Other Kajian Sederhana Mengenai Susuk

Masyarakat yang sudah akrab dengan khazanah supranatural mengenal susuk sebagai istilah untuk merujuk pada suatu benda yang ditanamkan pada tubuh seseorang dengan tujuan memperoleh manfaat supranatural. Bukan benda sembarang, namun benda spesial yang diperuntukkan sebagai media supranatural dan diproses dengan lelaku supranatural. Susuk identik berupa jarum, atau mirip paku kecil dengan aneka rupa material; emas, perak, besi, kuningan, dan lainnya. Namun tidak lepas dari material itu saja, sebongkah kecil berlian pun dianggap dapat diklasifikasikan sebagai media susuk.

Susuk digunakan bukan untuk urusan pemikat (love & lust atraction) saja, ada juga yang menggunakannya untuk vessel proteksi semacam kekebalan (kadugalan), penglaris, awet muda, kewibawaan, dan lainnya. Namun, susuk umumnya lebih populer dalam urusan pemikat. Susuk hampir sama seperti guna-guna, pengasihan, dan pelet. Kesamaannya terletak pada benefit pemikat. Jika susuk digunakan seseorang dengan memakai vessel sebagai medianya, pelet dan pengasihan diaplikasikan penggunanya dengan teknik energi metafisik dan mantra. Sedangkan guna-guna yang tujuannya hampir seperti pelet digunakan untuk satu target, namun guna-guna dilakukan oleh orang lain yang dimintakan bantuan seseorang (konsultan supranatural), misalnya seeorang meminta bantuan konsultan supranatural untuk memikat target sasarannya.

Ada beberapa versi asal usul pengistilahan susuk ini. Salah salah satu versi menyatakan asal usul penyebutan istilah susuk karena entitas yang berdiam di vessel itu, yang mengeksekusi benefit pemikat, bernama “suksuk” (sebutan lainnya “jin suksuk”) dari suatu ras entitas tertentu. Dari nama entitas itulah muncul istilah “susuk” untuk menyebutkan keilmuan supranatural pemikat ini sehingga lebih dikenal dengan susuk. Sedangkan versi lain menyatakan latarbelakang disebut susuk adalah karena medianya (vessel). Susuk dari bahasa Indonesia memiliki pengertian; tusuk, penyemat, pasak. Sehingga karena bentuk vesselnya seperti pasak atau penyemat (seperti jarum atau paku) maka dinamakan susuk.

Apakah tali pocong (seperti yang digambarkan di adegan film “Tali Pocong Perawan”), atau serangga “samber lilin” bisa dikategorikan sebagai susuk? Sebagian mengkategorikan termasuk susuk, yang lainnya mengatakan tidak termasuk. Terlepas termasuk atau tidak, pada prinsipnya kedua benda itu adalah benda dengan benefit tujuan pemikat (love & lust attraction).



Konon, pemakai susuk susah meninggal, atau, susuk bisa mempersulit kematian. Terlepas benar atau tidaknya, namun permasalahan umur dan kematian adalah takdir kekuasaan Sang Makrokosmos. Jika sesuai ketentuan Sang Makrokosmos sudah waktunya ajal, tak seorang pun dapat mengundurkan atau memajukannya. Pengertian susah meninggal di sini bukanlah umur si pengguna susuk diperpanjang, bisa jadi, karena kebetulan banyak pemakai susuk rata-rata sebelum menemui ajal didahului dengan penderitaan sakit berkepanjangan yang sulit sembuh sehingga dikatakan susah meninggal. Kalau pemakai susuk untuk proteksi atau kekebalan, dikatakan susah meninggal, bukan berarti benefit mengulur waktu kematiannya. Benefit proteksi ataupun kekebalan sesungguhnya tidak dapat menahan takdir kematian seseorang.

Yang jelas, untuk urusan pemikat, susuk sangat beresiko tinggi destruktif bagi tubuh pemakainya dibanding dengan pelet atau pengasihan. Logika sederhananya, bagaimanapun susuk adalah benda asing yang ditanam di dalam bagian-bagian tubuh tertentu seseorang. Benda asing itu tentu akan kontradiktif dengan tubuh, misalnya bila susuk itu menggunakan jarum yang ditanam di kening seseorang, bukan tidak mungkin jarum itu melukai atau merusak jaringan urat syaraf yang ada di kening. Maka tidaklah heran jika ada pemakai susuk yang mengalami efek samping sering sakit kepala, atau sering sakit di bagian tertentu. Apalagi, susuk yang tidak cukup higienis bisa menimbulkan infeksi.

Susuk ini rentan kemusyrikan. Dan, lagi repotnya menggunakan susuk ini harus menjauhi pantangan yang apabila dilanggar akan membuat khasiat susuk tidak manjur lagi bahkan lenyap. Misalnya, konon, pantangan susuk adalah; jangan memakan buah pisang emas, memakan sayur daun kelor bahkan menyentuh daunnya saja bisa membuat khasiatnya hilang, dan memakan sate. Dan, sebetulnya tidak semua susuk berpantangan seperti ketiga itu. Tergantung jenis susuk dan powernya, dan ada lagi pantangan yang tak diketahui orang banyak karena ini cukup rahasia yang akan menjadi kelemahan si pengguna susuk.

Sesungguhnya walaupun khasiat susuk sudah hilang, tapi susuk yang tertanam di tubuh tidak lantas menghilang seiring hilangnya benefit atau entitas yang berdiam di susuk itu. Susuk itu tidak menghilang dengan sendirinya, susuk yang ditanam di tubuh bila tidak “dituai” dengan teknik supranatural, paling banter dikeluarkan melalui operasi pembedaahan medis

Kesimpulannya, ini adalah kajian sederhana mengenai susuk, silahkan ditafsirkan sendiri semua hal yang berhubungan dengan susuk. Karena pemahaman seseorang tentu berbeda dengan orang lain.

- See more at: http://masagi-fraternity.com/kajian-sederhana-mengenai-susuk/#sthash.M7xonteF.dpuf

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS