Other Mengungkap Misteri PETRUS (Penembak Misterius)

tapi mereka para petrus itu tidak berani membunuhku

 

Petrus itu, HITMAN versi indonesia ya
nembak, trus ilang

 

Kalo hukum tegas n ga mihak sebelah ga perlu ada petrus gan... cmiiw

 

siapa sih yang bikin ni petrus?
keluarga cendana?

 

Gak masalah dengan petrus , setuju setuju aja . Kalau ada yang takut petrus digunakan untuk kepentingan politik . Yaaa , emangnya ada yg gak dilakuin karna kepentingan politik ?

 

perlu di "hidupkan" lagi ini petrus, buat ngebasmi begal2 kampungan

 

Petrus itu terjadi di negara diktator, memang aman cuma sistem pengadilan jadi ga berguna. Sangat penting sistem pengadilan itu di nikmati oleh semua orang.

Sent from my SM-G920F using Tapatalk

 

gokil nih, dulu kata bokap gue emang preman preman di indonesia ga di biarin berkembang biak, tau tau ilang aje besok nya
kejadian di kantor temen bokap suka ada yg malak duit reman "jatah keamanan" ga lama selah 3 bulan orang nya ilang

 

petrus ini isti;ah pas jaman 98 bukan sih gan?

 

kalo komnas ham atau yg lain suka teriak-teriak anti petrus karena hak azasi/hak hidup para preman.. tapi apa mereka mikirin juga hak hidup orang-orang yg sudah diambil ama para preman? hak hidup tenang, hak hidup nyaman, hak hidup tanpa rasa takut...

 

tepatnya tahun 80an gan..
entah tahun 90an masih ada apa gaknya.

 

Kebetulan pernah baca-baca tentang operasi petrus itu. Tetiba aja para preman di Jakarta takut banget jika memiliki tato di badannya.
Sampe2 tato itupun dihapus sendiri dengan cara yg menyakitkan (seperti disetrika).

Trus ada lagi yang sering bikin para preman deg2an, yaitu kalo melihat mobil Hardtop.
Soalnya mobil Hardtop sering dijadiin kendaraan operasional aparat yang ditugaskan melakukan perburuan terhadap para preman.

 

kalau denger cerita orang2 dulu, jaman taun 80an itu orang2 yg punya tato, rata2 emang cuma berasal dari kalangan kriminal aja, gans
Umumnya mereka mendapatkan tato itu pas sedang menjalani masa hukuman di dalam lapas. Jadi pas jaman itu, tato ya seolah selalu didentikkan dengan residivis atau pelaku kriminal

 

Sebetulnya sih, bertato ataupun nggak, kalo seseorang pada waktu itu emang udah masuk blacklist/target operasi aparat, ya tetep aja bakal kena.
Apalagi ngapus tatonya dengan cara disetrika, ya keliatan banget kan bekasnya?

 

Yoi gans. Seperti yg ane bilang kemarin, yg diincer dan yang jadi korban itu rata2 adalah para preman bertato yg punya keterkaitan dengan dunia kriminal
Kalau dari segi HAM, Operasi Clurit atau petrus ini sangat dikecam dan dianggap kejam, gak manusiawi
Tapi justru banyak masyarakat yg secara diam2 atau terang2an mendukung, karena bisa bikin ciut nyali para preman yg waktu itu merajalela

 

Ada yang punya referensi lengkap tentang petrus gak? Nyari di internet rada susah mo yang bahasa Inggris apalagi bahasa Indonesia. Kira-kira informasi komplit tentang petrus di masa itu banyak dimuat di media massa gak? Ane tertarik bikin cerita latar belakangnya tentang fenomena petrus cuman kurang referensi yang membahas masalah itu secara jelas.

 

Aku berulang kali berusaha nyari data konkret tentang: "apakah ada orang baik-baik yg menjadi salah sasaran pada saat Operasi Celurit itu dilakukan?"
Sejauh yang aku ketahui (CMIIW), target yg diincar oleh aparat keamanan saat itu, ya adalah mereka yg terlibat dalam dunia kriminal.

Kalo soal "melanggar HAM", para pelaku kriminal itu juga jelas-jelas melanggar HAM masyarakat yg menjadi korban tindak kejahatannya.
Masyarakat luas pada dasarnya akan selalu mendukung jika aparat melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku kriminal.

Berdasarkan cerita Opa-Oma aku yang pernah ngalamin langsung awal-awal dekade taun '80-an, kriminalitas pada saat itu emang gila-gilaan.
Seorang penjahat bisa dengan tenangnya dan seenaknya aja merampas perhiasan atau barang berharga yang dimiliki seseorang.
Kalo si penjahat itu menguasai atau "memegang" daerah tsb, maka hampir pasti, masyarakat sekitar nggak berani bereaksi atas tindak kejahatan itu.

"Kelemahan" Operasi Celurit atau petrus tsb, mungkin karena para pelaku kriminal itu ditindak di luar prosedur hukum yg berlaku. Ya, masuk akal sih.
Soalnya, Operasi Celurit itu udah bersifat operasi intelijen, bukan operasi kepolisian biasa yg mengedepankan prosedur hukum positif.

 

Itu dia, gans, rata2 masyarakat juga akan berpendapat serupa
Kesannya, 'pelanggaran HAM' yg menjadi perhatian utama pegiat atau aktivis HAM adalah 'pelanggaran HAM yg menimpa para pelaku kriminal tsb'
Padahal para pelaku kriminal itulah yg melanggar HAM duluan, mereka bikin masyarakat resah dan dibayangi perasaan nggak aman untuk beraktivitas

 

Sebetulnya nih, aku pun nggak bisa 100% "membenarkan" Operasi Celurit atau petrus tsb.

Kalau para praktisi hukum atau aktivis kemanusiaan selalu bilang bahwa operasi pembunuhan misterius terhadap para pelaku kriminal itu melanggar HAM,
ya memang, hal itu nggak bisa dibantah. Karena operasi "petrus" itu memang ditengarai melanggar prosedur hukum formal / KUHP.

Dari segi hukum, penjahat atau orang yang terindikasi melakukan kejahatan, semestinya setelah ditangkap, kemudian menjalani tahapan proses hukum.
Lalu pengadilan akan memutuskan jenis hukuman apa yang pantas diterima. Kalaupun dijatuhi hukuman mati, ada landasan formal yang bisa dijadikan pijakan.

Tapi "para penentu kebijakan" mungkin punya pertimbangan sendiri, mengapa opsi pembunuhan misterius itulah yang justru dipakai untuk menanggulangi
tingginya tingkat kejahatan pada dekade '80-an itu. Bisa jadi, karena level kejahatan dari para preman saat itu dianggap udah sangat di luar batas.