1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

I cried for my brother six times

Discussion in 'Motivasi & Inspirasi' started by princess, Aug 22, 2008.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. princess M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Apr 30, 2008
    Messages:
    437
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +160 / -0
    Aku adalah seorang wanita dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik laki-laki, tiga tahun lebih muda dariku.

    Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis disekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat dikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya."Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

    Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. sudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

    Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

    Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11 tahun.

    Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

    Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

    Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."

    Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20 tahun.

    Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"

    Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab,tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

    Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."

    Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

    Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."

    Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

    Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

    Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

    Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

    Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa
    yang akan dikirimkan?"

    Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!" "Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29 tahun.

    Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

    Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

    Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. zaan16 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 17, 2008
    Messages:
    930
    Trophy Points:
    147
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +1,309 / -0
    gileee...
    hampir mw nangis gw bacanya:onion-92:
    ini cerita dari orang mana???
    keknya orang cina yah???
     
  4. tiiinaaa M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 8, 2008
    Messages:
    761
    Trophy Points:
    156
    Ratings:
    +4,856 / -0
    :em4600:
    cRt yg bgtu singkt...
    tp menguRas airmta bgtu byk.

    andaikn ade g, chayank ma g kyk d'atas!!!!
    :onion-57:
     
  5. mbikh♥♥ M V U

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 21, 2008
    Messages:
    155
    Trophy Points:
    67
    Ratings:
    +65 / -0
    gileee.. ceritanya dalem bangetz..!! T.T

    bner2 slg menyayangi.. coba kknya bisa berbuat lbih bnyak buat adeknya
     
  6. dereverse M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 26, 2007
    Messages:
    253
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +179 / -0
    Rela berkorban gitu, buset dah... Format ceritanya mirip sm cerita yang tentang "Ibu" ya soalnya ada kasih "waktu itu saya berumur ....."
     
  7. CottonBud Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 10, 2008
    Messages:
    5,582
    Trophy Points:
    267
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +29,658 / -0
    speechless [​IMG]

    nice share, princess !!!!!!!!!

    cerita ini terlalu sedih... cuman maknanya whuaaaaaaaaaaaaaaaa
     
  8. SassyBoys M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jul 9, 2008
    Messages:
    205
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +771 / -0
    wwaaaa....wahhh....dah ke duluan post yee.....maap ye bu...

    thread ane dah di apus kok...untug lid2 dulu....wkwkwkw

    CMIWW...

    Sumber: Diterjemahkan dari "I cried for my brother six times"
     
  9. silverpanda M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 1, 2008
    Messages:
    265
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +826 / -0
    bener mengharukan..

    memang seharusnya saudara itu saling mengasihi.

    thx for share
     
  10. princess M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Apr 30, 2008
    Messages:
    437
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +160 / -0

    ga salah tu?
     
  11. Shinigami M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 13, 2008
    Messages:
    687
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +3,645 / -0
    Gw jadi kangen ma dd gue :onion-10:

    kita berdua kompak banget soalnya hiks hiks
     
  12. nadia_exe Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 2, 2009
    Messages:
    50
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +77 / -0
    nangis gue bacanya..sampe temen kantor di depan gue ngeliat dengan muka prihatin...
     
  13. ryuga_mayohiro Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 14, 2009
    Messages:
    104
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +12 / -0
    owh Sedih jadi inget adeK gw~
    hikz
    4give me kalo selama ini banyak bikin repod~
    sini gw bantuin lo masuk kuliah!!!
     
  14. Speed Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 26, 2009
    Messages:
    133
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +97 / -0
    sedih banget bacanya...
    salut wat persaudaraan mereka...
     
  15. silenceofryogi Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 8, 2010
    Messages:
    66
    Trophy Points:
    32
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +17 / -0
    Hwaaaa, w jga jd kangen kk w yg crewet tp care bget ma w, hiks hiks hiks
     
  16. benih M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Nov 11, 2009
    Messages:
    482
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +2,288 / -0
    cerita bagus

    mengharukan sekali kk
     
  17. Zervo CO-ADMIN

    Offline

    Oniisan

    Joined:
    Dec 8, 2008
    Messages:
    10,183
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +148,281 / -2
    Nice story..

    gw dikasih link ini dah lama sama temen gw..
    tapi baru kesempetan baca sekarang

    untung gw simpen.. :terharu:

    Beberapa x hampir menitiskan air mata :hiks:


    Princess skrg dah jarang aktip kayanya..
    pdhl dulu sering banget nyumbang2 story bagus :tolong:
     
  18. pasingsingan01 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 6, 2010
    Messages:
    149
    Trophy Points:
    31
    Ratings:
    +90 / -0
    ceritanya bener2 menyentuh...
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.