1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Midnight Carnival

Discussion in 'Fiction' started by shani, Aug 19, 2016.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. shani Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 13, 2011
    Messages:
    19
    Trophy Points:
    2
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +0 / -0
    Midnight Carnival


    Sebenarnya mengunggah rasa penasaran juga sih kenapa dari sejak aku naiki tadi di dalam bus ini tercium aroma melati yang sangat semerbak, mau bertanya juga buat apa karena kuperhatikan semua penumpang sudah terlelap di kursinya masing-masing. Diriku menaiki bus malam ini seorang diri karena tadi kedua orang tuaku sudah berangkat duluan naik mobil bersama kakakku, sore tadi selepas ashar bapak menerima kabar kalau paman Wisnu (adiknya bapak) meninggal setelah setahun bergelut dengan kanker hati, waktu itu diriku masih berada di kantor dan baru bisa pulang selepas maghrib, maklum di akhir bulan begini tugasku sebagai kepala bagian keuangan sangat banyak.

    Kuberitahu bapak kalau aku baru bisa pulang selepas maghrib jadi sebaiknya mereka tak perlu menungguku dan biar berangkat bareng mobilnya kakakku saja, biar nanti aku menyusul naik bus ke Madiun. Akhirnya ya aku berangkat sekitar jam 19.05 petang, lalu aku berangkat ke terminal bus luar kota dengan naik ojek, herannya begitu turun dari ojek di terminal mataku langsung tertuju pada sebuah bus berwarna hitam dengan hiasan tulisan warna kuning, entah tulisan macam apa itu kok sangat asing sekali bagiku, lalu dari dalam bus itu terdengar suara kernet berteriak "Krajan, Krajan Madiun, ayo naik langsung berangkat", hmmm apakah itu sebuah kebetulan si kernet meneriakkan nama desa tempat kakek dan pamanku tinggal?

    Kejadian deh minatku benar-benar tertanam pada bus hitam ini, lalu kulangkahkan kakiku menuju bus itu dan menaikinya, begitu naik tidak kudapati kernet yang berteriak-teriak tadi, cuma ada sopir yang memakai blangkon jawa sambil merokok dengan cuek di kursi kemudi, penumpangnya pun juga cuek tak bersuara, mereka pada menatap keluar jendela. Akhirnya ku menemukan kursi yang masih kosong, duduk lalu bersantai selama perjalanan, pikirku, kuperhatikan lagi penumpang-penumpang yang lain pada duduk berpasangan, hanya diriku yang duduk sendiri di kursi ini. Sejenak lalu bus mulai melaju, semenjak naik tadi aroma wangi bunga melati ini mulai membuat kepalaku sedikit pusing dan aku pun mulai mengantuk, mataku seakan tak kuat lagi dan aku terlelap.

    "Krajan, Krajan, mas bangun mas, sudah nyampe desa Krajan" sebuah suara membangunkan diriku dari rasa lelap, dengan mata agak sepet aku beranjak turun dari bus itu, sesudah turun diriku baru sadar aku tadi belum membayar ongkos naik bus, kenapa juga kernetnya tidak meraik ongkos kepadaku ya? pikirku. Lalu di pinggir jalan itu aku tersadar kalau bus tadi sedikit jauh menurunkan aku dari jalan masuk menuju desa Krajan, tanpa berpikir lagi diriku mulai berjalan. Sepanjang berjalan aku berpikir, perasaan tadi aku tidur belum ada 10 menit, bahkang rasa kantuknya masih belum hilang, kuambil Hp dari saku untuk melihat jam namun HP-ku tidak menyala, padahal sebelum berangkat tadi sudah kuisi penuh, apa rusak ini HP, duh kulanjutkan saja berjalan daripada nanti kemalaman tiba di rumah almarhum pamanku.

    Sekitar 20 menit berjalan aku mulai mengalami rasa tidak enak, di jalan desa yang gelap yang hanya diterangi sinar bulan mulai kurasakan hembusan angin dingin yang membuat bulu kuduk berdiri, merinding kurasakan hawa tidak enak ini, GRUSAAK!! sebuah suara yang berasal dari belakang mengagetkanku, kutengok dan kumelihat sebuah pocong keluar dari semak-semak lalu meloncat kearahku, tanpa pikir panjang aku berlari menjauhi kejarannya.

    Kuterus berlari hingga perlahan mulai kudengar suara keramaian, suara itu semakin lama semakin terdengar, kuikuti asal dari suara itu dan tak lama aku mulai melihat kelap-kelip cahaya lampu warna-warni dan suara musik hiburan, itu adalah sebuah pasar malam. Tanpa ragu aku melangkah menuju keramaian itu, yang utama adalah untuk mencari makan, dan bertanya mungkin ada ojek yang bisa mengantarku ke rumah paman. Kulihat bocah-bocah berlarian, orang yang datang berpasangan dan beberapa badut, lalu perhatianku tertuju pada sebuah stand yang menjual makanan, kudatangi dan kubeli beberapa makanan untuk mengisi perutku.

    Selagi makan di samping sebuah wahana, seorang gadis menyeggolku hingga makananku terjatuh, "maaf mas, biar aku ganti jajanmu" suara merdu keluar dari bibir gadis yang manis itu, diriku seperti terhipnotis oleh kecantikannya yang alami, kulit putih dan matanya yang malu-malu manja menatapku. "Eh gausah, aku sudah kenyang kok, tadi aku sudah makan beberapa jadi biarin saja yang jatuh tadi, emm boleh kutahu namamu?" tanyaku setengah merayunya, "namaku Mayang mas, kalau nama mas sendiri siapa?" jawabnya sembari bertanya balik, "aku Irwan, eh aku bukan asli dari sini sih, tapi bapakku dan keluarganya berasal dari Krajan sini kok, eh anu boleh kupanggil dirimu dengan namamu?" tanyaku lagi, "boleh kok mas Irwan" balasnya.

    Entah apa yang ada di pikiranku malam itu, bukannya mencari ojek diriku malah asik menemani Mayang berkeliling di pasar malam ini. Tangan Mayang dari tadi seakan tak mau lepas dari genggamanku, sentuhan tangannya dingin sekali sedingin udara malam itu, "tanganmu dingin sekali Mayang, kamu kerja di pabrik es batu yah" gurauku sambil merayunya, "ini dingin karena kena angin malam mas, orang kota gombal banget sih" jawab Mayang disertai tawa kecilnya. Mayang mengajakku menaiki satu-persatu wahana di pasar malam itu hingga tiba pada saatnya di sebuah wahana yang menjadi primadona di tiap pasar malam, Rumah Hantu, mau menolak tapi tengsin rasanya, akhirnya kuberanikan diri ini menemani Mayang memasuki rumah hantu tersebut.

    Rumah hantu ini seakan nyata, di dalamnya udara menjadi lebih dingin daripada di luar, suara anjing malam melolong tanpa henti mengusik telinga orang yang menikmati suasana seram. Mayang berjalan sambil memeluk manja tanganku, selagi melewati sebuah jembatan kecil kami dikejutkan dengan raksasa berbulu hitam yang tiba-tiba muncul di belakang kami, dia seperti mengejar dan kami pun ikutan berlari, raksasa tadi telihat sangat nyata sekali, lalu kami melanjutkan berjalan menuju set ayng menyerupai pemakaman, bau tanah basah dan aroma kembang memenuhi udara, dan di beberapa makam keluar pocong yang lalu berloncatan menuju arah kami, sekali algi pocong-pocong itu terlihat sangat nyata di mataku, apa ini akrena aku mulai ketakutan ya.

    Di ruangan lain kami ditakut-takuti oleh kuntilanak, wewe gombel, sundel bolong. ""Sebentar lagi bagian utama dan terakhir dari rumah hantu ini mas Irwan" kata Mayang, sepertinya dia sudah pernah masuk kemari, lalu kami melangkah menuju tempat yang dimaksud. Sebuah ruang yang seperti kamar penuh benda-benda kuno, tiba-tiba Mayang menarik diriku ke ranjang kuno yang ada di kamar itu, "apa-apaan ini, apakah Mayang sedang berusaha mengajakku untuk berbuat maksiat?" tanyaku dalam hati, Mayang pun mulai meraba-raba tubuhku sampai ke bagian yang sensitif, "mas Irwan, di kamar kita bisa berbuat sesuka kita, mas jangan malu, mas boleh berbuat semau mas padaku" ucap Mayang selagi terus merabaku, dengan halus kutampik tangan Mayang, bau anyir darah mulai menusuk memenuhi ruangan, karena curiga aku menoleh ke belakang ke arah Mayang yang dari tadi meraba-raba tubuhku, terkejutnya aku melihat sosok Mayang berubah menjadi sangat menyeramkan, matanya menghitam semua dan taring menghiasi mulutnya yang menyeringai, kulitnya berubah menjadi busuk. Lalu dengan cepat kujauhi "Mayang" ini, dengan tergesa aku menuju pintu untuk keluar dari tempat ini, "mau kemana mas Irwan, kamu jangan takut kepadaku HIHIHIHIHIHIHI" suara Mayang bergaung menggema diikuti dengan tawa kuntilanak.

    Aku berlari hingga kutemukan pintu keluar, begitu berhasil keluar mataku kaget melihat sekelilingku, sebuah pemakaman dan di belakangku adalah sebuah bangunan rumah tua yang terbengkalai, spontan kakiku melanjutkan larinya karena suara kuntilanak seakan ada dimana-mana. Tiba-tiba aku terjatuh karena tidak melihat ada parit kecil di depanku, suara kuntilanak terdengar semakin dekat, aku berusaha untuk berdiri kembali tapi kakiku serasa tak ada tenaganya, di depanku mendadak muncul sosok Mayang yang cantik mendekatiku, "pergi kau setan, jauhi aku, pergiiiiiiiii" teriakku hingga aku tak sadarkan diri.........

    Aku membuka mata dan kudapati diriku terbaring di salah satu kamar di rumah pamanku, ada bapakku duduk di sampingku, sambil mengusap dahiku bapak berkata "Wan, lain kali kalau akan bepergian sendiri itu kamu mbok ya berdoa yang khusyuk biar nggak ketiban sial, untung loh tadi pagi Wak Koes menemukan kamu pingsan di parit sawah sebelah kuburan", aku belum mampu berucap apa pun karena masih shock. Lalu bapak berdiri meninggalkan diriku di kamar karena dipanggil oleh kakek, pintu kamar ditutup, di kamar ini sendirian aku melamun mencoba melupakan yang kualami semalam, mendadak pintu kamar diketuk dan terdengar suara yang sudah familiar, "mas Irwan ini ada teh dan bubur untuk sarapan, aku masuk ya mas" pitnu dibuka dan masuklah seorang gadis yang sudah kutebak dari suaranya tadi.....gadis itu Mayang............


    -TAMAT-


    sumber: http://tak-begitu-indah.blogspot.co.id/
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.