Cerpen Love In Facebook

Aku ingin menceritakan sebuah kisah yang tidak mengutamakan sebuah kesetiaan,, cinta mereka seperti air yang mengalir kata teori dari tempat yg tinggi ke tempat rendah,, tidak pernah mau melawan arus,,, cinta mereka membuat mereka menatap ke depan dengan pasti,, bukan menghianati,, bukan tidak suci,,, mereka saling menikah dengan orang lain,, mereka tak bisa mengingkari bahwa di dalam hati mereka yg paling dalam mereka ingin berjodoh,,,,,, bahagia tanpa melawan arus,,tanpa berkorban, cinta mereka hanya butuh ketulusan dan keikhlasan cinta ini kadang membuat putus asa,, terkadang cinta sia sia,, seperti air sungai yg ingin bertemu laut,, Allah maha bisa,, cinta mereka pasti bisa,, tapi entah kapan,, AQ SELALU MENCINTAIMU,,,, TERIMAKASIH TELAH HADIR DALAM KEHIDUPANKU,, KAMU PERCAYA KAN DENGAN BANYAK KESEMPATAN??? SEMOGA KITA MENDAPAT ITU DARI ALLAH.. AMIEN...

Spoiler: Love in Facebook

Aku adalah wanita yang bermimpi ingin mendapat kebahagiaan sejati. Aku hanya berkhayal dan bermimpi. Kelakuanku hanya mengeluh karena kenyataan selalu berbeda dengan yang aku harapkan. Kenyataan selalu berkata lain.

Akhirnya aku mengenal dunia maya yaitu "Facebook". Aku seperti mendapat jalan dan cara bagaimana aku mewujudkan mimpiku. Aku bias jadi seperti yang aku inginkan, dan akhirnya dunia maya ini meperkenalkan/ mempertemukanku dengan ozil.

Awalnya biasa saja, dan akhirnya ada rasa yang tidak biasa. Dengan lama chatting dan berbalas pesan, melihat profilnya di "Facebook". Sepertinya Ozil adalah orang yang sholeh menomersatukan agamanya. Dari cara berkomentar, membuat status tidak ada yang tidak bermakna, semuanya berisi dan bermakna.

Aku dan dia berpacaran menyatukan cinta, saling memperhatikan satu sama lain. Hari-hariku menjadi sangat menyenangkan. Maya memang mimpi, tapi sangat membahagiakan............... (saat chatting)


Ozil : Gimana kalau kita ketemu ?? bagaimana maya ini kita buat nyata, senyummu, bicaramu, berguraumu aku ingin semuanya nyata.


Shanti : Boleh, aku juga sangat ingin melihat mimpi yang akhirnya jadi nyata. Aku ingin menyentuh mimpi itu dinyataku. Dari segala proses panjang di "Facebook" akhirnya aku dan dia bertemu tanpa ada maalah yang berarti.


Ozil : ( Telephon ) " Aku udah nyampe nich, deket pantai ini ??


Shanti : Iya sebentar aku juga baru sampai.


Ozil : Kamu dimana ? Aku pake motor Mio Kuning.


Shanti : Oiya...... aku yang melambaikan tangan, berhenti disitu.


Nyata yang mengindahkan, belum melihat wajahnya. Jantungku berdetak sangat kencang, ingin bernafas sepertinya sangat sulit.


Shanti : Ozil ya...??? Shanti nich..


Ozil : ( Membelokkan motornya menghampiriku ).


Ozil : Shanti ya..?? ( Memandang Shanti sambil tersenyum ) Ayo naik.


Shanti : Kemana..??


Ozil : Kepantai deket sini.


(dalam hati Shanti ) Ozil kamu benar-benar nyata, aku bisa merasakan hembusan nafasmu, getaranmu. Kamu benar-benar Ozilku. Cintaku.... aku benar-benar mencintaimu, andaikan kenyataan ini di ridhoi oleh yang maha Kuasa...


Sambil naik motor.


Ozil : Shanti kenapa diam aja.. ?? Ngomong dong. Biasanya cerewet banget.


Shanti : Hehehe iya. Mau ngomong apa ya?? Bingung..


Nggak lama kemudian aku dan dia berbicara hal-hal yang berbasa-basi. Berjalan dan duduk bersama, melihat senja di pantai itu.


Ozil : Shanti, sekarang kamu benar-benar nyata, aku mencintaimu. Kamu pacar pertamaku, kamu yang mengajarkan aku apa itu mencintai seseorang. Terima kasih atas pertemua ini.


Shanti : Aku juga berterimaskasih atas pertemua ini, aku juga mencintaimu. Pertemuam yang berkesan.


Dia memperlakukan dengan sopan, tidak tahu apa ada rasa yakin di hatiku kalau dia adalah cintaku, Ozil pria yang baik dan benar-benar sempurna. Aku berfikir bagaimana aku bisa jadi yang terbaik untuk Ozil dengan keadaan yang seperti ini. Aku punya penyakit ginjal dan harus mencari donor. Hidup dengan satu ginjal yang aku harus alami. Tapi do’a kepada Allah agar ada jalan dan ginjalku tetap lengkap. Di akhir perpisahan kita waktu itu dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya di bungkus dengan indah.


Shanti : Apa ini?


Ozil : Di buka dirumah aja. Ini kenang-kenangan dariku.


Mencoba menghilangkan rasa penasaranku.


Shanti : Makasih ya Ozil, tapi aku nggak mau kalau pertemuan kita ini hanya sebuah kenangan.


Ozil : Aku selalu berdo’a kalau kita nanti bisa jadi jodoh karena kamu yang aku ingin. Kamu do’aku.


Dia mengantarku pulang tapi tidak sampai rumah, kita berpisah. Tapi ini semua adalah hal yang paling membahagiakan untukku. Sampai rumah dia menelphonku, kita mengobrol banyak tentang pertemua tadi. Ya Allah dari banyak manusia di dunia ini engkau pertemukan kita, mungkinkah jodohku.


Tidak lama kemudian aku mendapat telephone. Kalau sudah ada donor untukku. Aku sangat bahagia. Langsung ku telephon Ozil, dia juga bahagia. Dia mengatakan


" Sayang aku akan selalu mendo’akanmu". Kata yang dia ucapkan terakhir kali, aku selalu mengingatnya. Setelah pertemuan itu, kita sering chat di "Facebook" seperti biasanya, tapi tidak tahu ada apa...


Ponselnya sudah tidak bisa kuhubungi, akun di "Facebooknya" di tutup. Aku bisa mengenal orang lain selain dia, aku bingung, hatiku bertanya tanya. Sebenarnya kenapa, ada apa?? Tiba-tiba menghilang? Fikiranku kacau.


Satu bulan kemudian ... [HASHTAG]#Bruuuk[/HASHTAG]...... Lamunanku buyar seketika kalender yang tergantung di rumah sakit tiba-tiba terjatuh. Kenanganku dengan Ozil tiba-tiba hilang. Aku lihat kertasku sudah penuh dengan tulisan-tulisanku, aku yakin kertasku dengan Ozil akan bagus kalau dibuat novel romantis, hehehe.


Menghayal aja. Tapi kalau memang ini semua hanya akan jadi sebuah kisah, aku ingin bahagia di endingnya. Sayangnya aku bukan cerita dalam Novel, aku hidup di dunia nyata. Yang sutradaranya dan penulisnya adalah Allah yang Maha Kuasa.


Sudah tiga bulan setelah operasi aku tidak sadarkan diri. Aku jadi teringat mimpi di saat aku koma. "Siapa laki-laki berwajah bercahaya itu, lembut tangannya menggenggam tanganku". Yang saat itu merasa ketakutan. Dia berkata " Aku adalah do’a yang datang menemuimu. Aku adalah do’a yang di panjatkan seseorang untukmu. Pegang tanganku ayo kita pergi ke pintu bercahaya itu". Tapi siapa yang mendo’akanku?? Mungkinkah engkau Ozil?


Sungguh aku merindukanmu. Bagaimana bisa kau meninggalkanku tanpa kabar tanpa alasan. Setelah sembuh aku bisa beraktifitas seperti biasa. Hari berganti bulan dan bulan akhirnya menjadi tahun. Akunnya tidak ada... Ada sepi disana... Ada kecewa disana.... Akhirnya aku menutup akunku. Dalam hatiku masih ada harapan yang sangat besar, bisa bertemu dengannya lagi.


Aku menjalani hari-hariku seperti biasa, lebih bersemangat untuk sehat, aku yakin Allah punya rahasia kenapa aku dipertemukan. Hari berganti bulan, tahun.... Cincin yang dia berikan padaku masih dijariku, kita akan punya kesempatan kedua untuk kisah ini... Ya Allah berikanlah jawaban atas semua pertanyaanku.

Bersambung.........
[/spoiler=Love in Facebook]

notes : cerita ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh R (nama dirahasiakan)