Discussion Kasus Bullying di Indonesia

bullying terdiri dari dua bentuk, yakni bullying fisik dan verbal

 

bullying fisik adalah bentuk penyiksaan dengan menggunakan fisik, misalnya pukulan, tamparan dsb

 

bullying fisik adalah bentuk penyiksaan dengan melibatkan fisik, misalnya tamparan dan pukulan

 

Orang tua maupun orang terdekat hendaknya mengajarkan anak tentang pengertian dan dampak bullying sejak usia dini!

 

Bullying merupakan hal yang cukup kompleks.

Ada bullying pasif (mengucilkan, membatasi komunikasi, mempengaruhi yang lain untuk melakukan yang sama pada korban)
Ada juga bullying aktif (melalui verbal, atau bahkan kontak fisik langsung dengan korban)

Biasanya bullying karena untuk lucu2-an atau karena memang ada rasa benci.

Ketika salah satu pihak merasa tidak nyaman dengan perlakuan pihak lain dan terjadi berulang kali bisa juga dikatakan bullying.

bullying sendiri memiliki dampak yang bermacam2.
Seumpama besi, jika 'ditempa' besi itu bisa jadi tajam, namun bisa juga patah.
Ketika seseorang terkena bullying bisa jadi malah ia menjadi pribadi yang 'kebal' atau sebaliknya.
Begitu juga dengan pelaku bullying, kebiasaan pada posisi superior dapat mengakibatkan shock ketika dia pada posisi inferior.

bagaimana mengatasi bullying?
Setiap orang memiliki karakter masing - masing. Penanganan bullying pun mengikuti kondisi mental dan kondisi lingkungan. Bullying tidak seperti pertengkaran biasa karena bullying memiliki hal yang mendasarinya. Dasar itulah yag dibenahi.

bagaimana mencegahnya?
Komunikasi.
Komunikasi adalah hal dasar yang harus dibangun sejak dini. Semakin banyak informasi maka semakin mudah memahami masalah dan menemukan cara mengatasinya.

 

kalo anemah korban bullying aja gan haha

 

menurut wikipedia sih
Penindasan (bahasa Inggris: Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.

cara mencegah yg gw baca di post salah satu halaman di fb
1. Ajarkan anak mengungkapkan ketidaknyamanannya
Para orang tua sering lupa mengajarkan anak agar berani mengungkapkan perasaan ketika merasa tak nyaman atau diperlakukan tak adil. Misal, ketika ada seseorang yang meludah/bersikap tidak sopan di dekatnya, ajarkan anak untuk menegur orang itu dengan cara yang sopan.

2. Ajar anak bergaul
Salah satu penyebab bullying adalah ketidakmampuan anak untuk memiliki banyak teman, sehingga lebih senang menyendiri. Tipe anak seperti ini cenderung dianggap lemah sehingga mudah ditindas. Kenali penyebab mengapa anak gemar menyendiri, lalu bantu mereka untuk bisa memiliki banyak teman.

3. Perbaiki konsep mengasuh anak
Ketika anak mengalami bullying, jangan buru-buru menyalahkan anak karena tidak bisa melawan.Bisa jadi Anda lah penyebab anak tak berani melawan. "Pola pengasuhan yang salah juga bisa membuat anak bermental lemah dan penakut," Lemahnya mental anak bisa jadi karena Anda menerapkan pola asuh yang terlalu memanjakan dan membatasi kebebasan mereka.
Solusinya, coba berikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan semua kemampuannya supaya anak merasa hebat. Selain itu jangan selalu menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya, karena hanya akan membuat anak depresi.

 

berarti semua juga balik kepada orangtua nya juga yah... bagaimana caranya mengasuh anak yang baik...

 

bullying itu adalah bentuk penindasan kepada individu tertentu, biasanya sih bisa ke fisik atau verbal.
Ane jadi inget sampe sampe ada yang bunuh diri gara-gara bullying
Bullying harus bener bener ditumpas gan, gabaik buat psikologi anak

 

kalau makian atau apapun yang bentuknya menjatuhkan mental itu kan juga termasuk bullying
ini yang sama guru guru kita kurang mendapat pengawasan

 

Cari aja di google. Sekarang kan banyak bener kasus bullying di Indo...

 

waktu sekolah dulu mungkin banyak dari kita yang tidak sadar dalam melakukan bullying ke teman kita, dengan alasan bercanda dll

 

anr sering bercandain temen ane apakaih itu termasuk bullying ya??

 

Jangan lupakan cyberbullying di Indonesia.

 

bullying di indonesia mungkin sudah lumrah karna byk contoh dari orang2 dewasa nya sendiri

 

pada intinya kasus bullying bukan merupakan single factor.. salah satunya adalah karena anak yang jadi korban bully berbeda dengan kelompoknya, misal terlalu cantik, terlalu kaya, terlalu kurus dll

 

yoi, anak seorang preman cenderung (bukan pasti loh ya) untuk mem bully temannya

 

1. "Bullying" secara verbal, misalnya dengan cara berkata-kata atau menuliskan sesuatu yang bermuatan sindiran, mengejek, komentar yang tidak pantas, dan ancaman.

2. "Bullying" secara sosial, kadang-kadang disebut "relational bullying". Tindakan ini mengakibatkan rusaknya reputasi seseorang atau hubungan. Intimidasi sosial ini misalnya, mengajak anak-anak lain untuk tidak berteman dengan seseorang, menyebarkan rumor tentang seseorang, mempermalukan seseorang di depan umum.

3. "Bullying" secara fisik. Tindakan ini menyakiti seseorang secara fisik. Intimidasi fisik ini meliputi, misalnya, menekan, menendang,
mencubit, meludah, mendorong, mengambil atau merusak harta benda seseorang, melakukan tindakan yang kasar.

 

bullying udah dr jaman kapan g akelar-kelar.
tuh ada yg baru lagi, kasusnya audrey

 

Ane bakal curhat dikit lah soal bully. Soalnya ane sendiri emang pernah jadi korban berturut-turut dari zaman SD sampe SMP. Alhamdulillah pas SMK sampe kuliah ane gak pernah alamin itu lagi berkat aktif di organisasi dan dapet lingkungan pergaulan yang baik.

Setiap zaman pasti ada istilah lain buat menyamarkan si bully itu. Kalo pas zaman ane sekolah itu disebutnya "gencet". Pada masa itu, anak-anak yang gak ngelakuin gencet itu gak eksis. Biasanya orang-orang yang ngelakuin gencet itu merasa dirinya lebih kuat secara finansial (dalam kasus ini anak orang kaya), ganteng, cantik, punya geng anak eksis, dan sebagainya. Orang-orang yang gak masuk standar apalagi golongan mereka selalu jadi sasaran. Biasanya yang jadi sasaran itu anak yang culun, kutu buku, polos, naif, pendiam, dan penurut. Lebih parah lagi kalo korbannya itu introvert dan punya ADHD macam ane. Ane emang pengidap ADHD tipe impulsif dari kecil yang gak ketanganin beres akibat salah pola asuh orang tua.

Mereka anggap hal itu lumrah, lucu, sama asik. Tapi apa mereka pernah mikir gimana rasanya berada di posisi korban? Gak enak dan efeknya berdampak jangka panjang.

Mereka gak pernah tahu kalo ane pernah bolos hampir seminggu gara-gara stres dengan ulah mereka. Mereka gak pernah tahu prestasi ane terjun bebas karena selalu tertekan setiap hari di sekolah. Mereka gak pernah tahu secara gak langsung bunuh ane perlahan-lahan berkat perilaku mereka setiap hari. Ane bahkan kehilangan passion untuk hal-hal yang disukai berkat mereka. Ane emang punya semacam trauma kalo berada di keramaian. Tubuh ane sering gemetar tiap kali ketemu orang yang datang bergerombol ato berada di tengah kerumunan. Ane sering dihantui bayang-bayang masa lalu yang rasanya pengen banget nutup telinga setiap saat. Bahkan ketika sobat ane ngajakin buat reunian SD/SMP, ane selalu nolak mentah-mentah dengan beragam alasan. Sebenarnya ane gak pengen luka masa lalu itu kembali menganga berkat nama, wajah, dan suara dari si pelaku yang bahkan ane masih ingat betul. Bertemu mereka saja rasanya ingin mencabik-cabik mereka. Pikirannya sadis emang. Tapi itu akibatnya bila membiarkan seorang korban, apalagi seorang introvert yang pengingat dan kenal betul apapun di sekitar mereka. Gara-gara mereka, ane bisa kenal karakter orang lain hanya dari percakapan singkat. Tubuh ane selalu berespons secara otomatis bila ada bahasa tubuh yang memicu trauma itu lagi dari orang lain.

Masalah ini emang kompleks. Soalnya banyak faktor yang mempengaruhinya. Bisa dari media, salah asuh orang tua, tekanan pergaulan sebaya, motivasi ingin dihargai dengan status tinggi aka social climber, sampe modus klasik "balas dendam pernah jadi korban". Penyelesaiannya pun sering salah soalnya banyak di antara kita yang gak ngerti cara menghargai orang lain. Akhirnya gimana? Si korban malah terus tutup mulut. Gak cuman karena merasa terancam oleh pelaku, kita sendiri sebagai orang yang mo nolong juga pendekatannya salah. Mereka secara otomatis kepicu dengan hal itu lalu masuk ke mode defensif. Apalagi kalo korbannya introvert yang masyarakat kita sendiri sekalipun menganggap itu sebagai kelainan. Jangan jadi introvert deh, rasanya ane pengen nimpuk orang itu pake bata kalo denger perkataan itu lagi.

Sebenarnya masalah ini bisa tuntas selama kita belajar mengerti dan memahami orang lain. Kalo ada kasus lain di sekitar kita, jangan buat si korban semakin terintimidasi dengan bahasa tubuh dan perkataan kita. Korban itu secara emosional rapuh dan butuh pertolongan. Salah pendekatan sedikit saja bisa mengubah persepsi bahkan menambah masalah baru bagi mereka. Itulah yang ane rasakan dan bisa bicarakan dari sudut pandang seorang korban.

Sori kalo kepanjangan, temanya terlalu emosional buat ane.