1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen malam & bintang

Discussion in 'Fiction' started by ndre85, Apr 30, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. ndre85 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 4, 2009
    Messages:
    324
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +37,472 / -0
    silahkan dinikmati
    di komentari boleh
    di sukai silahkan
    di jadikan buku semoga jadi kenyataan...aamiin
    :yahoo:


    Di tempat itu pertama kali kita berkumpul. Dirimu dengan kemeja lengan panjang dan bercorak garis – garis. Dalam hati ku berkata...hmm aku akan mendapatkan pacar di tempat ini sambil memandang dirimu.

    Selang berjalan waktu aku mulai duduk didekatmu..hingga suatu saat kita berbicara berdua di samping kamar mu pada malam hari. Ku tau dirimu kagum akan dirinya..tapi ku berkata dalam hati kau hanya kagum tapi kamu akan jadi milik ku...
    Mulai dari sana kita mulai bertukar ym dan kita chatting diantara yang lain berbicara face to face..dari kata demi kata kalimat demi kalimat di ym mulai terukir rasa itu...hingga kita makin dekat dan selalu bersama...
    Orang – orang pun mulai menyadari apa yang terjadi walau sebatas dugaan...
    Hingga suatu waktu kita berkunjung ke tempat itu dan ku menyentuh dirimu demi kesehatanmu.
    Keesokannya kembali terulang lagi dan kau tertidur di dadaku...
    Kedekatan itu berlanjut dan orang – orang sekitar mulai berpikir dan mengejek – ejek kita berdua. hingga satu saat kutantang mereka jika aku bisa mengungkapkannya kepada dirimu...mereka tetap mengejek karena apa yang pernah mereka alami sebelumnya dan memang dalam hati ku berkata ”hmm bisakah aku merasakan bermain api ditengah kobaran ini...”

    Waktu berjalan kembali...setelah penat belajar kita bermain main di alam bebas bersama dan ku beranikan untuk duduk disebelahmu...dari pagi hingga petang menjelang malam ku duduk disamping mu...entah dari mana asalnya ku beranikan diri untuk mengecup...
    Waktu bergulir tinggal hitungan hari...permainanpun kita lakukan...mereka diatas kita dibawah...mereka bersama kita berdua...mata menatap kedepan tangan merangkul jari jemari...hingga akhirnya kita saling berkata untuk berhenti dan kuberikan lagu itu untukmu....
    7 hari sebelum langkah pertama kita...perlahan kita saling mengurangi walau tetap kadang pandangan ini tertuju dengan mu begitu juga dengan sikapmu yang tersengat...dan dimalam hari kembali kita bersama ditengah dinginnya udara malam...banyak kenangan yang terukir pasti disetiap jalur yang kita lewati bersama...di kerumunan udara dingin di bangku itu kau berkata “ku tak bisa denganmu karena dirimu...”tapi bibirmu dan kehangatanmu berkata lain...

    Menjelang keberangkatan, ku merasa dirimu mulai berbeda...ada sedikit perubahan di sikapmu...entah apa tapi diriku berkata ada yang hilang...
    2x168 jam Kita tetap saling berkomunikasi hingga malam datang kau pun terlelap dalam menggenggam alat komunikasi itu, tetapi disiang hari chat mu mulai menghilang dan mengalami delay panjang dari pertanyaan yang ku sampaikan... ku tau kita sudah saling berkata berhenti tetapi hatiku merasakan ada yang mengganjal...hari demi hari dirimu mulai menghilang dan menjauh dari bentuk smile – smile yang tersedia didalam chat...hatiku mulai merasa bergetar tanpa sebab...kulihat ungkapan kata - katamu mulai berbeda di sosial media yang sedang in dijaman itu...ku bertanya apa gerangan yang terjadi...

    Hingga saatnya kita berjumpa lagi...dan ku lihat tatapan itu yang sangat berbeda seakan – akan kau berkata padanya ”jangan tinggalkan ku tetaplah disini...” hatiku pun bergetar hebat...kenyataan pun muncul dari hayalan keraguanku selama ini...hingga ku beranikan untuk melihat isi dari pesan pendek di perangkat komunikasinya ku bergetar saat membaca...apakah benar yang kubayangkan atau tidak keraguan muncul terus diangan – anganku...hingga ku hembuskan ditelinganya padanya sewaktu matahari muncul dengan suaraku yang ku tingkatkan volumenya agar kau mendengar...”kesukaannya dari balik arah pandanganmu...” dan kuteriakan di hadapanmu “kau memang atlit berbakat dalam dunia permainan api ini” dan akhirnya kau pun berhasrat akan rangkaian huruf yang telah mengalir dari mulutku ini....
    Aku pun mencoba memindahkan tatapanku akan bentuk mu yang tersorot dalam memory ku...hingga ku pun terseret arus dunia tanpa cahaya...semua untuk mengalihkan tapi ku tetap tak bertahan akan daya itu...

    Kita pun berkumpul kembali...ku beranikan bertanya dengan mu...tapi kau menghindar dan sembunyi – sembunyi...hingga terungkap kau berjalan bersamanya membeli perangkat ketik baru walau tanpa ku sadar diriku pun berada ditempat yang sama dengan kalian...hatiku sudah jengah ku beranikan ke tempatmu terlelap...ku bertanya kembali dan kau tak menjawab hingga akhirnya jiwa ini mendorong untuk melihat isi perangkat ketik baru tersebut...dengan hati bergetar kulihat kata – kata itu...dan kau pun marah ketika tubuhmu telah tersiram akan kebohongan dirimu sendiri...aku pun bertanya kenapa...kenapa kau lakukan ini tapi kau tak mampu merangkai huruf...hanya cairan yang mengalir dari sesuatu yang pernah ku pandangi...ku pun berubah...awan mendung bergerak bebas mengelilingi wajah yang memiliki penyemangat untuk selalu menarik garis bibir ini sejajar ke bawah...

    Kita pun kembali berada di persimpangan daerah...ku mulai mencoba melepaskanmu dan merelakan petir – petir yang menyambar di dalam pemompa darah ini...ku lepaskan perlahan dengan berjalan kedepan membuka lembar lembar baru namun kau tetap menjaga sinyal – sinyal yang pernah muncul dengan berbagai langkah...dari video chat hingga menelpon ke kantor ku berada untuk menanyakan tugas dan tanggung jawab yang tidak berhubungan langsung dengan diriku karena kau berjauhan dengannya dan tak selalu mendapatkan komunikasi yang pasti darinya....

    Perkumpulan diadakan kembali...ku berusaha memahami apa yang terjadi...namun dirimu tetap tak bisa menerangkan dengan menggunakan bahasa indonesia yang telah disempurnakan...ku berjuang bertahan dan bertanya apa yang sedang berlangsung...tetap kau tak mau menjelaskan apa yang terjadi...hingga ku putuskan untuk tak bersinggungan dengan satu sel pun dari dirimu selama perkumpulan berlangsung...

    Dan akhirnya kita kembali bersebrangan...dengan jalur mu yang lebih panjang 8 jam dari tempat ku berpijak...matahari bersinar hingga terbenam dan bulan pun mengambil alih tugas matahari, ku dorong diri ini agar terlepas dan melebur dari penampakanmu...ku mulai kembali menjadi utuh satu persatu...ku buka senyuman baru walau tempatku terlelap hanya satu lantai dari tempatmu memulai api yang menyambar gudang bahan bakar tubuh ku ini....kadang bayangan hitam itu muncul tapi ku coba bergerak agar api ini padam dengan sendirinya...namun hal sebaliknya terjadi dengan mu...kau hampir tiap putaran jarum waktu bergerak mencoba memasuki mainan elektronik milikku...tidak ada kata berhenti untuk mu saat matahari mulai bergerak hingga matahari telah tertidur lelap...ku pun berlalu bercengkrama riang dengan teman tidurku yang berbeda ruang...dalam pundak ini terlintas “bagaimana api yang kurasa dulu sewaktu kau menghilang diawal itulah yang kau rasakan sekarang dan ku tak merasakan sedikitpun kebisingan yang kau timbulkan dari denting – denting nada yang ada...”

    Menjelang akhir lembaran angka – angka yang muncul di tembok itu kau tiba – tiba bangkit dari dalam kubur di hadapan gambar 4 dimensi ini...dan kau terlelap di atas singgasana pembuat mimpiku...ku tatap lekukan bentuk dahi hingga bibirmu....kurasakan semua rasa yang pernah lalu, pahit asam asin manis bercampur rata...dan aliran di rongga ini pun bertemu dengan aliran di ronggamu...

    ku bawa dirimu ke lokasi itu dengan meminta ijin dari keluarga bukan milikmu...ku tuangkan semua bara – bara yang ada hingga akhirnya melelehkan mutiara milikku dan milikmu...kau pun telah ku dongengkan kalimat itu untuk hanya memiliki satu diantara berbagai pasangan untuk sendal jepitmu...kau pun mengiyakan hikayat tersebut...dan kita membuat cerita serta puisi yang kuantarkan kepadamu akan bintang dan malam yang hanya dalam kegelapan malam bintang akan nampak bersinar terang...kau jawab semoga ku akan mendapatkan mentari yang akan selalu menyinariku dengan kehangatan sayangnya....

    perjamuan akhir pun berlangsung...walau apa yang menjadi bebanku tidak sepenuhnya dapat kupenuhi karena adanya pemutaran kisah kita selama kita masing – masing menanggung beban yang telah diterapkan sebelum kita berada di perjamuan akhir tersebut kau tetap membantu dan mendorongku...dan kembali tanpa sengaja ku menemukan rangkaian puzzle terakhir dari misteri dirimu dan dirinya....hati ku seakan tergilas bulldozer...namun ku membentuk benteng yang lebih besar dari air mutiara sehingga dozer tersebut tenggelam dan kutarik dirimu ke tempat kita berenang...ku kembali bertanya apakah bara – bara yang telah ku ungkapkan belum cukup panas untuk mu...kau katakan bahwa diriku selalu menjadi jalan terbentang yang penuh cahaya setiap kau menemukan jalan buntu dan engkau pun tidak menginginkan cahaya itu...dan aku pun mencoba menyanggupinya dengan syarat kau pun menghilangkan jalan menuju arah kanan atau kiri dan kau katakan iya...hingga akhirnya entah bagaimana kau pun mulai menghilangkan jalan kanan atau kiri di depanmu sehingga kau dan dia saling mengalirkan cairan di kedua belah mata itu...ku pun berharap cairan itu benar – benar mengalir karena kehilangan jalan yang semestinya tidak pernah muncul...

    kita pun terlempar di posisi masing – masing....ku pun menghilang dengan dunia baru ku...kau dan dia entah apa yang berlangsung...ku tak menghiraukan ku pun berjalan langkah demi langkah menuju berlari...kita berjumpa di tempat yang ternyata sudah kau susun sebelumnya namun ku disana berusaha terpaku di duniaku...dan kau pun sudah mulai menghabiskan sisa – sisa jalan itu..ku bertanya untuk lebih menancapkan paku didunia ku dan kau benar benar bersih...kau pun menjawab sudah habis dan kembali ke jalan yang lurus...

    kertaspun kembali putih tanpa ada tinta yang tertuang didalamnya hingga kau sebarkan benang emas bahwa kau akan mengikatkan jari manismu dengan sebuah besi kembar...kurasakan wajah ini benar – benar kembali membentuk garis tertarik keatas...dan keajaiban pun muncul...kita dipertemukan di ruangan dimana alat - alat seperti burung berkumpul...ku tak menyadari akan kehadiranmu namun ada suatu rasa yang menarik wajah ku untuk memandangi pemandangan indah disebelah kanan atau right atau benar...kaupun berkata ada sesuatu yang menarik mata mu menuju mataku yang lebih indah untuk melihat keindahan matamu itu....

    entah rasa apa yang menghantam dirimu kau pun bergesa – gesa untuk menuju kedalam alat – alat yang akan melayang di angkasa...dan kau menuliskan kata – kata di buah yang terkenal saat ini “ku duluan alat terbang akan mengudara”
    aku menjawab belum juga luas dibagi panjang udah kabur aja....kau pun menulis ya udah melangkahlah lebih banyak di gerbang 5....ku lihat dirimu yang terpaku dari tempat tubuh ku digerayangi....ku katakan dalam hati ternyata kita kembali ke huruf awal semua itu kita ukir dilembaran putih hidup kita...
    dihalangi satu tubuh dan pembatas lembaran nama untuk terbang kau berkata kepadaku “datang ya...”ku katakan kepada mu “jika Tuhan berkehendak maka ku akan tiba” sambil melambaikan jari jemari ini....

    hari – hari menuju lembaran tinta emas yang akan kau tuangkan kedalam kertas putih milikmu mulai berjalan...diriku tanpa disangka –sangka mendapatkan siraman dari lembaran baru yang sedang ku perjelas jalannya dengan bantuan yang MAHA KUASA untuk memberikan suatu yang bermanfaat untukmu...kemudian ku teringat akan mimpi – mimpimu sewaktu kita bercengkerama menemani perjalananku di malam kembali dari daerah istimewa di pulau jawa...maka aku pun berhasrat membelikan kostum itu dan sebuah penutup keindahan lekuk – lekuk mu dihadapan YANG MAHA ESA...ku berharap mimpi mu terwujud dan penutup itu bisa membersihkan tumpahan tinta yang telah membentuk rangkaian bentuk – bentuk gambar di atas kertas putih hidup kita berdua....

    oleh : malam di kegelapan malam tanpa bintang antara 17 – 18 september 2012


    cerita lain
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Apr 30, 2014
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.