1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Kisah Cinta Seorang Anak

Discussion in 'Motivasi & Inspirasi' started by kiefs, Jan 5, 2010.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. kiefs M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 8, 2009
    Messages:
    1,192
    Trophy Points:
    131
    Ratings:
    +747 / -0
    Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
    wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
    memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.

    Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
    membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
    melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
    menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
    Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
    membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

    Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
    stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
    melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
    menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
    dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
    semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk.

    Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
    tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
    hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
    kejadian itu.

    Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
    Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
    buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
    sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
    berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
    perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
    yang mengingatnya.

    Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”

    “Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
    yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
    terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
    memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
    saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
    Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
    hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
    tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…

    Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
    sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
    mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
    Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
    ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

    “Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”

    Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
    dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
    Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
    menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
    saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
    setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”

    Saya pun membaca tulisan di kertas itu…

    “Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”

    Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
    katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
    Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”

    Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

    “Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
    telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
    sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
    di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
    apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
    ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
    belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
    lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. dhiika M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 8, 2009
    Messages:
    577
    Trophy Points:
    192
    Ratings:
    +10,963 / -0
    waaaaaaahhh... ini cerita nyata ga ya???
    sumpahh, bikin terharu banget.
    penyesalan selalu datang terlambat.
     
  4. watwat01 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 19, 2009
    Messages:
    177
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +248 / -0
    Terlepas dari kisah nyata atau tidak,ini bisa kita jadikan pelajaran bro....

    Thank's Buat TS ......
     
  5. dhiika M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 8, 2009
    Messages:
    577
    Trophy Points:
    192
    Ratings:
    +10,963 / -0
    so pasti bro..
    biasanya gw denger cerita seorang ibu yg tetep sayang & peduli pada anaknya meskipun sang ibunya udah berkali2 disakitin bahkan udah ga dianggap lagi sama sang anak.

    tapi cerita yg ini terbalik..
    nice story
    ^^
     
  6. zz11 Veteran

    Offline

    Rockstar

    Joined:
    Mar 11, 2009
    Messages:
    40,084
    Trophy Points:
    252
    Ratings:
    +33,311 / -0
  7. rampeg Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jun 17, 2009
    Messages:
    6,029
    Trophy Points:
    261
    Ratings:
    +9,371 / -1
    CLOSE :bye:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.