1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

La pazienza è la virtù dei forti

Discussion in 'Dear Diary' started by ___Renata___, Dec 1, 2017.

  1. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :unyil:
    Konon, jika kita telah terbiasa pada suatu standar tertentu, sudah terbiasa menikmati satu bentuk kemudahan,
    maka kita akan sangat kesulitan jika terpaksa harus menurunkan standar itu.

    Contoh sederhananya, selama ini di rumahku, aku selalu mendapatkan kecepatan download file sebesar 10 MB/sec.
    Tadi siang, aku datang ke tempat kost seorang teman kantorku, dan terpaksa mendownload satu file di sana.

    :garing:
    Eh, ternyata kecepatan download di tempat kost temanku itu "hanya" berada di kisaran 100 KB/sec - 200 KB/sec.
    Dan jujur aja, hal itu langsung bikin aku kehilangan kesabaran.



    Contoh lainnya yang pernah aku alami di masa lalu:

    :malu1:
    Dulu, setiap kali aku bepergian dengannya, (entah dengan mobilnya atau mobil Papa) pasti dialah yang selalu memegang setir.
    Pokoknya tanpa banyak tanya, saat kami akan pergi ke suatu tempat, dia langsung memosisikan dirinya sebagai driver.

    Jika terpaksa perlu isi BBM di SPBU, si Handsome pula yang pasti turun tangan, sama sekali nggak pernah meminta uang dariku.

    Kini, kemudahan itu telah berlalu. Kalau mau berkendara, ya aku mesti nyetir sendiri, nggak ada lagi yang menyopiri.
    Tiada lagi skandal cinta super hot antara "si driver tampan nan sexy" dengan aku, "sang Nona Majikan".



    Masih terkait urusan nyetir mobil, tapi kali ini adalah contoh yang lebih ngenes:

    Suatu saat, aku dan temanku (sebut aja namanya "si Nyit-Nyut") beserta seorang cowok, mesti meninjau langsung ke proyek.
    Kebetulan si cowok itu berasal dari rekanan perusahaan, bukan rekan kerja kami sehari-hari.

    Untuk keperluan tugas lapangan tersebut, pihak kantor meminjamkan satu mobil MPV, tapi tanpa menyediakan driver.
    Tadinya aku dan si Nyit-Nyut berpikir, si cowok itulah yang secara gentle akan berada di balik kemudi.

    :keringat:
    Eh, tau-tau, si cowok itu malah langsung mengambil posisi di seat penumpang alias di jok bangku belakang.
    Gimana sih? Tanpa basa-basi, si Nyit-Nyut bilang, "Kamu nggak bisa nyetir ya, Bro?" Savage.

    Si cowok itu ngeles, "Bisa sih, cuma lagi males aja bawa mobil."
    Terus terang, aku dan Nyit-Nyut merasa bahwa alasan itu sungguh mengada-ada dan keliatan banget ngelesnya.

    Menjalankan tugas yang dibebankan kantor, kok bisa-bisanya pake alasan "malas" segala?

    :yareyare:
    Ya udah, karena aku dan si Nyit-Nyut nggak mau menciptakan konfron trasi konfrontasi secara terbuka dengan si cowok itu,
    akhirnya akulah yang mengambil alih posisi sebagai driver. Si Nyit-Nyut duduk di sampingku.



    :hihi:
    Kelihatannya, aku dan si Nyit-Nyut itu menganut satu standar nilai yang sama:
    "Jika pria bepergian dengan perempuan, dan menggunakan kendaraan mobil tanpa ada seorang driver yang menyopiri,
    maka seharusnya si pria mesti langsung berinisiatif untuk mengemudikan mobil."

    Ketika kita dihadapkan pada sebuah situasi bahwa si cowok itu (kemungkinan besar) nggak sanggup mengemudikan mobil
    (tapi gengsi mengakuinya),
    akhirnya mau nggak mau akan mempengaruhi perspektif kita terhadap dirinya.

    Saat aku mengambil posisi sebagai driver, berarti aku terpaksa menurunkan standar nilai yang selama ini ada padaku.

    :XD:
    Mungkin, bisa aja aku dan si Nyit-Nyut bersikeras memaksa supaya si cowok itu yang nyetir.
    Tapi kalau ternyata dia beneran nggak bisa nyetir, malah bahaya, kan? 'Ntar ujung-ujungnya bisa nyungsep ke kali.


     
    Last edited: May 4, 2018
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :keringat:
    Ada yang sedikit mengusikku setelah melihat paparan di situs ini:
    https://www.ef.co.id/epi/
    Ternyata, kecakapan berbahasa Inggris mayoritas penduduk Indonesia, saat ini diklasifikasikan sebagai: "Rendah".

    Di antara negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN,
    Singapura disebut sebagai negara yang penduduknya memiliki kecakapan berbahasa Inggris dengan klasifikasi: "Sangat Baik".

    Setingkat di bawahnya, adalah Malaysia dan Filipina (negeri leluhur Mama).
    Mayoritas penduduk di kedua negara tersebut memiliki kecakapan berbahasa Inggris dengan klasifikasi: "Baik".

    Secara mengejutkan, setingkat di bawah kedua negara tersebut, ada negara Vietnam.
    Padahal 3 tahun lalu, berdasarkan indeks tahunan kecakapan berbahasa Inggris, Vietnam masih berada di bawah Indonesia.
    Kini, sebagian penduduk Vietnam dianggap memiliki kecakapan berbahasa Inggris dengan klasifikasi: "Cukup Baik".

    :yareyare:
    Indonesia berada di peringkat ke-39, dan dianggap memiliki tingkat kemahiran berbahasa Inggris dengan klasifikasi: "Rendah".

    Ada lagi komentar yang cukup membuat miris:

    http://marketplus.co.id/2017/12/ef-epi-2017-kecakapan-berbahasa-inggris-negara-indonesia-turun-ke-peringkat-rendah/

    :awas:
    Keterangan: sebelum aku dikoreksi oleh Mr. Grammarist-Anarchist,
    maka perlu aku nyatakan bahwa kata yang aku bold itu seharusnya lebih tepat menggunakan kata "mengonsomsi", ya?
    Tapi berita itu aku kutip apa adanya. Jadi, penggunaan kata "mengkonsumsi" itu bukanlah kesalahanku.



    Sama seperti di Indonesia, terdapat pula kesenjangan sosial antar masyarakat di Filipina.

    Ada kawasan-kawasan yang sejahtera, nyaman, dan tenteram seperti permukiman yang ditempati keluarga besar Mama.
    Ada pula wilayah-wilayah kumuh, yang beberapa tahun terakhir, sering menjadi target operasi "War on Drugs".

    :hihi:
    Namun, berbeda dengan di Indonesia, di wilayah-wilayah kumuh Filipina sekalipun,
    kita dapat dengan mudah menemukan orang-orang yang mahir berbahasa Inggris dengan cukup baik.
    Meski dari segi pelafalan sering kali terdengar "agak aneh", tapi rata-rata tidak sampai menyalahi ketentuan gramatikal.

    Dulu, aku pernah berjalan-jalan di Quezon City dengan sepupuku yang menjadi gangster jagoan lokal di sana.
    (Sekarang dia sudah insaf dan kembali ke pola kehidupan yang lebih terarah)

    Ketika itu, aku mendapati bahwa rakyat jelata seperti penjual buah, penjual makanan, atau pekerja kerah biru lainnya,
    mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara fasih. Bahkan saat aku iseng menggunakan sejumlah idiom atau ungkapan
    dalam bahasa Inggris yang nggak bisa diartikan secara harfiah, ternyata mampu dipahami oleh mereka.



    :hehe:
    Lain di Filipina, lain pula di Indonesia tercinta.
    Di sini, kemampuan berbahasa Inggris menjadi semacam penanda status sosial dan tingkat intelektualitas seseorang.

    Saat interview kerja dulu, ada bagian ketika aku disuruh bercerita secara lisan dengan menggunakan bahasa Inggris.
    Padahal, interviewer-nya sendiri adalah seorang ibu berhijab yang jelas-jelas merupakan orang Indonesia.

    :lol:
    Setelah menjalani sebulan pertama masa bekerja, aku seperti merasa tidak sedang bekerja di Jakarta,
    saking totalnya "dipaksa" berinteraksi dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

    :lulus:
    Meskipun aku bukan a native English speaker, tapi Alhamdulillah, hal tersebut bukan kendala besar bagiku.

    :muntah:

    "Ah elah, belagu banget sih, cewek atu ini." _

    :XD:
    Biarin aja. Iya sih, emang "belagu".
    Tapi yang penting, "hal yang aku katakan itu tidak meleset dari fakta dan kenyataan".
    "Belagu", tapi nggak pernah malu-maluin. Sehingga aku nggak pernah menjadi bahan tertawaan para expat di kantorku.


    :piso:
    Adalah satu fakta bahwa banyak orang asing yang cenderung akan memandang rendah kualitas dan kapabilitas kita,
    jika mereka melihat kita nggak becus berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka.

     
    • Like Like x 2
    Last edited: May 5, 2018
  4. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    (Setelah menyimak dan mencerna cerita Bu Fitri, ditambah lagi celetukan spontan Hilda tentang hal tersebut,
    aku jadi tergoda untuk menanggapi kondisimu saat ini. Nanti, jika situasi berkembang, aku akan berkomentar lebih jauh)



    :yareyare:
    Dear, I can't find an alternative way to express my annoyance in a manner that won't hurt your ego.

    :oii:
    I don't want to be rude, but I have to say this anyway, I strongly recommend you keep your Goddamn mouth shut.
    Your advice
    _Your flowery language will only make the situation ten times worse instead of fixing it.

    :hihi:
    If the worst-case scenarios came true and if bad things happened to her, I know exactly what her reaction would be.

    :lol:
    It'd be better if you didn't test her ferociousness. Clearly, she's the kind of girl who'd "bite" especially if provoked or threatened.
    Would you know what to do if you "got bitten" by her? There are no words to describe the type of "pain" you suffer.

     
    Last edited: May 6, 2018
  5. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Kalau soal "bercanda", mungkin sikapku nggak akan berbeda jauh dengan sikap kebanyakan orang.
    Aku cenderung akan bersikap woles-woles aja, sepanjang materi candaan itu nggak termasuk hal-hal yang melewati batas.

    Setiap orang pasti punya batasan masing-masing perihal mana yang boleh dibercandain dan mana yang enggak.
    Dan orang yang pinter itu punya segudang kreativitas untuk mengemas candaan secara elegan.
    Jadi, nggak akan bikin jokes level rendah yang hanya akan menyinggung identitas yang melekat pada diri orang lain.

    :suram:
    Aku sering dibercandain secara "nyerempet-nyerempet" (dan bahkan juga sedikit vulgar) oleh beberapa teman kantorku.
    Mereka seperti para novelis yang sedang berimajinasi tentang apa yang akan dilakukan suamiku kelak pada diriku setelah aku menikah.

    Candaan dari kubu Islami-religius seperti Hilda, selalu elegan dan beradab, paling jauh hanya mengarah pada "candaan yang asosiatif".
    Yang serem itu adalah jokes dari kubu libertarians, yang memang dari sananya cenderung nggak peduli dengan kesopanan.

    Tapi sejauh ini, menurut penilaian objektifku, rata-rata candaan itu belum pernah ada yang berujung kepada bentuk verbal harrasment.

    :makasih-g:
    Bahkan teman-teman kantorku, baik dari kubu Islami-religius maupun kubu libertarians, bersedia pasang badan, membentengi aku
    jika ada invasi dari kaum bandot aka pria beristri yang nekat mencoba menebar beling atau bermain api denganku.




    :keringat:
    Ketika masa studi dulu (sejak SMP hingga masa perkuliahan), aku pun nggak pernah terhindar dari serang
    an candaan sejumlah pria.
    Materi candaannya pasti nggak jauh-jauh dari hal-hal yang terkait dengan sejumlah "aset jasmaniah" yang ada padaku.

    Namun, ada perbedaan yang terlihat jelas. Perbedaan yang membuka mataku bahwa kelas sosial itu memang nyata adanya.

    Pria yang intelek dan terdidik, mampu mengemas candaan itu dalam bentuk anekdot atau flirting dengan kata-kata bersayap.
    Sedangkan pria yang unmannered, hanya akan sanggup mengekspresikannya dengan beraneka ragam catcalling.



    :malu1:
    Lain halnya dengan dengan si Komodo Ganas Berdaya Cengkeram Kuat_si Handsome Bastard.
    Materi candaannya itu benar-benar anti-mainstream sehingga hampir mustahil untuk bisa ditiru oleh pria lain.

    :onegai:
    Lah, mana ada pria yang membuat materi candaan berdasarkan istilah geometri seperti "Pons Asinorum" atau "Aksioma Playfair"?

    Di masa kuliah dulu, ada seorang dosen matkul (*beep, disensor, ya) yang nerdy dan kadang menyertakan jokes
    saat sedang memberi materi perkuliahan. Mungkin maksudnya supaya para mahasiswi terkesan dengan sisi humoris dia.
    Berhubung jokes-nya itu rata-rata garing banget, ya udah, jarang ada mahasiswi yang tertawa.

    :gaswat:
    :hoho:
    Para mahasiswi baru bisa tertawa, ketika secara nggak sengaja, ritsleting si dosen ternyata lupa ditutup.

    Secara objektif, dosen tersebut pinter, sangat memahami seluk-beluk matematika dan geometri.
    Tapi tetap aja, dia nggak bisa memaparkan jokes yang kejenakaannya "sebrutal" seperti jokes buatan si Handsome Bastard.

    :lol:
    "Kejenakaan yang brutal"?
    Ya memang brutal, kok. Si Komodo Ganas itu memang brutal, sangat berbeda dengan iguana yang unyu-unyu.



    :terharu:
    Adalah sangat mengharukan, ketika aku menyadari, bahwa ada banyak perempuan yang kepingin banget menjadi pawang komodo.
    Dengan penuh cinta kasih, mereka berupaya untuk menjinakkan kebrutalan sang Komodo Ganas tersebut.

     
    Last edited: May 8, 2018
  6. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :hmm:
    My opinion of that?

    :makasih-g:
    Mmm... this may sound harsh, but I'll say it anyway:
    Frankly, your "brilliant idea" is the most downright stupid idea I've ever heard in my entire life.

    :lol:
    Yes, that sounds harsh, but that is how it is.
    I know that your comrades will always encourage you to fight.
    Dammit, Man. Don't let them dictate your life.

    :kuning:
    You've got to pick your fights wisely. There are certain things in your life that aren't worth fighting for.
    Make people remember you the way you deserve to be remembered.



    Uh, I'm not in a position to give you some words of wisdom, and it is not my job to motivate you.


    :ehem:
    But I've seen enough people (some of them are my college friends) who've had the same problems as you.
    So, the only advice I can give you now is to keep thoughts about those things as your fantasy and don't try to live them out.

    :unyil:
    I'm sure that you can guess the ending of the story.
    You should not make your life way more difficult than it needs to be.

    :XD:
    Puiihhh.... belaguuuu at its finest!
     
  7. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Ada aksi, maka akan ada pula reaksi:






    :voodoo:
    (Pura-pura innocent)

    Lah, piye to, Mas? Bedain "Franky" sama "Frankly" aja, kok nggak bisa?


    :bloon:

    Memangnya, namamu itu siapa?


    #OnceUponATime



    :hoho:
    Joke lawas itu mengingatkan aku pada seorang Om-ku, adik kandung Mama di Makati sana.
    Sebagaimana lazimnya para Filipinos, terlebih lagi keluarga besar Mama diklasifikasikan sebagai Mestizo de Español,
    maka nama-nama yang dipakai adalah Spanish given names.

    Om-ku itu bernama Francisco. Tapi uniknya, dia punya nama panggilan "PaPeng". Bersahaja banget, ya?
    Padahal dalam Spanish culture, seorang pria yang bernama "Francisco" itu biasanya cenderung akan dipanggil "Kiko",
    atau "Pancho", ataupun "Paco".

    Kalau dalam Western Culture, nama "Francisco" atau variannya "Francesco", akan mengalami
    Anglicisation,
    alias diinggriskan menjadi "Frank" atau "Franky/Frankie".


    Mungkin karena pada masa balitanya, Om-ku itu agak susah untuk melafalkan nama "Frank" dengan benar,
    akhirnya nama yang terucap berubah bentuk menjadi "PaPeng".

    Seorang Tante-ku (adik sepupu Mama) yang bernama Maria Elena, malah lebih suka disapa dengan panggilan "Ineng".



    Kultur masyarakat Filipina itu memang cukup menarik. Meski 90% lebih penduduknya menggunakan Spanish given names,
    tapi mereka sering "mengimbanginya" dengan nicknames atau endearments yang lebih membumi.
    Supaya identitas Filipinos-nya tetap ada, sehingga mereka punya perbedaan dengan Spanish people di Benua Biru sana.

    :hihi:
    Sehingga tidaklah mengherankan jika kita menemukan nama-nama panggilan kesayangan yang terdengar aneh bersahaja.
    Misalnya, "Dadong", "Ninoy", "Bing-Bong", "Buknoy", "Kikay", "Itlog", "Inyang", dan lain sebagainya.

    Ada satu film romance Filipina yang menurut aku sih, kualitasnya termasuk biasa-biasa aja. Nggak jelek dan nggak terlalu bagus.
    Tapi anehnya, Kakak-kakakku dan juga para sepupuku sangat menyukai film tersebut.

    Judul film itu adalah "One More Chance".
    Uniknya, karakter pria dalam film tersebut bernama panggilan "Popoy".
    Nama "Popoy" itu adalah bentuk nama panggilan sayang dari sebuah Spanish given name "Ponciano".

    :XD:
    Padahal, saat aku menjalani masa perkuliahan, ada seorang teman yang bernama Poppy, dan panggilannya adalah "Ceu Popoy".

     
    Last edited: May 11, 2018
  8. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :lulus:
    Pada akhir bulan April yang lalu, aku pernah menulis di diary ini sebagai berikut:

    :mandi:
    Ternyata, hal tersebut bukanlah sekadar perasaanku aja, tapi memang satu keniscayaan.


    :yareyare:
    :hoho:
    Sampai ada yang berpendapat, "Kamu itu jangan terlalu (sok) pinter, jangan terlalu ngejar karier,
    jangan terlalu sophisticated, blablabla.... k
    alau kamu kayak gitu, laki-laki akan takut untuk ngedeketin kamu."





    Logikanya gini, semakin kita mampu menampakkan versi terbaik yang ada pada diri kita,
    maka para pria yang mencoba melakukan pendekatan personal akan semakin terjebak dalam dilema dan keraguan.


    :sepi:
    Ratapan versi pria yang menganut paham Kalah Sebelum Berjuang:
    "Gue sebenarnya suka sama cewek ini. Tapi apa boleh buat, siapa sih gue ini...."

    :unyil:
    Ya udahlah. Sembuhin dulu gejala amnesia kamu ya, biar kamu bisa ingat lagi, siapa kamu sebenarnya.
    #AkuHahat



    :hot:
    Ratapan versi pria yang berduit, tapi nggak punya daya tarik lainnya:
    "Ngehek banget ni perempuan. Sama sekali nggak mempan diiming-imingin materi apa pun."

    :XD:
    Ya jelas aja nggak mempan. Tanpa situ iming-imingi pun, Insya Allah, aku masih bisa beli sendiri.
    Itulah salah satu sisi positif dari perempuan yang berkarier dan berpenghasilan.
    Bisa mempertahankan harga dirinya,
    serta nggak bakal gampang tergiur dan nggak akan mengemis materi pada siapa pun.




    :angel3:
    If ever you're in my arms again, this time I'll love you much better
    If ever you're in my arms again, this time I'll hold you forever, this time we'll never end

    The best of romances, deserve second chances, I'll get to you somehow, 'cause I promise now

    :lol:
    Pathetic banget, ya?

    Tetapi, barusan memang ada seseorang dari circle of friends-mu yang bilang padaku,
    "Aku sendiri sama sekali nggak habis pikir, kok dia begitu bodohnya sampai memutuskan berpisah denganmu."

    Padahal selama ini, justru akulah yang sering menjadi sasaran penghakiman.
    Seperti yang pernah Hilda katakan di pesawat dalam perjalanan pulang setelah gath akhir tahun lalu.



     
    Last edited: May 9, 2020
  9. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :yahoo:
    Wuuueeeiiitttsss... pada akhirnya, aku bisa juga memiliki piringan hitam album kompilasi "Those Shocking Shaking Days".

    :malu1:
    Meski harganya agak mahal (nggak bisa ditawar pula), tapi karena masih baru, dalam kondisi tersegel, dan terdiri dari 3 keping vinyl,
    ya sangat layak untuk aku beli dan aku koleksi. Emangnya cuma si Handsome Bastard aja yang bisa jadi kolektor?



    Salah satu lagu yang menarik adalah lagu Duo Kribo yang berjudul "Uang".

    Ada orang bilang, "Uang buat dibuang" atau, "Uang buat disayang"
    Ada orang bilang, "Uang memperalat kita" atau, "Kita memperalat uang"

    Orang memperalat harta? Atau orang yang diperalat harta?
    Apa yang jadi keinginan? Apa yang jadi kenyataan?

    Tapi jelas uang selalu akan dibutuhkan buat disimpan atau dibuang
    Ada orang bilang, "Uang memperalat kita" atau, "Kita memperalat uang"





    :hihi:
    Mmm... when we hear that someone is of a higher class than someone else,
    money is probably the first thing we think of.

    *Link YouTube-nya telah diganti dengan link yang masih berfungsi.
     
    Last edited: Aug 9, 2023
  10. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :peluk:
    Lagi-lagi, secara nggak terduga dan nggak direncanakan, aku bertemu dengan Mbak Suci.

    :malu1:
    Mungkin itu adalah isyarat dari Allah agar aku segera mengikuti jejak si Mbak Cantik untuk berhijab
    dan sebagai bahan renungan supaya aku bisa menjadi seorang Muslimah yang lebih baik.

    :hihi:
    Apalagi, dalam hitungan hari, Ramadhan akan segera tiba.


    Tapi ada hal yang cukup mengejutkanku dalam pertemuan dengan Mbak Suci.
    Dia bilang, Mbak Rachel (kakakmu) telah melahirkan seorang putra pada hari Jumat 2 pekan yang lalu.

    :oii:
    Lah, kenapa kamu sama sekali nggak ngasih tahu aku, Nyong?
    Sungguh adalah satu ketidakadilan jika kamu memberitahukan berita bahagia itu ke orang lain,
    tapi justru kamu tidak menginformasikannya padaku.

    :patahhati:
    (Berkaca-kaca sambil menyenandungkan lagu "Cermin" dari Wondergel)

    "Bagaikan bunyi tambourine... dilupakan... tak nyata... kadang bahkan tak ada..."

    Ya udah, pas jam istirahat, aku langsung ngebut ke rumah Mbak Rachel.
    Meski kedatanganku mendadak, tapi Mbak Rachel dan Mama Mertuanya menyambutku dengan ramah.

    :onegai:
    Lalu, aku melihat keponakan barumu, seorang bayi tampan yang telah Allah hadirkan di dunia ini.

    :yahoo:
    Ah, semoga aja si dedek bayi itu nggak akan pernah punya sifat-sifat kontroversial seperti Om-nya.
    Aamiin.



    :mandi:
    Iya sih, as far back as I can remember, I always blame you for being "unfair",
    instead of realizing that you have a right to make choices based on your own emotional needs.

    :XD:
    And maybe I always overlook the fact that my definition of "fair" may not tally with yours.

    :lulus:
    Ya udahlah. Every decision in life has costs and benefits. Even simple decisions involve costs and benefits.
    Only you can decide the cost versus the benefit of each decision you take.


     
    Last edited: May 14, 2018
  11. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :yareyare:
    I didn't write that post under any further assumptions about who she might be.
    And you don't have to agree with all of my brutally honest statements.

    :piso:
    But if you think the truth is not reflected in my statements, how can you prove it?




    [​IMG]

    :hoho:

    Andaikata saja... sinetron yang dihadirkan itu hanyalah sinetron yang menggugah tawa.
    Bukan sinetron yang dipenuhi dengan begitu banyak kejanggalan atau "kebetulan-isme" di sana sini
    yang bikin kita merasa dibodohi saat dipaksa menyaksikannya.


     
    Last edited: May 15, 2018
  12. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :lol:
    Selama aku berkarier di perusahaan tempat aku mencari nafkah, baru kali ini aku merasakan ma-ga-but.

    Tadi pagi, aku dan Miss Kelly ("Pelipur Lara") tiba-tiba diwajibkan menemani Paduka Boss beserta para jajarannya,
    untuk menuju ke satu tempat VIP dalam rangka proses negosiasi - ekspansi.

    Hingga jam 11 siang, segala sesuatunya masih bersifat teknis dan nggak terlepas dari angka-angka.
    Setelah istirahat makan siang (dan juga melaksanakan shalat Dzuhur bagi kami yang Muslim), barulah aku bebas dari tugas.

    :yareyare:
    Tapi Paduka Boss nggak mengizinkan aku dan Miss Kelly untuk kembali ke kantor.
    Dia malah memperkenalkan kami berdua dengan seorang pria, dan pada akhirnya kami mesti berbincang dengan si pria itu.

    Karena Miss Kelly "udah ada yang punya" (meski belum menikah secara resmi), dia bisa berdalih untuk
    nggak berlama-lama terlibat perbincangan panjang lebar dengan si pria tersebut.

    :keringat:
    Jadi, setelah Miss Kelly pergi, akulah yang seakan berkewajiban untuk berinteraksi dengan kolega Paduka Boss.


    (Jeda sejenak; biarkan aku mengunyah beberapa iris mangga mengkal. Kriyes, kriyes, kriyes)



    Sang kolega dari Paduka Boss itu adalah seorang pria single (menurut pengakuannya) berumur 37 tahun.
    Dia masih melajang karena disibukkan oleh urusan mengejar karier.

    Dari segi karier dan kemapanan finansial, mungkin saat ini, dia berada 3 kali lipat di atas kamu, Nyong.
    Tapi kamu nggak usah merasa kalah, ya. Wajar aja dia lebih mapan darimu, karena usianya udah hampir 40 tahun.
    Insya Allah ketika kamu seumuran dengannya, kamu pun akan semapan dia. Aamiin.

    :hihi:
    Dari segi daya tarik fisik, kamu boleh berbesar hati, karena secara objektif, kamulah yang lebih unggul.

    (Karena aku udah tulus menyanjungmu, jangan lupa transferannya, ya)

    Meski dia "kalah" darimu, tapi sama halnya dengan dirimu,
    si pria tersebut
    berpenampilan bersih dan rapi serta memiliki aura yang nggak nyebelin.

    Dia bukan tipe pria yang berpenampilan geek atau nerdy, tapi bukan pula tipe pria atletis bin agresif seperti kamu.

    Perihal religiusitas dirinya, aku belum tahu lebih banyak, sehingga belum bisa berkomentar.

    :unyil:
    Nah, kalau dari segi kemampuan berinteraksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan lawan jenis,
    aku bisa katakan bahwa secara objektif, dia punya skill yang sebanding denganmu.

    Tadinya aku sempat skeptis, bahkan agak sedikit berprasangka bahwa dia termasuk tipe pria yang garing.
    Eh, ternyata aku salah besar. Si pria tersebut punya wawasan yang luas dan bisa nyambung saat diajak berbincang.



    Seperti yang orang pinter katakan, "cara berbahasa seseorang, menunjukkan kelas sosial dan kepribadian dirinya".
    Dan memang demikianlah yang tadi terjadi.

    :matabelo:
    Cara berbahasa si pria itu kalau aku bilang sih, jelas-jelas menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang terpelajar.
    Dia pun terampil menyajikan materi perbincangan yang mampu memikat aku. (Nah, lo!)

    Ngomongin banyak hal mulai dari film-film Catherine Deneuve, kuliner aneh dan ekstrem di acara Andrew Zimmern,
    hingga ke materi yang agak sensitif seperti Operation Northwoods dan false flag operations lainnya.

    :XD:
    Dia pun lihai menyelipkan bumbu jokes di sana sini yang mampu membuat aku tersenyum.
    Bahkan aku sempat nggak bisa menahan diri, dan akhirnya tertawa lepas saat dia menceritakan anekdot yang lucu.

    :terharu:
    Dalam hati aku bergumam, "Ya Allah, si cowok ini jelas-jelas bukanlah pria yang biasa-biasa aja..."



    :bloon:
    Gimana, Nyong? Tensi darahmu udah mulai naik, apa belum? Kamu masih kuat kan, menyimak ceritaku?
    Kalau kepalamu udah mulai cenat-cenut, buruan gih sana rebahan di kasur. Nanti aku nyusul.

    :sayangku:
    Yang jelas, perbincangan antara aku dan dia tadi masih sangat membekas di hatiku.
    Selama ini aku terperangkap dalam keyakinan bahwa seolah nggak akan ada pria yang sehebat dirimu.
    Eh, ternyata ada juga pria berkualitas yang sedikit banyak bisa menandingimu.

    :makasih-g:
    Jangan lupa shalat tarawih ya, Dear.
    Doakanlah aku, agar aku bisa berada di jalan yang sama dengan siapa pun yang Allah takdirkan untukku.

     
    Last edited: May 9, 2020
  13. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2




    :malu1:
    Mungkin aku memang hahat ya, Nyong?

    Postingan di atas, sedikit banyak telah "mencederai" hal penting
    yang tidak selayaknya aku "cederai".


    :onegai:
    Have you experienced that emotional situation before?


    Wahai, Insan Adam yang Perkasa,

    don't pretend you're OK if, in fact, you aren't.



    Bertepatan dengan momentum Bulan Suci Ramadhan ini, sikapku sederhana aja:


    :angel3:

    I'm not a very confrontational woman.
    Truthfully, I avoid confrontation like I avoid monosodium glutamate.


    :lulus:
    I would prefer that life situations were the way I like them to be,
    but Insya Allah, I can survive when they aren't.


     
    Last edited: May 17, 2018
  14. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :yareyare:
    Tiba-tiba aja, Bu Fitri memberikan penilaiannya padaku:
    "Skor kamu untuk 'rasa percaya diri', sangat tinggi. Tapi saya pikir, skor kamu untuk 'kerendahan hati', sangat jeblok."

    :XD:
    Ah elah, Ibu pake muter-muter segala macam. Tanpa perlu menggunakan eufemisme, saya paham apa yang Ibu maksudkan.
    Katakan aja secara eksplisit bahwa saya ini "sombong", "angkuh", "arogan", dan "belagu". Begitu, kan?



    :hihi:
    Berdasarkan pengalaman hidup yang telah aku jalani, dan berdasarkan indoktrinasi yang diajarkan si Handsome padaku,
    setidaknya terdapat 2 jenis "kesombongan" di dunia ini.

    :muntah:
    Pertama, kesombongan yang sedari awal diniatkan dan dimaksudkan untuk merendahkan atau menghinakan pihak lain.
    Nah, kesombongan yang amit-amit jabang bayi demit kayak gitu memang sangat memuakkan dan menjijikkan.

    :cambuk3:
    Kedua, kesombongan tipe "fight fire with fire" yang ditujukan semata-mata untuk meng-counter kesombongan pihak lain.
    Ada momen-momen tertentu ketika kesombongan orang lain nggak bisa kita sikapi dengan perilaku rendah hati.

    :garing:
    Misalnya, sejumlah pria sering kali secara terang-terangan mencoba menyombongkan diri padaku perihal kedigdayaan mereka,
    khususnya dalam bidang jabatan, berlimpahnya materi, atau kekuatan finansial. Ya, itu hak mereka, sih.

    Tapi sebagian dari mereka nekat "mencoba peruntungan" dengan memberikan sejumlah benda yang indah dan mahal untukku.
    Pada saat seperti itulah, secara naluriah, aku akan menyalakan saklar kesombongan yang ada dalam diriku.



    :keringat:
    Aku termasuk perempuan yang meyakini, bahwa jika ada seorang laki-laki yang bukan pasangan kita, tiba-tiba aja memberikan
    secara gratis suatu jenis benda yang bernilai tinggi, maka bisa dipastikan, pemberian itu bukan pemberian yang tulus.

    :mesyum:
    Motif yang biasanya langsung mudah terbaca adalah,
    "Karena saya sudah memberikan sesuatu yang mahal padamu, maka kamu mesti tahu diri untuk tidak menolak keinginan saya."

    :lempar:
    Tentunya, aku nggak bisa dan nggak boleh menyikapi situasi semacam itu dengan "kerendahan hati", kan?
    Aku wajib menunjukkan sikap sombong dan belagu dengan menolak mentah-mentah upaya penyuapan yang mereka lakukan.



    :unyil:
    Mestinya, "para pria yang mencoba membeli simpati dariku itu" bisa meniru idealisme yang diterapkan si Handsome.


    Jika saja mereka sanggup menunjukkan dan membuktikan diri sebagai pria yang berkualitas tinggi,
    maka Insya Allah, tanpa perlu memberikan benda mahal apa pun, simpati perempuan itu akan bisa datang dengan sendirinya.


     
    Last edited: May 18, 2018
  15. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2

    :yareyare:
    Sometimes, you act on your detailed knowledge of a particular situation,
    and sometimes, you just go with your gut feeling.

    #MySincereApprehension



    :oii:
    Dear Handsome, you should never settle for the truth she told you.


    :hot:
    There are millions of jerks men with the same ambitions as you and I know fighting for things can be hard,
    but the only way to beat those people is to consistently fight for what you want.

    :voodoo:
    Your life course, of course, is your own. But you should never forget to be gentle with yourself.

    #AdviceFromAnAngel


    :piso:
    Cuma segitu aja kemampuanmu memprovokasi aku?

    :cambuk3:
    Come on, give me all that you've got! Hit me with your best shot! Hit me till I'm down and out!

    #DramatisasiSituasiAntaraDuaInsan
     
    Last edited: May 21, 2018
  16. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2




    :keringat:
    Lagu "Tong Bukan Kaleng, Tak Krompyang, Krompyang, Krompyang" adalah sebuah provocative chant.
    Tahukah kalian, apa itu "provocative chant"? "Provocative chant" adalah nyanyian yang ditujukan untuk memprovokasi lawan.

    Semua ultras atau fans fanatik dari klub-klub sepakbola di dunia ini biasanya punya lagu-lagu berlirik provokatif.
    Atau demonstran di luar negeri yang berideologi politik anti kapitalisme, juga punya provocative chants yang akan mereka nyanyikan
    sambil memegang botol-botol molotov berapi yang siap dilemparkan ke pihak yang mereka anggap sebagai lawan.



    :unyil:
    OK. Balik lagi ke sejarah lagu "Tong Bukan Kaleng, Tak Krompyang, Krompyang, Krompyang" itu.
    Lagu tersebut adalah lagu underground yang liriknya sangat politis dan cukup nyelekit.

    Beberapa tahun lalu, ketika aku masih berstatus dan berpeluang sebagai kandidat terkuat pendamping hidupnya (and vice versa!),
    pernah ada kisah nyata - melodrama - tragikomedi yang aku dan dia alami. Terjadi spontan dan nggak direncanakan.

    Sebagai seorang perempuan yang (Alhamdulillah) sehat dan normal, kala itu, aku sedang mengalami masa haidku.
    Pada dasarnya, aku bukanlah tipe perempuan yang sering mengalami derita nyeri haid tiap bulannya.

    Cuma, entah mengapa, tiba-tiba aja di hari itu (saat itu aku masih berstatus mahasiswi), rasa nyeri datang menghampiri.
    Sejak pagi hari sebelum berangkat kuliah, sebenarnya sih aku udah mulai merasakan gejala nyeri haid tersebut.

    Tapi aku masih sanggup untuk nyetir sendirian ke kampus. Hingga beberapa jam kemudian, derita itu akhirnya tak tertahankan.
    Mau nggak mau, aku terpaksa memutuskan untuk nggak mengikuti perkuliahan selanjutnya.

    :nangis:
    Saking nyeriiiiinya, aku sampai nggak berani nyetir untuk pulang ke rumah.
    Celakanya, nggak ada seorang pun dari teman kuliahku yang bisa aku mintai bantuan untuk nyopirin aku pulang.

    Seorang temanku sempat berinisiatif untuk mencarikan taksi. Ada juga yang berniat membelikanku obat pereda rasa nyeri.
    Aku terharu dengan kebaikan mereka, tapi sejujurnya, aku nggak bisa menerima tawaran-tawaran tersebut.

    Pertama, karena aku nggak mau meninggalkan mobilku di kampus. Kedua, aku udah nggak berselera lagi mengikuti perkuliahan.
    Aku udah pingin buru-buru pulang dan istirohat di rumah.



    Di tengah situasi yang sangat genting itu (heeyaah), akhirnya, aku putuskan untuk meminta pertanggungjawaban si Handsome.
    Lah? Maksudnya? Siapa menghamili siapa?

    :XD:
    Kalimatku salah, ya? Aku ganti deh. Di tengah keputusasaanku, akhirnya, aku terpaksa meminta pertolongan si Handsome.
    Wajar banget dong, bila aku minta bantuan pada dia yang (pada saat itu) berstatus sebagai pria terdekatku.

    Meski aku tau, bahwa sebetulnya permintaanku tersebut bukanlah permintaan yang mudah untuk dipenuhi.
    Ketika itu, dia baru beberapa bulan bekerja, sehingga kurang bijak rasanya jika dia minta izin untuk hal yang tidak fundamental.



    :terharu:
    Tapi secara mengejutkan, dia menyanggupi untuk datang ke kampusku, sekaligus nyopirin aku hingga sampai di rumah.
    Nggak sampai 15 menit, si Handsome itu pun tiba. Tanpa banyak bicara, dengan sigap, dia melakukan hal-hal yang mesti dia lakukan.

    Karena kondisiku, aku cuma bisa tiduran di jok belakang, nggak bisa duduk di depan berdampingan dengannya.
    Dalam perjalanan, tiba-tiba aku teringat bahwa aku sama sekali nggak punya persediaan obat pereda nyeri haid di rumah.

    Ya udah, akhirnya aku minta dia membelikan obat itu dulu di salah satu apotek yang kebetulan berlokasi tak jauh dari kampusku.
    Ternyata kami malah terjebak kemacetan yang cukup parah. Rasa nyeriku pun semakin menjadi-jadi.

    Eh, dia justru memperburuk keadaan dengan memutar satu CD yang berisikan lagu-lagu yang nggak karuan.

    Salah satunya adalah lagu underground "Tong Bukan Kaleng, Tak Krompyang, Krompyang, Krompyang" buatan teman-temannya.
    Secara objektif, lagunya sih enak. Mirip-mirip lagu "Santeria" dari band Sublime. Tapi liriknya politis dan provokatif.

    Jika lagu itu diperdengarkan saat aku sedang sehat, mungkin aku akan tersenyum menyimak liriknya yang agak gimana-gimana gitu.
    Namun, di saat aku sedang mengalami nyeri haid, lagu itu tak ubahnya seperti sebuah "provocative chant" yang biadab.

    :voodoo:
    Saking jengkelnya, aku sampai melontarkan ancaman yang tidak senonoh jika dia nggak segera menghentikan pemutaran lagu itu.
    Astaghfirullahaladzim... secara manusiawi, perempuan memang adalah makhluk yang lemah.



    :patahhati:
    Meski aku sempat terprovokasi, tapi setelah sampai di apotek, aku justru merasa terharu dengan kebaikannya,
    Dia turun dari mobil, dan bersedia membelikan obat pereda nyeri haid untukku. Coba, mana ada pria lain yang seperti dia?
    Mau menyingkirkan egonya sejenak sebagai pria, dan nggak peduli dengan "ledekan" Mbak-Mbak di apotek.

    (Bersambung deh, kapan-kapan)
     
    Last edited: May 20, 2018
  17. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    "When a word has completely different meaning in other cultures"

    :lulus:
    Sewaktu aku masih berstatus siswi SMA, pernah terjadi satu kesalahpahaman antar budaya.
    Aku terbiasa memanggil salah seorang temanku (Danial alias "si Badak") dengan panggilan "Nyong".
    Sama halnya seperti panggilan yang biasa aku tujukan kepada si Handsome.

    Cuma bedanya, aku memanggil "Nyong" pada Danial dalam konteks keakraban antar sesama orang Sulawesi Utara,
    sedangkan aku menyematkan panggilan "Nyong" pada si Handsome dengan tendensi kemesraan. Puiihh.

    Di wilayah Timur Indonesia, mulai dari Flores, Sulawesi Utara, jazirah Maluku, hingga Papua,
    adalah suatu kelaziman jika seorang pemuda disapa dengan panggilan "Nyong".

    :hi:
    Ketika seorang pria disapa "Nyong", maka berarti, pria tersebut diakui maskulinitas dan kepemudaannya.

    Di Sulawesi Utara, kampung halaman Papa, tiap tahun, rutin diadakan Pemilihan Nyong dan Nona.
    Kalau di wilayah lain, ada kontes Kangmas - Nimas, Uda - Uni, Waraney - Wulan, Bujang - Dara, Nanang - Galuh,
    Cak - Ning, Abang - None, Dimas - Diajeng, dan banyak lagi yang lainnya.



    :yareyare:
    Tapi di Pulau Jawa, panggilan "Nyong" itu rentan memicu kesalahpahaman.
    Mayoritas orang, kelihatannya cenderung akan menafsirkan "Nyong" sebagai kependekan dari kata "monyong".

    Seperti yang telah aku ceritakan di atas, aku terbiasa memanggil Danial dengan panggilan "Nyong".
    Eh, suatu ketika, ada seorang guruku, Bu Neni, yang mendengar saat aku memanggil seperti itu pada Danial.
    Kebetulan, kejadian tersebut terjadi pada Bulan Suci Ramadhan.

    :piso:
    Bu Neni langsung menegurku, "Kamu itu 'kan perempuan, kok mulutnya kasar banget, sih?
    Puasa-puasa gini, omongannya dijaga atuh, Neng. Nggak baik kalau ngatain 'monyong' ke teman kamu."

    :suram:
    Aku langsung menyadari bahwa telah terjadi suatu kesalahpahaman antar budaya.
    I acted according to my cultural values, but she didn't understand the message the way it was conveyed.



    :hihi:
    Kalau teringat Danial alias "si Badak", mau nggak mau, aku akan teringat pula pada Edam alias "si Hippo-Krit".
    Sebagian temanku terkadang memelesetkan nama Danial menjadi "Kudanial". Hahat banget, ya?

    Tapi suatu ketika, Danial "pasang badan", membela beberapa teman perempuanku yang diganggu anak sekolah lain.
    Nyali yang dia tunjukkan itu kemudian membuat dia menjadi sangat populer di kalangan cewek-cewek.
    Akhirnya, dia pun mendapatkan endearment atau panggilan kesayangan yaitu "si Badak".

    Sedangkan Edam itu adalah seorang biker motor gede garis keras. Sekaligus, seorang comrade dari si Handsome.
    Comrades yang lain memanggil Edam dengan panggilan "si Hippo-Krit", bukan karena Edam adalah seorang yang munafik.

    :XD:
    Melainkan sebagai akronim dari "Hippo" dan "Kriting", yang jika diindonesiakan akan menjadi "Kuda Nil Keriting".
    Karena badannya gede gempal, rambutnya keriting kriwil-kriwil. Tapi dialah yang paling ngerti mesin di antara para bikers.

     
    Last edited: May 22, 2018
  18. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :tega:
    Hari ini, puasaku hampir berkurang nilainya (atau mungkin memang udah berkurang nilainya) karena nggak sanggup nahan emosi,
    saat melihat betapa tidak berdayanya seorang ibu yang udah sepuh, dimaki-maki oleh putra kandungnya di tempat publik.

    :yareyare:
    Selama ini, aku selalu beranggapan, tragedi menyedihkan semacam itu cuma ada dalam cerita rekaan atau sinetron kejar tayang aja.



    Sejak dulu, aku dididik oleh kedua orangtuaku untuk nggak pernah lancang ikut mencampuri urusan pribadi pihak lain.
    "Mind your own business, Non. Jangan sok rempong ngurusin atau ngerusuhin masalah orang lain".

    :keringat:
    Namun, jujur aja, ada momen-momen tertentu yang terkadang bikin aku seolah-olah "pingin mengabaikan" nasihat orangtuaku.
    Untunglah, ada sejumlah orang yang langsung berinisiatif mengamankan si Maling Kutang Malin Kundang Cap Kampret itu.

    :oii:
    Kalau enggak, mungkin akulah yang akan melabrak si anak durhaka tersebut. Bodo amat lah kalau terjadi konflik terbuka sekalipun.
    *Mod-Nek (Modal Nekat) mode on, hasil indoktrinasi yang diajarkan si Handsome kepadaku.

    :muntah:
    Yang aku heran, penampilan si anak itu "cupu abis", tapi perilakunya kasar dan bengis banget. "Ancur di luar, lebih ancur lagi di dalam".
    Tega banget sampai memaki-maki, menghina, dan merendahkan ibu kandungnya sendiri di depan orang banyak.

    Ternyata memang benar kata orang bijak, "tampilan luar itu bisa sangat menipu dan bahkan bisa menyeret kita pada kehancuran".

    Yang kelihatannya cupu, polos, dan nggak neko-neko, ternyata justru bisa berperilaku sangat menjijikkan, di luar perkiraan kita semua.



    :onegai:
    Sedangkan nun jauh di sana, ada pria handsome yang sekilas terlihat "beringas dan berangasan", tapi perilakunya sungguh menawan hati.


    :yahoo:
    Ya kan, Nyong?
    Pasti dia akan menanggapi tulisanku di atas dengan hadits ini:

    "Ridhallah fi ridhal walidain wa sukhtullah fi shukhtil walidain.
    (Ridha Allah terletak pada ridha kedua orangtua, kemurkaan Allah terletak pada kemarahan kedua orangtua)"
     
    • Like Like x 1
    Last edited: May 24, 2018
  19. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :lulus:
    Alhamdulillahirabbil 'alamin... today marks the culmination of a lot of things.
    I was able to make it through that without it "killing" me.

    :tega:
    There have been a lot of opportunities I've had that don't always pan out.
    I've run into people who were intent on making their fantasy become a reality, and most of the time
    that doesn't work.

    :yareyare:
    And I've learned, it's important not to get too excited about something before it happens.

    :yahoo:
    But now, I am incredibly lucky to be in the position I am in.
    Here is one area where I can rightfully take my place in history. The best position that anyone could ask for.
    Something worth throwing myself into.



    :hihi:
    Meanwhile, there's a lot of great people around me and we've just got to start supporting each other
    and standing up to the things we don't agree with.



     
  20. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :keringat:
    Dulu, aku sempat nggak percaya, sewaktu si Handsome bilang bahwa si pria itu adalah "tipe serigala berbulu domba".
    "Terlihat seolah-olah religius", tapi sesungguhnya "terdapat hal-hal yang nggak beres" pada diri si pria tersebut.

    Padahal, secara naluriah, si Handsome cenderung akan mudah bersimpati pada sosok-sosok yang terlihat islami religius.




    :muntah:
    Sampai akhirnya aku melihat sendiri "bukti-bukti ketidakberesan" dari si pria yang dia sebutkan itu.


    :yareyare:
    Religiusitas itu nggak bisa dan nggak boleh diukur hanya dari postingan yang terlihat islami di sosial media aja.
    Siapa pun bisa aja dengan mudah meng-copas quotes islami dari sana sini untuk mencitrakan diri sebagai seorang yang religius.

    :muntah1:
    Tapi jika perilaku sehari-harinya melenceng jauh dari apa yang dicitrakannya, ya sama artinya dengan pembohongan publik.
    Yang ngenes, masih ada aja orang-orang yang dengan naifnya tertipu.



    :yahoo:
    Aku bisa menaruh rasa hormat pada sosok-sosok religius seperti Mbak Suci, "Eyang Mami", Kak Indah, "Bu Ustadzah", Hilda, Om Bobby,
    atau bahkan si Handsome sendiri (terlepas dari kenyataan bahwa si Handsome sering menjengkelkanku).

    Karena aku selalu melihat mereka sebagai orang-orang yang "antara kata dan perbuatan tidak pernah bertentangan".

     
    Last edited: May 24, 2018
  21. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :tega:
    Duh, aku hampir aja nggak sahur. Kalau nggak dibangunin Mama, mungkin udah bablas ketiduran sampai subuh.
    Tertidur pulas seperti habis dibius total jelang operasi caesar. (heiyahhh)
     

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.