusaha keras dan berdoa untuk merealisasikannya.

    :lulus:
    Soal penampilan, Alhamdulillah, Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
    karena saya bisa selalu tersenyum dan mensyukuri semua hal yang telah Dia berikan pada diri saya.
    Buktinya, Anda menjadikan saya sebagai target, kan? Puuiihh.

    :oii:
    Gini deh, sehebat apa pun Anda mencoba mendeskripsikan keunggulan Anda, saya nggak akan tertarik.
    Kalau mau bermuka badak, silakan Anda terus mencoba, tapi ujungnya pasti akan, "Gagal maning... gagal maning, Son."



    :sayangku:
    Nun jauh di sana, ada seorang pria yang kualitasnya ribuan kali lebih baik daripada Anda.
    Dia masih single, bukan suami dari perempuan mana pun, sehingga saya nggak akan digolongkan sebagai pelakor.

    Saya telah sangat bodoh membiarkannya terlepas dari genggaman saya, dan itu adalah kesalahan terbesar dalam hidup saya.
    Tapi saya percaya, bahwa pada hal-hal tertentu, Allah selalu memberi kesempatan kedua bagi hamba-Nya.

    "Saya pada masa lalu" mungkin terbukti mudah merasa lelah dan mudah menyerah kalah begitu aja,

    tapi "saya yang sekarang ini" Insya Allah, tidak akan mau seperti dulu lagi.

    Esensi dari kehidupan ini sesungguhnya adalah terus-menerus "berharap", "bercita-cita", "berusaha keras mewujudkannya",
    dan "berdoa agar usaha kita sejalan dengan Ketentuan-Nya".

    :XD:
    Bagaimana jika ternyata harapan saya itu pada akhirnya sirna dan hancur berkeping-keping?
    Ah, bodo amat. Yang penting saya udah memperjuangkannya, nggak sekadar duduk diam, dan berangan-angan kosong.

    Jika saya cuma meratapi nasib, pasti hanya kegagalan-lah yang akan saya rasakan.

    Tapi kalau saya mau berupaya, hasil dari usaha saya itu bisa berupa "kesuksesan" atau bisa pula berupa "kegagalan".
    Apa pun hasilnya, paling tidak, saya berani mencoba untuk mengubah situasi dan keadaan.



    :nangis:
    (Ya Allah, semoga aja si Komodo si Handsome itu nangis guling-gulingan setelah membaca kata-kataku di atas. Aamiin)


     
    Last edited: Jun 5, 2018
  18. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2




    :hoho:
    Udah susah-susah merangkai kata, nggak ada respon sama sekali. Padahal, aku mau sekalian menyampaikan berita bahagia,
    perihal seseorang yang aku sinyalir punya kedekatan personal dan emosional dengan dirimu, Nyong.



    :mandi:
    Tadi sore, iseng curhat dengan seorang rekan kerjaku. Aku nggak kenal si Ibu itu secara pribadi, tapi aku anggap dia cukup bijak.


    "Non, cara berpakaianmu itu provokatif. Nggak terbuka sih, tapi busana yang kamu kenakan itu mencetak bentuk dan lekuk tubuhmu.
    Udah gitu, gaya bercandamu juga agresif. Lah, gimana para pria beristri nggak merasa gemes dan terpancing?"

    "Mayoritas pria itu, mau sebazingan apa pun karakter mereka, pada dasarnya masih akan memegang code of conduct.
    Rata-rata dari mereka nggak akan pernah berani coba-coba menggoda bini orang lain, karena mereka tau dan paham banget risikonya.
    Bisa-bisa bakal dihajar oleh suami si perempuan itu, dan masyarakat sekitar pasti akan memberikan stigma sebagai pebinor."

    (Nasihat itu mirip banget dengan yang pernah diutarakan oleh si Komodo, saat dulu aku menjalani sesi indoktrinasi)



    "Lain halnya terhadap cewek single yang seger dan ranum seperti kamu. Meski kamu teriak-teriak: 'saya anti pada pria beristri',
    aura dalam dirimu malah seakan selalu menggoda, menantang, dan memancing mereka untuk mendekatimu."

    "Para pria beristri yang merasa punya duit dan power, akan cepat bosen pada tipe cewek yang gampang banget digombalin,
    terutama cewek-cewek yang kalau dipepet dikit aja udah langsung nurut, nggak berdaya, dan merespon gombalan itu.
    Tapi para pria beristri, justru akan lebih bergairah untuk merobohkan barikade perempuan lajang yang angkuh seperti kamu."



    :suram:
    Sepertinya, aku salah memilih teman curhat. Lah, para pria bandot itu yang binal dan ganjen, kenapa justru aku yang disalahin?
     
    Last edited: Jun 6, 2018
  19. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Alhamdulillah, kasus "uang panas dari seorang pria bandot" kemarin dulu itu, akhirnya sampai juga ke telinga Paduka Boss.

    :lulus:
    Yang bikin aku lega, Paduka Boss mendukung sepenuhnya sikap tegasku.

    "Besok-besok, kalau sampai ada kejadian kayak gitu lagi, cepat kamu laporkan ke saya, biar saya yang turun tangan."

    Bukan sekadar janji kosong, dia pun akan membuat perhitungan dengan si pria bandot itu.
    Nah, lho... rasain lo, Son. Mangkanya, hargailah komitmen pernikahan dan jangan pernah coba-coba bermain api.



    Sepanjang pengetahuanku (selama aku berkarier di perusahaan ini), Paduka Boss bukan termasuk tipe pria religius.
    Dia termasuk non-practising Muslim. Dia nggak mau makan pork atau makanan non-halal lainnya, tapi sesekali masih minum wine.

    Kadang dia shalat Jumat, kadang bablas nggak shalat. Kadang dia puasa, kadang nggak puasa.
    Yah, kalau menyangkut masalah ibadah, itu urusan pribadi dia dengan Allah, aku nggak bisa mencampuri terlalu jauh.

    :hihi:
    Namun, perihal moralitas, Paduka Boss punya sisi konservatif yang cukup unik.

    Dia relatif nggak pernah sok mencampuri urusan pribadi para bawahannya. Terserah deh, sepanjang nggak melanggar hukum.
    Tapi dia akan bereaksi keras, jika ada pegawai (khususnya perempuan) di kantorku yang mengalami harassment dalam bentuk apa pun.

    Di tempatku bekerja, ada sejumlah expat yang tentunya memiliki standar nilai budaya yang berbeda dengan mayoritas orang di Indonesia.
    Bagi sebagian dari mereka, tiap kali mengadakan office party, ya mesti ada acara minum alcoholic drinks.

    Paduka Boss nggak mau ikut campur tentang hal itu. Siapa pun di antara mereka yang mau minum sampai nyungsep, terserah deh.
    Sepanjang minum-minumnya nggak dilakukan pada saat jam kerja dan nggak dilakukan di lingkungan kerja.

    :oii:
    Tapi dia memberikan peringatan tegas, jangan pernah sampai terjadi kasus "cewek yang dibikin mabok terus dikerjain".
    Kalau sampai kejadian, dia nggak bakal mentolerirnya. Pelaku akan langsung dipecat secara tidak hormat, lalu digelandang ke kantor polisi.



    Terkait kasusku yang kemarin (saat seorang pria bandot mencoba membeli rasa simpatiku dengan segepok duit haram),
    secara terang-terangan dia bilang, bahwa dia sangat membenci perselingkuhan yang dilakukan oleh pria beristri atau wanita bersuami.

    Komitmen pernikahan dan institusi keluarga itu adalah hal-hal yang sakral, nggak pernah boleh dipermainkan seenaknya.
    Pada saat satu pasangan memutuskan menikah, berarti mereka membuat perjanjian di hadapan Tuhan.

    Aku bisa sangat menaruh hormat atas pernyataannya itu, karena apa yang dia katakan, memang sesuai dengan apa yang dia lakukan.



    Sebagian perempuan sering berkata dengan sinis bahwa "semua pria itu pada dasarnya anzing dan bazingan!"

    Aku nggak mau ikut-ikutan ngomong seperti itu, karena hal tersebut adalah generalisasi bodoh yang sangat tidak adil bagi kaum pria.

    :yahoo:
    Banyak contoh pria dalam perjalanan hidupku yang layak mendapat predikat sebagai pria berkualitas.

    Papa itu galak banget, tapi dia adalah kepala keluarga kami yang sangat bertanggung jawab dan selalu setia pada komitmen pernikahan.
    Kemudian Paduka Boss, meski dia nggak punya pertalian darah denganku, tapi dia juga merupakan a family man yang baik.

    :yareyare:
    Last but not least, si Komodo Ganas. Ibarat "jalan", dia adalah "jalan panjang yang berliku-liku". Membuatku letih saat menyusurinya.

    Siapa pun perempuan yang terkena panah pesonanya yang beracun, pasti juga akan terjangkit sindrom "Hayati lelah, Bang".
    Hingga sekarang, aku sama sekali nggak bisa menebak bagaimana akhir dari drama yang menyebalkan ini.

    Tapi se-kontroversial apa pun dirinya, dia "nggak akan pernah menghadirkan noktah dan noda" dalam diri perempuan yang dia singgahi.

     
    Last edited: Jun 6, 2018
  20. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Ada satu kata dalam bahasa Inggris yang aku sering banget keliru menuliskannya. Kata tersebut adalah "harassment".
    Nggak tau kenapa, pada sejumlah momen, aku berulang kali menulis kata itu sebagai "harrasment".

    :facepalm:
    Anehnya, tanpa dibuat-buat dan tanpa disengaja, terkadang, aku juga salah menulis kata "melecehkan" menjadi "melecetkan".



    Dalam pemahaman kita selama ini, harassment selalu dimaknai sebagai pelecehan yang dilakukan pria terhadap wanita.
    Entah itu yang dilakukan secara verbal atau non-verbal. Pokoknya, perlakuan yang membuat korban merasa risih dan tidak nyaman.

    Sejak masa kecil, aku dan kakak-kakakku selalu terus-menerus diwanti-wanti oleh kedua orangtua kami tercinta,
    supaya jangan pernah membolehkan tubuh kami dipegang-pegang siapa pun. Segera laporkan bila sampai ada kejadian macam itu.

    Nggak peduli, apakah yang melakukan itu adalah laki-laki yang kami kenal, dan apalagi oleh laki-laki yang nggak dikenal.

    Kami juga nggak henti-hentinya diingatkan Mama-Papa untuk menjauhi teman-teman sepergaulan,
    ataupun teman-teman sekolah kami yang punya tendensi "bercanda secara nggak pantas dan di luar batas norma kesopanan".

    Karena pemaknaan "harassment" itu cenderung dikaitkan hanya pada "perilaku pria", maka kaum pria-lah yang selalu kami waspadai.



    :dingin:
    Tapi suatu ketika, ada perbuatan dari seorang teman perempuanku yang membuatku sangat nggak nyaman.

    Saat itu, secara bercanda, dia memeluk-meluk tubuhku sambil ngomong, "Wah, beruntung banget cowok yang bisa menikahimu.
    Tubuh kamu wangi, enak banget dipeluk dan digrepe-grepe. Bakalan puas deh, laki lo nanti."


    :muntah1:
    Eeuugghh... jujur aja, langsung muncul perasaan jijik dengan perlakuan dan perkataan si temanku itu.
    Buru-buru aku lepasin tangannya sambil bilang, "Sorry, gue cewek straight. Nggak suka dengan bercandaan model gini."

    Temanku itu kaget luar biasa dengan reaksiku dan dia pun langsung terlihat nyesel setengah mati.
    "Aduh... aduh... maaf banget... becanda gue kelewatan, yah? Please... jangan salah paham... gue juga cewek straight, kok."

    :keringat:
    Meskipun suasana saat itu udah terlanjur nggak enak banget, tapi permintaan maaf dari temanku tersebut, aku terima.
    Cuma, terus terang aja, butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa kembali "merasa biasa" dengan dia.



    Sebagian perempuan mungkin akan menganggap aku terlalu sensitif dan reaksiku lebay.
    "Woles-woles aja keleus... t
    eman kamu jelas-jelas 'cuma bercanda', kenapa juga kamu malah jadi reaktif banget seperti itu?"

    :garing:
    Aku juga suka bercanda, terkadang, candaanku pun cukup agresif dan brutal membahana. Tanya deh tuh, si Komodo Ganas.
    Tapi bagaimanapun, aku dan dia tetap punya batasan perihal "mana yang boleh" dan "mana yang nggak boleh".

     
    Last edited: Jun 7, 2018
  21. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Segala problema yang terjadi dalam kehidupan ini, ibaratnya adalah "serangkaian program Full-Body Workout yang rutin aku lakukan".

    :hot:
    Berat, melelahkan, menguras tenaga, membuat tubuh ini dibasahi peluh sejadi-jadinya, bahkan bisa membuatku ambruk.

    :hoho:

    Tapi, Alhamdulillah, Allah itu Maha Adil. Asalkan kita bisa selalu fokus, maka nggak pernah ada pengorbanan yang sia-sia.
    Segala tempaan yang meletihkan itu, akhirnya membuat tubuh kita jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan mereka yang nggak berlatih.

    :hihi:
    Dalam kehidupan juga seperti itu. Mereka yang terbiasa menghadapi persoalan, dan sekaligus terbiasa mencari solusi permasalahannya,
    tentu kualitasnya akan berbeda dibandingkan dengan anak-anak kolokan yang dikit-dikit mewek dan gampang meratapi nasib.

    *Belagu at its finest
     
    Last edited: Jun 7, 2018

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.