Psychology [Mother] Cara memberi saran kepada ibu hamil yang sensitif

Cara memberi saran kepada ibu hamil yang sensitif​ ​ Ibu hamil itu paling sensitif dinasehati. Tetapi bila ibu hamil itu keluarga, saudara atau kerabat dekat yang kita sayangi, mau tidak mau kita harus menasehatinya. Maka dari itu sebelum memberi nasihat, cobalah untuk berempati, bagaimana perasaannya bila mendengar nasihat kita. Ini tips yang bisa Kita praktikan untuk memberikan nasehat kepada ibu hamil:​ Cara pertama yang bisa dipakai yaitu Pakai prolog. Gunakan prolog agar tidak “tembak langsung” . Cara menasihati juga tidak kentara, karena sambil menceritakan pengalaman pribadi secara kasual, ringan, bersahabat. Contoh: “Bayi saya dapat ASI eksklusif 6 bulan, ia sehat dan jarang sakit. Nanti jangan lupa menyusui ya, Bu?” Cara kedua, Gunakan orang ketiga. Membuat Kita tidak bereksan sok tahu atau menggurui dengan mengutip saran orang ketiga yang kompeten yaitu dokter kandungan. Contoh: “Dokterku dulu merangku minum wine karena membahayakan kesehatan janin…” Gunakan taktik “menggali” lewat pertanyaan. Dengan bertanya, Kita memberi kesempatan ibu memaparkan masalahnya, sehingga nasihat Kita lebih berempati dan kena sasaran. Contoh: “Kamu tidak menyusui, boleh tahu masalahnya? …Kali akau boleh ususl, lebih baik bayimu disusui saja karena masalahmu bisa diatasi dengan…” Teknik memberi saran/usul. Minta izin sebelum memberi saran yang berbeda lebih simpatik daripada langsung mendebat obrolan para ibu. Contoh:”Aku boleh kasih saran gak?.. Menurutku ASI tetap yang terbaik. Ibu-ibu di Amerika bahkan sedang menggerakan Calling for Action, kembali ke ASI.” Memakai referensi terpercaya. Isi nasihat Kita jadi lebih kuat sebab ada sumber referensinya. Contoh: “Saya baca di Ayahbunda, tidak semua kasus sungsang memerluka Caesar.” Sampaikan tidak langsung dengan menyamarkan maksud nasehat sehingga Ibu tidak merasa sedang dinasihati, tapi kata-kata Kita bisa membangkitkan kepeduliannya. Contoh: “Sushi memang enak, namun mudah-mudahan tidak mengandung bakteri salmonella ya!” Sampaikan to the point. Apabila masalahnya benar2 penting dan harus disampaikan langsung apapun risikonya. Contoh: “Kamu nekat ya! Kalau naik motor dan tiba-tiba jatuh atau tabrakan, fatal akibatnya. Please, jangan naik motor lagi.” Melibatkan diri. Ibu tidak merasa sedang dinasihati, tapi keprihatinan Kita bisa membangkitkan kepeduliannya. Contoh: “Aduh kasihan keponakanku, terkena efek obat. Bagaimana nih?” Nasihat lewat bacaan. Lebih sesuai keadaan dan dengan membaca artikelnya semoga hati ibu terbuka. Contoh: Pinjamkan majalah Ayahbunda yang memuat artikel tentang masalahnya, lalu katakana, “Ada artikel yang menarik di halaman 30.” Sampaikan sambil bercanda. Ibu tidak merasa sedang dinasihati, tapi isi gurauan Kita bisa membangkitkan kepeduliannya. Contoh: “Mama,mama..tolong! Aku kecekik asap rokokmu! Kalau stres jangan merokok dong, Ma!” Memberi solusi. Meski tidak menasihati langsung, tindakan Kita menunjukkan kepedulian tinggi terhadap masalah menyusui. Hal itu bisa mengisyaratkan sebuah nasihat juga bagi ibu yang bersangkutan agar tidak gegabah mengambil keputusan. Contoh: “Bu, bagaimana jika diskusi dulu dengan temanku. Dia konsultan laktasi. Ini no teleponnya..” Trik “Kambing Hitam.” Ibu tidak merasa sedang dinasihati, tapi pesan gurauan Kita bisa membangkitkan kepeduliannya. Contoh: “Mas, kopi untuk ibu ini tanpa kafein, ya! Ibuhamil tidak boleh minum kopi banyak-banyak, lho.” Atau “bakso buat ibu ini sambalnya sedikit saja. Dia sedang hamil kalu makan sambel terus diare, warung bakso Bapak nanti saya tuntut, lho!” ​ Cara memberikan saran atau nasehat diatas dapat kita gunakan, tetapi tetap melihat situasi dan sifat dasar bumil nya ya.. Agar nasehat atau saran kita dapat diterima dengan baik. Selamat mencoba..​ Spoiler: sumber sumber

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS