1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

La pazienza è la virtù dei forti

Discussion in 'Dear Diary' started by ___Renata___, Dec 1, 2017.

  1. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :piso:
    Yang sangat-sangat-sangat aneh dari si Handsome Bastard itu adalah: dia cukup sering berada di negeri orang
    (biasanya dalam rangka urusan kedinasan) tapi dia sama sekali tidak pernah mau memajang foto-foto keberadaannya
    di negara-negara tersebut. Lazimnya, jika seseorang pernah bepergian ke luar negeri maka dia cenderung akan
    memamerkan foto-fotonya, 'kan? Entah dipamerkan di du-may ataupun dicetak, dibingkai, dan dipajang di rumahnya.


    :hihi:
    Tujuannya apalagi kalau bukan agar orang-orang lain melihat bahwa yang bersangkutan pernah bepergian atau
    berwisata ke suatu negara. Ada pula yang beranggapan bahwa "bisa ke luar negeri" adalah suatu "prestasi tersendiri".

    :tampan:
    Namun, hal itu tidak berlaku buat si Handsome Bastard. Meski aku telah mengetahui idealisme tersebut sejak
    bertahun-tahun silam, tetap aja, bagiku terasa aneh. Aku pernah iseng mengamati akun milik seorang rekan kerjanya,
    dan langsung menemukan sejumlah foto ketika mereka sedang "keluyuran" di Bay Ridge, Brooklyn hingga ke

    Central Park, Manhattan. Andaikan si ibu ******* ****** (rekan kerjanya itu) nggak meng-upload foto-foto tersebut,
    tentu sampai kapan pun, aku nggak akan pernah melihat bukti visual nan autentik saat dia ditugaskan di sana.

     
    • Like Like x 1
    Last edited: Feb 7, 2019
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :aghh:
    Huh. What an awesome day. Being stuck in a living hell with "a group of people not of my own choosing".

    Difficult people do exist at work. Dammit. But I cannot let my anger overcome me. Anger can greatly affect my work performance.

    :keringat:
    For better or worse, this is where I am now. I'm supposed to be glad because there is dignity in my job.

    Having a good job is something I should be grateful for. I can spend my days making money instead of desperately trying to find it.
     
    • Like Like x 1
  4. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Andaikata, kondisi kemapanan si "Komodo Berbisa" itu aku bandingkan dengan pria-pria yang seumuran dengannya,
    maka bisa aku nyatakan bahwa hingga saat ini, secara objektif, dia mungkin relatif sudah "lebih mapan" ketimbang mereka.

    Paling tidak, untuk ukuran kemapanan finansial seorang pria single yang sedang berada pada penghujung late 20s.

    Insya Allah, perempuan mana pun yang kelak beruntung menjadi istrinya, nggak akan pernah mengalami kesulitan finansial.



    Namun, boleh percaya atau tidak percaya, bagiku, hal tersebut bukanlah hal yang menjadi daya tarik utama darinya.


    Tak bisa dan tak mungkin kita ingkari, "kemapanan" memang adalah "determinan", faktor penting yang sangat menentukan.
    Hanya saja, kualitas diri seorang pria juga akan dilihat dari kemampuannya "menghadirkan rasa aman dan nyaman".


    Sejak dulu hingga detik ini, keunggulan utama yang selalu saja bisa kulihat di dalam diri si "Komodo Berbisa" itu adalah perihal
    kesanggupannya untuk menjadikanku (dan mungkin juga banyak orang lainnya) merasa nyaman berada di dekatnya.



    Semalam, yang pada mulanya cuma "basa-basi sekadarnya antara aku dan dia selama 15 menit", malah melebar menjadi

    "an orgasmic conversation", diskusi ngalor-ngidul membahas banyak hal yang berlangsung sepanjang hampir 3 jam.

    Kita hanya mungkin bisa betah berlama-lama berbincang face-to-face dengan seseorang, jika yang bersangkutan memiliki

    kesanggupan menghadirkan rasa nyaman selama kita berada di dekatnya. Jujur, tidak semua orang bisa seperti itu.
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Feb 14, 2019
  5. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :patahhati:
    Dalam beberapa hari terakhir ini, aku "terpaksa" pulang malam hari. Mesti menyetir sendirian, jarak jauh pula.

    Jarak antara lokasi proyek dan rumahku adalah sekitar 45 km. Jadi, pergi pulang, aku harus berkendara sepanjang 90 km.

    :tolong:
    Sebenarnya sih, pihak kantor menyediakan mobil untuk mengantar aku pulang. Pada hari pertama penugasanku,
    aku sempat juga mencoba untuk ikut menumpang mobil kantor bersama para rekan kerja yang lain. Aku pikir, lumayanlah

    nggak usah capek-capek menyetir jarak jauh. Lah... ternyata... hanya aku satu-satunya perempuan di mobil itu.

    :jotos
    Udah gitu, pak sopirnya nyetel musik yang annoying banget dan justru menjadikanku semakin letih secara psikis.




    :aghh:
    Akhirnya, pada hari ke-2 penugasan, aku langsung memutuskan untuk lebih baik menggunakan mobilku sendiri aja sebagai

    moda transportasi. Meskipun menyetir jarak jauh itu jelas melelahkan, tapi aku bisa mendapatkan kenyamanan.

    :malu1:
    Aku bisa ngebut dengan kecepatan tinggi di jalan tol sambil memutar lagu-lagu keras nan beringas pemberian si Handsome.

    #TimeWithHimWasAlwaysMemorable



    :keringat:
    Perihal urusan BBM, mau nggak mau, terpaksa harus aku tanggung sendiri. Yah, tak apalah. Toh, cuma untuk sementara.

    :hihi:
    Syukur Alhamdulillah, Bu Hasnah kemudian mengetahui situasi yang aku alami itu dan langsung menyampaikan
    hal tersebut kepada Paduka Boss, sehingga akhirnya, pihak kantor pun segera mengucurkan dana tunjangan BBM untukku.



    :mandi:
    Rutinitas lainnya yang mesti aku jalani pada hari-hari belakangan ini adalah mandi malam hari. Mandi air hangat
    tentunya. Walaupun ada sejumlah orang yang memercayai mitos bahwa "mandi malam itu nggak bagus untuk kesehatan",
    tapi aku berpendapat bahwa mandi setelah seharian berkegiatan adalah keharusan yang tak boleh ditinggalkan.

    :yahoo:
    Setiap jengkal bagian tubuhku adalah bukti kasih sayang dari-Nya. Membasahi, menyabuni, serta membilasnya
    dengan air saat mandi dan membersihkan diriku, adalah bagian dari rasa syukurku atas pemberian-Nya dalam hidupku ini.

    Ketika Sang Maha Pemberi merasa bahwa pemberian-Nya dihargai, tentu Dia akan melimpahkan nikmat-Nya.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  6. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Biarpun aku masih "kadang-kadang bandel", dan juga belum layak disebut sebagai "Muslimah yang ideal",
    tetapi aku tetaplah seorang Muslimah yang bisa meneteskan air mata tiap kali ada kabar duka dalam bentuk apa pun.

    Meski kabar duka itu berasal dari seberang benua sana dan para korbannya pun tak kukenal sama sekali.


    Semoga Allah SWT menggolongkan para korban tersebut sebagai hamba-hamba-Nya yang berpulang dalam keadaan
    husnul khatimah, terampuni seluruh dosanya, dilapangkan alam kuburnya, serta diberikan pula ketabahan

    bagi keluarga yang ditinggalkan dan bagi para korban yang terluka akibat tragedi tersebut. Aamiin Allahumma Aamiin.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  7. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Kalau aku perhatikan, dari sekian banyaknya film Indonesia yang bertema cinta-cintaan, kenapa sih ya,
    rata-rata, hanya tertarik untuk menghidangkan "adegan-adegan gombal, banal, dan begitu-begitu aja"? Seolah-olah,
    romantisme itu cuma akan bisa tercipta dari serangkaian dialog yang terdengar manis dan memabukkan.

    Dalam kadar tertentu, "kata-kata yang manis" mungkin memang sanggup membuai para penonton film.

    :hot:

    Namun, jika dari waktu ke waktu, film-film Indonesia cuma dijejali oleh konsep romantisme yang nggak pernah beranjak
    dari sekadar penyajian dialog-dialog ataupun adegan-adegan gombal, tentu akan sangat menjenuhkan.




    Udah 'gitu ya, para figur pria protagonis yang dicitrakan sebagai "pria romantis" dalam film-film tersebut,

    rasa-rasanya, hampir tidak pernah terlihat melakukan kegiatan olah fisik untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya.

    :hihi:
    Kalau nggak percaya, coba aja deh perhatikan rangkaian adegan di film-film Indonesia yang bertemakan
    cinta-cintaan, pasti sangat jarang (atau malah tidak ada sama sekali) adegan yang memperlihatkan bagaimana si pria

    protagonis melakukan latihan fisik secara serius. Seakan-akan, dia lebih berminat untuk menggombal aja.

    Lebih suka membuai si perempuan dengan kata-kata atau gestur yang banal untuk "menyatakan cinta".

    "Aku akan menjagamu" atau "Aku akan selalu ada untukmu" atau "Tak akan kubiarkan ada orang yang menyakitimu".

    Pernyataan cinta yang pada hakikatnya (penonton yang rasional pun tau) baru sebatas janji. Logikanya,

    bagaimana si pria romantis itu sanggup mewujudkan kata-kata romantisnya tersebut menjadi realitas kalau ternyata
    dia tak memiliki kebugaran fisik yang memadai? Agar kebugaran terjaga, tentu harus rajin olahraga, 'kan?



    :onegai:
    Mestinya sih, ada sejumlah adegan yang menggambarkan si pria romantis itu melakukan latihan jasmani.

    Entah itu melakukan push-ups, pull-ups, latihan kardiovaskular, dan juga latihan beban. Semakin muluk gombalannya,

    maka seharusnya, akan semakin keras pula penyajian adegan latihan fisik yang si pria romantis itu jalani.

    Mungkin bisa mengadaptasi (tanpa perlu "menjiplak") rangkaian workout scenes dalam TV Series Arrow:




    Jadi, rayuan yang dilontarkan oleh si pria romantis itu, sekurang-kurangnya nggak akan terasa kebangetan gombalnya.
    Sehingga, lebih masuk akal saat kita mendengar si pria romantis itu bilang, "Aku akan selalu menjagamu".

    :yareyare:
    Tapi, jangan salah, penyajian adegan latihan fisik bukan dimaksudkan untuk mencitrakan si pria sebagai "sang jagoan"
    yang melulu dikaitkan dengan urusan perkelahian. Latihan jasmani tidak boleh kita maknai sesempit itu.


    :ehem:
    Untuk bisa "menjaga sang perempuan dan tak membiarkan siapa pun menyakitinya", tentu si pria nggak boleh lemah.
    Yang tidak terlihat loyo dalam hal stamina dan kebugaran, serta tidak pula lemah dalam masalah vitalitas.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Mar 17, 2019
  8. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Beberapa bulan lalu, aku pernah menulis perihal "preliminary attack"
    yang dilakukan oleh seorang pria dari geng proyek kepadaku. https://forum.idws.id/posts/33616003/
    Ketika itu, aku sama sekali nggak merespons taktik flirting tersebut.

    :yareyare:
    Kalau menurut Hilda sih, meskipun aku nggak sreg dengan si pria itu,

    paling enggak, aku secara basa-basi bilang "terima kasih"-lah kepadanya. Demi alasan etis semata-mata.

    :oii:
    Tapi aku nggak peduli. Nggak mau menuruti apa yang Hilda katakan.


    :hoho:
    Jika aku ucapkan "terima kasih", sama artinya, aku telah memberikan
    entry point kepada si pria itu. Nanti, dia bisa keliru memaknai, seolah aku "menikmati" sanjungan tersebut.

    Ke depannya, dia pasti akan mencari objek lain sebagai bahan flirting.



    :glek:
    Eh, pada waktu makan siang tadi, ada lagi seorang anak geng proyek

    yang menggunakan taktik semacam itu. "Suara kamu itu enak banget, ya. Renyah, bikin hati terasa adem.
    Alhamdulillah, sangat sinkron deh dengan wajahnya.. bla.. bla.. bla..."

    :sayangku::wuek:
    Walau sanjungan itu diucapkan secara sopan, tapi aku nggak berminat

    untuk menanggapinya lebih lanjut. Aku cuma menunjuk bungkusan kerupuk putih yang ada di hadapannya
    sambil bilang, "Kalau soal renyah, tuh, renyahnya kerupuk lebih hakiki."



    :pusing:
    :hoho:
    Biasanya sih, seorang pria akan cenderung segera menyingkir manakala
    dia menyadari bahwa si perempuan sasarannya, ternyata "nggak sudi menyantap umpan" yang dia berikan.

    :keringat:
    Namun, di luar dugaanku, si anak geng proyek itu malah bercerita, dulu,
    saat masih kuliah, dia terhanyut oleh suara seorang penyiar radio. Si perempuan tersebut suaranya enak,

    renyah, kadang mendayu-dayu, dan membuat pendengar berimajinasi.

    Pada masa itu, meski teknologi internet udah masuk ke Indonesia, tapi

    belum ada Instagram dan FB, sehingga menyulitkan jika kita ingin mengetahui penampakan sosok tertentu.

    :apa:
    Saking penasarannya, si anak geng proyek itu sampai nekat mendatangi
    stasiun radio tersebut. Sayangnya, begitu dia berhasil melihat sosok asli dari si perempuan penyiar radio itu,

    yang dirasakan justru kekecewaan. Imajinasinya ternyata meleset jauh.

    Suara si perempuan penyiar radio yang selama ini selalu terdengar enak,

    ironisnya (menurut penilaian dia) sangat kontradiktif dengan physical appearance-nya. Tadinya, aku sempat
    mengira bahwa dia akan melakukan "body shaming" terkait hal tersebut.




    :kuning:
    Aku udah bersiap-siap untuk akan langsung memotong pembicaraannya,

    apabila dia sampai mengomentari kekurangan fisik yang mungkin ada pada si perempuan penyiar radio itu.

    :yahoo:
    Pokoknya, jika udah menyangkut urusan "body shaming", aku sama sekali
    nggak tertarik untuk ikut-ikutan. Alhamdulillah, aku dianugerahi-Nya physical appearance yang selalu bisa

    aku syukuri. Tapi, hal itu tak lantas membuatku pantas mencela orang lain.

    :hihi:
    Lain halnya jikalau aku diajak mengevaluasi keburukan kinerja seseorang,

    atau mendiskusikan (secara proporsional) ketidakbecusan orang lain yang terkait dengan situasi lapangan.
    Bolehlah, kalau aku diajak berbicara panjang lebar tentang hal-hal tersebut.



    Untunglah, si anak geng proyek itu sanggup bersikap sebagai pria dewasa.


    Sama dengan si Komodo Handsome-ku tercinta, dia bukanlah tipe laki-laki bermulut nyinyir. Dia hanya

    merasa kecewa perihal physical appearance si penyiar, tanpa mencelanya.

    :xiexie:

    "Jadi, maksud aku tadi katakan bahwa 'suara kamu enak, renyah, bikin hati
    terasa adem
    , sangat sinkron deh dengan wajahmu', itu hanya karena aku teringat lagi dengan momen
    masa silam. Ketika imajinasiku ternyata bertentangan dengan kenyataan."


    "Rupanya, di dunia ini, masih akan selalu ada perempuan yang mempunyai
    kesesuaian antara pesona suara dan penampilan fisiknya. Dan kamu tau nggak? Bla.. bla.. bla.. bla.."


    :facepalm:
    Dalam hatiku, "Ah, kalau kayak 'gini sih, dia lagi melakukan second attack."



    :hot:
    Tapi secara objektif, bisa kukatakan bahwa si anak geng proyek itu punya

    "jam terbang" yang lumayan perihal berkomunikasi ataupun dalam hal berinteraksi dengan perempuan.
    Meski aku menampakkan ketidaksukaanku padanya, tapi dia tak sakit hati.


    Kalau sekadar menjadi teman berbincang, yah, dia cukup menyenangkan.


    :merah::stress:
    "Lebih dari sekadar berbincang", ya enggaklah. Sekarang ini aja, aku merasa seperti udah "berkhianat"
    pada si Komodo Handsome, karena aku telah berinteraksi dengan pria lain.

    :suram:
    Meski di luar sana, si Komodo Handsome itu mungkin takkan ambil pusing,

    dan mungkin juga tidak peduli bila aku berbincang atau bahkan membina hubungan dengan siapa pun.

     
    • Like Like x 1
    Last edited: Mar 20, 2019
  9. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :yahoo:
    Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin.... ada aliran uang dengan jumlah besar, masuk ke rekening pribadiku.

    Seperti biasa, selain jumlahnya besar, nilai nominalnya pun selalu unik. Membuatku langsung tau, siapa sang pengirim.



    :lempar:
    Padahal, semalam, aku baru aja dibuat jengkel dengan responsnya terkait acara pernikahan si Dody.
    Meskipun si Dody adalah teman kerjaku, tapi Dody malah mengirimkan undangan pernikahannya pada si Handsome.

    Undangan pernikahan itu ditujukan untuk aku dan dia. Entah apa motivasi si Dody melakukan hal itu.

    Yang jelas, si Dody (dan Mirna, calon istrinya) mengharapkan aku dan si Handsome datang berdua.
    Kemarin, aku konsultasikan hal itu dengannya. 'Gimana, Nyong? Aku menjemputmu atau kamu yang menjemputku?


    :voodoo:
    Eh, dia malah kepingin agar kami datang sendiri-sendiri aja ke acara pernikahan itu. Nyebelin, 'kan?


    Meskipun memang ada friksi yang tengah terjadi di antara kami berdua, tapi mestinya untuk hal-hal

    yang penting, aku dan dia bisalah berusaha sejenak untuk rukun secara temporer. Baru deh, nanti kita berantem lagi.

    :patahhati:
    Tapi dia bergeming. Ya udah, kalau 'gitu keinginannya. Mungkin dia punya alasan tersendiri untuk itu.




    :facepalm:
    "Tidak peduli" tapi "peduli". Terkesan menjauh dariku, tapi masih berkenan "membasahi rekeningku".

    Dan jumlahnya selalu tak tanggung-tanggung. Seperti seorang mantan suami yang tetap menafkahi mantan istrinya.

    Aku nggak pernah sekali pun meminta padanya, tetapi dia seakan berkewajiban memberikan padaku.

    Jumlahnya hampir sebesar 2 bulan gaji pokok yang aku dapatkan selama ini. Sebagai seorang single "white" female,
    aku udah sangat berkecukupan dengan gaji bulananku. Eh, dia masih aja berbaik hati "mencipratiku".

    :malu1:
    Kenapa aku masih mau menerima pemberian darinya? Karena uang itu memang dari uang pribadinya.

    100% halal, bukan uang orang lain. Kemurahan hatinya padaku tak dilakukan dengan cara mengambil hak orang lain.
    Bagi pria seperti dia yang memiliki sumber penghasilan halal lebih dari satu, hibah adalah hal mudah.


    :hihi:
    Aku mau menerima hibah darinya, karena dia belum beristri. Jadi, takkan ada perempuan yang murka

    karena dia mentransfer uang sebesar itu untukku. Aku juga belum bersuami, sehingga takkan terjadi ketersinggungan
    sebagaimana ketersinggungan seorang suami saat tahu ada pria yang sok berbaik hati kepada istrinya.



    :angel3:
    And the most important thing to me: that Handsome Bastard is the kind of man who always gives me
    valuable things without "expecting me to do something in return". He needs nothing back because he is already full.


    :lulus:
    He will get satisfaction for being unattached to materialism. However, I always hope that (Insya Allah)
    his gift will be returned in some way. Giving eventually becomes a profound joy. Ah, could it be so simple? Absolutely.



    :oii::haha:
    Namun, meskipun dia lagi-lagi menunjukkan kemurahan hatinya padaku, tetap aja nggak membuatku

    dengan serta merta melupakan kejengkelanku karena kami nanti mesti pergi sendiri-sendiri ke pernikahan si Dody.
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Mar 20, 2019
  10. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Sampai menjelang Hari-H acara pernikahan Dody dan Mirna, ternyata, si makhluk Bloody Handsome itu tetap aja
    bersikukuh untuk nggak akan mau berangkat bersamaku. Sungguh tega dia membiarkan aku tersiksa dalam labirin ciptaannya.
    Membuatku nggak berhenti menerka dan terus mengira-ngira. Huuhh, siapakah yang akan menemaninya ke sana?



    Jumat siang, di tengah kegundah-gundal-gandul.. heiiyyah... apa sih... maksudku, di tengah kegundahgulanaanku,
    ada orang dari pihak vendor proyek yang datang untuk sekadar berbagi makanan. Selepas rekan-rekan kerjaku (yang Muslim

    dan pria) menunaikan shalat Jumat, si bapak dari pihak vendor proyek itu pun mengumpulkan seluruh team kerja.

    Kami diajak ke ruang briefing untuk makan-makan dengan sejumlah lauk-pauk yang dia bawa. Jumlahnya buanyak
    banget. Ada beberapa bakul nasi uduk, beberapa panci semur jengkol, sambel goreng pete + ati-ampela, burung dara goreng,
    perkedel kentang, kerupuk, dan sambel uleg. Bersukacitalah rekan-rekan kerjaku dengan aneka hidangan tersebut.

    :keringat:
    Berhubung aku nggak pernah sanggup mengonsumsi pete dan jengkol, maka aku hanya mengambil nasi, perkedel,

    sepotong burung dara goreng, kerupuk, dan sambel uleg-nya aja. Dalam ruangan itu, cuma aku dan Bu Hasnah aja yang tidak
    mengonsumsi semur jengkol yang disajikan (meski Bu Hasnah masih mengambil sambel goreng pete + ati-ampela).



    Aku memperhatikan, betapa lahapnya para rekan kerjaku menyantap semur jengkol itu, bahkan mereka pun terlihat

    sangat bahagia saat menikmatinya. Hal tersebut tiba-tiba aja mendatangkan inspirasi untukku, kenapa aku nggak membuatkan
    ketupat beserta semur daging sapi yang gurih-manis-legit-sedikit pedas untuk si makhluk Bloody Handsome itu, ya?

    Semur daging sapi adalah termasuk hidangan semur yang dia sukai. Sama halnya denganku, dia nggak bisa makan

    semur jengkol. Selain itu, dia juga nggak doyan semur ayam. Eh, anehnya, dia justru suka banget mengonsumsi chicken adobo,
    hidangan dari negeri leluhur Mama. Chicken adobo sangat mirip dengan semur ayam, tapi wajib ada rasa asamnya.




    :yahoo:
    Meskipun sejumlah orang mungkin aja nggak akan percaya bahwa aku ini bisa memasak, tetapi pada kenyataannya,
    aku memang bisa memasak. Aku punya keterampilan hitung menghitung dalam bidang konstruksi, yang tak semua orang bisa.

    Kalau untuk hal yang rumit, aku mahir melakukannya, kenapa aku mesti nggak becus dalam hal masak-memasak?

    Dulu sih... pada awalnya, dia juga sama sekali nggak percaya bahwa perempuan seperti aku ini terampil memasak.


    :mesyum::malu1:
    Baru deh, setelah aku nekat buka-bukaan secara demonstratif di hadapannya... maksudnya, setelah aku mendemonstrasikan

    keterampilanku secara terbuka tepat di depannya, dia pun pada akhirnya tidak bisa lagi meremehkan kemampuanku.



    Hari Sabtu, aku cuma kerja setengah hari. Pulang kerja, langsung berbelanja bahan-bahan makanan. Beli daging sapi
    bagian has luar dan juga sedikit brisket atau sandung lamur. Pas aku baru aja akan membayar, tiba-tiba, ada pegawai yang

    memasukkan beberapa potong lidah sapi fresh ke dalam etalase berpendingin tempat beraneka jenis daging dipajang.

    :piso:
    Hmmm.. kenapa aku nggak sekalian masak semur lidah sapi untuknya, ya? Selagi bahannya ada dan aku pun punya
    waktu untuk memasaknya. Bikin semur lidah itu cukup mudah, meski sedikit tricky dalam hal mempersiapkan bahan bakunya.

    Dan jika semur lidah buatanku terbukti bisa "meng-entertain lidahnya", tentulah akan meninggalkan kesan mendalam.



    Kelar berbelanja daging, aku pun segera beralih ke bagian bumbu-bumbu yang dibutuhkan. Yang nggak boleh terlupa

    adalah bunga lawang, kapulaga, serta kayu manis. Kemudian, kecap manisnya pun harus memakai "kecap merek tertentu".

    :facepalm:
    Setelah itu, aku ingin membeli kulit ketupat. Tetapi sayang, tiada satu pun penjual kulit ketupat. Ya udah, kalau 'gitu,

    terpaksalah bikin ketupatnya ditunda dulu, disubstitusi dengan lontong aja. Untungnya, ada yang menjual daun pisang klutuk.

    Sesampainya aku di rumah, yang pertama kali aku tangani adalah lidah sapinya. Dicuci, dibersihkan, dan kemudian

    direbus hingga teksturnya empuk dengan menggunakan panci tekan. Karena baru akan aku berikan pada keesokan harinya,
    maka aku akan mulai memasaknya pada Minggu dini hari nanti. Jadi, selepas shalat Isya, aku tidur dululah sebentar.

    Walaupun ART yang bekerja di rumahku sempat keliatan nggak enak ati dan kepingin membantuku, tapi berhubung

    aku sedang ingin menakar "sejauh mana keterampilanku dalam memasakkan hidangan untuk seorang pria?", maka aku pun
    bertekad untuk hanya melakukan proses memasak ini seorang diri, tanpa bantuan siapa pun. #Belagu at its finest.


    Pukul 02:30 dini hari, aku terbangun dan langsung "mengeksekusi rencanaku". Berkat adanya panci tekan, proses

    memasak pun menjadi jauh lebih cepat. Namun, untuk urusan bumbu, aku justru lebih suka mengolahnya secara tradisional,
    dengan cara ditumbuk hingga halus menggunakan tanganku, ketimbang menggunakan alat modern seperti blender.



    :lulus:
    Singkat cerita, pada pukul 08:00 pagi, semur daging sapi, semur lidah, beserta lontongnya pun matang seluruhnya.
    Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin... cita rasanya sesuai dengan yang aku inginkan. Akan tetapi, supaya semakin membuatku yakin
    dan agar aku mendapatkan penilaian yang objektif, aku meminta anggota keluargaku untuk menjadi food tasters.


    Syukurlah, tak ada seorang pun dari mereka yang menyatakan ketidakpuasan terkait masakan si anak bungsu ini.




    Pada pukul 09:30 pagi, berangkatlah aku ke gedung tempat acara resepsi pernikahan si Dody dan Mirna. Di kabin

    belakang mobil, ada sepanci ukuran sedang semur daging sapi, sepanci ukuran sedang semur lidah, dan juga sebakul lontong.
    Semua akan aku berikan pada si makhluk yang Bloody Handsome itu, dengan segala risiko yang mungkin terjadi.


    :hihi:
    Rencananya sih, aku akan mempersembahkan masakanku tersebut setelah kita usai menghadiri acara pernikahan
    si Dody dan Mirna. 'Gimana andaikata dia datang bersama perempuan lain? Ya enggak masalah. Aku akan tetap memberikan
    masakan itu kepada sang makhluk Bloody Handsome. Wah, 'gimana jika si perempuan itu cemburu dan ngamuk?

    :onegai:
    Nggak masalah pula bagiku. Kalaupun dia mengajak aku berkelahi... akan aku ladeni. Beware of this ferocious girl.

    Dua wanita berkelahi hanya demi memperebutkan seorang pria? Ah, itu mah hal yang lumrah. Lumrah dalam sebuah revolusi.



    Ternyata eh, ternyata.. dia memang datang berdua... dengan seorang keponakannya yang baru berusia 3 tahun.

    :nangis:
    Yang membuatku terharu, si keponakannya itu masih mengenaliku sebagai "sang mantan calon tantenya", sehingga dia pun
    tak menolak saat aku menggendongnya. Andai takdir berkata lain, tentu dia juga berstatus sebagai keponakanku.


    :oii::boong:
    Yang kebangetan dan yang susah dimengerti, ya si Om-nya itu. Mentang-mentang Bloody Handsome, seenaknya
    aja mengayun-ayun perasaanku ke sana kemari. Aku makin bertambah juengkel ketika Dayu dan Hilda menjadikanku objek

    candaan mereka. "Ada temen saya yang mau kenalan sama Abang.. cakep nih, Bang, bodi putih mulus terawat."

    :tega:
    Eh, si "Komodo" itu juga "nggak kalah gilanya" dengan mereka, "Oh, tadi, kebetulan kita udah ketemu di Polsek.."

    "*** **** ****** ** ***** ******** ***** ****** ******** ******* ***** (sensor)" Jawaban yang edan, nyeleneh,

    dan nggak keruan itu pun langsung bikin semua yang mendengarnya ketawa nggak berhenti-berhenti. Gila banget.



    :aghh:
    Setelah sesi foto-foto, kami bersiap pulang ke rumah masing-masing. Sebagaimana yang telah kurencanakan, aku
    persembahkan seluruh hasil jerih payahku memasak, kepada dirinya. Tapi, bukannya bilang "terima kasih", dia malah nyuruh
    aku untuk mencicipi terlebih dulu semua semur hasil masakanku itu. Tentu aja, aku marah atas sikapnya tersebut.

    :haha:
    Dia merespons, "Kenapa mesti marah? Itu sekadar protap yang tidak boleh diabaikan. Kamu pun sebisa mungkin

    jangan langsung mengonsumsi begitu aja pemberian berupa makanan /minuman yang motifnya ditengarai mencurigakan."

    :suram:
    Motifku bukan untuk mencuri-gakan, Nyong. Motifku memasak semua makanan ini adalah untuk mencuri hatimu.



    :malu2:
    Tapi, syukurlah, pada akhirnya, semua persembahanku itu mau dia terima. Seperti biasanya, dia adalah seorang
    pria yang berusaha untuk objektif dan "bersikap adil sejak masih dalam pikiran". Kalau masakanku itu rasanya nggak enak,

    ya udah, dia akan bilang apa adanya. Sebaliknya, jika masakanku terasa enak, dia pun tak pelit untuk memujiku.

     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Mar 26, 2019
  11. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Adalah hal aneh saat sebagian dari kita sering kali mengaitkan lagu-lagu kesukaan dengan usia seseorang.

    Jika si X terlihat suka mendengarkan lagu-lagu dari era '90-an, maka orang-orang yang nggak mengenal si X secara personal

    mungkin akan berkomentar, "Wah, ketahuan umurnya, nih..." Padahal, si X adalah kelahiran tahun 2000.

    Cuma karena dia sangat menyukai lagu-lagu dari era '90-an, sedangkan di sisi lain, dia pun nggak pernah

    mendengarkan musik kontemporer, maka seolah-olah dia adalah sesosok manusia yang telah mencapai level usia paruh baya.



    Meski aku adalah perempuan yang dilahirkan pada dekade '90-an, tapi aku justru cenderung lebih suka

    menyimak lagu-lagu lawas dekade '60-an hingga '70-an. Terkadang, aku juga mendengarkan sejumlah rekaman musik genre
    tertentu dari dekade '80-an hingga '90-an. Sampai-sampai, aku bela-belain beli versi piringan hitamnya.

    :keringat:
    Semalam, si makhluk Bloody Handsome nan zenzual itu mengirimkanku sebuah rekaman lagu yang dia

    nyanyikan sambil genjrang-genjreng dengan gitar akustiknya. Lagu lawas yang pernah populer pada sekitar tahun 1994-1995.

    Lagu lawas tersebut berjudul "Bila Engkau Ijinkan". Ah, Grammar Police pasti akan langsung meradang,

    menyalahkan penggunaan kata "ijin" yang tak sesuai KBBI. Seharusnya menggunakan kata "izin". Namun, jika kita menyimak
    lagu itu dengan saksama, Om Hengky Supit justru melafalkannya secara benar, "Bila Engkau Izinkan".


    Sedangkan, pada cover / booklet CD original (yang dulu pernah dibelikan si Bloody Handsome untukku,

    sewaktu kisah kami masih sepanas kisah Wade Wilson dan Vanessa Carlysle), judul yang tertera adalah "Bila Engkau Ijinkan".



    Pada hakikatnya, lagu "Bila Engkau Izinkan" bukan lagu yang mudah untuk dinyanyikan tanpa terpeleset.

    Ada banyak nada tinggi yang tidak semua orang bisa menjangkaunya. Sehingga, aku sempat juga merasa sedikit sangsi ketika
    si Bloody Handsome mengirimkan rekaman suaranya saat dia menyanyikan lagu itu untuk kudengarkan.


    :hihi:
    Sepanjang (apanya tuh yang panjang? Hueiiish) yang aku ketahui selama kebersamaan aku dengannya,

    karakter vokal dia cenderung lebih sesuai untuk menyanyikan lagu-lagu dari para penyanyi "bersuara berat", seperti lagu-lagu

    dari Johnny Cash ("Flesh and Blood") atau bisa juga sejumlah lagu genre soul, misalnya dari Barry White
    ("You're the First, the Last, My Everything" atau "The Longer We Make Love"). Aku jamin, pasti akan terdengar lebih natural.





    :onsen:
    Namun, setelah aku menyimak rekaman nyanyiannya, ternyata di luar dugaanku, dia bisa menyanyikan

    lagu "Bila Engkau Izinkan" itu tanpa terdengar fals. Biarpun nggak sanggup melengking-lengking seperti suara Om Hengky Supit,
    tetapi, dengan teknik tertentu, dia bisa mengakali keterbatasannya dalam menjangkau nada-nada tinggi.


    Matamu yang bening dan indah / Memandang kosong dan tak berjiwa lagi / Begitu dalam kau tenggelam
    Tertelan duka yang tak berkesudahan / Menanti datangnya kasih / Yang takkan pernah tiba / Untuk berbagi rasa / Huhuhuhu


    Aku yang peduli denganmu.. / Menyimpan rasa iba yang mendalam... / Dalam sepi dan tak berteman...
    Terlewat dengan hanya menekur diri / Kau selalu tak pernah bisa / Huhuhuu... untuk lupakan sejenak.... dia yang telah pergiiiii



    :onegai:
    Berengseknya, ketika aku berkomentar, "Tumben... kamu kok jadi melankolis begini, sampai repot-repot

    menyanyikan lagu, merekam, dan mengirimkannya untukku." eh, jawabannya nggak enak banget, "Lagu ini bukan buat kamu.
    Aku cuma minta penilaian objektif kamu tentang kualitas vokalku dan kualitas permainan gitar akustikku."

    :cambuk3:
    Kalau menuruti sikap kekanak-kanakanku, aku kepingin bilang, "Oh, jadi, lagu itu bukan untukku? Ya udah.

    'Gini ya, Nyong. Lagu itu sebenarnya lagu yang enak, tapi karena kamu menyanyikannya untuk para betina selain aku, maka
    lagu yang kamu nyanyikan menjadi nggak enak didengar. Besok-besok, nggak usah nyanyi sama sekali."



    :suram:
    Tapi, setelah berpikir lebih lanjut, nggak sepantasnya aku bersikap kasar kepada dia yang selama ini masih
    bersikap baik padaku. Sungguhpun kenyataannya, si makhluk Bloody Handsome itu nggak pernah berhenti menjengkelkanku,

    mestilah aku sadari, kualitas dia masih jauuuuuh lebih superior dibandingkan para Ex BF-ku yang terdahulu.

    Akhirnya, aku berikan komentarku yang seobjektif mungkin. "Sweetheart.. (puuiiiihh... amit-amit...) kalau

    berdasarkan rekaman yang kamu berikan, cukup listenable sih. Sama sekali tidak terdengar sumbang dan tak terdengar aneh.

    :mandi:
    Hanya saja, itu 'kan baru sebatas rekaman suara, bisa 'kamu utak-atik' dengan 'perangkat lunak tertentu'
    tanpa sepengetahuanku. Kalau kamu bisa mengirimkan rekaman video ketika kamu menyanyikan lagu itu, baru deh, aku bisa
    memberikan penilaian yang lebih objektif perihal kualitas vokalmu dan juga kualitas genjrang-genjreng-mu."




    Selang beberapa waktu kemudian, menjelang aku tidur, dia mengirimkan video yang kuminta padanya tadi.

    :facepalm:
    Langsung aku saksikan. Mula-mula, aku melihat dia memainkan intro lagu "Bila Engkau Izinkan". Untuk permainan gitarnya,

    tanpa ragu, aku berikan nilai B+. Tapi kok, intronya lama banget, ya? Mana vokalnya?! Sejurus kemudian,
    dia buka suara, "Mataa.. muuu..." Udah, 'gitu aja, nggak terdengar lanjutannya. Di sisa durasi video, aku hanya mendengar
    serta menyaksikan si makhluk Bloody Handsome itu memainkan gitarnya sambil komat-kamit tanpa suara.


    :ngambek:
    Lah, kenapa dia hanya menyanyikan lirik lagu "Bila Engkau Izinkan" pada bagian "Matamu.."-nya aja, sih?

    Jangan dikira aku nggak paham, ya. Di proyek konstruksi tempat aku ditugaskan, kadang, aku melihat para pekerja yang
    suka memaki dengan ungkapan "matamu" setiap kali mereka sedang bercanda atau saat saling berkonflik.

    :oii::haha:
    Apa maksudnya, dia mau ngeledekin aku secara implisit dengan bilang "matamu.." begitu, ya? Ketika aku tanyakan hal itu
    padanya, dia mengelak dan berkilah, "Kelihatannya, sistem audio di perangkat kamu sedang bermasalah."




    :makasih-g:
    Reaksiku menanggapi jawabannya tersebut, mungkin tak layak jika aku ungkapkan secara eksplisit di sini.


    *Link YouTube-nya yang lama, aku ganti dengan link yang masih berfungsi.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Aug 15, 2023
  12. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :hihi:
    Circa 2015, aku dan si makhluk Bloody Handsome itu pernah melakukan "suatu hal yang terlarang".


    :piso:
    Huueeeiiitsss, jangan langsung berpikiran mezum dulu. Maksudnya, pada waktu itu, aku dan dia pernah melakukan
    sesuatu hal, yang kalau aku renungkan secara mendalam, sungguh tidak sepantasnya kami lakukan.


    Ketika itu, dia baru aja merasakan menjadi "orang kantoran". Baru mulai bisa nyari duit sendiri, tanpa

    sama sekali mengandalkan fasilitas ortu-nya. Tahun itu, dia belum se-mentereng dan se-bonafide seperti sekarang.
    Tempat dia bekerja saat itu, cuma perusahaan level mediocre. Gajinya pun belum mencapai dua digit.
    Baru punya ijazah SMA, langsung bekerja. Nggak mampu kuliah, ya?! Nggak punya duit? Otaknya nggak nyampe?

    Bukan begitu. Kalian yang tidak tau kondisi sebenarnya, nggak usah sok tau. Dia berasal dari keluarga
    sangat berpunya. Pada saat bersamaan, dia juga menjalani perkuliahan di satu PTN. Bekerja pun bukan untuk cari
    duit, sekadar cari ilmu lapangan. Tak seperti anak-anak lain yang manja dan langsung pingin jadi boss.


    Namun, meskipun kondisi dia masih... yah, "ala kadarnya seperti itu", aku nggak menolak dia pacari.

    Karena dia memiliki sejumlah hal yang terlihat istimewa di mataku. Dia sanggup memabukkanku dengan pesonanya.
    Sebagaimana dia terbukti secara nyata telah memabukkan ibu-ibu lain di luar sana. Iya, 'kan, Nyong?


    Note: tentu konteks "mabuk" yang aku maksudkan bukan yang terkait dengan "mabuk mirasantika".




    :malu1:
    Ah, kalau diingat-ingat lagi soal "perbuatan terlarang yang kami lakukan itu", sungguh nikmat rasanya.

    :kuning::pusing:
    Sebelum kalian mulai berpikir yang enggak-enggak dan menista aku sebagai perempuan nakal yang sudah ternoda,

    mungkin lebih baik aku segera menjelaskan maksud perkataanku ihwal "perbuatan terlarang" itu, ya.

    Jadi, 'gini ceritanya. Dulu banget... di sekitar Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, di bawah rel kereta api,

    ada sebuah tempat yang menjual sop sumsum kambing kuah bening, yang konon kualitas rasanya out of this world.
    Karena peminatnya berjibun, maka sajian spesial itu pun udah ludes terjual sebelum pukul 11 siang.


    Dan sayangnya pula, pada akhir pekan, tempat itu tutup, sama sekali nggak berjualan sop sumsum.
    Sebetulnya, Sabtu buka sih, tetapi (ketika itu) peluang dia justru sangat kecil untuk bisa nekat bolos pada hari Sabtu.

    :aghh:
    Saking kepinginnya untuk menikmati hidangan tersebut, sang makhluk Bloody Handsome-ku tercinta

    sampai nekat merencanakan bolos kerja. Bukan hanya itu, dia juga mengajak aku bolos kuliah demi menemaninya.
    Hal tersebut terpaksa kami lakukan supaya kami bisa kebagian sop sumsum kambing kuah bening.

    (Pada saat itu, lokasinya udah menempati lokasi lain—udah tidak lagi berada di bawah rel kereta api.)



    :keringat:
    Cukup dilematis, sebenarnya. Meski aku bandel, tetapi perihal study, aku nggak pernah main-main.

    "Bolos sekolah" atau "bolos kuliah" bukanlah hal yang membuat aku nyaman melakukannya. Kalau tidak terpaksa,
    aku sama sekali takkan sudi bolos. Tak semua orang beruntung bisa merasakan perkuliahan, 'kan?

    :suram:
    Tapi... tapi.... di sisi lain... yang mengajakku bolos kuliah itu adalah sang laki-laki yang mengasihiku.

    Aku akui, ada bagian dalam diriku yang merasa senang jika melakukan pemberontakan kecil-kecilan bersamanya.

    :onegai:
    Banyak perempuan yang akan merasakan gairah yang luar biasa, gairah yang susah dideskripsikan

    dengan kata-kata, ketika dia diajak melakukan "hal nyerempet-nyerempet bahaya" bersama pria yang dicintainya.
    Dengan catatan, asalkan saja, perbuatan tersebut bukanlah perbuatan yang terkait dengan maksiat.



    Di dalam sistem yang berlaku di dunia kerja, sengaja bolos kerja adalah "perbuatan terlarang", 'kan?
    Kalau sampai ketahuan atasannya, sang makhluk Bloody Handsome itu pastilah akan mendapatkan sanksi tegas.


    :voodoo:
    Apalagi, ketika itu, dia belum genap setahun bekerja di kantornya. Ih, bandel banget kamu, Nyong!

    :oii::boong:
    Udah bandel, aku ikut pula "diracuninya". Dia mengajakku bolos kuliah, meskipun untuk sehari aja.

    Edannya, meski aku menyadari bahwa dia "meracuniku", tapi aku justru mencecap dan meneguk tetes demi tetes
    "racun" yang dia alirkan di bibirku.. heeiiiyahh... maksudnya, aku tak sanggup menolak ajakannya.


    Di dalam sistem yang berlaku di kampus, sengaja bolos kuliah adalah "perbuatan terlarang", 'kan?

    Kalau sampai ketahuan para dosen mat-kul yang bersangkutan, bisa-bisa, aku dianggap tak mau serius mengikuti
    perkuliahan, dan ujung-ujungnya, mereka mungkin pula seenaknya memberikan nilai jelek untukku.




    Orang pinter minum tol... huueeiiissshh... maksudku, orang pinter bilang, "Cinta itu, ya mesti gila.

    Kalau nggak gila, ya bukan cinta namanya." Walau aku cukup bisa memahami maksudnya, tapi rasanya sih, aku
    nggak mau sepenuhnya menyetujui penggunaan kata "gila" yang ada dalam statement tersebut.


    Aku berpendapat, separah apa pun kondisi kita ketika dimabuk cinta, ya... kita mesti tetap waras.

    Paling enggak, kita harus bisa menyisakan sisi rasionalitas yang ada di dalam diri kita. Biar nggak teler bangetlah.



    Singkat cerita, pada tahun 2015 itu, kami berdua sama-sama bolos, dan bepergian ke tempat itu.

    Alhamdulillah, meskipun sedang banyak pengunjungnya, tetapi kami kebagian tempat duduk, dan kebagian pula
    sop sumsum kambing berkuah bening. Begitu aku cicipi, wuiiihhh... rasanya memang enak banget.

    :garing:
    Saking enaknya, kami sampai menambah seporsi lagi untuk dimakan berdua. Dia senang melihatku

    nggak sok anggun, nggak jaga image saat aku menyeruput sumsum dalam tulang kambing di mangkuk sop itu.
    "Bagai karnivora sejati yang tidak malu-malu mengganyang mangsanya". Yah, terserah kamu deh.


    Sepulang dari tempat itu, kami pun singgah ke Masjid Sunda Kelapa karena dia harus menunaikan shalat Dzuhur.
    Aku nggak terkena kewajiban tersebut, karena pada saat itu, aku pas kebetulan sedang libur shalat.

    :yahoo:
    Setelah itu, mampir sebentar ke Duta Suara di Jalan Sabang. Dia membelikanku beberapa CD album M.Y.M.P.

    Yeaayy.. nggak sia-sia aku nekat bela-belain mengikuti ajakannya. Ditraktir makan, dibeli'in CD pula.



    Setelah beberapa tahun berlalu, tempat yang menjual sop sumsum itu kini tiada lagi. Kabarnya sih,
    udah pindah ke wilayah lain. Beberapa hari lalu, aku iseng tanyakan, "Masih ingatkah kamu dengan momen itu?"


    Dia nggak mau menjawab pertanyaanku. Tapi di luar dugaanku, malah mengirimkan beberapa foto

    yang memperlihatkan diriku sedang uaasiiik banget menyeruput sumsum yang tersaji di sop yang kami nikmati.

    :facepalm:
    Berengseknya, aku baru sadar bahwa foto-fotoku saat itu, kok terlihat mezum dan multitafsir, ya?

    *Aku tambahkan link video Hujan - Bagaikan Matahari.


     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Sep 4, 2023
  13. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Karena statusku di dalam keluargaku adalah "anak bungsu", dan kakak-kakakku pun semuanya perempuan,
    maka kadang-kadang, aku memosisikan si Bloody Handsome itu sebagai "kakak laki-lakiku". Tepatnya, "kakak ketemu gede".

    (Ya iyalah, jikalau dia adalah "kakak laki-lakiku betulan", tentu aja aku nggak akan mungkin sudi dia pacari.)

    Secara naluriah, seorang kakak yang baik cenderung akan berusaha untuk meng-upgrade kualitas adiknya.


    :yahoo:
    Begitu pula halnya dengan "sang kakak ketemu gede" yang mengasihiku tersebut. Alhamdulillahi Rabbil 'alamin, dia sama sekali

    bukan tipe pria bangke yang hanya memperlakukan perempuan pasangannya sebagai pemuas nafsu belaka.

    Kebersamaan aku dengan dirinya, sering kali aku rasakan sebagai "masa indoktrinasi". Ada banyak hal positif

    yang dia ajarkan padaku. Bukan hanya yang berhubungan dengan urusan akademik, tapi juga yang terkait dengan kehidupan.



    :oii::malu1:
    Saat aku menjelang lulus kuliah, si Makhluk Bloody Handsome tersayangku (puuiiihh) pernah mewanti-wanti,

    "Kalau mau survive di dunia teknik sipil, jangan berpuas diri dengan ijazah S-1, usahakan untuk mengambil Magister Teknik Sipil."

    Namun, pada waktu itu, yang ada di dalam pikiranku adalah bagaimana supaya aku ini bisa selekas mungkin

    mengimplementasikan semua hal yang telah aku cerna dan pelajari semasa perkuliahan. Diterima bekerja, diterjunkan ke proyek
    konstruksi, mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, dan melepaskan diri dari predikat "manusia textbook".

    :voodoo:
    Dia nggak membantah pendapatku, juga tetap tidak mengubah pendiriannya: aku mesti ambil S-2 Teknik Sipil.

    :hoho:
    Supaya nggak terjerumus menjadi debat berkepanjangan, aku katakan, "Ya udah deh, kalau 'gitu. Insya Allah... ya Sayangku."




    Sekian waktu berlalu... Alhamdulillah, aku disibukkan dengan pekerjaanku di bidang konstruksi. Ditugaskan ke

    sejumlah proyek dengan segala suka dukanya. Menjadikanku tak cuma fasih secara teori, tapi juga terampil dalam implementasi.

    Sampai akhirnya, pada hari Senin kemarin, secara informal, Paduka Boss bertanya, apakah aku sanggup, jika

    pihak perusahaan memutuskan untuk memberikan kesempatan kepadaku menjalani program perkuliahan Magister Teknik Sipil?
    Jadi, dengan kata lain, pihak perusahaan akan sepenuhnya membiayaiku di dalam menempuh perkuliahan S-2.

    Tawaran yang sungguh sangat sulit untuk aku abaikan begitu aja. Apalagi hal tersebut terkait langsung dengan
    kesinambungan karierku kelak. Meskipun Paduka Boss belum memastikan waktunya, tetapi peluang itu sudah tersedia untukku.


    :onegai:
    Kuliah lagi? Ah, kenapa enggak? Dapat beasiswa pula. Dalam beberapa hari terakhir, aku berkonsultasi dengan
    si Makhluk Bloody Handsome, "kakak ketemu gede"-ku, meminta sekelumit pengalamannya semasa menjalani perkuliahan S-2.

    :hihi:
    Dia mau menjelaskan ngalor ngidul perihal struktur kurikulum dan silabus perkuliahannya. Mata kuliahnya pun

    sungguh-sungguh terdengar sangat seksi dan membangkitkan libidoku.. hueiiittss... maksudku, membangkitkan gairahku untuk
    kembali menenggelamkan diriku di dalam bangku perkuliahan. Berasyik masyuk dengan buku-buku teknik sipil.


    Mempelajari modelisasi struktur Multi Derajat Kebebasan, getaran paksa terhadap beban harmonik, analisis

    pertemuan kolom dan balok prategang, matriks kekakuan dan matriks massa, tekanan lateral, hingga relaksasi baja prategang.



    :lulus:
    Semoga Allah SWT berkenan memudahkanku dalam memanfaatkan peluang yang terbentang bagiku. Aamiin.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: May 3, 2019
  14. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :makasih-g:
    Ah, mijn schat, mijn liefste...
    bedankt voor je advies.

    :muntah:
    Je had gelijk.
    Geloof nooit iemand die in de ene hand water en de andere hand vuur draagt.
    #MaduDiTanganKanannyaRacunDiTanganKirinya

    :onegai:
    (Trouwens, ik heb iets wat van u is ik heb iets wat je misschien interesseert.
    De halve prijs, dubbel het risico.)

    :malu1:
    Dank je voor alles.
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Sep 12, 2023
  15. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Ada sebuah kejadian nggak terduga yang membuat aku mendapatkan pengalaman baru.
    Pukul 11:30 siang tadi, Bu Hasnah, salah seorang atasanku, memintaku untuk menyopirinya ke suatu tempat.
    Beliau sangat-sangat-sangat ditunggu kehadirannya oleh para petinggi, sesegera mungkin.

    :apa:
    Urgent. Dalam rangka menghadiri meeting darurat, terkait dengan urusan tender proyek.


    Masalahnya, sekarang ini 'kan hari Jumat, sehingga, andaikan driver pribadi beliau harus

    mengantarkan beliau ke tempat itu, maka si driver terpaksa nggak akan melaksanakan ibadah shalat Jumat.
    Perjalanan ke gedung tempat para petinggi menanti, kira-kira butuh waktu hampir 1 jam.

    Jelaslah, nggak mungkin kalau mesti menunggu driver pribadi beliau selesai shalat Jumat.


    Akan sangat berdosa pula jika sampai "memaksa" yang bersangkutan meninggalkan kewajiban beribadah,

    cuma karena alasan demi menyopiri beliau ke sana. Bu Hasnah sangat paham akan hal itu.



    Sebenarnya sih, ada seseorang dari lokasi proyek (dan kebetulan dia nggak shalat Jumat)

    yang bersedia mengantarkan Bu Hasnah ke gedung tersebut. Namun, Bu Hasnah nggak mengenal si pria itu
    secara personal. Cuma kenal sepintas lalu aja. Apalagi, si volunteer driver pun masih muda.

    :keringat:
    Tentunya, sebagai seorang perempuan yang sudah bersuami dan juga memiliki putra-putri,
    Bu Hasnah kurang sreg dan merasa keberatan untuk menerima tawaran bantuan tersebut. Selama ini, beliau
    selalu disopiri driver pribadi beliau, yang sudah 15 tahun lebih mengabdi di keluarga beliau.


    Aku sendiri pun pasti akan merasa sangat risih dan kurang nyaman kalau harus menempuh
    perjalanan dengan seorang pria asing mana pun (pria yang tak begitu kukenal) yang mengemudikan mobilku.



    Pada dasarnya, Bu Hasnah bukan sama sekali nggak bisa menyetir. Dulu, saat aku masih

    "newbie" di kantor, aku pernah beberapa kali melihat beliau sendirilah yang mengemudikan mobilnya. Tetapi
    siang tadi, beliau sedang tidak bisa berkonsentrasi, karena tengah deg-degan soal meeting.


    Ya udah deh, akhirnya beliau memerintahkan aku untuk mengantarkan beliau ke gedung itu.

    :hihi:
    Bukan semata-mata karena aku adalah bagian dari tim kerja, tapi karena aku dianggap punya kompetensi

    (a.k.a. expertise & experience) perihal mengemudi. Dengan senang hati, aku menyanggupi.

    Dan tau nggak, mobil apakah yang mesti aku kemudikan? Tidak lain dan tidak bukan adalah

    Jeep Wrangler Rubicon. Sebagai seseorang yang punya kedudukan tinggi di perusahaan, dan udah mapan
    dalam hal ekonomi, tentu sah-sah aja 'kan bagi beliau untuk memiliki kendaraan seperti itu.


    :yahoo:
    Sebelum berangkat, tak lupa baca "Bismillah" dulu, semoga Allah SWT meniadakan musibah

    dalam bentuk apa pun selama aku diamanahkan untuk mengendarai mobil semahal Rubicon. Betapa pun
    aku berpengalaman dan mahir dalam mengemudi, tetap mesti memohon perlindungan-Nya.

    Sepanjang perjalanan, aku berbincang dengan beliau. Perihal kesiapanku kuliah magister nanti,
    perihal kisah kasihku yang masih aja kusut nggak menentu dengan si Komodo Bloody Handsome itu, dan

    hal-hal yang ringan, supaya beliau merasa fresh serta siap mental menghadapi meeting nanti.



    Karena aku bukanlah termasuk peserta meeting, maka aku mesti menunggu di sebuah cafe

    yang nyaman.>Untungnya, aku nggak lupa membawa laptop, terhindarlah aku dari jemunya menunggu.

    :malu2:
    Akhirnya, "meeting mahapenting" itu pun kelar pada pukul 2 siang. Aku langsung merasa lega
    melihat raut wajah Bu Hasnah yang tampak berseri-seri. Dan benar aja, Bu Hasnah menyampaikan berita

    baik yang sangat menggembirakan ihwal tender proyek tersebut. Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin.

    Saking senangnya, beliau mengajak aku singgah sebentar ke sebuah Rumah Makan Minang

    untuk membeli puluhan bungkus nasi dan juga lauk pauknya. Akan dibagi-bagikan kepada seluruh tim kerja,
    sebagai "syukuran kecil-kecilan" sehubungan dengan kesuksesan tender proyek kantor kami.


    Kami pun kembali ke proyek. Setibanya di sana, aku disambut komentar dari rekan-rekanku,
    "Wuueeiittss... busyet dah... cewek ganas yang 'atu ini, sekarang tunggangannya Rubicon. Ngeri banget."

    :ehem::pupi:
    Abaikan saja. "Anjing menggonggong, sang Nona tetap berlalu". Tetapi syukurlah, ternyata

    sang Nona berhati pengasih. Dia pun kembali lagi untuk membagikan makanan pada yang membutuhkan.
    #ThatIsMeantToBeAJoke #Don'tTakeItLiterally



    Karena menyopiri Bu Hasnah (dengan Rubicon pribadinya itu) bukan termasuk bagian dari

    job description, beliau tidak lupa memberiku uang lelah dalam jumlah yang bisa aku syukuri. Alhamdulillah.

    :makasih-g:
    Sebetulnya, tanpa "dibayar" pun, aku justru merasa sangat berterimakasih karena beliau

    telah memercayakan aku untuk mengemudikan mobil beliau. Hingga saat ini, aku masih berstatus sebagai
    perempuan biasa yang jelas-jelas tidak/belum sanggup untuk memiliki mobil semewah itu.


    Aktivitas siang tadi, telah menambah panjang daftar pengalamanku dalam hal mengemudikan kendaraan.



    :malu1:
    Kalau perihal Rubicon, levelku barulah sebatas mengoleksi diecast Rubicon dalam berbagai

    varian dan skala (skala 1:18, skala 1:27, dan skala 1:32). Maka dari itu, bisa menjajal menyetir Rubicon
    adalah suatu kenikmatan tersendiri yang bisa aku rasakan. Oh, jadi seperti ini tho, rasanya.

    :oii::haha:
    (Terkait kalimat "Oh, jadi seperti ini tho, rasanya" mau nggak mau membuatku teringat lagi
    akan percakapan super aneh antara aku dengan si makhluk Bloody Handsome itu. Awalnya, ngomongin

    soal lumpia. Eh, dia kemudian membuat metafora yang nggak keruan perihal makan lumpia.

    :bingung:
    Lalu, hal tersebut dihubungkan dengan lagu Neil Diamond, "Girl, You'll Be a Woman Soon".)


     
    • Like Like x 2
    Last edited: Jun 21, 2019
  16. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Mbak Yuyun cerita tentang pengalaman saat dia, si Komodo makhluk Bloody Handsome, beserta teman-teman
    sekantor mereka plesiran ke sejumlah tempat wisata di Ja-Teng. Mulai dari ke Borobudur, Grojogan Sewu, keluyuran di Dieng,
    hingga rafting edan-edanan di Sungai Progo. Ah, bersenang-senang tanpa mengabari dan mengikutsertakan aku.

    Tapi, aku tidak sedang bermaksud untuk menceritakan ulang keseruan dan keceriaan yang mereka alami di sana.

    :apa:
    Yang membuatku cukup shocked adalah ketika Mbak Yuyun dengan sangat-sangat ber-cemungudh memberikan

    kesaksiannya sewaktu si makhluk Bloody Handsome nan belagu itu sempat mengambil alih kemudi bus wisata (yang mereka
    carter untuk plesiran) dikarenakan pak sopirnya tiba-tiba datang bulan... eh, maksudku, tiba-tiba meriang demam.



    Alkisah, bus yang mereka naiki itu sudah melaju sampai Cikampek. Ketika beristirohat sejenak di sebuah restoran,

    eh... nggak disangka-sangka, Kepala Rombongan melihat sang sopir sedang dikerokin. Rupanya, sejak berangkat dari Jakarta,
    si sopir tersebut udah dalam kondisi yang kurang fit. Meski nggak ngantuk, tetapi dia merasa agak masuk angin.


    :oii::pusing:
    Menyadari situasi seperti itu, si Pak Kepala Rombongan pun memutuskan untuk nggak membolehkan si sopir bus

    meneruskan mengemudikan bus. Sangat berisiko jika bus yang mereka tumpangi itu disopiri oleh seseorang yang sedang sakit.
    Si sopir pun akhirnya dipulangkan kembali ke Jakarta, tak ikut rombongan sutris.. eh, turis-turis domestik tersebut.

    Mestinya sih, ada sopir cadangan, yah? Kalau menurut Mbak Yuyun, sedari awal, memang sudah diberi tau oleh

    pihak bus yang mereka sewa, bahwa driver cadangannya baru akan ikut serta, saat singgah istirohat sejenak di kota Pemalang.
    Sedangkan, para kru yang bertugas mendampingi si sopir hanyalah seorang kenek serta seorang Mbak Pramugari.

    Ternyata, si kenek sama sekali nggak bisa menyetir bus, apalagi Mbak Pramugari yang ayu dan kenes itu (Puiiihh).



    Tadinya, Kepala Rombongan sempat berinisiatif untuk menyewa "sopir tembak", hanya untuk mengemudikan bus

    tersebut sampai di kota Pemalang, tempat driver cadangan (yang resmi) telah menunggu. Namun, sebelum niat itu terlaksana,
    eh, secara sangat mengejutkan... si Komodo makhluk Bloody Handsome mengajukan diri sebagai driver temporer.

    :glek:
    Si keneknya langsung bilang, "Wah, kalau cuma punya SIM A, nggak boleh nyetir bus segede ini, Mas.. mBahaya.

    Kudu punya SIM B2 dan juga punya pengalaman nyopir bus. Belum risiko kalau nanti ketemu pulisi, bisa panjang urusannya."

    :elegan:
    Di luar dugaan, si Komodo makhluk Bloody Handsome itu pun (secara belagu banget, pastinya!) memperlihatkan

    SIM B2 Umum-nya yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya, berlaku s/d thn 2023. Jelas aja, semua rekan kerjanya dan juga
    si kenek serta Mbak Pramugari itu langsung terbengong-bengong melihat hal tersebut. Nggak nyangka sama sekali.



    :cambuk2:
    Terus terang aja deh, pada masa lalu, selama aku "mendampinginya di dalam suka dan duka", dia nggak pernah

    sekali pun memberitahukanku bahwa dia (diam-diam) mempunyai SIM B2 Umum. Tentu, untuk bisa memiliki SIM B2 Umum,
    dia pastilah udah mempunyai SIM B1 sebelumnya. Itu pun aku nggak pernah dikasih tau sama sekali. Damn you!!!

    Rupanya, walau telah menunjukkan SIM B2 Umum yang dimilikinya, hal itu nggak serta merta menjadikan para kru
    yakin dengan kemampuan dia perihal mengemudikan bus. Si Mbak Pramugari pun merasa perlu bertanya pada boss-nya di

    Jakarta, apakah si Komodo Bloody Handsome itu akan diizinkan untuk menjadi driver temporer sampai Pemalang?

    :aghh:
    :hoho:
    Ah, salah kamu juga sih, Nyong. Mestinya tuh, supaya mereka percaya bahkan haqqul yaqin bahwa kamu itu bisa
    nyetir bus segede itu, kamu harus berpenampilan sebagaimana layaknya sopir truk. Mungkin, jika kamu mengalungkan anduk
    kecil di lehermu, lalu wajahmu di-stel agak-agak kucel 'gitu, barulah mereka nggak akan lagi menyangsikan skill-mu.




    Tapi kemudian, Pak Kepala Rombongan itulah yang pada akhirnya berbicara dengan pihak bus yang mereka carter.
    Uniknya, beliau bersedia menjamin bahwa si Komodo Bloody Handsome itu akan sanggup mengemudikan bus tersebut hingga
    tiba di Pemalang, sebelum di-handle oleh driver yang resmi. Beliau yakin, "Insya Allah semua akan baik-baik saja".


    Sebetulnya, Mbak Yuyun sendiri pun termasuk pihak yang meragukan kemampuan si Komodo Bloody Handsome

    perihal mengemudikan bus segede itu. Nggak lucu banget 'kan, andaikan kegiatan plesiran malah berujung pada kecelakaan?

    Ya udah, supaya situasi nggak semangkin berlarut-larut, si Komodo Bloody Handsome itu pun akhirnya, diizinkan

    menyetir bus tersebut, hanya sampai kota Pemalang aja. Yang menjadi navigator adalah si kenek dan si Mbak Pramugari itu.

    Ternyata, (Alhamdulillah) dia memang bisa mengemudikan bus itu secara layak. Nggak kasar, nggak ugal-ugalan,
    nggak gujlak-gajluk, dan nggak pula ndut-ndutan. Pokoknya, sama sekali nggak seperti yang dikhawatirkan semua orang deh.


    :onegai:
    Si Mbak Pramugari Bus yang tadinya pasang muka cemberut (berdasarkan cerita Mbak Yuyun), perlahan-lahan

    mulai menyadari bahwa si Abang Driver Temporer itu, ternyata sanggup menjalankan bus secara smooth. Bahkan, setiap kali
    si Abang sok-sokan unjuk aksi bermanuver menyalip kendaraan di depan pun, dilakukan secara aluuusss banget.




    :ehem:
    Pemirsa, betapa pun cerita Mbak Yuyun itu mampu menghanyutkanku, tapi tiba-tiba, aku seolah diingatkan bahwa
    aku tetaplah wajib untuk memverifikasi kebenaran cerita tersebut. Pada zaman sekarang ini, banyak sekali "fabrikasi cerita",

    alias cerita hasil mengarang bebas. Bukan berarti aku su'udzon menganggap Mbak Yuyun berpotensi ngibulin aku.

    :piso:
    Hanya saja, bagaimana aku bisa sepenuhnya memercayai rangkaian cerita sehebat itu jika sama sekali nggak ada
    bukti-bukti penguat yang bisa memastikan kebenaran cerita tersebut? Aku belum pernah dipamerkan SIM B2 Umum yang

    konon dipunyai oleh si Komodo Bloody Handsome itu. Aku tidak pula berada di bus yang konon dikemudikannya.

    Menjawab keraguanku, Mbak Yuyun berkenan membagi sejumlah rekaman video yang dibuatnya ketika plesiran

    ke Ja-Teng tersebut, termasuk momen-momen krusial saat bus mulai dikemudikan oleh si Komodo Bloody Handsome itu.
    Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, syukurlah, Mbak Yuyun nggak ngibulin aku. Semua yang dia ceritakan, benar adanya.

    :ngambek:
    Sayangnya, ada sebuah video yang seharusnya tak usah Mbak Yuyun bagikan kepadaku. Yaitu video "guyonan"

    ketika si Mbak Pramugari Bus tersebut mesam-mesem (kemudian tertawa-tawa), menunjuk kepada si Bloody Handsome
    yang tepat berada di sampingnya sambil ngomong, "Perkenalken.. kula simahe pun Mas Stevie... yaa Mas, ya?"

    :yareyare:
    Berhubung aku nggak ngerti bahasa Jawa, maka aku pun bertanya pada Mila (teman kantorku), apa sih, makna

    kalimat itu? Mila menjawab, "Kamu jangan esmosi ya, Non? Arti kalimat tersebut adalah.... (nggak akan aku tulis di sini!)"



    :hihi:
    Mbak Yuyun bilang sih, video tersebut sebagai bukti perubahan sikap yang terjadi pada si Mbak Pramugari Bus itu.
    Pada awalnya, dia sempat kelihatan jutek banget ketika si Komodo Bloody Handsome diizinkan menjadi driver temporer.

    Belakangan, sikap si Mbak Pramugari berubah. Tadinya cemberut, eh akhirnya, malah seolah-olah pingin ngemut.

    :keringat:
    Ingin kuberkata kasar menyikapi hal itu, tapi apa daya, lidahku terasa kelu. Memang aku punya hak untuk marah?
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jun 27, 2019
  17. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Si X mengetahui "situasi nggak menentu" yang sedang aku alami hingga saat ini. Tanpa aku minta,
    dia lalu menyarankan kepadaku agar aku iseng-iseng mencoba "menggunakan cara nonkonvensional", supaya
    si Bloody Handsome yang kudambakan pagi, siang, dan malam itu, kembali jatuh dalam dekapanku.

    :garing:
    Sejujurnya aja ya, aku sangat tersinggung dengan saran yang dia berikan itu, nggak peduli apakah

    dia sekadar bercanda, ataukah memang sedang bersungguh-sungguh menyarankan seperti itu. Aku memang
    belumlah pantas digolongkan sebagai Muslimah ideal seperti "Ibu Ustadzah" Nisa, ataupun si Mila.


    Meskipun kini (Insya Allah), aku sudah tak lagi separah masa jahiliyyah-ku dahulu kala, tetapi aku

    merasakan masih ada sisa-sisa kebandelan yang bersemayam dan menggelegak di dalam diriku. Mungkin aja,
    si X sampai berani memberi saran itu, karena dia menganggap aku sebagai perempuan yang liberal.


    Penilaian dia itu, tentunya semata-mata berdasarkan penampilan lahiriahku, yang memang hingga

    saat ini, belumlah mencerminkan penampilan seorang Muslimah yang baik. Aku masih suka berpakaian ketat,
    yang mencetak bentuk dada dan bokongku. Kadang pula, 'pake rok yang memperlihatkan betisku.

    Namun, walau demikian, secara naluriah, aku tetap ingin bertransformasi menjadi Muslimah ideal.

    Jalan itu sebetulnya sudah terbuka, ketika si Bloody Handsome masuk ke dalam kehidupanku dulu. Dia itulah
    yang berjasa besar menjauhkanku dari dunia ajeb-ajeb dan membuatku kembali lagi kepada-Nya.



    Mungkin (cuma mungkin lho, ya!), jika aku nekat memakai "jampi-jampi pengasihan" atau apa pun
    jenis guna-guna/praktik ilmu hitam lainnya, maka bisa aja membuat si Handsome itu tersihir dan pada akhirnya,
    dia pun merangkak, lalu memohon-mohon untuk menjadi suamiku. Apa yang aku impikan terwujud.

    :boong:
    Kemudian, aku berusaha mencari-cari pembenaran dengan mengatakan, "Semua 'kan terjadi atas

    kehendak Allah. Andaikan yang saya lakukan ini salah, tentu sejak awal, Allah pasti menghalangi perbuatan saya.
    Tetapi kenyataannya
    , Dia 'mengizinkan' perbuatan saya terjadi. Berarti, saya nggak salah, dong?"

    :keringat:
    (Na'udzubillahi min dzalik... Semoga Allah selalu melindungiku dari ragam perbuatan hina seperti itu... Aamiin...)




    Contoh pembenaran yang dicari-cari seperti yang aku coba uraikan di atas itu adalah contoh nyata

    dari "kesesatan berpikir". Mencari pembenaran dengan cara membengkok-bengkokkan logika. Untuk mendukung
    perbuatan jahatku, eh... aku berusaha berlindung di balik kalimat "semua ini terjadi atas izin Allah".


    :facepalm:
    Padahal, kalimat "semua ini terjadi atas izin Allah", tidak boleh kita tafsirkan secara seenaknya aja.


    Dia memang Maha Berkehendak, sehingga semua hal yang terjadi pastilah atas kehendak-Nya, tapi
    tidaklah berarti bahwa semua yang terjadi itu adalah Dia sukai dan Dia perkenankan. Ada pula yang Dia murkai.


    "Diizinkan-Nya terjadi", memiliki pengertian bahwa sebagai Allah Sang Mahakuasa, Dia mempunyai

    wewenang mutlak, untuk membiarkan hal apa pun terjadi, atau tidak terjadi. Namun, ketika Dia "membiarkan"
    suatu kezaliman terjadi, maka tidak berarti Dia berkenan atas kezaliman itu. Yang ada, justru murka.

    Ah, tau dari mana bahwa Dia udah pasti murka? Ya, karena Dia telah menetapkan batasan di dalam
    kehidupan kita ini, hal-hal apa sajakah yang boleh dilakukan manusia serta hal-hal apa sajakah yang nggak boleh
    dilakukan manusia. Kita juga diberikan-Nya nurani untuk bisa mengetahui yang baik dan yang buruk.


    :yareyare:
    Memangnya, kita bisa berbuat sesuka hati, dan kemudian, setelah kita mati nanti, kita cuma "tertidur

    untuk selamanya", tanpa pernah ada keharusan mempertanggungjawabkan segala hal yang telah kita lakukan?
    Banyak manusia yang punya pikiran seperti itu, tetapi pada kenyataannya nanti, tak akan seperti itu.


    Semua yang kita perbuat selama kita hidup di dunia ini, pasti akan ada hitung-hitungannya. Kezaliman

    akan berbuah hukuman, kebaikan akan berbuah kebaikan. Akan kita dapatkan saat kita masih hidup, ataupun
    baru kita dapatkan setelah mati. You eventually have to face up to the consequences of your actions.



    :muntah:
    Seandainya, aku sampai mau menuruti saran laknat si X itu, agar memakai "jampi-jampi pengasihan"

    (atau bahkan lebih dari itu), mungkin "penantianku yang seolah tak jelas ujungnya ini", akan segera usai. Tapi,
    itu berarti aku melakukan kezaliman, tipu daya, dan juga kemusyrikan demi mewujudkan keinginanku.


    Boleh jadi, Sang Mahakuasa akan "membiarkan" kezalimanku itu terjadi. Namun, mana mungkin aku

    akan sanggup menghindar dari Kemurkaan-Nya kelak? Dia "membiarkan", tetapi tidaklah berarti Dia meridhai.

    "Hoe durft gij u verschijnen voor God de Heilige met bedrog in uw hart en met bloed besmeurde handen??!"


    :hihi:
    "Golf-Uniform-Oscar-Bravo-Lima-Oscar-Kilo---Bravo-Alfa-November-Golf-Echo-Tango-Sierra" namanya,

    andaikan aku sampai mau mengorbankan keselamatanku di akhirat kelak cuma demi kenikmatan fana di dunia.

    :malu1:
    Padahal, tanpa perlu jampi-jampi, dia (juga para ex BF-ku dan pria-pria lainnya) bisa tergila-gila padaku.
    Belagu? Sok kecakepan? Lah, memang 'gitu kenyataannya. Konflik yang sampai kini terjadi antara aku dan dia,
    lebih disebabkan karena kebodohanku aja. He's like a precious diamond... but I treated him like glass.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jun 28, 2019
  18. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Dulu, pernah ada pertanyaan dariku pada si Bloody Handsome-ku tersay... (heeeiiiyyahh),
    "Jika Allah murka pada kezaliman, mengapa Dia mengizinkan kezaliman terjadi di dunia?? Bukankah,
    mestinya Dia sangat sanggup mencegah agar tidak ada kezaliman apa pun yang terjadi?"

    Si Kakak Ketemu Gede-ku itu menjawab, "Pertanyaan kamu 'tuh mesti diubah. Harusnya,

    'mengapa Dia terkadang mengizinkan kezaliman terjadi?', Atau, 'mengapa Dia mengizinkan sebagian
    kezaliman terjadi?' Karena sangat banyak niat berbuat zalim atau niat jahat dari manusia-
    manusia di dunia ini yang sama sekali tak pernah Dia izinkan terealisasi. Mungkin tanpa setahu kita."


    "Dari perspektif spiritual, jawaban pertanyaanmu itu adalah: 'Wallahu a'lam bish-shawab'.
    Only God knows why.
    .Deus solus scit quare sit..Sebagai manusia biasa, kita hanya mampu mencoba
    memahami hikmah tersembunyi atau blessing in disguise di balik tiap-tiap kehendak-Nya."


    :hihi:
    Pada waktu itu, terus terang deh, aku sempat mengira bahwa dia akan menceramahiku,

    sebagaimana layaknya seorang guru pada muridnya. Tapi, dia udah kapok melakukan pembelajaran
    a la guru dan murid. Soalnya, dulu aku sering ngerjain dia setiap kali dia memakai pola itu.

    :XD:
    Ketika itu, dia mulai intens "mengajariku hal-hal baru" (yang edukatif, pastinya!), termasuk

    "memberikan pembekalan materi rohani". Eh, aku malah iseng becanda'in dia secara semena-mena,
    dengan cara melakukan a reenactment of an iconic movie scene. Scene Kak Rhoma & Ani.

    :onegai:

    "Pak Guru, yang ini apa namanya?" - "Pak Guru, kini aku sudah tahu. Sekarang, beri pelajaran baru."


    :oii::malu1:
    Awalnya, dia kezel bangetz dengan sikapku itu. Ya iyalah. Tapi kemudian, dia mampu meng-counter

    keisenganku itu dengan "teknik maut yang mematikan". Aku dibuatnya terdiam dan tersipu.



    :ehem:
    Baiklah. Mungkin akan lebih bijak jika aku nggak usah mengisahkan lebih lanjut detail dari cerita masa

    lalu tersebut. Terasa indah kukenang, tetapi belum tentu akan terasa indah bagi kalian, 'kan?

    Kembali lagi pada pertanyaanku di atas tadi. "Mengapa sih, terkadang, Dia Sang Mahakuasa

    mengizinkan atau membiarkan kezaliman terjadi? Hikmah tersembunyi apakah yang bisa kita pahami?"

    :elegan:
    Bukannya langsung menjawab, dia malah gantian bertanya kepadaku,""Kamu tau lagu 'Layla'?

    Pada zaman dahulu kala, lagu tersebut cukup sering wira-wiri di program 'Sekilas Musik RCTI', dan juga
    kemudian
    , saat ANTEVE mulai bekerja sama dengan MTV, lagu itu pun sering muncul di TV."

    :yareyare:

    "Lah, piye tho, Mas? 'Gimana aku bisa tau? Ketika kamu udah masuk TK, aku 'kan baru belajar jalan."



    :aghh:

    "Heiyyah, macam mana pula kau ini. CD-ku kau pinjam, kau taruh di dashboard mobilmu, tapi
    rupanya tak pernah kau mainkan." Ati-ati. CD yang dia maksud adalah CD audio bukan "celana dalam".

    (Sewaktu kami masih bersama, aku memang kerap kali "meminjam" CD-CD koleksinya. Setiap

    kali aku diajak bepergian dengan mobilnya, secara diam-diam, aku sering mengambil CD album yang
    ada di CD storage box miliknya. Karena saat itu, "aku adalah gadisnya", dia pun nggak marah.)

    :hoho:

    "Ohh, CD itu... Jadi, 'Layla' itu lagu dari Eric Clapton? Apa hubungannya dengan pertanyaanku?"



    "Versi asli lagu 'Layla', ada di album Layla and Other Assorted Love Songs dari Derek and the Dominos.
    Band itu adalah band lawas Eric Clapton.. Bagian akhir lagu itu dipakai di dalam film GoodFellas."


    :kuning:

    "Hueeeiiisssh, kamu malah muter-muter nggak keruan. To the point aja lah, maksudmu apa??"



    "Dalam film GoodFellas, tentu kamu masih ingat 'kan, ada bagian kisah perihal peristiwa Lufthansa heist.
    Perampokan bernilai jutaan dollar di JFK Airport yang dilakukan oleh Jimmy Conway & his gang."


    "Walaupun GoodFellas cuma sebuah film cerita, tetapi peristiwa Lufthansa heist memang pernah
    terjadi di kehidupan nyata. Di dalam film itu
    , mereka yang didalangi Jimmy Conway, 'sukses' membawa
    lari uang US$ 6 juta. Secara spiritual
    , bisa kita asumsikan bahwa Dia Yang Mahakuasa, ternyata
    'mengizinkan' kejahatan itu terjadi. Bahkan... bukan sekadar terjadi
    ... tetapi berhasil dengan gemilang."

    "Namun, meskipun demikian, cerita belum berhenti sampai di situ. Sang Dalang, Jimmy Conway,
    justru akhirnya mulai menghabisi satu per satu dari mereka yang terlibat di dalam perampokan tersebut.

    :hehe:

    Tragis banget, 'kan? Setelah si Dalang mulai merasa bahwa Para Wayang tidak lagi dia butuhkan
    (dan agar mereka tidak buka mulut)
    , si Dalang pun dengan ringannya memutuskan menghabisi mereka.

    Ada rangkaian scenes yang menggambarkan pada saat sejumlah anak buah Jimmy, ditemukan
    sudah dalam kondisi mengenaskan
    , tak bernyawa. Nah, kalau kamu ingat, rangkaian adegan itu 'dihiasi'
    bagian akhir dari lagu 'Layla' (versi asli dari Derek and the Dominos). Mestinya sih
    , kamu ingat."

    "Pada akhirnya
    , Jimmy Conway beserta para elite-nya itu pun mesti menerima konsekuensi dari
    segala perbuatannya. Kegemilangan Lufthansa heist... langsung menjadi nggak ada artinya sama sekali.
    Para Wayang dan sang Dalang
    , sama-sama tidak bisa 'menikmati' hasil perampokan tersebut."



    "Terkait dengan pertanyaanmu itu, kenapa sih, Dia Sang Mahakuasa, terkadang, 'mengizinkan'
    atau 'membiarkan' kezaliman terjadi? Hikmah tersembunyi apakah yang bisa kita pahami? Jawabannya
    ,
    mungkin bisa sama-sama kita pelajari dan cerna, berdasarkan kisah Lufthansa heist tersebut."

    "Lufthansa heist telah memberi pelajaran, kalau manusia bertolong-tolongan di dalam kejahatan,
    maka ujung-ujungnya
    , cepat atau lambat... akan berbuah malapetaka. Agaknya, Dia Sang Mahakuasa
    sengaja 'mengizinkan' kejahatan itu terjadi
    , supaya manusia bisa belajar dari peristiwa tersebut."



    :tampan:

    "Pelajaran yang cenderung akan selalu diingat manusia, biasanya adalah pelajaran dari kehidupan.
    Banyak manusia yang t'lah lupa dengan berbagai pelajaran yang mereka dapatkan dari pendidikan formal.

    Semasa di SMP dan SMA, kita semua pasti pernah mempelajari perihal bidang Kartesius, integral
    tak tentu, persamaan linear, deret aritmatika, etc.. Masih bisakah kau mengerjakan soal-soal terkait itu?"

    :mesyum:

    "Mana soal-soalnya, Pak Guru... cepat berikan padaku. Jangankan hanya soal-soal semacam itu,
    soal-soal matematika terapan pun sanggup aku selesaikan..Pak Guru nggak akan menyesal mencintaiku."
    #ContohSiswiYangBandelSepertiIniJanganDitiru #Achtung #SheIsLoadedWithRadioactiveMaterials




    :hot:

    "Mungkin kamu masih mengingat semua materi pelajaran itu, tetapi orang-orang lain, belum tentu.
    Ketika zaman SMP⁠ s/d SMA dulu
    , bisa jadi, mereka pun sebetulnya mampu menyerap pelajaran tersebut.
    Setelah lulus
    , pelajaran yang telah mereka dapatkan itu, pelan-pelan mulai menghilang dari ingatan.

    Lain halnya dengan pelajaran yang didapatkan dari kehidupan. Seumur hidup akan nempel di otak.
    Terkadang, Dia 'mengizinkan' kejahatan terjadi, agar manusia mendapat pelajaran yang tak terlupakan."

    :makasih-g:
    (Keterangan: Narasi dan diksi yang ketika itu dia pergunakan di dalam perbincangan kami tersebut,
    tak sama persis dengan yang aku deskripsikan di atas. Namun, tidaklah melenceng secara substansial.)
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Aug 15, 2023
  19. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :tampan:
    "Kowe nék ora éntuk aku, arep éntuk sopo?!"

    :oii::boong:

    "Heeehhh, sing nglamar aku 'ki wong sugih-sugih, wong pangkat-pangkat, tak kandhani.."

    :bloon:

    "Wuah... wuah... wuah... pangkat jam piro?"


    :hoho:
    Dari para pria yang pernah menjadi korbanku BF-ku... hanya si Bloody Handsome itulah

    yang punya selera absurd tapi sekaligus intelek, sophisticated, dan memesona.

    Dia bukan yang pertama bagiku. Sebelum dia, pernah ada 3 pria lainnya. Banyak banget?

    Ya enggaklah, karena dihitung dari rentang waktu SMP-SMA-masa perkuliahan.



    Semasa aku di SMP:

    Pacar pertamaku, tipe pretty boy. Penyuka film-film science fiction, penyuka lagu-lagu indie,
    dan dia tak pernah berani datang ke rumahku... karena Papa-ku galak banget.

    Aku "berpacaran" dengannya hanya selama berstatus sebagai murid SMP aja.
    Sangat normatif, bahkan lebih mengarah kepada "pertemanan yang dibumbui puppy love".



    Semasa aku di SMA:

    Nah, pacarku yang kedua ini anaknya horang kayah. Sayangnya, he's a snob. Khas banget
    tipe pria yang petantang-petenteng karena merasa dia anak orang berpunya.


    :suram:
    Lah, kok aku bisa mau sama dia?! Karena aku perempuan dan dia itu laki-laki.

    Keren pula. Secara naluriah, aku adalah perempuan yang mudah klepek-klepek jika melihat
    laki-laki yang berpenampilan bersih, maskulin, dan good-looking. Ya 'gitu deh.

    :glek:
    "Si oknum itu" selera musiknya sok elite banget. Dia sering memutar rekaman
    musik klasik di truk mobilnya, setiap kali mengajak aku halan-halan. Mozart, Tchaikovsky,

    yang bikin pusing. Tchaikovsky? Saya mah taunya "Cai Kopi" dari Lilis Surjani.

    Cai.. cai.. kopi.. kopi.. peupeuriheun dileueut moal.. calik.. calik.. sareng abdi..

    peupeuriheun.. pacaket moal.. (Belakangan, setelah si Bloody Handsome masuk ke dalam
    hidupku, dia bilang, irama lagu itu mirip cara mengaji di desa-desa di Ja-Bar.)



    Saat perkuliahan S-1:
    Pacar ketigaku itu anak basket, laki banget, tinggi-tegap-atletis, tapi dia nggak 'gitu ngerti

    soal film dan musik, selain "produk Jejepangan". Kadang alim, kadang badung.

    :yareyare:
    Tapi sayangnya, hingga detik ini, yang sangat membekas dalam ingatanku, justru adalah

    "kebadungannya itu". Syukur Alhamdulillah, Allah masih berkenan melindungiku.

    Meski demikian, mesti kuakui, baru dia itulah yang pernah punya nyali untuk "melamarku".

    Secara objektif juga aku akui, kondisi dia kini lebih mapan dibandingkan kondisi masa lalu.

    Bagaimanapun, bukanlah dia yang aku harapkan untuk menjadi teman hidupku.



    :onegai:

    Save the best for last:
    Pemirsa, setelah tadi saya menggampar, maksudnya, memaparkan ketiga oknum di atas,
    maka tibalah saatnya bagi saya untuk mengisahkan ihwal si Bloody Handsome.

    Ketika bersamanya, aku bukan hanya mendapatkan kekasih, melainkan juga kakak, guru,

    partner berdiskusi, instruktur, "consigliere", dan bahkan... "Musuh tapi Mesra".

    Mungkin bisa kukatakan (hyperbolically), "Ah, everything I'm looking for, I can find in him."




    Selera dia itu absurd. Petikan dialog berbahasa Jawa pada awal post-ku di atas,

    berasal dari sebuah rekaman lawas yang dulu pernah beredar pada tahun-tahun 1970-an.
    Rekaman itu beberapa kali menjadi teman dalam perjalanan saat pergi berdua.

    :keringat:
    Dia juga pernah bercerita panjang lebar perihal buku-buku Fyodor Dostoyevsky,
    seperti The Brothers Karamazov atau Crime and Punishment. Taukah siapa Dostoyevsky?


    Sastrawan Rusia tahun 1800-an! Tapi edannya, si Bloody Handsome itu mampu
    menceritakan hal-hal yang njelimet, dengan bahasa yang informal dan mudah kumengerti.


    Padahal, biasanya yang doyan baca buku sastra klasik macam itu 'kan, tipe-tipe
    pria yang cenderung berpenampilan kutu buku, berkacamata, introvert, anak rumahan, etc.

    :hihi:
    Ajaibnya, penampilan dia sama sekali nggak mirip dengan yang aku sebutkan itu.
    Dia nggak berkacamata, bukan anak rumahan, nggak terlihat sebagai pria yang suka baca.
    Perawakan dia lebih mirip Mas-Mas anggota Menwa di kampusku dulu. Syerem.


    Wawasan si Bloody Handsome tentang musik, film, "Pop Culture", pengetahuan

    sosial, pengetahuan eksakta, hingga soal-soal agama, sungguh mati membuatku jatuh hati.
    Berbincang dengan dia, bagai mengikuti perkuliahan yang nggak membosankan.


    :malu1:
    Dia memiliki aura positif yang meneduhkanku, membuatku merasa nyaman, dan

    nggak menegangkan. Mungkin, justru aku yang sering membuatnya tegang... (emosinya!)



    :cambuk3:
    Tetapi, dia tetap punya sisi minus yang biadab. Kalau sedang kumat belagunya,
    maka dia pun akan menunjukkan "level jual mahal" yang sangat-sangat-sangat keterlaluan.
    Aku telepon, nggak dijawab. Dikirimi email, cuek secuek-cueknya, nggak dibales.


     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jul 9, 2019
  20. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    :mesyum:
    "Haniy, kamu suka tipe permainan yang bagaimana? Yang brutal atau yang technical?
    Siapa tau, selera kita nggak jauh berbeda... sehingga, kita 'akan lebih optimal' di dalam menikmati permainan."


    :oii::malu1:

    "Honey Bunny, throw your dirty thoughts away! Clear your mind and remove negative energy from your life."

    :hoho:
    Huahaha... jabang bayik! My words were taken in a way I never could have imagined.




    Sebagai manusia biasa (yang tidak biasa-biasa aja), si makhluk Bloody Handsome itu

    tentu memiliki sejumlah "kelemahan" (atau bahkan mungkin, "aib") yang menjadikannya "tidak serba hebat".

    Pertanyaanku di atas tadi, sebenarnya adalah terkait dengan game. Tetapi (ketika itu),
    dia salah menginterpretasikannya. Pertanyaanku itu, "Yang brutal atau yang technical?" merujuk pada genre

    game console ataupun PC. Eh, dia malah nangkepnya, "Yang brutal atau yang nakal?"

    :keringat:
    Entah, apakah memang dia salah tafsir sungguhan atau disengaja, ah, tak tahulah aku.




    Semenjak pertama kali mengenalnya, aku udah merasa bahwa dia berbeda dengan rata-rata pria sebayanya.
    Dia kelihatannya sama sekali nggak punya ketertarikan pada game console ataupun PC.


    :yareyare:
    Bagiku, hal itu "mengherankan". Para ex BF-ku sebelum dia, umumnya punya kesukaan

    main game (meski seingatku, tiada satu pun dari oknum-oknum ex BF-ku yang termasuk gamer level kronis).

    Kalau lagi bosen bermain biliar di teras belakang rumah, sesekali, aku dan Kakakku pun

    bermain game console bersama. Tetapi, ya itu tadi, hanya sesekali aja. Seminggu sekali atau sebulan sekali.



    Mbak Rachel (Kakak Perempuannya) pernah mengatakan kepadaku, si Bloody Handsome
    sejak kecil memang cenderung nggak suka dengan permainan statis atau permainan yang mengharuskannya
    duduk berjam-jam di tempat. Dia (beserta kembarannya) lebih menyukai permainan aktif.

    Sepertinya, perkataan Mbak Rachel benar. Setiap kali aku menantang si Bloody Handsome
    bermain basket "one on one" denganku, dia pasti akan menyanggupi serta meladeni tantanganku tersebut.


    Meski aku harus mengenakan sports bra ("supaya tidak provokatif") dan juga base layer,

    agar bisa meminimalisasi terlihatnya auratku. Dia pun mengenakan base layer karena paha pria adalah aurat.

    :mandi:
    Tapi, sebetulnya, dia menyukai suatu jenis permainan statis, yaitu bermain kartu bridge.
    Ketika dia masih sering berkunjung ke rumahku, beberapa kali dia bermain bridge bersama Mama-Papa dan
    seorang kakakku. Aku sendiri merasa permainan itu nggak ada asik-asiknya sama sekali.

    :glek:
    Perihal main biliar, awalnya, dia sok-sokan ngaku "nggak bisa". Eh, ternyata jago banget.

    Tekniknya tingkat dewa. Cthak.. cthak.. cthak.. semua yang disodoknya pun menggelinding tepat sasaran.



    :hihi:
    Kalau dia harus beradu tanding game console dengan oknum-oknum ex BF-ku, mungkin,

    si Bloody Handsome itu akan keteteran. Jangankan dengan mereka, denganku aja, rasa-rasanya, dia pun
    tak berkutik. Nah, itulah salah satu "kelemahan" dia yang membuat dia "tak serba hebat".

    :ehem:
    Namun, dia mempunyai keahlian khusus, yang aku yakini, tidak dimiliki oleh oknum-oknum

    ex BF-ku tersebut. Si Bloody Handsome memiliki SIM B2 Umum, dan dia mahir mengemudikan bus gede
    seperti bus Scania. Kalau Mbak Yuyun nggak mengirimiku video itu, aku tak akan percaya.

    Bukan nyetir "maju-mundur-cantik" aja, tetapi nyetir bus dari Cikampek hingga Pemalang.


    :stress:
    Mungkin para oknum ex BF-ku akan menghibur diri, "Nggak apa-apa, nggak mampu nyetir

    bus Scania.. Saya 'kan pekerja kerah putih, ngapain, mesti repot melakukan pekerjaan kaum kerah biru?"

    :haha:
    Aku sih berpendapat, untuk urusan skill mengemudi, makin mahir menyetir beraneka mobil

    (termasuk microbus atau bus gede), maka akan semakin bermanfaat. Si Bloody Handsome pun saat ini,
    sama dengan mereka dan aku, white-collar worker. Tapi, keahlian dia lebih banyak dari kami.



    :terharu:
    Tanpa aku minta, tadi, Mbak Yuyun iseng mengirimiku video pendek yang isinya langsung

    memanaskan hati. Para pemerannya adalah si Handsome Bastard itu beserta Mbak Pramugari Bus yang
    pernah kuceritakan di post-ku beberapa waktu yang lalu. Dialognya singkat, tapi jleb banget.


    "Ay, Cinta..." Dia menyapa. Mbak Pramugari Bus merespons, "Gelem 'po, kowe karo aku?"


    :piso:

    Modyar kowe, Son! Ati-ati aja. Jangan sampai dia ikut bergabung di Paguyuban Kereta... Keretakan Hati.
    Guyonan sih guyonan. Yang mesti kamu takutkan, jika dia tidak menganggapnya guyonan.


     
    • Like Like x 1
    Last edited: Jul 12, 2019
  21. ___Renata___ M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 4, 2014
    Messages:
    878
    Trophy Points:
    152
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +606 / -2
    Pada waktu Bulan Suci Ramadhan yang lalu, aku sempat hang out (kebetulan lagi libur shalat dan puasa),
    bersama teman-teman sepergaulanku. Bukan teman-teman semasa kuliah dan bukan pula teman-teman kantorku.

    :hihi:
    Ketika itu, si Ajeng sempat bilang padaku, "si Binyo lagi Shalat Tarawih". Anehnya, aku tidak menghiraukan
    perkataannya tersebut, bahkan, aku menganggap si Ajeng cuma sedang membuat lelucon untuk meledek si Binyo.

    Di lingkar pergaulan kami, yang aku tau, si Binyo itu cenderung berada di kelompok "the so-called liberals".

    Kedua lengannya ber-tattoo, "menjalani hidup bebas, tanpa pantangan apa pun". Tetapi untungnya, dia tipe liberal
    yang woles, ramah, bisa berteman dengan siapa aja, bahkan juga dengan yang berseberangan sekalipun.



    :???:
    Terus terang aja, agak susah bagiku untuk memercayai bahwa seorang Binyo mau beribadah pada-Nya.

    Bukan berarti aku meremehkan kualitas religiositas yang ada padanya, hanya saja... nggak kebayang sama sekali
    jika si Binyo itu tiba-tiba dengan kesadarannya sendiri mau masuk masjid untuk menunaikan ibadah shalat.

    :malu1:
    Aku pun belum bisa dikategorikan sebagai perempuan yang memenuhi kriteria shalihah. Aku masih bandel.

    Jiwa mudaku masih sangat liar menggelora. Mirip lirik lagu jazz, "Biasanya, para remaja.. berpikirnya, sekali saja..
    tanpa menghiraukan akibatnya... syalalalalala..." Namun, aku masih memiliki keterikatan dengan agamaku.

    :makasih-g:
    Betapa pun kontroversialnya rekam jejak kehidupanku, Insya Allah, sejak dahulu, aku tetap berusaha keras
    agar jangan sampai melanggar batasan-batasan norma agama, norma keluarga, dan norma hidup bermasyarakat.
    Bandel ya bandel, tetapi Insya Allah, aku takkan merusak diriku dan takkan merusak nama baik keluargaku.



    :apa:
    Pemirsa, ternyata, yang dikatakan si Ajeng itu memang benar. Ada sebuah perubahan besar yang saat ini

    sedang dijalani Binyo. Perubahan drastis yang sangat-sangat-sangat mengejutkanku. Dia udah nggak tattoo-an lagi
    (dihapus permanen dengan laser!), penampilannya juga berubah menjadi terlihat bersih, gentle, dan manly.

    :terharu:
    Berdasarkan kesaksian si Ibnu (temanku yang lain), sekarang ini, si Binyo udah mulai berusaha tertib shalat.
    Dengan demikian, sewaktu si Ajeng bilang, "si Binyo lagi Shalat Tarawih", memang benar adanya, bukan bercanda.
    Jelas, ada rasa bersalah di dalam diriku, karena udah meremehkan ucapan Ajeng dan perubahan si Binyo.




    :yahoo:
    Hal itu menyadarkanku, bahwa pada titik tertentu, manusia selalu berpeluang untuk memperbaiki dirinya.


    Bahkan, tak terkecuali manusia-manusia yang mungkin sudah kita anggap "rusak". Selalu ada insting di dalam diri

    manusia untuk mendekat pada-Nya. Tak sekadar beribadah secara formalitas aja, tapi juga secara batin.

     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.