Into the New World (다시 만난 세계)

Baiklah...
Aku sedang berada pada tahap stres berat,
pusing banget rasanya kepala mau pecah,
sikon juga sedang tidak kondusif.
Tidur mungkin tidak akan memecahkan masalah,
tapi setidaknya bisa meredakan sakit kepala ini.
Hobi satu dasawarsa lalu harus aku lalui kembali,
yang membuatku merasa tidak melangkah maju.
Pada akhirnya nanti tetap saja,
menyerah bukanlah satu pilihan yang ada dalam kamusku,
karena akan selalu ada rencana2 substitusi.

 

Kok tengah malam jadi deg2an gini sih, berasa excited bgt...
Ini pengaruh minum kopi atau mungkin besok pagi bakal ketemu sosok humble ya, hmmmm...
Whatever lah, hahahaha.

Btw di kantor, dari beberapa hari kemarin suka dibecandain sama Bapak rekan kerja dan Ibu mantan atasan yang baeeek banget selama ini, dengan komen yang sama,
katanya suamiku kelak bakal beruntung banget dapetin aku (beliau belum tahu aja kejelekanku yang menumpuk segunung, wkwkwkkk).
Dan diiyakan oleh ibu2 lain di ruangan kantor.
Duh... Jadi berasa Girl Crush.


Gara2 aku yang prepare banget, barang apa aja punya dan ada pula cadangannya,
perkakas apapun juga ada, bisa benerin apa aja pula, dari masalah pertukangan, perlistrikan, sampai benerin software dan hardware komputer, sudah mirip MacGyver. (Kelihatan lagi deh umur uzurnya, seperti sudah dekat waktu untuk benar2 mengakhiri diary ini)
Sampai2 kalau ada yang mau pinjam barang, kemungkinan besar ada di laci meja kantor ataupun di kamar kostku, seperti kantong doraemon yang isinya serba ada.
Upsss... Malah jadi ngerasa lagi riya ya, gpp deh sekali2 sombong sedikit, hehehe... astaghfirullah.


Aku terbiasa untuk mengerjakan segala sesuatu sendiri, jika aku bisa kenapa harus orang lain.
Senang dan lega rasanya jika bisa membantu orang lain, tanpa menginginkan imbalan, hanya ucapan terima kasih sudah cukup (itu termasuk mengharap imbalan ya, ckckckckkkk).
Selama aku masih bisa mengerjakan sesuatu sebaik mungkin, sebisa mungkin tidak meminta tolong kepada orang lain terlebih dahulu, biar bisa lebih menghargai proses dan tidak meremehkan hasil.
Biasanya, orang yang melihat hal remeh pasti akan berkomentar, "hal seperti itu kecil, gampang."
Padahal kalau dikerjakan sendiri, belum tentu bisa.

Aku hanya ingin menggantungkan harapan kepada Allah SWT, karena saat berharap kepada sesama manusia, hanya kekecewaan yang didapat.
(Sama sekali gak nyambung dengan konteks, sambung2in aja deh)


Oh iya, untuk kali ini memakai bahasa kurang baku, lagi agak2 jadi anak layangan soalnya.
Toh gak ada yang baca ini.

NB:
Berhubung jadi merasa lapar di saat dini hari, tandanya harus segera bobok cyantik.

 

Kyaaaaa...
Omaigat...
Menua bersama,
ternyata gak cuma aku yang tambah tua,
manusiawi sekali, wkwkwkkkk...

 

Huffffthhhh....
Rasanya nyesek saat ada seorang sahabat sampai mengesampingkan egonya,
meminta tolong agar bisa membantunya,
tapi aku hanya mampu mendoakannya,
dan tak memiliki daya untuk bisa meringankan bebannya,
semoga Allah SWT memberikan jalan keluar terbaik kepada dirinya dan keluarganya, aamiin.

Di satu sisi, rasa syukur itu kembali menyeruak saat melihat ke bawah,
bahwa kita lebih beruntung dibanding orang lain di sekitar kita,
merasa bodoh karena selalu membandingkan diri saat memandang ke atas.
Astaghfirullah...

Masya Allah...
Bukankah Allah SWT selalu memudahkan urusan siapapun yang berbaik sangka kepada-Nya.

 

Fix...
di tanggal 1 di bulan Februari di tahun 2019 ini, dinyatakan bahwa aku tidak menerima gaji beserta tambahan2nya,
a.k.a. cuma numpang lewat saja ke akun2 rekening pihak2 lain yang berkepentingan...
Maklumlah, aku masih analis sederhana dengan gaji dicukup2kan, yang penting selalu bersyukur, ya gak sih?


Ini kegalauan terberat di akhir bulan kemarin, akhirnya memantapkan diri sekali2 boros,
demi kesehatan batiniah secara duniawi (apaan sih), mudah2an worth it...


Padahal kebutuhan bangun sepetak rumah saja masih bikin kepala cenat-cenut, utang masih setumpuk pula,
malah rencana mau tambah utang lagi, mudahkanlah yaa Allah, aamiin.


Okay, kembali ke topik semula...
Bentar-bentar, boleh gak aku jerit dulu, kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
Tiket sudah, hotel sudah, sedangkan transportasi masih belum bisa dipastikan.
Sampai jumpa tiga minggu lagi, para petani lobak siap2 buat panen.


Ayo siapa mau ikutan/barengan?
Tapi silakan bayar sendiri, hehehehehe.

 

No Caption...

 

Beneran belum bisa move on...
Hari Sabtu kemarin bakal jadi salah satu hari yang gak akan terlupakan dalam hidupku.
Pengorbanan semalaman tidak bisa tidur, ditambah seharian kepanasan dan kehujanan yang mewujudkan dua jam kegembiraan...
Berangkat sendirian ke Jakarta, memberanikan diri berkenalan dengan teman2 baru yang inspiratif.
Luntang lantung seharian dengan orang-orang yang belum pernah ditemui sebelumnya.
Berbagi cerita, menggila, dan jerit-jeritan bersama.
Dan akhirnya bisa berfoto grup dan berhadapan langsung dengan idola, it feels sooooo amaziiiiiiing.

Mantul, wadidaw, kuy...

Dan tadi pagi, di perjalanan ke kantor, akhirnya aku membuat sebuah resolusi baru,
jika resolusiku terwujud maka akan kuberikan reward untuk diri sendiri,
tapi jika resolusiku belum berhasil maka tentu ada punishment bagi pribadi.

Mau tahu apa resolusi terbaruku dan apa reward yang aku janjikan untukku sendiri?
Ihhhhh... Kepo deh...
Nanti kalau resolusi itu terwujud bulan depan, insyaAllah akan aku tulis apa resolusi beserta rewardnya.
Yang sebenarnya reward itu berupa punishment untuk kondisi keuanganku, wkwkwkwkkkkk...

---

Huuuuufth...
Besok siang balik lagi ke Jakarta,
bukan untuk urusan pribadi melainkan mendampingi mitra kerja kelas kakap yang belum kukenal.
Rasanya berat banget, ya Allah...
Sekali lagi, kumohon mudahkanlah, lancarkanlah segala tugas yang dibebankan kepadaku, aamiin.

 

You, Clouds, Rain

Hujan

 

Nah, bener kan, reward ini jadi punishment buat kondisi keuangan, wkwkwkkwkkk...
Gpp deh, dinikmati aja, pelepas stres, sekaligus penyemangat, uwu.
Bismillah, niat dibulatkan, go go go, belajar backpackeran sendirian, kuy.


Btw, 탱구 님 tambah ngegemesin aja sih...

 

Bersyukur...


اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.

"Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu".

Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6490), Muslim (no. 2963), at-Tirmidzi (no. 2513), dan Ibnu Majah (no. 4142), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.

 

Oops... I'm not invited...

 

Kakak beradik ini talented banget...
Harmonisasinya keren.

 

Astaghfirullah...
Hampir saja tertipu cowok belok, wkwkwkkkk...
Tega sekali Pak Kepala kantor nyomblangin sama spesies begini.
Kalau buat teman aja sih aku masih open minded, no problem, tapi kalau disodorin buat pasangan ya absolutely a big nope lah ya, bisa2 dianggurin seumur hidup, amit2 deh.
Seperti ucapanku saat menghindar setiap kali akan dikenalkan pria berumur aka uzur, "Saya masih mendambakan kehidupan rumah tangga yang berapi2". Sambil setengah bercanda tentunya, wakakakakak.

Alhamdulillah, Allah SWT masih menyayangi hamba-Nya.
Informasi didapat dari teman sekantornya, padahal aku benar2 lupa kalau punya kenalan informan ini. Malah cowok hahat itu yang menyebutkan nama temanku, mengingatkan kalau aku punya seorang kenalan di kantornya. Pada akhirnya dia sendiri yang membuka selubung aibnya.
Untungnya dari awal aku sudah curiga dengan tingkah lakunya yang lemah lembut itu dan ternyata terbukti benar adanya.

Subhanallah, Allah SWT telah menunjukkan kebenaran di atas keburukan seseorang.
MasyaAllah, Maha Baik Allah SWT, Maha Pengasih dan Penyayang.

 

Oh iya...
Beberapa waktu lalu, aku pernah menulis tentang resolusi beserta reward yang kutujukan untuk diriku sendiri.
Jadi ceritanya pada akhir Februari kemarin, terbersit keinginan untuk hidup lebih sehat dan melibas timbunan lemak di badan. Diet dimulai dengan mengurangi asupan karbohidrat dan memperbanyak gerak untuk membakar kalori. Minggu pertama adalah masa-masa terberat tapi setelahnya semakin mudah. Setelah seminggu berlalu, tiba-tiba ingin membuat resolusi dan reward untuk menyemangati diri.

Resolusinya, aku harus bisa setidaknya turun 10 kg, mudah kan... Ternyata enggak, benar-benar melelahkan. Mengurangi timbunan lemak sekaligus menambah massa otot itu susah banget. Empat kilo pertama memang mudah, tapi enam kilo selanjutnya itu seperti tidak akan pernah mungkin terwujud. Nah, beralih ke reward kalau resolusi tercapai maka aku bisa menyenangkan diri dengan melihat fanmeeting idol korea kesukaanku di Sg. Dan ternyata juga, ini tidak akan sepenuhnya menyenangkan karena aku harus berkorban dua bulan gaji dll demi reward itu. Maklumlah, aku bukan seorang tajir melintir dan pekerjaanku hanyalah "civil servant" yang kalau diartikan "pembantu umum", hehehehe. Intinya, kalau resolusiku berhasil maka rewardnya juga sebagai boomerang berupa hukuman finansial.

Singkatnya, setelah perjuangan dua bulan menggila tanpa karbo, aku jadi membeli tiket fanmeeting itu. Kupikir-pikir, tanggung banget kalau aku cuma datang ke sana untuk nonton fanmeeting lalu langsung balik, akan lebih bijaksana kalau sekaligus ada tujuan lain yaitu jalan-jalan versi low budget alias sengirit-ngiritnya. FYI, ini pertama kalinya aku jalan-jalan sendirian di negeri seberang, meskipun cuma negara kecil di seberang selat. Ini benar-benar modal nekat, tidak punya teman di sana, hanya berdasar informasi dari utub dan mbah gugel. Anggap saja trial ke negara yang dekat terlebih dahulu sebelum yakin berani ke negara +82. Lucunya, ada perbedaan waktu satu jam antara WIB dengan Waktu Sg, padahal kalau kita lihat di peta, globe, atau google maps seharusnya masih berada di garis waktu yang sama, hal ini juga terjadi di Malaysia. Ah entahlah, suka-suka kebijakan masing-masing negara saja deh, wkwkwkwkkkk.

Alhamdulillah, kira-kira 90% itinerary-ku terlaksana. Thanks to kakiku yang sangat berbaik hati mau bekerja sama dari pagi hingga malam, naik-turun eskalator dan masuk-keluar lorong downline MRT, juga berjalan-jalan ke seluruh penjuru kota tanpa lelah. Hasilnya, aku keluar uang untuk transportasi lebih-kurang dua ratus ribu saja selama empat hari di sana. Hanya saja, aku melakukan kebodohan yang luar biasa saat membuat itinerary, aku tidak sadar dan benar-benar lupa kalau tanggal 1 Mei yang merupakan Hari Buruh Internasional adalah hari libur nasional. Penyesalan yang amat sangat, andai saja tahu, aku pasti akan mengubah itinerary menjadi enam hari sampai 1 Mei 2019. Betapa kesal pada diriku sendiri yang tidak mengecek detail penting. Untuk itu, aku berencana untuk wajib kembali ke sana untuk lebih mengeksplore negara kecil itu secara lebih menyeluruh, setidaknya dengan persiapan yang lebih mendetail dan tambahan budget, aamiin.

Ini dia itinerary-ku, hanya meleset satu karena tidak sempat ke China Town. Niat melihat Merlion juga gagal karena sedang dalam perbaikan, wakakakak naseeeeeb.

Spoiler: itinerary

Kalau ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaafkan ya, hehehehe...

 

(Are U?) HAPPY NOW
by 핫펠트 Ft. 문별

Are you happy now?
God is watching... over you.
(be young n rich) All U love is you...

계속 그렇게 해피하길 바래
너 살던 대로 쭉 제발
계속 그렇게 해피 해피하길 바래
진심으로 pray for you.

Are you happy now?
잘 먹고 잘 사니 나 없이도,
Young Boy.

전부 돌아온단다 얘야
뿌린 대로 거두지 뭐든
God is watching over,
God is watching.

Life’s a b*tch, Boy.
너도 배우겠지 살다 보면
What comes around goes back around
얼마나 잘 사나 지켜볼게, see ya.

Spoiler: Happy Now MV

Short Film Ver. MV

Lyrics Ver.

P.S:
Keren bgt for a whole song.
Liriknya agak2 dark, but anyone can relate to.

 

QS. Al Baqarah: 216​

وَ عَسٰۤی اَنۡ تَکۡرَہُوۡا شَیۡئًا وَّ ہُوَ خَیۡرٌ لَّکُمۡ ۚ وَ عَسٰۤی اَنۡ تُحِبُّوۡا شَیۡئًا وَّ ہُوَ شَرٌّ لَّکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ یَعۡلَمُ وَ اَنۡتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ


“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai semua, padahal ia amat buruk bagimu,
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”​

 

Hyejin~ah...

Byul~ee...

 

Memories...

Kemarin pagi, aku mencoba melakukan ibadah yang disunahkan agama, yang belum pernah kulakukan sebelumnya.
Saat bangun pagi ini, aku merasa kesedihan luar biasa, entah kenapa, tidak bisa dijelaskan apa sebabnya.

Sebenarnya dari semalam aku teringat seseorang, tapi tak kuhiraukan.
Dan pagi ini, aku kembali teringat pada satu nama yang sekalipun belum pernah bertemu dengannya.
Seseorang yang sampai sekarang masih kupercaya sebagai pria yang luar biasa baik dan cerdas,
selain cara berpikir dan cara bertindaknya yang sering di luar nalar pria normal.
Pernah menjadi teman, sahabat, adik, guru kehidupan, atau entah bisa kusebut apa dia,
orang yang telah memberikan sangat banyak ilmu dan pelajaran berharga, yang sampai sekarang masih kupelajari pelan-pelan.

Kesedihan itu sudah ditemukan sebabnya.
Barusan kutahu kabar bahwa kamu sedang tertimpa musibah, inna lillahi wa inna ilaihi ro'jiun.
Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan kepadamu,
semoga kamu segera diberikan kesembuhan dan dihilangkan dari rasa sakit,
dan semoga dengan sakitmu dapat menjadi pengikis segala dosa dan sebagai waktu rehat sejenak dari aktivitas fisik dan mental.
Aamiin Allahumma Aamiin.

Aku hanya bisa meminta maaf,
karena untuk sekali lagi, yang bisa kulakukan hanyalah mendoakanmu.
Toh kamupun tidak menginginkan kehadiranku.
Semoga kamu selalu bahagia di kehidupanmu.
Dan sekali lagi, titip salam taklim untuk Ibu.
Semoga Beliau selalu diberikan kesehatan dan perlindungan dari Allah SWT.
Semoga suatu saat aku bisa diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Beliau,
wanita yang telah mengajarkan semua ilmu dan segala kebaikan yang diturunkan padamu.

 

We were destined to meet again.

FIRE

​