1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

La pazienza è la virtù dei forti

Discussion in 'Dear Diary' started by ___Renata___, Dec 1, 2017.

  1. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Pada masa sekolah hingga masa perkuliahan, kita relatif bisa dengan sesuka hati memilih dan memilah teman.
    Kita pun bisa bikin gang yang isinya hanya cewek-cewek yang seideologi dan sehaluan.

    :yareyare:
    Tapi ketika memasuki dunia kerja, tiba-tiba aja kita dihadapkan pada satu kenyataan yang nggak bisa kita hindarkan.
    Mau nggak mau, kita diwajibkan untuk bisa bekerja sama meskipun dengan "orang-orang yang berbeda".
    Dan yang namanya menjaga hubungan baik antara rekan sekerja itu susah-susah gampang. Kadang susah, kadang gampang.

    Pada Sabtu malam, ada "office party terbatas" yang diadakan salah seorang rekan kerjaku karena dia mendapatkan promosi.
    Disebut "office party terbatas", karena memang nggak semua pekerja di kantorku yang diundang.

    Sedangkan office party yang lebih formal, yang lebih "adil, netral, dan tidak kontroversial", baru akan diselenggarakan pekan depan.
    Acara yang formal itu kelihatannya akan lebih mengarah kepada kegiatan employee gathering.



    Seperti yang aku perkirakan sebelumnya, teman kerjaku itu mengundangku untuk datang ke acara tersebut.
    Aku mesti datang, nggak boleh menolak, nggak boleh ada alasan apa pun.

    As usual, kalau udah ngomongin office party di kalangan eksmud dan ekspat, pasti nggak bakalan jauh-jauh dari alcoholic drinks.
    Iya sih, mereka main aman dan bersih, nggak ada narkoba atau benda-benda ilegal yang bisa dijerat dengan sanksi hukum.

    Tapi mau bagaimanapun juga, yang selalu jadi persoalan tiap kali aku diundang party semacam itu adalah:
    I don't drink. I never have, I never will. (Insya Allah hingga hari terakhirku di dunia ini)
    Prinsip itu aku pegang erat berdasarkan atas ajaran agama Islam yang aku yakini dan juga karena alasan kesehatan.

    Si temanku itu memberi jaminan, "Dear, gue nggak bakalan ngeracunin kamu dan siapa pun teman kantor kita yang nggak minum.
    Kalau emang kalian nggak minum, kan masih ada non-alcoholic drinks. Lagian ini kan office party bukan booze party."

    :hihi:
    Biasanya sih, yang menjadi "pelindungku" dalam setiap perhelatan office party seperti itu adalah Paduka Boss.
    Pokoknya kalau ada yang sampai coba-coba ngerjain aku dengan alcoholic drinks, maka sanksinya bisa berujung pada pemecatan.


    Tapi saat office party Sabtu malam kemarin itu, Paduka Boss sedang sibuk dengan keluarganya sehingga nggak bisa datang.
    Karena nggak ada dia, ya terus terang aja, muncul perasaan ragu untuk hadir memenuhi undangan teman kerjaku itu.


    :hiks:
    Ah, kalau aja si komodo ganas
    _si Handsome itu masih berada dalam genggamanku,
    tentu dialah yang akan aku bawa untuk menjadi perisai pribadiku. Ya syudahlah, regret is useless. Terima nasibmu ya, Nak.

    Saat aku lagi nyari-nyari alasan yang pas untuk menghindar, tiba-tiba aja si Hilda (yang juga non-drinker seperti aku) datang,
    dan secara mengejutkan mengatakan, "Ya udah, aku ikut datang deh. Buat jagain kamu. Tapi kamu mesti antar jemput aku lho."


    :yahoo:
    Aku sama sekali nggak menyangka bahwa Hilda seakan menjadi savior angel bagiku dalam situasi seperti itu.
    Padahal yang udah-udah, dia nggak bakalan pernah mau datang ke acara apa pun yang "terindikasi mengandung alkohol".

    Karena selama ini track record si Hilda sangat positif (baik di kantor maupun di luar kantor), bukan tipe tukang ngibul
    dan bukan pula orang yang suka mengingkari segala janji yang dia buat, akhirnya aku mau datang ke acara office party itu.



    Office party-nya sendiri berjalan biasa-biasa aja, aman terkendali, tanpa keributan atau kerusuhan apa pun.
    Karena ada Hilda, aku jadi nggak merasa teralienasi di antara rekan kerja yang lain. Untungnya sih, mereka juga bisa bersikap woles,
    meskipun cuma aku dan Hilda ajalah yang mengonsumsi non-alcoholic drinks.

    Dan Alhamdulillah, aneka ragam makanan yang dihidangkan pun enak banget. Bisa mencairkan suasana.

    Kira-kira jam setengah dua belas malam, semua yang hadir bersepakat untuk mengakhiri office party itu.
    Eh, di saat aku dan Hilda mau bersiap pulang, tiba-tiba ada seorang temanku (cewek, sebut aja namanya "Mawar Berduri"),
    yang berdiri agak sempoyongan, sambil ngomong, "Gue nebeng, ya... rumah gue searah dengan rumah kalian, kan?"

    Lah gimana sih, aku tahu persis bahwa temanku itu sebelumnya datang bawa mobil sendiri, kenapa minta dianterin segala?

    :pusing:
    "Mobil gue, gue titipin di sini aja, karena kalau ngeliat kondisi gue malam ini, gue nggak berani nyetir sendirian.
    Biasanya gue kalau habis minum wine nggak akan kayak gini, tapi nggak tau kenapa, sekarang jadi pusing banget."

    :keringat:
    Terus terang aja, seumur-umur, aku belum pernah sekali pun ditebengin seseorang yang sedang berada dalam pengaruh alkohol.
    Sebenarnya kasihan juga sih, ngeliat kondisi temanku itu, apalagi kita rekan sekerja di kantor.
    Cuma, yang aku khawatirkan adalah kalau dia sampai throw up nggak karuan di mobilku. Hih, amit-amit banget, kan?



    Alhamdulillah, pada Minggu dini hari itu, jalanan Jakarta Raya terasa sangat lengang.
    Jadi, aku bisa ngebut, dan hanya dalam waktu 15 menit, kami telah sampai di gerbang kompleks rumah temanku.

    Untungnya lagi, sama sekali nggak terjadi insiden throwing up yang aku cemaskan.

    Setelah itu, aku pun langsung nganterin Hilda ke rumahnya, dan mampir sekalian untuk sekadar minum teh hangat.
    Pas aku akan pulang ke rumahku, Ibunya Hilda memberiku seplastik oleh-oleh buat cemilan. Wah, terima kasih banyak, Tante.

    :lol:
    Aku baru sampai di rumah, jam 2 dini hari. Wueiitss.... udah kayak cewek sosialintah biang dugem aja, ya?
    Mama udah nungguin aku di gerbang pagar sambil memegang
    _ cambuk api dan belati_ sapu lidi.

    :suram:
    "Aduuhhh... bakal apaan sapu lidi 'ntu, Mak? Mau buat gebukin aye karena pulang malam, ye?"

    :piso:
    Dijawab, "Ah, enggak. Cuman buat ngusir kampret. Kali-kali aja jam segini ada kampret yang nyasar di pohon jambu."

    Tapi meskipun marah karena aku baru tiba di rumah selarut itu, Mama bisa tetap bertindak rasional.
    Mama menelepon Hilda sebentar untuk memastikan bahwa aku nggak melakukan hal-hal terlarang di office party itu.



    Seperti biasa, setelah menceritakan hal di atas pada si komodo ganas
    _si Handsome, ujung-ujungnya pasti dia sok nyeramahin aku.
    Tapi seperti biasa pula, harus aku akui, kutipan yang dia berikan itu bagus banget,

    "Live as you wish, for you will die. Work as you wish, for you will be repaid accordingly.
    Love whomever you wish, for you will be separated.
    Know that the nobility of the believer is in prayer at night and his honor is in his independence of the people."

    "Hiduplah semaumu, tapi ingatlah, bahwa akhirnya kita semua akan mati. Berbuatlah sekehendak hatimu,
    tapi ingatlah, bahwa kamu pasti akan menerima balasan dari semua perbuatanmu.
    Cintailah siapa pun yang kamu sukai, tapi ingatlah, pada suatu saat kamu akan berpisah dengan yang kamu cintai itu.

    Ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang mu'min tergantung pada shalat beserta doa-doa malamnya,
    dan kemuliaan setiap manusia itu terletak pada tidak bergantungnya dia pada manusia yang lain."

     
    • Like Like x 3
    Last edited: Apr 16, 2018
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :suram:
    Ah... this even worse than I thought.

    :malu1:
    Dammit.
    How could I possibly decline such a heartfelt request from a handsome bastard like you?

    :cheers:
    This is an opportunity I cannot afford to miss.
    They want to get in the way, I'll teach them something they'll never forget.
    I'll make them wish they'd never been born.

    :hihi:
    I can't accurately predict what might happen next,
    but I think if "something bad" happens to me,
    it could cause "an international incident"
    that would make World War II look like a birthday party.


    Dear, I've been staying awake at nights trying to figure out who you were before you came into my life.
    You've risked your life more times than you care to remember. For what?
    Don't waste what you've achieved.

    :makasih-g:
    By the way... yes, I realize, I haven't been fair to you these past few months.
    But as you know, I'm the kind of girl who is too self-righteous to be able to apologize.

     
    • Like Like x 1
    Last edited: Apr 17, 2018
  4. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :hot:
    Uuhhh... dari 30 foto yang aku perhatikan dengan saksama di akun IG milik si Ibu Boss-mu tercintah itu,
    kenapa 20 foto di antaranya terlihat begitu mencurigakan, Nyong?

    Iya sih, sama sekali nggak ada pose-pose yang menyiratkan keintiman atau kemesraan antara kalian berdua.
    Beda jauuuuh dengan rekam jejak jahiliyah-mu ketika bersamaku, si Budoktel, atau bahkan dengan si Butet-mu dulu itu.

    :garing:
    Tapi aku merasakan ketidakwajaran, saat aku mengamati bahwa posisi si Ibu Boss itu selalu berada persis di sampingmu.
    Dan yang paling mencolok adalah foto-foto farewell party, sewaktu si Ibu itu terus-menerus menempatkan dirinya tepat di sisimu.

    :muntah1:
    Udah persis banget seperti sepasang pelarian yang tangannya disatukan oleh borgol. Handcuffed together. Puiihhh.




    Aku bukan seorang kriminolog, bukan ahli digital forensik, bukan pula seorang psikolog, nggak ngerti babar blas tentang fisiognomi.

    :piso:
    Cuma asal kamu tau ya, Nyong, biar gini-gini, aku pernah 3 tahun belajar soal micro-expression.

    :XD:

    Walaupun akhirnya cuma buat gaya-gayaan aja sih, perkara ngerti mah, enggak.

    :cambuk3:
    Tapi s
    ebagai perempuan, aku sangat bisa membaca ekspresi kebahagiaan yang terpancar secara naluriah dari wajah si Ibu itu.
    Ekspresi yang menunjukkan bahwa dia terlihat sangat nyaman saat berada di sisimu.

    Cewek 'ntu kalau udah merasa nyaman dengan seorang pria, pasti bakal nempel terus ke mana pun si pria pergi.
    Kalau bisa gelendotan, ya bakal gelendotan dah.


    :malu1:
    Sayangnya, mungkin rasa nyaman di hatinya itu akan segera berubah jika aku ceritakan satu untaian kisah horor
    nyata
    yang begitu menyayat hati antara kamu dan aku.

     
    • Like Like x 1
    Last edited: Apr 18, 2018
  5. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2

    :bloon:
    "Per" apa? Perkutut?
    Kenapa jadi gugup begitu? You feel guilty for what you've done ya, Nyong?

    Wah, kayaknya di sini nggak ada burung perkutut.
    Tapi kalau bangau tong-tong sih ada. Nah, pergi dah sana ke rawa-rawa.

    :unyil:
    Sekalian tolong ajak si Hayati pulang, ya?
    Jangan sampai dia nyilem ke dasar rawa-rawa, terus nggak pernah muncul lagi.

    :onegai:
    Kalau yang membujuk Hayati pulang adalah cowok ganteng en sekseh macam kamu,
    pasti dia bakal langsung nurut.



    :hoho:
    Lah, jangan kasar-kasar sama cewek.
    Mau aku kasarin balik?

    :malu1:
    Kamu belum lupa kan, betapa indahnya nikmat yang kamu rasain ketika aku kasarin?



    :hmm:
    Oouu... gitu.
    Rupanya "social awareness" yang selama ini kamu punya, perlahan udah mulai berkurang, ya?
    Kian tergerus oleh pesona curvy body dan keharuman aroma tubuh putih mulus dari si Ibu Boss yang terhormat.



    :voodoo:
    So you open hostilities again with a vengeance, right?
    I have more power than you dare conceive in your most lunatic dreams.






    Dan beberapa menit kemudian...

    [​IMG]


    :XD:
    Lah, gimana sih? Kenapa mesti ada pengaturan visibilitas segala macam?
    Pertempuran belum juga resmi dimulai, tapi kamu udah memaksanya untuk menyerah tanpa syarat begitu aja.

    :makasih-g:
    Padahal, aku baru aja nyiapin foto-foto masa lalu yang mungkin bisa mengoyak mengharubirukan emosi si Ibu Boss-mu itu.
    Insya Allah, bukti bersejarah itu akan segera aku upload dalam beberapa jam lagi deh.

     
    • Like Like x 3
    Last edited: Apr 19, 2018
  6. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Seorang temanmu mati-matian mencoba meyakinkan aku bahwa semua itu adalah kejadian yang sifatnya "this isn't what it looks like".
    Dan jujur aja, dalam hati kecilku, aku juga merasa sedikit bersalah karena sok tau banget menyimpulkan sesuatu
    tanpa mau melakukan proses tabayyun dengan sepantasnya.

    Tapi kalaupun pada kenyataannya, semua kejadian itu bersifat "this is what it looks like",
    ya bodo amat lah.

    :hmm:

    Sebetulnya sih, sama sekali nggak aneh kalau si Ibu itu terlihat merasa sangat nyaman tiap kali dia berada di dekatmu.
    Dan nggak masalah juga. Dia punya hak untuk itu. Karena kamu punya banyak hal yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para perempuan.

    It must be your natural charm that attracts her so. You're the kind of man who can always fill her days with your gentleness.
    (Gosah ge-er!)

    :XD:
    Aku cuma menyimpan rasa dengki pada atasanmu itu. Begitu leluasanya dia kini "mengunyah" segala pesona yang ada padamu.
    Habis dikunyah pasti akan ditelan, kan? Semoga tidak berlebihan jika aku mengharapkan dia keselek saat "menelanmu".
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Apr 19, 2018
  7. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :lalala:
    Ada seorang kerabat Papa, yang beberapa hari lalu baru datang dari Sulawesi dan kebetulan menginap di rumah kami.
    Si Tante itu ternyata langsung ketagihan en "jatuh cinta" dengan champorado buatan Mama.

    "Champorado" itu adalah satu jenis bubur dari negeri leluhur Mama.
    Bubur ketan dimasak dengan coklat, kemudian diberi sedikit gula dan susu, lalu dimakan dengan ikan kering yang diasinkan.

    :panas:
    Deskripsi di atas mungkin terasa sangat aneh bagi sebagian orang.
    Sebagian lainnya bisa jadi akan langsung merasa mual dan eneg saat harus membayangkannya.

    :???:
    Nggak salah? Bubur coklat yang manis dan kental, kok malah dimakan dengan tambahan ikan asin? Jadi kayak apa tuh rasanya?
    Tapi semua orang yang pernah mencicipi champorado buatan Mama, rata-rata akan berkomentar, "Enak banget."

    :lempar:
    Termasuk juga ketika pada suatu hari, dia bersama rekan-rekannya satu koloni datang ke rumahku.
    Champorado sebanyak satu panci gede beserta ikan kering asinnya, langsung ludes nggak tersisa sedikit pun.

    Kalau Mama sih seneng banget dan sangat tersanjung karena masakannya dimakan hingga habis.

    Tapi aku jadi merasa seakan sedang berada di tengah-tengah segerombolan Tasmanian devil yang super rakus, liar, dan beringas.

    :oii:
    Pergi lo semua! Udah datang nggak diundang, eh, malah ngabisin makanan lagi.

     
    • Like Like x 1
    Last edited: Apr 20, 2018
  8. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :suram:
    It was a small stupid moment I've never been able to let go of.
    You were giving me what I thought I'd been waiting for.





    :XD:

    Bu Fitri bilang, "Kalau cuma buat 'teman bersenang-senang', perempuan seperti kamu udah pasti 100% akan dijadiin opsi pertama.
    Tapi kalau buat dijadiin istri, kamu pasti akan kalah telak dibandingkan dengan perempuan yang islami dan keibuan."

    Padahal, saat aku berada di antara sebagian teman-teman kantorku yang atheist, agnostik, atau sekuler-liberal...
    ...mereka justru mengklasifikasikan aku sebagai perempuan yang (meskipun belum berhijab) termasuk cukup islami religius.
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Jun 5, 2018
  9. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :yahoo:
    If this had happened a year ago, I'd have wanted to scream,

    but last night, I actually felt a little relieved.

     
    • Like Like x 1
    Last edited: Apr 23, 2018
  10. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :???:
    Bagaimana sih sesungguhnya para pria memandang perempuan single seperti aku ini?
    Setelah melakukan observasi kecil-kecilan dalam aktivitas keseharianku, maka aku bisa berikan satu kesimpulan awal sebagai berikut:



    Para pria normal yang belum menikah, melihat aku sebagai "satu bentuk harapan yang layak untuk diperjuangkan".

    :XD:
    Jujur aja, meskipun secara pribadi, aku sama sekali nggak menyukai mereka,
    terkadang aku terharu juga sih, melihat "perjuangan dan kegigihan" yang mereka lakukan.

    :makasih-g:
    Namun, untuk memilih pendamping hidup yang tepat, nggak boleh berdasarkan atas "belas kasihan" atau rasa haru aja, kan?
    Ya iyalah, tujuanku adalah untuk membentuk keluarga, bukan untuk mendirikan lembaga sosial.



    :muntah:
    Kemudian berlanjut ke gerombolan bandot alias para pria yang jelas-jelas udah punya bini, bahkan udah punya anak yang wajib diurus.

    Secara nggak tau diri, mereka melihat aku sebagai "satu bentuk tantangan yang menarik untuk ditaklukkan".
    Mentalitas mereka mirip dengan para imperialis yang berkeinginan menginvasi satu wilayah yang masih perawan dan belum tersentuh.

    :lempar:
    Merasa punya duit, punya power, dan punya pengalaman menaklukkan para perempuan (yang kini menjadi istri mereka masing-masing).
    Biadabnya, sebagian dari mereka berusaha keras memanipulasi situasi agar mendapatkan simpati dari aku.

    :boong:
    Berdalih "pernikahannya bermasalah", "kehidupannya sangat tidak bahagia", "udah berada di ujung jurang kehancuran", blablabla....
    Menatap aku dengan memelas, seakan aku adalah sang cahaya terang yang bisa menyinari hari-hari mereka yang muram.

    :yahoo:
    Alhamdulillah, sebandel-bandelnya aku, meskipun aku belum menjadi seorang yang bisa diklasifikasikan sebagai "perempuan shalihah",
    tapi aku nggak akan pernah mau masuk ke dalam jeratan para bandot biadab itu.

    Syukurlah, Allah itu Maha Pemurah. Sampai detik ini, aku masih diberikan karier, pekerjaan, dan penghasilan yang lumayan,
    sehingga aku nggak akan tergiur dengan iming-iming busuk yang para bandot itu tawarkan.

    :oii:
    Kalau kalian udah punya bini, jaga tuh perasaan bini kalian, bersikaplah setia dan uruslah sebaik-baiknya para buah cinta kalian.
    Jika menjaga perasaan istri yang kalian nikahi aja kalian nggak becus, terus kalian sok-sokan mau membahagiakan aku?



    :suram:
    Yang terakhir adalah "seorang pria yang membiarkan aku terombang-ambing di samudera ketidakpastian".
    Officially, dia udah melepaskan aku pergi. Seolah nggak akan pernah mau peduli lagi jika aku akan berbuat apa pun.

    :ngambek:
    Tapi cerdiknya, dia sekaligus juga "telah meracuni aku dengan racun dosis tinggi yang menyebabkan ketergantungan".
    Sehingga seluruh bagian dalam tubuh dan diriku ini, pada akhirnya terus-menerus mencari dia. Savage.

    :cambuk2:
    Mungkin aku akan lebih suka jika dia menghadirkan rasa kebencian yang meluap-luap,
    yang membuat aku nggak akan pernah mau lagi untuk mengenangnya dengan perasaan yang sendu.

     
    • Like Like x 1
    Last edited: May 9, 2020
  11. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Saat hujan begini, ada satu hal di dunia maya yang bikin aku nggak tahan untuk berkomentar.



    Ketika tersaji fakta yang jelas, terang benderang, dan mustahil untuk dibantah, ya udah, akui aja secara jantan.
    Lah, ini malah muter-muter ke sana kemari. Trus coba-coba pake jurus playing victim segala.


    :lol:
    Duh. Pinginnya sih, "membela diri" tapi justru berubah menjadi dagelan. Jadinya malah diketawain semua orang.
    Emang dikiranya kita ini nggak pernah sekolah dan nggak ngerti teknologi kali ya?



    :yahoo:
    Tiba-tiba, aku teringat pada sejumlah kejadian kontroversial yang terjadi circa Mei-Juni 2012 silam.

    Ketika aksi sporadis tindakan nekat si komodo ganas
    _si Handsome itu menuai sedikit kesalahpahaman di mata keluargaku.

    Tapi saat itu, secara gentle, dia langsung mengakui bahwa "hal-hal yang keliru memang tidak bisa dibenarkan".
    Padahal, dia termasuk tipe laki-laki super angkuh yang gengsinya guedeee buangeeeetttt dan sangat mementingkan harga diri.

    :XD:
    Karena dia mau bersikap jantan, ya udah, akhirnya Papa nggak perlu repot-repot melapor ke "garnisun" segala macam.
    Ah, kenapa hal yang begitu manis itu mendadak jadi terasa perih banget ya, ketika aku mengingatnya kembali?
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 24, 2018
  12. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Nyong,

    Kemarin terpaksa lembur, sehingga baru bisa ninggalin kantor pada jam 7 malam. Niatnya mau langsung pulang, mandi, terus tidur.
    Tiba-tiba teringat kalau Mama minta dibeliin sesuatu dan kebetulan lokasi penjualnya itu nggak terlalu jauh dari kantorku.

    :lulus:
    Ya udah, demi Mama tercinta, akhirnya mau nggak mau deh, aku pun menyempatkan diri untuk mampir sebentar ke sana.

    Eh, ungkapan "it's a small world" pun kembali terbukti. Secara nggak terduga, di tempat itu, aku bertemu dengan Mbak Suci.
    Kalau aku nggak salah ingat, terakhir kali kami ketemuan pas dia menikah dengan Kakak Sepupumu pada tahun lalu.


    :terharu:
    Jujur aja, aku pangling luar biasa melihat perubahan drastis yang Mbak Suci jalani saat ini. Udah berhijab, makin cantik, dan makin anggun.
    Meski beberapa kali aku mengintip aktvitas dia di medsos, tapi baru semalam itulah aku bertemu dia lagi secara langsung.



    Barusan aku ngubek-ngubek arsip, dan menemukan satu folder foto berisikan rekaman perjalanan ketika kami yang cewek-cewek ini,
    mengadakan outbound sekaligus gathering di Jogja dan sekitarnya, pada awal Agustus 2012, pas 2 minggu jelang Lebaran.

    Ah, foto-foto tersebut membawa ingatanku kembali kepada sejumlah momen super seru yang terjadi tanpa direncanakan sebelumnya.

    :oii:
    Termasuk ketika Teh Risna ngomelin aku dan Mbak Suci soal "aset berharga kami berdua" ketika kami akan berangkat ke lokasi outbound.
    "Aduuuh... itu 'kelapa-kelapa kalian' diumpetin dulu deh. Jangan provokatif atuh, Neng... ingat nih, sekarang lagi Bulan Puasa."
    sambil nunjuk-nunjuk ke area dada kami. Bener-bener udah mirip emak-emak Ibu Kost yang sedang ngomelin cewek-cewek bengal aja.

    :XD:
    Dan setelah aku amati foto-foto kami di samping mobil travel menjelang keberangkatan, ya, emang gila banget sih kami berdua saat itu.

    Ya udah, akhirnya aku terpaksa memakai kemeja flannel lengan panjang dan Mbak Suci terpaksa memakai hoodie hitam,
    supaya nggak terlihat "provokatif". Padahal sih, panas matahari Jogja di siang itu sebenarnya sedang terik dan cukup menyengat.

     
    Last edited: Apr 25, 2018
  13. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :unyil:
    Percaya atau tidak?
    Terkadang, satu subjek pembicaraan yang terasa cukup tabu, ternyata bisa kita perbincangkan di area publik
    asalkan dengan menggunakan "bahasa yang terdengar asing bagi orang-orang di sekitar kita".

    Pada 4 tahun yang lalu, si komodo ganas
    _si Handsome pernah diajak "Ibu Kepala Geng"
    untuk bersama-sama aku dan teman-teman yang lain menonton satu pertandingan Proliga Putri.

    Saat jeda pertandingan, di tengah riuh rendahnya suasana penonton yang hadir, dia iseng mengajakku berbincang.

    Karena materi perbincangannya itu mungkin akan terasa sensitif jika kami perbincangkan dengan menggunakan bahasa Indonesia,
    ya udah, kami "main aman" aja, berbincang dalam bahasa Inggris.



    Alhamdulillah, me and all my older sisters are genetically fleshy genetically curvy. We're not skinny, but not fat either.
    We love to workout regularly but Insya Allah, we won't end up flat-chested, as he mentioned previously.

    But I answered his question with a few questions, instead of just giving him a straight answer.
    "Why do most straight men tend to like women with large breasts?"
    "Why do most straight men always stare at women's breasts?"
    "What goes through their mind every time they look at a girl with large breasts?"

    :piso:
    "I still remember, one of my older sisters told me that (naturally) a straight guy will look at three main things on a girl's body.
    Her eyes, her smile, and of course.... her breasts."



    :lempar:
    "Dammit. Please don't generalize all girls as such. I'm definitely not that kind of girl!"

    :malu1:
    "Dear, you have to know, a scientific study found that large-breasted women tend to have higher intelligence."



    :hot:
    Sebagian orang di sekitar kami saat itu, mungkin akan ngomong dalam hati, "Ah elah, belagu amat sih lo berdua.
    Udah tau lagi berada di Indonesia, tapi sok-sokan pamer ngemeng Inggris segala."

    :XD:
    Agak setengah su'udzon sih, ya? Bisa jadi, mereka sama sekali nggak seperti yang aku sangkakan.
    Tapi hingga pertandingan Proliga Putri itu selesai, tiada satu pun orang yang merasa terganggu dengan perbincangan tersebut.

    Jadi, aku berkesimpulan, kayaknya sih mereka nggak nangkep materi pembicaraan kami.
    Pasti akan sangat berbeda reaksinya jika subjek sensitif tersebut kami perbincangkan dalam bahasa Indonesia.



    Aku sering tertarik mengamati perbincangan yang dilakukan orang lain.

    :keringat:
    Sayangnya, rata-rata sejauh ini yang aku jumpai adalah interaksi klise nan garing yang nggak bisa bikin tambah pinter.
    Padahal, banyak cewek yang akan langsung klepek-klepek pada seorang pria yang mampu menyajikan perbincangan yang menarik.
    Yang mampu membuat kita menjadi terangsang untuk berpikir dan berargumentasi.

    :suram:
    Saking susahnya nemuin partner berbincang yang menggairahkan, sampai-sampai aku sering terang-terangan bilang padanya,
    "Do you know what I miss the most about you?
    You're a truly great conversationalist. You never let conversations get boring. I could never get bored talking to you."
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 25, 2018
  14. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Misae Nohara sedang berjemur di pantai, di bawah teriknya sinar matahari,
    demi mendapatkan tanned skin, karena dia ingin mengikuti Healthy Skin Contest berhadiah 300 juta.

    Seperti biasa, kalau ada Crayon Shin Chan di dekat Misae, pasti akan ada "kejadian yang enggak-enggak".
    That little devil always creates troubles for his family or people around him by his silly deeds.
    Dan memang demikianlah kejadiannya. But I better skip that part.

    Sesaat kemudian, Misae melihat ada seorang laki-laki yang sedang menginjak-injak seekor penyu.
    Karena ini adalah manga yang sifatnya fiktif, maka si penyu pun dilukiskan bisa ngomong.

    :glek:
    Perasaan Misae tersentuh, nggak tega melihat ada seekor binatang yang dianiaya oleh manusia.
    Dia menghampiri si pria tersebut, "Heh! Kamu tidak boleh menyiksa kura-kura itu."

    Dalam manga versi terjemahan Bahasa Inggris, hewan penyu itu disebut sebagai "turtle".
    Sedangkan dalam versi terjemahan Bahasa Indonesia, yang mestinya diterjemahkan sebagai "penyu"
    malah salah kaprah disebut sebagai "kura-kura". Padahal, setting-nya di pantai, dekat laut.

    Sambil nangis mewek sesunggukan, si pria yang menyiksa penyu itu mengatakan,
    "Ini bukan menyiksa, tapi balas dendam. Dia telah menipu saya."

    :oii:
    Misae nggak peduli. Dia tetap merasa nggak tega melihat seekor penyu dianiaya secara brutal oleh manusia.
    "Saya percaya. Tapi biar bagaimanapun juga, lepaskan binatang itu!"

    Eh... kindness is repaid with evil. Air susu dibalas dengan air tuba.

    Si penyu itu malah dengan sangat kurang ajarnya mengatakan kepada Misae, "Kamu baik sekali, Dada Rata."
    Dalam manga versi terjemahan Bahasa Inggris, kalimat si penyu belegug itu malah lebih sadis lagi.

    :lol:
    Ya udah, Misae langsung naik darah dan memukulkan batu segede bantal kepada si penyu tersebut.

    Sebagaimana kita semua ketahui, Misae Nohara adalah seorang perempuan late twenties yang sangat sensitif
    jika ada orang yang berani menyinggung bentuk tubuhnya, khususnya payudara.

    It seems like she's the kind of woman who always feels very insecure about the way she looks.
    Dan tragisnya, sang pencela nomor satu bagi Misae justru adalah Crayon Shin Chan, sang putra kandungnya.




    Secara genetik, semua perempuan di keluargaku itu bertubuh curvy berisi. "Tidak tipis dan tidak tepos".
    Nggak pernah terlihat kurus kerempeng, tapi juga nggak pernah sampai gemuk gembrot.

    Meskipun tipe tubuh Mama dan kakak-kakakku itu pada dasarnya adalah tipe ectomorph,
    tapi tetap terlihat memiliki bokong, pinggul, dan dada yang berisi, pokoknya masih cukup keliatan curvy.
    Hal itu dikarenakan mereka menjalani rutinitas workout dan selalu menerapkan pola makan serta pola hidup yang sehat.

    Jadi, Insya Allah, nggak akan mengalami krisis kepercayaan diri seperti yang diderita Misae Nohara.

    Sedangkan aku adalah "si anak hilang" yang lain sendiri dibandingkan kakak-kakakku.
    Tubuhku bertipe mesomorph. Jadi, dada, bokong, dan pinggulku jauh lebih berisi ketimbang mereka.
    Alhamdulillah, nggak pernah 'ndut, nggak pernah chubby, nggak pernah "mbleber", dan nggak pernah melebar.

    :piso:
    Yang rajin stalking akun IG-ku dan yang suka nyolong foto-fotoku, pasti paham dengan apa yang aku maksudkan.

    If Crayon Shin Chan was real, I think I would probably be one of his flirting targets.
    As we all know, despite his young age, that crazy little bastard is always attracted to girls who are much older than him.
    That little devil always has an overwhelming affinity for busty girls in their twenties.

    But I'm totally sure he definitely wouldn't dare flirt with me if I was one of his female teachers.
    Have you ever seen Shin Chan flirting with Ibu Guru Matsuzaka or Ibu Guru Yoshinaga?



    Manusia adalah makhluk, dan sebagai makhluk, mustahil bagi manusia untuk bisa mencapai kesempurnaan.
    Bisa jadi, aku memiliki hal-hal yang tidak mereka miliki. Tapi sangat mungkin, mereka punya sejumlah hal yang aku inginkan.
    Kadang-kadang, bersikap sedikit belagu itu jauh lebih menguntungkan ketimbang mengidap krisis kepercayaan diri.
    Sikap sedikit belagu itu bisa menjadikan kita lebih kuat dan tegar dalam menghadapi kehidupan ini.

    Tapi jangan banyak-banyak belagunya, ya. It might make people feel uncomfortable being around you.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 27, 2018
  15. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :garing:
    I've heard "a lot of good things about you" from Bu Fitri.
    You're still as insane as you were a few years ago, when we both got entangled with each other.


    But I honestly admit, I'm extremely impressed with your approach.
    You've taught them how to fully, deeply and completely understand "the concept of patience".
    Undoubtedly, you've already proven that you're ready to take on more responsibility.







    :hot:
    Good God! I can't believe I've just written that.
    I feel like a female football player who has just accidentally scored an own goal.



    I'm terribly curious about one thing,
    how long has it been since you've felt_an unforgettable happiness_ a highly enjoyable moment?

    :suram:
    Yes, you're Goddamn right, every relationship manifests at several levels.
    But I believe, the longer it takes me to make you mine, the more this is going to hurt.

    :mandi:
    Ah, whatever your "plans" are, I don't give a damn. Hey, you Handsome Bastard, don't try to make me care.

    It's really not my place to get in the middle of your business.
     
    Last edited: Apr 29, 2018
  16. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Ada satu fakta, bahwa sebagian kaum pria straight, justru akan merasa nggak nyaman dan nggak percaya diri,
    jika mereka berhadapan dengan perempuan straight, good-looking, punya karier, pekerjaan, dan penghasilan yang bagus.

    :blink:
    Sebetulnya sih, kalau bicara "outer beauty", semua pria straight pasti demen banget dengan perempuan straight
    yang good-looking, bertubuh hourglass, mulus tanpa dempulan. Ditambah lagi, kalau perempuan itu juga religius dan keibuan.

    :stress:
    :hoho:
    Namun, pada saat mereka menyadari bahwa si perempuan tersebut
    ternyata punya karier, pekerjaan, dan income yang jauh lebih tinggi daripada mereka, buuummmm.... jatuhlah nyali mereka.

    Contohnya gini:

    :elegan:
    Mungkin pada awalnya, mereka merasa sangat percaya diri karena bergaji bulanan sebesar Rp5juta s/d Rp7 juta.

    :pusing:
    Tapi ketika mereka menemukan fakta bahwa gaji bulanan si perempuan adalah sebesar Rp15 juta s/d mendekati Rp20 juta,
    tiba-tiba aja perasaan inferior itu muncul dan menclok seketika. Bahkan bersarang permanen dalam diri mereka.

    :lempar:
    Ngeheknya, rasa minder itu malah kemudian "membuat mereka memelintir fakta" demi untuk menutupi inferioritas.
    Mereka pun berdelusi, bahwa seolah perempuan yang punya income gede itu adalah pasti 100% sosok perempuan materialistis.
    Padahal, income gede si perempuan itu didapatkan secara jujur, halal, sesuai prosedur, dan bisa dipertanggungjawabkan.

    :yareyare:
    Definisi "matre" itu 'kan kalau si cewek itu nyata-nyata pingin morotin harta benda atau duit si pria.
    Lah, kalau si cewek nggak mengincar apa pun yang dimiliki si pria, bagaimana mungkin si cewek layak dicap sebagai "matre"?

    Aku seperti merasakan, sebagian kaum pria cenderung akan mundur, jika si perempuan terlihat lebih superior dari mereka.
    Pria masih bisa menerima jika kalah bersaing dengan pria lainnya. Tapi adalah aib jika pria sampai kalah bersaing dengan perempuan.
    Entah itu dalam hal intelektualitas, karier, income bulanan, aset, atau masalah status sosial.




    :onegai:
    Sedangkan mayoritas perempuan straight justru akan selalu terpesona pada pria straight yang good-looking, smart,

    berwawasan luas, punya karier yang bagus, pinter cari duit (duit yang halal, dong!), dan punya religiusitas serta EQ yang tinggi.

    Semakin si pria itu terlihat sangat bonafide dalam segala hal, maka semakin menarik pula si pria itu di mata si perempuan.
    Bodo amat dengan perbedaan status sosial yang njomplang atau ketimpangan pendapatan.

    :cheers:
    Mayoritas perempuan nggak akan pernah mundur jika si pria terlihat lebih superior dibandingkan dirinya.
    Jadi, perempuan cenderung tidak akan meratap, "Aku terpaksa melupakanmu. Kamu orang kaya, aku orang tak punya."

    :hihi:
    Dulu banget, ada seorang umbrella girl cantik yang income-nya di bawah Rp5 juta, dan pendidikannya pun hanya setingkat SMA,
    eh, dia bisa dengan sangat percaya dirinya menjalin cinta kasih dengan seorang pria ber-income 2 digit.
    "Persetan perbedaan status sosial. Dia suka sama gue, dan gue pun suka sama dia. Lah, kenapa gue harus minder?"

    :unyil:
    Dan memang begitulah kenyataannya. Semakin "glossy" seorang pria, semakin membuat banyak perempuan ingin mendapatkannya.
    Kalau nggak percaya, iris jamur kuping, terus jadiin deh, campuran timlo. Heeiiiyyah... kirain ngasih tantangan "iris kuping".



    :malu1:
    Contoh nyata dari "pria glossy" itu adalah si komodo ganas
    _ si Handsome Bastard.
    Diary-ku terlihat begitu pathetic, karena aku nggak pernah bisa menyingkirkan semua yang telah dia benamkan dalam diriku ini.
    Belum lagi tiap kali mesti mendengar pertanyaan tendesius dari orang lain, "How could you be so fool to let him go?"

    Hingga detik ini, aku nggak sanggup untuk menemukan pria lain yang memiliki kualitas sejajar dengan dirinya.
    Sekalinya bisa nemuin, eh... ternyata "laki orang" alias udah punya bini. Jijik banget kalau mesti ngeladenin rayuan dari pria beristri.

     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 29, 2018
  17. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Saat diary ini aku buat pada awal Desember tahun lalu, si Handsome Bastard memberikan komentar destruktif,
    "Untuk apa repot-repot bikin diary di media sosial? Nggak akan ada orang yang mau baca."

    :lempar:
    Jadi, dalam "perspektif sesat"-nya, seakan-akan aku adalah seseorang yang ingin agar tulisanku dibaca orang banyak.
    Seolah, aku adalah seorang perempuan kesepian yang haus perhatian dan haus popularitas. Damn you.

    Padahal aku tahu persis, dia pernah mengirim kutipan kepada seseorang (sebut aja: si "Miss Manisan Kedondong").
    Sebuah kutipan terkenal yang diambil dari buku
    Anak Semua Bangsa_karangan Mbah Pram.

    "Tahu kau, mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis.
    Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari."

    Jujur nih, meski aku menyimpan kebencian pada si "Miss Manisan Kedondong" itu, dan dia adalah sworn enemy bagiku,
    tapi secara objektif, aku sangat setuju dengan kutipan dari buku Mbah Pram tersebut.

    Semua orang bisa dengan mudah aktif di medsos. Upload foto, co-pas quotes orang lain, atau bikin status pendek.
    Asal punya gadget dan punya akses internet, nggak ada susahnya, kan? Siapa pun bisa melakukannya.
    Mulai dari mereka yang nggak sekolah, yang berpendidikan rendah, menengah, hingga yang berpendidikan tinggi.

    Tapi adalah satu kenyataan bahwa tidak semua orang punya kemampuan dan kemauan untuk menulis.
    Kutipan buku Anak Semua Bangsa itu menyiratkan, bahwa menulis adalah keistimewaan yang tidak dimiliki setiap orang.

    :yareyare:
    Pada dasarnya, aku nggak bisa nulis. Lebih baik, aku disuruh mengerjakan soal-soal matematika terapan aja deh,
    ketimbang harus bersusah payah merangkai kata demi kata menjadi satu tulisan yang layak dibaca.

    :onegai:
    Atau mendingan juga melakukan swafoto, dan kemudian aku upload ke akun IG-ku.
    Foto selalu bisa "berbicara lebih banyak" dibanding ribuan kata, kan?

    Cuma, setelah aku melihat bahwa si Handsome Bastard mengirim kutipan itu kepada si "Miss Manisan Kedondong",
    tiba-tiba aja ada perasaan cemburu yang bergejolak. Ouh, ternyata kamu bergairah pada cewek yang suka menulis, ya?



    :suram:
    Biasanya, si Handsome Bastard sama sekali nggak akan pernah peduli dengan tulisanku di diary ini.
    Dia nggak akan ambil pusing apakah aku membuat tulisan yang "menghujat" dia ataupun yang menyanjung dia.

    Postinganku yang memancing reaksi dia hanyalah postingan tentang T-Shirt "Nails" miliknya yang masih ada padaku.
    Selebihnya, dia sama sekali nggak pernah berkomentar apa pun.

    :glek:
    Eh, entah sedang kerasukan apa, tiba-tiba tadi pagi, dia mengirimkan email yang terkait dengan postinganku.
    Tepatnya, postingan pada hari Jumat kemarin yang membahas tentang keluarga Nohara.

    Dia bilang, "Grammatically incorrect, mestinya:
    If Crayon Shin Chan were real, I think I would probably be one of his flirting targets."

    Dia bilang, "Grammatically incorrect, mestinya:
    But I'm totally sure he definitely wouldn't dare flirt with me if I were one of his female teachers."

    :oii:
    "Grammar mistakes will make you look uneducated."

    Dia berkeyakinan, jika kalimat itu terkait dengan hypotethical situations atau unreal situations,
    maka secara grammar yang benar adalah "if + (I/she/he/it) + were", bukannya "if + (I/she/he/it) + was".

    "If + (I/she/he/it) + was" baru boleh digunakan jika terkait dengan factual situations.




    :malu1:
    Di satu sisi, aku senang banget karena si Handsome Bastard mau memberikan komentar yang bernada konstruktif.
    Mau memperbaiki "kekeliruanku". Berarti, paling tidak, dia masih punya sebentuk kepedulian padaku.

    :voodoo:
    Sekaligus juga aku merasa dongkol karena seakan-akan aku adalah murid kelas elementer
    yang baru kemarin sore belajar bahasa Inggris. Ah elah, lagakmu itu, Nyong.


    Iya deh, kemampuanku berbahasa Inggris, secara objektif mungkin levelnya masih berada di bawah kamu.
    Tapi Insya Allah, aku bukanlah penganut style "acak-adulisasi dalam berbahasa Inggris".

    :hihi:
    Lagian dulu udah terbukti, kan? Aku adalah perempuan yang selalu mampu mengimbangi keganasanmu.
    (Maksudnya, "keganasan dalam berinteraksi dan berkomunikasi")

    :sayangku:
    Aku pun pernah menjadi MC dadakan dan berorasi di hadapan para expat, tanpa berbekal teks atau contekan naskah.
    Jika kemampuan berbahasa Inggrisku hancur lebur, pasti aku udah ditimpukin dan juga diketawain.
    Kalau aku nggak becus berbahasa Inggris secara aktif dan benar, aku juga pasti udah ditendang dari perusahaan ini.

    :piso:
    Atau kalau kamu menganggap kesaksianku ini adalah fiktif, ya udah, datang ke kantorku deh, Nyong.
    Kamu pasti akan bertemu dengan sejumlah rekan kerjaku yang merupakan native British English speakers.
    Sekaligus kamu bisa mengonfirmasi kepada mereka apakah ceritaku itu fakta atau khayalan.

    Dan jika kamu mengajak mereka berbincang yang ada kaitannya dengan unreal situations,
    haqqul yaqin, 100% mereka pasti akan memakai: "if + (I/she/he/it) + was" yang menurutmu "grammatically incorrect".

    :unyil:
    Kalau nggak percaya, potong nih kuping gajah. Karena tanaman kuping gajah memang bisa diperbanyak
    dengan pembiakan vegetatif alias dengan cara stek. Jika di-stek, ya kuping gajah itu mesti dipotong dulu batangnya.

    Tapi aku sependapat dan sehaluan pula denganmu, bahwa secara tata bahasa Inggris,
    "if + (I/she/he/it) + was" itu memang keliru jika dipakai pada hypotethical situations atau unreal situations.
    But, in my humble opinion, that's not the kind of mistake that will make us look uneducated.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 30, 2018
  18. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Hari Buruh ini sekaligus hari libur nasional, tapi aku tetap mesti masuk kantor seperti biasanya. Alhamdulillah.
    Aku mengucap hamdalah itu benar-benar dalam konteks bersyukur lho, bukan bernada satire.

    :yahoo:
    Karena hingga kini, aku masih Allah berikan karier, pekerjaan, dan penghasilan yang bisa aku syukuri.

    Meskipun sisi religiusitasku jelas kalah jauuuuuh dengan para perempuan cantik nan shalihah idola si Handsome itu,
    tapi aku masih selalu ingat untuk mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan untukku.

    Tadi pas berangkat, aku sempat melihat rombongan massa buruh yang bersiap menghadiri demo May Day.
    Kenapa mesti demo segala? Ya, karena mereka ingin memperjuangkan nasib mereka yang memang masih tak menentu.

    Upah yang nggak sebanding dengan biaya hidup, nggak adanya kepastian masa depan mereka sebagai pekerja,
    dan yang paling ngenes, adanya ancaman tenaga kerja asing yang sewaktu-waktu bisa mengambil alih lahan rezeki mereka.




    Tiap kali aku datang ke kantin, si Ibu Kantin pasti selalu ngeluh tentang ancaman buruh asing.

    :yareyare:
    Dia sering banget bilang padaku, "Saya nggak ngerti, Mbak. Kalau model orang-orang pinter kayak bule-bule di kantor Mbak,
    masih wajar deh jika diimpor dari luar negeri. Lah, ini buruh kasar kok pake diimpor segala?
    Adek-adek dan keponakan saya itu rata-rata buruh semua, Mbak. Habis lulus SMA, mereka terpaksa mesti langsung cari duit.
    Gimana kalau nanti ke depannya, pekerjaan mereka akhirnya diambil alih oleh para buruh asing itu?"

    :keringat:
    Ah, bingung juga meresponnya. Aku bisa berempati dan merasa kasihan dengan keresahan yang si Ibu Kantin rasakan.
    Bentuk bantuan yang bisa aku berikan hanyalah dengan melebihkan pembayaran tiap kali aku belanja kue atau buah di kantin.
    Mungkin bagiku kelebihan uang itu nggak seberapa, tapi bagi si Ibu Kantin, uang itu sangat berarti.



    Sejak awal mula aku berkarier di kantor ini, aku menjumpai kenyataan bahwa sebagian rekan kerjaku adalah para expatriate.
    Tapi berbeda dengan buruh asing, para expat rekan kerjaku itu adalah para profesional yang terdidik dan punya skill.

    :XD:
    Misalnya, Miss Kelly. Oleh rekan-rekan kerjaku, namanya sering diplesetin menjadi "Kelik Pelipur Duka Lara".
    Untungnya, dia nggak pernah marah, malah seneng-seneng aja dengan endearment atau panggilan sayang seperti itu.

    Atau Miss Myra, yang selalu antusias tiap kali ikut bersama aku terjun ke proyek, dan selama dalam perjalanan,
    dia rajin bertanya tentang kosakata bahasa Indonesia yang "jorok" atau agak nyerempet-nyerempet.

    :unyil:
    Please don't get me wrong, she's the type of girl who doesn't like cursing, and she's not a foul-mouthed girl either.
    She just wants to learn swear words in Indonesian language, and she thinks the best way to do it is
    by practicing with native speaker like me. Wuuueeiitttsss.... I don't know if I should be flattered or insulted.

    :hmm:
    Tujuan sederhananya sih, supaya dia tahu jika ada orang yang berujar kata yang nggak senonoh dalam bahasa Indonesia.
    Jadi, dia bisa segera paham jika ada luwakman yang berusaha melakukan verbal harassment padanya.



    Tiba-tiba, aku teringat perihal "koreksi" yang diberikan oleh si Handsome Bastard kemarin pagi.
    Menurut dia, "if + (I/she/he/it) + was" adalah keliru jika digunakan pada hypotethical situations atau unreal situations.

    Tapi selama ini, tiap kali aku berkomunikasi dengan rekan-rekan expat, dan ada kaitannya dengan subjunctive mood,
    semua dari mereka justru selalu memakai "if + (I/she/he/it) + was".

    :hihi:
    Untuk menegaskan, tadi aku sempat iseng memberi pertanyaan pada Miss Kelly,
    "What would be your reaction if Crayon Shin Chan was real?" Jika aku melakukan kesalahan grammar, dia pasti akan bereaksi.
    Eh, reaksinya malah, "Who the heck is he?" Lah, baru kali ini aku nemuin orang yang nggak kenal Shin Chan.

    Ya udah, aku ganti pertanyaannya, "What would be your reaction if Bart Simpson was real?"
    Dan jawaban dari Miss Kelly, "If Bart Simpson was real, I would keep him away from my youngest brother, because blablabla.."

    Miss Kelly adalah a native English speaker, dan dia menggunakan "if + (he) + was", bukannya "If + (he) + were."
    Terus aku ajukan pertanyaan yang sama pada Jeng Myra, dia juga menggunakan "if + (he) + was".

    :lol:
    Ah, andai aja kamu sekarang berada di kantorku, Nyong.
    Tentu kamu akan bilang, "Grammatically incorrect!", dan ujungnya, pasti akan berdebat berbusa-busa dengan mereka.
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Jun 7, 2018
  19. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2

    Trus, dia memberi contoh kekeliruan gramatikal yang dilakukan oleh
    The Waterboys,
    sebuah band folk dari Britania Raya. Ada satu lagu mereka yang berjudul "If I Was Your Boyfriend".

    "If I was your boyfriend, I'd get myself a cool car and drive it to the village where you live if it ain't too far.
    And we'd have us a heyday in your rustic nest, that's if I could steal you away from your other guests.

    If I was your boyfriend, sparks would fly, you'd try to be clever all the time, and Baby so would I.
    If I was your boyfriend, Sugar, we would have fun, whether either of us turned out to be the other's one."


    Meskipun mungkin kekeliruan itu dilakukan "deliberately and intentionally",
    tapi tetap aja judul lagu dan sebagian liriknya tersebut mesti kita klasifikasikan "grammatically incorrect".

    Sebagai pembanding, dia memberikan contoh judul lagu dan lirik lagu yang mematuhi ketentuan gramatikal.

    Sebuah lagu klasik dekade '80-an dari Lyle Lovett yang berjudul "If I Were the Man You Wanted".
    (Ah elah, selera musik kamu anti-mainstream banget sih, Nyong)

    "And if I were the man you wanted, I would not be the man that I am."



    :lempar:
    Ouh, kalau cuma kayak gitu aja sih, aku juga bisa. Nih, aku kasih contoh lagu-lagu yang feminin:
    Pertama, sebuah lagu terkenal yang liriknya pasti akan sangat mengharu biru jika disimak.

    :sepi:

    "Aku loro ati ditinggal kekasih, gampange kowe ngucap pergi.
    Sak ben dino aku kelingan karo awakmu, opo nang kono, kowe juga mikirke awakku?
    Ora ono lanangan liyo sing iso gantekno awakmu, tresnomu kependhem jero, nang jero atiku."


    :tega:
    Lah, kok malah jadi nyasar ke lagu itu, sih?



    :ehem:
    OK, let's be serious.
    This is one of my favorite songs to listen to while driving long distances.

    TLC - If I Was Your Girlfriend

    "If I was your girlfriend, would you remember to tell me all the things you forgot?
    If I was your girlfriend, would you let me dress you? I mean, help you pick out your clothes before we go out?

    Not that you're helpless, but sometimes, sometimes those are the things that being in love's about.
    If I was your one and only friend, would you run to me if somebody hurt you?

    If I was your girlfriend, I know I could treat you right.
    I could see what you see, and hear what you hear, and most of all, I'd feel what you feel."



    :voodoo:
    Iyaaaaaa, iyaaaa.... udah ngerti! Bawel banget sih kamu? Tak kepruk 'ndasmu, klenger kowe!


    OK, back to business.
    A few months ago, I bought a vinyl at Blok M Square, South Jakarta.
    One of my favorite places to hunt down rare vinyl records.

    :malu1:
    Yes, I have the same problem as you, and I proudly admit it.
    It seems that we were born with voracious appetites for collecting vinyl records.

    The vinyl I bought contains some old songs from the past. One of which is "If I Were Your Woman".
    A grammatically correct song by Gladys Knight and the Pips.

    "If I were your woman and you were my man, you'd have no other woman, you'd be weak as a lamb.
    If you had the strength to walk out that door, my love would over rule my sense and I'd call you back for more.

    She tears you down, Darling, says you're nothing at all, but I'll pick you up, Darling, when she lets you fall.
    You're like a diamond but she treats you like glass, yet you beg her to love you, but me you don't ask.

    Life is so crazy, and love is unkind, because she came first, Darling, will she hang on your mind?
    You're a part of me, and you don't even know it... I'm what you need.... but I'm too afraid to show it.

    If I were your woman, here's what I'd do, I'd never, never, never stop loving you."

     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 2, 2018
  20. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :lol:
    Kelihatannya, diary-ku ini perlahan-lahan mulai berubah bentuk menjadi "memoar".
    90% tulisanku adalah mengenai kenang-kenangan peristiwa masa silam, khususnya yang terkait dengan dia.

    Padahal, "dia yang sering aku ceritakan itu" bisa jadi udah merasa enggan jika mesti mengingat kenangan tersebut.
    Karena mungkin saat ini, dia sedang bercita-cita menciptakan kisah baru dengan perempuan lainnya.

    Entah itu dengan si Ibu Boss atasannya, entah dengan "Bu Ustadzah", entah dengan "Bu Dosen", entah dengan "Bu Gulu",
    atau mungkin juga dengan "Bu Polwan", dan nggak tertutup kemungkinan... balik lagi ke pelukanku.



    :tampan:
    Seperti yang dia sering bilang, "Hidup ini penuh misteri. Segala sesuatunya masih sangat mungkin terjadi".

    Dulu, dia juga pernah bercerita tentang sejarah di balik lagu "L'ultimo Fiore" aka "Bunga Terakhir".
    Ah elah, katanya brutal, ganas, beringas, tanpa kompromi... lah, kok malah dengerin lagu yang sendu kayak gitu?

    Ibarat gukguk, dia itu tipe anjing agresif seperti Pittbull, Rottweiler, atau Perro de Presa Canario.
    Mestinya, musik yang pantas dia dengerin itu cuma genre garis keras aja seperti death metal, deathgrind, atau hardcore.

    Dia jelas bukan tipe anjing manis dan kalem macam Basset Hound, Golden Retriever, atau Yorkshire Terrier.
    Tipe yang manis itu memang biasanya lebih cocok untuk dengerin genre musik yang lembut, syahdu, dan mendayu-dayu.

    :XD:
    (Lah, kenapa aku malah jadi kayak si Iyut yang suka "meng-anjing-anjingkan" kamu ya, Nyong?)



    Balik lagi ke lagu "L'ultimo Fiore" aka "Bunga Terakhir".
    Menurut dia, lagu itu adalah contoh bahwa manusia nggak akan pernah bisa memastikan apa yang sudah Allah tentukan.

    Si pencipta lagu itu membuat lagu tersebut setelah perempuan yang dikasihinya menikah dengan pria lain.
    Dalam liriknya, ada ucapan "selamat tinggal", seolah udah nggak akan pernah mungkin lagi untuk kembali bersatu.

    :hihi:
    Eh, ternyata dalam kehidupan nyata, jalan ceritanya nggak seperti lirik lagu itu.
    Setelah beberapa tahun berumah tangga, si perempuan itu kemudian berpisah secara baik-baik dengan suaminya,
    dan setahun kemudian, dia bersatu kembali dengan sang pencipta lagu tersebut.

    Mereka menikah, punya beberapa anak, dan kelihatannya sih, sampai sekarang, terlihat menjalani kehidupan yang bahagia.



    Kadang-kadang, kita terburu-buru menangisi suatu ketetapan dari-Nya yang tidak sejalan dengan keinginan kita.
    Padahal, Sang Maha Pengasih itu selalu memiliki Kekuatan dan Kekuasaan Yang Maha Tidak Terbatas.
    Dia mampu mengubah tangis kita menjadi senyum, bahkan membuat kita menertawakan kecengengan kita di masa lalu.
    "Bersikap realistis" adalah rasional, "takabur" itu menggelincirkan, sedangkan "pesimisme" adalah kebodohan.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 3, 2018
  21. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :yahoo:
    Alhamdulillah, sebentar lagi waktu berbuka puasa akan tiba, sehingga lunaslah seluruh utang puasaku pada Ramadhan tahun lalu.
    :lulus:
     

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.