News Korut Rilis Foto-Foto Kim Jon-un Naik Kuda Putih di Gunung Paektu, Indikasikan Siap Tempur?

Kita sudah sering mendengar analogi "para gadis yang menunggu kedatangan seorang pangeran berkuda putih dalam hidupnya." Kurang lebih artinya adalah seorang pria yang dinanti oleh seorang wanita untuk menjadi pendamping hidupnya.

Kini seorang figur berkuda putih muncul hingga menggegerkan dunia internasional. Tidak hanya para gadis, lebih tepatnya ia bikin gundah para pemimpin berbagai negara. Karena dia adalah Kim Jong-un, pemimpin dari Korea Utara.

​

Korea Utara baru-baru ini merilis rentetan foto dari pemimpinnya, Kim Jong-un, tengah menunggangi seekor kuda putih yang gagah, melintasi wilayah gunung bersalju. Sosok tambun Kim Jong-un dipadukan dengan keahlian menunggang kudanya yang diluar dugaan cukup impresif membuat foto-foto tersebut terkesan gagah sekaligus lucu.

Bandingkan dengan Diktator Turkmenistan, Gurbanguly Berdymukhamedov, atau Presiden Russia Vladimir Putin.

​

Namun perhatian dari para elit politik dan pengamat politik internasional lebih terpaku pada makna dibalik dirilisnya foto-foto tersebut. Di mana menurut Vox, Korea Utara sengaja merilis foto pemimpin mereka berkuda itu sebagai propaganda, bahwa dibalik foto-foto itu tersimpan makna yang sangat serius.


Sejarah Gunung Paektu dan kaitannya dengan Korea Utara

Gunung yang dilintasi oleh Kim dan kuda putihnya itu tak lain adalah Gunung Paektu, yang merupakan simbol sakral bagi Korea Utara. Gunung ini merupakan tempat kelahiran "mistis" pendiri dari pendiri Kerajaan Korea dan berperan sentral bagi pemberontak bersenjata Korea melawan penjajahan Jepang pada awal 1900an.

Selain itu, Paektu juga berperan penting dalam Perang Korea, ketika para gerilya pimpinan Kim II Sung (Kakek Kim Jong-un sekaligus pendiri dari Korea Utara) menggunakan gunung ini sebagai markasnya.

Gunung Paekto begitu penting dalam sejarah dan identitas Korea Utara, sampai-sampai Kim Jong II (ayah Kim Jong-un, yang memimpin Korea Utara hingga kematiannya pada 2011) menulis ulang sejarah dengan mengklaim dirinya terlahir di gunung tersebut, meski sebenarnya menurut berbagai catatan, ia lahir di Uni Soviet.

Kim Jong-un bahkan berfoto di depan gunung itu bersama Presiden Korea Selatan Moon Jae-in datang dalam sebuah kunjungan historik ke Korea Utara pada tahun lalu.


Simbolisasi kuda putih

Kuda putih sendiri merupakan simbol yang lekat kepada Kim II Sung, pendiri dari Korea Utara sekaligus kakek dari Kim Jong-un, dan juga seorang figur bak dewa dalam mitologi Korea Utara. Kim II Sung disebut-sebut dihampiri oleh seekor kuda putih dalam sebuah pertarungan melawan penjajah Jepang dan sejak itu ia kerap digambarkan menunggangi kuda putih, menurut Washington Post.

​

Jadi, bagi Kim Jong-un yang rela melakukan photo shoot menunggangi kuda di pegunungan dianggap memiliki makna yang dalam. Berdasarkan pernyataan yang dirilis KCNA (Agensi Berita Sentral Korea Utara), sepertinya memang benar adanya.

Pyongyang, 16 Oktober — Kim Jong Un, pemimpin dari Partai Buruh Korea (PBK), pemimpin dari State Affairs Commission dari Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) dan Pemimpin Tertinggi dari RRDK, menunggangi seekor kuda putih di puncak Gunung Paektu saat turunnya salju pertama [tahun ini].

Ia didampingi oleh para pejabat senior dari Komite Sentral PBK.

Perjalanannya menunggang kuda di Gunung Paektu adalah sebuah event luar biasa yang sangat penting dalam sejarah revolusi Korea.

Ia, di puncak Gunung Paektu menunggang kuda, mengenang dengan emosi yang dalam, jalur yang dipenuhi perjuangan berat yang telah ia lalui demi sebuah tujuan mulia membangun negara terkuat dengan kepercayaan dan tekad sekokoh Gunung Paektu dan hari-hari penuh dengan berbagai perubahan yang cepat serta mengambil sudut pandang dari langit, melihat pegunungan yang tampak seperti pegunungan revolusi curam yang harus ia lalui dengan semangat tinggi.

Merefleksikan mien terhormat dari King Jon Un di puncak Gunung Paektu yang megah adalah kemegahan dari komandan termasyhur tengah melihat jauh ke jalur kemajuan dari sebuah negara sosialis kuat yang akan mencapai kemakmuran dengan kekuatannya sendiri, menghadapi semua angin sakal dengan kekuatan Gunung Paektu.

Seluruh pejabat yang mendampinginya di puncak gunung merasakan luapan emosi yang mendalam dan kebanggan dan yakin bahwa akan datang sebuah operasi besar untuk kembali menyerang dunia dengan keajaiban serta memajukan revolusi Korea satu langkah ke depan.

Dua paragraf terakhir menjadi fokus dari para pemimpin dunia serta pengamat politik. "yang akan mencapai kemakmuran dengan kekuatannya sendiri, menghadapi semua angin sakal dengan kekuatan Gunung Paektu" menirukan pernyataan Kim Jong-un bahwa Korea Utara akan mengalihkan fokusnya untuk mengembangkan dan menguji senjata untuk meningkatkan perekonomian negara komunis tersebut.

Namun usaha itu sebelumnya telah dihalangi oleh sanksi dagang dari Amerika Serikat (AS) yang mengakibatkan mandegnya perekonomian Korea Utara. Hal ini membuat berang Pyongyang karena mereka masih belum mencapai kata sepakat dengan Washington terkait nuklir yang bisa menarik kembali sanksi tersebut.

Diduga, menunggang kuda putih di Gunung Paektu merupakan usaha Kim Jong-un untuk terlihat menyakinkan bagi rakyat Korea Utara. Jangan dikira seorang diktator tidak perlu berpolitik karena tak punya lawan politik.

Dan berikutnya adalah paragraf terakhir sekaligus yang paling mengkhawatirkan, karena jelas-jelas menuliskan "kan datang sebuah operasi besar untuk kembali menyerang dunia dengan keajaiban serta memajukan revolusi Korea satu langkah ke depan," mengindikasikan bahwa Korea Utara masih mungkin menyerang AS atau negara lain dengan senjata nuklir.

"Simbolisme dari foto-foto [Kim Jong-un menunggang kuda putih di Gunung Paektu] itu sendiri, ditambah dengan gaya propaganda dari era kakeknya, seperti ditujukan untuk mengirim sebuah pesan [bahwa Korea Utara] kuat, percaya diri, dan siap untuk menghadapi masa-masa sulit yang akan datang," tutur Abraham Denmark, eks pejabat tinggi Pentagon untuk wilayah Asia Tenggara, dikutip dari Vox.

Secara garis besar, kita bisa menginterpretasikan bahwa dengan foto-foto tersebut, Kim Jong-un mengumumkan bahwa AS harus membuat sebuah kesepakatan terkait sanksi dagang dan nuklir dengan Korea Utara, atau akan terjadi kemungkinan terburuk di mana rakyat Korea Utara telah siap menerimanya. Interpretasi lainnya, Kim Jong-un menjanjikan keselamatan ekonomi kepada rakyatnya sekalipun sanksi dagang masih berlaku.

Tentunya itu adalah kabar buruk bagi perdamaian dunia di saat kita tengah bersiap menyambut dekade kedua di milenium 2000 ini. Well, setidaknya Kim terlihat cukup gagah di punggung kudanya.

---

Sumber: Portal IDWS via Vox, Washington Post, nknews.org