1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Millennials: Generasi yang Malas dan Narsis?

Discussion in 'Tengah Komunitas' started by am4terazu, Apr 23, 2016.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. am4terazu M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 25, 2009
    Messages:
    2,631
    Trophy Points:
    162
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +2,654 / -0
    [​IMG]

    ‘Anak muda zaman sekarang sifatnya malas, kerjanya online teruuusss’.

    Mungkin ungkapan-ungkapan seperti itu bukan hanya satu-dua kali kita dengar dari generasi-generasi yang lebih tua. Apakah benar demikian?

    Faktanya lebih dari 63% pekerja dari generasi millennial memiliki latar belakang pendidikan sarjana (S-1). Rata-rata mereka berusia antara 18-29 tahun, setengahnya bekerja paruh waktu (sambil kuliah). Sebagian dari mereka memiliki target untuk bekerja hanya sekitar 5 tahun ke depan untuk mengumpulkan modal yang cukup untuk memulai usaha sendiri. Sementara itu, anak-anak muda yang berstatus freelancer cenderung lebih memilih untuk membangun ‘start-up’ mereka sendiri dari pada mengikuti dan menyelesaikan jalur pendidikan formal hingga jenjang profesi (S-2).

    Baca juga > Tiga Kunci Keberhasilan di Dunia Kerja untuk Kamu, Para Millennials

    Lalu kenapa mayoritas generasi X memiliki pandangan yang buruk tentang millennials? Mungkin karena memang millennials memiliki konsep kerja dan pola pikir yang berbeda. Generasi X mungkin terbiasa dengan budaya perusahaan yang kaku dan formal, mengenakan setelan blazer, dasi dan cara komunikasi yang baku. Sementara millennials berpikir ‘apa salahnya ngantor pake jeans dan kaos?’; ‘bukankah meeting bisa dilaksanakan lewat Skype?’; ‘aku ingin waktu kerja yang flexible!’


    [​IMG]

    Sebenarnya generasi millennial bukan malas, kita memang senang memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin. Kalau bisa menggunakan sistem ‘sharing’ yang terintegrasi antar departemen kenapa harus saling kirim dokumen yang di-print secara manual dan di-copy untuk pegangan setiap departemen? Teknologi membuat kita lebih efisien dan hemat kertas. Menggunakan sinkronisasi dengan rekan-rekan kerja satu departemen akan mempermudah membuat jadwal di kalender bersama, tidak ada lagi jadwal yang bentrok ataupun salah info. Media sosial juga bisa diberdayakan untuk saling berbagi informasi seputar pekerjaan secara realtime dan fun. Intinya teknologi hadir untuk memudahkan dan memberi efisiensi waktu.

    [​IMG]

    Mengenai ‘Narsis’, memang kita paham mengapa Gen X’ers risih melihat tingkah laku anak muda di dunia kerja. Pada masa mereka, evaluasi merupakan suatu momok menakutkan, evaluasi juga biasa hanya dilakukan satu-dua kali sepanjang tahun. Namun berbeda dengan millennials, generasi muda ini ingin dievaluasi setiap saat hasil kerjanya, diapresiasi dan disebarluaskan kepada seisi perusahaan bila perlu ke seluruh dunia. Haha, memang sedikit berlebihan, tetapi itulah ciri khas generasi millennial, mereka cenderung bekerja bukan karena dorongan gaji (uang) semata, tapi juga menginginkan pengakuan dan apresiasi atas kerja kerasnya. Semakin diapresiasi, maka akan semakin berprestasi. Sebaliknya, bila seorang millenials tidak mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan potensinya atau tidak menerima apresiasi atas kinerjanya, maka besar kecenderungannya untuk dia melompat ke perusahaan lain (job-hopping).

    Baca juga > Job Hopping pada Millenials: Negatif atau Positif?

    [​IMG]

    Demikianlah kita membuktikan bahwa stigma yang menyatakan generasi Y adalah generasi yang malas dan narsis itu tidak sepenuhnya benar, terutama di kalangan millennials yang aktif bekerja.



    Data di atas diambil dari anak-anak muda yang aktif bekerja. Dihimpun dari berbagai sumber: Payscale et al. 2012 | NcoC et al. 2013 | Kauffman Foundation via CNN Money 2012 | oDesk 2013

    Sumber
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. saputradono Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 19, 2016
    Messages:
    12
    Trophy Points:
    1
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +2 / -0
    Daripada sibuk narsis mending kita Nobar pertandingan bola Gan antara Manchester United vs Leicester City Minggu ini
    di jamin seru!!! [​IMG]
     
  4. chelseafc91 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 15, 2015
    Messages:
    105
    Trophy Points:
    31
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +10 / -3
    kalo idws an mah gak mau berenti ah...
    hehehehe
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.