1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic L-AI

Discussion in 'Fiction' started by temtembubu, Apr 14, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    wah, thanks banget :lol: luar biasa pertanyaannya. :makasih-g: banget.
    jujur, pertanyaannya cukup sulit dijawab karena sudah merupakan contoh kasus. mungkin untuk konsep dan contoh kasus yang mirip ini akan berhubungan pada masalah pokok yang akan dialami oleh Ken dan kawan2. Hal ini juga sebenarnya masih saya pikirkan masak2 takut ada imbasnya dan berakhir pada plothole. :madesu: tapi akan saya coba jelaskan lagi dalam spoiler ya
    LAI memiliki kemampuan untuk belajar sendiri. ketika LAI dimasukkan dalam tubuh makhluk hidup, makan LAI akan menambah pengetahuannya sendiri dengan mempelajari tubuh makhluk itu (menambah pengetahuan2 dasar dari script dasar tentunya).
    scrip kecerdasan buatan pada LAI juga memiliki kemampuan untuk memerintahkan tubuh beregenerasi sesuai dengan informasi yang sudah dipelajari oleh LAI sebelumnya. untuk persiapan kasus misalnya makhluk itu (contohnya Ed, makhluk yang sudah diberikan LAI dan berhasil) mengalami luka atau cacat.

    nah regenerasi yang diperintahkan dalam script ini memang bukan untuk tumbuh melainkan hanya memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang rusak saja. mungkin imbasnya akan cukup fatal, karena adanya kemungkinan regenerasi yang dilakukan menjadi lebih cepat dari makhluk hidup normal sehingga akan membutuhkan asupan gisi yang memang jauh lebih banyak dari ukuran normal.

    jadi kalau dalam kasus jantung yang rusak. ketika LAI dimasukkan dalam tubuh maka selain mempelajari tubuh baru tersebut, aplikasi itu juga akan mencek tubuh itu dengan pengetahuan2 dasar aplikasi itu. dan bila LAI menemukan adanya kerusakan jaringan maka LAI akan memerintahkan tubuh untuk beregenerasi memperbaiki jantung itu sehingga dapat kembali berfungsi dengan benar.

    :maaf: seperti itu penjelasan singkatnya dalam pemikiran saya yang masih saya pikirkan lagi kasus2 yang lain (seperti contoh kasus yang grande-senpai utarakan). :maaf: mohon maaf klo agak sulit dimengerti bahasanya
    makasih banget pertanyaannya :makasih-g: jangan bosan2 tanya klo masih ada pemikiran kasus lain :top:
     
    Last edited: May 25, 2013
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    Ngga sih gan, kebetulan saya suka ma zombie aja jadi dari dulu suka kepikiran hal itu. :hahai:

    berarti, LAI ini bisa menjadi kunci immortalitas dong... dengan kemampuan itu harusnya ia bisa digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, bahkan cacat tubuh. mengetahui hal itu, tidakkah motivasi Ken mengembangkan LAI jadi terlalu remeh? kalau mau memperkecil korban perang, daripada pakai hewan kenapa ga pakai prajurit yang disuntikkan LAI saja supaya dia immortal?

    bisa jadi kayak Alice nih, hehehe.
     
  4. LuciferScream Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 15, 2011
    Messages:
    137
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +865 / -0
    jadi kapan ni si antony mo ngobrol ama si annna?
     
  5. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    :matabelo: makasi om lalat buat komentar dan reviewnya ya. saya coba perbaiki lagi de struktur kalimatnya :haha:

    :matabelo: makasih banget komentarnya kk melon. memang masih ada beberapa hal yang memang harus dipaparkan di bab2 selanjutnya :madesu: itulah yang membuat saya agak sulit mencari kata2nya dalam bentuk yang bersahabat

    aw~ komennya mantap banget :top: membuat saya mulai berpikir ulang dan mencek semua yang sudah saya konsep :matabelo: tapi saya coba balas komennya lagi dalam bentuk spoiler ya

    ada beberapa point yang menjadi pertimbangan kenapa Ken tidak berpikir untuk menggunakan manusia:
    1. LAI belum pernah dicobakan pada manusia, jadi dia sendiri masih belum berani untuk mengatakan bahwa LAI sanggup digunakan untuk menjadikan manusia super. plus, seperti yang dipaparkan Ken dalam keberatannya di rapat bersama prof Ryan. ada kemungkinan orang tersebut menjadi gila karena adanya campur tangan pemikiran asing dalam tubuh makhluk itu.
    2. dengan kemampuan regenerasinya memang terlihat klo LAI bisa membentuk immortalitas, tapi ada satu hal yang sebelumnya sudah saya utarakan, yaitu mengenai kemungkinan tubuh meregenerasi dengan sangat cepat. bagaimana bila nanti ketika tubuh mengalami luka yang begitu parah tetapi asupan atau persediaan gisi dalam tubuh tidak memadai?
    3. ada suatu fiture dalam LAI yang akan dipaparkan dalam Bab 3 nanti. Bagi Ken yang memiliki rasa kemanusiaan yang cukup tinggi, fiture itu seharusnya tidak boleh dipasangkan pada manusia

    :maaf: segitu saja tanggapan yang terlintas dalam pikiran saya. :matabelo: makasih banget untuk pertanyaan2 dan komennya.
    :makasih-g: makasih banget untuk komentarnya. klo masih ada pemikiran lagi utarakan saja ya :top: jadi bisa untuk koreksi bersama juga

    :matabelo: makasih banget buat pertanyaannya
    di kisah selanjutnya kk. :hihi: tapi masih saya pikirkan masak2 lagi bagaimana menggunakan tata bahasa yang manusiawi

    :makasih-g: makasih semuanya untuk tanggapan, review, dan pertanyaan2nya. bila masih ada yang mengganjal langsung utarakan saja :top: karena bisa untuk review saya dan review bersama
     
  6. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    :top: gan, klo gitu tinggal ditunggu aja lah kelanjutannya, kayaknya uda habis nih pertanyaan :hahai:

    penasaran ma jombi outbreaknya
     
  7. 4thFlicks Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 27, 2012
    Messages:
    178
    Trophy Points:
    47
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +20 / -0
    ceritanya bagus,meski alurnya standard dengan kasus serupa (AI),tapi IMO yang diolah di cerita ini emosi orang2 di dalem cerita. :)
    gw suka sci-fi tapi ga bisa bikinnya sih..ehehehe
    dan kalau arahnya kayak resident evil,apa ada kemungkinan si satrio yang jadi "Nemesis"?
    we'll wait and see.. :)
     
    Last edited: May 28, 2013
  8. LuciferScream Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 15, 2011
    Messages:
    137
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +865 / -0
    ihh si agan mah itu kan spoiler. :ngacir:
     
  9. 4thFlicks Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 27, 2012
    Messages:
    178
    Trophy Points:
    47
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +20 / -0
    ah masak gan,kan cuma berpendapat..anyway,ane kasi spoil tag dah,maaf.. :ngacir:
     
  10. gloriapbm Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 8, 2011
    Messages:
    39
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +20 / -0
    Hi, Nana :hmm: mana emailnya?
     
  11. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    nana? dare?

    :bloon:
     
  12. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    :gaswat: sapa ini :aghh: jangan bilang ini ceni :apa:
    :voodoo: jangan post di sini, di lonje aja post nya :dead: uda gw kirim email nya
     
  13. gloriapbm Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 8, 2011
    Messages:
    39
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +20 / -0
    Hahahaha!!!!!! You got busted!
    Iseng aja lg insomnia.
    Good luck. I know you'll write a good story :hmm:
     
    • Like Like x 1
  14. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    Bab 3 part 1 dan 2 -=Anna=-

    akhirnya kelar juga bab ini dengan sedikit ngebut nulisnya, klo ada yang kurang atau bingung tanyakan saja ya (karena saya nda sempat cek semuanya secara seksama :nangis: maafkan saya) :maaf: semoga berkenan

    “Oh, jadi itu maksudmu? Bilang tidak sempat mengantarku tapi ternyata ada main dengan perempuan lain!”

    “Ti-tidak, bukan begitu maksudku.”

    Film apa sih ini? Aku melihat layar monitor komputer dengan memelas. Tante tetangga sebelah itu memang luar biasa bila mempromosikan sesuatu, sampai-sampai aku pun termakan omongannya.

    “Ini film romantis pertama yang saya suka. Padahal biasanya saya suka film horor lho, tapi waktu nonton ini saya jadi ketagihan, hohoho…”

    Yah, wajahnya memang terlihat cerah serta bahagia sekali, membuat orang-orang yang melihat wajah dan mendengar rayuannya langsung hanyut begitu saja seperti korban banjir yang terseret arus. Tapi setelah sadar bahwa sudah menjadi korban, maka wajah si tante akan terasa sangat menjengkelkan.

    Aku mengulurkan tangan untuk meraih mouse, hendak melenyapkan film “jebakan” ini dari pandangan. Tepat sedetik sebelum aku menekan tombol mouse, terdengar Ed menyalak, membuat aku membatalkan aksi keji pada film “jebakan” ini. Tiga kali, berarti Ken sudah pulang. Kulirik jam di samping monitor.

    Hampir setengah sepuluh, suami macam apa itu? Selama lebih dari 12 jam membiarkan istrinya kesepian dan sendirian di rumah!

    Kusandarkan kepala pada sandaran kursi. Sambil menatap malas pada layar monitor, aku mulai memikirkan hal apa yang akan kulakukan sebagai aksi protes pada Ken. Pertama, akan kubiarkan dia, tidak akan kusambut seperti biasa. Kedua? Akan kupikirkan nanti setelah melihat hasil dari aksi pertama. Menurut pengalaman, ia selalu memiliki cara untuk mengatasi semua rencanaku. Menyebalkan memang, tapi itulah Ken.

    Terdengar pintu depan rumah terbuka, aku tetap tidak beranjak dari kursi empuk ini dan masih terpaku menatap layar monitor, tekatku benar-benar sudah bulat. Hari ini akan kubuat ia merasakan amarah dari seorang wanita. Suara langkah sepatunya terdengar semakin dekat, menandakan bahwa ia sudah memasuki kamar. Aku tetap menahan diri untuk tidak menggerakkan kepala ataupun melirik.

    Kehadirannya benar-benar kurasakan sekarang, dia berdiri tepat di samping. Dan seperti biasa, ia selalu tahu kelemahan dari rencanaku. Aku melihat lengannya yang terulur untuk menggapai tombol power pada monitor, dan… Klik! Layar monitor itu langsung dipenuhi dengan warna hitam yang hanya memantulkan bayangin diriku.

    “Argh!” geramku sambil melayangkan pandangan padanya. Saat itu juga aku menemukan bahwa ada yang aneh. Biasanya ia akan melihat padaku dan memasang senyum kemenangan, tapi kali ini dia hanya terdiam sambil memasang wajah tanpa ekspresi. Ia berdiri di samping tempat tidur sambil melepas jas kemudian melemparnya pada ranjang.

    “Ada sesuatu yang terjadi?” tanyaku.

    Tangan Ken yang sedang berusaha melepas simpul dasinya terhenti. Ia melirik padaku, “Rekanku sedang menunggu di ruang tamu. Ia ingin mengobrol denganmu, kau bisa bertanya padanya apa yang terjadi.”

    Singkat, jelas, dan padat. Ken hanya akan melakukan itu bila ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Ia melempar dasinya ke ranjang setelah itu pergi meninggalkan kamar tanpa berkata apa-apa lagi, sudah pasti untuk mandi. Ketika sosoknya sama sekali sudah tidak tampak, saat itulah aku baru menyadari sesuatu. Aku kalah telak! Setelah mengatakan bahwa rekannya menunggu di ruang tamu, ia tetap menyuruhku membereskan jas dan dasinya? Hebat, lelaki memang penjajah!

    Sambil menghela nafas karena sebal, aku bangkit dari kursi, menepuk tangan dua kali. Tak lama kemudian Ed tampak memasuki kamar kemudian mulai membereskan komputer. Meskipun jari-jarinya pendek tetapi ia tetap dapat melaksanakan tugasnya dengan begitu baik, jadi aku tidak pernah khawatir pada hasilnya.

    Aku menggapai jas kerja Ken kemudian mulai mengeluarkan semua isinya. Itulah kebiasaan buruknya, ia tidak pernah mau membereskan barang-barangnya sendiri. Dompet, ponsel, kunci-kunci, dan… kertas?

    Kubuka lipatan kertas itu, untungnya bukan menampilkan foto wanita. Nama orang itu Satrio dan detail lain mengenai cacatan medisnya juga tertulis di situ, sepertinya Ken mencuri dokumen atau apalah aku tidak mengerti. Dari semua tulisan yang ada, hanya satu yang menarik perhatianku. Tulisan tangan entah milik siapa, seperti IP address. Entahlah, akan kutanyakan nanti pada Ken.

    Setelah melemparkan cucian pada keranjang, aku segera memasuki ruang tamu. Tampak seorang lelaki kurus yang tak terurus sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Melihat lelaki itu membuatku bersyukur bahwa Ken masih mengurus penampilannya.

    “Maaf, sudah lama menunggu?” aku mengungkapkan pertanyaan yang sekaligus sapaan.

    Lelaki itu sedikit tersentak, dengan cepat ia mengangkat wajahnya, sepertinya ia tidak menyadari kehadiranku sebelumnya. “Ah tidak,” katanya sambil memasang senyum ramah, ia langsung beranjak dari tempat duduk dan menghampiriku.

    Lelaki itu mengulurkan tangan, aku pun menyambutnya dan kami berjabat tangan. “Antony Susetyo,” katanya memperkenalkan diri.

    “Anna,” balasku. “Ken bilang kau ingin bicara denganku, mengenai apa?”

    Masih dengan senyum ramah pada wajahnya, Antony melihat padaku dengan sorot matanya yang tajam. Jauh dalam tatapannya aku dapat melihat bahwa ia seperti sedang memikirkan sesuatu, entah itu mengenai pembicaraan yang akan dimulainya atau sesuatu yang ada padaku.

    “Hanya beberapa pertanyaan mengenai golden terrier itu, kalau tidak salah namanya Edward?”

    Sekarang aku tahu apa arti tatapan tajamnya. “Ken sudah menceritakan semuanya?”

    Ia mengangguk, “Sayangnya dia tak bisa memberi tahu mengenai cara kerja kecerdasan buatannya.”

    “Bila aku beritahu cara kerja script AI-nya, mungkin akan memakan waktu cukup lama. Kau tidak dicari keluargamu?”

    “Saat ini aku hidup sendiri,” jawabnya seraya tersenyum penuh arti.

    Entah hanya perasaanku saja atau memang benar, aku merasa seperti melihat kesedihan pada pandangannya, meskipun hanya sesaat. Ah ya, aku memang melihatnya. Usia lelaki itu terlihat sekitar 10 tahun lebih tua daripada Ken, sepertinya tidak wajar bila ia masih hidup sendiri. Ditambah lagi kata ‘saat ini’ yang dia ucapkan sepertinya memang memiliki maksud tersendiri.

    “Oh begitu,” kataku. “Kau lapar? Kita bisa ngobrol sambil makan, Ken juga pasti akan bergabung. Kebetulan aku juga memiliki pertanyaan untukmu.”

    Lelaki itu terlihat sedikit terkejut. Sudah pasti, baru beberapa menit kami bertemu dan saling mengetahui nama, tetapi masing-masing dari kami sudah memiliki pertanyaan untuk diungkapkan.

    Aku mengantarnya pada ruang makan yang merangkap dapur. Perhatian Antony langsung teralih pada Ed yang sudah mendahului kami, golden terrier itu sedang meringkuk di balik mangkuk makanannya.

    “Dia pasti sudah lapar,” kataku. Aku segera membuka kulkas dan mengambil sebongkah daging rebus kemudian menaruh pada mangkuk itu. Dengan begitu lahap, Ed langsung menyantap makanannya.

    “Silakan,” kataku sambil mengulurkan tangan menunjukkan hidangan di atas meja.

    Dahi lelaki itu berkerut melihat menu yang tersedia. Yah, aku dapat mengerti apa yang dipikirkannya. Mungkin memang terlihat sangat tidak wajar bila seorang ibu rumah tangga memberikan daging pada hewan peliharaannya sedangkan untuk sang suami hanya diberikan sayur-mayur dan telur dadar.

    “Bukan berarti aku lebih sayang pada Ed,” aku cukup yakin bahwa Antony berpikir demikian. “Ken lebih menyukai sayuran dan telur daripada daging, atau kau ingin makanan yang lain? Aku akan siapkan.”

    “Ah tidak, kebetulan aku bukan pembenci sayuran,” dengan cepat Antony menolak tawaranku kemudian segera mengambil tempat duduk. Aku duduk di seberangnya.

    “Jadi, siapa dulu yang sebaiknya bertanya?” lelaki itu langsung menuju pada topik pembicaraan utama. “Mungkin sebaiknya kau dulu?”

    Aku juga merasa begitu, karena mungkin pertanyaan dariku akan membutuhkan jawaban yang lebih singkat daripada penjelasan yang dia minta. “Baiklah,” aku menyetujui usulnya. “Ada apa dengan Ken? Dia terlihat seperti memiliki beban pikiran.”

    Antony menghela napas, “Dia jadi seperti itu semenjak selesai rapat pagi tadi. Semua karena pak tua Ryan yang memiliki ide gila untuk mencoba LAI pada manusia.”

    Spontan aku membelalakkan mata, selama beberapa saat aku tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak tahu orang jenius seperti apa yang mau mencobakan sesuatu pada manusia sebelum sesuatu itu dipastikan aman terlebih dulu.

    “Manusia?” aku masih tidak begitu percaya, sesaat aku teringat pada kertas yang kutemukan tadi. “Satrio?”

    “Kennedy sudah memberitahumu?”

    Aku menggeleng, “Ken itu sangat idealis, ia tidak akan mencuri dokumen kecuali memiliki alasan yang sangat kuat, yaitu rasa kemanusiaannya.”

    “Kau sangat mengerti dia, bahkan juga bisa tahu bahwa dia mencuri dokumen.” Segaris senyum terlihat pada wajah Antony.

    Aku tertawa kecil, bagiku kata-katanya merupakan pujian sekaligus pertanyaan. “Bila Ken mendapat ijin untuk melihat dokumen itu, aku yakin dia akan membawa sebundel kertas. Tapi yang kulihat, dia hanya membawa selembar kertas yang terdapat tulisan tangan, dan kertas itu dilipat seolah-olah memang akan menjadi milik pribadinya.”

    “Itu tulisanku. Ken ingin mengawasi si relawan dari rumah, itu IP dan password-nya,” Antony mengakui. “Masih ada pertanyaan lain?”

    “Bagaimana keadaan orang itu setelah diberikan LAI?”

    “Terakhir kali aku dan Ken bicara Satrio, perilakunya biasa saja. Ken juga bilang bahwa orang itu masih mengingat namanya, jadi mungkin masih baik-baik saja.”

    Aku mengangguk samar, “AERIOS memang dirancang untuk tidak aktif bila otak digunakan untuk banyak berpikir, berbeda dengan EDWARD yang langsung membajak tanpa melihat kondisi otak.”

    “Jadi itu yang dimaksud bahwa EDWARD lebih ‘ganas’ daripada AERIOS?”

    Aku kembali mengangguk, “Meskipun begitu, memasukkan LAI pada manusia yang masih hidup tetap sangat berisiko. Aku tidak bisa membayangkan apa saja yang bisa dipelajari LAI dari manusia hidup.”

    “Dipelajari?”

    Yah, rasanya memang inilah saat yang tepat untuk menjelaskan cara kerja kecerdasan buatan LAI dengan detail.

    “Selain memiliki pengetahuan dasar, LAI juga dapat menambah pengetahuan dengan kemampuannya untuk belajar sendiri. Setelah aplikasi itu dimasukkan dalam tubuh, maka AI-nya akan langsung mempelajari tubuh tersebut. Seperti ingatan, pemikiran, bentuk serta fungsi-fungsi bagian tubuh, dan lainnya. Tubuh manusia memiliki pemikiran dan pengetahuan yang sangat kompleks, aku tidak tahu pengetahuan tambahan apa yang akan didapat oleh LAI.”

    Aku hendak memberi penjelasan lanjutan, tapi kuhentikan karena melihat Ken datang dan segera bergabung. Perhatianku dan Antony langsung teralih padanya.

    “Maaf mengganggu pembicaraan kalian,” sepertinya Ken langsung menyadari. “Tidak makan?” ia berkata sambil melirik pada temannya.

    “Menunggu tuan rumah.”

    “Ah ya, silakan.” Ken mulai mengambil makanan dan diikuti oleh temannya.

    Ternyata Antony bukanlah orang yang suka membuang waktu. Ia langsung lanjut bertanya setelah makan malam telah siap pada piring di hadapannya. “Apa yang akan dilakukan oleh LAI ketika pertama kali dapat menguasai tubuh barunya?”

    Sebenarnya berbicara panjang lebar pada seseorang yang sedang makan, sangat tidak sesuai dengan hobiku, tapi untuk yang satu ini sepertinya harus sedikit kulanggar.

    “Prioritas utama LAI untuk melakukan kegiatan adalah menjalankan perintah, mungkin Ken telah menjelaskan sebelumnya bahwa kita dapat memberikan perintah pada LAI.”

    Anggukan dari Antony, membenarkan perkataanku. “Dalam presentasi kemarin, Kennedy memang menyebutkan mengenai chip yang dapat menghubungkan kita dengan LAI. Bila chip itu dimasukkan dalam komputer maka kita dapat memberi perintah pada LAI.”

    “Tepat! Baik AERIOS atau EDWARD, mereka sama-sama memiliki chip-nya sendiri.”

    Aku menarik nafas panjang setelah melihat reaksi Antony yang sepertinya sudah paham. “Prioritas kedua yang dijalankan oleh LAI adalah hal yang paling diinginkan oleh makhluk tersebut. Jadi, bila kita tidak memberikan perintah, LAI akan menjalankan keinginan dari makhluk itu seperti bermain, jalan-jalan, dan sebagainya.”

    Bola mata Antony sekilas mengarah pada Ken, wajahnya menggambarkan seperti menyadari sesuatu. “Apa hewan itu sampai sekarang tidak pernah menunjukkan tanda-tanda yang aneh? Atau mungkin ada sesuatu yang menjadi pantangannya?”

    Aku melirik pada Ed yang saat ini sedang meringkuk di balik mangkuknya. “Kalau keanehan sepertinya tidak ada, bagiku semuanya terlihat wajar. Kalau pantangan-“ aku diam sesaat. “Mungkin lebih tepatnya sesuatu yang aku sendiri belum mengetahui kebenarannya. Tapi aku memberikan perintah pada Ed supaya tidak pernah menggigit selain makanannya atau benda mati.”

    Kerutan menghiasi dahi Antony, menunggu penjelasan lebih dariku. “Seperti virus atau parasit lainnya, LAI memiliki kemampuan untuk meng-copy kecerdasan buatannya.”

    “Maksudmu LAI bisa menular?”

    Aku diam sesaat sebelum mengangguk setuju. “Itu hanya dugaan, aku dan Ken belum pernah mencoba atau pun mendapatkan buktinya. Kami sadar bahwa pengetahuan dan fasilitas kami terbatas, salah satu tujuan kami mengajukan LAI pada PPTM adalah untuk menyelidiki efek dan mengembangkannya.”

    “Tapi,” dengan penuh penyesalan aku memasang sedikit senyum. “Pikiran manusia memang tidak pernah bisa diduga. Aku tidak menyangka bahwa ada orang yang begitu naif mencoba LAI pada manusia.” Kulirik Ken yang ternyata juga melihat padaku. Aku yakin bahwa dia juga merasakan kekecewaan yang sama sepertiku.

    Untuk waktu yang cukup lama, tidak ada yang angkat bicara hingga kedua laki-laki itu menghabiskan makanannya. Antony beranjak dari tempat duduknya, menghampiri Ed.

    “Tidak dapat kupercaya,” kata lelaki itu sambil membelai rambut tembaga Ed. “Anjing ini adalah mayat hidup. Mengambil alih pusat saraf dan membuat semua bagian tubuh bisa berfungsi kembali seperti makhluk hidup, script AI yang luar biasa.” Aku yakin kalimatnya bermaksud memujiku dan Ken, ia berhasil.

    “Sudah tengah malam, kau ingin menginap di sini atau aku mengantarmu pulang?” sahut Ken yang sepertinya membuat Antony teringat bahwa tempat ini bukan rumahnya.

    “Apa ada kamar kosong untukku menginap?”

    “Aku tidak akan menawarkan bila tidak ada.”

    Antony tersenyum mendengar jawaban Ken. Ia terlihat sedikit malu karena telah mengungkapkan pertanyaan bodoh.

    “Biar kuantar,” kataku sambil beranjak dari kursi.

    Aku menunjukkan pada Antony kamar yang memang diperuntukkan bagi tamu. “Bila masih membutuhkan sesuatu katakan saja,” kataku.

    “Sepertinya sudah lebih dari cukup,” jawabnya sambil menyapu setiap inci dari kamar itu dengan pandangannya. “Sangat luas untuk ukuran kamar tidur biasa.”

    “Kamar ini biasa digunakan bila ada keluarga yang menginap, jadi memang harus luas.”

    “Pasti menyenangkan sekali bisa berkumpul dengan keluarga,” katanya sambil memasang senyum.

    Kali ini aku yakin bahwa ada kesedihan di wajahnya. Karena cukup penasaran, aku memberanikan diri untuk bertanya. “Kau benar-benar hidup sendiri?”

    “Sejak kematian istri dan anakku, aku tinggal sendiri.”

    Aku sedikit tersentak mendengar jawabannya, penyesalan mulai merayapiku. “Maaf, ternyata jadi membuatmu mengingat hal menyedihkan.”

    “Tidak apa,” jawabnya sambil menggeleng samar. “Itu kejadian tiga tahun yang lalu. Aku senang bisa memberitahu orang lain bahwa aku pernah memiliki istri dan anak, dengan begitu keberadaan mereka juga bisa diketahui oleh orang lain.”

    Meskipun tahu bila menunjukkan ekspresi prihatin malah akan membuatnya semakin sedih, tapi kata-kata yang diucapkannya benar-benar membuatku tidak dapat memikirkan sesuatu untuk menghiburnya.

    “Kau ingin istirahat?” tanya Antony yang sepertinya menyadari kebingunganku.

    “Oh, iya,” jawabku cepat. “Selamat malam.”

    Aku membuka mata. Seperti biasa, yang pertama kali kulirik adalah jendela. Cahaya matahari yang tertahan membuat gorden jadi terlihat bersinar. Yah, seharusnya pagi ini akan menjadi pagi yang biasa-biasa saja bila aku tidak menyadari Ken yang ternyata sudah mendahuluiku terjaga. Kejadian langka yang belum tentu akan terjadi setengah tahun sekali.

    Ia duduk bersandar pada bantal sambil menatapku yang juga menatapnya. “Masih memikirkan Satrio?” tanyaku.

    “Kamu cemburu?”

    “Iya!” jawabku dengan cepat dan tegas, menunjukkan kekesalanku.

    Terkadang Ken memang menyebalkan, ia terlihat begitu senang bila berhasil membuatku cemburu. Masih sambil menatapku, ia memasang senyum meledek seolah-olah kemenangan telah berhasil diperolehnya.

    Aku bangkit duduk pada ranjang. “Memikirkanku membuatmu bisa tidur lebih nyenyak,” kataku ketus. “Tapi memikirkan Satrio hanya membuatmu susah tidur hingga otakmu penuh dengan pikiran.”

    “Dari obrolanmu semalam dengan Antony, membuatku memikirkan satu cara,” kata Ken tanpa rasa bersalah sedikit pun, seperti tidak peduli dengan protesku. “Bagaimana bila aku mencuri chip AERIOS lalu kau membunuhnya. Bila ada chip itu kau bisa melakukannya, kan?”

    Kalimat itu benar-benar membuatku terperangah hingga menghapuskan rasa kesalku. Apa kasus Satrio ini benar-benar begitu spesial baginya? Ken yang begitu patuh pada peraturan sampai rela untuk mencuri berkali-kali!?

    “Ngg… Entah ya,” jawabku sambil memikirkan segala kemungkinan mengenai usul dari Ken. “Saat ini mungkin AERIOS masih belum aktif karena Satrio masih menggunakan otaknya untuk berpikir. Bila aku menggunakan chip itu sekarang, terkesan seperti memerintah komputer yang sedang mati.”

    “Eh tapi,” kataku lagi yang baru saja menyadari sesuatu. “Sepertinya bisa. Bila dapat mendeteksi keadaan otak, berarti AERIOS bukannya tidak aktif, hanya saja berada dalam kondisi idle, dia menunggu saat yang tepat untuk beraksi.”

    Aku tidak tahu apa yang didapat Ken dari jawabanku, tapi ekspresi wajahnya berubah setelah mendengar kalimat dariku yang seharusnya adalah kabar gembira. Ia membelalakkan matanya, seolah-olah sadar akan sesuatu.

    Segera ia menyibakkan selimut dan beranjak dari ranjang. Seperti sedang diburu hantu, ia mulai mencari-cari sesuatu di atas meja, tempat biasa aku menaruh barang-barangnya. Ia menyambar secarik kertas kemudian melemparkannya ke ranjang.

    “Hubungkan dengan IP itu, di situ juga sudah tertulis password-nya! Aku akan memanggil Antony,” kata Ken dengan begitu terburu-buru. Kemudian ia langsung meninggalkan kamar tanpa memberi penjelasan lanjutan.

    Aku sempat mematung sambil memperhatikan kertas itu, mulutku sedikit menganga sambil menerka apa yang Ken pikirkan. Yah, menebak apa yang dipikirkan Ken juga percuma. Kuambil kertas itu kemudian mulai melakukan perintah Ken.

    Tidak memakan waktu lama untuk langsung terhubung pada kamera yang menampilkan seorang lelaki dekil dan kurus. Lelaki itu sedang sedang melamun sambil duduk di sisi ranjang, menghadap ke arah kamera. Bila ia mengangkat wajahnya sedikit lebih tinggi mungkin aku bisa melihat raut mukanya dengan jelas. Selama beberapa menit ia tidak bergerak sedikit pun, benar-benar membuatku bosan setengah mati.

    “Ada yang aneh?” suara seseorang terdengar tepat dari sebelah, membuatku tersentak. Spontan aku menoleh dan mendapati Antony sedang berdiri begitu dekat di samping sambil melihat monitor.

    “Dia tidak bergerak sedikit pun dari tadi,” jawabku.

    Dahi Antony berkerut kemudian ia mengeluarkan ponsel dari saku kemejanya yang kusut dan mulai menghubungi seseorang. “Halo? Ini Antony, siapa yang giliran jaga sekarang?” Aku merasakan sedikit emosi pada nada bicaranya.

    Terdengar suara seseorang dari ponsel itu, mengucapkan beberapa kata yang tidak dapat kutangkap dengan jelas.

    “Apa saja kerjamu?” kata Antony hampir seperti membentak. “Aku melihat ada yang tidak beres dengan Satrio, tolong segera kau periksa!”

    “Pemakan gaji buta!” dengan kesal lelaki itu bergumam sambil memutuskan teleponnya.

    Tepat ketika Antony memasukkan ponselnya ke saku, Ken datang dan langsung menghampiri kami dengan langkah-langkah yang cepat. “Bagaimana keadaannya?” tanya Ken sambil memperhatikan monitor dengan seksama, kekhawatiran terpancar jelas dari wajahnya.

    “Entah, ia tidak bergerak sedikit pun dari tadi,” jawab Antony yang juga terlihat sedikit panik.

    “Sudah kuduga, bodoh!” Ken memaki dirinya sendiri. “An, perhatikan terus apa yang terjadi! Aku segera ke sana.” Sambil memberi tanda mengajak Antony, Ken bergegas melangkah meninggalkan kamar.

    “Tidak sarapan dulu?” Meskipun tahu bahwa Ken pasti menolak, tapi secara refleks aku mengungkapkan juga pertanyaan bodoh itu.

    “Besok saja,” jawab Ken sebelum sosoknya menghilang.

    Aku menghela nafas, kembali kulirik layar monitor. Entah apa yang harus kurasakan, aku tidak merasa sepanik mereka. Mungkin karena aku tidak begitu mengerti apa yang sedang terjadi. Tapi, apa pun itu, sikap orang ini memang terlalu aneh. Apa AERIOS berhasil menguasainya? Bagaimana mungkin? Ia manusia hidup yang seharusnya masih menggunakan otaknya untuk berpikir.

    Selama beberapa menit mengawasi orang dekil yang melamun, akhirnya aku melihat ada seseorang yang berpakaian jas putih seperti dokter, datang menghampiri Satrio. Si dokter menyapa, tetapi Satrio tidak memberikan respon apa pun juga. Berbagai gerakan dilakukan si dokter untuk menarik perhatian Satrio, tetapi lelaki dekil itu tetap tidak bergerak sedikit pun. Akhirnya orang itu mulai memasangkan kabel-kabel pada tubuh Satrio.

    Ketika si dokter sedang sibuk dengan segala alat-alat yang digunakannya, Satrio mulai mengangkat wajahnya. Membuat pandangan matanya bertemu dengan mataku. Entah apa yang terjadi setelah itu, aku benar-benar tidak dapat mengingatnya. Yang kurasakan, pandangannya benar-benar menusuk hingga membuatku tersentak dan berhenti bernafas. Tubuhku sontak mengejang, matanya yang begitu besar dan bulat terus menutupi semua penglihatanku. Bahkan ketika aku menutup mata, gambaran itu tetap tidak hilang dari pikiranku.

    Aku tidak tahu berapa lama waktu yang kuhabiskan untuk bisa kembali pada kesadaran. Napasku begitu memburu, tenggorokkanku terasa seperti habis tercekik, seluruh tubuhku terasa dingin dan bergetar. Apa yang telah terjadi? Untuk sesaat tubuh ini seperti tidak mau menuruti keinginanku.

    Ed menyalak dengan begitu keras, entah sejak kapan golden terrier itu sudah berada di sampingku. Mungkin karena panggilannya juga aku dapat kembali pada diriku yang sebenarnya. Dengan nafas yang masih memburu dan tubuh bergetar, aku menjatuhkan diri dari kursi dan langsung memeluknya. Kali ini aku benar-benar takut, perasaan teror itu masih terngiang dalam bayanganku.

    Kucoba mengatur nafas untuk menenangkan diri, kembali kulihat layar monitor yang ternyata tampak gelap. Sepertinya sambunganku dengan kamera CCTV tadi telah terputus. Kucoba menenangkan diri beberapa saat sebelum berusaha menyambungkan kembali dengan kamera itu, tapi usahaku sia-sia.

    Tubuhku mulai merinding, kali ini rasa takut itu semakin menjadi-jadi ketika mengingat apa yang baru saja kualami. Ken-
    mohon kritik dan sarannya :maaf: kasi cabe ijo nda papa, asal jangan pedas ya :hihi:
     
  15. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    emang pria selalu seperti itu, tidak pernah mengerti tentang perasaan wanita :boong: dan.. itu yang buat pria menarik :mesum:

    btw itu kena saringan nya naruto..

    tatap mata saya :hipno:

    anoo.. golden terrier itu apaan ya? :bloon:
     
    Last edited: Jun 21, 2013
  16. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    sharingannya naruto atau sasugay atau itachi neh :lol: naruto kan nda punya sharingan
    golden terrier yah, kurang lebih seperti ini tampang nya
    [​IMG]
     
  17. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    hemm, mulai masuk ke bagian horrornya nih :haha:

    penjelasan bagus, plot lancar tanpa masalah, yang jadi pertanyaan buat ane, hmm, apa mungkin nantinya zombie2 yang ada itu dikendalikan ama seseorang? secara aerios kan katanya bisa dikendaliin ma seseorang, gitu ya? :bloon:

    deskripsi chara, entah kenapa ane ngerasa di bagian ini ada sesuatu yang kurang kerasa feelnya, tapi kenapa ya? #mikir

    penulisan, masih ada sedikit typo n tanda baca yang ga pas, dikit sih :hmm:

    ditunggu berikutnya deh :peace:
     
  18. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    makasih komen dan review nya om lalat :matabelo:
    hmm... dikendalikan oleh seseorang ya... sempat terpikir akan jadi seperti itu sih :hihi: tapi mungkin nda akan seperti itu, takut agak umum soal nya :XD: benarnya saya juga masih mikir enak nya chip aerios diapain :lol: (penulisnya dodol juga neh :hammer:) karena ada beberapa ide yang muncul dipikiran :aghh: jadi bingung ingin pilih yang mana (serasa seperti harus memilih orang paling tampan di antara orang tampan :malu1:)

    untuk deskripsi, typo dll itu mungkin sih :dead: karena seperti yang saya bilang, nulis nya agak ngebut :nangis: saya cuma periksa kembali bagian2 yang menjelaskan LAI nya saja :maaf: ternyata jadi agak kurang dapat yah feel nya

    yosh!!!! :onfire: kedepannya mudah2an akan ada waktu lebih banyak untuk cek setelah kelar ditulis :dead: tapi update nya akan lama mungkin
     
  19. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    nyoba ngebaca novel kk sukrosa, saat istirahat ngerjain tugas.

    komen prolog dulu ding, supaya jd banyak post akunya,

    mungkin udh ketinggalan kereta ya, tapi nggak apa2 kyknya.

    klo menurut aku pribadi, pembukaan ceritanya udha menarik banget* .

    aku setuju dgn pendapat kk lalat, dialognya cuman yang terkesan kaku.
    seolah2 kita lagi ngebaca novel terjemahan gitu loh. padahal, settingnya kan di indonesia, jadi terkesan apa ya. Terkesannya kyk org indonesia di tahun itu harus berbahaya Indonesia yg baik dan benar :haha:

    trus mungkin, setting tahunnya bisa dijelaskan. soalnya, ini klo nyangkut SF, ada teknologi baru, mungkin aja dimasa depan gitu kan kak?

    Klo soal inti cerita, kyknya tentang AI yg mereka kembangkan, dan si Anna bakalan ketemu dgn masa lalunya gitu, klo ane nebak sih.

    klo saran sih, ane pikir lbh baik dijelasin bagaimana protein* bisa jadi AI gitu di otak atau mekanismenya kyk gimana? mungkin sulit ya :madesu:
    tapi, gimana ya? ane sih malas bgt ngebaca tanpa berpikir gitu. Jadi, klo dibilang protein bisa jadi AI terus entah bagaimana prosesnya/bin salabin, aku nggak terimaaaaaaaaaaaaaaa :voodoo:

    ah, maaf. mungkin akan dijelasin di chap. selanjutnya ya? Ah, haha, ane asumsi bgt.
     
  20. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    makasih banget untuk komentar dan review nya :matabelo:
    waduh :keringat: ternyata bisa diasumsikan ada sejenis masa lalu gt yah :lol: okeh, nanti saya jelaskan de setting waktu nya. sebenarnya itu setting nya yah jaman2 sekarang ini kok, nda ada setting waktu yang aneh2

    untuk penjelasan LAI-nya, akan diperjelas lagi di chapter2 berikutnya. dan itu bukan protein yang menjadi AI lho, tapi AI yang dimasukkan dalam cairan protein. ambil contoh saja prosesor yang berfungsi untuk berpikir dan memerintah robot. nah LAI ini mirip cara kerjanya seperti itu, hanya saja bentuk prosesor nya berupa cairan protein :unyil:
    btw, knp nama saya jadi sukrosa :keringat: apa karena saya manis seperti sukrosa ya :malu2:
     
  21. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    eh, sukrosa kan nama senyawa beken yang ada di tebu kak... >.<

    nah itu, ane nggak ngeliat hubungan antara protein dengan fungsi sistem saraf pusat di otak. Kan otak yg brtanggungjawab pada fungsi kognitif, pemikiran, dan pengaturan yg akan diteruskan oleh tubuh. Klo yg pernah ane baca sih, otak itu bisa ngendaliin tubuh manusia, karena dia menyerap data/respons, memprosesnya sebagai informasi, dan mengeluarkannya via pulsa listrik lewat synapse pada neuron2 otak. jadi, ane nggak ngeliat hubungannya, yg meskipun AI nya dimasukin ke protein, tapi protein nggak punya peran penting dalam proses ini.

    memang protein punya peran penting dlm tubuh manusia. contoh: hemoglobin yang merupakan senyawa protein yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. tanpa hemoglobin, manusia akan mati. tapi, ini jg nggak ada hbungnanya dengan otak.

    selain itu, protein itu, yg pernah ane baca, merupakan molekul polimer dari gugus asam amino. Artinya, struktur molekul protein itu benar-benar rumit. protein baru bisa terbentuk klo ada 10 - 10.000 gugus asam amino. apalagi klo gugus asam aminonya berikatan dengan gugus karboksil.

    intinya, semakin gugus asam amino yang ada pada protein, maka molekul itu sangat stabil. Dia nggak akan mau bereaksi dengan zat manapun. dan klo struktur/kodenya diganggu, maka itu nggak jadi protein lagi. senyawanya akan jadi nggak stabil dan ikatannya akan putus.


    Ah, ane malah bicara yg nggak jelas. AAAAAAAHHH, aku jadi keliatan sok pintarrrr lagi... Tidaaaaaaaaaaaaaaaak :sedih:

    tapi, udah banyak ngetik, malas dihapuslah.

    Bacaan sebelum tidur.

    Oh, cepat juga langsung ada sukarelawan kyk gitu... >.<

    Ceritanya semakin menarik menurut aku. Soalnya ada beberapa peran karakter yang muncul bakalan terjadinya konflik, atau udh malah terjadi ya???
    kyk jenderal itu.

    Aku suka dengan karakter Satrio. Lugu, tapi nantinya bakalan twist juga akhirnya, kyknya, tebak diriku... :haha:

    Lanjut chap. 3 besok hari .... :gatling:

    Eh, ini udah tiga bulan blum di update ya kak????

    Maaf, klo ane banyak ngomonggggg, .....>.<
    pengen tidur, tapi nggak bisa tidur....
    mau dibikin pusing dulu, baru bisa tidur.


    met tidur, kk :tidur:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.