1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Lives of Mermaids

Discussion in 'Fiction' started by XtracK, May 19, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    yaaa kan shoujo juga ada chara utama cowok biasa e :lalala:

    gw kira Ao itu awal e cowok :haha:

    juga Ah Lyang > kek nama panggilan sepupuku cowok

    :haha:
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    Ah Lyang mang cowok, kk..
    sori, lo bkin pusing. di mbah google, nyari poto tx mermaid cowok kagak da yang keluar..
    depresi...
    :madesu:
     
  4. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    ah iya juga .... dipikir sikap e memang style cowok ngejek...

    gomen

    :sembah:
     
  5. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    g pa2, kk..
    berkat komen kk Giande, ak jd tw perasaan org yg baca certa ak..
    makasih beraatt!!!
    :sembah:
     
  6. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    Ketika kami keluar dari ruang penuh baju itu, dihadapan kami tampak Lyang dan merman lain yang tampaknya tak asing bagiku. Aku mengernyitkan alis, dan bertukar pandangan dengan Ao dan Rou. Mereka balas memandangku dan menaikkan bahu.

    Ada apaan, nih??

    ”Meminta maaf? Kenapa aku harus?” tanya merman dihadapan Lyang itu sambil tersenyum mengejek. Lyang tampak semakin murka.

    Aku menelan ludah. Jarang-jarang Lyang bisa semarah ini. Ini sebenarnya ada apa, sih??

    ”Kenapa, kau bilang? Jelas kau harus minta maaf padaku!” Lyang menunjuk dirinya sendiri dengan jempolnya, dan melirik ke arah kami. Sepertinya dia menyadari kalau kami datang, dan menyambung kalimatnya. ”Dan juga pada dua ekor mermaid yang disana!!”

    ’Dua ekor mermaid yang disana??’ aku mendengus. Setidaknya, sertakan namanya, dong! Dasar Lyang kurang ajar!!

    ”Aku tidak merasa perlu,” sahut merman itu tenang. Lyang mengepalkan tangannya. ”Lagipula, aku hanya menunaikan tugasku,” dia menyeringai angkuh. Pandangan matanya untuk sekejap terarah pada kami, namun ia segera mengalihkan pandangannya ke arah Lyang. ”Sebaliknya.. bukankah kalian, khususnya kau, yang harus berterimakasih kepadaku??”

    Kulihat mata Lyang berkilat penuh amarah dan kepalan tangan yang sejak tadi ditahannya, melayang bebas di udara dan mendarat mulus di muka merman itu. Merman itu terhuyung ke belakang, tapi ekornya bergerak cepat, dan kembali menyeimbangkan tubuhnya.

    ”LYANG!!!” panggilku cepat, dan berenang ke arahnya, mengamit tangannya agar tidak melayang ke arah yang kau-tahu-dimana, dan disusul oleh bantuan Rou. Jantungku berdegup kencang. Dia udah gila, apa?! Mau apa dia membuat kerusuhan di tempat sakral, The Holy Land, ini???!! Apa dia minta disihir jadi plankton, dan menjalani hidup sekitar semenit sebelum dia jadi mangsa ikan??!! Uuhh.. makhluk bodoh gini kok bisa ada disini, sih?

    ”Lepas, Cian, Rou!! Apa kalian tak tau siapa dia?!” bentak Lyang sambil menghentakkan tangannya dari genggaman kami. Dia menunjuk tidak sopan pada merman di hadapannya. Aku memicingkan mata, mengamati setiap detail sosok yang ditunjuk Lyang. Memang, sih.. dia tampak familiar. Tapi, itu tak mungkin. Mengingat bahwa aku anak baru disini, dan belum melakukan perkenalan atau apapun dengan mermaid atau merman yang ada di Holy Land ini. Tapi.. kayaknya, wajahnya itu.. aku..

    Aku berhenti bernafas. Dikepalaku, serasa ada bunyi ’klik’, dan akhirnya aku mengerti maksud Lyang..

    ”Kau.. merman yang.. bukan..” aku menggelengkan kepalaku sekali, lalu melanjutkan. ”Makhluk Keji yang waktu itu memperlakukanku, kami, seperti budak, kan?!” suaraku makin lama makin tinggi. Emosi Lyang seperti menjalar ke tubuhku, naik ke kepalaku. Amarah menggumpal-gumpal, dan memukul-mukul paru-paru dalam dadaku, membuatku seperti tak bisa bernafas.

    Tak bisa dipercaya..

    Bagaimana mungkin aku bisa melupakan sosok, wajah, bahkan suara merman.. salah, makhluk keji itu yang tanpa hatinya menyeret kami ke tempat ini, dan memperlakukan kami seperti gembel. Apa otakku mulai beku karena dari kemarin dan hari ini aku selalu di kejutkan dengan kemewahan yang menyilaukan ini??

    Aku merapatkan gigi geram saat kulihat muka merman itu tanpa ekspresi melihat ke arahku.

    Dia sedang mengejek, aku tau itu.

    Dalam sekejap kemarahanku dipancing lagi, menjalar dari ekor sampai ubun-ubun.

    Aku mendekatinya perlahan. Dia tak bergerak sesenti pun dari posisinya.

    Dia meremehkanku.

    Tanganku mengayun dan...

    Duagh!!
     
  7. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    Berhasil!!!

    Tidak, aku gagal. Aku menggeram pelan saat kulihat dengan gampangnya dia menahan jotosanku. Sial!

    Aku tak mau kalah. Kulepaskan genggamanku dari tangan kirinya, dan menggenggam lengannya, lalu berbalik. Tenagaku kutumpukan pada ekor dan bahuku. Pokoknya, aku harus.. HARUS MEMBANTINGNYA!!!

    Dengan tekad baja tersebut, aku menarik tangannya melewati bahuku, dan membungkuk. Diluar dugaanku, dia memukul ekornya ke ekorku, dan aku kehilangan keseimbangan. Terjerembab ke belakang.

    ”Aduh!!” erangku kesakitan. Kurasakan kepalaku kepentok sesuatu yang dingin dibagian yang paling menyakitkan. Aku menengadahkan mukaku, melihat dinding apa yang bisa terasa begitu dinginnya di bawah samudra ini, dan terasa begitu runcing.

    Mataku membelalak. Gila..

    Aku mengedipkan mataku lagi. Pasti ini bohong. Kubuka mataku pelan.. pelan..

    ’Ini pasti bohong. Ya.. ini hanya permainan mata.. ya.. ini pas..’

    ”Kau berat.”

    Suaranya yang dalam dan dingin itu menyadarkanku. Aku segera menyingkirkan diri darinya, dan membuat gerakan membersihkan debu dari tubuhku. Dia hanya melihatku remeh, dan mendengus.

    MENDENGUS??!!!

    DIHADAPAN LADY??!!

    ’Aku salah,’ pikirku sambil menggelengkan kepala. Ternyata Lyang masih kalah kurang ajarnya dari pada makhluk satu ini.

    ”Kau!!” bentakku sambil menunjuk ke arahnya. Dia tak bergeming, dan menatap wajahku tanpa ekspresi. Ugh! Rasanya aku mau muntah. ”Jangan pikir kau berhasil mengelak dariku!! Itu tadi hanya kebetulan semata!!” aku mendelik. Dia masih tak berekspresi. Gigiku bergemeletuk. ”Kau..!!” rasanya aku kehabisan kata-kata.

    ”Seorang mermaid jangan terlalu banyak berteriak. Suaramu bisa habis, tahu?” tiba-tiba dia bersuara. Asli, aku kaget.

    ”Me.. memangnya ada hubungan apa denganmu?” aku melipat tanganku di dada.

    ”Kau juga jangan mencari masalah denganku,” dia berpaling dariku. ”Sudah bagus kubiarkan hidup..” bisiknya pelan. Tapi, sepelan apapun bisikannya, aku tau dia bilang apa.

    Dan membangkitkan amarahku.

    ”K-a-u-h-a-r-u-s-m-i-n-t-a-m-a-a-f-p-a-d-a-k-a-m-i!!!!!” gerakan tanganku melayang ke arah yang tak disangka-sangka, dan mendarat mulus di pipinya karena tiba-tiba saja dia berbalik menghadapku.

    Plaakk!!

    ”Wow.. suaranya membahana. Pasti sakit..” komentar Ao yang sejak tadi hanya diam di belakangku.

    ”Jangan berkomentar, Aneue..” sanggah cowok itu sambil mengusap pipinya yang memerah akibat tamparanku yang terkenal sakitnya.

    Nafasku terengah-engah karena rasa marah yang kurasakan sejak tadi tiba-tiba saja menghilang. Tangan kiriku bergetar. Masih terasa sakit di telapak tangan. Tapi, aku tak ambil peduli dengan hal yang biasa terjadi dengan tubuhku setiap kali aku marah dan berhasil membalas mermaid atau merman yang jadi sasaran kemarahanku.

    Ada satu hal.. yang mengincar perhatianku saat ini..

    An..

    Aneue????
     
    Last edited: May 26, 2011
  8. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    An.. Aneue????

    Aku menahan nafas. Mataku terbelalak tak percaya. Pandanganku beralih dari merman kurang ajar dihadapanku ini, ke arah Ao yang sekarang lagi senyum-senyum gak jelas di sampingku. Aku mengerling ke arah Rou dan Lyang. Mereka menggeleng dan mengangkat bahu.

    ’Sampai-sampai, kami pun tak tau.. apa maksudnya Ao menyembunyikan kenyataan ini??’ batinku perih. Kupikir, aku tau segalanya tentang Ao. Ternyata, aku selama ini hanya bermimpi.

    ”Ao..” aku memandangnya tajam. Memegang bahunya. ”Apa maksudnya.. kata Aneue.. tadi??” aku bertanya sepelan mungkin. Mengatur kalimat-kalimatku agar Ao dapat mengerti dengan baik. Ao tersenyum. Pandangannya beralih dari mataku, melewati bahuku, ke arah sosok merman di belakangku yang kini sedang berenang menjauhi kami.

    ”Tetap disini, Hein!” perintahnya pada merman sombong itu. Ia mendecak pelan, tapi membalikkan badannya kembali ke arah kami.

    ”Hein??” tanya Rou dengan nada tak percaya. Ao mengangguk. Aku baru mau bersuara saat Ao kembali meletakkan pandangannya ke mataku, dan menjatuhkan kedua tanganku dari bahunya.

    ”Akan kujelaskan pada kalian. Jangan memandangku begitu, Cian..” ia mengernyitkan alisnya. Aku berkedip.

    ”Oh.. maaf..”

    ”Aku tau kalian akan mengetahui kenyataan ini cepat atau lambat. Tapi, sepertinya kalian sudah saling kenal, bahkan sangat akrab,” Ao tersenyum sambil menepuk bahuku dan Lyang. Aku dan Lyang bertukar pandang.

    Akrab??

    Ih.. amit-amit!!

    ”Kuperkenalkan, dia Ching Zao. Begini-begini, dia kepalanya organisasi pengawalan dan keamanan,” Ao mendehem sekali. ”Sekaligus adik atau Hein-ku..” Ao mengerling penuh arti ke arahku. Aku mengernyit. Pandangannya mencurigakan.

    ”Ao, kok kamu.. secara tiba-tiba, entah dari mana asalnya kami pun tak tau, punya adik?” tanya Lyang to the point. Aku nyaris memberikannya jempol.

    ”Kamu itu anak tunggal, lho, Ao..” sambung Rou. Ao terkekeh.

    ”Ao!!” bentakku. ”Ini serius!!”

    ”Sori, sori..” ia mengusap airmatanya. Aku mendengus kesal. ”Begini, Rou, Cian, Lyang..” Ao menarik nafas sedetik, lalu melanjutkan. ”Orang tuaku yang di EQ-Land itu adalah orang tua angkatku. Waktu masih jadi telur, mereka menemukanku di gerbang pintu masuk EQ-Land. Mereka mengadopsiku. Lalu, umur 4 tahun, aku tersesat, masuk ke wilayah Holy Land dan bertemu dengan orang tua asliku..” Ao tersenyum ke arah Ching Zao, atau apapun namanya itu. ”Dan adikku. Aku tinggal disini diam-diam sampai aku dianggap dewasa dan bisa menjalani hidup seorang diri. Alasannya, orang tua asliku ingin aku bisa hidup bebas, tidak terikat di dunia peri Aqua ini. Saat aku berumur 14 tahun, aku tertangkap sewaktu melarikan diri dari wilayah Holy Land, dan akhirnya..” Ao mengangkat bahunya seakan tak peduli. ”Yah.. gini, deh..”

    ”Aneue..” bisik merman itu pelan. Ao tertawa, lalu berenang ke arahnya. ”Aku sudah tak apa-apa lagi, kok, Hein..” Ao mengacak-acak rambutnya. Merman itu tersenyum. Sedetik.

    Aku berkedip.

    ’Dia bisa tersenyum?’ aku mengucek mataku sekali, lalu melihat ke arah merman itu. Ekspresinya datar. ’Aku pasti salah lihat,’ pikirku sambil menggelengkan kepala.

    ”Oke!! Perkenalan ulang!” Ao menepuk tangannya dua kali, lalu menyeret merman itu pada kami. ”Zao, ini Lei Cian..” Ao menunjuk ke arahku. Aku tak tersenyum. ”Ini Te Rou, dan sebelahnya Ah Lyang..” Ao tersenyum saat Rou dan Lyang mengangguk ramah pada Zao.

    Iihh!! Merman kek gitu, kok bisa jadi Heinnya Ao, sih??!!
     
  9. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    wahahaha

    kasar banget para lady....liat langsung pengen gampar orang...., tapi pas diseret kok ga segalak itu ya isa melawan.

    pertama gw kira salah tulis itu "aneue" ternyata :haha: panggilan one-chan toh
     
  10. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    hehe.. yang galak disini, si lei Cian. dia emang diciptain bertemperemen (salah tulis, maaf) tinggi.
    tapi, pas waktu diseret, dia gk bisa melawan, karna si Zao maen gerombolan. Lagipula, dia kan, juga mikirin kawan2nya. :hmm:
    but, klo 1 vs 1, ayo!! :onfire:
    gk peduli merman or mermaid.
    :haha:

    tulisan pertamanya, malah anue. tapi, setelah resah gelisah, dan masih merasa ada yg kurang hurufnya, alhasil jadi Aneue. :lalala:
    yup, kk Giande :top:
    ak ambel dari panggilannya one-chan di jpng. :fufufu:
     
  11. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    Braakk!!!

    Aku membanting pintu kamar dengan kasar. Tidak kupedulikan lagi panggilan temanku di luar.

    “Phuuh!!” keluhku sambil rebahan di tempat tidur empuk. Tanganku sibuk meremas-remas bantal geram. Bagaimana tidak?! Dalam pengumuman pembelajaran menjadi Peri untuk anak baru yang kubaca tadi, aku akan bersama-sama dengan sii... huh! Mana lain kalau bukan seseorang yang huruf namanya adalah..

    Ce-Ha-I-En-Ge-Zet-A-O-!!!!!

    Ya, itu! Ugh!! Mengingatnya saja sudah bikin aku ngeh. Apalagi harus bersamanya? Nggak sudiiiiiiiiiiiii!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    “Kenapa sih, masa percobaannya harus mermaid-merman? Bukankah lebih baik kalau memaid-mermaid, merman-merman? Kalau seperti itu, kan, kita bisa lebih akrab dengan mermaid yang lain? Dasar! Siapa sih, yang pasangin aku dengan Z-A-O??? Kurang kerjaan banget, sih? Awas, ya... siapapun orangnya, nantikan pembalasanku! Liat aja nanti!!!” ancamku sambil mengepalkan sebelah tangan dan menumbukkannya pada tangan yang satu lagi.

    Menahan geram.


    Esok harinya..

    “Pagiii... ni hao, Cian?!!” sapa Lyang sambil menepuk pundakku dari belakang. Aku terkejut dan dengan reflek tanganku memegang tangannya, mengayunnya, lalu..

    BRAAKK!!!

    Bunyi 'braakk!!' itu membantu pikiranku kembali kelautan, setelah melayang-layang entah ke mana. Aku melihat ke bawahku. Disana tampak Lyang sedang mengerang dan mengusap-usap pantatnya. Aku melotot. Sadar dengan apa yang telah kulakukan.

    A.. aku MEMBANTINGnya??!!

    “Ya, ampun!! Lyang?! A..” spontan aku mengulurkan tangan dan menariknya berdiri. “Maaf banget! Aku lagi banyak pikiran, jadi... aku nggak sengaja ngebanting kamu. Ng.. pokoknya maaf!!” aku membungkuk.

    Lyang meringis. Ia masih memegangi pantatnya. Aku cemas. Yang pasti, bantinganku pasti keras sekali sampai Lyang saja kesakitan.

    “Aduuh.. sakit banget, sih? Cian ini mermaid, apa merman, sih? Sapaan paginya kok, pake jurus banting-membanting?” tanyanya menyindir. Aku menyikutnya.

    “Jelas saja aku ini mermaid. Kamu buta, ya?”

    Dia tertawa.

    “Kamu mikirin apa, sampe refleknya itu ngebanting aku?” pandangan mata Lyang curiga. Aku mengangkat bahu. Menghindari tatapan Lyang.

    Ada yang aneh denganku. sejak dari Chapter 1.3, I'm Sorry, entah kenapa aku tak bisa lagi terang-terangan memandang mata Lyang. Didalam dadaku ada yang berdentum-dentum begitu keras. Jantungku juga berkerja lebih cepat dari normalnya. Ini aneh!! Aku harus segera konsultasi ke Fuyu (*istilah untuk dokter)

    “Hmm.. benarkah?? Tapi, kok aku merasa kalau akhir-akhir ini kamu kelihatan murung gitu, ya? Apa aku salah liat?” dia menaikkan alisnya. Ia menatapku curiga lagi. Aku menelan ludah, memberanikan diri membalas tatapannnya. Akhirnya, dia menghela nafas kalah. “Yah, tapi syukurlah kini kamu semangat kembali. Aku ini sempat cemas juga, lho?” jelasnya. Aku tersenyum. Eee.. berarti dia tidak tahu kalau belakangan ini aku sempat sakit jantung berulang kali bila dekat-dekat dia.

    “Makasih, udah ngecemasin aku..” ujarku tulus.

    Lyang terkesiap. Sedetik. Lalu memalingkan muka dan menggaruk kepalanya.

    “Yah.. apa boleh buat!! Habisnya, kalo kamu murung kan, biasanya ngebanting barang-barang kayak tadi. Itu kan bahaya!! Apalagi disini.." Lyang mendecak ringan sambil memainkan jari telunjuknya. "Ck, ck, ck.. barang-barangnya kan mahal. Kamu pasti nggak bakalan sanggup ngeganti!!” sindir Lyang.

    Aku melayangkan tinjuku. Lyang mengelak dengan gesit dan menyebabkan aku hanya meninju udara kosong.

    “Tinju lambanmu itu masih seperti dulu, ya Cian?” ejek Lyang sambil berenang menjauhiku. Aku mengumpat dalam hati. Meremas tanganku dengan geram.

    Lyang sialaaaannn!!!!!
     
  12. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    ak bwt spoil ini khusus tx para pembaca ak yang ntah dari mana2. Kalian bole ngasih pendapat untuk ak n bakal ak terima dengan lapang dada :boong: n berterimakasih.. But, ada peraturannya karna kita manusia yang hidup dalam negara hukum :fufufu:

    So.. :minta:
    1. Ak nerima kritik
    2. Ak nerima saran
    3. Ak nerima ide
    4. Ak nerima support
    5. Ak nerima nasehat
    6. Ak nerima pertanyaan yg berhubungan dgn cerita
    7. Ak nerima ... (nti ak pikir lagi)
    tapi, apa aku mau ikut atw tidak, kembali lagi pada hak ak sebagai creator.. :haha:

    but.. :awas:
    1. Ak menolak junk dalam bentuk apapun(ex: 'cuma datang', 'numpang lewat', 'kenalan, dong', n sebagainya yang gak ada hubungan'a ma jalan cerita)
    2. Ak menolak cacian, makian, n sebangsanya
    3. Ak menolak pernyataan: 'ceritanya bosenin. Brenti aja', n sebangsanya
    4. Ak menolak kritik yg g brhubungan dgan cerita (ex: 'lagak kw sok x. Ak g suka. Tolong dirubah', n sebagainya)
    5. Ak menolak pertanyaan retoris (pertanyaan yg gak perlu djawab karna jawaban'a dah jelas)
    6. Ak menolak ... (nti dipikirin lagi)
    ini ak bwt karna ak ingin berkembang, n mampu membuat alur cerita yang keren n gak monoton..:lalala:
    ak juga pengen bwt cerita yang unpredictable :hehe: karna cerita kek gt sulit bnget bwt ak yang mash nubie dalam segala hal ini.. :haha:

    dan lagi, ak pengen tw apa yang ada dibenak para pembaca ak. Ak pengen tw, imajinasi apa yang kalian pikir klo baca crita ak :???:. Ak hrap, kalian mw membaginya dnganku krna bsa jadi imajinasi kalian lbh :top: n menggila daripada ak n membuat crita ini jadi menarik.. :nikmat:

    Sekian aja attention dari ak. Ak harap, kalian memaklumi alasan ak bwt spoiler ini :hmm: dan membantuku berkembang, krna manusia gak bsa dewasa seorang diri
    :maaf:
     
    • Thanks Thanks x 2
    Last edited: May 31, 2011
  13. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    POKK!!!

    Bahuku dipukul dari belakang.

    Siapa, sih?

    Reseh banget. Aku membalikkan badanku, dan disana dia berdiri.

    Si makhluk paling reseh sejagad.

    Ya, mana lagi selain.. CHING ZAO!!!!

    Aku melengos tidak berselera-melihatnya dengan ujung mata. Sebisa mungkin aku menunjukkan muka tak senang dengannya, dan melipat tanganku.


    “Ada perlu apa?”

    “Hah? Memangnya kamu itu nggak sadar?” Zao balik bertanya padaku. Aku segera membalikkan badanku dengan cepat dan menodongkan telunjukku padanya dengan sikap menantang.

    “Heh!! Kalo orang nanya tu, harus dijawab! Dasar nggak sopan!!”

    Mendengar bentakanku, Zao malah tersenyum. Aku makin marah. Bagaimanapun juga, dia telah meremehkanku.

    “Kamu ini lucu, ya?!”

    Apa dia bilang tadi?

    Lucu?

    LUCU??!!

    Nggak sopan!!

    Zao membalikkan badannya. “Aku hanya mengingatkan, kalau kamu sudah membolos tes pertama. Sebagai gantinya, jangan lupa menghapal peraturan resmi Fairyqua Government. Besok kamu hapalkan didepanku!!” dia berhenti sejenak dan melihatku. “Paham, Lei Cian?” dia tersenyum licik sambil mengeja namaku seperti sebuah mantra.

    Aku terperangah. Menghapal peraturan-peraturan resmi Fairyqua Government??!!

    Zao semakin menjauh.

    “Tu... TUNGGU!!” aku berteriak sekeras mungkin, dan mengejarnya dengan sekuat tenaga. Jangan sementang-mentang dia Supervisorku, alias guru private sekaligus partner, dia bisa seenaknya! Rupanya dia belum ngerasain jurus maut Lei Cian!!

    Rencanaku sih, gitu. Tapi, aku saat ini bukan dalam posisi sebagai subjek. Tapi objek.

    “A.. apa hukumannya tidak bisa diganti?” suaraku memelas. Sungguh, seumur-umur belum pernah aku setakut ini menghadapi hukuman. Bayangkan saja, MENGHAPAL FAIRYQUA GOVERNMENT!!!

    Kata-kata ini sangat tabu bagiku.

    Mimpi apa aku semalam? Sampai harus menghapal Fairyqua Government yang tebalnya beratus-ratus halaman? Lagipula, kurasa hanya mermaid gila yang tertarik menghapalnya. Tapi, aku bukan mermaid gila.

    Kembali ke aku..

    Zao melihatku. Ekspresinya sulit dibaca.

    Lalu, dengan entengnya dia menjawab..

    “TIDAK.”

    Aku mati rasa.

    Aku menyesal telah membolos.

    Sungguh, aku lupa kalau mulai hari ini aku mulai dididik menjadi peri Aqua dan dites bersama ZAO.

    Dunia disekelilingku yang tadinya normal mulai berputar 180 derajat.

    Aku pusing..

    Aku…
     
  14. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    “Kamu sudah sadar?”

    “Eh, kok.. ada... Ao??” kalimatku terhenti ketika kulihat daerah sekelilingku. “Kamar??”

    Ao meremas tanganku sebelum menjawab.

    “Iya, kamu tuh, pingsan di lorong..” angguknya sambil ngupas buah yang bentuknya seperti teripang tapi besar dan sedikit berduri-duri. Aneh sekali. Aku tak pernah melihatnya.

    "Apa itu?" aku menunjuk ke arah buah tersebut. "Buah aneh apa itu?"

    "Ohh.. ini?" tiba-tiba dia mendekatkan buah itu sampai hampir menyentuh hidungku. Aku otomatis menahan nafas.

    "Buah ini wangi, lho..." ia menaikkan alis matanya bagaikan penjual buah di pasar EQ-Land. "Namanya Amapel. Enak, kok.." ia membelah buah itu dan menyodorkannya padaku. Aku menerimanya sambil menelan ludah, dan memakannya. Wah! Betulan enak. Apa namanya? Oh, ya.. Amapel.

    Aku berusaha bangkit dari tempat tidur, dan duduk tegak. Ao tampak cemas. Aku menenangkannya, dan berkata aku nggak apa-apa. Sebenernya, sih... tulang-tulang aku rasanya mau lepas dan remuk. Kepala sakit, lagi. INI GARA-GARA MAKHLUK SIAL ZAO!!!

    Ngomong-ngomong soal Zao, diman...

    “HAH??!!!” jeritku tiba-tiba.

    “Eh? Ah? A.. ada apa??” Ao tersentak kaget dan Amapel kedua yang dikupasnya berguling jatuh ke lantai.

    “Si.. siapa.. yang... bawa.. aku...??” aku berkeringat dingin. Jangan sampai aku mendapat jawaban yang sama sekali nggak kuinginkan. Jangan sampai... dia!! Dari sekian banyak orang... kumohon, jangan dia!!!

    “Oh.. kukira ada apaan...” Ao tertawa lega. Ia memungut Amapel yang jatuh dan kembali mengupasnya sebelum melanjutkan.“Yang bawa kamu tuh, Lyang. Zao juga ada disitu, sih. Tapi, dia nggak mau nolong. Kotor, katanya..” Ao menggaruk-garuk dagunya dengan satu jari. “Kamu... nggak kecewa, kan?” dia bertanya pelan.

    Aku mengibaskan tanganku kuat.

    “GAK MUNGKIN!!! Seumur-umur hidup juga aku nggak bakalan mau. LAGIAN, KARENA DIA JUGA AKU BISA PINGSAN!! DIANYA NGASIH HUKUMAN NGGAK PAKE PIKIRAN!! MASA DIA TEGANYA NYURUH AKU NGAPAL FAIRYQUA GOVERNMENT!!! EMANG AKU MERMAID GILA YANG MAU NGAPAL ITU PERATURAN???” amarahku meledak-ledak. Habisnya, kesel banget, sih!!

    “Hah?? Kamu disuruh hapal apa??” suasana hening sejenak. Sampai..

    “HAHAHAHAHAHA!!!!!!” Ao tertawa keras, sampai terbungkuk-bungkuk. Sepertinya dia geli banget sampai ngikik kayak gitu. Aku jadi seperti orang bodoh. Bengong.

    “Napa ketawa, sih??!! Emang apanya yang lucu?” pura-pura cemberut, aku membentaknya. Ao masiihhh juga tertawa.

    “Sori, sori.. habisnya.. lucu, sih!!!” setengah menahan tawa, Ao menjelaskan. Aku makin bengong.

    “Ehm!! Gini..” Ao mulai menghentikan tawanya, dan menatapku. “Zao menyuruhmu itu??!”

    Aku yang masih ngambang hanya mengangguk pelan. Daripada ntar dikira nggak nyambung, mending angguk-angguk aja!

    “Cian.. aku hanya heran..”

    “Apaan?”

    “Kamu itu beneran disuruh hapal Fairyqua Government.. sama Zao??”

    Aku mengangguk.

    Saat ini aku beneran heran.

    Kenapa Ao jadi bertele-tele gini??

    “Nggak ada embel-embelnya?”

    Aku menggeleng. Angguk-angguk.. geleng-geleng..

    “Kenapa tumben dia baik, ya??” Ao merenung. Hah?! Baik? Nggak salah, tuh?

    “Apanya yang baik?” aku mulai meledak lagi. Ao cuma menatapku heran, lalu menggaruk kepalanya.

    “Gimana nggak? Fairyqua Government tu beneran cuma hukuman yang sangat sangat ringan!” dia mengangkat bahunya, membuat gerakan aneh.

    “Bagian mananya yang ringan?” aku memicingkan mata. Curiga. Masa iya, sih.. hukuman Zao ini ringan?

    “Dengar, ya!! Ini, nih isinya.. ‘Obligations pour les fées Aqua ne se préoccupe pas sa propre personne et la sirène et guide Merman afin d'obtenir la lumière de la vie ..*”

    Aku bengong.

    “Beneran, cuma itu?”

    “Ya!!”

    “Mudah bangeettt!!!”

    “Ya kan? Kamu jadi mudah ngapal karena kamu memang udah pandai bahasa ini sejak kecil.”

    “Iya, sih..” aku tertunduk malu.

    “Jadi.. kenapa kamu bisa sampai pingsan?”

    “Aku kira.. menghapal satu buku peraturan Fairyqua Government di Holy Land. Kan, itu panjang banget. Tebal, lagi!! Mana sanggup, aku!!”

    “Yang itu, sih, cuma penjelas..” jawab Ao.


    Esoknya..

    “Hai, sory nih.. kemaren sempet ngebentak kamu. Padahal, akunya yang nggak ngerti. Maaf!!”

    Zao memandang ke arahku. Tajam.

    “Oh..”

    Aku mulai merasakan suasana nggak enak.

    “Kamu.. marah?”

    “Nggak.”

    Aku mulai merasa bersalah.

    “Ka.. kalau mau marah, marah aja!!”

    Dia masih diam.

    Dalam hati, aku kesel juga. Udah tau aku ini sudah susaaah payah ngumpulin kemauan untuk minta maaf, eh.. dianya kek gini!! Tau gini, mending nggak usah sama sekali!!

    “Kalo kamu mau, kamu boleh nyihir aku jadi apa aja!! Plankton, ikan, atau apapun!!”

    Dia menutup bukunya yang sedari tadi dibaca. Lalu menatapku.

    “Kalau memang nggak bisa, nggak usah dipaksa. Toh, aku juga nggak komplain.”

    “Tapi, ak..”

    “Lagipula, kamu sampai mau disihir” dia bangkit dari kursinya. Lalu berjalan melewatiku. “Lebih baik disihir jadi buku. Bisa berguna.”

    “Eh??!!”

    “Dan bisa dibawa kemana aja.” sambil berbisik di telingaku, dia terus berjalan melewatiku yang masih tercenung.

    MAKSUDNYAAAAA????


    *Kewajiban bagi para peri Aqua adalah tidak mementingkan pribadinya sendiri dan membimbing mermaid dan merman agar dapat memperoleh cahaya kehidupan..

    ada pengeditan dikit dari yang kemarin.. :siul:
     
    Last edited: Jun 6, 2011
  15. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    Waduh... Saia baru kelar chapter 2.2
    Seperti komen ny kk giande
    Aku kira Ao itu cowo
    Mungkin karena saia nangkep cian ny terlalu memuja-muja Ao gitu.
    Next commen ny tunggu koneksi 3G ny beneran dikit
     
    • Thanks Thanks x 1
  16. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    wah... aku seneng banget, nih, kk.. akhirnya setelah sekian lama, ada juga yang komen.. :matabelo: kirain cerita ak gak bagus, sampe2 gk da yang komen.. :kecewa:
    wehehehe..
    untuk masalah Cian, thanks, atas kritiknya. :maaf:
    ak juga ngerasa Cian terlalu memuja Ao. but, ak biarin aja karna itu sebagai bukti bahwa Ao sahabat Cian yang paling deket dari yang laen----->Lyang n Rou.

    btw, i'll wait for Murasaki unni next comment.. :hmm:
     
    Last edited: Jun 9, 2011
  17. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    Sudah beberapa hari ini aku dan Zao jadi partneran pembelajaran. Dan selama itu juga, Zao, atau lebih tepatnya mulai sekarang dipanggil “Dia yang terlalu menyebalkan” jarang bicara padaku. Ah, aku nggak ngerti kenapa mendadak “Dia yang terlalu menyebalkan” jadi kayak gitu..

    Yah.. prediksi pertamaku, Ao mungkin tau sesuatu. Tapi percuma. Saat aku menanyakannya, Ao malah meledekku dan menjodohkanku dengan “Dia yang terlalu menyebalkan”. Ng.. mungkin aja.. 'dia' lagi jatuh cinta.

    Tapi.. kenapa dia nggak ngasih tau aku??? Tapi... walaupun gitu.. kenapa aku jadi penasaran gini?? Apa hubungannya denganku??

    “AAAHHH!!! UDAHH!!! “Dia yang terlalu menyebalkan”!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” aku berteriak.

    “Uwahh!!” jerit suara dibelakangku.

    “He?” aku membalikkan badanku, dan terperanjat dengan sosok yang didepanku.

    “LYAANGG???!!!”

    “Kenapa kau jadi kaget begitu?” dia menatapku dengan heran. “Akhir-akhir ini kau jadi aneh.. dan nggak mau berkonsultasi denganku?”

    “Ke.. kenapa... kamu disini???”

    “Hah?? Maksud.. oh, aku ngerti.. kamu ini mulai melupakan aku, ya? Ck, ck, ck.. sedihnya..” dia mengangkat bahunya dan menarik nafas panjang. Aku tertawa.

    “Bukan.. bukan itu..” aku mengibas-ngibaskan tanganku. Seperti teringat sesuatu, aku berbalik menatap Lyang.

    “A.. apa??” Lyang seperti canggung.

    “Lyang..”

    “Ya??”

    “Kamu.. kamu tau dimana biasanya si Zao sembunyi??” aku mendekatkan wajahku ke mukanya. Lyang mengernyitkan alisnya.

    Entah ini hanya perasaanku, tapi yang pasti, Lyang kelihatan nggak suka aku menanyakan Zao.

    “Er... ng.. di..”

    “Mmm??” aku semakin mendekat padanya karena Lyang bicara seakan berbisik.

    “Ah!! Entah!!” Lyang membelakangiku dengan mendadak. “Kamu-cari-saja-sendiri!!!”

    “Emangnya kenapa, sih???!!”

    “Nggak ada apa-apa!!”

    “Hei!! Kasih tau saja aku kalo kamu ada..”

    “Aku duluan!” dengan cepat Lyang berlari atau lebih tepatnya berenang dariku.

    Aku sama sekali tidak bisa tinggal diam.

    “LYAAAANNGGG!!!”

    Dia tetap diam.

    “KAU KENAPA, SIIIIIIIHHHH????!!!!” aku menjerit putus asa, menatap ekornya yang semakin lama semakin mengecil dari pandanganku. Aku menghela nafas panjang. Nggak biasanya Lyang marah padaku. Ada, sih.. tapi setidaknya, tidak pernah mengacuhkanku seperti ini. Aku menggigit bibir bawahku heran.

    Aku menarik nafas sekali lagi, dan mulai menyusuri lorong FairyQua Academy untuk mencari Zao. Namun, serasa ada tangan sedingin es yang menepuk pundakku. Spontan aku berbalik.

    “Oh!”

    Update.. Update.. :siul:
    (Lagi ada waktu):peace:
     
  18. murasaki M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    2,138
    Trophy Points:
    222
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,643 / -0
    akhirny kelar jg baca ny...
    D tunggu update lanjutannya...
    Yg trakir bikin penasaran soalny :haha:

    Pertanyaan dl...
    Hein itu bahasa merman ny adik ya?
    Ato ada arti lain?

    Crita ny bakal panjang bgt nih
    Bakalan d lanjut sampe cian ny jd peri aqua kah?

    Sebutan "dia yang terlalu menyebalkan" bener2 fresh...
    Kesan ny ini merman-mermaid umur ny setara anak2 smp-sma
    Bener ga c? :peace:

    Saran...
    Fairyqua Government-ny knp ngga pk bhs mandarin jg?
    Biar match sama tema Dari awal cerita...
    Tp ga usa d turutin jg gpp c... Cma saran :hehe:
     
    • Thanks Thanks x 1
  19. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    akhirnya sampai juga di last post. Selamat!! :yahoo: wehehehe..
    Sengaja, tuh, kk :boong: ak pingin ada kesan bikin penasarannya. Eh, rupanya berhasil!!:haha:
    Yup, itu istilah milikku seorang. Di cari di mbah google juga gk bkalan dapet :hoho:
    secara dunia mereka berbeda dengan kita, jadi kupikir, harus ada istilah khusus dalam kalimat2 mereka :unyil:. Dalam kamus mermaid (versi ak ndiri), ada 2 istilah adik.
    1. Heihan--->sebutan untuk adik yang kurang akrab/saudara/tetangga/sepupu/orang yang lebih muda. Gk punya makna khusus.
    2. Hein--->sebutan untuk adik yang akrab. Khusus untuk keluarga kandung/yang dianggap sebagai keluarga kandung karna akrabnya.

    But, ini masih banyak lagi istilah2nya.
    :kaget:
    ak bkalan pastiin semua bakalan dijelasin sesuai dengan alur cerita (atau kubuat tanda *):peace:
    Fufufu..
    Nantikan aja, kk..:hehe:
    yup, pada bab pertama, ak ada kasi hint umur mereka (but, lupa ch. berapa :malu:)
    tepatnya, mereka seumuran sma kelas 2.
    untuk ini, ak gk terlalu jago bahasa mandarin. :swt:
    Nama2nya juga ad kujelasin pas ditanya kk Giande (no reason at al) :lalala:
    untuk tema, memang dari nama n sapaan, china. But, they're not chinese at al!(inggris salah, cuek aja :hehe:)
    lebih tepatnya, mereka hidup deket wilayah rusia. Near where penguins lives. Sekitar2 titanic tenggelam karna di gambar EQ-Land ad gambar bangkai kapal, kn?--->maksa
    :lol::lol:

    thank's fo ur comment, murasaki unni..
    I'm stuffed already :kenyang:

    next update, blum bisa bilang kapan. Lagi serius2nya :belajar: fo my future..
    :maaf:
    mohon dimaklumi.. :maaf:

    anyway, feel free to comment this story.. :peace:
    i love u a lot :malu:
     
  20. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    Di Eternal Garden ini, aku merasa sangat nyaman. Seperti segala bebanku dan kekesalanku pada Lyang tadi sudah habis, hilang tak bersisa.

    “Nghh.. segarnya..” aku merentangkan tanganku selebarnya.

    “Yah..”

    “Kenapa Rou?” aku menatapnya. “Kau sedang tidak enak badan?”

    Rou menggeleng, lalu menunduk.

    “Ng.. anu..” Rou melihatku.

    “Ya?”

    “Cian.. ng.. bisakah kamu.. tanyakan pada... Lyang.. ng.. tentang masalahnya??” Rou meremas gaun hijau Clovernya.

    “Aku?”

    “Ya. Kamu.. bisa, kan?”

    Aku menghela napas berat. “Sulit..”

    “Hah???”

    “Entahlah!” aku menegakkan badan. “Kayaknya.. akhir-akhir ini dia sering mendadak ngambek padaku. Apalagi kalau kutanya... “Ada liat Zao, nggak?” atau “Tau dimana Zao?””

    “Masa??”

    “Ya.. aku tidak tau apa yang dipikirkan si bodoh itu. Menyebalkan sekali!!”

    “Ja.. jangan katakan dia bodoh!!!!” mendadak Rou berdiri ke hadapanku. “Dia jadi begitu karena dia suka ka...!!!!” spontan Rou menutup mulutnya.

    Aku memiringkan kepalaku.

    “Ka..????” kuulangi kata-kata terakhir Rou.

    Rou panik.

    “Lyang suka ‘Ka..’???”

    “I.. iya.. anu.. itu..” Rou membuat gerakan aneh. Mungkin sejenis tarian yang tidak kuketahui..

    “Lyang..” Rou melanjutkan. “Lyang suka... ka.. ka.. KARTU WROTLESS!!!”

    “Hah??!!”

    “Du.. dulu kan dia senang main kartu Wrotless. Nah, jadi.. karena akhir-akhir ini dia nggak bisa main, moodnya selalu nggak pas..”

    Sunyi.

    Aku berusaha mencerna ucapan Rou.

    “Oohh.. mungkin juga, ya?? Ha ha ha!” aku menggaruk kepalaku.

    “Ya.. begitulah!! Hehehe..” tawa Rou tak mencapai matanya. Aneh. Aku baru mau bertanya padanya 'ada apa, sampai ada suara..

    Srak!! Srak!!

    Ini suara berisik apaan, sih??

    BRUAAKKK!!!

    Duh. Kaget aku..

    “Aduuhhh..” rintih makhluk yang baru aja jatuh dari pohon disamping kami.

    Aku mendekatinya perlahan.

    “Kamu tidak apa-ap... ZAO??!!” jeritku.

    “Oh, kau...” Zao berdiri malas. Ia menatap tepat ke arah Rou.

    “Kenapa kamu bisa jatuh dari sana???” Rou kelihatan salah tingkah di mataku.

    Zao menegakkan badannya. Sepertinya dia baru bangun tidur. Ia menguap tak peduli.

    “Yah.. tadi aku tidur. Sampai kamu berteriak dan membangunkanku” Zao menatap Rou.

    “Ah.. maaf..”

    “Jangan seenaknya saja!! Siapa juga yang nyuruh kamu tidur disana? Nggak ada tempat lain, apa!!??” aku membatasi jarak antara Zao dan Rou. Ini hanya perasaanku saja, atau aku memang tidak suka bila Zao menatap Rou? Rasanya dalam dadaku ada perasaan tidak enak.

    “Bukan urusanmu, cewek lamban,” dia menatapku bosan.

    “Apa katamuuu???!!” aku meremas tanganku geram. Kenapa dia selalu mencari masalah denganku, sih?

    “Kamu ngapain disini? Bukankah lebih baik lanjutkan pembelajaranmu? Apa kamu tidak tahu kalau kamu itu masih payah? Mau berlagak pintar, hmm?”

    “Bu.. bukan URUSANMU!!!!” aku membuang muka darinya.

    “Terserah. Mau kukasih tau sesuatu?”

    “Apa?!”

    Zao mendekatiku. Ia seperti berbisik didepan mukaku. Membuatku seakan mati rasa.

    “Lyang, sobat kecilmu itu, su..”

    “KYAAAAAAAA!!!!” dengan gerakan kilat Rou menarik tangan Zao dan segera berlalu dariku.

    Dheg!

    Eh? Apa.. ini??

    Dheg! Dheg!

    Rasa tidak suka.. apa ini??

    Dheg! Dheg! Dheg! Dheg!

    Terasa menyakitkan. Jantungku aneh. Aku merasa seakan begitu marah... pada.. Rou. Kenapa?? Kenapa aku marahnya pada Rou? Aku.. begitu tidak suka..

    ‘Aku... kenapa????!!!
     
    Last edited: Oct 8, 2011
  21. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    Uughhh... kenapa begini..

    Aku memegang kepalaku.

    Pening.

    Selama penghujung minggu ini, aku yang entah kenapa, menolak menemui Zao. Dipanggil bentar, aku spontan menjauh. Dipegang sebentar, terkejutnya sampai terasa mau mati. Parahnya lagi, kalau sudah bertemu, bawaannya tegang terus. Bila bicara, selalu gugup dan terakhir malah membentaknya.

    Dia nggak salah..

    Aku tahu itu.

    Tapi...

    Tapi.......

    “Hoi!! Kamu mau coba-coba bolos lagi?”

    Dheg!

    Su.. suara ini..

    “A.. aku nggak bolos! Cu.. cuma..” aku berbalik menghadapnya. Tuh, bener kan.. tiap ada didepannya aku jadi konyol. Seperti sekarang.. bicara sama merman saja kok harus menatap lantai??

    “Tidak ada alasan. Kamu harus balik” ucap Zao sambil menarik tanganku. Sikapnya yang tak terduga ini sering membuat jantungku melompat.

    “Ja.. JANGAN PEGANG AKU!!” reflek aku menepis tangannya. Gawat! Apa yang aku lakukan?!

    Diam-diam aku meliriknya.

    Wajahnya kelihatan sekali tersinggung.

    Aku harus bagaimana??

    “Ma.. maa..”

    “Akhir-akhir ini aku sama sekali tidak mengerti dengan sikapmu. Aku tahu kau membenciku. Tapi tak kusangka sampai separah ini? Kalau kau tak suka berpartneran denganku, lebih baik kau minta ke pembimbing.”

    Apa.. apa katanya tadi?

    “Ben.. ci?? Ti.. tidak! Aku.. aku..”

    “Aku sudah capek.”

    Dheg!

    “Sekarang terserah padamu saja” sahut Zao sambil menjauh dariku. Lontaran kalimatnya tadi benar-benar seakan menghujam jantungku. Perih. Tapi aku harus menjelaskan kesalahpahaman ini padanya.

    Harus!!

    “Tu..” celaka, suaraku tercekat.

    ‘Tunggu!! Tunggu!!’

    Tak ada satupun yang keluar dari mulutku. Seakan dipaksa untuk menelannya. Hatiku pedih sekali. Aku ini aneh.. padahal aku yang menghindar darinya. Tapi kenapa sekarang aku begitu takut kehilangannya?

    Terlambat..

    Menyesali semua tindakan bodohku pun sudah tak bisa. Kini aku hanya bisa menangis.

    Menyesal..


    Aku berenang ke arah kamar Ao dan berusaha menenangkan diri. Aku menarik nafas panjang. Sekali.. dua kali..

    ”Huff..”

    Setelah aku yakin aku cukup tenang untuk bercerita tentang keanehanku ini, aku dengan segera membuka pintu kamarnya dan pemandangan yang kulihat dihadapanku membuat jantungku terhenti.

    Ao.. meleleh!!!

    Tidak, bukan meleleh. Seperti udang berganti kulit, dari dalam tampilan luar Ao, tampak sesosok makhluk berbulu putih, kuping panjang, dan ada bundaran merah didahinya. Matanya berwarna merah, sama dengan bundaran didahinya.
    [​IMG]
    Aku menutup mulut, mencegah keluar suara yang tak kuinginkan. Tapi, sepertinya makhluk itu akhirnya menyadariku yang membatu di pintu masuk, dan ia membelalakkan matanya. Nyata sekali bahwa ia tak menyangka ada makhluk lain selain dirinya.

    ”Cian.. ko..” makhluk itu menatapku lama. Lalu ia menarik nafas panjang, dan berjalan mendekatiku. Aku tak mampu bergerak. Ekorku seperti menancap di lantai. Mataku tak lepas memandang makhluk aneh yang kini ada dihadapanku. ”Sudah kuduga akan begini jadinya, ko. Ao keras kepala, ko..” ia menggumam-gumam sendiri. Apa dia pikir aku tak mendengar ocehannya? Apa maksudnya itu?

    Makhluk itu kembali menatapku. ”Cian, aku bisa menjelaskan semua ini, ko. Apa kau mau mendengarnya, ko?”

    Aku tak ingat aku menjawab apa, tapi makhluk itu menarikku ke arah tempat tidur Ao yang elegan berapa kalipun aku melihatnya. Aku dan makhluk itu kini saling duduk di tempat tidur Ao, dan saling berhadapan. Aku takut, tapi rasa penasaranku akan penjelasan makhluk ini perihal Ao mengalahkan rasa takutku.

    ”Cian.. dengarkan baik-baik, ko. Karena apa yang akan kukatakan ini menyangkut dengan nyawa Ao, ko...”
     
    Last edited: Oct 8, 2011
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.