1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Info Kisah-Kisah Sukses yang Dibalas Air Tuba

Discussion in 'Soccer' started by shinobi32, Jun 16, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. shinobi32 M V U

    Offline

    Forza Inter!

    Joined:
    Jul 31, 2008
    Messages:
    18,327
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +72,899 / -10
    Hikayat Paul Cumming

    [​IMG]

    Paul Cumming sedang melihat kebun jeruk miliknya. Jeruk di pohonnya sangat sering dicuri orang yang jahil

    Rumahnya agak menjorok ke dalam Dusun Drigu, Desa Poncokusumo Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasi rumahnya terpencil dari peradaban manusia lainnya. Sunyi dan sepi.

    Sesekali terdengar suara hiruk pikuk manusia dan lalu lalang kendaraan bermotor. Tetapi semua itu tenggelam dalam orkestra kodok dan jangkrik yang lebih kentara terdengar di luar.

    Rumah sederhana itu sekelilingnya dipenuhi kebun yang rimbun: kebun apel, cabai, tomat, dan sayur-sayuran yang dipagari kawat dan kayu. Hanya ada satu jalan untuk mencapai rumah itu, melewati jalan tanah coklat setapak yang jarang diinjak manusia.

    Bagi beberapa orang tempat ini membosankan, apalagi kalau malam. Di luar nyaris gelap gulita tak ada kerlap-kerlip lampu-lampu bohlam tetangga. Tapi jangan kaget bukan main alangkah indahnya suasana alam di pagi hari. Tepat di depan rumah, dengan sombong gunung Semeru kokoh tegak menantang.

    Desa Poncokusumo memang daerah dingin di lereng Gunung Semeru, 30 Km dari Kota Malang. Udara bersih dan sejuk didapat secara gratis sepuasnya. Sesuatu hal yang langka bagi orang kota.

    Beruntunglah Paul Cumming dapat menghabiskan massa tuanya di tempat itu. Tapi benarkah dia beruntung?

    [​IMG]

    Ada yang masih ingat dengan Paul Cumming? Seseorang yang menjadi idola suporter klub Galatama asal Jakarta yaitu Indonesia Muda di tahun 1981 hingga 1983. Beberapa mengenangnya sebagai sosok pelatih asing kontroversial yang amat dicintai masyarakat Papua, namun dibenci suporter bola asal Jawa di pertengahan dekade 80an.

    Permainan keras yang menjadi ciri khas Perseman Manokwari kala itu membuat anak asuh Paul dicaci habis-habisan baik oleh pengamat, media maupun penggila bola. Bergeming, Paul tetap melanggeng dengan polanya yang terkenal keras -- PSMS Medan pun bukan tandingannya.

    Benar saja, usai menjadi juara Divisi I tahun 1983, Perseman menjadi kuda hitam baru di kompetisi perserikatan dengan menjadi tim terbaik nomor empat di tahun 1985, serta runner-up 1986 sebelum ditaklukan Persib Bandung 1-0 lewat gol tunggal Djadjang Nurdjaman di partai Grand Final.

    Paul adalah pula legenda bagi masyarakat Bandar Lampung. Namanya melegenda tapi dia bukan tokoh fiksi. Paul adalah manusia nyata. Kesuksesannya menangani klub Papua membuat ia ditarik mantan gubernur Lampung, Poedjono Pranoto, untuk membesut PSBL Bandar Lampung. Sepakbola Lampung pun menuai kejayaan. Setelah selalu berkutat di Divisi II, Paul bisa membawa PSBL promosi ke Divisi I dan Divisi Utama. Pekerjaan yang tak mudah tentunya.

    Usai dipensiunkan secara paksa dari PSBL akibat keuangan klub yang defisit, Paul terpaksa menganggur. Beruntung kemudian Perseman mengontaknya kembali. Sampai tahun 2011, Paul kembali menetap di Papua sembari sempat melatih tim PON Papua Barat dan Persiwon Wondama.

    ***

    Di Indonesia, Paul adalah orang kedua yang dinaturalisasi akibat urusan sepakbola. Orang asing pertama yang menjadi WNI gara-gara sepakbola adalah Toni Pogacnik, eks Pelatih Timnas tahun 1950an. Dan orang kedua itu adalah Paul Cumming, seorang Londoners yang teramat cinta kepada Negeri Zamrud Khatulistiwa.

    Di masa itu sangat langka pesepakbola atau pelatih asing yang ingin berganti kewarganegaraan menjadi WNI. Paul termasuk orang langka itu. Prosesnya tidak mudah dan berbelit-belit. Selain memakan waktu lama, besarnya kontribusi terhadap sepakbola Indonesia pun menjadi kewajiban utama lainnya bagi siapa pun yang ingin jadi WNI.

    Proses Paul menjadi WNI tidaklah semudah yang diterima Sergio Van Dijk, Kim Jefrey Kurniawan atau pemain asing naturalisasi lainnya. Setelah menunggu waktu 19 tahun, pasca kedatangannya pertama kali ke Indonesia tahun 1980, akhirnya pada 10 November 1999, Pengadilan Negeri Bandar Lampung mengetok sah dirinya sebagai WNI. Beruntung nasib Paul tak setragis sang pendahulu Toni Pogacnik yang keburu meninggal sebelum dirinya disahkan sebagai WNI.

    Paul adalah generasi awal pelatih asing yang berani membesut klub-klub sepakbola di Indonesia. Dia seangkatan bersama Marek Janota, Wiel Coerver dan Fred Corba. Mereka menjadi bagian dari kebangkitan kompetisi Galatama. Mereka pun jadi saksi, betapa Galatama porak-poranda akibat pengaturan skor ulah mafia judi bola.

    Pengalaman pahit saat Berniaga di Pedalaman dan Pesisir Papua

    [​IMG]

    Entah mengapa dia betah berlama-lama di Indonesia, toh secara financial kehidupan Paul biasa-biasa saja. Selama ini selalu ada persepsi bahwa orang asing yang tinggal di Indonesia adalah kaum borjuis berdompet tebal. Paul jauh dari anggapan seperti itu. Dia mungkin "pebola naturalisasi" paling malang di Indonesia. Dari dulu hingga sekarang, dompet cekak selalu ia rasakan.

    Hidupnya selama Papua di awal tahun 1990an terkadang butuh perjuangan ekstra dan menderita. Untuk tetap bisa bertahan hidup, ia tinggal di daerah pedalaman dan berdagang sembako menggunakan perahu dari pulau ke pulau di Teluk Cendrawasih.

    Sialnya, usahanya itu kena tipu orang. Karena terlalu percaya, ia serahkan semua perniagaan kepada anak buahnya. Sang anak buah berdusta mengatakan kepada dirinya kapal terbalik dan barang dagangan habis tercebur ke laut. Ia pun dinyatakan bangkrut total, karena harus membayari barang-barang jualannya yang belum dibayar. Tapi ia tak menyerah dan kembali meniti usaha perniagaan berjualan sembako ke daerah tambang-tambang.

    Akan terasa "ngeh" melihat bule di pedalaman Papua untuk menyambung perut ia harus menaiki motor trail dengan barang bawaan sembako penuh. "Jalannya menanjak bukan main, untuk menempuh tambang saya harus berkendara 8 jam melewati hutan sembari bawa barang-barang digendong di belakang," ucapnya.

    Baru beberapa bulan usahanya berjalan, Paul kembali terkena sial. Lagi-lagi ia kena tipu akibat bujuk rayu oknum warga yang meminta ia meninggalkan barang dagangannya di tambang. Ia pun hanya mengelus dada meratapi nasibnya itu.

    Dan itu hanyalah satu dari belasan kisah tragis Paul yang akan terus berlanjut sampai hari ini.

    [​IMG]
    Di perpustakaannya, dengan baju klub kesayangannya, Liverpool

    Usai terkatung-katung selama tinggal di Papua, Paul Cumming akhirnya menemukan tempat berkarier baru. Adalah Tony Betay yang membawanya untuk menangani PSBL Bandar Lampung. Gubernur Lampung saat itu, Poedjono Pranyoto, yang memimpin Lampung selama 2 periode (1988-1993 dan 1993-1998) meminta Paul mengembangkan sepakbola di Lampung.

    Paul dan Poedjono bukan kali itu baru saling kenal. Saat Paul membesut Perseman Manokwari, kebetulan waktu itu Poedjono menjabat sebagai wakil gubernur Irian Jaya. Di situlah awal perkenalan keduanya. Poedjono sedikit banyak mengerti bagaimana Paul mampu membangkitkan kesebelasan semenjana seperti Perseman. Untuk itulah, guna menghidupkan kembali PSBL, Paul diminta bekerja di Lampung.

    Karenanya, selama tujuh tahun Paul membesut PSBL (1991-1998). Di saat prestasi PSBL mencapai titik puncak dengan mampu lolos ke babak 4 Besar Liga Indonesia di Senayan, krisis politik menimpa Indonesia dengan lengsernya rezim Orde Baru. Kerusuhan di Jakarta membuat kompetisi ditunda, tim yang sudah menginap di Jakarta pun terpaksa kembali pulang.

    Selang beberapa bulan kemudian, efek domino krisis ekonomi nasional mulai berimbas pada klub. Demi alasan penghematan, Paul terpaksa dipensiunkan. Tahun 1998, usai pemecatan itu, ia pun kembali berjuang melawan tekanan ekonomi dan beralih haluan membuka usaha penyewaan perahu di Pantai Ringgung, Lampung Selatan.

    Tragedi lain dalam kehidupan Paul pun kembali mengintai….

    Perahu, kios kecil dan bulan-bulanan preman

    Ia mempunyai 12 perahu atau sampan yang biasa disewakan kepada nelayan atau wisatawan. Tarif yang ia patok berkisar Rp10.000 – Rp 15.000 per hari. Ia juga memilki kios kecil di pinggir pantai. Dengan cekatan ia akan membuat kopi atau mie rebus bagi wisatawan yang memesan. Sayang, usahanya itu tidak berjalan memuaskan.

    Selain sepi, ia pun kerap dipalak preman-preman. Dana setoran sewaan dan keutungan warung terpaksa ia serahkan kepada preman-preman. Terkadang ia sembunyi di kebun atau hutan selama berjam-jam, menunggu preman yang tak lelah mengganggunya itu pergi dari kiosnya.

    Jika tak setor, Paul terus menerus diteror dan diganggu. Sebagai seorang pecinta hewan, banyak piaran ia punya mulai dari monyet, anjing, burung, domba hingga kucing. Tragisnya, hewan piarannya satu per satu mati diracun orang. Seekor domba jantan langka yang doyan makan kabel dan pernah membuat Lampung geger karena kebiasaannya itu pun mati diracun orang yang konon tak suka padanya.

    Kriminalisasi memang sudah menjadi bagian dari hidup Paul. Bukan sekali dua perahunya dirusak dan dicuri orang. Sudah 12 kali perahunya hilang dan rumahnya kecurian. Entah siapa pelakunya.

    "Saya juga heran, saya sangat dikenal di Lampung tapi kenapa mereka memperlakukan saya seperti ini?" keluhnya.

    Petaka ditusuk preman

    Puncak kesialan Paul terjadi 27 Juli 2001. Ketika itu dia berkunjung ke toko sembako 'Senang' di Bandar Lampung untuk membeli bahan pokok yang akan ia jual di pondok kecilnya. Kebetulan di toko itu ada 15 preman bersenjata samurai, golok dan pisau sedang memalak pemilik toko.

    Tanpa sebab alasan, seseorang dari mereka mengejar Paul. Enam tusukan pisau ditancapkan ke punggungnya. Dengan luka berceceran Paul berusaha kabur dan langsung melapor ke kantor polisi. Bukan pertolongan yang ia dapat, pihakaparat malah memintanya terlebih dahulu membuat laporan bertele-tele, padahal kondisinya saat itu berlumuran darah. Sebuah kisah klasik polisi di Indonesia.

    Beberapa lama kemudian, sang pelaku bernama Beny ditangkap. Belum lama luka tusukan itu terasa, keluarga Beny dan rekan-rekan premannya mendatangi Paul. Di bawah tekanan dan ancaman, secara terpaksa Paul memaafkan Beny dengan menandatangi surat damai di Polres Bandar Lampung. Alhasil hukuman Beny pun sangat ringan.

    "Waktu itu di pengadilan sedang ada dua kasus persidangan, kasus penusukan saya dan kasus yang maling ayam. Yang kasus saya, Beny hanya dijatuhi hukuman 6 bulan, sedangkan yang maling ayam hukuman penjara 2 tahun," tuturnya sembari tersenyum.

    Kepedihan selanjutnya

    Tak tahan dengan situasi itu, akhir tahun 2001 Paul pergi ke Nabire, Papua. Saat di Papua ia memang memiliki rumah di sana. Alangkah kagetnya saat kembali ke Nabire tak ada yang tersisa dari rumah itu. Semua perabotan barang yang ia kumpulkan semasa berjuang mati-matian naik turun gunung, berlayar dari satu pulau ke pulau lain nyaris tak ada sisa. Tinggal atap dan tembok saja. Semua harta sudah ludes, apa yang ia miliki di Lampung sudah dijual demi merenovasi rumah di Nabire.

    Tahun 2002, Perseman Manokwari kembali mengaetnya. Gajinya teramat kecil. "Tak apa kecil, yang penting ada uang buat makan," katanya. Sayang, lagi-lagi karir Paul tak lama. Semusim kemudian, dia tak lagi dipekerjakan Perseman.

    Usai diberhentikan oleh Perseman 2003, kembali hidupnya menderita. Di tahun itu ia sempat sakit malaria, tak punya uang untuk ke dokter Paul pun merana di pondok kecilnya. Ia memang tinggal sendirian dan jauh dari keramaian, Sejak tinggal di Lampung ia memang senang menyendiri. Saat tingga di Nabire, tetangga terdekatnya paling banter 1 km. Dalam kondisi sakit malaria dan terasing, beruntung seseorang pengusaha Julius Permadi menjemputnya dan merawatnya hingga sembuh.

    Setelah sehat, di tahun 2004, ia memutuskan sementara waktu untuk ikut sang Istri yang menjadi guru di Malang terlebih waktu itu Nabire dilanda gempa hebat, ia pun mengungsi. Tak menganggur lama, Paul diajak untuk melatih tim futsal Universitas Airlangga di Surabaya tahun 2005. Feedback yang dapatkan sangatlah kecil, Sebuah tempat tinggal dan Gaji bulanan 1 juta per bulan. "Tak ada pemasukan lain, semuanya diirit-irit," ungkapnya.

    Setahun kemudian, PSBL kembali memanggilnya, ia pun kembali ke Lampung. Paul kali itu dijadikan alat politikus oleh calon yang hendak ingin maju jadi walikota Bandar Lampung. Jadi kendaaran politikus memang tak mengenakan. Setahun melatih PSBL ia sama sekali tak dibayar. Ada hikmah di balik musibah, Dewi fortuna mendatanginya, panggilan datang dari Bupati Teluk Wondama Papua Barat. Ia diminta mengembangkan sepakbola di kabupaten baru yang hanya berpenduduk 12.000 keluarga itu.

    Diberi kepercayaan, semua hal ia curahkan. Mulai dari mendesain kostum, membelikan sepatu pemain, mengumpulkan suporter, hingga membenahi manajemen klub. "Di sana itu masyarakatnya tak begitu suka bola, tak ada pemain bagus dan lapangan yang layak," tuturnya.

    Apa yang dilakukan membuahkan hasil, Persiwon yang biasa berkutat di Divisi III lolos ke tahapan selanjutnya. Berkat tangan dinginnya juga nama Patrich Wangai berhasil ditemukan. Bersama dengan Paul, Patrich berhasil membuat Persiwon lolos ke Divisi II, setahun berikutnya ke Divisi I. Tahun 2008, ia diminta untuk membesut tim PON Papua Barat di ajang PON Kaltim.

    Tak mengecewakan, anak asuhnya bermain bagus. Sang juara Jawa Timur digebuk 2-0. Hanya saja, permainan kotor yang dilakukan DKI Jakarta membuat timnya kalah 2-0. Alhasil di laga penentuan, Jatim dan DKI bermain mata. Hasil imbang di antara keduanya cukup untuk membuat Papua Barat terhenti di babak 6 besar.

    Air susu dibalas air tuba

    Usai gelaran PON berakhir, ia kembali ke Persiwon, sampai petaka tersebut terjadi. Gonjang-ganjing kepengurusan PSSI di Jakarta tahun 2010 membuat perjalanan kompetisi jadi tak menentu. Usai menjalani kompetisi divisi I di Banyuwangi, agar tak bolak-balik Papua-Jawa dan menghemat ongkos, tim melakukan latihan di Malang. Bulan demi bulan berlalu, sejak Desember 2010 hingga Agustus 2011 tim tetap kompak rutin latihan.

    Hanya saja di penghujung bulan Agustus kabar tak enak itu tiba juga. Secara sepihak manajemen klub Persiwon memecat Paul. Kerugian finansial yang ia dapat tidaklah sedikit, selain gaji yang tak dibayar selama 10 bulan ia pun harus menalangi biaya akomodasi tim selama berbulan-bulan latihan di Malang.

    "Uang saya tak diganti, mau gimana lagi. Kerugian saya mencapai puluhan juta. Uang segitu bagi saya sangatlah berarti, itu uang hasil nabung bertahun-tahun," keluhnya.

    Stresnya kian bertambah setelah tahu untuk kedua kalinya, satu-satunya harta yaitu rumah di Nabire, rata dengan tanah. Lebih parah lagi, semua isi perabotan rumah, elektronik, parabola bahkan sampai kusen, pintu, jendela, dan atap aluminium ludes dijarah orang “Di sana sekarang sudah rata dengan tanah, karena besi-besi rangka pun dicuri membuat tembok jadi ambruk,” ucapnya dengan raut sedih..

    [Bersambung] :ogmatabelo:

    sumber 1, 2

     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Kaizer88 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 14, 2012
    Messages:
    894
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +347 / -0
    Resiko

    Resiko emang... tinggal di negara JAUH lebih kuno terbelakang barbar & banjir ORANG ORANG MUNAFIK HIPOCRIT dimana mana yah sudah begini & sudah menjadi kesadaran sendiri dari si Paul emang... kaya bagaimana mungkin nih negara kita negara agamis terbesar terpadat di dunia tapi kok malah saingan adu KKN kuat2an ama Brazil + negara2 Afrika coba ???


    Negara ini dikenal sbg NEGARA GAK TAHU BALAS BUDI tahunya MINTA DUIT + MINTA KOMISI + BALAPAN KORUPSI + MENCARI KAMBING HITAM + RAJIN BERMIMPI dll... jangankan pelatih asing, mengayomi mantan atlet sendiri aja gak pernah sudi gak pernah care & selalu CUMA JADI ALAT POLITISASI JUAL KECAP doank apalagi suruh ngayomi orang bule... mana bisa ?


    Di sisi lain emang jg sulit karena di EPL sendiri jg pelatih2 UK udah gak laku, disana jauh lebih laku pelatih asing jg sih... jadi emang serba sulit


    Jangankan di Nabire or Lampung, di Jkt metropolis aja... coba aja taruh Rp. 5000,- di jalan ramai, 2 detik amblas... apalagi rumah ada parabola ada perabot di tengah gunung...

    Liat aja jg orang2 tajir di Indo.... buang Rp. 3 T buat akusisi klub asing kuat berani semua, tapi coba buang Rp. 3T buat membenahi sepak bola Indo ? susah, di 1 sisi bakalan merugi tambah rugi karena di sini kebanyakan preman baik dari yg berdasi berkancut berkutang bertato berjenggot berkumis berponi bersafari sampe ber-sandal jepit & di 1 sisi, sepak bola kita baru bisa dibenarkan dengan cara paksa & keras & ultra radikal extrem revolusioner


    HANYA TUHAN & ALLAH & DEWA SAJA... yg bisa menyelamatkan menolong nasib nya !

    Di sini buka kebun jeruk gak sewa preman + oknum polisi + oknum tentara + beking pejabat buat bantu ngurus mah siap2 merugi... mulai dari kena hama alami sampe kena hama "buatan"
     
  4. shinobi32 M V U

    Offline

    Forza Inter!

    Joined:
    Jul 31, 2008
    Messages:
    18,327
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +72,899 / -10
    di indonesia harus pinter2 lobi klo gak bakal terbuang. sehebat apapun orangnya
     
  5. Kaizer88 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 14, 2012
    Messages:
    894
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +347 / -0
    Tahan

    Bukan cuma harus cerdik melobi tapi jg harus tahan banting + tahan makan ati + sabar tekun ulet...

    Di Indo apalagi kala melobi2... uuuh, min 9 dari 10 pasti teteplah unrealiable... pas terima duit + amplop aja keliatan bisa dipercaya & bisa diharapkan tapi kala sungguh2 benar benar ada masalah... dijamin yg bisa mereka lakukan banyakan cuma sekedar berwacana berencana berharap berkata kata saja... tapi action & eksekusinya gak jelas

    Liat aja kaya kasus Bakrie + Anas + Nazar + Lufti + Riady dll... kurang jago & kurang banyak & kurang tajir apa coba mereka melobi2 kan... tapi yah seperti biasa di negara korup manapun... 9 dari 10 yg dilobi selalu gurem sulit diharapkan kala benar ada masalah berat

    Apalagi bagi Paul... kecintaanya pada sepak bola + Indo tentu tidak akan bikin dia sampe sudi berpikir seburuk & negatif kaya gitu bahwa apa apa di Indo harus duit duit duit or apa apa di Indo baru lancar or agak lancar klo udah melobi


    Jangankan Paul.. tuh orang Indo sendiri pemain PSMS aja sekarang pada merana udah 10 bulan no gaji... bahkan sampe ngaku disuruh kalah baru ntar mau digaji... la gimana coba ?
    Atau si Mendieta yg harus pergi ke akherat duluan... akibat krisis keuangann akibat gaji ditunggak melulu

    KLO PEMAIN AJA UDAH BANYAK DITELANTARKAN APALAGI PELATIH ASING...
     
  6. shinobi32 M V U

    Offline

    Forza Inter!

    Joined:
    Jul 31, 2008
    Messages:
    18,327
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +72,899 / -10
    makanya sepakbola indonesia khususnya gak maju2..
    pemain ngutang beras di warung petinggi pssi jalan2 dgn alasan study banding
     
  7. darknightzz M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 11, 2009
    Messages:
    749
    Trophy Points:
    171
    Ratings:
    +1,951 / -0
    Andai aja ada 10 orang macem Om paul mungkin timnas kita udah sibuk persiapan latihan buat 2014 nanti..
    syang cuma sole survivor Om paul doank yg punya semangat sepak bola di indonesia
     
  8. Kaizer88 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 14, 2012
    Messages:
    894
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +347 / -0
    Pssi

    Susah soalnya sekarang sepak bola Indo lagi sibuk dipakai buat kendaraan politik buat nyapres or buat memperkaya diri mengingat sekarang kan lagi rame banyak mendatangkan tim2 Eropa kan... nih duit lagi nih pasti !

    Amplop dari promotor & EO tambah banyak aja juga pamor gengsi jg tambah banyak... akibatnya sepak bola kita jadi gak karuan gini


    Besok AFF lawan tim2 ASEAN la kok sekarang uji coba nya malah lawan tim2 Eropa yg gak pernah serius & ngotot bermain... ini kan sama kaya nguji kejeniusan anak TK di Fak Fak sana pake soal2 ujian fisika quantum buat thesis para profesor mahaguru di AS sana tuh... apanya yg mau bisa dievaluasi coba ?


    Repot kala sepak bola kita jg mau dibisniskan... tambah ancur aja !


    Bayangin aja... ini udah 2013, nyatanya belum ada 1 pun klub pro yg benar benar mampu mandiri... Arema aja masih gelagapan bahkan terpaksa harus jual diri ke Bakrie... apalagi Persija or Persebaya udah gitu Ligina morat marit gak karuan


    Mending sepak bola Indo ditiadakan aja.. toh rakyat2nya juga udah bisa hidup nonton sepak bola asing + biar dana & bakat2 yg ada difocuskan buat main badminton + perahu naga + tinju kelas bulu + pencak silat + angkat besi + panahan aja dah... sana modal lebih sedikit + saingan lebih sedikit tapi catatan prestasi jauh lebih banyak kan daripada sepak bola yg udah menyedot uang + animo gila2an nyatanya prestasinya sangat mini sekali UJUNG2NYA MALAH SEKARANG JADI KENDARAAN BISNIS MENDATANGKAN TIM2 EROPA

    Klo gak ada sepak bola Indo, min Pemda se - Indo bakal bisa menghemat min Rp. 5 -10T tiap tahun buat dialokasikan buat kebutuhan & fasilitas publik deh daripada sponsorin klub2 daerah doank cuma buat nyari massa gratisan buat beking nyalon di Pilgub tuh

    Bayangin aja klo 2 jt pemain bola Indo dialokasikan buat tinju + perahu naga + badminton... min kita bisa rebutan medali lebih banyak di cabang tsb deh daripada cuma rebutan 1 medali doank mana loser loser loserrrrrrrrrr trus

    Liat aja jg tuh animo orang2 tajir di Indo... suruh akusisi DC United or Vise bisa bahkan ada yg mau sok akusisi Inter Milan... coba suruh tahan sponsorin Arema min 15 thn deh... gak ada yg kuat & sudi

    Di Indo jg toh gak ada yg sudi bayar Rp. 5jt buat makan bareng Widodo CP or Kurniawan tapi suruh bayar Rp. 25 jt bisa makan bareng RvP or Maradona or Rooney or Messi aja udah ngantri & mesti indent tuh... mending sepak bola Indo gak usah ada aja...

    Fans2nya bisa dialokasikan buat jadi fans badminton or tinju aja cocok apalagi bagi yg suka tawuran rusuh... jadi penonton ntar gak cuma bisa nonton atlet tinju tapi jg fans2nya saling bertinju jg... apalagi yg suka rusuh tuh sapa tahu ada bakat jadi petinju kan... daripada suka adu bogem di lapangan mending adu bogem di atas ring saja kan


    Soalnya sepak bola Asia makin lama makin kompetitif... 25 thn lalu sapa nyangka coba klo Malay + Sgp + Vietnam bakal bisa juara AFF ? now ? mereka dah bisa sedang Indo malah loser teruss masih... gini mau lolos WC mah cuma bisa klo ntar FIFA ngasih jatah ke Asia tuh gak cuma 4 or 5 tapi min 25... jadi ntar Indo masih bisa kebagian gitu :(
     
  9. akanetachibana M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 29, 2010
    Messages:
    514
    Trophy Points:
    81
    Ratings:
    +57 / -0
    Ini orang, tak akuin. hebat dia.. masa, dia mau terima Indonesia dengan apa adanya, tapi kok pemerintah ndak ada pengertiannya sama sekali ya.. Maaf ya Pak Paul
     
  10. opotaopo Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 30, 2010
    Messages:
    98
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +8 / -0
    Di Indonesia.. itu harus deket sama "pimpinan"

    Harus pinter lobi

    Pinter suap sana-sini..

    Biar dapet proyek sama job terus

    Salut buat Mr. Paul Cumming... terus berjuang opa!!

    Tiap perbuatan pasti ada balasannya.. meskipun bukan dari yang bersangkutan
     
  11. botikrubah Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 22, 2011
    Messages:
    58
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +22 / -0
    susahnya bangsa ini dari dulu kepintarannya hanya dibidang kejahatan dan korupsi, untuk sesuatu yang benar sangat purbakala!!!! Mirisnya kualitas SDM negeri kita tercinta
     
  12. sky_juventini Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 2, 2010
    Messages:
    144
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +58 / -0
    Keep strong opa Paul Cumming....
    God Always Be With u...
     
  13. arieskun Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 9, 2012
    Messages:
    189
    Trophy Points:
    166
    Ratings:
    +14,806 / -0
    Pemain bola di indonesia belom semuanya mapan, gaji aja sering nunggak
     
  14. petekbabon Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 14, 2012
    Messages:
    11
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +0 / -0
    sedih baca nya T_T

    kasihan..
     
  15. petekbabon Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 14, 2012
    Messages:
    11
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +0 / -0
    Saran sih , jangan ke Indonesia deh. Kalo masalah sepak bola . Di sini sepak bolnya masih ancur
     
  16. diper Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 25, 2012
    Messages:
    27
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +24 / -0
    begitulah indonesia gan, sulit menghargai jasa2 para pejuang nya yg udah mengangkat nama indonesia
     
  17. fahrizalblek Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 26, 2013
    Messages:
    53
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +10 / -0
    kasihan sampe gitu om paul,.
    tetep semangat ya,.
    moga dikasih rezeki sama tuhan,.
     
  18. samozawa88 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 22, 2013
    Messages:
    42
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +1 / -0
    sedih, semoga perjuangannya terbayar mahal
     
  19. tirawansutedja Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 16, 2011
    Messages:
    59
    Trophy Points:
    7
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +5 / -0
    inilah wajah asli persepakbolaan dan masyarakat kita. ga ada yg peduli dengan mereka yg sudah tua dan uzur. berapapun sumbangsihnya, ga akan dapat balasannya ketika mereka sudah 'tidak aktif' lg.. makanya jgn heran klo peringkat indonesia ada d kepala 100 an..krn kita tdk pernah menghargai org2 yg telah memberi sumbangsih besar bagi persepakbolaan di tanah air.. miris mode on
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.