1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

FanFic Hikayat Jin dan Gensokyo

Discussion in 'Fiction' started by mabdulkarim, Jul 6, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. mabdulkarim Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 4, 2012
    Messages:
    171
    Trophy Points:
    41
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +49 / -0
    Alkisah di tanah Gensokyo...

    Di Kourindou....

    “Kourin! Ini apa -ze?” tanya Marisa melihat sebuah lampu antik asal timur dekat di tumpukan barang-barang.

    Rinnosuke yang sedang duduk-duduk santai itu melihat sebentar lampu. “Oh itu, aku juga tak tahu!” jawabnya lalu melanjutkan membaca sebuah majalah dunia luar. “Kalau kau mau ambil ambil saja.”

    Arigatou, Kourin,” ujar Marisa seraya tersenyum. Ia langsung berlari membawa lampu itu dan terbang dengan sapunya sehabis keluar dari Kourindou.

    “Oh ya, kenapa ada barang seperti itu di tempatku?” gumam Rinnosuke bingung lalu membetulkan kacamatanya.
    ***
    Di Kuil Hakurei, tepatnya di belakang kuil...

    “Oi, Reimu! Lihat apa yang kudapatkan -ze!” seru Marisa yang mau mendarat. Reimu yang sedang menyapu halaman belakang kuil bingung lampu apa yang dibawa Marisa. Seumur hidup ia belum pernah melihat lampu seperti itu. Ia berpikir lampu apa itu? Apakah itu lampu atau alat baru minum sake?

    “Apa itu?” tanya Reimu ketus. “alat minum baru?”

    “Entahlah -ze,” jawab Marisa seraya mendarat dan berjalan menuju Reimu. “Mau coba minum sake dengan lampu ini-ze?”

    “Boleh saja tapi kayaknya kotor itu lampu,” kata Reimu memperhatikan bertapa dekilnya lampu tersebut. “Sepertinya usianya sudah tua. Lebih baik kau bersihkan dulu. Aku tak mau kalau aku mendadak sakit hanya gara-gara minum pakai benda seperti itu. Kau tka mau tanggung jawabkan kalau terjadi insiden lagi selagi aku sakit!”

    “Oke oke -ze,” ujar Marisa lalu mengelap lampu dengan ujung bajunya. Tiba-tiba lampu yang dipegang Marisa itu bergetar hebat. Marisa dan Reimu terkejut dan bingung kenapa lampu tersebut bisa bergetar. Apa mungkin mau meledak, pikir Marisa yang sudah ketakutan sendiri dan melempar lampu tersebut ke tengah halaman.

    Dari lubang lampu tersebut keluarlah gas. Reimu dan Marisa berpikir mungkin akan ada Youkai yang keluar dari lampu tersebut. Mereka berdua bersiap mengeluarkan jurus andalan mereka untuk menghadapi Youkai tersebut.

    “Ho-Hoi,” teriak sesosok jin besar yang keluar dari lampu tersebut. Jin tersebut menyerupai sesosok wazir Persia tua dan ukurannya sekitar empat meter. “Aku adalah Jin yang sudah mendekam ratusan tahun disegel sejak zaman Abbasiyah. Karena kau sudah membebaskanku akan kuberi sa-“

    “RASAKAN INI!” teriak Reimu lalu mengeluarkan ratusan danmaku dan Marisa pun tak mau kalah. Ia mengeluarkan lasernya yang diarahkan ke dada jin tersebut.

    “Ho-Hoi, kalian berani melawanku. Rasakan akibatnya!” seru jin tersebut lalu ia menjentikan jari dan keluarlah ratusan bola api yang diarahkannya ke Reimu dan Marisa.

    Dengan cekatan, Reimu dan Marisa menghindari serangan membabi buta tersebut. Danmaku-danmaku yang dilancarkan Reimu terbakar bola api jin tersebut sedangkan laser Marisa ditangkis jin tersebut dengan tangan kosongnya.

    “Kuat juga kau, Youkai –ze,” kata Marisa lalu bersiap mengeluarkan Master Spark dari mini-Hakkero miliknya.

    “Youkai?! Aku ini jin! JIN!!” teriak jin tersebut yang menggelegar sampai-sampai terdengar radius 5 kilometer dari kuil Hakurei.

    Sejenak Reimu dan Marisa menghentikan serangannya. Mereka kembali mendarat ke tanah dan Reimu yang penasaran itu pun bertanya,”Apa itu jin?”

    “Sejenis makhluk astral yang punya kekuatan masing-masing,” jelas jin tersebut dengan bangganya.

    “Kalau begitu sama saja kayak Youkai –ze?!” seru Marisa.

    “Ya sudahlah. Beda nama saja...” ujar jin tersebut. “Apakah kalian mau mengutarakan permintaan kalian? Akan aku kabulkan tiga permintaan! Naik dua karena kalian kurasa cukup bisa menandingiku.”

    “Permintaan? Maksudmu apa –ze?” tanya Marisa bingung.

    “Kau, gadis bertopi pembawa sapu telah membebaskanku dan sekarang akan aku beri kau tiga permintaan!” jelas jin tersebut seraya melipat tangannya di dadanya yang besar.

    “Permintaan ya –ze..” gumam Marisa lalu terdiam sejenak. “Reimu, apa kah kau mau satu permintaan darinya –ze?”

    “Permintaan dari Youkai? Baru kali ini aku dengar Youkai bisa mengabulkan permintaan,” ujar Reimu terkesan meremehkan kekuatan jin tersebut. “Kalau begitu aku minta kau isi penuh kotak amal kuil ini dengan emas!!”

    “Ah, permintaan seperti itui gampang,” kata jin tersebut lalu menjentikan jarinya. “Sekarang kau lihat ke depan.”

    Reimu dengan senyuman remehnya berjalan ke area depan kuil, diikuti Marisa dan jin tersebut. Ia merasa Youkai (jin) tersebut hanya berbohong belaka. Ketika sampai di depan, bukan main terkejutnya sang gadis kuil tersebut melihat kotak amal kuilnya penuh akan koin emas.

    “HORE!” teriak girang Reimu lalu mengelus-elus kotak amalnya dan mengeluarkan beberapa koin emas dari kotak amalnya. Seumur hidup ia tak pernah mengira kalau kotak amal kuilnya bisa sepenuh ini, sampai-sampai menggunung keluar dari kotak.

    “Kau percaya dengan kekuatanku kan sekarang?” tanya jin tersebut dengan sombongnya.

    “IYA!” jawab Reimu tersenyum. “Oh ya, ini koin tidak seperti koin biasanya?” ungkap Reimu heran sambil memperhatikan koin yang ia pegang. Terlihat ada tulisan Arab-nya, entah apa artinya.

    “Oh, itu dinar. Koin emas asal timur tengah di eraku,” ujar jin tersebut. “Di kotak amal tersebut selain ada dinar, ada koin-koin emas lain dari seluruh penjuru dunia!”

    “Wow,” Reimu terkagum-kagum lalu ia mencoba mengeluarkan tiap koin dari kotak amalnya dan menghitung seberapa banyak koin miliknya. Dari beberapa koin yang dikeluarkan Reimu, terlihat beberapa koin cetakan kekaisaran Tang, Britania, Venesia, Jepang, dan Prancis.

    “Oh ya jin, aku penasaran bagaimana jin sebesar kau bisa masuk ke dalam lampu kecil seperti ini –ze?” tanya Marisa penasaran.

    “Kalau kau penasaran akan aku ceritakan kisahku...” sang jin mulai menceritakan ceritanya.
    ***
    Kembali Kourindou....

    “Banyak juga barang-barang yang aku tak ketahui asalnya di tempat ini,” gumam Rinnosuke mengobok-obok barangnya.

    “Apa ini?!” kata Rinnosuke menemukan sebuah kendi tanah liat buatan Jawa dan menggosok-gosokannya.

    Tiba-tiba keluar gas dari mulut kendi tersebut yang membuat Rinnosuke terkejut. Rinnosuke mundur beberapa langkah dan menyaksikan sesosok jin yang berwujud seorang dalang yang memakai blangkon.

    “Ho-ho, aku beri kau satu permintaan!” seru jin tersebut yang ukurannya setara dengan Rinnosuke.

    “Aku mau...” sejenak Rinnosuke berpikir sejenak apa yang sebenarnya ia inginkan.
    Bersambung...
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.